• Tidak ada hasil yang ditemukan

BISNIS EKONOMI INDONESIA Oleh Karina Put

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BISNIS EKONOMI INDONESIA Oleh Karina Put"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BISNIS EKONOMI INDONESIA

Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia dengan Mengenggelamkan Kapal Asing yang melakukan Illegal Fishing di Perairan

Indonesia sebagai wujud Pengelola dan Perlindungan Sumber Daya Ikan

Oleh :

Karina Putri (1306483031)

Program Ekstensi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Desember 2014

(2)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kerugian negara hingga triliyun rupiah sebagian dampak negatif dari kejahatan

illegal fishing di Indonesia, selain itu dampak buruk lainnya yang lebih parah adalah kerusakan habitat dan ekosistem laut. Termasuk didalamnya pengangkapan ikan ilegal yang disertai oleh perusakan lingkungan laut baik dengan menggunakan racun sanida, bom ikan, atau trwal. Kerusakan alam itu jia tidak segera diperbaiki maka ancamaan kerugian yang lebih besar yang akan terjadi, serta berdampak pada perubahan lingkungan bumi serta perubahan iklim. Dengan realita yang mengerikan tersebut, penulis ingin membahas bagaimana pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan penenggelaman kapal asing yang melakukan illegal fishing

dalam upaya untuk melindungi dan mengelola sumber daya ikan.

1.2. Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalah karya akhir magang ialah :

1.2.1. Bagaimana peranan kebijakan pengenggelaman kapal asing sebagai wujud pengelolaan dan perlindungan sumber daya ikan ?

1.3. Ruang Lingkup dan Batasan

Penelitian ini dilakukan atas kebijakan pemerintah pusat khususnya kementerian perikanan dan kelautan dalam bertindak tegas dalam menenggelamkan kapal asing yang melakukan illegal fishing sebagai salah satu langkah untuk mengelola dan melindungi sumber daya ikan, karena saat ini kondisi perairan dan hasil laut terutama ikan di Indonesia, sudah sangat memprihatinkan bahkan masuk kedalam kondisi yang kritis.

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya akhir adalah :

1.4.1.Untuk menjelaskan bagaimana peranan kebijakan pengenggelaman kapal asing sebagai wujud pengelolaan dan perlindungan sumber daya ikan.

1.5. Metode Penulisan

(3)

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai uraian yang disajikan, maka penulis menyusun sistematika penulisan yang terbagi menjadi empat bab dimana pada setiap bab terdiri dari sub bab yang secara lengkap disajikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, ruang lingkup dan batasan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang undang-undang yang terkait dengan penenggelaman kapal maupun definisi dari illegal fishing.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis berusaha untuk memberikan gambaran lebih mendalam mengenai topik yang diangkat, meliputi bagaimana bagaimana peranan kebijakan pengenggelaman kapal asing sebagai wujud pengelolaan dan perlindungan sumber daya ikan.

BAB VI PENUTUP

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(5)

BAB III

PEMBAHASAN

Indonesia tidak terlepas dari predikat negara maritim karena dengan lautan yang lebih luas dari daratan, dengan dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Selain itu, Indonesia juga memiliki hak pengelolaan dan pemanfaatan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu perairan yang berada 12 hingga 200 mil dari garis pantai titik-titik terluar kepulauan Indonesia. Namun, penjagaan dan pengelolaan terhadap Sumber Daya Ikan belum maksimal sesuai predikat maritim yang diberikan. Permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan adalah kebijakan ekonomi selama ini cenderung lebih berpihak terhadap kegiatan eksploitasi sumberdaya perikanan sehingga mengakibatkan lemahnya kelembagaan pengelolaan dan penegakan hukum. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan bekelanjutan ke dalam sistem, organisasi, maupun program kerja pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah masih belum berjalan dengan baik. Dimana, kondisi hasil laut sudah tereksplotasi secara besar-besaran hingga kini dalam keadaan kritis. Eksploitasi tidak hanya dilakukan oleh pihak nelayan Indonesia melainkan nelayan asing. Ketentuan, dari negara asing terhadap nelayan lokalnya, terhadap pengambilan hasil laut yang sangat ketat, berbanding terbalik dengan ketentuan dari pemerintah Indonesia yang sangat lemah dalam mengatur pengambilan hasil laut oleh nelayan lokal. Selain itu, pelaksanaan peraturan pencegahan terhadap illegal fishing

yang dilakukan oleh nelayan asing, yang belum secara ketat dilakukan mengakibatkan berbagai kapal asing dengan tekhnologi tinggi baik dari Thailand, Vietnam, hingga Australia secara bebas melakukan eksplotasi secara besar-besaran terhadap hasil laut perairan Indonesia.

(6)

Kebijakan ini, menjadi kebijakan yang signifikan dilakukan oleh KPP, dibawah kepimpinan oleh Menteri Susi Pudjiastuti sebagai pembatu kabinet Presiden Joko Widodo. Joko Widodo mengingatkan negara asing agar tak main-main dengan pemerintah Indonesia. Dia menyatakan akan menindak tegas pelaku pencurian ikan yang beroperasi di perairan Indonesia. Sangat berbeda dengan pemerintahan sebelumya, dimana pernyataan oleh Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Laksamana Madya Purnawirawan Freddy Numberi. Freddy mengaku bahwa dirinya dulu pernah ditegur Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) karena membakar kapal asing ilegal. Pada saat Ia menjabat menteri pada periode 2004-2009, diambil keputusan membakar kapal asing ilegal asal Vietnam. Namun pembakaran tersebut ditegur oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu, menurut Freddy, SBY tengah akrab dengan Perdana Menteri Vietnam. Menurut Freddy, mungkin SBY takut kekrabannya dengan Kepala Negara serumpun tersebut menjadi tidak baik. Namun, menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, kebijakan penenggelaman kapal yang melanggar aturan di perairan Indonesia tidak akan memperburuk hubungan antarnegara. Menurutnya, tidak ada negara di dunia ini yang membenarkan tindakan warganya yang melakukan kejahatan di negara lain. Serta, aksi Indonesia dilakukan di wilayah Indonesia, baik di laut teritorial maupun zona ekonomi eksklusif. Aksi ini, harus dipahami sebagai penegakan hukum, bukan provokasi negara-negara tetangga.Sesuai dengan, Pasal 69 ayat 4 Undang-Undang Nomor 45 tentang Perikanan tahun 2009. Dengan inti bhawa tindakan khusus berupa pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup oleh penyidik dan atau pengawas perikanan dapat melakukan. Diharapkan Joko Widodo terus secara konsisten menegakkan kebijakan ini, sebagai Pimpinan tertinggi Pemerintahan Indonesia kepentingan bangsa harus diatas segala-galanya termasuk urusan keakraban antar kepala megara, karena telah jelas Indonesia telah dirugikan dan kerusakan lingkungan yang sangat parah melalui penangkapan ikan secara ilegal. Namun, konsistensi kebijakan ini tidak dapat hanya dilakukan oleh pengambil keputusan Menteri KPP dan Presiden Indonesia, tetapi perlu adanya koordinasi dengan pelaksanaan di lapangan dalam menjalankan kebijakan ini, yaitu tentara negara indonesia. Dalam permasalahan yang dijabarkan oleh Panglima Tentara Nasional

Indonesia Jenderal Moeldoko bahwa pelaksanaan yang terjadi mengalami kendala bahwa

(7)

BAB III

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Kebijakan menjadi kebijakan yang signifikan dilakukan oleh KPP, dibawah kepimpinan oleh Menteri Susi Pudjiastuti sebagai pembatu kabinet Presiden Joko Widodo. Joko Widodo mengingatkan negara asing agar tak main-main dengan pemerintah Indonesia. Dia menyatakan akan menindak tegas pelaku pencurian ikan yang beroperasi di perairan Indonesia. Sangat berbeda dengan pemerintahan sebelumya. Namun, dibutuhkan koordinasi seluruh pihak untuk menjalankan kebijakan ini dengan baik demi menjaga dan mengelola Sumber Daya Ikan secara arif dengan menghindarkan dari campur tangan asing yang ingin merusak perairan Indonesia.

4.2 Saran

(8)

Daftar Pustaka

 http://www.tempo.co/read/news/2014/12/22/078630232/KSAL-Kapal-Perang-TNI-Minim-Suku-Cadang/1/1

Referensi

Dokumen terkait

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai data, informasi ataupun fakta dari

Analisis stilistik yang dapat diketengahkan daripada kata tersebut ialah terlihat gaya bahasa yang ringkas dan lembut kerana terdapat huruf ل. Penggunaan bahasa yang ringkas tidak

litura, konsentrasi yang efektif terhadap mortalitas larva yaitu 40 ml pada 120 jam setelah penyemprotan dengan rata-rata mortalitas IP 2M=64 % dan IP 2A=66 %, tidak

Hasil penelitian ini diharapkan agar peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan media Cards of the formula pada perkuliahan mekanika dapat dikembangkan dan digunakan untuk

apabila prasarana, sarana dan utilitas yang akan diserahkan oleh Pengembang kepada Pemerintah Daerah belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud

Perbedaan utama dari generator sinkron magnet permanen dengan generator sinkron biasa adalah pada cara pembangkitan (sistem eksitasi) fluks magnetik, yaitu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang mengalami kemajuan pada masa Otonomi Daerah, mengukur dan menganalisis kondisi kesenjangan

Seorang perempuan 42 tahun, datang dengan keluhan benjolan di kelopak mata kanan sejak 6 bulan yang lalu tanpa disertai