• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mekanisme Pertahanan Diri terhadap Hasrat Melakukan Hubungan Seksual pada Diri Biarawan Buddha T1 802005141 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mekanisme Pertahanan Diri terhadap Hasrat Melakukan Hubungan Seksual pada Diri Biarawan Buddha T1 802005141 BAB II"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN HASRAT HUBUNGAN SEKSUAL

1. Pengertian Hasrat

Menurut Freud (1993) insting didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya disebut hasrat, sedangkan rangsangan jasmaniah dari mana hasrat itu muncul disebut kebutuhan. Keadaan lapar dapat digambarkan secara fisiologis sebagai keadaan kekurangan makanan pada jaringan-jaringan tubuh, sedangan secara psikologis diwujudkan dalam bentuk hasrat akan makanan.

(2)

15 memakan makanan. Seluruh kegiatan yang menjembatani antara munculnya suatu hasrat dan pemenuhan kebutuhan.

Menurut Ahmadi (1998) kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Tujuan kemauan adalah pelaksanaan untuk mencapai suatu yang diinginkan. Dalam istilah sehari-hari kemauan dapat disamakan dengan hasrat atau kehendak. Hasrat ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.

(3)

16 kelamin antara individu dengan pasangannya. Sedangkan secara psikologisnya adalah ekspresi akan perasaan cinta terhadap pasangannya, serta hilangnya gejolak/gairah/tekanan atas rangsangaan seksual yang bergejolak dalam benaknya.

2. Pengertian Hubungan Seksual

(4)

17 pihak laki-laki juga tidak memenuhi fungsi kepriaannya secara wajar.

Menurut Sarlito (2003) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis, maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, ataupun orang dalam khayalannya sendiri yang biasa disebut masturbasi bagi wanita yang melakukannya dan onani bagi pria.

(5)

18 fisik dan psikis dari kedua belah pihak. Di dalam Buddhisme dan seks, (2007) seksual adalah dorongan yang kuat pada diri kita untuk melakukan kegiatan seksual baik antar jenis, sesama jenis ataupun kegiatan seks dilakukan sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan seksual adalah bersatunya alat kelamin, baik pria dengan wanita, atau wanita dengan wanita, dan pria dengan pria, untuk mencapai kepuasan seksual yang merupakan ekspresi akan perasaan cinta, cara berkomunikasi intim dan cara mencapai kedekatan emosional.

3. Pengertian Hasrat Melakukan Hubungan Seksual

(6)

19 timbul apabila tidak terjadi hambatan selera seksual, hambatan gairah seksual, dan hambatan orgasme.

4. Ciri-Ciri Hasrat

Menurut sarlito (1998) tujuan kemauan adalah pelaksanaan untuk mencapai suatu yang diinginkan. Dalam istilah sehari-hari kemauan dapat disamakan dengan hasrat atau kehendak. Hasrat ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang. Hasrat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasrat merupakan “motor” penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.

b. Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif maupun negatif. Positif berarti mencapai sesuatu yang dianggap berharga atau berguna baginya. Sedangkan negative berarti menghindari sesuatu yang dianggap tidak berharga baginya.

c. Hasrat selamanya tidak terpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan perasaan (emosi). Dengan kata lain hasrat tidak dapat dipisah dengan pekerjaan jiwa yang lain.

d. Hasrat di arahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan, maka di dalam hasrat terdapat bibit-bibit penjelmaan kegiatan.

(7)

20 5. Aspek-Aspek Dalam Hubungan Seksual

Hasrat melakukan hubungan seksual dalam diri individu dapat muncul apabila didorong oleh beberapa aspek seperti yang dikemukakan oleh Tukan (1990) yang mengemukakan aspek-aspek hubungan seksual antara lain adalah sebagai berikut:

a. Aspek Biologis

Yaitu hasrat dan dorongan untuk meneruskan keturunan prokreatif dan melanjutkan jenis manusia.

b. Aspek Fisiologis

Yaitu hasrat untuk meredakan tekanan dan memuaskan nafsu seksual.

c. Apek psikologis

Yaitu kebutuhan akan teman hidup, keinginan akan persatuan dan kesempurnaan serta persahabatan timbal balik.

d. Aspek Personal

Yaitu pasangan pria dan wanita saling memperhatikan, tukar menukar masalah pribadi dalam berkomunikasi, saling menolong, bergembira bersama dan saling melengkapi.

e. Aspek Cinta

(8)

21 f. Aspek Sosial

Yaitu dalam perkawinan bukan hanya urusan pasangan itu sendiri tetapi mereka juga butuh pengakuan sosial dari orang lain.

Thornburg (1982) mengemukakan bahwa ada empat aspek dalam hubungan seksual yaitu:

a. Apek Biologis

Yaitu respon individu terhadap hasrat seksual, perubahan, perkembangan dan pertumbuhan seksual.

b. Aspek Psikologis

Yaitu proses belajar individu mengungkap dorongan seksual dan peranan pikiran dalam tingkah laku individu.

c. Aspek Sosial

Yaitu dorongan seksual yang diungkapkan melalui cara menjalin hubungan dengan orang lain yang bersifat mendalam.

d. Aspek Moral

(9)

22 6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasrat Hubungan Seksual

Menurut Karini & Kartono (2003) menyebutkan bahwa hasrat hubungan seksual dipengaruhi oleh beberapa komponen antara lain:

a) Komponen hormoral

Komponen hormoral ditentukan oleh hormon-hormon tertentu, yang mempengaruhi perkembangan dan aktivitas seks. Hormon estrogen untuk wanita dan hormon tetosteron untuk laki-laki.

b) Komponen genetic

Komponen genetik terdapat dalam kromosom-kromosom seks, yaitu kromosom-kromosom X atau kromosom-kromosom betina, dan kromosom Y atau kromosom jantan. Kromosom ini menentukan jenis kelamin manusia, susunan alat kelamin dan reproduksi serta morfologi alat kelamin bagian luar meliputi vagina, payudara pada kaum wanita dan scrotum, kantong bola dan penis pada kaum laki-laki.

c) Komponen psikologis

(10)

23 bacaan, film, pergaulan, dan pengalaman. Pengaruh eksternal yang berupa rangsangan-rangsangan tertentu yang sangat kuat mempengaruhi kaum laki-laki ialah rangsangan visual, melalui pengelihatan. Itulah sebabnya mengapa pornografi lebih merangsang kaum laki-laki dari pada kaum wanita. Sebaliknya, wanita lebih sensitif terhadap stimuli auditif seperti rayuan, cumbuan dan pujian, sedangkan stimuli taktil dengan dengan rabaan dan stimuli kinestetik dengan gerakan-gerakan. Perbedaan essensiil antara laki-laki dan perempuan adalah kaum laki-laki lebih besar nafsu seksnya daripada wanita sedangkan kaum wanita lebih besar tenaga seksnya.

Boulfford & Bardwick (1968) mengemukakan bahwa hunungan seksual timbul karena beberapa faktor yaitu:

a. Meningkatnya Libido Seksualitas

Perubahan-perubahan hormoral yang meningkatkan hasrat seksual. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu. b. Penundaan Usia Perkawinan

Penyaluran hasrat seksual tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan yang menetapkan batas usia menikah sedikitnya usia 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria.

(11)

24 c. Tabu Larangan

Norma-norma agama melarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Bahkan larangan-larangannya berkembang lebih jauh kepada tingkah laku yang lain seperti berciuman dan masturbasi. Bagi mereka yang tidak dapat menahan diri akan terdapat kecenderungan untuk melanggar larangan-larangan tersebut. Orang tua dan pendidik menjadi tidak terbuka atau berterus terang kepada anak-anak atau anak didik mereka tentang seks, dikarenakan takut anak-anak terpengaruh untuk melakukan hubungan seksual sebelum waktunya. Seks menjadi tabu untuk dibicarakan. d. Kurangnya Informasi Tentang Seks

Pada umumnya pengetahuan mereka tentang seks kurang memadai, hal ini disebabkan karena seks tabu untuk dibicarakan. Sehingga mereka mencari sumber-sumber lain yang tidak akurat baik melalui teman, media massa dan teknologi canggih lainnya untuk mengetahui seksualitas yang sesungguhnya.

e. Pergaulan Yang Semakin Bebas

(12)
(13)

26 B. MEKANISME PERTAHANAN DIRI

1. Bagian-Bagian Mekanisme Pertahanan Diri

Bagian yang sangat primitif dari jiwa adalah id (das Es), bagian kedua adalah ego (das Ich), serta bagian ketiga superego (das Uberich). Bagian-bagian ini tidak memiliki wilayah tertentu,

tetapi hanya merupakan gagasan-gagasan hipotetis. Mereka berinteraksi dengan tiga tingkat kehidupan mental sehingga ego melintasi semua tingkat topografis dan memiliki komponen sadar, prasadar, dan tak sadar, sedangkan super ego adalah prasadar dan tak sadar. Bagian-bagian dari mekanisme tersebut adalah:

a. Id

(14)

27 Freud menjelaskankan tingkatan id yaitu gudang semua dorongan atau tenaga yang sifatnya primitif. Dorongan primitif ini mempunyai sifat yang disebut sebagai prinsip kenikmatan. Ia menghendaki segera memperoleh kenikmatan, bilamana dorongan-dorongannya sudah sampai pada tingkat-tingkat dorongan untuk minta disalurkan. Sebagai contoh ketika kita tidak berhasil memenuhi kebutuhan tertentu, seperti lapar, mulailah id menuntut perhatian kita lebih banyak lagi, sampai pada suatu titik di mana kita tidak bisa berfikir apa-apa lagi selain makan. Saat inilah keinginan atau nafsu makan memaksa masuk ke dalam alam sadar. Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Id merupakan reservoir energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menjalankan kedua sistem lain. Freud menyebut id “kenyataan psikis yang sebenarnya”, karena id merepresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Dorongan yang timbul pada id, sering kali menekan agar ego dan superego pada tingkat-tingkat struktur kepribadian yang lain melaksanakan dan yang sering menimbulkan ketegangan karena kedua struktur lain mempunyai prinsip-prinsip tersendiri yang berbeda dengan prinsip kenikmatan id.

(15)

28 meningkat, entah sebagai akibat dari stimulasi dari luar atau rangsangan-rangsangan yang timbul dari dalam, maka id akan bekerja sedemikian rupa untuk segera menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat energi rendah dan konstan serta menyenangkan. Prinsip reduksi tegangan yang merupakan ciri kerja id disebut prinsip kenikmatan. Dorongan-dorongan dari id dapat terpuaskan melalui proses-proses primer yang dapat diperoleh dengan tiga cara yaitu:

Perbuatan: Seorang anak yang sedang timbul dorongan primitifnya. Misalnya dengan teriak-teriak akan berhenti dan puas ketika ia menemukan puting susu ibunya dan mulai menyusu.

Fungsi Kognitif yaitu kemampuan anak untuk mengingat atau membayangkan hal-hal yang memuaskan yang pernah dialami atau diperoleh. Missal si anak berkhayal terhadap hal-hal yang nikmat dan menyenangkan.

(16)

29 2. Ego

Freud (1923) mengatakan bahwa ego adalah sebagian dari id yang telah diubah oleh pengaruh langsung dari dunia luar melalui persepsi kesadaran. Ego melaksanakan prinsip realitas. Ia mengatur dorongan dorongan id dengan menunda atau menahan, agar mencapai tujuan secara realistik. Fungsi ego adalah sebagai berikut:

a) Menahan penyaluran dorongan. Ego meninggikan ambang kebutuhan menyalurkan dorongan, atau sama dengan mentoleransikan dorongan yang tidak terpuaskan.

b) Mengatur desakan dorongan-dorongan yang sampai pada kesadaran. Ego mencegah munculnya suatu dorongan, sehingga perbuatan dapat dicegah.

c) Mengarahkan sesuatu perbuatan agar mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dapat diterima. Hal ini berhubungan dengan fungsi-fungsi kognitif yaitu suatu perbuatan yang disadari oleh adanya perencanaan sebelum melakukan perbuatan, dan yang diarahkan untuk mencapai tujuan.

d) Berfikir logis. Sebagai hasil perkembangan ego, individu mampu berfikir sistematis dan logis serta objektif.

(17)

30 Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Orang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan karena rasa lapar dapat dihilangkan. Ini berarti orang harus belajar membedakan antara ingatan tentang makanan dan persepsi actual terhadap makanan seperti di dunia luar. Setelah melakukan pembedaan yang sangat penting ini, maka perlu mengubah gambaran kedalam persepsi, yang terlaksana dengan menghadirkan makanan di lingkungan. Dengan kata lain, orang mencocokan gambaran ingatan tentang makanan dengan pengelihatan atau penciuman terhadap makanan yang dialaminya melalui pancaindera. Perbedaan pokok antara id dan ego ialah bahwa id hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar.

(18)

31 Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan, dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Untuk sementara waktu, prinsip kenyataan menunda prinsip kenikmatan, meskipun prinsip kenikmatan akhirnya terpenuhi ketika objek yang dibutuhkan ditemukan dan dengan demikian tegangan direduksikan. Prinsip kenyataan sesungguhnya menanyakan apakah pengalaman benar atau salah yakni, apakah pengalaman itu ada dalam kenyataan dunia luar atau tidak, sedangkan prinsip kenikmatan hanya tertarik pada apakah pengalaman itu menyakitkan atau menyenangkan.

Proses sekunder adalah berfikir realistic. Dengan proses sekunder, ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan dan kemudian menguji rencana ini, biasanya melalui suatu tindakan, untuk melihat apakah rencana itu berhasil atau tidak. Orang yang lapar berfikir di mana ia dapat menemukan makanan dan kemudian pergi ke tempat itu. Ini disebut pengujian terhadap kenyataan.

(19)

32 3. Superego

Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana diterangkan orang tua kepada anak, dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah-hadiah atau hukuman-hukuman. Superego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal bukan yang real, dan memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil masyarakat.

Fungsi-fungsi pokok superego adalah:

Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah impuls-impuls yang sangat dikutuk oleh masyarakat.

Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralistis.

Mengajar kesempurnaan.

(20)

33 ego sebagai komponen psikilogis dan superego sebagai komponen sosialnya.

2. Bentuk-Bentuk Mekanisme Pertahanan Diri

Menurut Fishbein (2000) hasrat hanya bermakna ketika seseorang menghadapi perilaku yang tidak dibawah pengendalian kehendak, yang berkenaan dengan kehendak, apa yang seseorang rencanakan, akan mencoba, atau akan melakukan. Sikap terhadap perilaku dilihat sebagai penampilan atau penampakan kepercayaan-kepercayaan yang jelas mengenai akibat-akibat atau hasil-hasil atas perilaku yang telah diperbuat. Misalnya keikutsertaan dalam sebuah seminar, adalah keseluruhan kumpulan kepercayaannya mengenai hasil-hasil setelah mengikuti kegiatan dalam seminar tersebut.

(21)

34 mempunyai pengendalian atas peristiwa-peristiwa dan tidakan-tindakan dalam kehidupan mereka.

Skema Rotter (1996) mengenai cara pandang orang tentang letak pengendalian, apakah pengendalian itu ada pada diri mereka atau dari luar mereka. Harapan umum mengenai pengendalian atas perilaku berhubungan dengan kesadaran orang akan sifat dan ciri pribadi yang diperlukan untuk melaksanakan perilaku tersebut atau yang disebut dengan faktor internal. Menurut Ajzen (2000) faktor internal yang mempengaruhi persepsi orang mengenai pengendalian perilaku adalah kesadaran akan informasi, kecakapan dan kemampuan yang diperlukan untuk bertindak. Faktor internal yang kedua adalah kekuatan kehendak. Kekuatan kehendak ini dilihat sebagai bentuk pengendalian seseorang atas suatu tindakan yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menggunakan jenis tindakan tertentu, mempertahankan dan menolak godaan. Faktor internal ketiga adalah emosi dan kompulsi. Kompulsi menghasilkan perilaku yang tidak terhentikan atau perilaku kompulsif. Emosi menghasilkan emosional yang sulit dikendalikan.

(22)

35 pengendalian. Kesadaran akan pengendalian adalah kepercayaan seseorang bahwa ia dapat mengendalikan perilakunya. Hal tersebut ditentukan oleh keyakinan terhadap diri sendiri mengenai ada dan tidaknya sumberdaya dalam diri yang diperlukan dan kesempatan untuk melaksanakan perilaku yang diinginkan.

Dasar perkembangan psikoseksual ini adalah pertumbuhan dan kematangan fisiologis pada bagian-bagian atau tempat-tempat tertentu dalam tubuh. Adanya dorongan yang dicegah oleh ego dan superego ini menimbulkan apa yang kemudian disebut mekanisme pertahanan diri yang ditemukan oleh Freud, putrinya Anna Freud, (1946) dan murid muridnya :

1. Represi

(23)

36 menyebabkan represi sepenuhnya terhadap dorongan dorongan seksual, tetapi sebagian dari dorongan diekspresikan. Anna Freud menyebutnya dengan ”melupakan yang bermotivasi”, adalah ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan.

”saya sering melupakan sesuatu yang tidak saya sukai atau menghalangi usaha saya untuk mengejar cita-cita saya”

Berdasarkan contoh dan pengertian represi di atas, peneliti menyimpulkan jika orang atau individu melakukan represi berarti di dalam diri individu tersebut terdapat keinginan atau ada usaha untuk melupakan situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan atau tidak disukai oleh individu dan peristiwa tersebut tidak ingin terulang kembali. Sebagai contoh seseorang ingin melakukan hubungan seksual dengan pacarnya setelah menikah, kemudian selama berpacaran muncul keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan pacarnya untuk menghindari hal tersebut maka dia melupakan pasangannya bahkan dia tidak mau bertemu dengan pacarnnya untuk sementara waktu sampai keinginan untuk melakukan hubungan seksual tersebut hilang, dan ia kembali menemui pasangannya setelah keinginan untuk melakukan hubungan seksualnya hilang, dan setiap kali kejadian tersebut dapat diulang-ulang sampai dia menikah.

(24)

37 2. Pembentukan Reaksi

(25)

38 inginkan atau yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan dengan terpaksa harus ditolak secara tidak wajar.

”saya sering menolak pendapat orang lain meski banyak orang lain yang setuju dengan pendapatnya”

Sebagai contoh seorang mahasiswa memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain, tetapi dia menolak keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah melakukan hubungan seksual dengan siapapun, sekalipun ia dipaksa untuk melakukannya, jadi mahasiswa tersebut menolak hubungan seksual tersebut secara tidak wajar.

3. Pengantian/Pemindahan

(26)

39 ”saya sering bepergian ketika pikiran saya sedang kacau atau banyak masalah”

Berdasar dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa penggantian adalah tidak tercapainya atau tidak terpenuhinya keinginan yang sebenarnya diinginkan kemudian digantikan dengan keinginan lain yang pada dasarnya sama tetapi beda objeknya, jadi yang digantikan atau dipindahkan adalah objeknya ataupun keinginannya. Misalnya seorang suami memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan istrinya, tetapi istrinya sedang pergi, kemudian dia mencari wanita lain atau objek lain untuk melakukan hubungan seksual atau dia mencurahkan semua kasih sayangnya kepada anaknya atau memberikan perawatan yang khusus terhadap hewan peliharaannya dengan tujuan supaya hasrat ingin menyanginya dapat tersalurkan.

4. Sublimasi

(27)

40 ”saya sering mengekspresikan atau mengungkapkan seluruh isi hati ke dalam karya seni”

Penulis menyimpulkan bahwa sublimasi adalah mengubah berbagai rangsangan kedalam bentuk yang lebih positif. Misalnya seorang seniman ingin melakukan hubungan seksual dengan wanita yang dikaguminya, karena dia belum menikah dengan wanita yang dikaguminya maka hasrat seksual tersebut ia curahkan dengan membuat patung atau membuat lukisan yang menggambarkan tentang wanita yang dicintai atau dikaguminya.

5. Fiksasi

(28)

41 dimana individu merasa nyaman pada suatu tahap tertentu dan belum berani untuk melangkah kepada tahap selanjutnya karena takut jika melangkah kepada tahap selanjutnya akan membuatnya menjadi tidak nyaman.

”saya belum siap untuk menghadapi dunia yang baru, jika saya menikahi pacar saya tahun depan”

Misalnya seorang mahasiswa memiliki pacar yang berbeda agama, walaupun dia berminat untuk menikah dengan pacarnya namun hal tersebut tidak diungkapkan karena ia takut jika sang pacar menolaknya dengan alasan berbeda agama.

6. Regresi

Regresi adalah kembali ke masa-masa dimana seseorang mengalami tekanan psikologis. Segera setelah libido melewati suatu tahap perkembangan, pada saat mengalami stres dan kecemasan mungkin akan kembali lagi ke tahap perkembangan sebelumnya. Misalnya, seorang anak yang disapih mungkin akan meminta botol susu bila saudaranya lahir. Perhatian kepada bayi yang lahir itu merupakan ancaman bagi anak yang lebih tua. Tingkah laku regresi sama dengan tingkah laku fiksasi. Namun regresi lebih bersifat sementara, sedangkan fiksasi memerlukan sedikit lebih banyak pengeluaran energi psikis yang permanen.

(29)

42 Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diambil cotoh lain misalnya, seorang yang baru saja bercerai dengan istrinya, karena merasa kesepian ia pergi ke tempat di mana anak-anak muda berkumpul dan bersenang-senang seperti ia bersenang-senang seperti waktu masih muda dulu.

7. Proyeksi

(30)

43 kadang-kadang orang itu mungkin memindahkan delusinya kepada orang yang tidak sejenis.

”saya sering menuduh dan curiga kepada pacar saya ketika saya tertarik kepada orang lain yang lebih tua”

Berdasar penjelasan di atas dapat diambil contoh lain misalnya seorang laki-laki yang ingin melakukan hubungan seksual dengan wanita yang dikaguminya, nanun ia tidak mengakuinya kalau ia ingin melakukan hubungan seksual, namun justru ia menganggap hubungan seksual adalah suatu hal yang sangat tidak baik dan melanggar norma-norma sosial dalam masyarakat dan menganggap sebuah tindakan yang tak bermoral.

8. Introyeksi/Identifikasi

(31)

44 ”saya selalu membayangkan bahwa saya adalah orang yang paling kaya di dunia ketika saya bertemu dengan tetangga saya yang lebih kaya dari saya”

Dari penjelasan di atas dapat di ambil contoh lain misalnya seorang mahasiswa yang akan mempresentasikan makalah yang telah ia kerjakan, supaya tidak malu maka ia presentasi di depan mahasiswa lainnya dengan menggunakan gaya dari dosen yang ia kagumi. Atau contoh lain misalnya seorang pelajar SMU yang mengikuti gaya hidup dari seorang mahasiswa terpandai di suatu universitas dengan tujuan agar ia dapat menjadi seorang pelajar SMU yang terpandai.

9. Penolakan

Penolakan dilakukan dengan cara memblokir peristiwa-peristiwa yang datang dari luar kesadaran. Jika dalam situasi tertentu peristiwa ini terlalu banyak untuk ditanggulangi, seseorang hanya perlu menolak mengalaminya. Cara ini adalah cara yang paling primitif dan berbahaya, karena tidak ada orang yang selamanya mampu lari dari kenyataan. Penolakan dapat bekerja sendiri atau biasanya dikombinasikan dengan bentuk mekanisme pertahanan lain yang lebih kukuh. Misal, ketika anak-anak membayangkan ayahnya yang jahat menjadi boneka yang lucu dan baik, atau mengubah bocah yang tidak berdaya menjadi kesatria yang gagah.

(32)

45 Dari beberapa contoh di atas peneliti dapat mengambil contoh lain misalnya seorang laki-laki tidak kuat untuk menahan hasrat seksualnya, ia mengubah hasrat seksual tersebut dengan menganggap bahwa dirinya adalah orang yang lemah syahwat atau penderita impotensi dan tidak dapat melakukan hubungan seksual. 10. Asketisme atau menolak segala kebutuhan

Asketisme adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang dikenal orang. Misalnya, anak remaja ketika merasa tersiksa oleh munculnya dorongan seksual, bisa jadi secara tidak sadar mencoba melindungi diri dengan menolak, bukan hanya menolak dorongan seksual, tetapi seluruh bentuk dorongan nafsu dengan menempuh gaya hidup asketik seperti cara hidup pendeta guna menolak apa yang dinikmati orang lain.

”saya sering marah kepada semua teman-teman kost ketika saya sedang marah dengan pacar saya”

(33)

46 11. Isolasi

Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan emosi dari kenangan yang menakutkan. Misalnya, orang yang merasa dirinya dianggap sebagai anak kecil, atau orang yang selalu mengedepankan aspek intelektual ketika pertama kali kenal dengan urusan seksual. Atau para dokter dan perawat harus membiasakan diri memisahkan rasa jijik, jengkel, dan takut mereka pada darah, luka rintihan, dan sebagainya serta tetap memperlakukan pasien dengan ramah, hangat seperti keluarga sendiri. Remaja yang baru saja menonton film horor akan senang berkumpul dengan orang banyak yang tujuan sebenarnya adalah menghilangkan rasa takut mereka sendiri. Namun tak ada contoh yang paling baik selain seseorang ketika seluruh penonton di gedung bioskop tertawa karena filmnya lucu tetapi dia malah diam dan merasa tidak diperhatikan.

”saya sering memikirkan masalah yang sedang saya hadapi ketika saya berkumpul dengan teman-teman dan mereka sedang asik bercanda bersama”

(34)

47 orang yang berusaha keras untuk tidak melakukan hubungan seksual seumur hidup akan tinggal di tempat yang jauh dari pemukiman warga yang tujuan sebenarnya untuk memperoleh ketenangan dalam usaha mencapai cita-citanya atau menghilangkan pengaruh atau menghindari godaan untuk melakukan hubungan seksual.

12. Melawan diri sendiri

Ini merupakan bentuk penggantian paling khusus, dimana seseorang menjadikan dirinya sendiri sebagai target pengganti. Biasanya diri sendiri dijadikan sebagai target pengganti untuk melampiaskan rasa benci, marah, dan keberingasan, ketimbang pelampiasan terhadap dorongan-dorongan positif. Menurut Freud, mekanisme ini dapat menjelaskan perasaan minder, bersalah akibat depresi yang kita alami. Ide bahwa depresi sering muncul akibat kemarahan yang ditahan dapat diterima setiap teorikus, baik Freudian maupun non-Freudian. Misalnya, seorang ibu dan putrinya sedang berkunjung kerumah teman, putrinya yang berusia 5 tahun menumpahkan gelas susu coklat di karpet ruang tamu. Teman ibu pun memarahi dan mengatakan bertindak bodoh dan harus belajar agar lebih hati-hati. Anak tersebut berdiri terpaku dengan pandangan nanar menatap ibunya, dan sesaat kemudian anak tersebut memukul-mukul kepalanya sendiri berkali-kali.

(35)

48 Dari beberapa penjelasan di atas peneliti dapat memberikan contoh lain yaitu ketika seseorang merasa sangat bersalah setelah melakukan hubungan seksual di luar nikah ia menghukum dirinya dengan menurung diri di dalam kamarnya selama berhari-hari tanpa mempedulikan semua tugas kuliah yang seharusnya ia selesaikan untuk mengejar nilai kuliahnya yang turun. Atau seseorang yang menyesali perbuatannya setelah ia sadar dari mabuknya semalam, ia menghukum dirinya dengan memukulkan botol minuman dikepalanya sampai botol tersebut pecah.

13. Tawanan altruistik

Tawanan altruistik adalah bentuk proyeksi yang awalnya terlihat berlawanan. Orang berusaha memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin, tapi dengan memanfaatkan orang lain. Misalnya, orang yang berusaha keras membuat orang lain bersahabat dan menjalin hubungan dengannya, sementara hubungan dia dengan orang lain tidak pernah diperhatikannya. Dia selalu bertanya ”apa yang terjadi semalam tadi? Contoh yang paling ekstrim adalah orang yang menjalani seluruh hidupnya demi orang lain.

”saya jarang memenuhi keinginan saya, saya cenderung menuruti apa yang diinginkan oleh orng tua saya

(36)

49 cenderung lebih mengutamakan kepentingan persahabatan daripada kepentingan pribadinya, sebagai contoh seseorang yang sedang sibuk menyelesaikan tugas kuliahnya namun pada saat yang bersamaan pacarnya minta bantuan untuk diantar ke suatu tempat untuk menyelesaikan tugasnya, dan orang tersebut memilih mengantar pacarnya dari pada menyelesaikan tugas kuliahnya yang harus dikumpulkan besok pagi.

14.Penghapusan

(37)

50 ”saya sering memberikan hadiah kepada pacar saya ketika ketahuan berbuat salah padanya”

Dari beberapa contoh di atas peneliti menyimpulkan bahwa penghapusan ini yang terjadi biasanya adalah melupakan atau tidak menganggap suatu peristiwa yang baru saja ia lalui, mungkin karena ia merasa menyesali apa yang baru saja ia lakukan. Sebagai contoh seorang laki-laki baru saja melakukan hubungan seks dengan pacarnya kemudian ia mandi untuk membersihkan tubuhnya. Wajar kalau orang membersihkan diri setelah bersetubuh. Tetapi akan menjadi aneh kalau orang tersebut mandi dan membasuh kelaminnya berkali-kali dengan sabun setelah bersenggama, jika terjadi seperti ini kemungkinan terjadi penyesalan yang dalam pada diri individu setelah melakukan hubungan seksual. Sehingga individu sedapat mungkin melupakan atau menganggap hal tersebut tidak pernah terjadi.

15. Identifikasi dengan penyerang

(38)

51

”saya pura-pura menjadi preman ketika

preman-preman di ujung gang sedang berkumpul”

Dari contoh di atas peneliti membuat kesimpulan bahwa jika kita takut kepada hantu maka kita akan membayangkan atau berimajinasi bahwa kita merupakan kawanan dari hantu-hantu yang kita takuti dengan harapan bahwa hantu tersebut tidak akan menampakkan diri dan menakuti kita karena kita merupakan bagian dari hantu-hantu yang kita takuti. Seperti contoh di atas seorang anak dan seekor kucing kesayangannya, sang anak mencoba mengajak si kucing bermain dengan menirukan suara kucing dan mengibas-ibaskan kepalanya dengan tujuan supaya si kucing tidak lari meninggalkan sang anak untuk memakan makannya.

Dengan mengacu pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa macam bentuk mekanisme pertahanan diri. Adapun bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri tersebut adalah:

1. Represi, yaitu dimana individu berusaha melupakan objek kebutuhan yang sebenarnya dibutuhkan, dan menghilangkan kebutuhan yang dianggap menghalangi usahanya untuk memenuhi kebutuhannya yang lebih diutamakan.

(39)

52 3. Penggantian/Pemindahan, merupakan penggantian suatu objek sasaran dengan objek yang lainnya untuk mengekspresikan atau melampiaskan keinginannya sesuai dengan tujuan.

4. Sublimasi, merupakan suatu bentuk pengekspresian perasaan yang dicurahkan kedalam bentuk lain yang lebih diterima secara sosial.

5. Fiksasi, dimana individu merasa nyaman dengan suatu tahapan yang sedang dirasakan dan engan beranjak ketahapan berikutnya karena takut suasana berubah menjadi tidak nyaman.

6. Regresi, yaitu pada suatu tahap perkembangan tertentu individu merasa tidak nyaman dan membuat individu kembali kepada tahapan sebelumnya yang membuat individu merasa lebih nyaman.

7. Proyeksi, yaitu proses penyangkalan terhadap apa yang sedang individu rasakan dengan mengkambing hitamkan lawan bicaranya.

8. Introjeksi/Identifikasi, yaitu dimana individu meniru karakter dari orang lain yang dikagumi dengan tujuan untuk mengurangi perasaan inferioritasnya.

(40)

53 10.Asketisme atau menolak segala kebutuhan, yaitu dimana individu tidak hanya menolak untuk memenuhi satu dorangan kebutuhan saja tetapi menolak semua dorongan yang bersangkutan dengan kebutuhan tersebut.

11.Isolasi, yaitu dimana individu menjadi pasif dengan aktifitas lain namun tetap aktif memikirkan masalah yang sedang dihadapi, menjauhi lingkungan sekitar guna menyelesaikan semua masalah yang dianggap lebih penting.

12.Melawan diri sendiri yaitu dimana individu menghukum dirinya dengan tujuan agar tidak terulang kembali semua kesalahan yang telah dilakukan, menghukum diri sendiri sebagai ekspresi dari penyesalan atas tindakan yang dianggap salah.

13.Tawanan altruistik, dimana individu lebih mementingkan kepentingan sosial daripada kepentingan pribadi.

14.Penghapusan, yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menghilangkan perasaan bersalah atas tindakan yang telah dilakukan, menghapus penyesalan atas tindakan yang salah. 15.Identifikasi dengan penyerang, yaitu suatu cara yang

(41)

54 Terkait dengan penjelasan di atas terdapat limabelas bentuk mekanisme pertahanan diri, namun tidak semua bentuk mekanisme pertahanan diri digunakan dalam penelitian ini karena bentuk mekanisme pertahanan diri terlalu banyak maka dilakukan pemilihan bentuk mekanisme pertahanan diri dengan menggunakan data yang didapat melalui angket terlebih dahulu supaya dapat diketahui bentuk mekanisme pertahanan diri yang paling banyak dan peling sering digunakan oleh subjek.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan, Peneliti hanya menemukan 3 bentuk mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh para Bhikkhu. Tiga aspek itulah yang akan Penulis kaji dalam penelitian ini, meliputi :

1. Pembentukan Reaksi, adalah cara individu mengubah dorongan yang tidak dapat diterima menjadi dapat diterima menggantikan impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya, adanya perlawanan yang bertolak belakang dengan dorongan akan pemenuhan keinginannya.

2. Regresi, yaitu pada suatu tahap perkembangan tertentu individu merasa tidak nyaman dan membuat individu kembali kepada tahapan sebelumnya yang membuat individu merasa lebih nyaman.

Referensi

Dokumen terkait

Diterapkannya sebuah sistem penjualan berbasis web pada Toko Batik Kurowo, sehingga customer dapat dengan mudah melihat produk yang dipasarkan serta memudahkan dalam

Sumber Wringin merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Bondowoso yang mempunyai sistem pemerintahan yang sama dengan kecamatan lain di Bondowoso3. Unit

Dalam pengiriman ikan kerapu hidup dipengaruhi oleh sistem pengeluaran kotoran (zat amonia) yang dihasilkan oleh ikan, dimana suhu yang tinggi menyebabkan ikan

Program padat karya produktif Kota Semarang yang sudah terlaksana pada tahun 2011 tersebut, dimana hasil dari kegiatan ini belum dapat mencapai tujuan yaitu

Setelah dilakukan pendataan kebutuhan masyarakat sasar, dilakukan sosialisasi kegiatan pengabdian masyarakat diversifikasi olahan pangan berbahan dasar sayuran organik

Perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan perawat dan memilikikemampuan serta kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan bidang keilmuan yang

Jawab : Hubungannya sangat baik, komunikasi dengan keluarga juga baik dari kecil saya sudah dituntut untuk mandiri, tidak menggantungkan apapun sama orang lain.. karena saya

Hasil evaluasi terhadap skor kuesioner memberikan informasi bahwa alih pengetahuan menyebabkan peningkatan pemahaman yang dapat merubah persepsi masyarakat tentang