• Tidak ada hasil yang ditemukan

Algoritma Prediksi Gempa Bumi berdasarka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Algoritma Prediksi Gempa Bumi berdasarka"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PERSATUAN PELAJAR INDONESIA MALAYISA PERIODE 2014-2015

Tema

“Indonesia Masa Kini Dan Mendatang Dilihat Dari Berbagai Perspekstif Keilmuan

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Penerbit ...I Sambutan Ketua PPIM ... III

Daftar Isi ... V

Perbandingan Daya Saing Indonesia Diantara Negara-Negara Asean

Akhmad Farhan ……….………. 1

Golden Generation Era: Momentum Kunci Saat Bonus Demografi Indonesia

Angga Erlando dan Nabilla Desyalika Putri………….……….……. 21

Penguatan Sektor Infrastruktur Sebagai Upaya Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Yang Berkelanjutan

Redza Dwi Putra dan Dhany Pangestu ……….……… 56 “BALI” Beras Analog Umbi Gembili (Dioscorea Esculenta):

Pemanfaatan Umbi Gembili Sebagai Bahan Baku Beras Analog Untuk Mewujudkan Swasembada Pangan Indonesia 2020

Dwini Normayulisa Putri, Haqqyana, Lucia Purwanti, Nurul Azizah, dan

Rizka Margi Astuty………. 91

Algoritma Prediksi Gempa Bumi berdasarkan Analisis Karakteristik Sinyal Seismik Sebagai dan Upaya Mengurangi Dampak Gempa Winda Astuti, Ari Fadli Rini Akmeliawati ………... 109

Inovasi Media Pendidikan Anti Korupsi Dan Karakter Generasi Muda Indonesia Melalui Pemasukan Content Provider Nilai-Nilai Sejarah Narkoba Untuk Pendidikan Pada Media Elektronik

Imam Setiawan, Mukti Ali Asyadzili, Nurhayat Muhammad Aghna, I Putu

(3)

Algoritma Prediksi Gempa Bumi berdasarkan Analisis Karakteristik Sinyal Seismik Sebagai Upaya Mengurangi Dampak Gempa

Winda Astuti*, Ari Fadli** dan Rini Akmeliawati ***

*Department of Electronic and Computer Engineering, Faculty of Electrical Engineering,

Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Malaysia

**Department of Electrical Engineering, Jenderal Soedirman University (UNSOED)

Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia.

***Intelligent Mechatronics System Research Units (IMSRU) Department of Mechatronics Engineering,

International Islamic University Malaysia (IIUM), Gombak, Selangor Darul Ehsan, Malaysia.

E-mail: *[email protected], **[email protected], ***[email protected]

Abstrak

(4)

beberapa bencana gempa bumi yang terjadi di Indonesia khususnya daerah Selawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Data analisis diambil dari periode Januari, 2014 sampai Desember, 2014. Selama periode tersebut, 27 gempa terpilih berdasarkan kecenderungan lokasi gempa, 22 gempa memiliki magnitude dari 5 sampai 5.5 skala richter, 5 gempa diantaranya memiliki magnitude dari 5.5 sampai 6 skala richter. Pembangunan algoritma prediksi gempa dimulai dengan pengamatan lokasi dengan kecenderungan gempa yang tinggi. Tahap ini dilanjutkan dengan perancangan algoritma sistem prediksi gempa berdasar pada karakteristik sinyal seismik didaerah tersebut. Tahap akhir dari pembangunan algorithma ini adalah pengujian terhadap algoritma prediksi gempa. Algoritma ini akan memprediksi gempa bumi yang akan datang, dengan menyediakan informasi: lokasi, magnitude gempa, dan waktu terjadinya gempa.

Kata kunci seismik signal, Algoritma prediksi gempa, lokasi prediksi

gempa, magnitude prediksi gempa, waktu terjadinya gempa

Abstract

(5)

based on the seismic signal from the earthquake occurred in Center Sulawesi and North Sulawesi, in the period from January, 2014 to December, 2014. During that time, 27 earthquakes selected based on the prone earthquake area, 22 earthquake with the magnitude between 5R and 5.5R, five earthquake have magnitude between 5.5R and 6R. The development of the earthquake prediction algorithm begins with the observation of the earthquake prone area, design the algorithm based on the significant characteristic of the seismic on that observation area, finally validation of the earthquake prediction algorithm, this algorithm has ability to predict the future earthquake with providing the information of location, magnitude and time of the future earthquake.

Keywords seismic signal, earthquake prediction algorithm, location of

the earthquake prediction, the magnitude of the earthquake, time of the

(6)

1. Pendahuluan

Gempa bumi merupakan getaran yang dirasakan pada permukaan bumi. Getaran ini disebabkan oleh gelombang seismik dari pusat gempa dalam lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, kemudian dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi (MCEER, 2010). Daerah permukaan bumi atau dasar laut yang merupakan pusat getaran bumi disebut Episentrum. Gempa bumi di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba (USGS, 2012).

Gempa bumi termasuk dalam salah satu bencana alam yang banyak menyebabkan korban jiwa dan kerusakan harta benda. Korban jiwa yang di timbulkan dari gempa bumi ini terus meningkat dari sekian gempa yang terjadi terutama gempa-gempa berkekuatan besar (IndoCropCircles, 2013). Hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap gempa dan cara penanggulanganya. Kurangnya kesiapan menghadapi bencana ini karena bencana yang datang secara tiba tiba, sehingga tidak cukup waktu untuk evakuasi (Jufriadi, 2012).

(7)

dengan magnitude 7,8 yang terjadi di Flores, Nusa Tenggara dengan korban jiwa kurang lebih 2,500 orang tewas dan 500 orang luka-luka (IndoCropCircles, 2013).

(8)

Gambar 1 : Daerah “Ring of Fire “ di Indonesia (Zulkarnaen, 2015).

Beberapa upaya telah dilakukan dalam rangka mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh bencana besar seperti gempa bumi. Salah satu upaya untuk menghadapi bencana ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap gempa, serta cara penanggulanganya dan mitigasi yang baik dan benar. Selain itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memprediksi gempa bumi yang akan terjadi (Bhargava, Katiyar, Sharma, & Pradhan, 2009; Jufriadi, 2012).

(9)

episentrum dari gempa, waktu terjadinya gempa dan besarnya gempa yang akan terjadi (Thanassoulas, 2007).

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memperkirakan Episentrum dari gempa diantaranya fenomena elektrokinetik, induksi arus elektrik, dan pengukuran berdasarkan arah azimuthal sebelum gempa (Thanassoulas, 2007). Thanassoulas, menerapkan metode “strange attractor like” untuk mengamati seismic electric sebelum gempa Nafpactor di Yunani (Thanassoulas, Klentos, Verveniotis, & Zymaris, 2008). Selain itu, Pulinet (Pulinets, 2004) mengamati penentuan episentrum didasarkan pada gangguan ionosfer fenomena sebelum gempa bumi dan penentuan besarnya menggunakan laju pelepasan energi seismik sebagai fungsi kekuasaan terbalik waktu.

(10)

dipercepat (Thanassoulas, 2007). Thanassoulas menentukan besarnya dengan menggunakan model aliran energi litosfer seismik. Model ini didasarkan pada keseimbangan energi yang diserap dan rilis di daerah seismik litosfer. Pengurangan dampak gempa bumi merupakan masalah yang penting. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kerusakan yang disebabkan oleh gempa, prediksi gempa yang masuk dapat menjadi salah satu solusi. Berdasarkan beberapa hal tersebut serta informasi yang menjadi dasar bahwa indonesia menjadi salah satu negara dengan resiko gempa bumi yang besar (Jufriadi, 2012; Rumhadi, 2011), maka bidang keilmuan yang digunakan untuk memprediksi terjadinya gempa bumi penting untuk dikembangkan di Indonesia.

(11)

memprediksi gempa yang akan datang dengan informasi tentang, lokasi,besarnya gempa, dan waktu terjadinya gempa.

Makalah ini terdiri tiga bagian, yaitu bagian pertama akan menjelaskan secara rinci mengenai metode yang diusulkan sebagai sistem yang akan digunakan untuk memprediksi terjadinya bencana gempa bumi berdasarkan pada karakteristik sinyal seismik, sedangkan pada bagian kedua akan disampaikan mengenai bahasan studi kasus terkait penerapan metode yang diusulkan tersebut untuk daerah Selawesi Tengah dan Sulawesi Utara periode dari Januari, 2014 sampai Desember, 2014. Bagian terakhir adalah kesimpulan.

2. Metode Penelitian

Tujuan dasar dari penelitian ini adalah membangun algoritma yang dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya gempa bumi berdasar pada karakteristik sinyal seismik. Prediksi ini menyediakan informasi berupa lokasi, besarnya gempa and waktu terjadinya gempa. Sinyal seismik tersebut digunakan sebagai masukan pada sistem prediksi gempa. Algoritma prediksi gempa dibangun untuk memprediksi gempa jangka pendek mengunakan kombinasi pendekatan pemrosesan sinyal dan machine learing (Astuti, Akmeliawati, Sediono, & Salami, 2014). Tingkat

(12)
(13)

1. Inisialisasi

1. Mengamati sejarah gempa di daerah tersebut.

2. Mengobservasi daerah khusus gempa di wilayah seismogenik. 3. Mengelompokkan daerah rawan gempa berdasarkan sejarah terjadinya gempa.

2. Perencanaan dan Desain

1. Menginvestigasi karakterisasi seismik wilayah tersebut. 2. Mencari algoritma untuk menemukan karakteristik khusus dari sinyal seismik.

3. Menggunakan karakteristik khusus dari sinyal seismik sebagai masukan untuk algoritma prediksi gempa. 4. Merancang algoritma prediksi gempa untuk memperoleh informasi tentang gempa bumi yang akan datang.

3. Pelaksana

Menerapkan karakteristik khusus dari sinyal seismik dari algoritma yang diusulkan memprediksi gempa.

4. Pengesahan dan Pemantauan

Pengesahan

1. Mengesahkan hasil prediksi dengan database gempa.

2. Mendapatkan akurasi hasil prediksi. Jika akurasi yang baik, untuk pergi langkah penutupan berikutnya.

Jika akurasi tidak baik, kembali ke Perencanaan dan Desain langkah untuk menyelidiki ulang algoritma.

Pemantauan

Algoritma memberikan pemantauan terus-menerus semua sinyal seismik pengamatan sehari-hari.

System Prediksi Gempa Bumi

Gambar 2 : Diagram Alir metode penelitian.

Keberhasilan metode prediksi gempa ini tergantung pada, pengamatan di daerah potensi gempa, ketersediaan data didaerah potensi gempa tersebut, dan pengamatan karakteristik khusus dari data sinyal seismik yang akan menghasilkan sistem dengan akurasi yang baik.

3. Studi kasus

(14)

Gambar 3 : Stasiun Gempa Bumi (BMKG, 2015) .

Tabel 1: data stasiun gempa bumi (BMKG, 2015)

No Station

Name

Station

Code

Latitude Longitude Elevati

on

LUWI -1.0418067LU 122.771635BT 6m GFZ

(German)

TNTI 0.772055LU 127.366901BT 43m GFZ

(German)

(15)
(16)

27 gempa tersebut kemudian dikelompokan dalam daerah daerah potensi gempa yang ditunjukan dalam Gambar 5. Gempa dikelompokan dalam enam kelompok berdasarkan lokasi terjadinya gempa.

Gambar 5 : Pengelompokan gempa bumi bersadarkan lokasi terjadinya(BMKG, 2015)

Tabel 2: data gempa bumi January, 2014 sampai December 2014 (BMKG, 2015)

No Date Magnitude

(SR=Skala Richter) Region

1 January, 03, 2014 5 Minahassa Peninsula, Sulawesi

2 January, 05, 2014 5.1 Banda Sea

3 January, 14, 2013 5 Sulawesi

4 January, 19, 2014 5.1 Seram

(17)

6 February, 04, 2014 5 Banda Sea

7 February, 04, 2013 5 Banda Sea

8 February, 23, 2014 5.2 Sulawesi

9 February, 25, 2014 5 Minahassa Peninsula

10 February, 25, 2014 5.2 Southern Molucca Sea

11 March, 14, 2014 5 Seram

12 April, 27, 2014 5.1 Minahassa Peninsula

13 May, 02, 2014 5.7 Seram

14 May, 21, 2014 5.2 Ceram Sea

15 July, 02, 2014 5 Southern Molucca Sea

16 July, 14, 2014 5.1 Minahassa Peninsula

17 August, 06, 2013 6.2 Banda Sea

18 September, 10, 2014 5.2 Southern Molucca Sea

19 September, 12, 2014 5 Minahassa Peninsula, Sulawesi

20 September, 23, 2014 5.1 Minahassa Peninsula, Sulawesi

21 October, 15, 2014 5.1 Seram

22 October, 23, 2014 5 Halmahera

23 November, 15, 2014 6.3 Southern Molucca Sea

24 November, 15, 2014 5 Sulawesi

25 December, 03, 2014 5.6 Sulawesi

26 December, 03, 2014 5.1 Sulawesi

(18)

4. Kesimpulan

Dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi terutama di Indonesia, maka ilmu memperkirakan gempa menjadi hal yang sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia. Perancangan system prediksi gempa telah dibuat dalam makalah ini. System prediksi gempa dibuat dengan perpaduan pemrosesan sinyal seismic dan machine learning. Pada perancangan sistem ini dilakukan analisa pengamatan pada

daerah tertentu dengan kecenderungan gempa tinggi. Sinyal seismik pada daerah ini diamati untuk mendapatkan karakteristik khusus dari sinyal tersebut. Sinyal dengan karakteristik khusus itu kemudian dijadikan input dalam sistem prediksi gempa. Sistem prediksi ini akan menghasilkan informasi berupa lokasi, magnitude dan waktu dari gempa yang akan datang.

Acknowledgment

(19)

5. Referensi

Astuti, W., Akmeliawati, R., Sediono, W., & Salami, M. J. E. (2014). Hybrid Technique using Singular value decomposition ( SVD ) and Support vector machine ( SVM ) Approach for Earthquake

Prediction. Selected Topics in Applied Earth Observations and Remote Sensing, IEEE Journal.

Bhargava, N., Katiyar, V. K., Sharma, M. L., & Pradhan, P. (2009). Earthquake Prediction through Animal Behavior : A Review. Indian Journal of Biomechanics, (March), 159–165.

BMKG. (2015). BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. Retrieved February 25, 2015, from

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi_-_Tsunami/ Hariyadi, Ma. (2014). Earthquake and tsunami kill more than 400 people

in Aceh and North Sumatra, p. 2186.

IndoCropCircles. (2013). 7 Gempa di Indonesia Yang Tercatat Dengan Jumlah Korban Ribuan. IndoCropCircles. Retrieved from

http://indocropcircles.wordpress.com/2013/08/04/gempa-bumi-di-indonesia-dengan-jumlah-korban-ribuan/

(20)

Pulinets, S. (2004). Ionospheric Precursors of Earthquakes ; Recent Advances in Theory. Terrestrial, Atmospheric and Oceanic Sciences, 15(3), 413–435.

Rumhadi, T. (2011). EJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI. Retrieved from http://geomangraho.blogspot.com/2011/03/sejarah-perkembangan-muka-bumi-tri.html

Thanassoulas, C. (2007). Short - term Earthquake Prediction. H. Dounias & Co., Greece.

Thanassoulas, C., Klentos, V., Verveniotis, G., & Zymaris, N. (2008). Preseismic oscillating electric field “strange attractor like” precursor, of T = 6 months, triggered by Ssa tidal wave. Application on large (Ms > 6.0R) EQs in Greece (October 1, 2006 - December 2nd, 2008), (1), 1–7.

USGS. (2011). Magnitude 9.0 - NEAR THE EAST COAST OF HONSHU, JAPAN.

USGS. (2012). Earthquake Glossary - epicenter. 2012. Retrieved March 6, 2015, from

http://earthquake.usgs.gov/learn/glossary/?term=epicenter Zulkarnaen, Y. (2015). Ring of Fire : Bukan Ancaman Baru Bagi

Indonesia. Retrieved February 23, 2015, from

Gambar

Gambar 1 :  Daerah “Ring of Fire “ di Indonesia (Zulkarnaen, 2015).
Gambar 2 :  Diagram Alir metode penelitian.
Gambar 3 :  Stasiun Gempa Bumi (BMKG, 2015) .
Gambar 4 :  pemetaan 27 lokasi gempa dari Januari sampai Desember,
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar di bawah dapat dilihat bahwa daerah-daerah yang mempunyai percepatan gempa yang cukup tinggi adalah daerah- daerah yang dekat dengan sumber gempa

Dalam identifikasi gempa di daratan, potensi gempa dari jalur sesar diperlihatkankan pada sesar-sesar besar, yaitu:, yaitu: Jalur Gempa dari Zona Bayah, Jalur Gempa Zona Baribis,

Untuk mendapatkan cluster daerah yang terkena gempa bumi di Indonesia tahun 2000-2016 dan mengetahui karakteristik dari tiap cluster digunakan analisis clustering

Aplikasi automasi perhitungan prediksi respon gedung terhadap gempa telah berhasil dibangun dan dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan prediksi untuk data yang

Untuk mendapatkan cluster daerah yang terkena gempa bumi di Indonesia tahun 2000-2016 dan mengetahui karakteristik dari tiap cluster digunakan analisis clustering

Dari gambar di bawah dapat dilihat bahwa daerah-daerah yang mempunyai percepatan gempa yang cukup tinggi adalah daerah- daerah yang dekat dengan sumber gempa

Hasil pelaksanaan skenario ujicoba tersebut akan menjadi tolok ukur keberhasilan APOTEK dalam melakukan perbaikan terhadap algoritma prediksi outlier yang

Penelitian yang mengkaji tentang prakiraan gempa susulan sebelumnya telah dilakukan oleh Wirma [6] dari hasil penelitian diperoleh bahwa metode yang mendekati untuk prakiraan gempa