2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Beras Organik
Beras organik adalah beras yang bebas dari pestisida, pewarna dan bahan kimia lainnya sehingga sangat aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh balita, dewasa, maupun para manula. Beras organik ada beberapa macam warna yakni hitam, merah, coklat dan putih. Beras organik dari Indonesia mempunyai keunggulan rasa lebih enak karena struktur tanahnya, aromanya harum dan tahan lama penyimpanannya. Keunggulan beras organik dari beras anorganik adalah memiliki keunggulan glukosa, karbohidrat dan proteinnya mudah terurai aman dan sangat baik dikonsumsi penderita diabetes, baik untuk program diet dan mencegah kanker, jantung, asam urat, darah tinggi dan vertigo. Cara penanaman beras organik berbeda dengan beras biasa misalnya pengairan sawah tidak boleh dicampur dengan sawah yang menggunakan pupuk maupun pestisida kimia. Pada proses penggilingan beras organik juga tidak boleh dicampur dengan beras biasa (Harmanto, 2008).
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2012).
Salah satu cara untuk mendapatkan beras dengan kualitas yang baik adalah dengan lebih mensosialisasikan usaha padi organik. Usahatani padi organik ini sangat baik untuk kesehatan orang yang mengkonsumsinya karena bebas dari kandungan bahan kimia yang berbahaya (Nainggolan, 2001).
Walaupun harga beras organik lebih mahal dibandingkan beras anorganik namun hal tersebut sebanding dengan manfaat dan kualitas yang akan diperoleh. Dan dengan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat mengenai arti penting kesehatan, maka tingkat konsumsi beras organik dari waktu ke waktu pun semakin tinggi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Teori Konsumsi
2.2.2 Sosial Ekonomi
Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan.
Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita.
Jadi bisa dijadikan kesimpulan adalah bahwa pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.
2.2.3 Karakteristik Konsumen
Konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lainnya. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit) (Simanjuntak, 2012).
Occupant (siapa konsumennya), Operation (bagaimana membelinya), dan Organization (siapa yang terlibat dalam pembelian).
Karakteristik konsumen yang berguna untuk mengetahui segmentasi pasar dapat dibagi dalam empat kategori yaitu demografi, perilaku, profil psikografi, dan karakteristik kepribadian. Ukuran demografi konsumen yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendapatan, agama, status perkawinan, pendidikan, etnik dan kebangsaan, memiliki dua manfaat penting dalam proses segmentasi. Pertama, hal itu dapat digunakan baik secara terpisah maupun dikombinasikan untuk mengembangkan berbagai subbudaya dimana para anggotanya saling berbagi nilai, kebutuhan, ritual, dan perilaku tertentu. Contohnya kombinasi pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan, dapat dipergunakan untuk mengembangkan kelas sosial konsumen. Manfaat kedua, variabel demografi dapat digunakan untuk menggambarkan para konsumen yang diklasifikasikan menjadi segmen melalui sarana lainnya (Sunarto, 2006).
Secara umum karakteristik konsumen yang mempengaruhi Jumlah konsumsi beras organik adalah sebagai berikut:
1. Umur
Notoatmodjo (2007), menjelasakan bahwa umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya. Para pemasar juga harus memahami apa kebutuhan dari konsumen dari berbagai usia tersebut, kemudian membuat berbagai beragam produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut (Sumarwan, 2004).
2. Tingkat Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional (2008), yaitu proses perubahan sikap dan tata laku sesorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Konsumen yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi dan mengakibatkan konsumen lebih selektif dalam memilih jenis pangan yang akan dikonsumsi. Pendidikan yang berbeda juga akan menyebabkan perbedaan dalam memilih jenis pangan dan juga perbedaan selera. Pendidikan yang rendah akan mencerminkan jenis pekerjaan dan pendapatan serta daya beli konsumen yang rendah sehingga konsumen dengan pendidikan rendah cenderung tidak memperhatikan jenis pangan yang hendak dikonsumsi.
3. Pendapatan
Menurut Kieso, Warfield dan Weygandt (2011), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
4. Jumlah Anggota Keluarga
Semua anggota keluarga yang terdiri dari kepala keluarga isteri/suaminya dan atau dengan anak (anak-anak) nya serta orang lain atau anak angkat yang ikut dalam keluarga tersebut yang belum berkeluarga, baik yang tinggal serumah maupun yang tidak tinggal serumah (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011).
Jumlah anggota keluarga akan menentukan jumlah dan pola konsumsi pangan rumah tangga. Rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak akan membeli dan mengkonsumsi pangan lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit.
5. Kondisi Kesehatan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (1948), menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.
Pola dan jumlah konsumsi konsumen tergantung kepada kondisi kesehatannya. Dilihat dari sisi kondisi kesehatan, permintaan konsumsi seseorang dilihat dari penyakit yang dideritanya.
2.3. Penelitian Terdahulu
ukuran keluarga. Dengan menggunakan Model Regresi Linier Berganda, dijelaskan bahwa harga beras organik memilik hubungan yang negatif terhadap permintaan beras organik. Sedangkan harga beras lain, tingkat pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan ukuran keluarga memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan beras organik. Analisis penilaian konsumen beras organik menggunakan Model Fish Bein untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu atribut produk tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut tersebut. Menurut penilaian konsumen, konsumen sangat mementingan atribut kualitas, rasa, kehigienisan, harga, dan kemudahan diperoleh dalam mengkonsumsi beras organik. Sedangkan atribut kemasan dan prestise tidak terlalu menjadi perhatian konsumen.
Dalam penelitian Januar (2006), ”Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Rumah Tangga terhadap Beras Organik di Bogor”.
Variabel-variabel yang diduga berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik adalah pendapatan, usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan, frekuensi konsumsi, dummy harga, dummy jenis kelamin, dan dummy sumber informasi. Model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik adalah regresi linier berganda. Variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan beras organik adalah pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, dan frekuensi konsumsi.
membeli beras organik jika terdapat kotoran didalamnya dan tidak membeli beras organik jika tidak memiliki bentuk bagus serta tidak bersedia membayar lebih untuk membeli beras organik berdasarkan tingkat pendidikan. Terdapat perbedaan sikap konsumen beras organik berdasarkan usia. Terdapat perbedaan sikap konsumen beras organik di Pasar Swalayan Kota Surakarta berdasarkan pendapatan, kemudian tidak membeli beras organik jika tidak memiliki bentuk bagus, kualitas yang lebih baik, lebih enak, harganya sangat mahal dan tidak bersedia membayar lebih untuk membeli beras organik berdasarkan tingkat pendapatan. Saran yang dapat diberikan yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin banyak tingkat pengetahuan tentang beras organik, sebaiknya semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin banyak mengkonsumsi beras organik. Semakin tua usia seseorang, sebaiknya memperhatikan tingkat kesehatan, dengan membeli beras organik. Semakin tinggi tingkat pendapatan, sebaiknya bersedia untuk membayar lebih membeli beras organik, untuk dikonsumsi.
2.4. Kerangka Pemikiran
Konsumsen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya sehingga tidak akan kekurangan apapun.
Dimana masing-masing karakteristik konsumen beras organik berpengaruh terhadap konsumsi beras organik. Dari sisi umur, semakin tua umur seseorang maka konsumsi semakin besar. Dari tingkat pendidikan, seseorang yang berpendidikan pasti mengetahui apa yang baik buat dikonsumsi dirinya. Dilihat dari pendapatannya, semakin besar pendapatan seseorang maka konsumsi semakin besar. Dari jumlah anggota keluarga, semakin banyak anggota keluarga maka konsumsi semakin tinggi. Dan dilihat dari sisi kondisi kesehatan, permintaan seseorang dilihat dari penyakit yang dideritanya, misal: penderita diabetes, maka konsumsi beras organik meningkat.
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan sesuai dengan identifikasi masalah yang ada, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
Umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan kondisi kesehatan mempengaruhi permintaan beras organik di Kecamatan Medan Johor.
Konsumen
Karakteristik Sosial Ekonomi: 1. Umur
2. Tingkat Pendidikan 3. Pendapatan
4. Jumlah Anggota Keluarga 5. Kondisi Kesehatan
Konsumsi Beras Organik
Keterangan
: Menyatakan Alur