• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yth. Para Kuasa Pengguna Anggaran Mitra Kerja KPPN Metro Di tempat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yth. Para Kuasa Pengguna Anggaran Mitra Kerja KPPN Metro Di tempat"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Terima kasih anda telah mendukung pelayanan kami dengan tidak memberikan sesuatu imbalan berupa apapun kepada petugas layanan kami

basi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA METRO

JALAN SEMINUNG NOMOR 5 KOTA METRO KODE POS 34111

TELEPON (0725) 41049, 49440 ; FAKSIMILE (0725) 49450

EMAIL kppnmetro126@gmail.com , kppnmetro@kemenkeu.go.id ; SITUS http://kppnmetro.org

Nomor

: S - 378/WPB.08/KP.0203/2019

10 Juni 2019

Sifat

: Sangat Segera

Lampiran : Satu berkas

Hal

: Petunjuk Teknis Lanjutan Terkait Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan

Kartu Kredit Pemerintah (KKP) Tahun Anggaran 2019 dan Update Aplikasi Terkait

Yth. Para Kuasa Pengguna Anggaran Mitra Kerja KPPN Metro

Di tempat

Sehubungan dengan telah ditetapkannya PMK Nomor 196/PMK.05/2018 tanggal 31 Desember

2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan KKP dan Nota Dinas Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor ND-607/PB/2019 tanggal 31 Mei 2019 hal Petunjuk Teknis Lanjutan Terkait

Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) Tahun Anggaran 2019 dan

Update Aplikasi Terkait, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengembangan aplikasi Satker yang terdampak atas implementasi KKP telah selesai dibangun dan

siap diluncurkan. Adapun Aplikasi Satker yang terdampak meliputi aplikasi SAS, aplikasi Konversi,

aplikasi SAKTI, dan aplikasi OM SPAN.

2. Dapat kami informasikan bahwa aplikasi Satker terdapat penyesuaian yang mempengaruhi proses

bisnis pada aplikasi satker K/L antara lain:

Aplikasi

Penyesuaian

Aplikasi SAS

a. Modul PPSPM

Penambahan menu KKP

Pembuatan surat Dispensasi Proporsi

KKP

ke

Kanwil,

Permohonan

Persetujuan ke KPPN, Permohonan

Penerbitan ke Bank, Permohonan TUP

KKP ke KPPN, Permohonan TUP Non

KKP ke KPPN dilakukan secara aplikatif

Penggunaan jenis SPP/SPM dibedakan

antara SPP/SPM GUP Tunai dengan

SPP/ SPM GUP KKP

Jenis dokumen SPP/SPM dengan kode

26 = SPP/ SPM GUP KKP

Jenis dokumen SPP/SPM dengan kode

27 = SPP/SPM PTUP KKP

b. Modul PPK

Perekaman data referensi Pemegang

KKP

Penatausahaan Daftar pengeluaran Riil

Persetujuan Daftar Pengeluaran Riil oleh

(2)

Terima kasih anda telah mendukung pelayanan kami dengan tidak memberikan sesuatu imbalan berupa apapun kepada petugas layanan kami

c. Modul SILABI

Perekaman kuitansi KKP

Perekaman transaksi KKP

Perekaman daftar pembayaran tagihan

Aplikasi SAKTI

Pembuatan usulan UP KKP

Perekaman

penerimaan

barang/jasa KKP

Pencetakan perintah bayar dan

kuitansi KKP

Perekaman SPM GUP KKP

Pencatatan SP2D GUP/TUP

KKP

Perekaman transaksi pajak KKP

Pencetakan DPT KKP

Jenis dokumen SPP/SPM dengan kode

317 = SPP/SPM GUP KKP

Jenis dokumen SPP/SPM dengan kode

323 = SPP/SPM PTUP KKP

Aplikasi OMSPAN

Penambahan kartu pengawasan UP/TUP KKP tingkat satker

3. Sehubungan dengan hal tersebut Satker diinformasikan untuk:

mengunduh/mendownload dan

install Aplikasi SAS 2019 Versi 19.0.6 bagi satker K/L yang

menggunakan aplikasi SAS;

menggunakan Aplikasi SAKTI 2019 yang terbaru/terupdate khusus Satker K/L Piloting SAKTI;

dan

menggunakan Aplikasi Online Monitoring SPAN (OMSPAN) yang terbaru/terupdate bagi seluruh

Satker K/L.

4. Adapun proses pengajuan perubahan proporsi UP KKP kepada Kanwil DJPb, pengajuan

permohonan persetujuan besaran UP KKP ke KPPN, dan pengajuan permohonan persetujuan TUP

KKP dapat dilakukan dan mulai berlaku sejak tanggal Nota Dinas Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor ND-607/PB/2019 tanggal 31 Mei 2019 ditetapkan dengan tetap memperhatikan ketentuan

dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018.

5. Menindaklanjuti hal tersebut, disampaikan Petunjuk Teknis Lanjutan Terkait Tata Cara Pembayaran

dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) kepada Satker untuk dijadikan pedoman.

Demikian disampaikan untuk dipedomani. Atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor,

Tri Tenggo Sukmono

Tembusan :

(3)

PETUNJUK TEKNIS LANJUTAN

TERKAIT TATA CARA PEMBAYARAN DAN

PENGGUNAAN KARTU KREDIT PEMERINTAH

TAHUN ANGGARAN 2019

Menindaklanjuti Nota Dinas Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor:

ND-59/PB/2018 tanggal 17 Januari 2019 dan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) Nomor 196/PMK.05/2018 tanggal 31 Desember 2018 Tentang Tata Cara Pembayaran

dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2019,

dengan ini diminta kepada Satker K/L untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1.

Perubahan Proporsi UP KKP ke Kanwil DJPb dan Penyesuaian Proporsi UP Satker:

a. mengunduh/mendownload dan install Aplikasi SAS 2019 Versi 19.0.6 bagi Satker K/L

yang menggunakan aplikasi SAS.

b. menggunakan Aplikasi SAKTI 2019 yang terbaru/terupdate khusus Satker K/L Piloting

SAKTI.

c. menggunakan Aplikasi Online Monitoring SPAN (OM SPAN) yang terbaru/terupdate

bagi seluruh Satker K/L.

d. Ruang lingkup yang diatur dalam PMK nomor 196/PMK.05/2018 ini adalah terkait tata

cara pembayaran dan penggunaan KKP dalam rangka penyelesaian tagihan kepada

negara melalui mekanisme UP yang sumber dananya berasal dari Rupiah Murni selain

Satker Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan Satker Atase Teknis.

e. Sesuai dengan ketentuan dalam PMK 196/PMK.05/2018, Satker K/L dapat

mengajukan perubahan proporsi UP KKP kepada Kanwil DJPb berupa kenaikan atau

penurunan dari proporsi UP KKP yang telah ditetapkan. Yaitu sebesar 60% (enam

puluh persen) dari besaran UP sebagaimana diatur dalam PMK mengenai tata cara

pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN untuk proporsi UP Tunai dan sebesar

40% (empat puluh persen) dari besaran UP sebagaimana diatur dalam PMK mengenai

tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN untuk proporsi UP KKP.

f. Apabila Satker ingin mengajukan perubahan proporsi UP KKP ke Kanwil DJPB maka

Tata Cara pengajuan perubahan proporsi UP KKP adalah sebagai berikut:

1)

Pada Satker K/L (Aplikasi SAS):

a) Satker menggunakan modul PPSPM pada Aplikasi SAS Versi 19.0.6 untuk

membuat Surat Permohonan Pengajuan Perubahan Proporsi UP KKP dan

Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

b) Surat Pernyataan dari KPA tersebut berisi pernyataan dan alasan Satker K/L

dalam mengajukan Perubahan Proporsi UP KKP ke Kanwil DJPb.

c) Format Surat Permohonan Pengajuan Perubahan Proporsi UP KKP dan Surat

Pernyataan KPA dibuat seragam untuk seluruh Satker K/L yang telah

diakomodir dalam

modul PPSPM Aplikasi SAS Versi 19.0.6

pada menu

“Lainnya”, submenu “Kartu Kredit Pemerintah”, dan sub-sub menu “Dispensasi

Proporsi KKP ke Kanwil”.

d) Surat Permohonan Pengajuan perubahan proporsi UP KKP dan Surat

Pernyataan tersebut selanjutnya dicetak dan ditandatangani oleh KPA untuk

disampaikan kepada Kanwil DJPb.

e) Petunjuk Teknis/Manual Book/Tutorial yang lebih lengkap/komprehensif terkait

tata cara pengajuan perubahan proporsi UP KKP dapat dilihat pada Petunjuk

Penggunaan KKP Aplikasi

SAS 2019 Versi 19.0.6

sebagaimana tercantum

pada Lampiran surat ini.

2)

Pada Satker K/L (Aplikasi SAKTI):

a) Satker membuat Surat Permohonan Pengajuan Perubahan Proporsi UP KKP

dan Surat Pernyataan dari KPA secara manual (tidak melalui Aplikasi) dengan

memperhatikan ketentuan dalam 196/PMK.05/2018.

b) Surat Pernyataan dari KPA tersebut berisi pernyataan dan alasan Satker K/L

dalam mengajukan Perubahan Proporsi UP KKP ke Kanwil DJPb.

(4)

c) Surat Permohonan Pengajuan perubahan proporsi UP KKP dan Surat

Pernyataan tersebut selanjutnya ditandatangani oleh KPA untuk disampaikan

kepada Kanwil DJPb.

g. Apabila Satker K/L tidak mengajukan perubahan proporsi UP KKP ke Kanwil DJPB

maka tahapan selanjutnya yang dilakukan Satker adalah melakukan penyesuaian

proporsi UP Satker K/L sesuai dengan PMK Nomor 196/PMK.05/2018, yaitu sebesar

60% UP Tunai dan 40% UP KKP.

h. Bagi Satker K/L Yang Memenuhi Kriteria Wajib Menggunakan KKP dan Tidak

Mengajukan/Memperoleh

Persetujuan

ataupun

Mengajukan/Memperoleh

Persetujuan atas Perubahan Proporsi UP KKP dari Kanwil DJPb:

Untuk penyesuaian proporsi UP Satker K/L di bulan Juli 2019, maka Satker K/L

diinformasikan terkait hal-hal sebagai berikut:

1) Pemberian/penggunaan UP Satker K/L di bulan Juni 2019 masih 100% dalam

bentuk tunai. Artinya, belum diberlakukan proporsi UP yang sesuai ketentuan

dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018 (60% UP Tunai dan 40% UP KKP atau

sesuai persetujuan perubahan proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb).

2) Di bulan Juli 2019, Satker K/L diminta untuk segera melakukan penihilan sebagian

dari total UP Satker K/L yang telah disetujui selama ini oleh KPPN/Kanwil DJPb.

Yaitu, sebesar 40% dari total UP Satker K/L yang telah diperoleh/diterima selama

ini atau sesuai persetujuan perubahan proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb.

3) Penihilan sebagian UP tersebut sebagaimana dimaksud pada angka 2), dapat

dilakukan dengan cara:

a)

Mempertanggungjawabkan UP yang telah menjadi kwitansi sebesar

40% atau sesuai persetujuan perubahan proporsi UP KKP oleh

Kanwil DJPb dari total UP Satker K/L;

b)

Menyetorkan sisa dana UP yang terdapat di Kas Bendahara dan

Rekening Bank/Pos ke Kas Negara sebesar 40% atau sesuai

persetujuan perubahan proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb dari total

UP Satker K/L ; atau

c)

Kombinasi, melalui pertanggung jawaban kwitansi dan penyetoran

sisa dana UP dengan total sebesar 40% atau sesuai persetujuan

perubahan proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb dari total UP Satker

K/L.

4) Adapun mekanisme/tata cara penihilan dari masing-masing pilihan diatas adalah

sebagai berikut:

Pertanggungjawaban kwitansi sebesar 40% atau sesuai persetujuan

perubahan proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb dari total UP Satker

K/L:

a) Pengajuan SPM-GUP Nihil sebagian atas pertanggungjawaban UP tahun

anggaran 2019 ke KPPN sebesar 40% atau sesuai persetujuan perubahan

proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb dari total besaran UP Satker K/L

dilakukan paling lambat tanggal

19 Juli 2019

.

b) Pada uraian SPM ditambahan frasa "Pengesahan sebagian atas

pertanggungjawaban UP tahun anggaran 2019".

c) SP2D atas SPM-GUP Nihil tersebut diterbitkan paling lambat tanggal

23

Juli 2019

.

d) Bagi Satker K/L yang wajib menggunakan KKP namun tidak/belum

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka (1), maka

Revolving UP Tunai (SPM GUP Tunai) di bulan Agustus 2019 tidak dapat

diberikan, sampai dengan pengajuan SPM-GUP Nihil sebagian

sebagaimana dimaksud dilakukan/disampaikan ke KPPN.

Menyetorkan sisa dana UP yang terdapat di Kas Bendahara dan

Rekening

Bank/Pos ke Kas Negara sebesar 40% atau sesuai persetujuan perubahan

proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb dari total UP

Satker K/L:

a) Bendahara Pengeluaran menyetorkan sisa dana UP Tahun Anggaran

2019 ke Kas Negara, yang berada pada kas bendahara dalam bentuk tunai

(5)

maupun rekening bank/pos sebesar 40% atau sesuai persetujuan

perubahan proporsi UP KKP oleh Kanwil DJPb dari total UP Satker K/L,

paling lambat tanggal 19 Juli 2019

, dengan menggunakan akun

pengembalian UP.

b) Bendahara Pengeluaran dapat melakukan pencocokan data

dengan

KPPN sebelum melaksanakan penyetoran, untuk mengetahui kebenaran

sisa dana UP yang harus disetor

paling lambat tanggal 19 Juli 2019

pada

jam kerja.

c) Atas penyetoran sisa dana UP tersebut, Bendahara Pengeluaran

menyampaikan fotokopi BPN yang disahkan oleh KPA ke KPPN.

d) Bagi Satker K/L yang wajib menggunakan KKP namun tidak/belum

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka (1), maka

Revolving UP Tunai (SPM GUP Tunai) di bulan Agustus 2019 tidak dapat

diberikan, sampai dengan sisa UP sebagaimana dimaksud disetorkan ke

Kas

Negara.

Kombinasi, melalui pertanggungjawaban kwitansi dan penyetoran sisa dana

UP dengan total sebesar 40% atau sesuai persetujuan perubahan proporsi

UP KKP oleh Kanwil DJPb dari total UP Satker K/L:

a) Bendahara Pengeluaran menyetorkan sisa dana UP Tahun Anggaran

2019 ke Kas Negara, yang berada pada kas bendahara dalam bentuk tunai

maupun rekening bank/pos. Misalnya, hanya terdapat sisa dana UP

dimaksud sebesar

15% dari total UP Satker

, maka akan disetorkan ke

Kas Negara

paling lambat tanggal 19 Juli 2019

, dengan menggunakan

akun pengembalian UP.

b) Bendahara Pengeluaran dapat melakukan pencocokan data dengan

KPPN sebelum melaksanakan penyetoran, untuk mengetahui kebenaran

sisa dana UP yang harus disetor

paling lambat tanggal 19 Juli 2019

pada jam kerja

.

c) Atas penyetoran sisa dana UP tersebut, Bendahara Pengeluaran

menyampaikan fotokopi BPN yang disahkan oleh KPA ke KPPN.

d) Selanjutnya, dikombinasikan dengan Pengajuan SPM-GUP Nihil sebagian

atas pertanggungjawaban UP tahun anggaran 2019 ke KPPN, yaitu

sisanya sebesar

25% dari besaran UP Satker

dan pengajuannya

dilakukan

paling lambat tanggal 19 Juli 2019

.

e) Pada uraian SPM ditambahan frasa

"Pengesahan sebagian atas

pertanggungjawaban UP tahun anggaran 2019".

f) Sehingga total pertanggungjawaban kwitansi dan penyetoran sisa dana

UP yang dilakukan oleh Satker K/L menjadi

40% dari total UP Satker K/L.

g) Bagi Satker K/L yang wajib menggunakan KKP namun tidak/belum

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud, maka

Revolving

UP

Tunai (SPM GUP Tunai) di bulan Agustus 2019 tidak dapat diberikan,

sampai dengan kombinasi penyetoran sisa dana UP dan pengajuan SPM

GUP Nihil sebagian sebagaimana dimaksud disetorkan ke Kas Negara

/dilakukan/disampaikan ke KPPN.

2.

Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP ke KPPN:

a. Setelah dilakukan penyesuaian Proporsi UP Satker K/L sebagaimana dijelaskan pada

angka 1, Satker menyampaikan Surat Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP

dilampiri dengan Surat Pernyataan UP dari KPA dan Surat Persetujuan Proporsi UP

KKP dari Kanwil DJPb (apabila ada).

b. Tata Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP ke KPPN bagi

Satker K/L yang Memenuhi Kriteria Wajib Menggunakan KKP adalah sebagai berikut:

1)

Pada Satker K/L (Aplikasi SAS):

a) Satker menggunakan modul PPSPM Aplikasi SAS Versi 19.0.6 pada menu

“Lainnya”, submenu “Kartu Kredit Pemerintah”, dan sub-sub menu

(6)

“Permohonan Persetujuan ke KPPN” untuk membuat Surat Permohonan

Persetujuan Besaran UP KKP dan Surat Pernyataan UP dari KPA serta untuk

menginput/memasukkan nomor dan tanggal Surat Persetujuan Proporsi UP

KKP dari Kanwil DJPb (apabila ada).

b) Surat Pernyataan UP dari KPA tersebut berisi uraian dan penjelasan UP Satker

K/L yang telah disesuaikan dengan format yang telah ditetapkan dalam PMK

Nomor 196/PMK.05/2018.

c) Selanjutnya Surat Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP dan Surat

Pernyataan UP dari KPA tersebut dicetak dan ditandatangani oleh KPA

dilampiri Surat Persetujuan Proporsi UP KKP dari Kanwil DJPb (apabila ada)

beserta ADK yang dihasilkan dari Aplikasi SAS untuk disampaikan kepada

KPPN.

d) Petunjuk Penggunaan/Manual Book/Tutorial yang lebih lengkap/komprehensif

terkait Tata Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP ke

KPPN dapat dilihat pada Petunjuk Penggunaan KKP Aplikasi

SAS 2019 Versi

19.0.6

sebagaimana terlampir

2)

Pada Satker K/L (Aplikasi SAKTI):

a) Satker membuat Surat Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP dan Surat

Pernyataan UP dari KPA secara manual (tidak melalui Aplikasi) dengan

memperhatikan ketentuan dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018.

b) Surat Pernyataan UP dari KPA tersebut dibuat sesuai dengan format

tercantum dalam Lampiran huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari PMK Nomor 196/PMK.05/2018.

c) Selanjutnya, Surat permohonan Perubahan Persetujuan Besaran UP KKP

dilampiri dengan Surat Pernyataan UP dari KPA dan surat persetujuan proporsi

UP Kartu Kredit Pemerintah dari Kanwil DJPb (apabila ada)

disampaikan ke

KPPN untuk mendapatkan persetujuan/penetapan.

c. Tata Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP ke KPPN bagi

Satker K/L yang dikecualikan dalam Pembayaran dan Penggunaan KKP adalah

sebagai berikut:

1)

Sesuai dengan ketentuan dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018

,

Satker K/L

tersebut memenuhi kriteria:

a) Tidak terdapat penyedia barang/jasa yang dapat menerima pembayaran

dengan Kartu Kredit Pemerintah melalui mesin Electronic Data Capture (EDC)

yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari KPA; dan

b) Memiliki pagu jenis belanja Satker yang dapat dibayarkan melalui UP sampai

dengan Rp2.400.000.000,00 (dua miliar empat ratus juta rupiah).

Pada Satker K/L (Aplikasi SAS):

(1) Satker menggunakan modul PPSPM Aplikasi SAS Versi 19.0.6 pada menu

“Lainnya”, submenu “Kartu Kredit Pemerintah”, dan sub-sub menu

“Permohonan Persetujuan ke KPPN” untuk membuat Surat Permohonan

Persetujuan Besaran UP KKP dan Surat Pernyataan dari KPA.

(2) Surat Pernyataan dari KPA tersebut berisi pernyataan dan alasan Satker K/L

untuk tidak menggunakan/dikecualikan dalam Pembayaran dan Penggunaan

KKP. Misalnya:

Tidak terdapat penyedia barang/jasa yang dapat menerima

pembayaran dengan KKP melalui mesin EDC; atau

Meskipun terdapat penyedia barang/jasa yang dapat menerima

pembayaran dengan KKP melalui mesin EDC, namun dengan

mempertimbangkan faktor efisiensi, efektifitas, dan besaran UP Satker

K/L yang nilainya yang tidak signifikan maka Satker K/L mengajukan

pengecualian.

(3) Selanjutnya Surat Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP dan Surat

Pernyataan dari KPA tersebut dicetak dan ditandatangani oleh KPA beserta

ADK yang dihasilkan dari Aplikasi SAS untuk disampaikan kepada KPPN.

(7)

(4) Petunjuk Teknis/Manual Book/Tutorial yang lebih lengkap/komprehensif terkait

Tata Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP ke KPPN

dapat dilihat pada Petunjuk Penggunaan KKP Aplikasi

SAS 2019 Versi 19.0.6

sebagaimana terlampir

Pada Satker K/L (Aplikasi SAKTI):

(1) Satker membuat Surat Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP dan Surat

Pernyataan UP dari KPA secara manual (tidak melalui Aplikasi) dengan

memperhatikan ketentuan dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018.

(2) Surat Pernyataan UP dari KPA tersebut dibuat sesuai dengan format tercantum

dalam Lampiran huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PMK

Nomor 196/PMK.05/2018.

(3) Selanjutnya, Surat permohonan Perubahan Persetujuan Besaran UP KKP

dilampiri dengan Surat Pernyataan UP dari KPA dan surat persetujuan proporsi

UP Kartu Kredit Pemerintah dari Kanwil DJPb

(apabila ada)

disampaikan ke

KPPN untuk mendapatkan persetujuan/ penetapan.

3.

Permohonan Persetujuan TUP KKP ke KPPN:

a. KPA dapat mengajukan TUP KKP untuk membiayai kegiatan yang sifatnya

mendesak,

tidak dapat ditunda, dan/atau tidak dapat dilakukan Pembayaran LS.

b. Pengajuan TUP KKP dilakukan dengan menyampaikan permohonan persetujuan

TUP

KKP kepada Kepala KPPN disertai:

1) Rencana nilai batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit Pemerintah;

2) Rincian rencana pengeluaran yang akan dibiayai dengan TUP Kartu Kredit

Pemerintah yang ditandatangani oleh KPA dan BP/BPP; dan

3) Rencana periode penggunaan

c. Tata Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan TUP KKP ke KPPN bagi Satker K/L

yang Memenuhi Kriteria Wajib Menggunakan KKP adalah sebagai berikut:

Pada Satker K/L (Aplikasi SAS):

1) Satker menggunakan modul PPSPM Aplikasi SAS Versi 19.0.6 pada menu

“Lainnya”, submenu “Kartu Kredit Pemerintah”, dan sub-sub menu “Permohonan

TUP ke KPPN” untuk membuat Surat Permohonan Persetujuan TUP KKP dan

Surat Pernyataan dari KPA.

2) Surat Pernyataan UP dari KPA tersebut berisi pernyataan dan penjelasan TUP

Satker K/L yang telah disesuaikan dengan format yang telah ditetapkan dalam PMK

Nomor 196/PMK.05/2018.

3) Selanjutnya, Surat Permohonan Persetujuan TUP KKP, Surat Pernyataan dari

KPA, beserta lampiran surat tersebut dicetak dan ditandatangani oleh KPA beserta

ADK yang dihasilkan dari Aplikasi SAS untuk disampaikan kepada KPPN.

Pada Satker K/L (Aplikasi SAKTI):

1) Satker membuat Surat Permohonan Persetujuan TUP KKP dan Surat Pernyataan

dari KPA secara manual (tidak melalui Aplikasi) dengan memperhatikan ketentuan

dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018.

2) Surat Pernyataan UP dari KPA tersebut dibuat sesuai dengan format tercantum

dalam Lampiran huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PMK Nomor

196/PMK.05/2018.

3) Selanjutnya, Surat permohonan Perubahan Persetujuan Besaran UP KKP dilampiri

dengan Surat Pernyataan UP dari KPA disampaikan ke KPPN untuk mendapatkan

persetujuan/penetapan.

4.

Penerbitan/Perekaman SPP/SPM KKP:

a. Sesuai dengan ketentuan dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018 telah diatur bahwa:

1) Berdasarkan permintaan penggantian UP KKP yang disampaikan oleh BP/BPP,

PPK menerbitkan dan menyampaikan SPP-GUP KKP kepada PPSPM paling

lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen dan bukti-bukti pendukung diterima

secara lengkap dan benar.

(8)

2) Berdasarkan permintaan pembayaran pertanggungjawaban TUP KKP yang

disampaikan oleh BP/BPP, PPK menerbitkan dan menyampaikan SPP-PTUP KKP

kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti pendukung

diterima secara lengkap dan benar.

b. Tata Cara Penerbitan/Perekaman SPP/SPM KKP adalah sebagai berikut:

Pada Satker K/L (Aplikasi SAS):

1) Jenis dokumen SPP/SPM yang digunakan:

Kode 26 = untuk SPP/SPM GUP KKP; dan

Kode 27 = untuk SPP/SPM PTUP KKP.

2) Setelah proses perekaman SPP GUP/PTUP KKP selesai, selanjutnya proses catat,

cetak, dan kirim SPM mengikuti prosedur umum Aplikasi SAS.

3) Petunjuk Penggunaan/Manual Book/Tutorial

yang lebih lengkap/komprehensif

terkait Penerbitan/Perekaman SPP/SPM KKP dapat dilihat pada Petunjuk

Penggunaan KKP Aplikasi

SAS 2019 Versi

19.0.6

sebagaimana terlampir.

Pada Satker K/L (Aplikasi SAKTI):

1) Jenis dokumen SPP/SPM yang digunakan:

Kode 317 = untuk SPP/SPM GUP KKP; dan

Kode 323 = untuk SPP/SPM PTUP KKP.

2) Petunjuk Teknis/Manual Book/Tutorial

yang lebih lengkap/komprehensif terkait

Penerbitan/Perekaman SPP/SPM KKP dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Aplikasi

SAKTI yang terbaru/terupdate sebagaimana terlampir.

5.

Penyusunan Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan

Pembayaran dengan KKP:

a. Dalam

pelaksanaan

pembayaran

dan

penggunaan

KKP,

Kementerian

Negara/Lembaga dan Kementerian Keuangan c.q. DJPb melakukan Monev atas

pelaksanaan pembayaran dengan KKP secara berjenjang dan berkala.

b. Monev dilakukan untuk memastikan pelaksanaan pembayaran dengan KKP sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Monev dilaksanakan dengan menyampaikan Laporan Hasil Monev Pelaksanaan

Pembayaran dengan KKP dan dilaksanakan oleh KPA.

d. Saat ini, penyusunan Laporan Hasil Monev Pelaksanaan Pembayaran dengan KKP

oleh KPA dilakukan secara manual (tidak melalui aplikasi) dengan periode pelaporan

secara triwulanan.

(9)

Petunjuk Teknis

Kartu Kredit Pemerintah

Aplikasi SAS 2019

Versi 19.0.6

SISTEM APLIKASI SATKER

MEI 2019

DIT. PA DAN DIT. SITP

LAMPIRAN II

Nota Dinas Direktur Jenderal

Perbendaharaan

Nomor : ND-607/PB/2019

Tanggal : 31 Mei 2019

(10)

Petunjuk Penggunaan Menu KKP

Kartu Kredit Pemerintah (KKP) adalahalat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas belanja yang dapat dibebankan pada APBN, dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah, dan Satker berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran pada waktu yang disepakati dengan pelunasan secara sekaligus. Dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan KKP pada Satuan Kerja, KPPN, Kanwil dan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 196/PMK.05/2018, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan menyediakan fasilitas pembuatan surat permohonan dispensasi ke Kanwil DJPb, persetujuan KKP ke KPPN, dan penerbitan KKP ke bank melalui aplikasi SAS 2019 pada modul PPSPM.

Secara umum, alur permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:

Penjelasan:

a. Satker melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bank Penerbit KKP sebagai mitra kerjanya dalam penggunaan KKP

b. Penetapan proporsi UP ditetapkan UP Tunai sebesar 60% dan UP KKP sebesar 40%. Apabila proporsi UP KKP berubah, maka Satker menyampaikan surat dispensasi perubahan proporsi UP KKP ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang dilampiri Surat Pernyataan dan mengirim ADK.

c. Satker menginput data permohonan persetujuan proporsi UP KKP ke KPPN (jika berubah proporsi UP KKP, maka harus lampirkan Surat Persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan) dilampiri Surat Pernyataan Uang Persediaan dan mengirim ADK.

d. Satker melakukan input data permohonan penerbitan (nama-nama penerima dan administrator) KKP ke Bank dilampiri surat Persetujuan UP KKP dari KPPN mitra kerjanya.

e. Input data surat permohonan perubahan proporsi UP KKP, persetujuan dan penerbitan KKP dilakukan pada modul PPSPM.

f. Satker Input data Nomor KKP pada masing-masing Pemegang KKP sebagai bahan pelaporan oleh BP/BPP

pada modul SILABI

Pada modul PPSPM, untuk pembuatan surat-surat sebagaiman alur dan penjelasan diatas, terdapat pada menu Lainnya, sub menu Kartu Kredit Pemerintah dengan sub-sub menu sebagai berikut:

 Dispensasi Proporsi KKP ke Kanwil

 Permohonan Persetujuan ke KPPN

 Permohonan Penerbitan ke Bank

 Permohoan TUP KKP ke KPPN

 Permohonan TUP Non KKP ke KPPN

Ke

rja

sa

ma

SATKER

BANK

Kanwil

KPPN

SAS2019

Input

- Surat Perubahan Porsi KKP (Kanwil DJPb) - Surat Persetujuan KKP (KPPN) - Surat Penerbitan KKP (Bank) - ADK Kirim KKP ke Kanwil dan KPPN

Output

Perubahan Proporsi Persetujuan KKP Penerbitan KKP

(11)

Pada modul PPK, menu yang digunakan adalah:

1. Menu Referensi, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah

 Perekaman data referensi pemegang Kartu Kredit Pemerintah

2. Menu Lainnya

Sub Menu Kartu Kredit Pemerintah

 Penatausahaan Daftar Pengeluaran Riil

 Persetujuan Daftar Pengeluaran Riil oleh PPK

3. Menu SPP  RUH SPP, Cetak SPP, /Transfer ADK SPP

Pada modul SILABI Pengeluaran, menu yang digunakan adalah:

1. Menu Bendahara Pengeluaran sub menu RUH Kuitansi

 Perekaman kuitansi KKP

2. Menu Bendahara Pengeluaran sub menu RUH Transaksi

 Perekaman transaksi KKP

3. Menu Bendahara Pengeluaran sub menu RUH DPT

(12)

Penjelasan Menu-menu Kartu Kredit Pemerintah

I. MODUL PPSPM

Sebelum melakukan input data-data surat permohoan perubahan proporsi, persetujuan dan penerbitan KKP, Satker harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pastikan pagu DIPA telah ditansfer ke dalam aplikasi SAS (khusus awal tahun anggaran) 2. Merekam Supplier Bendahara (01 Satker) pada menu supplier Referensi I level admin 3. Melakukan input data pejabat perbendaharaan khususnya KPA

4. Update Aplikasi SAS yang telah mendukung KKP

Jika 4 poin diatas telah terpenuhi, maka untuk pembuatan surat-surat KKP siap dilakukan. A. Dispensasi Proporsi KKP ke Kanwil

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data surat permohonan perubahan proporsi UP KKP dari UP Tunai 60% dan UP KKP 40% ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan sesuai dengan kebutuhan Satker yang bersangkutan.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level PPSPM;

2) Selanjutnya masuk pada menu Lainnya, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah, dan pilih sub sub

menu Dispensasi Proporsi KKP ke Kanwil;

Penjelasan jendela aplikasi: Combo Box pilih Tahun-Satker

: Pemilihan kode satker, dimungkinkan lebih dari satu satker jika dalam

aplikasi SAS memiliki lebih dari satu DIPA Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data perekaman, jika data telah input surat persetujuan kanwil, yang dihapus adalah persetujuannya dahulu, kemudian hapus data perekaman

Tombol “Kanwil” : Untuk merekam surat persetujuan perubahan proporsi dari Kanwil DJPb Tombol “Cetak” : Untuk mencetak surat perubahan proporsi UP KKP ke dalam word document

(13)

REKAM/UBAH DATA

Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohoanan perubahan proporsi UP KKP adalah sebagai berikut:

No/Tgl. Permohonan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK

No/Tgl. Pernyataan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang sudah valid) ), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK

Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat Kanwil DJPb : Diisi dengan Nama Kanwil (misal “Kanwil DItjen Perbendaharaan Prov.

DKI Jakarta”), alamat dan kota sebagai tujuan surat

Tombol Hitung UP : Digunakan untuk melakukan cek adat pagu, pagu UP, maksimal UP yang bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan melakukan hitung proporsi UP KKP normal 60% dan 40%

UP Diminta : Diisi dengan nilai UP yang diminta/diperlukan, jika sudah ada (masa transisi), UP diminta harus sama dengan nilai SPM UP awal

UP Tunai (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP tunai sesuai dengan kebutuhan/diperlukan, misal 70

Kartu Kredit (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP Kartu Kredit sesuai dengan kebutuhan/diperlukan, misal 30

Alasan Dispensasi : Diisi dengan alasan utama mengapa permohonan perubahan proporsi UP KKP diajukan ke Kanwil DJPb. Contoh alasan sebagai berikut:

- Penyedia Barang/Jasa yang menerima pembayaran dengan KKP masih terbatas

- Masih banyak terdapat kegiatan yang hanya bisa dibayarkan dengan UP Tunai

- Kebutuhan UP Tunai Biro/Pusat/Unit Kerja masih tinggi

Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena akan dibaca sebagai data awal saat pembuatan surat permohonan persetujuan ke KPPN

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan

(14)

HAPUS DATA

1. Data persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat dihapus dengan menu hapus data. 2. Data persetujuan yang telah diisi nomor dan tanggal surat persetujuan dari Kanwil Ditjen

Perbendaharaan hanya dapat dihapus apabila nomor surat persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan telah dihapus terlebih dahulu.

3. Menu hapus data ini akan menghapus data secara permanen. ISI SURAT KANWIL

Surat permohonan dispensasi proporsi UP KPP yang telah disetujui oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan akan diterbitkan surat persetujuan dispensasi. Surat dispensasi tersebut harus diinput oleh Satker ke dalam aplikasi. Data yang harus diisikan adalah nomor dan tanggal surat persetujuan serta nilai dan prosentase proporsi UP KKP tersebut.

No/Tgl. Surat : Diisi dengan nomor dan tanggal surat dari Kanwil DJPb (nomor dan tanggal yang sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK

UP Tunai (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP tunai sesuai dengan persetujuan Kanwil DJPb, misal 70

Kartu Kredit (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP Kartu Kredit sesuai dengan persetujuan Kanwil DJPb, misal 30

Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena akan dibaca sebagai data awal saat pembuatan surat permohonan persetujuan ke KPPN

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Proses”.

CETAK SURAT

Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat permohonan dispensasi perubahan proporsi UP KKP ke kanwil DJPb, hasilnya seperti dibawah ini:

(15)

Surat Pernyataan KPA:

B. Permohonan Persetujuan ke KPPN

Sub menu ini digunakan untuk melakukan perekaman data permohoan persetujuan UP KKP dari KPPN mitra kerja Satker yang bersangkutan.

Pada jendela aplikasi ini memiliki 3 kondisi perekaman, yaitu:

1. Kondisi normal/tidak ada perubahan proporsi UP sesuai PMK-196/PMK.05/2018 yaitu UP Tunai 60% dan UP KPP 40%

2. Apabila satker mengajukan perubahan proporsi UP KKP, maka pastikan bahwa surat persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan sudah direkam pada proses sebelumnya karena pada saat perekaman permohonan persetujuan ke KPPN akan membaca surat dispensasi perubahan proporsi UP dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan

3. Pengecualian penggunaan UP KPP untuk satker yang memiliki nilai pagu UP yang dibawah 2,4 milyar atau UP maksimal 100 juta dan tidak terdapat penyedia barang/jasa yang menerima pembayaran

(16)

dengan mesin EDC. Pengajuan UP Tunai 100% dapat dilakukan tanpa mengajukan permohonan dispensasi perubahan proporsi ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan, tetapi harus membuat surat pernyataan yang memuat alasan perubahan proporsi tersebut.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini:

Penjelasan jendela aplikasi: Combo box pilih

Tahun-Satker

: Pemilihan kode satker, dimungkinkan lebih dari satu satker jika dalam aplikasi

SAS memiliki lebih dari satu DIPA Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data perekaman, jika data telah input surat persetujuan kanwil, yang dihapus adalah persetujuannya dahulu, kemudian hapus data perekaman

Tombol “KPPN” : Untuk merekam surat persetujuan dari KPPN

Tombol “Cetak” : Untuk mencetak surat perubahan proporsi UP KKP ke dalam word document yang siap ditandatangani

REKAM/UBAH DATA

(17)

No/Tgl. Permohonan

: Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang sudah

valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK No/Tgl. Pernyataan

UP

: Diisi dengan nomor dan tanggal surat pernyataan Satker (nomor dan tanggal yang sudah valid) ), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK

Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat Nama KPPN : Diisi dengan Nama KPPN (misal “KPPN Jakarta IV”), alamat dan kota

sebagai tujuan surat

Tombol Hitung UP : Digunakan untuk melakukan cek adat pagu, pagu UP, maksimal UP yang bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan melakukan hitung proporsi UP KKP normal 60% dan 40%

UP Diminta : Diisi dengan nilai UP yang diminta/diperlukan, jika sudah ada (masa transisi),

UP diminta harus sama dengan nilai SPM UP awal (jika ada surat perubahan

proporsi dari Kanwil DJPb, isian akan disable)

UP Tunai (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP tunai sesuai dengan

kebutuhan/diperlukan, misal 70 (jika ada surat perubahan proporsi dari

Kanwil DJPb, isian akan disable)

Kartu Kredit (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP Kartu Kredit sesuai dengan

kebutuhan/diperlukan, misal 30 (jika ada surat perubahan proporsi dari

Kanwil DJPb, isian akan disable)

Alasan Dispensasi : Khusus pengecualian, diisi dengan 3 alasan utama mengapa permohonan perubahan proporsi UP KKP diajukan ke KPPN. Contoh alasan sebagai berikut

- Tidak ada mesin EDC pada penyedia barang/jasa

- Kegiatan yang cukup banyak yang masih memerlukan UP Tunai

- Pagu DIPA yang dapat dibelanjakan dengan UP di bawah Rp2,4 miliar. Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena

akan dibaca sebagai data saat pengajuan SPP/SPM dan pembukuan oleh BP/BPP pada aplikasi SILABI

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan

(18)

HAPUS DATA

Jika data sudah dilakukan perekaman surat persetujuan dari KPPN, maka untuk menghapus Surat Persetujuan dari KPPN dilakukan sebagai berikut:

1. Data persetujuan dari KPPN dapat dihapus dengan menu hapus data.

2. Data persetujuan yang telah diisi nomor dan tanggal surat persetujuan dari KPPN hanya dapat dihapus apabila nomor surat persetujuan dari KPPN telah dihapus terlebih dahulu.

3. Menu hapus data ini akan menghapus data secara permanen. ISI SURAT KPPN

Setelah surat permohonan UP KPP disetujui oleh KPPN, Satker merekam data surat persetujuan dari KPPN ke dalam aplikasi berupa nomor dan tanggal surat persetujuan serta nilai dan prosentase proporsi UP KKP tersebut.

No/Tgl. Surat : Diisi dengan nomor dan tanggal surat dari Kanwil DJPb (nomor dan tanggal yang sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang,

karena akan dibaca sebagai data awal saat pembuatan surat permohonan persetujuan ke KPPN

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Proses”.

CETAK SURAT

Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat permohonan, surat pernyataan, dan surat persetujuan UP KKP, hasilnya seperti dibawah ini:

(19)

Surat Pernyataan UP:

Surat Pernyataan (Khusus pengecualian):

C. Permohonan Penerbitan ke Bank

Jika surat persetujuan dari KPPN telah terbit, maka langkah selanjutnya adalah satuan kerja mengajukan

surat permohonan penerbitan Kartu Kredit Pemerintah (Corporate Card) ke Bank mitra kerja.

(20)

Combo pilih Satker

: Pemilihan kode satker, dimungkinkan lebih dari satu satker jika dalam aplikasi

SAS memiliki lebih dari satu DIPA Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data perekaman, jika data telah input surat persetujuan Bank, yang dihapus adalah persetujuannya dahulu, kemudian hapus data perekaman

Tombol “BANK” : Untuk merekam surat persetujuan dari Bank

Tombol “KKP” : Digunakan untuk melakaukan perekaman Nomor dan Nama KKP yang sudah diterbitkan oleh pihak Bank

Tombol “Cetak” : Untuk mencetak surat permohonan penerbitan KKP dalam word document yang siap ditandatangani

REKAM/UBAH DATA

Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:

No/Tgl. Permohonan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK

No/Tgl. Perjanjian KKP : Diisi dengan nomor dan tanggal surat perjanjian KKP antara pihak Satker dan Bank sebelum mengajukan permohonan persetujuan/dispensasi perubahan proporsi KKP

Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat Uraian Perjanjian : Diisi dengan uraian perjajian KKP antara pihak satker dan bank mitra

kerja satker (bank dengan rekening BP/BPP dibuka)

Nama bank : Diisi dengan nama bank mitra satker dimana rekening BP/BPP dibuka Kota Bank : Diisi dengan kota bank (kota tujuan surat)

(21)

Tombol Cek UP KKP : Digunakan untuk melakukan cek data pagu, pagu UP, maksimal UP yang bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan melakukan hitung proporsi UP KKP yang telah di setujui KPPN

Tombol Rekam : Untuk mengaktifkan isian data merekam penerima KKP dan administrator KKP

Tombol Ubah : Untuk mengaktifkan isian data merubah penerima KKP dan administrator KKP

Tombol Simpan/Edit : Untuk simpan/ubah isian data penerima KKP dan administrator KKP ke tabel database

Tombol Hapus : Untuk hapus data penerima KKP dan administrator KKP yang ada pada table sementara/memory

Nama : Diisi dengan nama pemegang KKP atau administrator KKP Tgl Lahir : Diisi dengan tanggal lahir pemegang KKP atau administrator KKP Jabatan : Diisi dengan jabatan pemegang KKP atau administrator KKP Jenis KKP : Diisi dengan jenis KKP :

1. KKP Belanja Operasional 2. KKP Perjalan Dinas 3. Administrator KKP

Limit KKP : Diisi dengan batasan/limit KKP pengguna yang diajukan ke Bank Kode GOL : Diisi dengan kode golongan pegawai

NIK : Diisi dengan NIK pemegang KKP atau administrator KKP bersifat UNIQ

dan divalidasi tidak boleh digunakan untuk jenis kartu yang sama

NIP : Diisi dengan NIP pemegang KKP atau administrator KKP, jika bukan

pegawai diisi dengan NIK

NIP2 : Opsional diisi dengan NIP/NR dengan tambahan pangkat/jabatan pemegang KKP atau administrator KKP

Telp/Fax : Diisi dengan nomor telepon/HP pemegang KKP atau administrator KKP Email : Diisi dengan email aktif pemegang KKP atau administrator KKP

Aktif : Diisi dengan status penerima/pemegang KKP : 1. Aktif

2. Non Aktif

Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena akan dibaca sebagai data awal saat pembuatan surat permohonan persetujuan ke KPPN

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan

tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.

HAPUS DATA

Jika data sudah dilakukan perekaman surat persetujuan dari Bank, maka untuk menghapus Surat Persetujuan dari Bank dilakukan sebagai berikut:

1. Data persetujuan dari Bank dapat dihapus dengan menu hapus data.

2. Data persetujuan yang telah diisi nomor dan tanggal surat persetujuan dari Bank hanya dapat dihapus apabila nomor surat persetujuan dari Bank telah dihapus terlebih dahulu.

3. Menu hapus data ini akan menghapus data secara permanen.

ISI SURAT BANK

Jika surat persetujuan dari bank sudah terbit, maka satker harus melakukan input nomor dan tanggal surat persetujuan dari Bank tersebut.

(22)

Nomor/Tanggal Bank : Diisi dengan nomor dan tanggal surat dari bank penerbit KKP, isian nomor dan tanggal harus valid karena data tersebut akan dijadikan dasar oleh SILABI untuk pembukuan di BP/BPP

Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena akan dibaca sebagai data pembukuan oleh BP/BPP pada aplikasi SILABI

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Proses”.

CETAK SURAT

Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat persetujuan UP KKP ke KPPN, hasilnya seperti dibawah ini:

Surat Permohonan Penerbitan KKP:

Surat Referensi:

Jika penerima KKP lebih dari 4 orang, maka daftar penerima dan administrator KKP pada surat referensi akan dibuat terpisah/terlampir.

(23)

Berita Acara Serah Terima KKP:

D. Permohonan TUP KKP/Non KKP ke KPPN

Sub menu ini digunakan untuk input data-data rincian permohonan TUP KKP untuk membiayai kegiatan Satker yang sifatnya mendesak dan tidak dapat dibayarakan secara LS. TUP KKP ini sifatnya akan menambah/meningkatkan batas/limit belanja Kartu Kredit yang dimiliknya.

Jika Kartu Kredit yang dimiliki oleh satker tersebut lebih dari satu, maka pembebanan kenaikan batas/limit perkartu dapat disesuaikan kebutuhan masing-masing satker, untuk kenaikan batas/limit tersebut satker dapat berkoordinasi secara langsung dengan bank mitra kerjanya.

Pagu jenis belanja yang dapat dimintakan oleh satker untuk kegiatan yang dibiayai menggunkan TUP KKP adalah untuk belanja barang dan belanja modal serta yang bersumber dana dari rupiah murni saja, sedangkan untuk TUP Non KKP/Tunai (sumber dana RM atau PNBP) tidak terbatas jenis belanja kecuali jenis belanja pegawai.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini:

Combo pilih Satker : Pemilihan kode satker, dimungkinkan lebih dari satu satker jika dalam aplikasi SAS memiliki lebih dari satu DIPA

(24)

Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data perekaman, jika data telah input surat persetujuan KPPN, yang dihapus adalah persetujuannya dahulu, kemudian hapus data perekaman

Tombol “RINCIAN” : Untuk merekam rincian dan pembebanan pagu kegiatan menurut kegiatan, output, sub output, komponen, sub kompnen, akun dan detil rincian

Tombol “KPPN” : Untuk merekam persetujuan TUP KKP yang diterbitkan oleh KPPN

Tombol “Cetak” : Untuk mencetak surat permohonan TUP KKP dalam word document yang siap ditandatangani

REKAM/UBAH DATA

Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:

No/Tgl. Permohonan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK

No/Tgl. Pernyataan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat pernyataan yang ditandatangi oleh KPA

Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat Nama KPPN : Diisi dengan nama KPPN, misal “KPPN Jakarta IV”, alamat dan kota

KPPN

Tombol Cek UP KKP : Digunakan untuk melakukan cek data pagu, pagu UP, maksimal UP yang bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan melakukan hitung proporsi UP KKP yang telah di setujui KPPN

DIMINTA : Diisi dengan total nilai TUP KKP yang diminta/akan diajukan ke KPPN Tanggal Keg. : Diisi dengan tanggal periode kegiatan yang akan dilaksanakan dan

(25)

Uraian Keg. : Diisi dengan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh satuan kerja pada sesuai isian periode tanggal

Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena akan dibaca sebagai data saat pembuatan SPP/SPM PTUP-KKP

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan

tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.

HAPUS DATA

Jika data sudah dilakukan perekaman surat persetujuan TUP KKP dari KPPN maka untuk mengahapus surat persetujuan dari KPPN sebagai berikut:

1. Data persetujuan TUP KKP dari KPPN dapat dihapus dengan menu hapus data.

2. Data persetujuan yang telah diisi nomor dan tanggal surat persetujuan TUP KKP dari KPPN hanya dapat dihapus apabila nomor surat persetujuan TUP KKP dari KPPN telah dihapus terlebih dahulu. 3. Menu hapus data ini akan menghapus data secara permanen.

INPUT RINCIAN

Surat permohonan TUP KKP dapat dicetak apabila satker telah melakukan input data rincian detail TUP KKP, dan nilai total rincian sudah sama dengan total TUP KKP yang diinput diawal perekaman surat. Untuk perekaman data rincian, klik tombol “RINCIAN”, sehingga muncul jendela aplikasi seperti dibawah ini:

Alur perekaman yaitu lik tombol “Pilih Akun”, sehingga muncul pilihan pagu sebagai berikut:

Klik pada grid yang akan dipilih, lalu tekan tombol “Pilih”, selanjutnya Klik tombol “Rekam Data”, sehingga

(26)

Tombol Pilih Akun : Untuk memilih pagu akun detail rincian yang terdiri atas program, kegiatan, output, sub output, komponen, sub komponen, akun

Tombol Rekam Data : Untuk merakam data rincian setelah pilih pagu dan mengaktifkan inputan textbox detil rincian

Uraian Rincian : Diisi dengan uaraian rincian kegiatan, misalnya “Belanja bahan/KIT seminar untuk peserta”

Jumlah Item : Diisi dengan jumlah item barang atau paket kegiatan sesuai kebutuhan Satuan : Diisi dengan nama satuan, misal orang, buah, paket, OJ, OH dan lainnya Nilai Rinci : Diisi dengan nilai rupiah/uang rincian kegaiatan yang nantinya dikalikan

dengan jumlah item

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan

tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.

CETAK SURAT

Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat persetujuan UP KKP ke KPPN, hasilnya seperti dibawah ini:

(27)

Surat Pernyataan:

Rincian TUP :

E. Permohonan TUP Non KKP ke KPPN

Sub menu ini digunakan untuk input data-data rincian permohonan TUP Non KKP (RM dan PNBP Tunai) untuk membiayai kegiatan Satker yang sifatnya mendesak dan tidak dapat dibayarakan secara LS. TUP Non KKP ini sifatnya akan menambah/meningkatkan batas/limit UP Tunai.

Tata cara perekaman dan output surat sama seperti TUP KKP penjelasan diatas, yang membedakan adalah penayangan pagu jenis belanja tidak dibatasi pada akun belanja barang dan belanja modal saja, tetapi semua jenis belanja ditampilkan.

II. MODUL PPK

A. Referensi Pemegang Kartu Kredit Pemerintah (KKP)

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data informasi pemegang KKP sesuai dengan surat persetujuan Penerbitan KKP oleh Bank.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

(28)

2) Selanjutnya masuk pada menu Referensi, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah.

Penjelasan jendela aplikasi:

Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data yang sudah ada

Tombol/Kolom ”Cari” : Untuk mencari data pemegang KKP sesuai isian.

Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub menu perekaman referensi pemegang KKP. REKAM/UBAH DATA

Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:

Nama : Diisi dengan nama lengkap pemegang KKP sesuai identitas yang berlaku

NIP : Diisi dengan Nomor Induk Pegawai pemegang KKP atau kosongkan

jika pemegang kartu adalah Non PNS

NIP 1 : Terisi otomatis sesuai data pada kolom NIP atau kosongkan jika pemegang kartu adalah Non PNS

Pangkat : Diisi dengan pangkat pemegang KKP atau kosongkan jika pemegang kartu adalah Non PNS

Golongan : Diisi dengan golongan pemegang KKP atau kosongkan jika pemegang kartu adalah Non PNS

(29)

Jabatan : Diisi dengan Jabatan pemegang KKP Unit Kerja : Diisi dengan Unit Kerja pemegang KKP

Nomor KKP : Diisi dengan Nomor KKP yang telah diterbitkan oleh Bank Nama KKP : Diisi dengan Nama pada KKP yang telah diterbitkan oleh Bank Jenis : Pilih sesuai jenis KKP yang telah diterbitkan oleh Bank

Limit : Diisi dengan nilai limit KKP dalam rupiah

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan

tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.

HAPUS DATA

Untuk melakukan hapus per data referensi pemegang KKP, dapat dilakukan dengan klik pada baris referensi pemegang KKP yang akan dihapus sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.

B. Daftar Pengeluaran Riil (DPR)

Sub sub menu ini digunakan untuk merekam daftar transaksi KKP yang telah dilakukan oleh masing-masing pemegang KKP.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

2) Selanjutnya masuk pada menu Lainnya, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah, pilih sub sub menu

Daftar Pengeluaran Riil.

Penjelasan jendela aplikasi:

Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data perekaman. Proses hapus tidak dapat dilanjutkan sistem jika data transaksi telah terbit kuitansinya

Tombol “Cetak” : Untuk mencetak Daftar Pengeluaran Riil atau Surat Pemberitahuan Penolakan Bukti-Bukti Pengeluaran KKP

(30)

Tombol “Filter” : Untuk mencari data transaksi KKP sesuai parameter isian Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub sub menu Daftar Pengeluaran Riil REKAM/UBAH HEADER DPR

Penjelasan perekaman data baru untuk transaksi KKP adalah sebagai berikut:

No_DPR : Diisi dengan nomor Daftar Pengeluaran Riil

No_SPD : Diisi dengan Nomor SPD untuk transaksi Perjalanan Dinas. Kolom

akan disable jika jenis KKP adalah KKP Modal/Operasional

Tgl_DPR : Diisi dengan tanggal Daftar Pengeluaran Riil

Tgl_SPD : Diisi dengan tanggal SPD. Kolom akan disable jika jenis KKP adalah KKP Modal/Operasional

Kota : Diisi dengan lokasi kota satker

No_KKP : Pilih KKP yang melakukan transaksi dengan memilih tombol Jenis : Terisi otomatis sesuai data referensi KKP

Limit : Terisi otomatis sesuai data referensi KKP

Pejabat : Pilih Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan memilih tombol Tombol : Untuk mengubah detail Daftar Pengeluaran Riil

Tombol : Untuk merekam detail Daftar Pengeluaran Riil Tombol : Untuk menghapus detail Daftar Pengeluaran Riil

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan.

REKAM/UBAH DETAIL DPR

(31)

Kolom Tabel “Kode – Uraian – Pagu – Realisasi – Sisa”

: Menampilkan ketersediaan pagu sampai dengan detail item untuk

pagu dengan Sumber Dana Rupiah Murni yang bisa di UP-kan

Kolom Tabel “Jumlah” : Diisi nilai rupiah transaksi sesuai baris pos anggaran

Rincian : Diisi dengan rincian transaksi KKP. Misal: Pembelian kertas, tiket perjalanan dinas Jakarta-Palu, dsb.

Bukti : Dipilih sesuai ketersediaan bukti transaksi Pagu : Terisi otomatis sesuai ketersediaan pagu

Jumlah : Terisi otomatis sesuai isian pada “Kolom Tabel JumlahSimpan : Untuk menyimpan detail transaksi DPR

Batal : Untuk membatalkan perekaman detail transaksi DPR HAPUS DATA DPR

Untuk melakukan hapus data DPR, dapat dilakukan dengan klik pada baris DPR yang akan dihapus, kemudian klik tombol hapus.

C. Persetujuan Daftar Pengeluaran Riil (DPR) oleh PPK

Sub sub menu ini digunakan untuk verifikasi PPK atas Daftar Pengeluaran Riil yang telah direkam sebelumnya.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

2) Selanjutnya masuk pada menu Lainnya, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah, pilih sub sub menu

(32)

Penjelasan jendela aplikasi: Tombol “Daftar

Pengeluaran Riil”

: Untuk menampilkan daftar DPR yang perlu verifikasi oleh PPK

Tombol “Rincian” : Untuk menampilkan rincian DPR yang perlu verifikasi oleh PPK Tombol “Proses” : Untuk menampilkan daftar DPR yang belum diverifikasi PPK Tombol “Setuju” : Untuk menampilkan daftar DPR yang telah disetujui PPK Tombol “Tolak” : Untuk menampilkan daftar DPR yang telah ditolak PPK

Proses verifikasi oleh PPK dilakukan dengan menampilkan daftar DPR yang perlu diverifikasi melalui klik

Tombol “Daftar Pengeluaran Riil” kemudian checklist baris DPR, kemudian klik Tombol “Rincian

sehingga akan tampil tayangan sebagai berikut:

Penjelasan jendela aplikasi:

(33)

Alasan : Diisi sesuai hasil verifikasi transaksi oleh PPK

Nilai : Diisi nilai rupiah sesuai hasil verifikasi transaksi oleh PPK Tombol “Proses” : Untuk memproses form isian sebelum proses simpan data

Tombol “Simpan” : Untuk menyimpan data verifikasi transaksi DPR dan tayang/cetak SPBy

Tombol “Batal” : Untuk membatalkan perekaman verifikasi transaksi DPR

D. RUH Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input SPP berdasarkan data DPT yang telah diinput dan dikirim pada modul SILABI Pengeluaran.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

2) Selanjutnya masuk pada menu SPP, pilih sub menu RUH SPP.

Penjelasan jendela aplikasi:

Jenis SPP/SPM : 26 = untuk SPP/SPM GUP KKP 27 = untuk SPP/SPM PTUP KKP

Tombol “DPT” : Untuk mengambil ADK DPT yang telah dikirimkan sebelumnya melalui modul SILABI Pengeluaran. Kolom pengisian berikutnya akan terisi secara otomatis sesuai data DPT.

Setelah proses perekaman SPP GUP/PTUP KKP selesai, selanjutnya proses catat, cetak, dan kirim SPP/SPM mengikuti prosedur umum Aplikasi SAS.

(34)

III. MODUL SILABI PENGELUARAN

A. RUH Kuitansi

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data Kuitansi termasuk Kuitansi KKP berdasarkan data DPR yang telah disetujui oleh PPK.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level Bendahara Pengeluaran;

2) Selanjutnya masuk pada menu Bendahara Pengeluaran, pilih sub menu RUH Kuitansi.

Penjelasan jendela aplikasi:

Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Edit” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data yang sudah ada

Tombol ”Pejabat” : Untuk memilih BP/BPP Penandatangan Kuitansi. Tombol ”Cetak” : Untuk mencetak kuitansi/bukti pembayaran. Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub menu RUH Kuitansi.

Tombol “XLS” : Untuk mengunduh daftar kuitansi ke dalam format excel (.xls). Tombol “Penyesuaian

Data”

: Untuk perbaikan database kuitansi/re-index.

REKAM/UBAH DATA

Perekaman Kuitansi dimulai dengan klik tombol Rekam yang akan menampilkan pop-up pilihan cara

(35)

Setelah cara transaksi dipilih, selanjutnya tekan tombol proses untuk menampilkan form berikutnya.

Penjelasan perekaman kuitansi KKP adalah sebagai berikut:

Kode PPK : Pilih PPK

Tabel : Menampilkan daftar DPR yang telah disetujui PPK sebagai dasar perekaman kuitansi.

Nomor Kuitansi : Terisi otomatis melanjutkan nomor kuitansi terakhir, dapat diubah jika diperlukan

Tgl kuitansi : Diisi dengan tanggal kuitansi Uraian : Diisi dengan uraian kuitansi Baris kolom pajak

(PPN, PPh 21, dst)

: Terisi otomatis sesuai input data saat perekaman Daftar Pengeluaran

Riil pada modul PPK.

Validasi : Untuk memproses form isian sebelum proses simpan data dan

merubah status Proses pada baris transaksi DPR menjadi Approved.

Simpan : Untuk menyimpan kuitansi dan menayangkan/mencetak Daftar Pungutan/Potongan Pajak atas KKP dalam SPBy

(36)

Batal : Untuk membatalkan perekaman kuitansi atau keluar dari menu perekaman kuitansi

HAPUS DATA

Untuk melakukan hapus kuitansi, dapat dilakukan dengan klik pada baris kuitansi yang akan dihapus sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.

B. RUH Transaksi

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data Transaksi termasuk Transaksi KKP berdasarkan kuitansi yang telah direkam sebelumnya..

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level Bendahara Pengeluaran;

2) Selanjutnya masuk pada menu Bendahara Pengeluaran, pilih sub menu RUH Transaksi.

Penjelasan jendela aplikasi:

Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Edit” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data yang sudah ada

Tombol “XLS” : Untuk mengunduh daftar transaksi ke dalam format excel (.xls). Tombol ”Filter” : Untuk mencari data transaksi KKP sesuai parameter isian. Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub menu RUH Transaksi.

(37)

REKAM/UBAH DATA

Perekaman transaksi dimulai dengan klik tombol Rekam yang akan menampilkan pilihan kode/jenis transaksi.

Ceklist kode/jenis transaksi, selanjutnya tekan tombol pilih untuk menampilkan form berikutnya.

(38)

Penjelasan perekaman transaksi KKP adalah sebagai berikut:

No Pembukuan : Terisi otomatis melanjutkan nomor transaksi terakhir, dapat diubah jika diperlukan

Tanggal buku : Menampilkan daftar DPR yang telah disetujui PPK sebagai dasar perekaman kuitansi.

No Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai nomor kuitansi yang telah dipilih Tgl Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai tanggal kuitansi yang telah dipilih

Uraian : Terisi secara default berdasarkan kuitansi, dapat diubah jika diperlukan

Jumlah : Terisi otomatis sesuai nilai kuitansi yang telah dipilih Akun : Diisi kode akun pembebanan.

Rekening : Dipilih nomor rekening BP/BPP. Simpan : Untuk menyimpan transaksi.

Batal : Untuk membatalkan perekaman transaksi atau keluar dari menu perekaman transaksi

HAPUS DATA

Untuk melakukan hapus transaksi, dapat dilakukan dengan klik pada baris transaksi yang akan dihapus sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.

(39)

C. RUH Daftar Pembayaran Tagihan (DPT)

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data Daftar Pembayaran Tagihan KKP berdasarkan transaksi yang telah direkam sebelumnya.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1) Buka Aplikasi SAS dengan user level Bendahara Pengeluaran;

2) Selanjutnya masuk pada menu Bendahara Pengeluaran, pilih sub menu RUH DPT.

Penjelasan jendela aplikasi:

Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data yang sudah ada

Tombol “Cetak” : Untuk mencetak DPT

Tombol ”Kirim” : Untuk mencari data transaksi KKP sesuai parameter isian. Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub menu RUH DPT.

REKAM/UBAH DATA

(40)

Penjelasan jendela aplikasi:

No_DPT : Terisi otomatis melanjutkan nomor DPT terakhir, dapat diubah jika diperlukan

Tgl_DPT : Diisi tanggal DPT

Hapus : Untuk menghapus data yang sudah ada Jenis : Diisi dengan Jenis KKP:

1. Perjalanan Dinas 2. Modal/Operasional

Pejabat : Diisi Nama dan NIP Pejabat melalui pilihan pada tombol

PPK : Diisi Nama dan NIP PPK melalui pilihan pada tombol

Kota : Diisi nama kota sesuai lokasi satker.

REKAM DETAIL DPT

(41)

Tombol “Semua” : Untuk ceklist semua transaksi yang muncul pada daftar Tombol “Proses” : Untuk menyimpan detail transaksi DPT

HAPUS DETAIL DPT

Untuk melakukan hapus data detail DPT, dilakukan dengan ceklist baris pada daftar detail DPT yang akan dihapus kemudian klik tombol

(42)

Petunjuk Teknis

Kartu Kredit Pemerintah

Online Monitoring SPAN

MEI 2019

DIT. PA DAN DIT. SITP

LAMPIRAN IV

Nota Dinas Direktur Jenderal

Perbendaharaan

Nomor : ND-607/PB/2019

Tanggal : 31 Mei 2019

Gambar

Tabel  :  Menampilkan  daftar  DPR  yang  telah  disetujui  PPK  sebagai  dasar  perekaman kuitansi

Referensi

Dokumen terkait