BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Ekonomi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). IPS saat ini menjadi salah satu muatan materi dalam pendidikan
dasar dan menengah. Hal ini diperlukan karena IPS merupakan salah satu
disiplin ilmu yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan
berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian materi ekonomi
dilakukan pada proses pembelajaran, salah satunya dilaksanakan pada jenjang
pendidikan menengah. Pembelajaran ekonomi pada jenjang pendidikan
menengah dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Tujuan pembelajaran ekonomi di jenjang pendidikan
menengah ialah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menerapkan materi
pembelajaran ekonomi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari
ilmu pengetahuan lainnya. Tujuan pembelajaran ini digunakan untuk
mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari
ketercapaian tujuan pembelajaran yang salah satunya adalah hasil belajar
siswa yang berupa nilai. Hasil suatu pembelajaran dalam bentuk kemampuan,
keterampilan, dan sikap dapat terwujud jika pembelajaran terjadi. Nawani
(Susanto, 2013:5) menyatakan bahwa hasil belajar sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil tes. Hal ini membuat
individu ataupun tim, menginginkan suatu pekerjaan dilakukan secara baik
dan benar agar memperoleh hasil yang baik dari pekerjaan tersebut.
Keberhasilan ini akan tampak dari pemahaman, pengetahuan atau keteramilan
Hamalik (2002:115) menyatakan hasil belajar tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Lebih jauh menurut
Hamalik (2002:146) menjelaskan hasil belajar itu sendiri dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Berdasarkan pengertian di atas,
maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan
yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar dalam
proses pembelajaran diperoleh dari proses evaluasi pembelajaran. Hasil
evaluasi disajikan dalam bentuk angka atau huruf yang diperoleh berdasarkan
prosedur evaluasi pembelajaran tertentu.
Hasil belajar memiliki arti penting bagi semua pihak dalam
pendidikan. Bagi siswa, hasil belajar menunjukkan keberhasilan mereka
dalam mengikuti pembelajaran. Sementara itu, hasil belajar siswa bagi guru
digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran sehingga dapat dilakukan
perbaikan untuk pembelajaran yang selanjutnya. Bagi orang tua atau wali
siswa, hasil belajar berguna untuk menentukan bagaimana orang tua harus
memperlakukan anaknya dalam pendidikan di lingkungan keluarga sebagai
salah satu lingkungan belajar siswa agar hasil belajar di jalur formalnya
menjadi lebih baik. Hasil belajar juga memiliki arti penting bagi
keberlangsungan pendidikan seseorang karena akan digunakan untuk
menentukan kenaikan kelas, kelulusan dan penerimaan di tingkat pendidikan
yang lebih tinggi. Urgensi hasil belajar ini menjadi hal yang perlu
diperhatikan. Seharusnya, hasil belajar seseorang dapat dioptimalkan supaya
dapat memberikan keuntungan bagi orang tersebut, salah satunya bagi siswa
Salah satu lembaga pendidikan menengah yang menyelenggarakan
pendidikan adalah SMP Kristen Getasan. Salah satu mata pembelajaran yang
diselenggarankan adalah mata pelajaran IPS dimana di dalamnya terdapat
materi ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilaksanakan
di SMP Kristen Getasan, ditemukan adanya gejala problematik tentang hasil
belajar pada materi ekonomi yang diajarkan dalam mata pelajaran IPS.
Penelitian pendahuluan dilakukan di kelas VII-A dengan jumlah siswa 20 dan
VII-B dengan jumlah siswa 20. Gejala problematis yang ditemukan antara
lain sebagai berikut :
Hasil Ulangan harian IPS/Ekonomi kelas VII-A menunjukkan
terdapat 17 siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Hasil ulangan harian IPS/Ekonomi di kelas VII-B menunjukkan
terdapat 15 siswa yang belum mencapai KKM.
Terdapat 4 dari 6 siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dan guru terkait materi pembelajaran.
Tidak ada siswa yang menggunakan pertanyaan kepada guru terkait materi pembelajaran pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran harus
dicari solusinya. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan model pembelajaran yang lebih mengeksplorasi potensi siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran Learning Cycle 5E. Model pembelajaran Learning Cycle 5E
(siklus belajar) ialah model pembelajaran ini melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran sehingga guru hanya sebagai fasilitator. Wena (2009:64)
menyatakan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E merupakan salah
satu model pembelajaran berbasis pendekatan kontruktivistik. Hal ini juga
didukung oleh Soebagio (2001:50) bahwa Learning Cycle 5E merupakan
suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep
sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya
kesalahan konsep, dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan
Menurut Lorsbach (2002:73) model pembelajaran Learning Cycle 5E
terdapat 5 tahapan yaitu, tahap engagement (pembangkitan minat), tahap
exploration (eksplorasi), tahap explanation (penjelasan), tahap elaboration
(elaborasi), dan tahap evaluation (evaluasi). Model pembelajaran Learning
Cycle 5E menuntut siswa untuk berpartisi aktif dalam proses pembelajaran
sehingga berpengaruh terhadap keaktifan belajar dan hasil belajarnya. Model
pembelajaran ini mengedepankan pada bagaimana membangkitkan
antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal inilah yang
menunjang peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E terbukti mampu
meningkatkan Hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dalam penelitian
sebelumnya, diantaranya, hasil penelitian Kulsum dan Hindarto (2011),
menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan keefektivan dan hasil belajar
siswa kelas VII dilihat dari setiap siklusnya. Innarotul Ulya (2011),
menyatakan bahwa terdapat keefektifan dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Nurul Islam Semarang dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E yang dibantu dengan
alat peraga. Hasil penelitian oleh Eva dan Sundari (2012), menyatakan bahwa
ada pengaruh hasil belajar yang signifikan antara kelompok belajar siswa
yang diajarkan dengan model Learning Cycle 5E daripada pembelajaran
konvensional pada kelas kelas VII SMP Negeri 39 Medan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,
maka perlu dilakukan uji coba penggunaan model pembelajaran Learning
Cycle 5E dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, akan
dilakukan penelitian eksperimen yang meneliti tentang pengaruh model
pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa. Penelitian akan
dilakukan di kelas VII-A dan VII-B SMP Kristen Getasan dimana terdapat
beberapa gejala probelitas terkait hasil belajar yang ditemukan pada saat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh penggunaan
model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar mata pelajaran
IPS/Ekonomi siswa kelas VII SMP Kristen Getasan semester ganjil tahun
ajaran 2015-2016 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS/Ekonomi siswa
kelas VII SMP Kristen Getasan semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 ?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semuah pihak yang
terkait, diantaranya:
a. Manfaat Secara Praktis
1. Bagi Siswa
Memberikan suasana dan kesan baru dalam kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa lebih aktif dan membantu siswa untuk lebih mudah dalam
memahami konsep dalam pembelajaran ekonimi
2. Bagi Guru
Memberi masukan kepada guru bahwa dalam pembelajaran dapat
menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E agar
pembelajaran lebih bervariasi dan terkesan menarik perhatian siswa.
3. Bagi Sekolah
Memberikan informasi dalam pembelajaran dapat menerapkan model
pembelajaran Learning Cycle 5E dan memperbaiki hasil belajar pada
4. Bagi Peneliti Lain
Memberikan pengalaman, wawasan dan referensi dalam pembelajaran
dikelas dapat menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E.
b. Manfaat Secara Teoritis
Soebagio (2001:50) menyatakan bahwa Learning Cycle 5E merupakan
suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan
konsep sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah
terjadinya kesalahan konsep, dan memberikan peluang kepada siswa
untuk menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru.
Jika hal-hal tersebut mampu diwujudkan, maka hasil belajar siswa dapat
meningkat. Penelitian ini hendak menguji kebenaran pendapat tersebut,
apakah model pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian ini akan mampu menjawab
kebenaran pendapat tersebut.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode
eksperimen. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari model pembelajaran
Learning Cycle 5E dan hasil belajar siswa. Terkait dengan hal tersebut,
peneliti tidak dapat membatasi adanya pengaruh dari variabel-variabel lain
selain kedua variabel tersebut dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar.
Selain itu, keterbatasan waktu dalam melakukan tindakan juga menjadi
kendala tersendiri bagi peneliti sehingga perlakukan kurang maksimal.
Keterbatasan tenaga juga menjadi kendala peneliti dalam mengobservasi
objek penelitian secara individu sehingga perlakuan dan perhatian menjadi