• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. BAB II dirman perbaikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "5. BAB II dirman perbaikan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB. II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

1.1.Perencanaan

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2008 tentang Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah dibidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

Untuk melaksanakan tugas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijaksanaan teknis Operasional di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

b. Pelaksanaan kebijaksanaan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan dibidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

c. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pembinaan UPTD di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan e. Pengelolaan urusan Ketatausahaan Badan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :

1. RPJMD kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010 – 2015.

2. Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara 2010-2015.

(2)

1.1.1. RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2010-2015

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati/Wakil Bupati terpilih. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, maka Visi yang hendak dicapai dalam periode 2010–2015 adalah :

“Menuju Tewujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berkeadilan”

Penjabaran makna dari Visi Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu:

Sejahtera; upaya mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat (sosial, ekonomi dan budaya) untuk mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar beserta sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran dengan menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah dan besar serta koperasi.

Berkeadilan; pembangunan yang adil dan merata serta penegakan hukum dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta meningkatkan peran perempuan dan perlindungan anak.

(3)

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dengan menitik beratkan pada motivasi dan pengawasan pelaksanaan good

governance.

2. Meningkatkan kualitas dan daya saing menuju sumber daya manusia yang unggul, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Menumbuhkan sentra perekonomian dan pengembangan usaha rakyat dengan tetap menjaga iklim investasi dalam kerangka penciptaan lapangan kerja.

4. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan dan pengembangan potensi serta daya saing agribisinis, industri dan pariwisata. 5. Meningkatkan pemerataan infrastruktur pembangunan untuk

menjangkau layanan fasilitas umum baik secara kualitas maupun kuantitas.

6. Menetapkan penyelenggaraan pembangunan berwawasan lingkungan dan pelestarian sumber daya alam.

7. Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Visi dan misi pembangunan Kutai Kartanegara 2010-2015 dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran, sebagai berikut:

Misi Pertama:

Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dengan menitikberatkan pada motivasi dan pengawasan pelaksanaan good governance.

Tujuan:

(4)

Sasaran:

1. Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah.

2. Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah.

3. Menurunnya tingkat pelanggaran hukum.

4. Meningkatnya tertib administrasi pemerintah dan kualitas pelayanan publik.

5. Meningkatnya kerjasama pemerintah dengan masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

6. Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana.

7. Meningkatnya kualitas manajemen pembangunan serta pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah.

8. Meningkatnya ketersediaan informasi data kabupaten.

Misi Kedua:

Meningkatkan kualitas dan daya saing menuju sumber daya manusia yang unggul, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Tujuan:

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang handal dan sejahtera dengan peran serta dan produktivitas tinggi serta bertaqwa kepada Tuhan YME dan berdasarkan Pancasila.

Sasaran:

1. Meningkatnya mutu dan daya saing pendidikan serta pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan.

(5)

3. Meningkatnya ketersediaan sarana dan tenaga pelayanan kesehatan.

4. Meningkatnya tata kelola pelayanan kesehatan. 5. Menurunnya angka kemiskinan.

6. Meningkatnya kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

7. Meningkatnya keberdayaan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan.

8. Meningkatnya wawasan seni dan budaya masyarakat serta peran serta masyarakat dalam melestarikan kebudayaan. 9. Meningkatnya prestasi dan kreativitas pemuda dan olahraga.

Misi Ketiga:

Menumbuhkan sentra perekonomian dan pengembangan usaha rakyat dengan tetap menjaga iklim investasi dalam kerangka penciptaan lapangan kerja.

Tujuan :

1. Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja.

2. Meningkatnya kemandirian ekonomi kerakyatan. Sasaran:

1. Meningkatnya nilai investasi pembangunan daerah.

2. Meningkatnya perluasan kesempatan memperoleh pekerjaan. 3. Optimalisasi kualitas dan peran BUMD, koperasi dan UMKM.

Misi Keempat:

(6)

Tujuan:

Meningkatkan ketahanan pangan melalui pengembangan potensi pertanian dalam arti luas dan kelautan perikanan yang didukung daya saing perdagangan, industri dan pariwisata daerah.

Sasaran:

1. Optimalisasi pemanfaatan sumber- sumber pendapatan. 2. Meningkatnya ketersediaan pangan.

3. Meningkatnya produktivitas sektor pertanian dalam arti luas. 4. Meningkatnya produksi tangkap nelayan dan perikanan

budidaya.

5. Berkembangnya dan meningkatnya daya saing potensi perdagangan dan perindustrian.

6. Meningkatnya daya jual potensi pariwisata.

Misi Kelima :

Meningkatkan pemerataan infrastruktur pembangunan untuk menjangkau layanan fasilitas umum baik secara kualitas maupun kuantitas

Tujuan :

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang memiliki daya dukung dan gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Sasaran :

Meningkatnya kualitas sarana prasarana pendukung aktivitas ekonomi.

Misi Keenam :

(7)

Tujuan :

Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang baik dan terpadu sesuai penataan ruang dengan mengembangkan kearifan lokal.

Sasaran:

1. Meningkatnya pencegahan pencemaran lingkungan/ perusakan lingkungan serta pertumbuhan sektor kehutanan. 2. Meningkatnya kualitas penataan ruang.

3. Meningkatnya potensi dan konservasi sumber daya hutan.

Misi Ketujuh :

Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Tujuan :

Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan dan perlindungan anak.

Sasaran :

Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan terhadap perempuan dan anak.

1.1.2. Renstra BKPP 2010-2015

(8)

dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi yang diamanahkan.

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara 2010 – 2015 telah mengacu pada RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010 – 2015 yang telah ditetapkan, khususnya terkait dengan misi ke empat yaitu Meningkatkan sumber-sumber pendapatan dan pengembangan potensi serta daya saing agribisinis, industri dan pariwisata. Secara ringkas substansi Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara dapat diilustrasikan sebagai berikut : a. Visi

Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara adalah:

“Terwujudnya Sistem Ketahanan Pangan Yang Mandiri Didukung Penyuluhan Yang Handal Menuju Masyarakat Yang

Sejahtera dan Berkeadilan”

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, serta berpedoman terhadap tugas dan fungsi, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) mempunyai misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Pelayanan dan Kompetensi Aparatur

2. Mengembangkan kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal

(9)

4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian dalam arti luas melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan secara partisipatif

5. Mendorong berkembangnya kelembagaan petani-nelayan, menjadi organisasi ekonomi yang mandiri dan tangguh berorientasi agribisnis, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan

c. Tujuan

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam menjalankan tugas dan fungsinya mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan Peran serta masyarakat dalam keamanan pangan

2. Meningkatkan diversivikasi pangan dan gizi.

3. Mengembangkan cadangan pangan lokal masyarakat 4. Mencegah dan menangani keadaan rawan pangan dan gizi 5. Mengembangkan system distribusi pangan yang adil dan

efisien

6. Menjaga stabilitas harga pangan masyarakat 7. Menjamin ketersediaan pangan

8. Meningkatkan mutu dan keamanan pangan

9. Meningkatkan aksesbilitas rumah tangga terhadap pangan 10. Meningkatkan Produktivitas usaha petani-nelayan

11. Meningkatkan Pendapatan Petani-Nelayan

12. Mengembangkan kelembagaan petani-nelayan menjadi kelembagaan ekonomi

13. Meningkatkan peran dan peranan kelembagaan petani-nelayan dalam pembangunan pertanian

14. Meningkatkan Profesionalisme Penyuluh

(10)

d. Sasaran

Sasaran adalah sesuatu dasar didalam penilaian dan pemantauan kinerjanya sehingga merupakan alat pemicu agar semua bagian organisasi sadar akan sesuatu yang harus dicapai dan untuk itulah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara telah merumuskan sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya diversifikasi produk pertanian non beras 9 jenis macam.

2. Meningkatnya pemantapan ketersediaan, distribusi dan akses pangan serta pembangunan Desa Mandiri pangan di 72 desa.

3. Meningkatnya penanganan daerah rawan pangan di 26 desa.

4. Meningkatnya pembentukan dan pemberdayaan lumbung pangan desa di 72 Desa.

5. Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan di 72 desa, 54 SD/MI

6. Meningkatnya penanganan pasca panen hasil pertanian sebanyak 7 jenis

7. Meningkatnya pemasaran hasil pertanian melalui promosi 4 event, dan penyuluhan pemasaran hasil 4.500 orang.

8. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani dan pelaku agribisnis 183 orang.

9. Meningkatnya pembinaan dan pemberdayaan kelembagaan petani-nelayan (Kelompok tani, Gapoktan dll) sebanyak 1.650 kelompok.

(11)

11.Terpenuhinya kebutuhan penyuluh di 227 desa 18 Kecamatan.

12.Meningkatnya kapasitas dan kinerja penyuluh sebanyak 272 orang penyuluh PNS dan Non PNS.

13.Meningkatnya peren serta gender dalam pembangunan ketahanan pangan sebanyak 72 Kelompok wanita tani (KWT)

e. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Dalam penyelenggaran ketahanan pangan peran pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam mewujudkan ketahanan pangan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 adalah melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan mendorong keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan pangan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian 65/Permentan/OT.140/12/2010 tanggal 22 Desember 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Dan Kabupaten/Kota, maka Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan bertanggung jawab dalam mewujudkan Ketahanan Pangan.

(12)

tangga, dan (c) konsumsi pangan, adalah setiap rumah tangga dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi yang beragam, bergizi dan seimbang serta preferensinya.

Dari ke tiga aspek ketahanan pangan tersebut di atas, maka Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota, terdiri dari 4 (empat) jenis pelayanan dasar : 1. Bidang ketersediaan dan cadangan pangan;

2. Bidang distribusi dan akses pangan;

3. Bidang penganekaragaman dan keamanan pangan; 4. Bidang penanganan kerawanan pangan.

Berdasarkan Penjabaran indikator kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, maka target capaian Standar Pelayanan

Minimum Ketahanan Pangan pada tahun 2015, adalah sebagai berikut :

1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan:

a. Ketersediaan energi dan protein perkapita 90%. b. Penguatan cadangan pangan 60%

2. Distribusi dan Akses Pangan:

a. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah 90%

b. Stabilitas harga dan pasokan pangan 90% 3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan:

a. Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90% b. Pengawasan dan pembinaan kemanan pangan 80% 4. Penanganan Kerawanan Pangan:

(13)

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi secara mendalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada Rentra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010 – 2015. Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih indicator-indikator kinerja yang ada dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara 2010-2015 yang memiliki focus pada perspektif stakesholder, sedangkan yang fokusnya pada internal bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan sebagai indicator kinerja utama. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara yang digunakan untuk periode waktu tahun 2010-2015 sesuai periode Renstra, yaitu,

N0

. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama 1. Dipertahankannya

1. Jumlah Desa Mandiri Pangan yang di Kembangkan

2. Penanganan Daerah Rawan Pangan.

1. Konsumsi Pangan Berbasis Pola Pangan Harapan. 2. Penanganan Keamanan

Pangan segar.

(14)

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan nmempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah : untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur, sebagai wujud nyata konitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah: sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

1.2.Perjanjian Kinerja

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran serta memperhatikan strategi dan kebijakan, maka disusun program kerja jangka menengah 2011– 2015 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pada tahun 2013 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara melaksanakan Program dan Kegiatan yang baik bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, dan APBN, yaitu sebagai berikut :

1.2.1. Sumber Dana APBD Kabupaten Kutai Kartanegara

(20)
(21)
(22)
(23)

1.2.2. Sumber Dana APBD Provinsi

Gambar

Tabel  1.   Program  dan  kegiatan  Tahun  Anggaran  2013 sebelum dan  setelahperubahan

Referensi

Dokumen terkait

17/2000 membedakan tarip dan lapisan penghasilan kena pajak untuk Adanya perubahan tarip dan lapisan penghasilan kena pajak dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Lombok Utara Nomor 3 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pengelolaan Kuangan

Salah satu varietas unggul nasional belimbing adalah Karangsari (SK Mentan No 483/Kpts/LB.240/8/2004) yang berasal dari Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar

3. Beberapa manfaat perencanaan usaha adalah pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas, menghindari pekerjaan atau aktivitas yang

KARSA: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman Vol... KARSA: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman

Maka dari itu, pеnеlitian ini bеrtujuan untuk mеnganalisis kеndala, dampak dan upaya Frеight Forwardеr dalam mеnghadapi Dwеlling Timе.. Pеnеlitian dilakukan di

Jika seandainya dalam kotak 50x50, objek yang hilang berada di rentang kotak 5x5 dari jarak awal, maka dengan RCM dapat kita tentukan jarak terdekat untuk menuju

Sesuai dengan pembahasan di atas bahwa suatu perikatan dapat dikategorikan sebagai benda adalah perikatan yang mengandung prestasi atau utang di dalamnya, karena yang