• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Skema Hierarki Metode AHP

Pada Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), yang mana terdapat goal (tujuan), kriteria, dan alternatif. Goal dari penelitian ini adalah skala prioritas. Sedangkan kriterianya yang disini disebutkan sebagai komponen, berupa komponen arsitektur, komponen struktur, komponen utilitas, dan komponen tata lingkungan.alternatifnya meliputi seluruh bangunan puskesmas dan puskesmas pembantu di Kabupaten Sukoharjo.

Gambar 4.1 Bagan Struktur hierarki metode AHP

Tabel 4.1 Bangunan gedung Puskesmas dan Pustu

No. Puskesmas Pustu

1 Bulu 2 Karangasem 3 Lengking 4 Sanggang 5 Nguter 6 Lawu 7 Pondok 8 Celep 9 Tawangsari 10 Dalangan 11 Kedungjambal 12 Majasto 13 Pojok 14 Tambakboyo Skala Prioritas Komponen Tata Lingkungan Komponen Utilitas Komponen Struktur Komponen Arsitektur

(2)

commit to user 32 Kartasura 33 Makamhaji 34 Ngemplak 35 Gonilan 36 Wirogunan 37 Baki 38 Daleman 39 Mancasan 40 Gentan 41 Bendosari 42 Cabeyan 43 Gentan 44 Jombor 45 Puhgogor 46 Gatak 47 Geneng 48 Sraten 49 Grogol 50 Cemani 51 Kwarasan 52 Telukan 53 Sukoharjo 54 Banmati 55 Combongan 56 Cuplik 57 Sonorejo 15 Tangkisan 16 Watubonang 17 Weru 18 Alasombo 19 Jatiarang 20 Karangtengah 21 Krajan 22 Tegalsari 23 Polokarto 24 Genengsari 25 Kayuapak 26 Kenokorejo 27 Bulu 28 Mojolaban 29 Klumprit 30 Sapen 31 Palur

(3)

commit to user

Untuk fungsi dari bangunan gedung puskesmas dan pustu antara lain sebagai berikut :

- Ruang perawatan - Ruang dokter - Ruang administrasi - Mushola

- Ruang pelayanan umum - Ruang obat-obatan - Kamar mandi / WC

Berikut sistem struktur bangunan gedung puskesmas dan pustu kabupaten Sukoharjo. Secara umum bangunan puskesmas dan pustu mempunyai data sebagai berikut :

a. Komponen struktur

 Struktur atap : kuda-kuda, gording, kasau, reng

 Struktur atas : pelat, kolom utama, kolom praktis, balok induk,balok anak, ringbalk

 Struktur bawah : pondasi, footplat b. Komponen arsitektur

 Penutup atap : genteng, asbes

 Langit-langit : plafond jebesmen, triplek

 Dinding :pasangan batu bata plester aci, dinding kayu/partisi, dinding keramik

 Pintu dan jendela : daun pintu kayu, panel, dan pasangan kaca

 Penutup lantai : pasangan keramik, dan ubin

 Penutup lantai KM : pasangan keramik c. Komponen Utilitas

 Sumber listrik : PLN

 Plambing air bersih : air tanah dengan pompa listrik dan air PDAM

 Instalasi listrik : kabel standar, lampu TL dan pijar

 Instalasi pipa : pipa PVC d. Komponen Tata Lingkungan

 Pagar dan Gerbang : Pasangan bata, pagar dan gerbang besi

 Air kotor dan air hujan: Saluran drainase

 Taman dan parkir : Perkerasan beton, vegetasi

(4)

commit to user

Responden yang terkait dalam penelitian terdiri dari dua bagian menurut model hirarki kriteria pemeliharaan bangunan gedung puskesmas dan pustu, antara lain : a. Form penilaian kondisi bangunan

b. Kuisioner pembobotan komponen bangunan

4.2.1. Penilaian Kondisi Bangunan

Penelitian tentang penilaian kondisi bangunan berupa wawancara dan pengamatan langsung di lapangan tentang komponen-komponen yang terdapat kerusakan dan dihitung prosentase tingkat kerusakan dari komponen tersebut kemudian dituliskan ke dalam form penilaian. Adapun responden selaku objek wawancara adalah pegawai atau pengurus gedung puskesmas dan pustu setempat, antara lain kepala puskesmas, dokter, staff puskesmas atau pustu, dan penjaga puskesmas atau pustu.

4.2.2. Pembobotan Komponen Bangunan

Penilaian pembobotan komponen bangunan gedung puskesmas dan pustu kota Surakarta didalam penelitian ini melibatkan beberapa responden yang ahli dalam bidang bangunan,gedung puskesmas dan pustu khususnya. Adapun responden tersebut antara lain :

1) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo

2) Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya Kabupaten Sukoharjo

3) Dinas Pekerjaan Umum bidang Pengendalian Tata Ruang Kabupaten Sukoharjo

4) Pihak Supervisor 5) Pihak Akademisi 6) Pihak Kontraktor 7) Pihak Konsultan

(5)

commit to user Pendidik an S 1 Ar sit ektur S 1 Te knik S ipi l S 2 Akunta nsi S 1 Te knik S ipi l S 1 Te knik S ipi l S 1 Te knik S ipi l Jabatan di Pekerjaan Ke pa la Seksi Ke pa la Seksi Ke pa la Seksi S upe rvisor S upe rvisor Kontr aktor Dinas/In stansi DPU Ka b. S ukoha rjo bidang P enge nda li an Ta ta Ru an g DPU Ka b. S ukoha rjo bidang C ipt a Ka rya DPP KA D K abupa ten Su koha rjo P T. A dicipta Ca ha ya G emi lang C V Budhi Man ungga l P T. W ika Rea li ty Jenis Kelamin La ki -laki La ki -laki La ki -laki La ki -laki La ki -laki La ki -laki Umur 40 47 31 49 42 28 Nama S amodro Paulus, S T Ir . Joko P ra se no S upriya di, S .I P , M.Ac c Ir . W ur y anto Guna rmo, S T Iw in C ahya W ij ay a, S T No. 1 2 3 4 5 6 Ta be l 4.2 P rof il r espond en pe mbobot an kompone n ba nguna n

(6)

commit to user Pendidik an S1 Teknik Sipil Doktor Philosoph y Jabatan di Pekerjaan Kontraktor Dosen Dinas/In stansi PT. Wika Univ. Sebelas Maret Jenis

Kelamin Perempuan Laki

-laki Umur 37 44 Nama Nety Ermay anti, S T Prof. S. A Kristiawa n, ST, Msc, Phd No. 7 8

(7)

commit to user

4.3. Pembobotan Komponen Bangunan Gedung Puskesmas dan Pustu

4.3.1. Penentuan Komponen Bangunan

Suatu bangunan gedung tersusun dari beberapa komponen yang saling berkaitan dan terikat menjadi satu. Setiap komponen tersusun dari beberapa sub komponen dan diuraikan lagi menjadi elemen dan sub elemen. Adapun komponen dari bangunan gedung puskesams dan pustu yaitu komponen struktur, arsitektur, dan utilitas.

Langkah-langkah perhitungan bobot komponen dari penelitian ini yaitu :

1. Menentukan kriteria komponen, sub komponen, elemen, dan sub elemen komponen bangunan gedung puskesmas dan pustu

2. Menyusun hirarki bangunan gedung puskesmas dan pustu berdasar kriteria tersebut

3. Memberikan penilaian tingkat kepentingan antar komponen kepada responden 4. Melakukan perhitungan bobot komponen gedung puskesmas dan pustu

5. Menyusun seluruh data hasil perhitungan bobot komponen dan dicari rata-rata sesuai dengan jumlah responden

Kriteria untuk komponen, sub komponen, elemen, dan sub elemen komponen bangunan gedung puskesmas dan pustu disajikan dalam table sebagai berikut.

Tabel 4.3 Kriteria pembobotan komponen

No Sub Komponen Elemen Sub Elemen

Komponen Struktur

1 Struktur atap Rangka atap Gording, kasau, reng

Kuda-kuda -

2 Struktur atas Kolom Kolom, tiang penyangga

Balok Balok induk, balok anak, ringbalk

Pelat -

3 Struktur bawah Pondasi -

(8)

commit to user

No Sub Komponen Elemen Sub Elemen

Komponen Arsitektur

1 Penutup atap Penutup atap -

Bubungan -

Lisplang -

2 Langit-langit Rangka plafon -

Penutup plafon -

Cat plafon -

3 Dinding & partisi Pas. Bata - Plester aci - Cat dinding -

Partisi -

Keramik

dinding -

4 Pintu & Jendela Pintu Kusen, daun pintu, kunci & handel, engsel, cat pintu Jendela Kusen, daun jendela & kaca,

kunci & handel, engsel, cat jendela

5 Lantai Penutup lantai -

Dasar -

Komponen Utilitas

1 Instalasi Listrik Instalasi kabel -

Lampu -

Stop kontak -

Saklar -

2 Instalasi Plumbing

Inst. Air bersih Pompa, tangki air, bak air, instalasi pipa, keran

Inst. Air kotor Water closet, instalasi pipa, septic tank, sal. air kotor

(9)

commit to user

No Sub Komponen Elemen Sub Elemen

3 Instalasi Komunikasi Telepon -

Tata suara -

4 Sarana Air hujan Talang -

Pipa -

Komponen Tata Lingkungan

1 Pagar & Gerbang Pagar -

Pintu gerbang - Cat pagar & gerbang

-

2 Sarana Air Hujan & Kotor

Saluran drainase 3 Taman & Parkir Vegetasi

Bidang perkerasan

- -

(10)

commit to user

Adapun untuk skema hirarki bangunan gedung puskesmas dan pustu sebagaimana dalam gambar berikut :

Gambar 4.2 Hirarki komponen-komponen bangunan puskesmas dan pustu

SUB ELEMEN ELEMEN SUB KOMPONEN KOMPONEN Struktur atap Struktur atas Struktur bawah Penutup atap Langit-langit

Dinding & partisi

Pintu & jendela

Lantai Rangka atap Kuda-kuda Kolom Pelat Balok Pondasi Sloof Penutup atap Bubungan Lisplang Rangka plafond Penutup plafond Cat plafond Partisi Keramik dinding Pasangan bata Plester aci Cat dinding Pintu Jendela Penutup lantai Dasar lantai Balok induk Balok anak Ring balk Engsel Cat pintu Kusen Daun pintu Kunci & handel

Kolom Tiang Peyangga Gording Kasau Reng Engsel Cat jendela Kusen Daun jendela & kaca

Kunci & handel

BA

N

G

U

N

A

N

GE

D

U

N

G P

U

ST

U

KA

B

U

P

A

TEN

S

U

K

OHA

R

J

O

Struktural Arsitektural
(11)

commit to user Gambar 4.3 Lanjutan SUB ELEMEN ELEMEN SUB KOMPONEN KOMPONEN

BA

N

G

U

N

A

N

GE

D

U

N

G P

U

ST

U

KA

B

U

P

A

TEN

S

U

K

OHA

R

J

O

Utilitas Tata lingkungan

Pagar & gerbang

Sarana air hujan & kotor Taman & parkir

Vegetasi Bidang perkerasan

Pagar Pintu gerbang

Cat pagar & gerbang Telepon Tata suara Instalasi komunikasi Instalasi pipa Keran Pompa Tangki air Bak air

Saluran air kotor Water closet Instalasi pipa

Septic tank Instalasi air bersih

Instalasi air kotor Instalasi Plumbing Saklar Instalasi kabel Lampu Stop kontak Instalasi listrik Talang Pipa Sarana air hujan

(12)

commit to user

4.3.2. Perhitungan Pembobotan Komponen Bangunan

Perhitungan bobot komponen bangunan dilakukan dengan cara membandingkan masing-masing komponen. Kemudian nilai kepentingan dari masing-masing komponen diolah dengan menggunakan software expert choice v.11 untuk kemudian dikombinasikan dari hasil pembobotan tiap-tiap responden.

Untuk contoh perhitungan pembobotan komponen diambil salah satu hasil kuisioner dari responden Gunarmo, ST. sebagaimana berikut :

1) Perhitungan bobot komponen bangunan

Bangunan gedung puskesmas dan pustu terdiri atas 4 komponen, yaitu struktur, arsitektur, utilitas, tata lingkungan. Kemudian perbandingan bobot kepentingan antar komponen adalah sebagai berikut :

 Struktur : Arsitektur = 5 : 1

Artinya komponen struktur lebih penting dibandingkan dengan komponen arsitektur

 Struktur : Utilitas = 4 : 1

Artinya komponen struktur antara cukup penting dan lebih penting dibandingkan dengan komponen utilitas

 Arsitektur : Utilitas = 1 : 5

Artinya komponen utilitas lebih penting dibandingkan dengan komponen arsitektur

 Arsitektur : Tata Lingkungan = 1 : 5

Artinya komponen tata lingkungan lebih penting dibandingkan dengan komponen arsitektur

 Struktur : Tata Lingkungan = 2 : 1

Artinya komponen struktur antara cukup penting dibandingkan dengan komponen tata lingkungan

 Utilitas : Tata Lingkungan = 3 : 1

Artinya komponen utilitas cukup penting dibandingkan dengan komponen tata lingkungan

(13)

commit to user

Untuk perhitungan dengan expert choice sebagaimana berikut :

G a m b a r 4 . 2

Gambar 4.4 Input data komponen bangunan (expert choice)

Check :

Nilai Rasio Konsistensi (CR) = 0,09 < 0,1 … OK! Dari hasil input data diatas didapat :

a. Bobot komponen arsitekural = 0,0581

b. Bobot komponen struktur = 0,4750

c. Bobot komponen utilitas = 0,1580

d. Bobot komponen tata lingkungan = 0,3090

A) Perhitungan Bobot Komponen Arsitektural

Komponen arsitektural terdiri atas 5 sub komponen, yang terdiri dari penutup atap, langit-langit, dinding dan partisi, pintu dan jendela, lantai. Berikut perbandingan bobot kepentingan antar sub komponen :

 Penutup Atap : Langit-langit = 1 : 1

Artinya sub komponen penutup atap sama penting dibandingkan dengan sub komponen langit-langit

 Penutup Atap : Dinding dan Partisi = 2 : 1

Artinya sub komponen penutup atap antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen dinding dan partisi

 Penutup Atap : Pintu dan Jendela = 2 : 1

Artinya sub komponen penutup atap antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen pintu dan jendela

 Penutup Atap : Lantai = 2 : 1

Artinya sub komponen penutup atap antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen lantai

 Langit-langit : Dinding dan Partisi = 1 : 2

Artinya sub komponen dinding dan partisi antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen langit-langit

(14)

commit to user

Artinya sub komponen pintu dan jendela antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen langit-langit

 Langit-langit : Lantai = 1 : 2

Artinya sub komponen lantai antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen langit-langit

Untuk perhitungan dengan expert choice sebagaimana berikut :

Gambar 4.5 Input data sub komponen arsitektural bangunan puskesmas dan pustu (expert choice)

Check :

Nilai Rasio Konsistensi (CR) = 0,09 < 0,1 … OK! Dari hasil input data di atas didapat :

a. Bobot sub komponen penutup atap = 0,2922

b. Bobot sub komponen langit-langit = 0,1321

c. Bobot sub komponen dinding dan partisi = 0,1828 d. Bobot sub komponen pintu dan jendela = 0,1532

e. Bobot sub komponen lantai = 0,2397

B) Perhitungan Bobot Komponen Struktural

Komponen struktural terdiri atas 3 sub komponen, yang terdiri dari struktur atap, struktur atas, struktur bawah. Berikut perbandingan bobot kepentingan antar sub komponen :

 Struktur Atap : Struktur Atas = 1 : 1

Artinya sub komponen struktur atap sama penting dibandingkan dengan sub komponen struktur atas

 Struktur Atap : Struktur Bawah = 1 : 2

Artinya sub komponen struktur bawah antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen struktur atap

(15)

commit to user

Artinya sub komponen struktur bawah antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen struktur atas

Untuk perhitungan dengan expert choice sebagaimana berikut :

Gambar 4.6 Input data sub komponen struktur bangunan puskesmas dan pustu (expert choice)

Check :

Nilai Rasio Konsistensi (CR) = 0,00 < 0,1 … OK! Dari hasil input data diatas didapat :

a. Bobot sub komponen struktur atap = 0,2500 b. Bobot sub komponen struktur atas = 0,2500 c. Bobot sub komponen struktur bawah = 0,5000

C) Perhitungan Bobot Komponen Utilitas

Komponen utilitas terdiri atas 4 sub komponen, yang terdiri dari instalasi listrik, instalasi plumbing, instalasi komunikasi, instalasi air hujan. Berikut perbandingan bobot kepentingan antar sub komponen :

 Instalasi Listrik : Instalasi Plumbing = 1 : 1

Artinya sub komponen instalasi listrik sama penting dibandingkan dengan sub komponen instalasi plumbing

 Instalasi Listrik : Instalasi Komunikasi = 1 : 1

Artinya sub komponen instalasi listrik sama penting dibandingkan dengan sub komponen instalasi Komunikasi

 Instalasi Listrik : Instalasi Air Hujan = 1 : 1

Artinya sub komponen instalasi listrik sama penting dibandingkan dengan sub komponen instalasi air hujan

 Instalasi Plumbing : Instalasi Komunikasi = 1 : 1

Artinya sub komponen instalasi plumbing sama penting dibandingkan dengan sub komponen instalasi komunikasi

 Instalasi Plumbing : Instalasi Air Hujan = 1 : 1

Artinya sub komponen instalasi plumbing sama penting dibandingkan dengan sub komponen instalasi air hujan

(16)

commit to user

 Instalasi Komunikasi : Instalasi Air Hujan = 1 : 1

Artinya sub komponen instalasi komunikasi sama penting dibandingkan dengan sub komponen instalasi air hujan

Untuk perhitungan dengan expert choice sebagaimana berikut :

Gambar 4.7 Input data sub komponen struktur bangunan puskesmas dan pustu (expert choice)

Check :

Nilai Rasio Konsistensi (CR) = 0,00 < 0,1 … OK! Dari hasil input data diatas didapat :

a. Bobot sub komponen instalasi listrik = 0,2500 b. Bobot sub komponen instalasi plumbing = 0,2500 c. Bobot sub komponen instalasi komunikasi = 0,2500 d. Bobot sub komponen instalasi air hujan = 0,2500

D) Perhitungan Bobot Komponen Tata Lingkungan

Komponen tata lingkungan terdiri atas 3 sub komponen, yang terdiri dari pagar dan gerbang, saluran air kotor dan air hujan, taman dan parkir. Berikut perbandingan bobot kepentingan antar sub komponen :

 Pagar dan Gerbang : Saluran Air Kotor dan Air Hujan = 3 : 1

Artinya sub komponen pagar dan gerbang cukup penting dibandingkan dengan sub komponen saluran air kotor dan air hujan

 Pagar dan Gerbang : Taman dan Parkir = 3 : 1

Artinya sub komponen pagar dan gerbang cukup penting dibandingkan dengan sub komponen taman dan parker

 Saluran Air Kotor dan Air Hujan : Taman dan Parkir = 2 : 1

Artinya sub komponen saluran air kotor dan air hujan antara sama-sama dan cukup penting dibandingkan dengan sub komponen taman dan parkir

(17)

commit to user

Untuk perhitungan dengan expert choice sebagaimana berikut :

Gambar 4.8 Input data sub komponen struktur bangunan puskesmas dan pustu (expert choice)

Check :

Nilai Rasio Konsistensi (CR) = 0,05 < 0,1 … OK! Dari hasil input data diatas didapat :

a. Bobot sub komponen pagar dan gerbang = 0,5936

b. Bobot sub komponen saluran air kotor dan air hujan = 0,2493

c. Bobot sub komponen taman dan parker = 0,1571

Tabel 4.4. Hasil pembobotan komponen dan sub komponen bangunan

Komponen Bobot

Komponen Sub Komponen

Bobot Sub Komponen

Penutup Atap 0,2922

Langit-langit 0,1321

Arsitektural 0,0581 Dinding & Partisi 0,1828

Pintu & Jendela 0,1532

Lantai 0,2397

Struktur Atap 0,2500

Struktural 0,4750 Struktur Atas 0,2500

Struktur Bawah 0,5000

Inst. Listrik 0,2500

Utilitas 0,1580 Inst. Plumbing 0,2500

Inst. Komunikasi 0,2500

Inst. Air Hujan 0,2500

Pagar & Gerbang 0,5936 Tata Lingkungan 0,3090 Saluran Air kotor

& Air Hujan 0,2493

Taman & Parkir 0,1571 Untuk selanjutnya dilakukan perhitungan bobot komponen untuk hirarki yang lebih rendah, dari elemen hingga sub elemen. Adapun hasil perhitungan pembobotan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

(18)

commit to user

Setelah selesai perhitungan pada satu responden, selanjutnya dihitung pada responden yang lain dengan cara yang sama. Untuk data participant

responden pembobotan komponen bangunan sebagai berikut :

Gambar 4.9 Daftar participant responden pembobotan komponen bangunan

Kemudian dari data tersebut dipilih combine

(19)

commit to user

Dari hasil perhitungan seluruh responden di atas didapat nilai total pembobotan komponen bangunan untuk tiap elemen sebagaimana dalam gambar berikut :

(20)

commit to user

Adapun untuk skema pembobotan komponen bangunan dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut :

Gambar 4.12 Skema bobot komponen bangunan gedung puskesmas dan pustu

SUB ELEMEN ELEMEN SUB KOMPONEN KOMPONEN

BA

N

G

U

N

A

N

GE

D

U

N

G P

U

ST

U

KA

B

U

P

A

TEN

S

U

K

OHA

R

J

O

Struktural [0,3059] Pondasi [0,7512] Sloof [0,2488] Struktur atas [0,2517] Struktur bawah [0,5176] Struktur atap [0,2308] Balok induk [0,5761] Balok anak [0,2713] Ring balk [0,1527] Kolom [0,4681] Pelat [0,2987] Balok [0,2331] Kolom [0,7490] Tiang Peyangga [0,2510] Rangka atap [0,4442] Kuda-kuda [0,5558] Gording [0,5115] Kasau [0,2569] Reng [0,2316] Arsitektural [0,2244] Langit-langit [0,1097] Rangka plafond [0,4208] Penutup plafond [0,4267] Cat plafond [0,1525] Pintu & jendela

[0,1682]

Engsel [0,1829] Cat pintu [0,1199] Kusen [0,2548] Daun pintu [0,3123] Kunci & handel [0,1302]

Engsel [0,2035] Cat jendela [0,1295] Kusen [0,2418]

Daun jendela & kaca [0,2936] Kunci & handel [0,1315] Pintu [0,6187] Jendela [0,3813] Penutup atap [0,4876] Bubungan [0,2883] Lisplang [0,2241] Penutup atap [0,3881] Partisi [0,1781] Keramik dinding [0,1565] Pasangan bata [0,2985] Plester aci [0,1941] Cat dinding [0,1727] Dinding & partisi

[0,1813]

Penutup lantai [0,6047] Dasar lantai [0,3953] Lantai [0,1527]

(21)

commit to user Gambar 4.13 Lanjutan SUB ELEMEN ELEMEN SUB KOMPONEN KOMPONEN

BA

N

G

U

N

A

N

GE

D

U

N

G P

U

ST

U

KA

B

U

P

A

TEN

S

U

K

OHA

R

J

O

Tata lingkungan [0,1951] Utilitas [0,2747]

Pagar & gerbang [0,4717] Sarana air hujan &

kotor [0,2786] Taman & parkir

[0,2497]

Pagar [0,5618] Pintu gerbang

[0,2520] Cat pagar & gerbang [0,1861] Vegetasi [0,3813] Bidang perkerasan [0,6187] Talang [0,3729] Pipa [0,6271] Sarana air hujan

[0,2784] Instalasi listrik [0,2731] Saklar [0,2007] Instalasi kabel [0,4128] Lampu [0,2077] Stop kontak [0,1787] Telepon [0,6168] Tata suara [0,3832] Instalasi komunikasi [0,1149] Instalasi Plumbing [0,3336]

Saluran air kotor [0,2635] Water closet [0,2129] Instalasi pipa [0,2892] Septic tank [0,2344] Instalasi pipa [0,2416] Keran [0,1309] Pompa [0,2886] Tangki air [0,1848] Bak air [0,1541] Instalasi air bersih

[0,6252] Instalasi air kotor

(22)

commit to user

4.4.

Penentuan Kerusakan Bangunan

4.4.1.

Penentuan Nilai Pengurang Kerusakan Bangunan

Perhitungan nilai indeks kondisi bangunan dimulai dengan melakukan pengamatan visual dari tingkat elemen sampai tingkat komponen bangunan. Pengamatan yang dilakukan meliputi volume bangunan dan kerusakan, jenis kerusakan, tingkat kerusakan pada semua komponen bangunan tersebut. Penentuan nilai pengurang (NP) dimulai dari penilaian persentase tingkat kerusakan komponen dengan cara perbandingan volume kerusakan dibandingkan volume ekisting. Besarnya persentase tingkat kerusakan komponen tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar penentuan nilai pengurang untuk perhitungan kondisi bangunan.

Kerusakan yang terjadi pada satu elemen akan menyumbangkan penurunan nilai bagi elemen tersebut dan berpengaruh juga terhadap komponen atau sub komponen diatasnya sehingga akan mengurangi nilai indeks kondisi bangunan secara keseluruhan. Menurut Sutikno (2009), besarnya nilai pengurang untuk setiap jenis kerusakan tergantung pada persentase volume kerusakan bangunan. Volume kerusakan dibagi dalam empat tingkat interval, antara lain :

a. Kerusakan ringan (>0% - 15%), dengan NP = 25 (dua puluh lima) b. Kerusakan sedang (>15% - 35%), dengan NP = 50 (lima puluh) c. Kerusakan berat (>35% - 65%), dengan NP = 75 (tujuh puluh lima) d. Kerusakan tidak layak fungsi(>65%), dengan NP = 100(seratus)

Apabila tidak ada kerusakan (tingkat kerusakan 0%) atau tidak ada komponen, maka besarnya nilai pengurang (NP) = 0 yang menunjukkan kondisi elemen dalam keadaan bagus, dan juga sekaligus memberikan nilai skali indeks kondisi sebesar 100.

4.4.2. Penentuan Faktor Koreksi Kombinasi Kerusakan

Pada beberapa komponen kadang didapat lebih dari satu jenis kerusakan, maka agar komponen tidak mempunyai nilai negatif diperlukan koreksi kerusakan. Penentuan nilai faktor koreksi telah ditentukan Uzarski pada tabel 2.1. Penilitian ini menggunakan faktor koreksi yang didapat dari prioritas bahaya kerusakan diantara beberapa kerusakan yang terjadi pada bangunan tersebut. (Abdul Aziz,

(23)

commit to user

2012). Apabila kerusakan hanya sebanyak 1 jenis kerusakan, maka menunjukan prioritas bahaya kerusakan sebesar I dan besarnya factor koreksi dari kerusakan tersebut adalah 1,0.

4.4.3. Penentuan Kriteria Kondisi Bangunan

Untuk menghitung Indeks Kondisi Bangunan (IKB) dimulai dari menghitung Indeks Kondisi Sub Elemen (IKSE. Nilai IKSE yang didapat antara nol (0) sampai dengan seratus (100). Untuk setiap sub elemen yang masih dalam kondisi baik (tidak ada kerusakan dan tidak ada komponen) di berikan nilai pengurang sebesar nol (0) sehingga diperoleh nilai IKSE sebesar seratus (100). Selanjutnya dari nilai dan koefisien dari IKSE tersebut dihitung kemudian dikalikan dengan bobot sesuai dengan bobot elemen masing-masing sehingga didapat nilai Indeks Kondisi Elemen (IKE). Kemudian Indeks Kondisi Sub Komponen (IKSK) didapat dengan cara menjumlahkan hasil perkalian IKE. Indeks Kondisi Komponen (IKK) didapat dari penjumlahan hasil perkalian IKSK dengan bobotnya masing-masing. Terakhir Indeks Kondisi Bangunan (IKB) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian Indeks Kondisi Komponen (IKK) dengan bobotnya masing-masing. Pengecualian untuk bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan, setiap kerusakan baik dari seluruh komponen bangunan dianggap mempunyai nilai kerusakan sebesar nol (0) sehingga didapatkan nilai indeks kondisi bangunan sebesar seratus (100).

4.5. Perhitungan Indeks Kondisi Bangunan Gedung Puskesmas

dan Pustu

Perhitungan indeks kondisi bangunan gedung puskesmas dan pustu berdasarkan pada jenis kerusakan, tingkat kerusakan, dan persentase volume kerusakan yang terjadi pada sub elemen hingga komponen bangunan.

Pada perhitungan ini diambil sampel perhitungan kondisi bangunan gedung pustu cemani. Berikut kerusakan dan total persentase kerusakan masing-masing komponen yang ada antara lain :

1) Komponen Arsitektur

a) Penutup Atap : - Penutup atap = 7%

- Bubungan = 5%

(24)

commit to user

b) Langit-langit : - Rangka plafond = 17%

- Penutup plafond = 34%

- Cat plafond = 52%

c) Dinding dan Partisi : - Pasangan bata = 5%

- Plester aci = 45% - Cat dinding = 60% - Tembok partisi = 16% - Keramik dinding = 17% d) Pintu : - Kusen = 20% - Daun pintu = 18%

- Kunci dan handel = 40%

- Engsel = 20%

- Cat pintu = 62%

e) Jendela : - Kusen = 10%

- Daun jendela dan kaca = 20% - Kunci dan handel = 10%

- Engsel = 10%

- Cat jendela = 28%

f) Lantai : - Penutup lantai = 14%

- Dasar lantai = 0%

2) Komponen Struktur

a) Struktur Atap : - Kuda-kuda = 0%

- Gording = 18%

- Kasau = 16%

- Reng = 32%

b) Struktur Atas : - Pelat = 0%

- Kolom = 0%

- Tiang Penyangga = 10%

- Balok induk = 0%

- Balok anak = 5%

- Ring balk = 16%

c) Struktur Bawah : - Pondasi = 0%

(25)

commit to user

3) Komponen Utilitas

a) Instalasi Listrik : - Instalasi kabel = 16%

- Lampu = 20%

- Stop kontak = 8%

- Saklar = 18%

b) Instalasi Air Bersih : - Pompa = 0%

- Tangki air = 0%

- Bak air = 55%

- Instalasi pipa = 18%

- Keran = 50%

c) Instalasi Air Kotor : - Water closet = 50%

- Instalasi pipa = 16%

- Septic tank = 0%

- Saluran air kotor = 19%

d) Instalasi Komunikasi : - Telepon = 0%

- Tata Suara = 0%

e) Instalasi Air Hujan : - Talang = 30%

- Pipa = 0%

4) Komponen Tata Lingkungan

a) Pagar dan Gerbang : - Pagar = 32%

- Pintu Gerbang = 45% - Cat Pagar = 55% b) Saluran Air Kotor dan Hujan : - Saluran Darainase = 45% c) Pagar dan Gerbang : - Bidang Perkerasan = 60%

- Vegetasi = 25%

Perhitungan dimulai dari komponen arsitektur. Dimulai dari perhitungan IKSE menurut persamaan 2.3. Misal sub elemen kusen jendela mempunyai kerusakan sebesar 10% maka nilai pengurang sebesar 25 dan faktor koreksi sebesar 1,00. Maka hasil dari Indeks Kondisi Sub Elemen (IKSE) kusen jendela yaitu :

∑ ∑ ( ) ( )

( ) ( ) ( )]

(26)

commit to user Tabel 4.5 Indeks Kondisi Sub Elemen (IKSE) Arsitektur

Elemen Sub Elemen Jenis Kerusakan Volume Kerusakan FK NP

Indeks Kondisi Sub Elemen (IKSE) a b c d e f g =100-(e x f) Pintu Kusen Pecah - - - 100 – (1x50) = 50 Rayap 20% 1,0 50 Lapuk - - - Daun pintu Pecah - - - 100 – (1x50) = 50 Lepas 18% 1,0 50 Lapuk - - - Kunci dan handel Rusak - - - 100 – (1x75) = 25 Lepas 40% 1,0 75 Engsel Lepas - - - 100 – (1x50) = 50 Macet 20% 1,0 50

Cat pintu Terkelupas - - - 100 – (1x75) = 25

Memudar 62% 1,0 75 Jendela Kusen Pecah 10% 1,0 25 100 – (1x25) = 75 Rayap - - - Lapuk - - - Daun jendela dan kaca Pecah - - - 100 – (1x50) = 50 Lepas 20% 1,0 50 Lapuk - - - Kunci dan handel Rusak 10% 1,0 25 100 – (1x25) = 75 Lepas - - - Engsel Lepas 10% 1,0 25 100 – (1x25) = 75 Macet - - - Cat jendela Terkelupas - - - 100 – (1x50) = 50 Memudar 28% 1,0 50

Setelah didapat hasil perhitungan kondisi sub elemen diatas selanjutnya dilanjutkan ke perhitungan IKE dengan persamaan 2.4 sebagai berikut :

IKEjendela = (IKSEkusen x bobotkusen) + (IKSEdaun jendela x bobotdaun jendela) +

(IKSEkunci&handel x bobotkunci&handel) + (IKSEengsel x bobotengsel) +

(IKSEcat jendela x bobotcat jendela)

= (75×0,2418) + (50×0,2936) + (75×0,1315) + (75×0,2035) + (50×0,1295)

(27)

commit to user

Tabel 4.6 Indeks Kondisi Elemen (IKE) pintu dan jendela

Sub Komponen Elemen Indeks Kondisi Sub Elemen (IKSE) Bobot Elemen Indeks Kondisi Elemen (IKE) a b c d e = (c x d) Pintu Kusen 50 0,2548 43,7525 Daun pintu 50 0,3123 Kunci&handel 25 0,1302 Engsel 50 0,1829 Cat pintu 25 0,1199 Jendela Kusen 75 0,2418 64,4150 Daun jendela&kaca 50 0,2936 Kunci&handel 75 0,1315 Engsel 75 0,2035 Cat jendela 50 0,1295

Kemudian dilanjutkan perhitungan IKE untuk semua komponen arsitektur yang akan dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.7 Indeks Kondisi Elemen (IKE) Arsitektur

Elemen Sub Elemen Jenis

Kerusakan Volume Kerusakan FK NP Indeks Kondisi Elemen (IKE) a b c d e f g =100-(e x f) Penutup Atap Penutup Atap Pecah 7% 1,0 25 100 - (1x25) = 75 Retak - - - Bubungan Pecah - - - 100 - (1x25) = 75 Retak 5% 1,0 25 Lendut - - - Lisplang Pecah - - - 100 - (1x75) = 50 Lapuk 32% 1,0 50 Langit-langit Rangka plafond Lepas - - - 100 – (1x50) = 50 Lendut - - - Lapuk 17% 1,0 50 Penutup plafond Lepas 34% 1,0 50 100 – (1x75) = 50 Lendut - - - Lapuk - - -

Cat plafond Terkelupas - - - 100 – (1x75) = 25

Pudar 52% 1,0 75 Dinding dan Partisi Pasangan bata Pecah - - - 100 – (1x25) = 75 Retak 5% 1,0 25

Plester aci Terkelupas - - - 100 – (1x75) = 25

(28)

commit to user

Cat dinding Terkelupas - - - 100 – (1x75) = 25

Memudar 60% 1,0 75 Tembok partisi Pecah - - - 100 – (1x50) = 50 Rayap 16 1,0 50 Lapuk - - - Keramik Dinding Pecah 17% 1,0 50 100 – (1x50) = 50 Lepas - - - Lapuk - - - Lantai Penutup lantai Pecah 14% 1,0 25 100 – (1x75) = 75 Lepas - - - Lapuk - - -

Dasar lantai Menurun 0% 1 0 100 – (0) = 100

Selanjutnya dari hasil IKE diatas dilanjutkan ke perhitungan IKSK dengan persamaan 2.5 dan mengambil sampel perhitungan dari penutup atap sebagai berikut :

IKSKpenutup atap =(IKEpenutup atap x bobotpenutup atap) + (IKEbubungan x bobotbubungan) +

(IKElisplang x bobotlisplang)

=(75×0,4876) + (75×0,2883) + (50×0,2241)

IKSKdinding =69,3975

Tabel 4.8 Indeks Kondisi Sub Komponen (IKSK) Arsitektur

Sub Komponen Elemen Indeks Kondisi

Elemen (IKE) Bobot Elemen Indeks Kondisi Sub Komponen (IKSK) a b c d e = (c x d) Penutup atap Penutup Atap 75 0,4876 69,3975 Bubungan 75 0,2883 Lisplang 50 0,2241 Langit-langit Rangka plafon 50 0,4208 46,1875 Penutup plafon 50 0,4267 Cat plafon 25 0,1525 Pintu dan Jendela Pintu 43,7525 0,6187 51,6311 Jendela 64,4150 0,3813 Dinding dan partisi Pasangan bata 75 0,2985 48,2875 Plester aci 25 0,1941 Cat dinding 25 0,1727

(29)

commit to user Partisi 100 0,1781 Keramik dinding 50 0,1565 Lantai Penutup lantai 25 0,6047 84,8825 Dasar lantai 100 0,3953

Kemudian dari IKSK bisa didapat nilai Indeks Kondisi Komponen (IKK) dengan menggunakan persamaan 2.6 sebagai berikut :

IKKarsitektur = (IKSKpenutup atap x bobotpenutup atap) + (IKSKlangit x bobotlangit) +

(IKSKdinding x bobotdinding) + (IKSKpintu jendela x bobotpintu jendela) +

(IKSKlantai x bobotlantai

= (69,3975×0,3881) + (46,1875×0,1097) + (48,2875×0,1813) + (51,6311×0,1682) + (84,8825×0,1527)

IKKarsitektur = 62,4003

Selanjutnya dihitung nilai IKSK struktur, IKSK utilitas dan IKSK tata lingkungan sehingga dapat diperoleh besaran nilai Indeks Kondisi Bangunan (IKB) puskesmas dan pustu di Sukoharjo. Untuk rincian perhitungan disajikan dalam lampiran B.

4.6. Indeks Kondisi Bangunan Gedung Puskesmas dan Pustu

Kabupaten Sukoharjo

Data kondisi bangunan gedung puskesmas dan pustu kabupaten Sukoharjo diperoleh dari survey langsung di lapangan dan juga wawancara. Indeks kondisi bangunan dihitung dengan software expert choice v.11 sebagai penentu bobot komponen dan microsoft exel. Kemudian didapat hasil sebagaimana berikut :

(30)

commit to user

Tabel 4.9 Indeks Kondisi Bangunan (IKB) Puskesmas dan Pustu Kabupaten Sukoharjo

No Puskesmas / Pustu Indeks Kondisi Komponen IK B Kriteria Kondisi Urutan Prioritas Kerusakan IK K ( A rs) IK K ( S tr ) IK K ( U ti ) IK K ( T a t) 1 Cemani 62,40 93,29 69,94 34,00 68,38 sedang 1 2 Cabeyan 52,91 90,31 72,64 47,50 68,72 sedang 2 3 Puhgogor 49,03 96,53 74,61 40,87 69,00 sedang 3 4 Karangtengah 63,21 91,54 79,26 43,25 72,40 baik 4 5 Celep 73,10 93,49 82,88 29,98 73,62 baik 5 6 Gentan 61,33 97,44 78,65 62,56 77,38 baik 6 7 Pojok 70,50 96,57 77,45 58,88 78,12 baik 7 8 Klumprit 61,73 93,44 81,11 69,87 78,35 baik 8 9 Alasombo 59,82 95,99 75,73 83,64 79,91 baik 9 10 Sapen 64,64 92,30 79,46 87,51 81,64 baik 10 11 Kedungjambal 66,99 95,38 86,79 71,19 81,94 baik 11 12 Sanggang 65,29 98,53 72,03 89,89 82,11 baik 12 13 Pondok 73,40 98,45 89,44 56,42 82,16 baik 13 14 Banmati 73,91 98,79 81,72 69,19 82,75 baik 14 15 Watubonang 69,69 95,08 91,97 66,37 82,94 baik 15 16 Karangasem 68,77 99,78 75,98 84,54 83,32 baik 16

17 Gentan (Baki) 84,84 97,53 87,74 53,15 83,34 baik 17

18 Sonorejo 69,22 98,05 80,04 81,26 83,37 baik 18

19 Gonilan 67,39 98,82 89,75 69,71 83,61 baik 19

20 Jatingarang 71,69 99,01 72,62 89,89 83,86 baik 20

21 Combongan 68,22 98,05 82,31 82,59 84,02 baik 21

22 Lawu 71,95 94,23 89,44 77,62 84,68 baik 22

23 Lengking 74,75 99,41 78,27 83,64 85,00 baik sekali 23

24 Majasto 77,68 99,19 88,98 67,33 85,35 baik sekali 24

25 Daleman 86,02 98,82 91,92 56,12 85,73 baik sekali 25

26 Geneng 75,60 98,82 87,00 75,96 85,91 baik sekali 26

27 Telukan 78,52 97,44 81,81 82,54 86,00 baik sekali 27

28 Sraten 76,39 99,41 90,57 70,60 86,21 baik sekali 28

29 Genengsari 77,21 98,82 81,15 87,88 86,99 baik sekali 29

30 Tambakboyo 83,61 99,61 80,23 85,68 87,99 baik sekali 30

31 Tangkisan 77,34 98,52 97,40 70,42 87,99 baik sekali 31

32 Kwarasan 77,45 98,82 85,08 89,89 88,52 baik sekali 32

33 Dalangan 78,13 97,16 91,57 84,40 88,88 baik sekali 33

34 Puskesmas Bulu 85,96 99,41 85,27 84,59 89,62 baik sekali 34

35 Puskesmas Weru 84,68 99,19 89,89 80,34 89,71 baik sekali 35

36 Puskesmas Mojolaban 81,66 99,41 91,67 82,39 89,99 baik sekali 36

37 Bulu 83,62 99,41 92,72 78,87 90,03 baik sekali 37

(31)

commit to user

39 Puskesmas Nguter 91,15 97,01 85,52 84,93 90,19 baik sekali 39

40 Ngemplak 82,05 95,59 88,14 95,23 90,45 baik sekali 40

41 Kenokorejo 84,73 99,41 91,70 82,73 90,76 baik sekali 41

42 Mancasan 76,63 98,82 90,13 95,60 90,83 baik sekali 42

43 Palur 74,98 98,00 95,98 90,65 90,85 baik sekali 43

44 Makamhaji 80,32 99,19 85,60 97,61 90,92 baik sekali 44

45 Krajan 77,22 99,19 98,57 83,64 91,07 baik sekali 45

46 Puskesmas Baki 84,68 99,41 92,45 84,59 91,31 baik sekali 46

47 Jombor 82,28 99,41 90,48 90,65 91,41 baik sekali 47

48 Wirogunan 93,84 99,41 99,99 66,95 92,00 baik sekali 48

49 Puskesmas Grogol 93,09 100 89,89 84,59 92,68 baik sekali 49

50 Puskesmas Bendosari 89,41 100 93,45 88,79 93,65 baik sekali 50

51 Cuplik 92,07 99,26 88,41 99,99 94,82 baik sekali 51

52 Puskesmas Kartasura 88,96 100 93,67 95,42 94,90 baik sekali 52

53 Puskesmas Tawangsari 92,91 100 93,67 91,55 95,03 baik sekali 53

54 Puskesmas Sukoharjo 91,91 100 94,49 91,55 95,03 baik sekali 54

55 Kayuapak 93,67 100 95,98 87,51 95,05 baik sekali 55

56 Puskesmas Gatak 96,10 100 94,35 96,13 96,83 baik sekali 56

57 Puskesmas Polokarto 96,10 100 95,91 99,99 98,01 baik sekali 57

Dari hasil perhitungan pembobotan komponen bangunan dikalikan dengan data penilaian kondisi bangunan didapatkan kriteria mulai dari Indeks Kondisi Sub Elemen (IKSE) hingga Indeks Kondisi Bangunan (IKB). Setelah diurutkan prioritas kerusakan dari kerusakan terkecil hingga terbesar didapat 5 bangunan dengan nilai IKB terendah. Adapun urutan prioritas tersebut antara lain :

1. Pustu Cemani (IKB = 68,38)

Kriteria Kondisi : Sedang

Tindakan penanganan : Perlu dibuat analisis ekonomi alternatif perbaikan untuk menetapkan tindakan yang sesuai/tepat

2. Pustu Cabeyan (IKB = 68,72)

Kriteria Kondisi : Sedang

Tindakan penanganan : Perlu dibuat analisis ekonomi alternatif perbaikan untuk menetapkan tindakan yang sesuai/tepat 3. Pustu Puhgogor (IKB = 69,00)

Kriteria Kondisi : Sedang

Tindakan penanganan : Perlu dibuat analisis ekonomi alternatif perbaikan untuk menetapkan tindakan yang sesuai/tepat 4. Pustu Karangtengah (IKB = 72,40)

(32)

commit to user

Tindakan penanganan : Tindakan segera masih belum diperlukan

5. Pustu Celep (IKB = 73,62)

Kriteria Kondisi : Baik

(33)

commit to user

Untuk urutan prioritas dan nilai Indeks Kondisi Bangunan antar puskesmas dan pustu dapat dijelaskan dalam grafik diagram berikut :

Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Indeks Kondisi Bangunan Puskesmas dan Pustu Kabupaten Sukoharjo

50,0000 60,0000 70,0000 80,0000 90,0000 100,0000

Cemani Cabeyan Puhgogor Karang tengahCelep GentanPojok Klumprit AlasomboSapen Kedung jambalSanggang Pondok Banmati WatubonangKarangasem Gentan (Baki 2)Sonorejo Gonilan Jatingarang CombonganLawu LengkingMajasto DalemanGeneng TelukanSraten Genengsari Tambak boyoTangkisan KwarasanDalangan Puskesmas Bulu Puskesmas Weru Puskesmas MojolabanBulu Tegalsari Puskesmas NguterNgemplak KenokorejoMancasan Palur Makam hajiKrajan Puskesmas BakiJombor Wirogunan Puskesmas Grogol Puskesmas BendosariCuplik Puskesmas Kartasura Puskesmas TawangsariPuskesmas Sukoharjo Kayuapak Puskesmas Gatak Puskesmas Polokarto

Gambar

Tabel 4.1 Bangunan gedung Puskesmas dan Pustu
Tabel 4.3 Kriteria pembobotan komponen
Gambar 4.2  Hirarki komponen-komponen bangunan puskesmas dan pustu
Gambar 4.5 Input data sub komponen arsitektural  bangunan puskesmas dan pustu (expert choice)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian proporsional + integral + derivatif pada PID dilakukan dengan mengganti nilai konstanta dari integral, menggunakan nilai konstanta proporsional +

Dimulai dari keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan maupun

Mengacu kepada penelitian dari para ahli komunikasi tersebut, kesimpulan dari teori ini adalah terpaan media mampu mempengaruhi para penonton melewati intensitas menonton yang

Model latihan circuit pola zig-zag signifikan berpengaruh terhadap keterampilan menggiring dalam permainan sepak bola pada siswa ekstrakurikuler SMAS St.Clemens

Berdasarkan analisis data, diperoleh dari hasil observasi / pengamatan terhadap kinerja guru, dalam pembelajaran meningkat dari 61,36% pada siklus I menjadi 88,63% pada siklus

Berdasarkan grafik hubungan pengembangan dengan waktu di titik C pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6, tanah tanpa perkuatan kolom T-shape, mengalami pengembangan

Berdasarkan hasil perhitungan validitas terhadap skala kepercayaan diri diperoleh hasil bahwa dari 36 item diperoleh 23 item yang valid dengan koefisian korelasi antara

Oleh karena itu, dengan mengedepankan kualitas layanan yang prima (service excellent), mall diharapkan dapat memenuhi harapan pengunjungnya sehingga terciptalah kepuasan