• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Islam di dunia papua dan indones

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Islam di dunia papua dan indones"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Islam di dunia,di Indonesia,dan di

Papua

Penyebaran islam di Dunia

Di bawah gunung inilah pada tahun 91 Hijriah atau 710 Masehi, Tariq bin Ziyad membakar kapal yang membawanya beserta pasukannya menuju Andalusia atau Spanyol. ”Sekarang pilihan kita hanya maju berjuang atau mundur tenggelam ke laut.” Sejak saat itu, Islam masuk ke Benua Eropa dan memperkenalkan peradaban yang tinggi di sana.

Meskipun setiap nabi adalah bersaudara dan membawa risalah yang sama, Nabi Muhammad saw. memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh nabi lain. Kekhususan itu adalah kenyataan bahwa risalah yang dibawa Rasulullah saw. tidak terbatas untuk bangsa Arab semata, tetapi kepada seluruh manusia sejak masanya diutus hingga nanti akhir zaman. Hal ini menyebabkan risalah Nabi Muhammad saw. tetap berlaku meskipun beliau sudah wafat 1.400 tahun yang lalu.

Semenjak awal Islam didakwahkan, semangat untuk membumikan Islam tetap terasa. Pada masa Rasulullah saw. penyebaran Islam telah jauh menyeberang wilayah yang beliau kuasai. Sebelum Islam diterima dengan baik oleh warga Mekah, dakwah Islam telah menyeberang sampai ke Habsyah yang saat ini kita kenal sebagai negara Etiopia. Pada saat kaum muslimin menderita tekanan yang luar biasa dari kekejaman orang-orang kafir Quraisy, mereka menyeberangi laut dan mengungsi ke Habsyah. Dengan kedatangan delegasi kaum muslimin ini Islam mulai dikenal oleh dunia luar Jazirah Arab. Bahkan, dakwah yang dilakukan dalam pengungsian itu telah mengetuk hati Raja Najasy (Negus) yang memimpin Habsyah. Najasy memeluk Islam di hadapan Ja’far Abu Thalib. Inilah salah satu tonggak penyebaran Islam di seluruh dunia.

Penyebaran Islam ke luar Jazirah Arab pertama kali dilakukan oleh Rasulullah saw. dengan mengirimkan surat kepada beberapa pemimpin negara tetangga, di antaranya Romawi, Syam, dan Persia. Beberapa mendapat perlakuan hormat meskipun para raja itu tidak memenuhi ajakan Rasulullah saw. untuk memeluk Islam. Beberapa di antaranya menolak keras. Meskipun mendapat penentangan dan penolakan, dakwah Islam terus bergerak dan membuahkan hasil yang menggembirakan.

(2)

mencapai hampir seluruh pelosok bumi. Penyebaran Islam ini mendapat bentuknya pada masa Kesultanan Ummayah dan Abbasyiah. Dengan nilai dan ajaran Islam yang tinggi, mereka kemudian membentuk budaya Islam yang hingga saat ini telah mewariskan warisan ilmu pengetahuan yang sangat tinggi. Bekas kebudayaan Islam terentang dalam semua wilayah yang pernah dikuasai oleh umat Islam. Peninggalan berupa bangunan bersejarah, perpustakaan kuno, hingga universitas Al-Azhar hingga kini masih dapat dilihat dan terus dilestarikan. Peninggalan sejarah itu menjadi bukti nyata peran Islam di dunia. Saat ini Islam dianut oleh lebih dari satu miliar manusia yang hidup di muka bumi ini. Kaum muslimin tersebar di seluruh dunia, dari ujung barat Eropa hingga ujung timur Rusia. Islam terentang dari selatan Australia hingga ujung Kutub Utara.

Perkembangan Islam pada masa kini tidak dapat dilepaskan dari keadaan sosial politik yang melingkupi kehidupan umat Islam. Secara umum kehidupan umat Islam saat ini berada dalam tekanan yang luar biasa semenjak peristiwa WTC pada tanggal 11 September 2001. Kampanye politik dan peperangan yang mengatasnamakan pemberantasan terorisme telah menekan perkembangan Islam dengan sedemikian hebat. Kaum muslim terutama yang berada di negaranegara yang mayoritas beragama lain, mengalami penderitaan. Meskipun demikian, Allah Maha Mengetahui dan Mahakuasa. Saat kaum muslim mendapatkan tekanan yang sangat berat, kesadaran untuk menilik kembali agama Allah Swt. ini semakin besar baik di kalangan kaum muslimin sendiri maupun luar Islam. Keingintahuan tentang Islam menjadi tren baru para akademisi maupun masyarakat umum.

Dengan rahmat Allah Swt. Islam semakin dikenal oleh orang-orang yang sebelumnya tidak mengenal Islam sama sekali. Dampak yang terjadi pun sangat membahagiakan. Berdasarkan statistik, di banyak negara terjadi konversi agama yang terus meningkat dari non-Islam menjadi Islam. Pengetahuan yang mereka dapatkan setelah mempelajari Islam menyebabkan mereka ingin memeluk Islam. Hal ini tentu merupakan tantangan sekaligus berita yang membesarkan hati. Perkembangan Islam di dunia secara miniatur sebenarnya dapat kita lihat dari perkembangannya di dua tempat yang saat ini menjadi poros dunia, yaitu Amerika dan Eropa.

(3)

jumlah kaum Yahudi, dan menjadikan Islam agama terbesar nomor dua di negara itu setelah agama Kristen.

Masyarakat muslim AS merupakan sebuah mozaik kebudayaan, para anggotanya berasal dari kelima benua. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, sebagian besar kaum muslim adalah imigran, yaitu 77,6% berbanding 22,4% yang lahir di AS. Penelitian itu juga menunjukkan asal usul masyarakat muslim, yaitu 26,2% dari Timur Tengah (Arab), 24,7% dari Asia Selatan, 23,8% Amerika keturunan Afrika, 11,6% lain lain, 10,3% Timur Tengah (non-Arab), dan 6,4% Asia Timur. Meskipun di AS tidak ada catatan jumlah penduduk berdasarkan agama, para pakar memperkirakan bahwa kaum muslim di AS berjumlah sekitar tujuh juta jiwa. Perkiraan-perkiraan lain berkisar antara empat dan delapan juta jiwa. The Britannica Book of the Year memperkirakan bahwa pada pertengahan tahun 2000 terdapat 4.175.000 muslim di AS, 1.650.000 di antaranya berasal dari kalangan AS keturunan Afrika. Ratarata 17.500 AS keturunan Afrika berpindah pada agama Islam tiap tahun antara 1990 dan 1995. Kelompok-kelompok muslim pertama di AS yang datang dalam jumlah besar berasal dari Afrika Barat antara tahun 1530 sampai 1851 karena adanya perdagangan budak. Mereka terdiri 1/3 dari sekitar 14– 20 persen dari ratusan ribu orang Afrika Barat yang dipaksa pindah dari tanah leluhur mereka.

Jumlah kaum muslim berikutnya yang datang dalam jumlah besar terjadi pada awal abad XX. Mereka datang dari Lebanon, Suriah, dan negara-negara lain di seluruh kekhalifahan Otsman (Turki). Pada masa Pasca-perang Dunia II, selama 1960-an dan 1970-an, terjadi gelombang imigran ketiga terbesar dari seluruh dunia Islam. Gelombang ini mencakup juga banyak kaum muslim yang datang untuk belajar di universitas-universitas AS. Selama dua puluh tahun terakhir, jumlah kaum muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar.

(4)

Pesatnya perkembangan Islam di AS diakui Dr. Umar Faruq Abdullah, ketua Nawawi Foundation. Saat ini tidak kurang dari tujuh juta warga AS yang memeluk agama Islam. ”Agama Islam terus berkembang di AS dan tetap bertahan,’’ ujarnya. Menurut Faruq, 90% umat Islam di AS adalah mereka yang lahir di sana. ”Jadi, umat Islam di AS memiliki potensi dan kemampuan beragam dan kini mereka bergabung dalam sebuah lembaga pendidikan Nawawi Foundation,’’ kata dia.

Peningkatan pemeluk Islam juga terjadi di Benua Eropa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde pada bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan pada tahun 1994, banyak kaum muslim terus melaksanakan salat, pergi ke masjid, dan berpuasa. Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media massa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam. Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, tidak boleh dilupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam saat ini saja, melainkan Islam sesungguhnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Eropa. Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756–1492) di Semenanjung Iberia dan kemudian selama masa Perang Salib (1095–1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu.

Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya abad pertengahan menuju terang-benderangnya masa renaisans. Pada masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.

Perkembangan Islam di Eropa

(5)

menyebabkan seluruh keluarga kerajaan Bani Umayyah ditumpas. Namun, salah seorang keturunan dari Bani Umayyah, yaitu Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana dia mendirikan kerajaan Bani Umayyah yang mampu bertahan sejak tahun 193–458 H (756–1065 M).

Masyarakat Spanyol sebelum Islam memeluk agama Katolik dan sesudah Islam tersebar luas tidak sedikit dari mereka yang memeluk agama Islam secara sukarela. Hubungan antaragama selama itu dapat berjalan dengan baik karena raja-raja Islam yang berkuasa memberi kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di sana telah terjadi percampuran darah juga terdapat orang-orang yang berbahasa Arab, beradat istiadat Arab, meskipun tetap memeluk agama nenek moyang mereka. Islam di Eropa sangat berkembang. Perkembangan itu terjadi dalam berbagai bidang seperti kebudayaan, pendidikan, politik, dan keagamaan.

a. Bidang Kebudayaan

Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh merupakan perantara sekaligus obor kebudayaan dan peradaban. Ketika itu ilmu pengetahuan kuno dan filsafat ditemukan kembali. Selain itu, Spanyol menjadi pusat kebudayaan, karena banyaknya para sarjana dan mahasiswa dari berbagai pelosok dunia berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka, seperti Abdur Rabbi (sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama, logika, dan adat istiadat), Al-Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat yang terkenal dengan bukunya ”Muqaddimah”), Al-Bakri dan Al-Idrisi (ahli ilmu bumi), dan Ibnu Batuta adalah pengembara terkenal yang menjelajahi negeri-negeri Islam di dunia. Selanjutnya, lahir pula seorang ahli filsafat yang lain, yakni Solomon bin Gabirol, Abu BakarMuhammad, Ibnu Bajjah (ahli filsafat abad XII pentafsir karya-karya Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang, sekaligus seorang dokter dan ahli filsafat). Adapun sumbangan utama Ibnu Rusyd di bidang pengobatan yaitu buku ensiklopedi dengan judul Al-Kuliyat fit Tibb, serta buku filsafat ”Tahafut at-Tahafut”.

b. Bidang Pendidikan

(6)

(Perancis Selatan) diambil dari bahasa Spanyol ”Risma” dari bahasa Arab ”Rizma” artinya bundel. Pada masa sekarang ini, Islam di Spanyol masih dianut oleh banyak penduduknya meskipun jauh berkurang dari masa kejayaannya dahulu. Kaum muslimin di Spanyol belum begitu mendapat tempat di panggung kehidupan masyarakat Spanyol.

Perkembangan menggembirakan dalam bidang pendidikan Islam terjadi di Jerman. Di Jerman pelajaran agama Islam sudah disetujui pemerintah untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah negeri. Namun demikian, masih banyak kendala untuk penerapan pelajaran agama Islam di sekolah negeri. Kendala utamanya karena di Jerman belum ada organisasi keagamaan Islam yang diakui oleh pemerintah, sedangkan pemerintahan mensyaratkan hal itu untuk menjadi mitra bicara tunggal guna membahas materi atau pelajaran agama Islam.

Perkembangan pendidikan Islam juga terjadi di Inggris. Saat ini umat Islam di Inggris menjalin kerja sama dengan umat Islam Indonesia. Jadwal programnya adalah pertukaran imam dan khatib yang disepakati dalam kesepakatan Forum Kelompok Penasihat Keulamaan Indonesia-Inggris atau RI UK Islamic Advisory Group (UK-IAG) yang dibentuk atas kesepakatan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair dan Presiden Susilo Yudhoyono, saat berkunjung ke Indonesia Maret 2006. Selain itu, terdapat tiga program lain yang disepakati, yaitu penerjemahan karya-karya Indonesia ke dalam bahasa Inggris, dialog antaragama, dan aneka kegiatan mengisi waktu luang pelajar.

c. Bidang Politik

Secara umum, dalam bidang politik umat Islam belum dapat berperan serta secara maksimal di Eropa. Hal ini terjadi karena memang secara jumlah penduduk kaum muslimin di negara-negara Eropa belum dapat bersaing secara signifikan. Hal ini dipersulit lagidengan adanya sentimen negatif dari kalangan masyarakat Eropa terhadap pemeluk agama Islam terkait dengan isu terorisme. Meskipun demikian, saat ini mulai muncul para tokoh Islam di panggung politik Eropa. Pengangkatan sejumlah intelektual dan teknokrat muslim dalam jabatan-jabatan publik serta terpilihnya politisi muslim sebagai wakil di berbagai dewan perwakilan rakyat di negara-negara Eropa.

Bidang Keagamaan

(7)

muslim khususnya dari Indonesia dan pada masa hidupnya Paus Paulus II pernah mengundang Menteri Agama RI untuk menjelaskan praktik kerukunan hidup beragama di tanah air.

Di Spanyol atau Andalusia pada tahun 1975 sekelompok pemuda masuk Islam, mereka mendirikan masyarakat muslim di Cordova. Selanjutnya, pada tahun 1978 mereka dapat melaksanakan Salat Idul Adha di Kathedral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup Cordoba, Monseigneur Infantes Floredo. Bahkan, Walikota Tulio Anguila melaksanakan teori kerukunan beragama. Ia menawarkan umat Islam menggunakan taman kota dengan diberi kemah besar untuk melaksanakan salat Idul Adha dan berjamaah. Di sana terdapat madrasah yang dikelola Dr. Umar Faruq Abdullah yang mengajar bahasa Arab, ilmu Al-Qur’an, tafsir, fiqih, dan hadis.

Di Belgia berdiri pula gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam. Jumlah umat Islam di sana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel diselenggarakan Muktamar Islam Eropa. Di Austria, Islam masuk pada awal abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Centerdi Kota Wina yang dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s Social Service, madrasah, dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi setelah Kristen.

Di Belanda tepatnya di Kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (warga Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan salat lima waktu. Dakwah Islam di Inggris intensif dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Di pusat Kota London dibangun Central Mosque (Masjid Agung) yang selesai pembangunannya pada tahun 1977 terletak di Regents Park dan mampu menampung 4.000 jamaah, dilengkapi perpustakaan dan ruang administrasi serta kegiatan sosial. Selain itu, orang-orang Islam Inggris juga membeli sebuah gereja seharga 85.000 pound sterling di pusat Kota London yang akan dijadikan pusat pendidikan ilmu agama Islam. Pemeluk agama Islam di sini selain bangsa Inggris sendiri juga imigran Arab, Turki, Mesir, Cyprus, Yaman, Malaysia, dan lainnya (menurut catatan The Union of Moslem Organization), dan di sini agama Islam merupakan agama nomor dua setelah Kristen.

(8)

Arab Saudi itu telah diresmikan pemakaiannya. Jumlah umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia (selain Roma) berjumlah 29.000 jamaah.

Perkembangan Islam di Australia

Islam masuk ke Australia pada abad XIX M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan yang setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk salat. Para pengembara Afganistan tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New South Wales dari bahan kayu, selanjutnya ke Perth ibu kota Australia Barat dan Adelaide ibu kota Australia Tengah. Islam di Australia sangat berkembang dengan pesat.

a. Bidang Keagamaan

Tahun 1924 pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan Islam di sini. Selanjutnya, sesudah berakhir Perang Dunia II orang-orang Yugoslavia yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975, Australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1% nya (132.000 orang) beragama Islam.

b. Bidang Pendidikan

Di Brisbane didirikan ”Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan salat dan meningkatkan silaturahmi. Mayoritas mereka adalah pelajar berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon, dan Australia sendiri. Perkembangan menggembirakan lain berlangsung di Goulbourn, yaitu berdirinya ”Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).Saat ini telah berdiri tiga puluh sekolah serupa di Australia.

Sekolah ini menggunakan kurikulum nasional dan kurikulum internasional. Sekolah ini menetapkan pelajaran agama Islam dan Al-Qur’an sebagai mata pelajaran wajib. Meskipun sekolah ini menyandang label Islam dan semua lembaga pendidikan Islam ternyata terbuka untuk semua agama atau pemeluk agama lain.

Perkembangan Islam di Asia

(9)

terjadi antara Iran dengan Amerika Serikat yang menuduh Iran sedang mengembangkan teknologi nuklir untuk membuat bom nuklir. Tuduhan itu dibantah oleh Iran yang mengklaim bahwa nuklir yang mereka kembangkan mempunyai tujuan damai, yaitu menjadi sumber energi alternatif bagi rakyat Iran. Perselisihan ini belum juga menunjukkan tanda-tanda surut. Islam di Asia dapat berkembang dan perkembangan itu dalam berbagai bidang berikut ini.

a. Bidang Kebudayaan

Pada abad XIII–XV agama Islam berkembang dengan pesat di India, dengan bukti adanya kerajaan-kerajaan Islam di India dan bangunan-bangunan tempat ibadah. Pada waktu kritis Kerajaan Moghul, para pedagang Belanda, Prancis, Inggris, dan Portugis masuk India. Pada perkembangan selanjutnya India resmi dijajah Inggris. Pada tahun 1947 Inggris memberi kemerdekaan kepada India dan sekaligus berakhirnya kejayaan Islam di India. Pada tahun itu juga umat Islam kemudian mendirikan negara baru yang terpisah dari India, yaitu Pakistan.

b. Bidang Politik

Arti penting negara ini dalam sejarah dan perkembangan Islam terutama disebabkan dua hal. Perkembangan yang pertama, perjuangan politiknya berlangsung pada waktu yang sama dengan perjuangan orang Hindu di India. Perjuangan itu bertujuan mendirikan negara tersendiri bagi umat Islam. Ide tentang pembentukan negara tersendiri bagi umat Islam, bermula dari Sayid Ahmad Khan, kemudian dicetuskan oleh Muhammad Iqbal dan akhirnya direalisasi oleh Muhammad Ali Jinnah Pada tahun 1947 Inggris menyerahkan kedaulatan kepada dua dewan konstitusi, yaitu tanggal 14 Agustus 1947 untuk Pakistan dan tanggal 15 Agustus bagi India. Sejak itulah Pakistan lahir sebagai negara Islam. Muhammad Ali Jinnah diangkat sebagai gubernur jenderal dengan gelar ”Quaidi-Azam” atau pemimpin besar. Pakistan mempunyai kekuatan militer yang juga telah diperhitungkan oleh dunia dengan adanya dugaan bahwa negara Pakistan mempunyai kemampuan persenjataan nuklir. Bahkan, Amerika menilai Pakistan,

sebagai negara ”Bom Islam” (Islamic Bomb).

Di negara lain, utamanya kawasan Timur Tengah, isu Palestina masih menjadi isu sentral. Pertikaian antara bangsa Palestina dan penjajah Israel masih terus bergerak dalam damai dan perang. Irak dan Afganistan pun tidak kalah hangat menjadi sorotan sejak kebijakan invasi diterapkan oleh Presiden George W. Bush di Irak. Pertikaian terus berlangsung bahkan hingga saat ini.

Bidang Pendidikan dan Keagamaan

(10)

sebagai pusat syiar dan pendalaman ajaran Islam. Studi Islam dan bahasa Arab kini menjadi bagian kurikulum pendidikan Islam di Rusia. Para sarjana Islam lulusan perguruan tinggi luar negeri menjadi ujung tombak Islam di Rusia. Oleh karena perkembangan Islam di Rusia masih menghadapi sejumlah masalah, digelarlah berbagai seminar untuk mencari jalan keluarnya.

Perkembangan dan kemajuan Islam semakin tampak nyata dan bisa dirasakan lagi setelah RRC merdeka pada tanggal 10 November 1911. Perkembangan tersebut semakin baik dengan hancurnya paham komunis di beberapa belahan dunia. Bahkan di negeri Cina inilah terdapat dua masjid khusus wanita yang berada di Peking (Beijing). Di Cina berdiri beberapa organisasi Islam, antara lain General Moslem Association of Cina. Selain itu, berkembang pula organisasi Islam yang lain dan lembaga pendidikan yang tersebar di beberapa wilayah Republik Rakyat Cina. Meskipun demikian, sejarah perkembangan Islam di Cina ternodai oleh tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah Komunis Cina kepada kaum muslim Uighur pada bulan Juli 2009 yang menyebabkan tewasnya sekitar dua ratus orang dan

melukai ratusan yang lain.

Islam juga dapat berkembang dengan pesat di Singapura. Perkembangannya antara lain di bidang pendidikan, yaitu penerbitan buku-buku agama berbahasa Arab. Madrasah juga banyak didirikan. Islam di Singapura telah mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai agama yang berkembang di negeri itu. Di Singapura terdapat Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang memiliki otoritas bagi pembangunan kehidupan masyarakat Islam di Singapura. MUIS berada di bawah Kementerian Pembangunan Masyarakat dan ditangani oleh menteri lingkungan atau menteri sekitaran. MUIS lahir pada tahun 1990 dengan sebutan Maintenance Religous Harmony Act.

Perkembangan yang tidak kalah menggembirakan juga terdengar dari negeri Brunei Darussalam. Perkembangan Islam di negeri ini bertambah maju dengan cepat setelah pusat penyebaran dan kebudayaan Islam di Malaka jatuh ke tangan Portugis. Kemajuan tersebut semakin cepat pada masa pemerintahan sultan ke-5, yaitu Sultan Bolkiah. Pada tahun 1985 Brunei telah membentuk Majelis Agama Islam berdasarkan Undang-Undang Agama dan Mahkamah Kadi. Islam telah menjadi ideologi negara pada tahun 1985. Brunei mendirikan pusat dakwah untuk kepentingan penelitian agama Islam. Di negara ini anak cacat dan yatim menjadi tanggungan pemerintah. Kini Islam telah menjadi bagian negara Brunei Darussalam.

Perkembangan Islam di Afrika

(11)

memohon kepada khalifah untuk memperluas penyebaran Islam ke Mesir karena dia melihat bahwa rakyat Mesir telah lama menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi di bawah Raja Muqauqis. Mereka sangat memerlukan uluran tangan untuk membebaskannya dari ketertindasan itu. Muqauqis sesungguhnya tertarik hendak masuk Islam setelah menerima surat dari Rasulullah saw. Oleh karena lebih mencintai tahktanya, sebagai tanda simpatinya beliau kirimkan hadiah kepada Rasulullah saw. Perkembangan Islam di Afrika tidak seragam. Berikut adalah ulasan perkembangan Islam di beberapa negara Afrika.

Mesir adalah kawasan Afrika pertama yang menerima masuknya Islam di benua ini, penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa, dengan sekitar tiga jutanya beragama Kristen selebihnya beragama Islam. Bahkan, di Kota Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala macam kebesaran umat Nasrani Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam. Di Mesir terdapat delapan universitas di antara yang termashyur ke seluruh dunia. Salah satunya adalah Universitas Al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Bani Fatimiyah pada tahun 972 M. Di sana banyak mahasiswa yang belajar dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia yang sebagian besar mendapat beasiswa untuk belajar ilmu agama maupun pendidikan umum seperti kedokteran, dan teknik.

Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak yang diekspor ke Amerika Serikat terbesar kedua setelah Arab Saudi. Penduduknya terdiri atas macam-macam suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75% beragama Islam selebihnya Kristen maupun animisme. Negeri-negeri yang menikmati pengaruh Islam di kawasan Afrika dan hingga kini penduduknya mayoritas beragama Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair, dan Ethiopia.

Pada abad XXVIII, mereka telah membentuk pusat intelektual Islam serta berhasil menguasai kepegawaian ketika Inggris menjajah Sierra Leone. Salah seorang tokoh muslim Sierra Leone, tidak lain adalah DR. Ahmad Tejan Kabbah. Pria kelahiran 16 Februari 1932 ini, dikenal sebagai ahli ekonomi, ahli hukum, dan administrator ulung, serta mempunyai pengalaman internasional yang luas, puluhan tahun aktif di United Nation of Development Programme(UNDP) dan Organization of African Unity (OAU). Sekembali ke tanah air pada 1996, ia memimpin partai politik, Sierra Leone Peoples Party(SLPP) dan akhirnya berhasil memenangkan pemilu presiden. Terpilihnya Ahmad Tejan Kabbah sebagai presiden, tentu membawa angin segar bagi komunitas muslim di Sierra Leone.

(12)

Perkembangan Islam di Namibia tidak bisa dilepaskan dari peran Jacobs Salmaan Dhameer, pejabat Komisi Pemilihan Umum negara itu. Tahun 1980 Jacob diundang hadir dalam Konferensi Islam di Maseru (Lesotho). Perjalanannya ke negeri itu membawa hidayah baginya. Di sana, ia bersyahadat. Jacob menjadi orang kulit hitam pertama di negaranya yang menyatakan diri masuk Islam. Pulang ke negaranya, dia tidak menjadi muslim yang pasif. Jacob aktif berdakwah di kalangan sukunya, Suku Nama. Nama Jacob yang sudah populer ditambah dengan citranya yang terkenal ”bersih” di masyarakat menyebabkan banyak anggota sukunya yang berpindah agama. Gelombang pindah agama pun diikuti suku-suku yang lain.Tahun 1980 tidak satu pun masjid berdiri di Namibia. Kini, ada tujuh masjid yang menjadi pusat kegiatan dakwah di negeri itu. Satu lagi masjid di Katutura tengah dibangun. Katutura adalah kawasan kulit hitam di kota lama Windhoek. Katutura berbatasan dengan Afrika Selatan.

Perkembangan Islam di Amerika

Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai ’The New World’ ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam pada era keemasan, Amerika bukan sebuah ’Dunia Baru’. Hal ini karena 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika. Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu Benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus. Islam di Amerika sangat berkembang, perkembangan itu dalam bidang sebagai berikut.

a. Bidang Pendidikan

Secara historis umat Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di Benua Amerika. ”Tidak perlu diragukan lagi, secara historis kaum muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,’’ tutur Fareed H. Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation. Sejarah mencatat muslim dari Afrika telah menjalin hubungan dengan penduduk asli Benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba.

b. Bidang Ekonomi

(13)

menuturkan, saat menginjakkan kaki di Benua Amerika, Columbus pun mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam. ”Columbus juga mengetahui bahwa muslim dari pantai barat Afrika telah tinggal lebih dahulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,” papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.

c. Bidang Keagamaan

Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah menyemai peradabannya di Benua Amerika jauh sebelum bangsa Eropa datang. Fakta lain tentang kehadiran Islam di Amerika jauh sebelum Columbus datang juga diungkapkan Dr. Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard. Dalam karyanya berjudul Saga America, Fell menyebutkan bahwa umat Islam tidak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu. Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang digunakan orang Pima di barat daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California. Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi ’Yasus bin Maria’ yang dalam bahasa Arab berarti ”Yesus, anak Maria”. ”Ini bukan frase Kristen,’’ cetus Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Al-Qur’an. Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika Serikat.

Bidang Politik dan Kemasyarakatan

Dalam bidang politik dan kemasyarakatan, di Benua Amerika utamanya di Amerika Serikat, Islam dan kaum muslimin sedang berada dalam tekanan yang lumayan hebat. Sebagaimana di Eropa, isu terorisme dan stigma negatif yang berkembang dalam masyarakat Amerika menyebabkan kaum muslimin tertekan. Meskipun demikian, terdapat perkembangan yang sangat menggembirakan terkait perkembangan Islam di Amerika. Seiring dengan meningkatnya sentimen negatif terhadap Islam, keingintahuan masyarakat terhadap Islam juga meningkat dengan tajam.

(14)

memeluk agama Islam sejak terjadinya peristiwa 11 September 2001 dan kerasnya hujatan kepada Islam dan kaum muslimin. Disinyalir, jumlah mualaf yang masuk Islam setelah peristiwa 11 September 2001 lebih banyak dari jumlah mualaf baru selama tiga puluh tahun sebelum peristiwa tersebut.

Penyebaran Islam di Nusantara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penyebaran Islam di Nusantara adalah proses menyebarnya

agama Islam di Nusantara (sekarang Indonesia). Islam dibawa ke Nusantara oleh pedagang dari Gujarat, India selama abad ke-11, meskipun Muslim telah mendatangi Nusantara sebelumnya.

[butuh rujukan] Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui jumlah

penganut Hindu dan Buddhisme sebagai agama dominan

bangsa Jawa dan Sumatra. Bali mempertahankan mayoritas Hindu, sedangkan pulau-pulau timur sebagian besar tetap menganut animisme sampai abad 17 dan 18 ketika agama Kristen menjadi dominan di daerah tersebut.

Penyebaran Islam di Nusantara pada awalnya didorong oleh meningkatnya jaringan perdagangan di luar kepulauan Nusantara. Pedagang dan bangsawan dari kerajaan besar Nusantara biasanya adalah yang pertama mengadopsi Islam. Kerajaan yang dominan, termasuk Kesultanan

Mataram (di Jawa Tengah sekarang), dan Kesultanan Ternate dan Tidore di Kepulauan Malukudi timur. Pada akhir abad ke-13, Islam telah berdiri di Sumatera Utara, abad ke-14 di timur

laut Malaya, Brunei, Filipina selatan, di antara beberapa abdi kerajaan di Jawa Timur, abad ke-15 di Malaka dan wilayah lain dari Semenanjung Malaya (sekarangMalaysia). Meskipun diketahui bahwa penyebaran Islam dimulai di sisi barat Nusantara, kepingan-kepingan bukti yang ditemukan tidak menunjukkan gelombang konversi bertahap di sekitar setiap daerah Nusantara, melainkan bahwa proses konversi ini rumit dan lambat.

Meskipun menjadi salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam sejarah Indonesia, bukti sejarah babak ini terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia sangat terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara kala itu.[1]:3 Bukti utama,

setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan beberapa kesaksian peziarah, tetapi bukti ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Bukti ini tidak bisa menjelaskan hal-hal yang lebih rumit seperti bagaimana gaya hidup dipengaruhi oleh agama baru ini, atau seberapa dalam Islam mempengaruhi

masyarakat. Dari bukti ini tidak bisa diasumsikan, bahwa karena penguasa saat itu dikenal sebagai seorang Muslim, maka proses Islamisasi daerah itu telah lengkap dan mayoritas penduduknya telah memeluk Islam; namun proses konversi ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan terus berlangsung di Nusantara, bahkan tetap berlangsung sampai hari ini di Indonesia modern. Namun demikian, titik balik yang jelas terjadi adalah ketika Kerajaan Hindu Majapahit di Jawa dihancurkan oleh Kerajaan Islam Demak. Pada 1527, pemimpin perang Muslim Fatahillah mengganti

(15)

Teori Masuknya Islam ke Idonesia

Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara yang dibawa oleh para pedagan muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat perbedaan pendapat dari para sejarawan. Namun setidaknya 3 tiga teori tentang masuknya Islam ke Indonesia

1. Teori Gujarat

Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.

2. Teori Persia

P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia dengan Persia.

3. Teori Mekkah

Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para pedagah Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada abad ke-7 sudah terdapat perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

Proses Masuknya Islam ke Nusantara

Masuknya islam di Indonesia berlangsung secara damai dan menyesuaikan dengan adat serta istiadat penduduk lokal. Ajaran islam yang tidak mengenal perbedaan kasta membuat ajaran ini sangat diterima penduduk lokal. Proses masuknya islam dilakukan melalui cara berikut ini.

1. Perdagangan

Letak Indonesia yang sangat strategis di jalur perdagangan di masa itu membuat Indonesia banyak disinggahi para pedagang dunia termasuk pedagang muslim. Banyak dari mereka yang akhirnya tinggal dan membangun perkampungan muslim, tak jarang mereka juga sering mendatangkan para ulama dari negeri asal mereka untuk berdakwah. Hal inilah yang diduga memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam di nusantara.

2. Perkawinan

(16)

3. Pendidikan Setelah perkampungan islam terbentuk, mereka mulai mendirikan fasilitas pendidikan berupa pondok pesantren yang dipimpin langsung oleh guru agama dan para ulama. Para lulusan pesantren akan pulang ke kampung halaman dan menyebarkan ajaran islam di daerah masing-masing.

4. Kesenian Wayang merupakan warisan budaya yang masih terjagan hingga saat ini, dalam penyebaran ajaran islam wayang memiliki perang yang sangat konkrit. Contohnya sunan kalijaga yang merupakan salah satu tokoh islam menggunakan pementasan wayang untuk berdakwah.

Awal sejarah

[sunting | sunting sumber]

Peta lokasi Kesultanan Samudera Pasai.

Bukti sejarah penyebaran Islam di Nusantara terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara.[1]:3 Bukti

utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan kesaksian beberapa peziarah, tetapi hal ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Baik pemerintah kolonial Hindia Belanda maupun Republik

Indonesia lebih memilih situs peninggalan Hindu dan Buddha di Pulau Jawa dalam alokasi sumber daya mereka untuk penggalian dan pelestarian purbakala, kurang memberi perhatian pada

penelitian tentang awal sejarah Islam di Indonesia. Dana penelitian, baik negeri maupun swasta, dihabiskan untuk pembangunan masjid-masjid baru, daripada mengeksplorasi yang lama.[2]

Sebelum Islam mendapat tempat di antara masyarakat Nusantara, pedagang Muslim telah hadir selama beberapa abad. Sejarawan Merle Ricklefs (1991) mengidentifikasi dua proses tumpang tindih dimana Islamisasi Nusantara terjadi: antara orang Nusantara mendapat kontak dengan Islam dan dikonversi menjadi muslim, dan/atau Muslim Asia asing (India, China, Arab, dll) menetap di Nusantara dan bercampur dengan masyarakat lokal. Islam diperkirakan telah hadir di Asia Tenggara sejak awal era Islam. Dari waktu khalifah ketiga Islam, 'Utsman' (644-656) utusan dan pedagang Muslim tiba di China dan harus melewati rute laut Nusantara, melalui Nusantara dari dunia Islam. Melalui hal inilah kontak utusan Arab antara tahun 904 dan pertengahan abad ke-12 diperkirakan telah terlibat dalam negara perdagangan maritim Sriwijaya di Sumatra.

Kesaksian awal tentang kepulauan Nusantara terlacak dari Kekhalifahan Abbasiyah, menurut kesaksian awal tersebut, kepulauan Nusantara adalah terkenal di antara pelautMuslim terutama karena kelimpahan komoditas perdagangan rempah-rempah berharga

seperti Pala, Cengkeh, Lengkuas dan banyak lainnya.[3]

Kehadiran Muslim asing di Nusantara bagaimanapun tidak menunjukkan tingkat konversi pribumi Nusantara ke Islam yang besar atau pembentukan negara Islam pribumi di Nusantara.[1]:3 Bukti yang

paling dapat diandalkan tentang penyebaran awal Islam di Nusantara berasal dari tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Nisan paling awal yang terbaca tertulis tahun

(17)

diangkut ke Jawa pada masa setelah tahun tersebut. Bukti pertama Muslim pribumi Nusantara berasal dari Sumatera Utara, Marco Polo dalam perjalanan pulang dari China pada tahun 1292, melaporkan setidaknya satu kota Muslim,[4] dan bukti pertama tentang dinasti Muslim adalah nisan tertanggal tahun 696 H (1297 M), dari Sultan Malik al-Saleh, penguasa Muslim pertama

Kesultanan Samudera Pasai, dengan batu nisan selanjutnya menunjukkan diteruskannya

pemerintahan Islam. Kehadiran sekolah pemikiran Syafi'i, yang kemudian mendominasi Nusantara dilaporkan oleh Ibnu Battutah, seorang peziarah dari Maroko, tahun 1346. Dalam catatan

perjalanannya, Ibnu Battutah menulis bahwa penguasa Samudera Pasai adalah seorang Muslim, yang melakukan kewajiban agamanya sekuat tenaga. Madh'habyang digunakannya adalah Imam Syafi'i dengan kebiasaan yang sama ia lihat di India.[4]

Menurut wilayah

[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya sejarawan meyakini bahwa Islam menyebar di masyarakat Nusantara dengan cara yang umumnya berlangsung damai, dan dari abad ke-14 sampai akhir abad ke-19 Nusantara melihat hampir tidak ada aktivitas misionaris Muslim terorganisir.[5] Namun klaim ini kemudian dibantah oleh temuan sejarawan bahwa beberapa bagian dari Jawa, seperti Suku Sunda di Jawa Barat dan kerajaan Majapahit di Jawa Timur ditaklukkan oleh Muslim Jawa dari Kesultanan Demak. Kerajaan Hindu-Buddha Sunda Pajajaran ditaklukkan oleh kaum Muslim pada abad ke-16,

sedangkan bagian pesisir-Muslim dan pedalaman Jawa Timur yang Hindu-Buddha sering

berperang.[1]:8 Pendiri Kesultanan AcehAli Mughayat Syah memulai kampanye militer pada tahun

1520 untuk mendominasi bagian utara Sumatera dan mengkonversi penduduknya menjadi Islam. Penyebaran terorganisir Islam juga terbukti dengan adanya Wali Sanga (sembilan orang suci) yang diakui mempunyai andil besar dalam Islamisasi Nusantara secara sistematis selama periode ini. [1]:8[6]

Malaka

[sunting | sunting sumber]

Didirikan sekitar awal abad ke-15 , negara perdagangan Melayu Kesultanan Malaka (sekarang bagian Malaysia) didirikan oleh Sultan Parameswara, adalah, sebagai pusat perdagangan paling penting di kepulauan Asia Tenggara, pusat kedatangan Muslim asing, dan dengan demikian muncul sebagai pendukung penyebaran Islam di Nusantara. Parameswara sendiiri diketahui telah

dikonversi ke Islam, dan mengambil nama Iskandar Shah setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho yang merupakan Suku Hui muslim dari negeri China. Di Malaka dan di tempat lain batu-batu nisan bertahan dan menunjukkan tidak hanya penyebaran Islam di kepulauan Melayu, tetapi juga sebagai agama dari sejumlah budaya dan penguasa mereka pada akhir abad ke-15.

Sumatera Utara

[sunting | sunting sumber]

(18)

Bukti yang lebih kuat mendokumentasikan transisi budaya yang berlanjut berasal dari dua batu nisan akhir abad ke-14 dariMinye Tujoh di Sumatera Utara, masing-masing dengan tulisan Islam tetapi dengan jenis karakter India dan lainnya Arab. Berasal dari abad ke-14, batu nisan

di Brunei, Trengganu (timur laut Malaysia) dan Jawa Timur adalah bukti penyebaran Islam. Batu Trengganu memiliki dominasi bahasa Sansekerta atas kata-kata Arab, menunjukkan representasi pengenalan hukum Islam. Menurut Ying-yai Sheng-lan: survei umum pantai samudra (1433) yang ditulis oleh Ma Huan, pencatat sejarah dan penerjemah Cheng Ho: "negara-negara utama di bagian utara Sumatra sudah merupakan KesultananIslam. Pada tahun 1414, ia (Cheng Ho)

mengunjungi Kesultanan Malaka, penguasanya Iskandar Shah adalah Muslim dan juga warganya, dan mereka percaya dengan sangat taat".

Di Kampong Pande, Banda Aceh terdapat batu nisan Sultan Firman Syah, cucu dari Sultan Johan Syah, yang memiliki sebuah prasasti yang menyatakan bahwa Banda Aceh adalah

ibukota Kesultanan Aceh Darussalam dan bahwa kota itu didirikan pada hari Jumat, 1 Ramadhan (22 April1205) oleh Sultan Johan Syah setelah ia menaklukkan Kerajaan Hindu-Buddha Indra Purbayang beribukota di Bandar Lamuri.

Pembentukan kerajaan-kerajaan Islam lebih lanjut di bagian Utara pulau Sumatera

didokumentasikan oleh kuburan-kuburan akhir abad ke-15 dan ke-16 termasuk sultan pertama dan kedua Kesultanan Pedir (sekarang Pidie), Muzaffar Syah, dimakamkan 902 H (1497 M) dan Ma'ruf Syah, dimakamkan 917 H (1511 M).Kesultanan Aceh didirikan pada awal abad ke-16 dan kemudian akan menjadi negara yang paling kuat di utara Pulau Sumatra dan salah satu yang paling kuat di seluruh kepulauan Melayu. Sultan pertama Kesultanan Aceh adalah Ali Mughayat Syah yang nisannya bertanggal tahun 936 H (1530 M).

Pada 1520, Ali Mughayat Syah memulai kampanye militer untuk mendominasi bagian utara Sumatera. Dia menaklukkan Daya, dan mengkonversi orang-orangnya ke Islam. [7] Penaklukannya berlanjut ke bawah pantai timur, seperti Pidie dan Pasai menggabungkan beberapa daerah

penghasil emas dan lada. Penambahan daerah-daerah tersebut akhirnya menyebabkan ketegangan internal dalam Kesultanan Aceh, karena kekuatan Aceh adalah sebagai bandar perdagangan, yang kepentingan ekonominya berbeda dari wilayah-wilayah bandar produksi.

Buku ahli pengobatan PortugisTome Pires yang mendokumentasikan pengamatannya atas Jawa dan Sumatera dari kunjungannya tahun 1512-1515, dianggap salah satu sumber yang paling penting tentang penyebaran Islam di Nusantara. Pada saat tersebut, menurut Piers, kebanyakan raja di Sumatera adalah Muslim, dari Aceh dan ke selatan sepanjang pantai timur ke Palembang, para penguasanya adalah Muslim, sementara sisi selatan Palembang dan di sekitar ujung selatan Sumatera dan ke pantai barat, sebagian besar bukan. Di kerajaan lain Sumatera,

(19)

Setelah kedatangan rombongan kolonial Portugis dan ketegangan yang mengikuti tentang kekuasaan atas perdagangan rempah-rempah, Sultan AcehAlauddin al-Kahar (1539-1571)

mengirimkan dutanya ke Sultan Kesultanan Utsmaniyah, Suleiman I tahun 1564, meminta dukungan Utsmaniyah melawan Kekaisaran Portugis. Dinasti Utsmani kemudian dikirim laksamana

mereka, Kurtoğlu Hızır Reis. Dia kemudian berlayar dengan kekuatan 22 kapal membawa tentara, peralatan militer dan perlengkapan lainnya. Menurut laporan yang ditulis oleh Laksamana

Portugis Fernão Mendes Pinto, armada Utsmaniyah yang pertama kali tiba di Aceh terdiri dari beberapa orang Turki dan kebanyakan Muslim dari pelabuhan Samudera Hindia.[8]

Jawa Tengah dan Jawa Timur

[sunting | sunting sumber]

Masjid Agung Demak, Kerajaan Islam pertama di Jawa.

Prasasti-prasasti dalam aksara Jawa Kuno, bukan bahasa Arab, ditemukan pada banyak serangkaian batu nisan bertanggal sampai 1369 M di Jawa Timur, menunjukkan bahwa mereka hampir pasti adalah Jawa pribumi, bukan Muslim asing. Karena dekorasi rumit dan kedekatan dengan lokasi bekas ibukota kerajaan Hindu-Buddha Majapahit, Louis-Charles Damais (peneliti dan sejarawan) menyimpulkan bahwa makam ini adalah makam orang-orang Jawa pribumi yang sangat terhormat, bahkan mungkin keluarga kerajaan.[9] Hal ini menunjukkan bahwa beberapa elit Kerajaan Majapahit di Jawa telah memeluk Islam pada saat Majapahit yang merupakan Kerajaan Hindu-Buddha berada di puncak kejayaannya.

Ricklefs (1991) berpendapat bahwa batu-batu nisan Jawa timur ini, berlokasi dan bertanggal di wilayah non-pesisir Majapahit, meragukan pandangan lama bahwa Islam di Jawa berasal dari pantai dan mewakili oposisi politik dan agama untuk kerajaan Majapahit. Sebagai sebuah kerajaan dengan kontak politik dan perdagangan yang luas, Majapahit hampir pasti telah melakukan kontak dengan para pedagang Muslim, namun kemungkinan adanya abdi dalem keraton yang berpengalaman untuk tertarik pada agama kasta pedagang masih sebatas dugaan. Sebaliknya, guru Sufi-Islam yang dipengaruhi mistisisme dan mungkin mengklaim mempunyai kekuatan gaib, lebih mungkin untuk diduga sebagai agen konversi agama para elit istana Jawa yang sudah lama akrab dengan aspek mistisisme Hindu dan Buddha.[1]:5

Pada awal abad ke-16, Jawa Tengah dan Jawa Timur, daerah di mana suku Jawa hidup, masih dikuasai oleh raja Hindu-Buddha yang tinggal di pedalaman Jawa Timur di Daha (sekarang Kediri). Namun daerah pesisir seperti Surabaya, telah ter-Islamisasi dan sering berperang dengan daerah pedalaman, kecuali Tuban, yang tetap setia kepada raja Hindu-Buddha. Beberapa wilayah di pesisir tersebut adalah wilayah penguasa Jawa yang telah berkonversi ke Islam, atau

wilayah TionghoaMuslim, India, Arab dan Melayu yang menetap dan mendirikan negara

(20)

juga terus berlanjut lama setelah jatuhnya Majapahit oleh Kesultanan Demak, bahkan permusuhan ini juga terus berlanjut lama setelah kedua wilayah tersebut mengadopsi Islam.[1]:8

Kapan orang-orang di pantai utara Jawa memeluk Islam tidaklah jelas. Muslim Tionghoa, Ma Huan, utusan Kaisar Yongle,[4] mengunjungi pantai Jawa pada 1416 dan melaporkan dalam bukunya,

Ying-yai Sheng-lan: survei umum pantai samudra (1433), bahwa hanya ada tiga jenis orang di Jawa:

Muslim dari wilayah barat Nusantara, Tionghoa (beberapa adalah Muslim) dan Jawa yang bukan Muslim.[10] Karena batu-batu nisan Jawa Timur adalah dari Muslim Jawa lima puluh tahun

sebelumnya, laporan Ma Huan menunjukkan bahwa Islam mungkin memang telah diadopsi oleh sebagian abdi dalem istana Jawa sebelum orang Jawa pesisir.

Sebuah nisan Muslim bertanggal 822 H (1419 M) ditemukan di Gresik, pelabuhan di Jawa Timur dan menandai makam Maulana Malik Ibrahim. Namun bagaimanapun, dia adalah orang asing non-Jawa, dan batu nisannya tidak memberikan bukti konversi pesisir Jawa. Namun Malik Ibrahim, menurut tradisi Jawa adalah salah satu dari sembilan rasul Islam di Jawa (disebut Wali Sanga) meskipun tidak ada bukti tertulis ditemukan tentang tradisi ini. Pada abad ke-15-an,Kerajaan Majapahit yang kuat di Jawa berada di penurunan. Setelah dikalahkan dalam beberapa pertempuran,

kerajaan Hindu terakhir di Jawa jatuh di bawah meningkatnya kekuatan Kesultanan Demak pada tahun 1520.

Jawa Barat

[sunting | sunting sumber]

Suma Oriental ("Dunia Timur") yang ditulis Tome Pires melaporkan juga bahwa Suku Sunda di Jawa Barat bukanlah Muslim di zamannya, dan memang memusuhi Islam.[1] Sebuah penaklukan oleh Muslim di daerah ini terjadi pada abad ke-16. Dalam studinya tentang Kesultanan Banten, Martin van Bruinessen berfokus pada hubungan antara mistik dan keluarga kerajaan, mengkontraskan bahwa proses Islamisasi dengan yang yang berlaku di tempat lain di Pulau Jawa: "Dalam kasus Banten, sumber-sumber pribumi mengasosiasikan "tarekat" tidak dengan perdagangan dan pedagang, tetapi dengan raja, kekuatan magis dan legitimasi politik."[11]Ia menyajikan bukti bahwa Sunan Gunungjati diinisiasi ke dalam aliran "Kubra", "Shattari", dan "Naqsyabandiyah" dari sufisme.

Daerah lain

[sunting | sunting sumber]

Tidak ada bukti dari penerapan Islam oleh orang Nusantara sebelum abad ke-16 di daerah luar Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kesultanan Ternate dan Tidore diMaluku, dan Kesultanan Brunei dan Semenanjung Melayu.

Legenda Nusantara dan Melayu

[sunting | sunting sumber]

(21)

kontroversi terus mengelilingi topik ini. Sumber-sumber seperti tidak menjelaskan mengapa konversi signifikan orang pribumi Nusantara menjadi Islam tidak dimulai hingga beberapa abad bahkan setelah para Muslim asing mengunjungi dan tinggal di Nusantara. Sumber-sumber ini juga tidak cukup menjelaskan asal usul dan perkembangan "aliran" istimewa Islam di Nusantara, atau

bagaimana Islam menjadi agama yang dominan di Nusantara.[1]:8 Untuk mengisi kekosongan celah

sejarah ini, banyak peneliti mencari referensi ke legenda-legenda Melayu dan Nusantara tentang konversi pribumi Nusantara ke Islam.

Ricklefs berpendapat bahwa meskipun legenda-legenda ini bukanlah catatan historis yang dapat diandalkan tentang peristiwa yang sebenarnya, legenda-legenda ini berharga dalam memberi titik terang mengenai beberapa peristiwa, melalui wawasan mereka yang tersebar di masyarakat, ke dalam sifat pembelajaran dan kekuatan magis, latar belakang asing dan hubungan perdagangan para guru Islam awal, dan proses konversi yang bergerak dari atas (golongan elit keraton) ke bawah. Legenda ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana generasi muda Nusantara (Indonesia) melihat proses Islamisasi ini.[1]:8–11 Sumber-sumber ini termasuk:

Hikayat Raja-raja Pasai - sebuah teks Bahasa Melayu Kuno yang menceritakan bagaimana Islam datang ke negeri "Samudra" (Kesultanan Samudera Pasai, sekarang di Aceh) di mana Kerajaan Islam di Nusantara yang pertama didirikan.

Sejarah Melayu - teks Bahasa Melayu Kuno, yang seperti juga Hikayat Raja-raja

Pasai menceritakan kisah konversi Samudra, tetapi juga bercerita tentang konversi Raja Malaka

(Parameswara).

Babad Tanah Jawi - nama generik yang digunakan untuk sejumlah besar manuskrip, di mana konversi ke dalam bahasa Jawa yang pertama diatributkan padaWali Sanga ("sembilan orang suci").

Sejarah Banten - Sebuah teks Jawa yang berisi cerita konversi.

Dari teks-teks yang disebutkan di sini, teks-teks Melayu menggambarkan proses konversi ke Islam sebagai ritual pelepasan yang signifikan, ditandai dengan tanda-tanda formal dan nyata dari ritual konversi, seperti sunat, pengakuan iman, dan mengadopsi nama Arab. Di sisi lain, ketika peristiwa-peristiwa magis masih memainkan peran penting dalam kesaksian Jawa tentang Islamisasi, peristiwa magis dalam konversi ke Islam menurut kesaksian teks-teks Melayu tidak ditemukan. Hal ini menunjukkan proses konversi Jawa ke Islam lebih merupakan "menyerap" Islam ketimbang berpindah, [1]:9 hal ini konsisten dengan elemen sinkretismeagama yang secara signifikan lebih besar

(22)

Sejarah islam di papua

Pendahuluan

[sunting | sunting sumber]

Dari sumber-sumber Barat diperoleh catatan bahwa pada abad ke XVI sejumlah daerah di Papua bagian barat, yakni wilayah-wilayah Waigeo, Missool, Waigama, dan Salawati tunduk kepada kekuasaan Sultan Bacan di Maluku. Berdasarkan cerita populer dari masyarakat Islam Sorong dan Fakfak, agama Islam masuk di Papua sekitar abad ke 15 yang dilalui oleh pedagang–pedagang muslim. Perdagangan antara lain dilakukan oleh para pedagang–pedagang suku Bugis melalui Banda (Maluku Tengah) dan oleh para pedagang Arab dari Ambon yang melalui Seram Timur.

Selain melalui jalur perdagangan, di daerah Merauke Islam dikenal melalui perantara orang-orang buangan yang beragama Islam, yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Jawa. Terdapat istilah yang populer di Merauke, yaitu "Jamer" (dari kata Jawa-Merauke), untuk menyebut orang-orang keturunan Jawa baik yang merupakan keturunan orang-orang yang dipindahkan pada zaman penjajahan Belanda ataupun keturunan penduduk program transmigrasi pada masa setelah kemerdekaan Indonesia.

Proses Islamisasi di Papua

[sunting | sunting sumber]

Mengenai kedatangan Islam di Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan yang panjang di antara para ahli mengenai tiga masalah pokok yaitu mengenai tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya.

Tanah Papua secara geografis terletak pada daerah pinggiran Islam di Nusantara, sehingga Islam di Papua luput dari kajian para sejarahwan lokal maupun asing, kedatangan Islam di tanah Papua juga masih terjadi silang pendapat di antara pemerhati, peneliti maupun para keturunan raja-raja di Raja Ampat-Sorong, Fak-Fak, Kaimana dan teluk Bintuni-Manokwari, di antara mereka saling mengklaim bahwa Islam lebih awal datang kedaerahnya yang hanya di buktikan dengan tradisi lisan tanpa didukung dengan bukti-bukti tertulis maupun bukti-bukti arkelogis.

Pengaruh Islam

[sunting | sunting sumber]

Pengaruh Islam terhadap penduduk Papua dalam hal kehidupan sosial budaya memperoleh warna baru, Islam mengisi suatu aspek cultural mereka, karena sasaran pertama Islam hanya tertuju kepada soal keimanan dan kebenaran tauhid saja, oleh karena itu pada masa dahulu

(23)

Namun perkembangan Islam di Papua mulai berjalan marak dan dinamis sejak irian jaya

berintegrasi ke Indonesia, pada saat ini mulai muncul pergerakan dakwah Islam, berbagai institusi atau individu-individu penduduk Papua sendiri atau yang berasal dari luar Papua yang telah mendorong proses penyebaran Islam yang cepat di seluruh kota-kota di Papua. Hadir pula organisasi keagamaan Islam di Papua, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, LDII, dan pesantren-pesantren dengan tradisi ahlussunah waljama'ah.

Ringkasan Sejarah islam di papua

datangan pengaruh Islam ke Pulau Papua, yaitu ke daerah Fakfak Papua Barat tidak

terpisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang antara pusat pelayaran

internasional di Malaka, Jawa dan Maluku. Sebelum membahas proses masuknya

Islam di daerah ini terlebih dahulu akan dibahas proses masuknya agama Islam di

Maluku, Ternate, Tidore serta pulau Banda dan Seram karena dari sini Islam memasuki

kepulauan Raja Ampat di Sorong, dan Semenajung Onin di Kabupaten Fakfak (Onim,

2006:75).

Sejarah masuknya Islam di wilayah Maluku dan Papua dapat ditelusuri dari berbagai

sumber baik sumber lisan dari masyarakat pribumi maupun sumber tertulis. Menurut

tradisi lisan setempat, pada abad kedua Hijriah atau abad kedelapan Masehi, telah tiba

di kepulauan Maluku (Utara) empat orang Syekh dari Irak. Kedatangan mereka

dikaitkan dengan pergolakan politik di Irak, dimana golongan Syiah dikejar-kejar oleh

penguasa, baik Bani Umayah maupun golongan Bani Abasyiah. Keempat orang asing

membawa faham Syiah. Mereka adalah Syekh Mansyur, Syekh Yakub, Syekh Amin dan

Syekh Umar. Syekh Umar menyiarkan agama Islam di Ternate dan Halmahera muka.

Syekh Yakub menyiarkan agama Islam di Tidore dan Makian. Ia meninggal dan

dikuburkan di puncak Kie Besi, Makian. Kedua Syekh yang lain, Syekh Amin dan Umar,

menyiarkan agama Islam di Halmahera belakang, Maba, Patani dan sekitarnya.

(24)

Sedangkan menurut sumber lain Islam masuk ke Ternate di sekitar tahun jatuhnya

kerajaan Hindu Majapahit 1478, jadi sekitar akhir abad ke-15. Sumber lain berdasarkan

catatan Antonio Galvao dan Tome Pires bahwa Islam masuk ke Ternate pada tahun

1460-1465. Dari beberapa sumber tadi dengan demikian dapat diperkirakan bahwa

Islam masuk ke Maluku pada abad 15 selanjutnya masuk ke Papua pada abad

ke-16, sebagain ahli memprediksikan bahwa telah masuk sejak abad ke-15 Sebagaimana

disebutkan situs Wikipedia.

Secara geografis tanah Papua memiliki kedekatan relasi etnik dan kebudayaan dengan

Maluku. Dalam hal ini Fakfak memiliki kedekatan dengan Maluku Tengah, Tenggara dan

Selatan, sedangkan dengan Raja Ampat memiliki kedekatan dengan Maluku Utara.

Oleh karena itu, dalam membahas sejarah masuknya Islam ke Fakfak kedua alur

komunikasi dan relasi ini perlu ditelusuri mengingat warga masyarakat baik di

Semenanjung Onim Fakfak maupun Raja Ampat di Sorong, keduanya telah lama

menjadi wilayah ajang perebutan pengaruh kekuasaan antara dua buah kesultanan

atau kerajaan besar di Maluku Utara (Kesultanan Ternate dan Tidore). Nampaknya

historiografi Papua memperlihatkan bahwa yang terakhir inilah (Kesultanan Tidore)

yang lebih besar dominasinya di pesisir pantai kepulauan Raja Ampat dan Semenajung

Onim Fakfak. Walaupun demikian tidak berarti bahwa Ternate tidak ada pengaruhnya,

justru yang kedua ini dalam banyak hal sangat berpengaruh. D

Dengan adanya pengaruh kedua kesultanan Islam ini di Raja Ampat, Sorong dan

Fakfak, maka telah dapat diduga (dipastikan) bahwa Islam masuk ke Raja Ampat dan

Semenanjung Onim Fakfak serta sebagian besar wilayah pantai selatan daerah Kepala

(25)

pengaruh kedua kesultanan itu (Onim 2006; 83)

Kajian masuknya Islam di Tanah Papua juga pernah dilakukan oleh Thomas W Arnold

seorang orientalis Inggris didasarkan atas sumber-sumber primer antara lain dari

Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Dalam bukunya yang berjudul The preaching of

Islam yang dikutip oleh Bagyo Prasetyo disebutkan bahwa pada awal abad ke-16,

suku-suku di Papua serta pulau-pulau di sebelah barat lautnya, seperti Waigeo, Misool,

Waigama, dan Salawati telah tunduk kepada Sultan Bacan salah seorang raja di

Maluku kemudian Sultan Bacan meluaskan kekuasaannya sampai Semenanjung Onim

(Fakfak), di barat laut Irian pada tahun 1606, melalui pengaruhnya dan pedagang

muslim maka para pemuka masyarakat pulau-pulau tadi memeluk agama Islam

meskipun masyarakat pedalaman masih menganut animisme, tetapi rakyat pesisir

adalah Islam.

Karena letak Papua yang strategis menjadikan wilayah ini pada masa lampau menjadi

perhatian dunia Barat, maupun para pedagang lokal Indonesia sendiri. Daerah ini kaya

akan barang galian atau tambang yang tak ternilai harganya dan kekayaan

rempah-rempah sehingga daerah ini menjadi incaran para pedagang. Karena kandungan

mineral dan kekayaan rempah-rempah maka terjadi hubungan politik dan perdagangan

antara kepulauan Raja Ampat dan Fakfak dengan pusat kerajaan Ternate dan Tidore,

sehingga banyak pedagang datang untuk memburu dagangan di daerah tersebut.

Ambary hasan, dalam tulisannya yang dikutif oleh Halwany Michrob mengatakan bahwa

sejarah masuknya Islam di Sorong dan Fakfak terjadi melalui dua jalur.

(26)

a. Di daerah Sorong, perkembangannya di mulai sejak abad ke-15 ketika Raja-raja

Ternate dan Tidore mengadakan pelayaran ke timur untuk mencari burung kuning yang

berlokasi di Salawati;

b. Perkembangan agama Islam di daerah Fakfak dikembangkan oleh

pedagang-pedagang suku Bugis melalui Banda yang diteruskan ke Fakfak melalui Seram Timur

oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten Attamimi yang telah lama menetap

di Ambon;

Proses Islamisasi di wilayah Fakfak dilakukan melalui jalur

(1) perdagangan, Jalur perdagangan dilakukan ketika para pedagang datang kemudian

mereka menetap di pemukiman masyarakat di sekitar daerah pesisir pantai, selain

berdagang mereka juga memperkenalkan agama Islam dengan mengajarkan penduduk

untuk melakukan shalat.

(2) perkawinan para pedagang umumnya menempuh cara perkawinan agar lebih

gampang atau mudah memperoleh kemungkinan dan jalan masuk untuk mendapatkan

hasil pala dari masyarakat Fakfak. Para pedagang datang ke wilayah ini kemudian

mereka kawin dengan kaum wanita di tempat tersebut dengan demikian ia dijadikan

pemimpin dalam agama Islam.

(3) pendidikan non formal dilakukan melalui pusat-pusat pengajian yang berlokasi di

(27)

(4) politik yang dimaksud dengan penyebaran dakwah melalui saluran politik ialah

bahwa atas jasa dan upaya para raja dan pertuanan dan keluarga-keluarganya maka

agama Islam turut disebarkan (Onim, 2006;102-105).

Pengaruh masuknya Islam di kabupaten Fakfak dapat diketahui dengan adanya

ditemukan mesjid-mesjid kuno peninggalan kerajaan Islam yang pernah berkuasa di

wilayah tersebut diantaranya gong, bedug mesjid, rebana yang digunakan pada saat

upacara maulid, songkok raja, tongkat cis, tanda raja dan adanya silsilah kerajaan dari

kerajaan Ati-ati. Mesjid-mesjid kuno yang ditemukan tersebut tersebar di beberapa

tempat diantaranya mesjid Patimburak, mesjid Werpigan dan mesjid Merapi.

Di Kabupaten Fakfak pada masa awal masuknya agama Islam ada empat raja yang

berkuasa diantaranya Raja Ati-ati, Ugar, Kapiar dan Namatota (sekarang masuk dalam

wilayah kabupaten Kaimana). Masing-masing raja tersebut mendirikan mesjid dan

mesjid tersebut yang digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam.

Akan tetapi mesjid yang didirikan oleh raja Ati-ati pada saat itu pada umumnya terbuat

dari kayu sehingga tidak bisa lagi ditemukan wujud maupun sisa-sisanya. Satu-satunya

mesjid yang ditunjukkan oleh keturunan Raja Ati-ati adalah mesjid Werpigan yang

dibangun pada tahun 1931 oleh Raja ke-9. Mesjid tersebut telah mengalami renovasi,

sehingga konstruksi aslinya telah hilang yang nampak adalah mesjid yang baru ( Tim

peneliti, 1999).

Selanjutnya adalah mesjid yang didirikan oleh Raja Fatagar yaitu mesjid Merapi terletak

di kampung Merapi, dalam mesjid terdapat bedug yang terbuat dari batang kayu kelapa.

(28)

kelompok yaitu kelompok yang berada di dalam pagar dan kelompok yang berada di

luar pagar. Selain itu bukti pengaruh masuknya Islam yaitu ditemukan rebana yang

digunakan pada saat upacara maulid, gong, tanda raja, tongkat cis, songkok raja dan

adanya silsilah raja-raja yang pernah berkuasa di wilayah tersebut. Diantara mesjid tua

yang masih bertahan hingga saat ini adalah mesjid Patimburak yang ada di distrik

Kokas, menurut informasi mesjid tersebut didirikan pada tahun 1870.

Dari beberapa sumber disimpulkan bahwa Islam masuk ke kabupaten Fakfak menurut

beberapa sumber sekitar pertengahan abad ke-15. Proses masuknya yaitu melalui jalur

perdagangan, perkawinan, pendidikan non formal dan politik. Islam masuk ke wilayah

ini tidak terlepas dari pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore sebagai basis Islamisasi

di Indonesia bagian timur.

Pengaruh masuknya Islam di kabupaten Fakfak dapat dilihat dengan adanya temuan

mesjid kuno dibeberapa tempat yaitu mesjid Merapi, Werpigan, Patimburak, gong,

rebana, tongkat cis, songkok raja.Islam juga menancapkan pengaruhnya didaerah

Kokas, Fakfak salah satu buktinya adalah keberadaan sebuah Masjid Tua yaitu Masjid

Patimburak..

Masjid Patimburak

Salah satu bukti otentik keberadaan Islam di tanah papua yang masih terpelihara rapi

adalah Masjid Patimburak. Masyarakat setempat mengenal masjid ini sebagai Masjid

Tua Patimburak. Menurut catatan sejarah, masjid ini telah berdiri lebih dari 200 tahun

(29)

masih berdiri kokoh dan berfungsi hingga saat ini dibangun pada tahun 1870, seorang

imam bernama Abuhari Kilian.

Pada masa penjajahan, masjid ini bahkan pernah diterjang bom tentara Jepang. Hingga

kini, kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid. Menurut Musa

Heremba, penyebaran Islam di kokas tak lepas dari pengaruh Kekuasaan Sultan Tidore

di wilayah Papua. Pada abad XV, kesultanan Tidore mulai mengenal Islam. Sultan

Ciliaci adalah sultan pertama yang memeluk agama Islam. Sejak itulah sedikit demi

sedikit agama islammulai berkembang di daerah kekuasaan Kesultanan Tidore

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu

Penggunaan Animasi serta desain dalam Microsoft Power

Secara umum, aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 memperoleh kategori B (baik) Melalui upaya perbaikan yang dilakukan pada siklus II pertemuan 1 nilai rata-rata aktivitas guru

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kritis, yaitu menekankan pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data yang ada dengan

The establishment of effective working environment which is capable to integrate the needs and value of the organization with the needs and values of individuals in general looks

Rataan pertambahan bobot badan ayam yang mendapat ransum yang disuplementasi hanya fitase, dan suplementasi kombinasi fitase 1000 FTU/kg, ZnO 132,70 ppm, dan CuSO 4 286,16 ppm

Pendapat sebagian mahasiswa FAI UNISSULA yang lain (25% responden) bahwa nikah siri tidak sah sebab tidak memiliki kekuatan hukum. Adapun akibat dari nikah siri

pada Bank BPR JATIM (UMKM JAWA TIMUR) Cabang