• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN WAIB KESBANGPOLDAGRI - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "URUSAN WAIB KESBANGPOLDAGRI - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

4.1.19 URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM

NEGERI

4.1.19.1 KONDISI UMUM

Secara demografis kondisi wilayah Kota Semarang pada tahun 2013 memiliki penduduk yang bertempat tinggal tetap sebanyak + 1,7 juta jiwa dengan keberagaman suku, agama, ras dan golongan (SARA). Sedangkan secara geografis wilayah Kota Semarang memiliki luas wilayah 373,70 KM2 yang membentuk suatu kota yang memiliki ciri khas kota pegunungan dan kota pantai. Di daerah pegunungan mempunyai ketinggian 90 - 359 meter di atas permukaan laut sedangkan di daerah dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 - 3,5 meter di atas permukaan laut. Kondisi demografis tersebut menyimpan potensi konflik sosial, disintegrasi berlatar belakang SARA, gangguan keamanan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Sedangkan kondisi geografis menyimpan potensi bencana terutama banjir dan tanah longsor.

Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri memiliki tujuan menjaga keutuhan bangsa, mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh NKRI, meningkatkan kehidupan demokrasi, dan melindungi masyarakat dari ancaman keamanan, ketentraman, ketertiban dan bencana. Penyelenggaraan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri memiliki peran dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan nilai-nilai kebangsaan, penanganan konflik sosial, fasilitasi organisasi politik dan kemasyarakatan, partisipasi politik, pendidikan politik, pengembangan budaya politik, membina keamanan ketentraman dan ketertiban masyarakat, mewujudkan kenyamanan lingkungan, mencegah dan menanggulangi bencana.

Penyelenggaraan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan karakter bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kehidupan masyarakat yang dinamis dan mengglobal membutuhkan penanganan yang intensif oleh pemerintah agar arah perkembangan sesuai dengan arah dan tujuan negara.

(2)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

pemerintahan bisa berjalan dengan baik, masyarakat bisa melakukan aktivitasnya dengan baik, dan program-program serta kebijakan pemerintah bisa dilaksanakan secara optimal. Sedangkan keamanan ketentraman dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kota Semarang dilaksanakan oleh 3 (tiga) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Badan Kesbangpol, Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Badan Kesbangpol dan Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang. Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja BPBD Kota Semarang.

4.1.19.2 KEBIJAKAN PROGRAM

Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah pada urusan wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2013, dilaksanakan melalui program penunjang dan program pelaksanaan urusan.

Adapun program penunjang tesebut adalah sebagai berikut : 1. Program pelayanan administrasi perkantoran.

Kebijakan program ini diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan administrasi perkantoran.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

(3)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

3. Program peningkatan disiplin aparatur.

Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kesadaran aparatur dalam mematuhi ketentuan-ketentuan kepegawaian.

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kemampuan atau kapabilitas aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan.

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan akuntabilitas anggaran dan pelaporan hasil kerja.

Sedangkan program pelaksanaan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri adalah sebagai berikut.

1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.

Kebijakan program ini diarahkan kepada terciptanya kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan keamanan wilayah.

2. Program pengembangan wawasan kebangsaan.

Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila.

3. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan keamanan wilayah.

4. Program pendidikan politik masyarakat.

Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan pemahaman masyarakat terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam bidang politik termasuk penyampaian pendapat dimuka umum.

5. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.

(4)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

4.1.19.3 REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

4.1.19.3.1 PENDANAAN

Anggaran belanja yang dialokasikan untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 15.172.168.200,-. Dengan perincian Rp. 5.136.017.000,- untuk program penunjang dan Rp. 10.036.151.200,- untuk program pelaksanaan urusan. Adapun anggaran dan realisasi pelaksanaan urusan adalah sebagai berikut :

Anggaran penunjang Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri

1. Program pelayanan administrasi perkantoran

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN

ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 20.000.000 18.137.500 90,69

2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

20.000.000 11.154.482 55,77

3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas/Operasional

8.000.000 7.255.000 90,69

4. Penyediaan Alat Tulis Kantor 70.000.000 58.590.000 83,70

5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 38.000.000 38.000.000 100,00

6. Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

5.000.000 4.350.000 87,00

7. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 60.000.000 36.149.000 60,25

8. Penyediaan Peratalan Rumah Tangga 3.000.000 3.000.000 100,00

9. Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang – Undangan

10.000.000 7.800.000 78,00

10. Penyediaan Makanan dan Minuman 58.600.000 20.764.500 35,43

11. Rapat – Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah

217.187.200 212.572.200 97,88

JUMLAH SKPD 509.787.200 417.772.682 81,95

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 159.354.000 118.494.000 74,36 2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air

dan Listrik

192.000.000 163.473.196 85,14

3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 33.600.000 32.900.000 97,92

4. Penyediaan Alat Tulis Kantor 75.000.000 75.000.000 100,00

5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 50.000.000 50.000.000 100,00

6. Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

17.000.000 17.000.000 100,00

7. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 12.000.000 12.000.000 100,00

8. Penyediaan Makanan dan Minuman 30.000.000 30.000.000 100,00

9. Rapat – Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah

278.580.000 278.577.000 100,00

10. Penyelesaian Pengelolaan Administrasi Kepegawaian

10.000.000 10.000.000 100,00

11. Penyediaan Jasa Pengamanan Obyek/Tempat Vital

853.100.000 825.459.655 96,76

JUMLAH SKPD 1.710.634.000 1.612.903.851 94,29

(5)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

1. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 80.500.000 78.500.000 97,52 2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan

Dinas/Operasional

300.452.800 286.438.100 95,34

3. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

40.000.000 18.272.500 45,68

4. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

160.000.000 134.140.000 83,84

JUMLAH SKPD 580.952.800 517.350.600 89,05

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 70.000.000 69.521.000 99,32 2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan

Gedung Kantor

44.613.000 44.600.000 99,97

3. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

938.820.000 938.530.000 99,97

4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

70.000.000 70.000.000 100,00

5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeulair 8.000.000 8.000.000 100,00 6. Operasional Website Satpol PP Kota

Semarang

5.500.000 5.500.000 100,00

7. Pengelolaan SMS Gateway Satpol PP Kota Semarang

5.500.000 5.500.000 100,00

JUMLAH SKPD 1.142.433.000 1.141.651.000 99,93

JUMLAH PROGRAM 1.723.385.800 1.659.001.600 96,26

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

300.000.000 278.134.500 92,71

JUMLAH SKPD 300.000.000 278.134.500 92,71

JUMLAH PROGRAM 300.000.000 278.134.500 92,71

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

1. Pembinaan Sumber Daya Aparatur 106.150.000 90.067.000 84,85 JUMLAH SKPD 106.150.000 90.067.000 84,85

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Bimbingan Teknis / Pembinaan Sumber Daya Manusia

250.000.000 245.625.000 98,25

(6)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

4. Bintek Penegakan Perda 30.000.000 30.000.000 100,00 5. Kerjasama Peningkatan Ketertiban dan

Keamanan Kota Semarang

60.000.000 60.000.000 100,00

JUMLAH SKPD 620.000.000 585.400.000 94,42

JUMLAH PROGRAM 726.150.000 675.467.000 93,02

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

1. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran 2.500.000 2.500.000 100,00 2. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi

anggaran

2.500.000 2.500.000 100,00

3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

3.500.000 3.500.000 100,00

4. Penyusunan RKA dan DPA SKPD 9.000.000 8.400.000 93,33 5. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan

Pembantu

32.400.000 32.400.000 100,00

6. Penyusunan Lakip (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah)

3.000.000 2.900.000 96,67

7. Penyusunan Laporan Renja (Rencana Kerja) 3.000.000 3.000.000 100,00 8. Penyusunan LKPJ (Laporan Kinerja

Pertanggung Jawaban)

3.500.000 2.850.000 81,43

9. Penyusunan Program Kerja SKPD 3.000.000 3.000.000 100,00 10. Penyusunan Profil SKPD 3.000.000 3.000.000 100,00 JUMLAH SKPD 65.400.000 64.050.000 97,94

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran 4.765.000 4.765.000 100,00 2. Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi

Anggaran

4.765.000 4.765.000 100,00

3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

9.000.000 9.000.000 100,00

4. Penyusunan LAKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah)

8.900.000 8.900.000 100,00

5. Penyusunan LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban)

7.980.000 7.980.000 100,00

6. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan Pembantu

45.540.000 44.240.000 97,15

7. Penyusunan RKA dan DPA 3.960.000 3.960.000 100,00 8. Penyusunan RKA perubahan dan DPA

perubahan

4.840.000 4.840.000 100,00

9. Penyusunan Laporan Renja (Rencana Kerja) 10.910.000 10.910.000 100,00 JUMLAH SKPD 100.660.000 99.360.000 98,71

(7)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

4.1.19.3.1.2 Anggaran program pelaksanaan Urusan Kesatuan Bangsa

Dan Politik Dalam Negeri

1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

1. Peningkatan Kewaspadaan Kegiatan Tempat Hiburan dan Keramaian Umum

60.000.000 56.950.000 94,92

2. Pengamanan Tertutup Pejabat Negara, Hari Jadi dan Hari Besar.

115.000.000 115.000.000 100

3. Penguatan Penghayatan Ideologi Pancasila Bagi Generasi Muda

42.000.000 38.895.600 92,61

4. Peningkatan Pemantauan Situasi dan Kondisi Daerah terhadap Potensi Kerawanan Sosial Politik

124.000.000 124.000.000 100

5. Pemantauan / Pengawasan Terhadap Kepatuhan Norma-norma dan Aturan bagi WNA

94.000.000 91.734.100 97,59

6. Fasilitasi Optimalisasi Stabilitas Keamanan Daerah Melalui Kominda

120.000.000 120.000.000 100

7. Peningkatan Kesadaran Bela Negara 132.000.000 124.960.150 94,67 JUMLAH SKPD 687.000.000 671.539.850 97,75

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Pengerahan Linmas 392.440.000 388.634.000 99,03 2. Monitoring dan Evaluasi Administrasi Pos

Kamling

100.000.000 96.660.000 96,66

3. Fasilitasi Pelatihan Linmas Yang diselenggarakan Provinsi

25.000.000 23.070.000 92,28

4. Posko Kewaspadaan Linmas 475.180.000 460.770.000 96,97 5. Pembinaan dan Peningkatan SDM Linmas 143.500.000 140.200.000 97,70 JUMLAH SKPD 1.136.120.000 1.109.334.000 97,64

JUMLAH PROGRAM 1.823.120.000 1.780.873.850 97,68

2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

1. Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama

240.000.000 239.041.250 99,60

2. Fasilitasi Kegiatan Paguyuban PETAMAS 85.000.000 82.230.000 96,74 3. Kemah Kebangsaan Generasi Muda

Pembauran

206.000.000 203.500.000 98,79

4. Pengelolaan Ormas / LSM 71.160.000 61.037.500 85,78 5. Kerjasama Pemda dengan Ormas/ LSM/

Lembaga Nirlaba lainnya

50.000.000 48.065.000 96,13

6. Pemeliharaan Solidaritas dan Kesatupaduan Mmasyarakat Serta Alkulturasi Budaya.

117.750.000 116.490.400 98,93

(8)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

9. Sosialisasi Perundang-undangan Bidang Organisasi Kemasyarakatan

61.090.000 54.945.000 89,94

JUMLAH SKPD 1.631.000.000 1.298.408.950 79,61

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai Nilai Luhur Budaya Bangsa

150.000.000 150.000.000 100,00

JUMLAH SKPD 150.000.000 150.000.000 100,00

JUMLAH PROGRAM 1.781.000.000 1.448.408.950 81,33

Keterangan :

Dari tabel tersebut dapat dapat dilihat bahwa kegiatan pemberdayaan Korp Pegawai Kota Semarang dan kegiatan pembinaan organisasi kepemudaan / OKP penyerapan anggarannya kurang optimal. Hal ini disebabkan karena anggaran ini merupakan fasilitasi kegiatan bagi KORPRI dan KNPI yang penyerapan anggaranya tergantung kepada aktivitas kedua organisasi tersebut.

3. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

1. Pengelolaan Bantuan Hibah 49.000.000 44.347.700 90,51 2. Dialog Interaktif Penguatan Ketahanan

Bangsa

46.000.000 45.725.000 99,40

JUMLAH SKPD 95.000.000 90.072.700 94,81

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat Terhadap Gangguan Trantibmas dan Terjadinya Bencana

622.076.000 619.201.599 99,54

2. HUT Linmas 60.000.000 56.196.000 93,66 3. Dukungan Sarana dan Prasarana Pemakaman

Anggota Linmas Non PNS

53.000.000 53.000.000 100,00

4. Penegakan Hukum dan HAM 1.591.152.000 1.560.732.800 98,09 JUMLAH SKPD 2.326.228.000 2.289.130.399 98,41

JUMLAH PROGRAM 2.421.228.000 2.379.203.099 98,26

4. Program pendidikan politik masyarakat

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Kesbangpol

(9)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

4. Fasilitasi Pendidikan Politik bagi Masyarakat 171.850.000 129.962.050 75,63 5. Penguatan Budaya dan Etika Politik Bagi

Aparatur dan Element Masyarakat

75.000.000 57.319.100 76,43

6. Peningkatan dan Penguatan Peran Politik Ormas/ LSM/ Toga dan Toma

75.000.000 59.334.600 79,11

7. Fasilitasi Sukses Pilkada Gubernur Jateng 164.900.000 143.756.600 87,18 8. Penertiban Atribut Parpol Peserta Pilkada

Gubernur

93.600.000 91.427.000 97,68

9. Fasilitasi Atribut Parpol/Baliho Cagub Cawagub

123.550.000 121.054.450 97,98

JUMLAH SKPD 1.090.600.000 936.244.530 85,85

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. PAM TAKSUNG (Perlindungan Masyarakat) 500.000.000 495.446.000 99,09 JUMLAH SKPD 500.000.000 495.446.000 99,09

SKPD: Sekretariat Daerah

1. Fasilitasi dan sosialisasi hubungan antar lembaga dan refleksi hari otonomi daerah

100.000.000 87.166.700 87,17

JUMLAH SKPD 100.000.000 87.166.700 87,17

JUMLAH PROGRAM 1.690.600.000 1.518.857.230 89,84

5. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp) PERSEN TASE (%)

SKPD: Badan Penanggulangan Bencana

Daerah

1. Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam

70.688.000 56.293.000 79,64

2. Pengadaan Logistik Dan Obat-Obatan Bagi Penduduk Di Tempat Penampungan Sementara

435.910.000 418.682.000 96,05

3. Gladi Lapang Penanganan Bencana 176.950.000 156.669.000 88,54 4. Operasional Posko dan Penanganan Bencana

Kota Semarang

604.073.200 591.177.442 97,87

5. Penanggulangan dan evakuasi korban bencana

112.170.000 104.000.000 92,72

6. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Penanganan Bencana

313.260.000 300.455.000 95,91

7. Pengkajian dan Verifikasi Serta Evaluasi Rekonstruksi Pra, Pasca Bencana di Wilayah Rawan

88.605.000 84.705.000 95,60

8. Monitoring dan Evaluasi Bencana 76.675.000 75.000.000 97,82 9. Pengelolaan Bantuan Korban Bencana 29.350.000 20.910.000 71,24 10 Kelurahan Siaga Bencana 237.522.000 228.748.000 96,31 11. Pembentukan Forum Pengurangan Resiko

Bencana (FPRB) Kota Semarang

75.000.000 75.000.000 100,00

12. Pengelolaan Bansos Kepada Korban Bencana 50.000.000 - - 13. Percepatan Penanganan Bencana Oleh Tim

Reaksi Cepat Dan Tim Kaji Cepat

50.000.000 49.550.000 99,10

JUMLAH SKPD 2.320.203.200 2.161.189.442 93,15

(10)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

Dari tabel tersebut dapat dapat dilihat bahwa kegiatan pengelolaan bansos kepada korban bencana tidak dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena penganggaran kegiatan tersebut dilakukan pada perubahan anggaran tahun 2013 sehingga kesulitan untuk merealisasikanya, namun demikian bantuan sosial berupa uang kepada korban bencana tetap diberikan.

4.1.19.3.2 HASIL YANG DICAPAI

Capaian kinerja pelaksanaan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa, Politik dan Dalam Negeri adalah sebagai berikut :

1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dan

program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan

keamanan.

Program ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas sosial politik, keamanan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Program ini dilaksanakan oleh Badan Kesbangpol dan Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan fungsi dan perannya masing masing.Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan Kesbangpol menjalankan peran sebagai soft security dengan melaksanakan fungsi koordinatif vertikal dan horizontal, kewaspadaan, pendeteksian, pencegahan, pengamanan tertutup, fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai soft security. Sedangkan Satuan Polisi Pamong Praja menjalankan peran sebagai hard security dengan melaksanakan fungsi penegakan hukum tingkat daerah (Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota), penindakan non yustisial, pengamanan terbuka, fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai hard security.

Stabilitas bidang sosial politik selama tahun 2013 tetap terjaga dengan baik dan kondusif, salah satunya dibuktikan dengan tidak adanya kerusuhan sosial / konflik sosial yang berlatar belakang SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) selama tahun 2013.

(11)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

politik secara komprehensif dan terpadu antar Kementerian/Lembaga Negara yang berada di wilayah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota Semarang.

Keterpaduan upaya deteksi dini dan cegah dini dilaksanakan melalui wadah Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA) yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/04/2013 tanggal 2 Januari 2012. KOMINDA terdiri beberapa Intitusi Pemerintah yang menjalankan funsi inteligen yaitu Badan Kesbangpol, BIN Daerah Jawa Tengah, Polrestabes Semarang, Kejaksaan Negeri Semarang, Kodim 0733/BS Semarang, Kantor Imigrasi Semarang dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Semarang.

Pemberdayaan masyarakat untuk turut serta dalam deteksi dini dan cegah dini dari ancaman stabilitas sosial politik diwujudkan dalam wadah Organisasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 300/253 tanggal 23 Juni 2010. Kegiatan Kominda dan FKDM adalah mencari, mengumpulkan data, saling tukar menukar informasi dan bahan keterangan dari berbagai sumber mengenai potensi dan gejala gangguan stabilitas sosial politik. Dengan adanya kegiatan tersebut Kementerian/Lembaga Negara yang berada di wilayah Kota Semarang dan Pemerintah Kota Semarangdapat mengetahui sejak dini setiap issue sosial politik yang berkembang ditengah masyarakat dan dapat dilakukan cegah dini dan tindakan dini sesuai dengan kewenangan masing – masing.

Sebagai negara demokrasi apabila ada kelompok masyarakat yang ingin menyampaikan pikiran-pikiran atau pendapat-pendapat yang berbeda, termasuk protes-protesnya di muka umum (unjuk rasa) haruslah dihormati oleh semua pihak, akan tetapi apabila unjuk rasa dilakukan secara anarkhis dapat mengganggu stabilitas sosial politik, ketentraman dan ketertiban umum.

(12)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

Penanganan terhadap unjuk rasa dilakukan melalui penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan suatu kebijakan atau keputusan diambil serta mengakomodir tuntutan para pengujuk rasa yang disesuiakan dengan ketentuan peratuan perundang-undangan oleh pejabat yang berkompeten. Dengan penanganan tersebut unjuk rasa yang terjadi selama tahun 2013 tidak sampai terjadi tindakan anarkis dan tidak melakukan pengerusakan fasilitas umum sehingga tidak sampai mengganggu stabilitas sosial politik, keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat.

Selain menciptakan stabilitas sosial politik, program ini juga mempunyai tujuan untuk menciptakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat yaitu suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram, tertib, dan teratur.

Untuk mencapai tujuan tersebut Pemerintah Daerah melalui Satuan Polisi Pamong Praja oleh peraturan perundang-undangan diberikan kewenangan sebagai berikut :

1) Melakukan tindakan penertiban non yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah;

2) Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat

3) Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat;

4) Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;

5) Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

Dalam menggunakan kewenangan dan mencegah penyalahgunaan kewenangan anggota Satuan Polisi Pamong Praja telah berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja.

(13)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

daerah atau penegakan peraturan daerah. Pemerintah Kota Semarang memiliki peraturan daerah yang mengandung sanksi sebanyak 54 buah, selama tahun 2013 telah dilakukan penertiban non yustisial terhadap pelanggaran 24 buah peraturan daerah.

Penegakan peraturan daerah tersebut difokuskan pada peraturan daerah yang frekuensi pelanggarannya tinggi dan memiliki pengaruh strategis terhadap ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. Identifikasi pelanggaran peraturan daerah dilakukan berdasarkan temuan lapangan melalui patroli wilayah yang dilakukan sebanyak 139 kegiatan, selain itu identifikasi pelanggaran perda diperoleh dari pengaduan masyarakat salah satunya melalui SMS gateway sebanyak 37 pengaduan. Dan laporan dari SKPD/Instansi vertikal yang ada di wilayah Kota Semarang sebanyak 294 laporan.

Selama tahun 2013 tercatat sebanyak 598 pelanggaran peraturan daerah, dan telah dilakukan 845 operasi penertiban. Dari 54 peraturan daerah yang mengandung sanksi, yang sering ditegakkan adalah sebanyak 24 buah peraturan daerah, yaitu :

1) Perda Kota Besar Semarang Tanggal 10 Februari 1956 Tentang Pemberantasan Pelacuran di Jalan Dalam Kota Besar Semarang. 2) Perda Kotamadya Dati II Semarang No. 15 Tahun 1981 Tentang

Peraturan Penghijauan/pertamanan Dalam Wilayah Kota madya Dati II Semarang.

3) Perda Kotamadya Dati II Semarang No. 6 Tahun1993 Tentang Kebersihan Dalam Wilayah Kotamadya Dati II Semarang.

4) Perda Kota Semarang No. 10 Tahun 2000 Tentang Pengaturan Pasar.

5) Perda Kota Semarang No. 11 Tahun 2000 Tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima.

6) Perda Kota Semarang No. 1 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum.

7) Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame.

8) Perda Kota Semarang No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup.

(14)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

Pendidikan di Kota Semarang.

10) Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2007 Tentang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

11) Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

12) Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2009 Tentang Bangunan Gedung.

13) Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2009 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

14) Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2010 Tentang Kepariwisataan. 15) Perda Kota Semarang No. 3 Tahun2011 Tentang Pajak Hotel. 16) Perda Kota Semarang No. 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran. 17) Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan. 18) Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame. 19) Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Air Tanah. 20) Perda Kota Semarang No. 20 tahun 2011 tentang Ijin Gangguan. 21) Perda Kota Semarang No. 22 tahun 2011 tentang Ijin Penyambungan

Jalan Masuk.

22) Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kota Semarang.

23) Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha di Kota Semarang.

24) Perda Kota Semarang No. 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Tertentu di Kota Semarang.

Dalam rangka menjaga ketertiban dan keamanan telah dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui wadah Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) yang didefinisikan sebagai warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan.

(15)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

1) Sebagai mobilisasi yang sewaktu-waktu siap dikerahkan dalam membantu penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

2) Sebagai ujung tombak / garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat serta perlindungan masyarakat.

3) Sebagai pintu awal informasi dan memberikan laporan kepada instansi terkait atas setiap kejadian yang mengganggu stabilitas keamanan dan ketentraman lingkungan.

Pada tahun 2013 jumlah anggota Linmas yang telah terdaftar dan memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) adalah sebanyak 7.404 orang, meningkat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 6.667 orang.

Pemenuhan sarana anggota Linmas khususnya Pakaian Dinas Lapangan (PDL) secara periodik 5 (lima) tahun sekali telah disediakan oleh Pemerintah Pusat bersamaan dengan penugasan anggota linmas dalam pengamanan TPS Pemilihan Umum Legislatif, sedangkan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2013 memberikan sarana berupa Pakaian Dinas Lapangan (PDL) beserta perlengkapannya sebanyak 310 unit.

Untuk regenerasi anggota Linmas pada tahun 2013 telah dilaksanakan rekrutmen dilanjutkan pelatihan untuk memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan dalam membantu memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat sebanyak 150 orang yang berusia 25 – 35 tahun. Selain itu Pemerintah Kota Semarang juga aktif mengirimkan anggota Linmas dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jateng guna meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sebanyak 54 orang.

Bagi anggota Linmas yang meninggal dunia Pemerintah Kota Semarang telah memberikan fasilitas pemakamannya, pada tahun 2013 anggota Linmas yang meninggal dunia yang telah mendapatkan fasilitasi pemakaman sebanyak 33 orang.

Untuk menjalankan fungsi Linmas sebagai garda terdepan pelayanan dan pintu awal informasi bidang keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di setiap RT/RW telah berdiri Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang dioperasionalkan dengan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) sebanyak 3.065 unit.

(16)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

melibatkan massa. Anggota Linmas dapat melaporkan setiap kejadian gangguan terhadap keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat selama 24 jam kepada Posko Kewaspadaan Linmas yang berada di Kantor Satpol PP. Selain berfungsi sebagai tempat melaporkan kejadian, Posko Kewaspadaan Linmas juga melakukan pemantauan wilayah secara langsung melalui patroli dan pemantauan tidak langsung melalui sistem radio komunikasi.

2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wawasan kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama dan keyakinan.

Wawasan kebangsaan sangat mutlak untuk dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia, wawasan kebangsaan tidak timbul dengan sendirinya, tetapi muncul secara bertahap pada diri seseorang, yaitu dengan seringnya menegakan wawasan yang diketahuinya dan kemudian bisa diaplikasikan pada kehidupannya sehari-hari. Diperlukan upaya-upaya untuk mengembangkan wawasan kebangsaaan secara terus menerus agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jati diri atau karakternya seiring dengan dunia yang semakin mengglobal. Karakter bangsa Indonesia tercermin dalam nilai – nilai Pancasila oleh karena itu pelaksanaan program pengembangan wawasan kebangsaan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup bagi setiap warga negara Indonesia.

(17)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

masyarakat dengan pemerintah yang terwadahi dalam Paguyuban Pemerintah, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat (Petamas).

Selama tahun 2013 FKUB telah melakukan pertemuan antar pengurus organisasi keagamaan sebanyak 3 kegiatan. Sedangkan Paguyuban Petamas telah melaksanakan pertemuan antar tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah sebanyak 2 kegiatan. Dengan adanya pertemuan tersebut dapat menjadi media komunikasi untuk membahas permasalahan hubungan antar umat beragama sehingga tercapai suatu permusyawaratan.

Terkait dengan kebebasan beribadah pemerintah telah memberikan jaminan kebebasan beribadah, perlindungan terhadap keberadaan dan aktivitas tempat ibadah dengan menerbitkan ijin prinsip pendirian rumah ibadah dan ijin sementara pemanfaatan bangunan gedung sebagai rumah ibadat. Selama tahun 2013 telah diterbitkan 4 buah ijin prinsip pendirian rumah ibadah dan telah menyelesaikan permasalahan sosial yang timbul akibat rencana pembangunan rumah ibadat dan tempat pembinaan imam Gereja Isa Almasih Pringgading.

Dalam rangka memberikan pendidikan wawasan kebangsaan dan melaksanakan pembauran kebangsaan kepada generasi muda telak dilaksanakan melalui kegiatan yang dikemas dalam bentuk perkemahan yang diikuti oleh 200 generasi muda yang mewakili unsur suku, agama dan kelompok yang pluralis. Melalui kegiatan ini telah mampu menyadarkan arti pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kemajemukan serta mengingatkan karakter asli bangsa Indonesia diera globalisasi yang penuh dengan keterbukaan. Selain itu terkait dengan pengembangkan nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air kepada generasi muda telah dilakukan melalui kegiatan lomba lagu daerah dan lagu perjuangan yang diikuti oleh 405 orang peserta. Dengan kegiatan tersebut telah mengingatkan para generasi muda keberadaan seni budaya daerah ditengah pengaruh seni budaya asing serta meningkatkan rasa cinta tanah air.

(18)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

makna dari peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Ormas. Dengan diberlakukannya UU tersebut telah terjadi perubahan paradigma pengaturan Ormas oleh pemerintah yang sebelumnya berbasis pembinaan berubah menjadi berbasis pemberdayaan.

Terkait dengan hal tersebut Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan peran pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan terhadap Ormas yang keberadaan dan aktivitasnya ada di wilayah Kota Semarang. Pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan Ormas bertujuan agar keberadaan Ormas dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara dan menghindari keberadaan Ormas yang meresahkan masyarakat, memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, serta merongrong NKRI.

Sampai dengan tahun 2013 Ormas yang terdaftar di Pemerintah Kota Semarang sebanyak 180 organisasi yang dibuktikan dengan kepemilikan Surat Keterangan Terdaftar. Sedangkan pemberdayaan Ormas dilakukan dengan 3 cara yaitu :

a. Melibatkan secara aktif pengurus dan anggota ormas dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan yang bersifat sosial kemasyarakatan, sosialisasi empat pilar kebangsaan dan pendidikan politik dalam arti luas.

b. Memberikan stimulan berupa dana hibah yang bersumber dari APBD Kota Semarang, untuk tahun 2013 dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang kepada Ormas sebesar Rp. 415.000.000,- (empat ratus limas belas juta rupiah).

c. Mengadakan kegiatan kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dengan Ormas dalam penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, dengan metode pengadaan jasa secara swakelola. Kegiatan ini sebagai implementasi dari Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerjasama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Dengan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Nirlaba Lainnya Dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Dengan kegiatan ini keberadaan Ormas telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan membantu mensukseskan program pemerintah.

(19)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

ketentuan peraturan perundang-undangan khususnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

3. Program Pendidikan Politik Masyarakat

Definisi politik secara luas adalah serangkaian kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu, politik membuat konsep-konsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Sedangkan definisi politik secara sempit adalah cara-cara untuk meraih suatu kekuasaan. Pendidikan politik yang dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang adalah pendidikan politik secara luas, bukan hanya memberikan pemahaman tentang seluk beluk Pemilihan Umum akan tetapi lebih ditekankan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam bidang politik termasuk penyampaian pendapat dimuka umum.

Terkait dengan pendidikan politik, pada tahun 2013 Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan 7 (tujuh) kali kegiatan berupa sosialisasi, penyuluhan, forum diskusi dan seminar dengan sasaran aparatur pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar sebagai pemilih pemula, pengurus ormas dan pengurus parpol, telah dapat memberikan pemahaman secara komprehensif tentang budaya politik bangsa Indonesia dan pentingnya etika berpolitik dengan kebebasan dan keterbukaan yang bertanggungjawab.

Program pendidikan politik diaplikasikan juga dengan melaksanakan monitoring keberadaan Partai Politik tingkat Kota Semarang, sehingga dapat diketahui keberadaannya. Pada tahun 2013 di tingkat Kota Semarang terdapat 37 Partai Politik. Partai Politik yang memperoleh kursi di DPRD Kota Semarang telah diberikan bantuan keuangan sebesar Rp.788.567.125 dengan perincian sebagai berikut :

(20)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

Bantuan keuangan tersebut sebagian besar digunakan untuk pendidikan politik.

Dalam rangkaian Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2013 – 2018, Pemerintah Kota Semarang turut serta memberikan dukungan dalam bentuk sosialisasi secara visual dan verbal, penertiban atribut partai politik/calon gubenur dan wakil gubernur serta pengamanan tidak langsung terhadap proses pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara, tingkat kecamatan dan di tingkat KPU Kota Semarang. Secara umum penyelenggaraan tahap – tahap pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2013 di wilayah Kota Semarang berjalan dengan baik, tertib dan teratur sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang dibuat.

4. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana

Potensi utama bencana yang ada di wilayah Kota Semarang adalah banjir baik yang disebabkan oleh curah hujan atau rob air laut, potensi lainnya adalah tanah longsor, angin puting beliung dan kebakaran. Pemerintah Kota Semarang telah memetakan daerah rawan bencana dan telah mengantisipasi untuk mengurangi dampak akibat bencana yang akan terjadi.

Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana secara terintegrasi meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan kegiatan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan rehabilitasi dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Melaksanakan mitigasi, yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana dilakukan dengan menyebarluaskan informasi potensi bencana, gladi lapang penanganan bencana, pembentukan kelurahan siaga bencana, penambahan sarana dan

(21)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

prasarana penangangan bencana, penyiapan logistik berupa bahan makanan dan obat-obatan serta pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana. Dengan dilaksanaakannya mitigasi bencana ini telah dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap potensi kerugian yang ditimbulkan apabila terjadi bencana pada suatu wilayah yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Selain itu juga telah meningkatkan kemampuan aparatur dan masyarakat beserta sarana dan prasarana dalam kesiapan menghadapi bencana.

2) Melaksanakan kesiapsiagaan, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan dilaksanakan dengan mengoperasionalkan posko penanggulangan bencana yang bersiaga 24 jam untuk memantau dan menerima laporan masyarakat. Dengan dilaksanakannya kesiapsiagaan ini telah mampu melakukan tindakan pertama setiap terjadi kejadian yang diakibatkan oleh bencana. 3) Melaksanakan tanggap darurat bencana, adalah serangkaian kegiatan

yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi dan penyelamatan. Dalam masa tanggap darurat bencana melibatkan berbagai unsur baik dari pemerintahan maupun masyarakat, dari unsur pemerintahan selain tim rescuer yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Semarang adalah TNI, Polri, Basarnas, Linmas, Satgana dan PMI. Sedangkan dari unsur masyarakat selaku relawan tergabung dalam organisasi sosial seperti Ubaloka, Semargana, Granat Rescue, Bankom dan sebagainya. Dengan dilaksanakannya tanggap darurat bencana ini telah mampu mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan pada saat bencana terjadi.

(22)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

memberikan bantuan sosial baik berupa uang maupun barang kepada para korban bencana, dengan bantuan ini masyarakat korban bencana telah mampu bangkit untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan diharapkan secara bertahap mampu untuk kembali berjalan secara wajar dalam segala aspek kehidupannya. Pada tahun 2013 bantuan sosial berupa uang yang telah diberikan kepada para korban bencana adalah sebesar Rp. 248.000.000,- (dua ratus empat puluh delapan juta rupiah).

4.1.19.4 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

1. Berdasarkan data Pemilu tahun 2009 sampai dengan data Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2013, tingkat partisipasi pemilih kecenderungan menurun, hal ini akan berdampak pada turunnya tingkat legitimasi pemilihan umum.

2. Arus urbanisasi ke Kota Semarang semakin kencang ditandai dengan besarnya jumlah pendatang baru untuk tinggal menetap atau tinggal sementara di wilayah Kota Semarang. Dalam mencari penghidupan, para pendatang baru tersebut sebagian besar tidak mengetahui atau memahami larangan-larangan yang tercantum dalam peraturan daerah Kota Semarang, sehingga mereka cenderung melakukan pelanggaran terhadap peraturan daerah khususnya peraturan tentang pedagang kaki Lima, penyelenggaraan parkir tepi jalan umum, administrasi kependudukan, pelacuran, pengemis, gelandangan dan orang terlantar. 3. Pertumbuhan pemukiman yang semakin pesat dan jumlah penduduk

yang semakin bertambah konsekuensinya membutuhkan anggota Linmas yang semakin banyak sebagai garda terdepan dalam pelayanan bidang keamanan. Karena masyarakat tidak tertarik dan tidak berminat untuk menjadi anggota linmas maka jumlah kebutuhan linmas dengan jumlah pertambahan linmas tidak sebanding mengakibatkan pelayanan bidang keamanan tidak optimal.

4.1.19.5 RENCANA TINDAK LANJUT

(23)

B A B I V – U r u s a n U r u s a n W a j i b K e s b a n g p o l

2. Melaksanakan sosialisasi mengenai peraturan daerah secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat khususnya pendatang baru, agar memahami ketentuan dalam peraturan daerah sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran hukum, disamping adanya pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan sebagai upaya penegakan hukum dan pemberian sanksi. Pemberdayaan masyarakat agar turut serta mengawasi dan aktif melaporkan pelanggaran peraturan daerah yang terjadi disekitarnya untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Dibuktikan dengan tingginya curahan tenaga kerja istri dan anggota keluarga perempuan (15 tahun ke atas) dalam pekerjaan nafkah agribisnis ikan.Bahkan dari empat kombinasi

Buat lembaran tipis dengan cara menyaringnya memakai corong Buchner, keringkan di udara terbuka lalu cabik-cabik menjadi bagian kecil-kecil. Dinginkan dalam desikator sampai suhu

( Seratus T Ribu Rupiah etapan ini akan diusulkan kepada Pejaba ) agar dapat segera memulai proses peng apan ini diperbuat, apabila dikemudian ha embali sebagaimana

( Seratus T Rupiah ) etapan ini akan diusulkan kepada Pejaba ) agar dapat segera memulai proses penga.. pan ini diperbuat, apabila dikemudian hari t ali

dijelaskan mengenai etika tentang apa yang diperkenankan dan tidak diperkenankan untuk disiarkan keada publik, salah satunya adalah mengenai blur atau sensor yang

Sensor berbasis koil datar, fluxgate dan GMR dapat diaplikasikan untuk mengukur jarak, getaran, medan lemah, arus, muai panjang, putaran dan juga biosensor. Teknologi mikro

Kualitas tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting untuk pembangunan ekonomi..

[r]