• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kebidanan Ma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kebidanan Ma"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kebidanan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Mutu Layanan Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan

Penulis: Ina Ekawati NIM: P2.06.24.6.16.016

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

KAMPUS CIREBON JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

CIREBON

(2)

Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kebidanan 1. Pengertian

Pengertian Mutu

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang

berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan pelanggan

(ASQCWijoyo,1999).

menurut standar ISO 8402 mutu diartikan sebagai gambaran dan karakteristik

menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan

kebutuhan yang ditentukan atau tersirat.

Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984).

menurut depkes RI mutu adalah kinerja yang menunjukan pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan rata-rata penduduk serta

dipihak lain tata cara penyelenggaraannyan sesuai dengan standar dan kode etik.

Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (Fitness for use), untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan dari penggunaan tersebut didasarkan atas 5

ciri utama, yaitu:

1. Teknologi: Kekuatan dan daya tahan . 2. Psikologis: Citra rasa atau status 3. Waktu: Kehandalan

4. Kontraktual: Adanya jaminan

5. Etika: Sopan, santun, ramah atau jujur

Pengertian mutu dihubungkan dengan karakteristik- karakteristik sbb:

1. Kesesuaian→ memenuhi atau melebihi standar minimum.

2. Kecocokan→untuk dipakai, pelaksanaannya semestinya seperti yang dipromosikan. 3. Dapat dipercaya→ mewujudkan fungsi yang diharapkan dalam suasana spesifik pada

waktu tertentu.

4. Hasil→ presentase dari produk pelayanan sesuai dengan spesifikasi pada tiap point

evaluasi.

Pengertian Pelayanan Kesehatan

(3)

bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroranga,

keluarga,kelompok maupun masyarakat.

Sementara mutu pelayanan kesehatan adalah yang merujuk pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Sama halnya

dengan kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan tersebut makin baik pula mutu

pelayanan kesehatan tersebut.

Mutu layanan kesehatan adalah hasil penilaian out come suatu proses pelayanan yang

diberikan bersifat multidimensional dan subjektif.

Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah

ditetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan

setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,

serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang ditetapkan. Secara umum disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan

adalah timbulnya kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata

penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan

profesi yang telah ditetapkan.

2. Persepsi Mutu

Persepsi mutu pelayanan kesehatan menurut:

a. Konsumen/pasien/masyarakat.

Melihat bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai pelayanan yang sesuai

dengan harapannya baik yang di nyatakan ataupun yang tersirat seperti

keramahan-tamahan, tanggap, dan kecepatan pelayanan, kemajuan pengobatan, rasa aman,

nyaman,dll

b. Pemberi pelayanan:

Mengkaitkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan tersedianya pelayanan,

prosedur kerja (protokol), kebebasan dalam melakukan pelayanan sesuai teknologi

(4)

c. Penyandang dana pelayanan kesehatan (Asuransi):

Menganggap pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

efektif dan efisien.

d. Pemilik sarana pelayanan kesehatan :

Mempunyai persepsi bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu sdadalah pelayanan

kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional

dan pemeliharaan, dan dengan tarip pelayanan kesehatan yang mampu dibayar oleh

pasien/konsumen/masyarakat.

Dari berbagai definisi mutu dapat dilihat faktor faktor yang mempengaruhi hal tersebut,

diantaranya :

1. Sesuai dengan kebutuhan pemakai

2. Harga produk (berkaitam dengan nilai uang yang dikeluarkan)

3. Waktu penyerahan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari pelanggan. 4. Kehandalan.

5. Kemudahan pemeliharaan.

Perlu dipahami juga bahwa ada beberapa batasan yang dipandang cukup penting mengenai

pengertian mutu antara lain sebagai berikut :

1. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sedang diamati. 2. Mutu adalah sifat yang dimiliki suatu program.

3. Mutu adalah totalitas, wujud, serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya

terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para

pengguna.

4. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Dari keempat batasan itu, mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya

telah dilakukan penelitian. Dalam praktik sehari hari melakukan penilaian ini tidak mudah

penyebab utamanya adalah bergantung pada latar belakang dan kepentingan individu. Dengan

demikian setiap orang dapat saja melakukan penelitian dengan dimensi yang berbeda

(Depkes RI, 2007:21)

(5)

kepuasan pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan bukanlah pembahasan

yang bersifat luas, melainkan mengenal paling tidak dua pembatasan berikut:

1. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien

Untuk menghindari subjektivitas yang mempersulit pelaksanaan program menjaga mutu,

ditetapkan bahwa ukuran kepuasan yang dipakai disini adalah kepuasan rata rata

penduduk, walaupun orientasinya tetap individual. Artinya, suatu pelayanan kesehatan

dinilai bermutu apabila pelayan kesehatan tersebut memuaskan pasien sesuai dengan

kepuasan rata rata penduduk.

2. Pembatasan pada upaya yang dilakukan.

Untuk melindungi kepentingan pemakai jasa pelayanan kesehatan yang pada umumnya

awam terhadap tindakan kedokteran (patient ignorancy) ditetapkan bahwa upaya yang

dilakukan untuk menimbulkan kepuasan tersebut harus sesuai dengan kode etik serta

standar pelayanan kesehatan profesi.suatu pelayanan kesehatan, meskipun dapat

memuaskan klien, tetapi apabila diselenggarakan tidak sesuai dengan kode etik dan

standar pelayanan profesi, bukanlah pelayanan profesi, dan bukanlah pelayanan kesehatan

yang bermutu.( Buku acuan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2002: 23).

3. Dimensi Mutu

1. Kompetensi teknik

Mengacu kepada kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan tugas

tugasnya sesuai dengan standar dan pedoman.

2. Efektivitas

Kualitas pelayanan kesehatan tergantung pada keefektifan dari intervensi pelayanan

yang diberikan penilaian dimensi efektivitas merupakam jawaban pertanyaan : apakah

prosedure atau pengobatan bila dilakukan dengan benar akan memberikan hasil yang

diinginkan.

3. Efisien

Merupakan dimensi yang penting. Pelayanan yang diberikan adalah optimal bukan

maksimal, yang memberikan hasil paling besar dalam keterbatasan sumber daya.

(6)

yang tidak perlu dan pengulangan yang tidak berarti.

4. Akses

Akses (keterjangkauan) merupakan dimensi yang penting dalam kualitas karena

keterbatasan jangkauan akan menyebabkan ketidakpastian dalam kesakitan dan

kematian. Misalnya buruknya akses terhadap imunisasi dapat menyebabkan cakupan

imunisasi tidak adekuat.

5. Hubungan antar manusia

Adalah interaksi yang terjadi antara penyelanggara pelayanan kesehatan dengan

pasien, supervisor kabupaten dengan petugas puskesmas, dinas kabupaten dengan

puskesmas, kepala puskesmas dengan petugas puskesmas dll. Hubungan antar

manusia yang baik akan menimbulkan kemitraan, saling percaya, saling

menghormati dan keterbukaan.

6. Kesinambungan pelayanan.

Artinya pasien selalu mendapatkan pelayanan yang dibutuhkannya tanpa terputus

termasuk rujukannya. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya catatan medik yang

lengkap dan akurat. 7. Keamanan

Berarti meminimalkan resiko-resiko trauma, infeksi dan efek yang membahayakan

lainnya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan. 8. Kenyamanan.

Sarana pelayanan kesehatan harus dapat memberikan kenyamanan kepada pasien,

termasuk kebersihan, waktu tunggu, dll. Karena kenyamanan akan menimbulkan

kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan. 9. Informasi

Pelayanan kesehatan yang bermutu harus mampu menjelaskan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pelayanan kesehatan, harus dapat menjelaskan apa, siapa, kapan,

dimana, bagaimana dan resiko pelayanan kesehatan tersebut. 10. Ketepatan waktu

Pelayanan kesehatan yang bermutu harus diselengarakan dalam waktu yang tepat,

(7)

4. Dimensi Mutu layanan Kebidanan

Dalam layanan kebidanan terdapat dimensi kepuasan pasien yang mempengaruhi layanan

kebidanan, yaitu :

1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi

kebidanan. Kepuasan yang pada dasarnya penilaian terhadap kepuasan megnenai :

hubungan bidan dengan paisen, kenyamanan pelayanan, kebebasan melakukan

pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis, efektifitas pelayanan.

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.

Suatu pelayanan yang dikatakan bermutu bila penerapan semua persyaratan

pelayan kebidanan dapat memuaskan pasien (Sofyan, 2006, hlm. 101).

Dikemukakan pada penelitian para suraman dkk (1988), ada beberapa dimensi utama

pelayanan kesehatan dan kebidanan antara lain :

a. Reliability (kehandalan) pelayanan dengan segera, tepat (akurat), dan

memuaskan. reliabilitas merefleksikan kehandalan dari penyedia

pelayanan

b. Assurance (jaminan) Yaitu meliputi keramahan (sopan, santun) kepada

pasien, keamanan, dan berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan. c. Empathy (empati) derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pasien

dan merefleksikan kemampuan pekerja untuk menyelami perasaan

pelanggan.

d. Responsiveness (daya tanggap) pelayanan yang tepat pada waktunya dan

persiapan instansi sebelum memberikan pelayanan.

e. Tangible (bukti langsung) Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana

termasuk alat yang siap pakai serta penampilan staf yang menyenangkan

(Bustami, 2011, hlm. 6)

5. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan

Ada beberapa unsur-unsur pokok dalam program menjaga mutu pelayanan agar selalu

(8)

a. Unsur Masukan

Yaitu semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan, yang

terpenting adalah tenaga, peralatan, organisasi dan managemen, keuangan, sumber

daya manusia serta sumber daya manusia dan lainnya di fasilitas kesehatan. b. Unsur Lingkungan

Yaitu keadaan lingkungan sekitar yang mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan,

yang terpenting adalah kebijakan, organisasi, dan manajemen, dan bila tidak sesuai

dengan standar tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan bermutunya suatu

pelayana. c. Unsur Proses

Yaitu semua tindakan yang dilakukan pada waktu melnyelenggarakan pelayanan. dan

dibedakan yakni tindakan medis dan tindakan non-medis, dan apabila tindakan ibi

tidak sesuai dengan standar maka sulitlah diharapkan bermutunya suatu pelayanan. d. Unsur Keluaran

Yaitu menunjukkan penampilan pelayanan. yaitu penampilan aspek medis pelayanan,

dan penampilan aspek non-medis, apabila kedua penampilan initidak sesuai dengan

standar maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan

kesehatan mutu (Syafrudin, 2011, hlm. 76).

6. Manfaat Program Jaminan Mutu

a. Menyadarkan kembali para petugas kesehatan terutama di Puskesmas agar selalu

memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar.

b. Pelayanan kesehatan akan menjadi efisien dan efektif sehingga pelayanan kesehatan

dapat menjangkau lebih banyak orang (pemerataan sumberdaya kesehatan)dan hasil

(out come) pelayanan akan lebih memenuhi harapan masyarakat.

c. Menimbulkan rasa kepuasan dan terlindungi dalam memberikan pelayanan

kesehatan karena pelayanan kesehatan yang diberikan berdasarkan standar, sehingga

angka kesembuhan akan meningkat.

d. Pelayanan kesehatan akan mampu bersaing dalam masyarakat. e. Mempermudah mendapat akreditasi.

f. Melaksanakan jaminan mutu berarti kita telah melaksanakan amanat

(9)

g. Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya

gugatan hukum.

Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan sosial

ekonomi masyarakat serta diberlakukannya berbagai kebijakan perlindungan publik,

tampak kesadaran hukum masyarakat makin meningkat pula. Untuk melindungi

kemungkinan munculnya gugatan hukum dari masyarakat yang tidak puas terhadap

pelayanan kesehatan, tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan kecuali berupaya

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjamin mutunya. Dalam kaitan itu

peranan program menjaga mutu jelas amat penting, karena apabila program menjaga

mutu dapat dilaksanakan dapatlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan

yang bermutu, yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan para pemakai jasa

pelayanan kesehatan .

7. Program menjaga mutu persfektif

Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance) adalah program

menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini

perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan standar lingkungan yaitu

pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, di samping terhadap

kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi kesehatan. Prinsip pokok program

menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak peraturan

perundang-undangan, di antaranya : Standardisasi (Standardization),perizinan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin,dkk.2010.Manajemen mutu pelayanan kesehatan untuk bidan.Jakarta:Trans Info Media.

Azrul Azwar.1996.Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ke Tiga.Jakarta: Binarupa Aksara

Nurmawati, 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta, Trans Info Media

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari uji F, tampak bahwa kejadian pneumonitis hipersensitif (HP) ketika diuji beda dengan perlakuan pemberian pajanan debu peng- gilingan padi adalah signifikan,

Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural Rumah Sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui

Pada pemeriksaan objektif terlihat edema kornea dengan injeksi silier, flare berat dengan tanda-tanda uveitis lainnya, bilik mata yang dalam disertai dengan katarak

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu responden dengan asupan karbohidrat dan lemak lebih dari kebutuhan/ tinggi sebanyak 46.7%, kadar trigliserida tinggi sebanyak 20% responden

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas yaitu untuk menganalisis kesiapan teknologi informasi, persepsi kemudahan penggunaan, dan

Bagian akhir yang penting dari komponen investigasi program pencegahan fraud yang komprehensif adalah pelacakan kejadian fraud, menganalisa apa yang terjadi dan siapa yang

Per#laku kesehatan mas!arakat meru"akan (akt+r !ang sangat mem"engaruh# kual#tas kesehatan mas!arakat... *a!a t#ak