• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Herbafarm Terhadap Perkecambahan Benih Sambiloto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Herbafarm Terhadap Perkecambahan Benih Sambiloto"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A.280 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 42 Tahun 2018

“Peran Keanekaragaman Hayati untuk Mendukung Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia”

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Herbafarm terhadap Perkecambahan

Benih Sambiloto

Rahma Widyastuti, Nurul H. Listyana dan Widyantoro

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Jl. Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah

Abstrak

Sambiloto merupakan tanaman obat yang perbanyakannya dilakukan dengan menggunakan benih. Benih sambiloto adalah benih yang mengalami dormansi. Pupuk herbafarm merupakan bahan kimia yang mampu mematahkan dormansi untuk membantu dalam perkecambahan benih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi pupuk organik cair herbafarm dalam perkecambahan benih sambiloto. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yang diulang 5 kali. Perlakuan yang diberikan terdiri atas perendaman benih sambiloto pada larutan herbafarm yang diencerkan pada 300 ml akuades dengan konsentrasi 0,33 %, 0,67 %, 1 % dan kontrol akuades suhu 40o C selama 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman pupuk herbafarm dengan konsentrasi 0,67 % memberikan hasil paling tinggi (54%).

Kata kunci: pupuk organik cair, perkecambahan, benih, sambiloto

Pendahuluan

Penggunaan jamu dalam pengobatan dewasa ini, terutama untuk penanganan penyakit degeneratif makin banyak dilakukan karena dipercaya memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari WHO yang menyatakan bahwa obat tradisional termasuk herbal dapat digunakan dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO dalam hal ini mendukung upaya peningkatan keamanan dan khasiat obat tradisional (WHO, 2008).

Kebutuhan tanaman obat dalam pemenuhan bahan baku obat tradisional semakin meningkat (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014). Oleh karena itu perlu terus dilakukan upaya agar kebutuhan bahan baku obat tradisional dapat terpenuhi. Perbanyakan dan

(2)

A.281 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

budidaya tanaman mempunyai peranan penting dalam pelestarian dan produksi tanaman obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan baku obat tradisional. Perbanyakan tanaman menggunakan benih merupakan salah satu cara untuk menghasilkan bibit tanaman berkualitas tinggi yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penggunaan benih dalam perbanyakan tanaman mudah dilakukan sehingga banyak petani ataupun praktisi yang melakukannya. Perbanyakan menggunakan benih membutuhkan benih yang mempunyai kualitas baik. Untuk memperoleh benih yang berkualitas baik terlebih dahulu diperlukan pengujian (Lesilolo et al., 2013).

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) merupakan salah satu tanaman obat unggulan yang mempunyai nilai produksi yang cukup tinggi, yaitu 2,26 ton/ha pada tahun 2013, dimana nilai ini mengalami peningkatan 133,95% dibandingkan tahun sebelumnya (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014). Sambiloto merupakan tanaman obat yang perbanyakannya dilakukan dengan menggunakan benih/biji. Benih sambiloto yang merupakan benih ortodok, membutuhkan penanganan yang tepat dan sesuai agar benih dapat tumbuh dengan dengan. Benih sambiloto yang mudah mengalami dormansi (Melati, 2012) membutuhkan perlakuan khusus untuk pematahan dormansinya.

Salah satu cara untuk pematahan dormansi benih adalah perendaman menggunakan bahan kimia (skarifikasi) (ISTA, 1999). Pupuk organik umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung unsur makro dan mikro. Pupuk organik mempunyai dua macam bentuk, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik cair mempunyai campuran hara yang lebih seragam dibandingkan dengan pupuk organik non cair (Kasim et al., 2011). Pupuk herbafarm merupakan pupuk organik cair yang salah satu perannya adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman (Riswanto, 2009). Dalam pertumbuhannya, benih membutuhkan perangsangan untuk dapat tumbuh, terutama pada benih yang mengalami dormansi.

Oleh karena itu dilakukan penelitian perendaman benih sambiloto menggunakan pupuk organik cair herbafarm untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi pupuk organik cair herbafarm dalam perkecambahan benih sambiloto.

Metodologi

Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2017 di Laboratorium Benih B2P2TOOT, Tawangmangu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 3 (tiga) perlakuan pupuk organic cair dengan konsentrasi 0,33 %, 0,67 %, 1 %, serta kontrol positif yaitu direndam dalam akuades suhu 40̊

(3)

A.282 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

C. Perlakuan diulang sebanyak 5 (lima) kali, masing-masing ulangan menggunakan 100 benih. Benih yang digunakan sebagai sampel adalah benih sambiloto yang telah disimpan selama 2 bulan, dengan kadar air benih 10,95 %.

Pelaksanaan pengujian dilakukan dengan merendam benih sambiloto ke dalam masing-masing larutan perlakuan dan kontrol selama 60 menit. Benih yang telah direndam selanjutnya ditiriskan dan dikeringanginkan. Benih yang telah kering angin ditanam dengan metode UDK (uji diatas kertas) menggunakan kertas tisu.

Variabel perlakuan yang diamati adalah daya kecambah, hari mulai berkecambah, hari paling banyak benih berkecambah, dan total benih berkecambah. Daya kecambah dihitung dengan satuan persen berdasarkan rumus :

DK = 𝑛1+𝑛2+⋯+𝑛𝑖𝑁 𝑥 100%

Dimana: ni = jumlah benih yang berkecambah pada hari ke-i N = jumlah benih yang diuji (Suhaeti, 1988)

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analysys of variance (anova) dengan taraf kesalahan 5% untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan terhadap perkecambahan benih dan jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan taraf kesalahan 5% untuk mengetahui perbedaan efek antar perlakuan

Hasil dan Pembahasan Hasil

Pengamatan benih dilakukan setiap hari untuk mengetahui jumlah benih yang berkecambah setiap harinya. Pengamatan benih dilakukan selama 30 hari. Benih mulai berkecambah pada hari keenam dan terakhir berkecambah pada hari ke-24 (Tabel 1.). Sebagian besar perkecambahan tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada semua perlakuan berdasarkan hasil analisis. Hasil pengamatan hari mulai berkecambah menunjukkan bahwa semua sampel mulai berkecambah serempak pada hari keenam. Sedangkan perkecambahan paling banyak adalah pada pengamatan pada hari ketujuh.

(4)

A.283 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Tabel 1. Hasil pengamatan rata-rata benih yang berkecambah pada perlakuan kontrol dan pupuk herbafarm yang diencerkan pada 300 ml akuades

Perlakuan Hari pengamatan ke-

6 7 8 9 10 11 14 15 16 24

Kontrol 7,67 25,67 10,33 8,00 1,00 1,33 2,00 3,67 0,33 2,00 0,33 % 4,00 26,00 11,00 4,33 0,67 0,67 0,33 2,33 0,00 0,33 0,67 % 5,67 25,33 12,67 7,33 0,33 1,67 0,33 0,33 0,00 0,67 1 % 2,67 24,00 13,00 3,33 1,33 1,67 0,67 0,67 0,00 0,00 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom menunjukan berbeda

nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Daya kecambah merupakan gambaran viabilitas benih yang dihitung berdasarkan persentase kecambah normal dibagi jumlah benih yang dikecambahkan (Sadjad et al., 1999). Hasil perhitungan daya kecambah benih sambiloto menunjukkan bahwa persentase tertinggi adalah pada benih tanpa perlakuan (kontrol) dibandingkan dengan benih yang diberi perlakuan pupuk herbafarm (Gambar 1). Namun perbedaan daya kecambah benih tidak menunjukkan perbedaan yang nyata berdasarkan analisis. Daya kecambah benih menunjukkan bahwa perlakuan perendaman pupuk herbafarm konsentrasi 0,67 % memberikan hasil paling tinggi dibandingkan perlakuan perendaman pupuk herbafarm konsentrasi 0,33 % maupun 1 %.

Gambar 1. Daya kecambah benih sambiloto pada perlakuan herbafarm dibandingkan dengan kontrol 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Kontrol 0,33 % 0,67 % 1%

Daya Berkecambah

Daya Berkecambah

(5)

A.284 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Total perkecambahan merupakan total jumlah benih yang berkecambah. Hasil pengamatan total perkecambahan menunjukkan bahwa rata-rata benih sambiloto terus mengalami penambahan perkecambahan yang signifikan sampai hari 15, setelah hari ke-15 tidak ada perkecambahan, sehingga terlihat bahwa total perkecambahan benih sambiloto menunjukkan grafik yang stagnan (Gambar 2.). Setelah hari ke-15, hanya hari ke-24 terdapat benih yang berkecambah, kecuali pada perlakuan herbafarm 3 ml/300 ml akuades, tidak ada benih yang berkecambah lagi.

Gambar 2. Total perkecambahan yang diamati setiap hari pada perlakuan kontrol dan pemberian larutan herbafarm yang diencerkan pada 300 ml akuades

Pembahasan

Perkecambahan adalah suatu cara pengaktifan embrio yang mengakibatkan terbukanya kulit benih dan munculnya tumbuhan muda. Beberapa hal penting yang terjadi selama perkecambahan adalah imbibisi (penyerapan) air, pengaktifan enzim, munculnya kecambah dan terbentuknya anakan (Copeland, 1976). Uji perkecambahan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah maksimum pada kondisi optimum (Willan, 1985).

Hasil pengamatan perkecambahan yang meliputi jumlah benih berkecambah setiap harinya, daya kecambah, dan total perkecambahan menunjukkan bahwa pemberian herbafarm mampu mematahkan dormansi pada benih sambiloto, namun memberikan hasil yang tidak nyata jika dibandingkan dengan kontrol (+) dimana benih sambiloto hanya direndam pada akuades dengan suhu 40̊C. Perlakuan perendaman dengan air hangat dapat menghasilkan

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5

TOTAL PERKECAMBAHAN

K 1 ml 2 ml 3 ml

(6)

A.285 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

viabilitas yang tinggi (Pujiasmanto et al., 2008) dibandingkan dengan perendaman menggunakan herbalfarm. Hal ini dikarenakan air hangat dapat melunakkan dinding benih sehingga mempermudah masuknya air kedalam benih melalui proses imbibisi. Air yang dipanaskan menghasilkan energi yang dipakai untuk meningkatkan difusi air. Oleh karena itu, apabila suhu meningkat maka kecepatan penyerapan juga akan naik sampai batas tertentu, di mana tiap 10o C suhu dinaikkan kecepatan penyerapan kira – kira dua kali lipat

dibandingkan awal waktu (Kamil, 1979).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair tidak memberikan hasil yang signifikan pada tinggi tanaman, panjang daun, dan berat kering (Parman, 2007; Bachtiar et al., 2013), namun memberikan pengaruh yang signifikan pada kualitas hijauan (Nasaruddin & Rosmawati, 2011). Begitu juga dengan pemberian pupuk herbafarm yang tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan fase vegetatif (Miska, 2013), namun memberikan pengaruh pada pembungaan, dan pembuahan (Hasibuan, 2015).

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair herbafarm hanya memberikan pengaruh pada beberapa aspek pertumbuhan, dan kurang memberikan pengaruh pada perkecambahan benih sambiloto.

Kesimpulan dan Saran

Perendaman larutan pupuk organik cair herbafarm pada benih sambiloto tidak memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan kontrol (+) dalam memacu perkecambahan dan pematahan dormansi benih sambiloto. Perendaman larutan pupuk organik cair herbafarm yang terbaik dalam memecahkan dormansi benih sambiloto adalah pada konsentrasi 0,67%.

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan penelitian penggunaan pupuk herbafarm sampai pengamatan hasil panen.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala B2P2TOOT yang telah memfasilitasi kegiatan penelitian ini.

Daftar pustaka

Bachtiar, T., Refina E., Anggraeni, P., Zain, N.M., dan Sugoro, I. 2013. Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap Kontribusi Nitrogen yang Ditentukan dengan Teknik Isotop

(7)

A.286 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

15N dan Pertumbuhan Tanaman Sorghum (Sorghum bicolor L.). Prosiding Seminar

Nasional Matematika Matematik, Sains, dan Teknologi vol 4. hal 111-120

Copeland, L. O.1976. Principles of Seed Science and Technology. Burges Pub. Company. Minnesota. 369 hal.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2013. Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian. 290 hal.

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 80 hal Hasibuan, S. 2015. Respon Pemberian Konsentrasi Pupuk Herbafarm dan POC Keong Mas

terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)

https://jurnalonline.files.wordpress.com. diunduh pada tanggal 5 Februari 2018. ISTA,1999. International Rules for Seed Testing. Seed Science and Technology. International

Seed Testing Association. Zurich Switzerland 27: 163-164 Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya. Padang. 227 hal.

Kasim, S.O., Haruna, A., & Majid, N.M.A. 2011. Effectiveness of Liquid Organik-Nitrogen Fertilizer in Enhancing Nutrients Uptake and Use Efficiency in Corn (Zea mays).

African J. of Biotechnology 10 (12): 2274-2281.

http://www.academicjournals.org/AJB.

Lesilolo, M.K., Riry, J., & Matatula, E. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. J. Agrologia 2 (1): 1-9.

Melati. 2012. Biofisik Benih Sambiloto. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 18 (3): 29-31.

Miska, M.E.E. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Dan Dosis Pupuk Evagrow, Herbafarm, Bio Natura Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Lobak (Raphanus sativus var. hortensis L.). Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Nasaruddin dan Rosmawati. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Hasil Fermentasi Daun Gamal, Batang Pisang, dan Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao.

J. Agrisistem. 7 (1): 29-37.

Parman, S. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Bul. Anatomi dan Fisiologi XV (2): 21-31 Pujiasmanto, B., Moenandir, J., Syamsulbahri, S., Kuswanto, K. 2008. Kajian Teknik Perkecambahan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.). AGRIVITA, Journal of

Agricultural Science. (abstract).

http://jurnal.ub.ac.id/index.php/agrivita/article/view/14 dilihat pada 12 Maret 2018. Riswanto, 2009. Pupuk Bio Organik Herbafarm. http://www.groupnutrend.com. diunduh

pada tanggal 7 Februari 2018.

Sadjad, S.O., Murniati, E., & Ilyas, S. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari Komparatif ke Simulatif. Grasindo. Jakarta, 185.

Suhaeti, T. 1988. Metode Pengujian dan Perawatan Mutu Benih. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Proyek Pendidikan dan Latihan Dalam Rangka PengIndonesiaan Tenaga Kerja Pengusahaan Hutan, Bogor, 32 h.

Surya, M. I., Ismaini, L., Destri, D. & Normasiwi, S. 2016. An Effort of Mutation Breeding by Oryzalin and Gamma Rays on Wild Raspberry (Rubus spp.) in Cibodas Botanical Garden. Biosaintifika: J. of Biology & Biology Education, 8(3), 331-335.

(8)

A.287 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

WHO. 2008. Traditional Medicine. Fact Sheet No. 134. Revised Des 2008. 2 hal. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/print.html.

Willan, R.L. 1985. A Guide to Forest Seed Handling. FAO Forestry Paper 20/2 Rome, Italy: FAO. Online at http://www.fao.org/docrep/006/ad232e/ad232e00.htm.

Gambar

Gambar 1. Daya kecambah benih sambiloto pada perlakuan herbafarm dibandingkan dengan  kontrol 0%10%20%30%40%50%60%70% Kontrol 0,33 % 0,67 % 1%Daya BerkecambahDaya Berkecambah
Gambar  2.  Total  perkecambahan  yang  diamati  setiap  hari  pada  perlakuan  kontrol  dan  pemberian larutan herbafarm yang diencerkan pada 300 ml akuades

Referensi

Dokumen terkait

Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan Kompetensi Sosial adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru sebagai makhluk sosial dan sebagai anggota masyarakat

Nilai radiative forcing CO 2 dan CH 4 di atmosfer memiliki koefisien determinasi (R2) yang relatif lebih kecil, dibandingkan dengan faktor anomali suhu permukaan laut

Bila dasar gugatan dan pembelaan yang dia- jukan tidak sepenuhnya dibuktikan atau juga tidak sepenuhnya tanpa bukti dan tidak ada ke- mungkinan sama sekali untuk menguatkannya

Upaya Perlindungan Konsumen dalam Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia Perlindungan akan kepentingan konsumen di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terdapat dalam

Tidak dapat dipungkiri bahwa aspirasi untuk memasukkan sumber hukum tidak tertulis dalam RKUHP di masa yang akan datang merupakan suatu usaha yang positif dalam

penyelidik ingin memperkenalkan MPE sebagai satu medium di dalam proses P&P di politeknik seterusnya mengkaji sejauhmanakah modul pembelajaran elektronik yang

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kebijakan harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku impulse buying konsumen, dengan koefisien

Ini berarti tidak terjadi perbedaan aktivitas perdagangan saham sebelum pemilihan presiden 9 Juli 2014 dan sesudah pemilihan presiden 9 Juli 2014 Hasil ini tidak berbeda