commit to user
35 BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitan
Penelitian ini berlokasi di Kota Surakarta. Adapun alasan memilih lokasi ini karena terdapat SCC yang merupakan salah satu Komunitas Motor klasik atau motor tua yaitu Honda CB di Kota Surakarta. Sebagai Komunitas motor, SCC memiliki berbagai tindakan sebagai bentuk upaya pelestarian kendaraan bermotor dalam Komunitas tersebut. Berbagai tindakan tersebut sangat memungkinkan untuk dapat dianalisa menggunakan pendekatan struktural fungsional.
B. Jenis Penelitian
Melakukan penelitian terkait eksistensi sebuah produk budaya dalam suatu masyarakat tertentu seperti ini sama halnya dengan meneliti kehidupan masyarakat, dalam hal ini para anggota SCC. Setiap tindakan atau perilaku tidak hanya dilihat dalam konteks individu, melainkan juga dalam konteks sosial di mana tindakan sosial mendapat pengaruh dari luar, sehingga metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk dalam metode penelitian kualitatif dengan studi kasus sebagai desain penelitiannya.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975), metodologi deskriptif kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
commit to user
36Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara
holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sejalan dengan definisi di atas, Kirk dan Miller (1986) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya (Moleong, 1991).
Secara rinci penelitian tipe ini mempunyai ciri yaitu berlatar belakang alamiah, manusia sebagai alat, metode penelitian kualitatif, analisa data secara induktif, teori dari dasar, data bersifat desktiptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan sebagai fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara, dan terakhir hasil penelitian dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data (Moleong, 1991).
Untuk mendesain kerangka penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus. Penelitian kasus bertujuan untuk mempelajari gejala-gejala sosial melalui analisis yang terus-menerus tentang kasus yang dipilih (Slamet, 2006). Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterprestasi suatu kasus (case) dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Studi kasus berusaha menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan: mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya (Salim, 2001).
Sutopo menjelaskan bahwa jenis penelitian studi kasus menjadi dua, yaitu studi kasus tunggal dan studi kasus ganda. Suatu penelitian disebut studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik. Artinya, penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran. Sasaran tersebut harus memiliki karakteristik yang sama atau seragam. Sedangkan suatu penelitian disebut
commit to user
37studi kasus ganda, jika ada dua atau lebih sasaran studi yang memiliki karakteristik yang berbeda (Sutopo, 2002).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus tunggal. Disebut demikian karena terdapat satu karakteristik yang seragam yang menyoroti para anggota SCC dengan dengan satu masalah penting. Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini, studi kasus digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana atau mengapa (Yin, 2002).
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian adalah kata-kata dan tindakan dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang diamati dan diwawancarai atau pengamatan berperan merupakan hasil kegiatan dari melihat, mendengar dan bertanya. Pada penelitian kualitatif kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang diperlukan (Moleong, 1991).
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan cara observasi dan wawancara dengan informan selama penelitian berlangsung. Wawancara atau interview ini langsung dari sumbernya. Para informan sumber data ini adalah SCCdan masyarakat Kota Surakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen baik literatur, laporan-laporan, arsip, data dari penelitian terdahulu dan berbagai data yang berkenaan dari penelitian ini. Untuk penelitian ini data sekundernya antara lain bersumber dari catatan kegiatan SCC yang sudah berlalu dan obrolan antar sesama anggota dalam hal ini mengumpulkan data yang diperlukan.
commit to user
38D. Teknik Pemilihan Informan
Berdasarkan sifat dan karakteristik penelitian kualitatif, jumlah informan yang dipilih lebih diutamakan untuk menyesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purpossive
dengan tujuan mendapatkan informasi yang tepat, yang dianggap menguasai permasalahan objek penelitian. Melalui teknik ini, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui dan berhubungan dengan masalah peneliti secara mendalam. Namun demikian, informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan peneliti dalam memperoleh data (Moleong, 1991). Dari sekian banyak anggota SCC, peneliti mengambil 8 orang sebagai informan yang dipilih berdasarkan Kepengurusan SCC dan 5 orang masyarakat Kota Surakarta yang dianggap mengetahui dan berhubungan dengan masalah peneliti secara mendalam sebagai informan tambahan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan jenis penelitian yang diambil yaitu penelitian deskriptif kualitatif, sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan yang sebenarnya. Observasi mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perilaku tak sadar dan sebagainya. Observasi memungkinkan
commit to user
39peneliti merasakan agar yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pihak peneliti sebagai sumber data.
Pada waktu mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan yang berkaitan dengan aktifitas Komunitas Honda CB yaitu SCC. Penulis menamakan cara pengumpulan data demikian pengamatan berperan serta atau participant observation. Participant
observation adalah jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan
orang yang menjadi sasaran peneliti, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan yang bersangkutan, dan tidak menyembunyikan diri. Peneliti melakukan metode participant observation ini dengan cara mengikuti kegiatan berkumpul-kumpul Komunitas terkait pada berbagai kegiatan rutin sehingga proses observasi menjadi lebih mudah ditempuh.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu adalah para anggota SCC dan masyarakat. Wawancara mengarah pada kedalaman informasi, guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang fokus penelitian yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam tentang peran SCC.
Teknik wawancara ini tidak dilakukan secara ketat dan terstruktur, tertutup dan formal, tetapi lebih menekankan pada suasana akrab dengan mengajukan pertanyaan terbuka, yang mana pewawancara telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang dimungkinkan dapat berkembang saat wawancara berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai obyek peneliti dengan
commit to user
40pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan dari penelitian ini guna menggali informasi tentang SCC.
3. Dokumentasi
Mengumpulkan data-data dokumenter yang relevan dengan objek penelitian. Dapat berupa laporan-laporan, artikel-artikel di media massa, dokumen dan yang lainnya yang mampu mendukung data yang diperlukan. Dalam hal ini menggunakan dokumentasi-dokumentasi, termasuk catatan-catatan yang berasal dari Klub Motor SCC, dan dari berbagai pihak yang terkait. Dokumentasi yang digunakan merupakan data-data yang dapat mendukung pemberian informasi terkait peran SCC dalam melestarikan motor Honda CB di Kota Surakarta.
F. Validitas Data
Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul, peneliti menggunakan teknik Trianggulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data. Trianggulasi data mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan beragam sumber data yang berbeda. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda (Sutopo, 2002). Trianggulasi data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu infomasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :
commit to user
411. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara terhadap berbagai informan.
2. Membandingkan apa yang dikatakan informan di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi kepada peneliti.
3. Membandingkan apa yang dikatakan informan lain tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif informan dengan berbagai pendapat dan pandangan informan lain.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. G. Teknik Analisis Data
Menurut Patton (1980), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat diketemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disampaikan oleh data. Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan analisis data model interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga komponen tersebut mulai dilakukan saat pengumpulan data awal dilakukan. Data yang muncul berupa kata-kata yang dikumpulkan dalam berbagai cara yaitu observasi, wawancara yang mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara dan data dokumentasi, kemudian data yang diperoleh melalui pencatatan di lapangan dianalisa melalui tiga jalur kegiatan yaitu pemilahan data (reduksi), penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data tersebut diperoleh dari wawancara para informan.
1. Reduksi/Pemilahan Data
Merupakan komponen utama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan. Proses ini berlangsung secara
commit to user
42terus-menerus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga memusatkan tema dan menentukan batasan masalah. Pemilihan data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian, dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari cataan tertulis di lapangan. Pemilihan data sudah dimulai sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan yang diajukan dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai pada saat pengumpulan data berlangsung. Pemilihan data berupa singkatan, koding, memusatkan tema, membuat batasan permasalahan dan menulis memo. Pemilihan data berlangsung terus menerus selama penelitian kualitatif berlangsung dan merupakan bagian dari analisis.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan mudah dipahami berbagai hal yang terjadi. Penyajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.
3. Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemui dengan cara melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin,
commit to user
43arahan sebab-akibat dan berbagai proposisi hingga memudahkan dalam pengambilan keputusan.
H. Profil Informan
Informan dalam penelitian ini dibutuhkan sebagai bagian sumber data dari narasumber karena sifat penelitian yang kualitatif, dimana pemaparan fakta guna menelaah permasalahan yang diteliti berdasarkan kajian hasil wawancara. Penelitian menggunakan teknik purpossive, yaitu peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui dan berhubungan dengan masalah yang diteliti saja. Namun demikian, jumlah informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan peneliti dalam memperoleh data.
Subyek kajian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: para anggota Solo CB Club (selanjutnya disebut: SCC) dan masyarakat Kota Surakarta yang dianggap mengetahui dengan masalah yang diteliti. Peneliti memaparkan bagaimana pemaknaan anggota SCC terhadap motor Honda CB dan peran organisasi SCC melalui aksi Komunitas dalam mewujudkan visi dan misinya. Selain itu, penelitian ini juga mengambil tanggapan dari beberapa masyarakat yang dapat memberikan respons mereka terhadap keberadaan Komunitas ini. Peneliti juga melakukan observasi pada informan, karena penelitian ini menggunakan metode triangulasi data untuk mengecek derajat kebenaran fakta yang peneliti dapatkan, sehingga penelitian ini menghasilkan perumusan yang dapat berguna.
Seperti diketahui berdasarkan pengamatan peneliti bahwa anggota SCC merupakan kelompok yang heterogen, mereka berasal dari berbagai daerah baik dalam maupun luar Kota Surakarta, di mana mereka datang ke Kota Surakarta sebagai mahasiswa yang kuliah di beberapa Perguruan Tinggi dan bekerja di berbagai bidang di Kota Surakarta. Pada penelitian ini, peneliti mengambil beberapa informan dari anggota SCC yang sekaligus menjabat sebagai pengurus SCC. Beberapa informan tersebut mempunyai beragam umur dan latar belakang profesi. Di antara mereka ada yang dari kalangan pekerja, pelajar, dan
commit to user
44mahasiswa. Selain itu, peneliti juga mengambil beberapa informan dari masyarakat Kota Surakarta yang statusnya masih duduk di bangku sekolah dan kuliah. Para informan yang dipilih tersebut kemudian akan dapat menunjukkan kepada peneliti bagaimana pemaknaan SCC terhadap motor Honda CB dan bagaimana peran SCC melalui aksi Komunitas dalam mewujudkan visi dan misi mereka.
Terdapat beberapa informan yang dipilih dalam penelitian ini berdasarkan relevansi mereka terhadap fokus penelitian, adapun profil informan dari beberapa informan tersebut yaitu:
1. Fajar (Kentung), informan ini merupakan Ketua dari Komunitas SCC. Informan ini berusia sekitar 33 tahun. Keseharian beliau diisi dengan rutinitas sebagai buruh freelance otomotif kaca film mobil. Informan ini merupakan anggota pertama dan saat ini sebagai Ketua dari Komunitas SCC. Dengan relevansi inilah maka informan ini dipilih sebagai informan karena dianggap memiliki pengetahuan terkait aktivitas dan sejarah perkembangan dari SCC yang berhubungan dengan fokus penelitian.
2. Heru, informan ini adalah Wakil Ketua dari Komunitas SCC. Informan ini berusia 29 tahun. Keseharian nya adalah bekerja sebagai mekanik las argon
di bengkel miliknya sendiri. Informan ini juga termasuk anggota generasi kedua yang di anggap mengenal lebih tentang sejarah dan perkembangan Komunitas SCC serta club motor CB lain d Kota Surakarta yang berhubungan dengan penelitian.
3. Tomy, informan ini adalah Sekretaris dari Komunitas SCC. Dia berusia sekitar 32 tahun, profesi sehari hari nya adalah tukang las karbit yang specialist mereparasi knalpot motor klasik khususnya Honda CB. Informan ini termasuk generasi pertama dari anggota SCC sehingga mengetahui awal berdiri serta sejarah dari Komunitas SCC.
commit to user
454. Reog, informan ini merupakan Bendahara dari Komunitas SCC. Beliau berusia sekitar 30 tahun, pekerjaan sehari hari nya adalah penabuh gamelan yang tampil di acara pernikahan tak jarang d televisi lokal Kota Surakarta juga. Informan ini termasuk pendiri Komunitas SCC yang juga pemilik CB yang unik yaitu CB 100 yang sudah di modifikasi bermesin satria F150 sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap seputaran Komunitas SCC
5. Angga, dia adalah Humas Komunitas SCC. Dia bekerja sebagai pengrajin sangkar burung di rumahnya. Banyak informasi yang diberikan beliau seputaran Komunitas SCC di lingkungan masyarakat Kota Solo dengan banyaknya anggota baru yang masuk melalui dia.
6. Sudarno, informan ini adalah Kolektor Motor Klasik. Beliau berusia 50 tahun, kesehariannya dia bekerja sebagai penjual sparepart di pasar klitikan pasar legi. Banyak anggota Komunitas SCC yang membeli sparepart motor CB mereka kepada beliau bahkan kebanyakan anggota Komunitas motor klasik membeli onderdil kepadanya. Informan ini dipilih karena banyak memberi keterangan tentang Honda CB khusunya dan bebrapa motor klasik yang dia koleksi dirumahnya serta merupakan penasehat Komunitas SCC. 7. Ponang, informan ini adalah anggota dan bagian Sie Touring SCC. Dia
berusia 25 tahun yang keseharian nya adalah mahasiswa di universitas swasta di Kota Surakarta. Dia dipilih sebagai informan karena banyak memberi informasi seputaran Komunitas SCC dimata masyarakat luar Kota Solo serta Komunitas Honda CB yang berada di luar Kota Solo.
8. Mustofa, informan ini adalah Sie Keamanan dari Komunitas SCC. Beliau berumur 30 tahun, kesehariannya bekerja sebagai pegawai bank perkreditan rakyat di Kota Surakarta. Dia di pilih karena mengetahui beberapa informasi
commit to user
46tentang anggota SCC yang sekiranya melakukan pelanggaran lalu lintas bahkan tindak kriminal sekalipun serta sebagai orang yang bertanggung jawab jika terjadi hal buruk kepada Komunitas dan anggota SCC di dalam bermasyarakat serta berkumpul dengan Komunitas motor lain nya.
9. Bagus, informan ini adalah Mahasiswa Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) yang juga anggota Komunitas SCC juga Komunitas CB UNS dimana dia dipilih sebagai informan karena dapat mmberi informasi seputaran kegiatan Komunitas SCC dan tanggapan mahasiswa sesame pecinta Honda CB tentang Komunitas SCC d Kota Surakarta.
10. Ahmad, informan ini adalah Mahasiswa Universitas Tunas Pembangunan, Surakarta. Dia berusia 24 tahun yang juga merupakan anggota Komunitas CB kampus juga Komunitas Honda CB di Kota asalnya yaitu jepara, informan ini dipilih karena mempunyai beberapa penilaian tentang Komunitas SCC di mata Komunitas Honda CB di Kota asalnya jepara. 11. Yanuar, dia adalah Mahasiswa Seni Rupa Universitas Sebelas Maret (UNS),
Surakarta, dia berusia 23 tahun yang juga merupakan anggota club motor Solo Tiger Club. Dipilih sebagai informan karena sempat dijadikan panitia dari luar Komunitas SCC saat merayakan acara ulang tahun SCC yang ke 8 serta pandangan dia sebagai mahasiswa juga sebagai bikers dari Komunitas motor lain di Kota Surakarta melihat Komunitas SCC ini.
12. Imron, informan ini adalah anggota dari CB sukoharjo yang juga Mahasiswa Universitas Veteran (UNIVET), Sukoharjo. Merupakan anggota CB Trakh dengan relevansi inilah dia di pilih sebagai informan karena di anggap bisa memberi informasi tentang keberadaan serta eksistensi Komunitas SCC di Kota di luar Surakarta.
13. Joko, informan ini merupakan Mekanik atau pemilik bengkel yang mengerjakan khusus motor tua dan khususnya adalah motor Honda CB,
commit to user
47beliau berumur 29 tahun yang bengkelnya juga berada dirumahnya sendiri. Dengan tingkat sering para anggota Komunitas SCC ini berkumpul dan memperbaiki motor mereka di bengkelnya serta menjadikan bengkel menjadi
basecamp. Dengan relevansi inilah dia banyak memberi informasi tentang anggota serta Komunitas SCC ini.
Matriks 01 Profil Informan
commit to user
48(Sumber: Hasil wawancara dan observasi, Maret 2015)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi
1. Kota Surakarta
1 Fajar 33 Ketua dari Komunitas SCC
2 Heru 29 Wakil Ketua dari Komunitas SCC
3 Tomi 32 Sekretaris dari Komunitas SCC
4 Reog 30 Bendahara dari Komunitas SCC
5 Angga 25 Humas Komunitas SCC
6 Sudarno 50 Kolektor Motor Klasik dan Komunitas SCC
7 Ponang 25 Bagian Sie Touring SCC
8 Mustofa 29 Sie Keamanan dari Komunitas SCC
9 Bagus 22 Anggota Komunitas SCC juga Komunitas CB UNS
10 Ahmad 24 Anggota Komunitas Honda CB di Kota Jepara
11 Yanuar 23 Anggota club motor Solo Tiger Club
12 Imron 21 Anggota dari CB sukoharjo