• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Hidup dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Melalui Situs Belanja Online di Indonesia (Studi Pada Kaskus, Tokobagus, dan Berniaga Tahun 2013-2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Gaya Hidup dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Melalui Situs Belanja Online di Indonesia (Studi Pada Kaskus, Tokobagus, dan Berniaga Tahun 2013-2014)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MELALUI SITUS BELANJA ONLINE DI INDONESIA (STUDI PADA KASKUS,

TOKOBAGUS, DAN BERNIAGA TAHUN 2013-2014)

Wike Warayuanti Universitas Telkom wike.warayuanti@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang pengaruh gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk melalui situs belanja online di Indonesia. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat Indonesia yang pernah melakukan belanja secara online. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 400 responden dengan menggunakan teknik convenience sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis structural equation modeling (SEM). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup dan sikap konsumen berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian sebesar 20,7% dan sisanya sebesar 79,3% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Keywords : gaya hidup, sikap konsumen, keputusan pembelian

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan jaman, permintaan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia semakin meningkat. Kemudahan penggunaan teknologi komputer dan gadget yang didukung oleh kemajuan internet akan membantu manusia menjalani aktivitas sehari-hari. Sifat konsumtif yang terus meningkat membuat manusia cepat tanggap akan hal baru dan juga merubah perilakunya dalam mengkonsumsi barang dan jasa

Namun kesibukan manusia modern membuat mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan kegiatan belanja. Dengan pemanfaatan teknologi internet, maka muncul

fenomena baru yaitu adanya saluran belanja online. Banyak orang yang memanfaatkan situs belanja online yang tersedia untuk membeli barang kebutuhan mereka. Melalui saluran belanja online, diyakini bahwa pembeli dapat melakukan penghematan waktu, biaya, dan tenaga.

Untuk memasarkan produknya, pelaku bisnis online harus memperhatikan gaya hidup dan sikap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Hal ini dimaksudkan agar setiap pebisnis dapat menentukan strategi apa yang dapat dilakukan dalam meningkatkan konsumen dan meningkatkan pendapatan mereka. Dalam sudut pandang konsumen, jika

(2)

ia merasa telah terpenuhi kebutuhan dan keinginannya, bukan tidak mungkin ia akan melakukan pembelian berulang.

Perkembangan bisnis online

mempengaruhi gaya hidup dan sikap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Persepsi masyarakat dalam hal belanja di pasar modern pun berubah dari belanja secara offline ke belanja online. Praktis mudah dan efisien adalah kesatuan yang dibutuhkan konsumen saat berbelanja online.

Gaya hidup yang berbeda-beda dari masing-masing individu menimbulkan cara pandang yang berbeda-beda. Menurut Plummer (Setiadi,2008:148) gaya hidup secara luas diidentifikasikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat).

Sedangkan sikap konsumen menurut Schiffman & Kanuk (2007:222) adalah kecenderungan belajar untuk berperilaku dengan cara yang konsisten atau tidak mengenai suatu objek. Artinya konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk akan selalu memiliki keinginan yang kuat untuk membeli produk tersebut begitupun sebaliknya. Dimensi sikap yang perlu diperhatikan adalah dari segi kepercayaan (kognitif), emosi (afektif), dan keinginan berperilaku (konatif).

Gaya hidup dan sikap konsumen apabila digunakan pemasar secara cermat maka akan dapat membantu memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana

nilai tersebut akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Pengambilan keputusan yang di ambil konsumen dapat disebut sebagai pemecah masalah. Menurut Setiadi (2008:405) tahap keputusan melibatkan aktifitas yang menghasilkan suatu pilihan antara mengadopsi atau menolak inovasi. Dalam proses pengambilan keputusan konsumen menentukan perilaku apa yang akan mereka lakukan untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.

Variabel keputusan pembelian diadaptasi oleh Kotler dan Keller (2009:188) adalah adalah pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, jumlah pembelian, waktu yang tepat, metode pembayaran.

Menurut Sumarwan (2004:289), segencar apapun persaingan yang ada di pasar, konsumen tetaplah sebagai penentu dalam membuat keputusan pembelian. Karena strategi apapun yang telah di terapkan suatu pemasar dan produk apapun yang mereka jual namun pada akhirnya, konsumen juga yang memiliki hak untuk bebsa memliki apa dan bagaiman produk yang nantinya akan mereka konsumsi.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya hidup konsumen dalam melakukan pembelian produk melalui situs belanja online yang ada di Indonesia?

2. Bagaimana sikap konsumen dalam melakukan pembelian produk pada situs belanja online yang ada di Indonesia?

(3)

3. Bagaimana keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dalam membeli produk melalui situs belanja online di Indonesia?

4. Seberapa besar pengaruh gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk yang ada pada situs belanja online di Indonesia?

TINJAUAN PUSTAKA Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir, yang dimaksud konsumen akhir adalah konsumen akhir memperoleh barang barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain (Suryani, 2008:24).

Konsep Gaya Hidup

Menurut Setiadi (2008:148) gaya hidup adalah secara luas diidentifikasikan sebagai cara hidup yang diidentifiksikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktifitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang

mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat).

Sikap Konsumen

Menurut Schiffman & kanuk (2007:222) sikap adalah kecenderungan belajar untuk berperilaku dengan cara yang konsisten atau tidak, sehubungan dengan objek tertentu. Sikap adalah mempelajari kecendrungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten (Setiadi, 2008:2014). Definisi lain mengenai sikap disampaikan oleh Krech et al (Severin & Tankard, 2009 : 179), adalah sistem evaluasi positif atau negatif yang awet, perasaan – perasaan emosional, dan tendensi tindakan pro atau kontra terhadap sebuah objek sosial.

Fungsi-Fungsi Sikap

Kazt (Setiadi, 2008:215)

mengklasifikasikan fungsi sikap, yaitu : a. Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Di sini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan

b. Fungsi Ekspresi Nilai

Konsumen mengembangkan sikap

terhadap suatu merk produk bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan

atas kemampuan merk produk itu

mengekpresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya

(4)

c. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi memertahankan ego

d. Fungsi Pengetahuan

Sikap membantu konsumen

mengorganisasikan informasi yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang relevan dan tidak relevan dengan kebutuhannya

Model Sikap

Secara garis besar Shiffman & Kanuk (2007:225) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa model sikap :

1. Model Sikap Tiga Komponen. Sikap konsumen terhadap suatu produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan (kognitif), emosi (afektif), dan keinginan berperilaku (konatif).

a. Komponen kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber.

b. Komponen afektif adalah emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merek tertentu.

c. Komponen konatif adalah individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku secara tertentu terhadap obyek sikap tertentu.

2. Model Sikap Multi Sifat. Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang diiliki oleh objek tersebut.

3. Model Sikap Terhadap Obyek. Model ini sangat cocok digunakan untuk mengukur sikap terhadap golongan produk atau merk tertentu

4. Model Sikap Terhadap Perilaku. Merupakan sikap individu dalam berperilaku atau bertindak terhadap obyek tertentu, dan bukannya sikap terhadap obyek itu sendiri.

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) adalah proses psikologi dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:181) mengatakan keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merk yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan.

(5)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian menurut Kotler dan Keller (2009: 188), dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan, konsumen mungkin juga membentuk maksud pembelian, konsumen dapat membentuk sub keputusan yaitu:

a. Pilihan Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut bagaimana karakteristik produk tersebut. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya. b. Pilihan Merek

Merek (brand) dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan dari para pesaing (Kotler dan Keller, 2009:258). Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

c. Pilihan Penyalur

Penyalur merupakan seseorang yang menjalankan usaha menyalurkan atau memasarkan sesuatu barang (produk) tertentu

dalam jangka waktu tertentu. Konsumen harus mengambil keputusan di mana akan produk yang dibutuhkan tersebut akan dibeli. Dalam hal ini, produsen dan pedagang besar harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penyalur atau penjual tertentu.

d. Jumlah Pembelian

Jumlah pembelian merupakan banyaknya produk yang akan dibeli oleh konsumen. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

e. Waktu Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

f. Metode Pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya

(6)

Perdagangan Online

Menurut Kotler dan Armstrong (2009:470) mendefenisikan “pemasaran online (online marketing) adalah usaha untuk perusahaan untuk memasarkan produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan melalui internet.”

Pembelian Online

Menurut Liang dan Lai (Armayanti,2012), perilaku membeli melalui media internet (online shopping) adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet. Kekhasan dari proses membeli melalui media internet adalah ketika konsumen yang berpotensial menggunakan internet dan mencari-cari informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan. Secara lebih detail, perilaku membeli melalui media internet adalah tindakan konsumen dari mulai mengunjungi atau mengunjungi kembali toko maya, membuat pesanan untuk membeli produk atau jasa, serta menyetujui kontrak untuk menerima dan menggunakan pelayanan melalui media internet.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebegai berikut :

1. H0 : Tidak ada pengaruh gaya hidup

terhadap keputusan pembelian.

H1 : Ada pengaruh gaya hidup terhadap

keputusan pembelian.

2. H0 : Tidak ada pengaruh sikap konsumen

terhadap keputusan pembelian.

H1 : Ada pengaruh sikap konsumen

terhadap keputusan pembelian.

3. H0 : Tidak ada pengaruh gaya hidup dan

sikap konsumen terhadap keputusan pembelian.

H1 : Ada pengaruh gaya hidup dan sikap

konsumen terhadap keputusan

pembelian.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:206) analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya hidup dan sikap konsumen dari situs belanja online di Indonesia dan variabel dependennya adalah keputusan pembelian konsumen situs belanja online di Indonesia.

(7)

Populasi dalam penelian ini adalah masyarakat Indonesia yang pernah melakukan belanja secara online dengan menggunakan tingkat signifikan 5%. Dikarenakan jumlah masyarakat yang pernah melakukan belanja secara online tidak diketahui secara pasti, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 384, namun dibulatkan menjadi 400 responden.

Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala yang jarak antara satu data dengan data yang lainnya mempunyai perbedaan nilai, perbedaan tersebut tidak mempunyai nilai nol (0) absolute interval berusaha menampilkan perbedaan antara nilai, status atau tingkatam secara jelas (Pasolong, 2012:136)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis structural equation modeling (SEM). Hal ini dimaksudkan untuk meneliti pengaruh gaya hidup dan sikap konsumen secara simultan maupun persial terhadap keputusan pembelian.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Anaisis Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Karakteristik responden berdasarkan seringnya berbelanja online

0 100 200 300 pria wanita wanita pria 0 50 100 150 >30 tahun 26-30 tahun 18-25 tahun <18 tahun 0 50 100 150 200 0 50 100 150 200 1-10 kali 11-20 kali >20 kali >20 kali 11-20 kali 1-10 kali

(8)

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh tentang karakteristik responden diketahui bahwa yang banyak menjadi responden pada penelitian ini adalah wanita yang berusia antara 18-25 tahun. Dalam usia itu para responden yang rata-rata berpendidikan terakhir SMA melakukan belanja secara online sebanyak 1-10 kali dalam jangka waktu 6 bulan terakhir. Para responden yang kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa, memiliki penghasilan rata-rata adalah 2.000.000,- sampai

4.000.000,- per bulan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa produk yang laku di jual dalam situs belanja online adalah produk yang berkaitan dengan wanita yang berpenghasilan menengah seperti barang fashion, bukan barang-barang mewah seperti properti dan lainnya.

Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini juga telah dilakukan analisis deskriptif pada masing-masing variabel guna mengetahui posisi setiap variabel dalam penelitian. Pada variabel gaya hidup menunjukkan hasil analisis deskriptif sebesar 7,74 dan masih dalam kategori baik. Adapun sub variabel yang memiliki presentase terendah adalah pendapat dengan nilai 7,589. Melihat dari nilai yang didapatkan sub variabel ini masih dalam kategori baik, namun akan lebih baik jika situs belanja online mengevaluasi hal ini dan menjadikan input bagi situs belanja online agar lebih baik lagi. Pada variabel sikap konsumen, analisis deskriptif menunjukkan nilai sebesar 7,82 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan terdapat nilai terendah pada sub variabel pengetahuan yaitu sebesar 7,78. Melihat dari nilai yang di dapatkan, sub variabel ini masih dalam kategori baik. Selain itu pada variabel keputusan pembelian, analisis deskriptif menunjukkan nilai sebesar 7,43 dan termasuk dalam kategori baik. Nilai terendah berada pada sub variabel jumlah pembelian yaitu sebesar 6,96. Melihat dari nilai yang di dapatkan, sub variabel ini masih dalam kategori baik.

0 50 100 150 200 250 0 20 40 60 80 100 120 140 160

(9)

Analisis Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menguji hubungan antar variabel laten dengan melihat nilai t atau c.r (Critical Ratio) yang ada pada tabel bobot regresi dari hasil output AMOS. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis yang dihasilkan secara simultan dan parsial:

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

H0 : Gaya hidup dan sikap

konsumen tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian

H1 : Gaya hidup dan sikap

konsumen mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian Rumus : Fhitung = 51,815 Dengan  = 5% dan df1 = k = 2, df2 = n-k-1 = 400-2-n-k-1 = 397 diperoleh nilai F tabel sebesar ± 3,018.

Berdasarkan kriteria uji berikut:

1.

Terima Ho jika F hitung < F tabel

2.

Tolak Ho jika F hitung > F tabel Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 51,815. Karena nilai F hitung (51,815) > F tabel (3,018), maka

Ho ditolak. Artinya, gaya hidup dan sikap berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian.

2.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji hipotesis dilakukan dengan menguji hubungan antar variabel laten dengan melihat nilai t atau c.r (Critical Ratio) yang ada pada tabel bobot regresi dari hasil output AMOS. Berikut tabel hasil bobot regresi:

Tabel 4.21

Tabel Hasil Bobot Regresi Pengaruh t

hitung Sig Keterangan Kesimpulan X1 ---> Y 7,631 0,000 Ho ditolak Signifikan X2 ---> Y 1,912 0,056 Ho diterima Tidak

Signifikan

Dalam penelitian ini H1 diterima apabila thitung (c.r) ≥ ttabel, dimana nilai ttabel adalah 1,96,

sehingga c.r ≥ 1,96.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai t hitung X1 terhadap Y adalah 7,631

yang berarti lebih besar dari 1,96 (7,631>1,96). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Gaya Hidup terhadap keputusan pembelian, sehingga H0 ditolak.

2. Nilai t hitung X2 terhadap Y adalah 1,912

yang berarti lebih kecil dari 1,96 (1,912<1,96). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian, sehingga H0 diterima.

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan

pembahasan mengenai “Pengaruh Gaya Hidup dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Produk Melalui Situs Belanja Online di Indonesia”, maka penulis dalam bab ini menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Pada analisis deskriptif penelitian ini dihasilkan nilai rata-rata sebesar 7,74 yang menunjukkan bahwa variabel gaya hidup termasuk ke dalam kategori baik. Dimata responden gaya hidup merupakan suatu faktor yang signifikan

mempengaruhi responden dalam

melakukan keputusan pembelian melalui situs belanja online.

2. Pada analisis deskriptif penelitian ini dihasilkan nilai rata-rata sebesar 7,82 yang menunjukkan bahwa variabel sikap konsumen termasuk dalam kategori baik. Emosi dinilai responden merupakan bagian dari sikap konsumen yang berpengaruh besar dalam memutuskan melakukan pembelian produk melalui situs belanja online.

3. Pada analisis deskriptif penelitian ini dihasilkan nilai rata-rata 7,43 yang menunjukkan bahwa variabel keputusan pembelian termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan melakukan keputusan pembelian pada

situs belanja online dengan

memperhatikan gaya hidup dan sikap konsumen. Dimana gaya hidup dan sikap

konsumen merupakan hal yang penting dan diperhatikan dalam situs belanja online di Indonesia.

4. Berdasarkan pada analisis SEM penelitian ini dihasilkan bahwa variabel gaya hidup memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian, dan variabel sikap konsumen memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian namun tidak signifikan. Sedangkan variabel gaya hidup dan sikap konsumen memberikan pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.

Saran

Saran untuk Perusahaan

1. Dengan adanya pengaruh antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 44,5% dimana sub-variabel yang sangat mempengaruhi adalah minat dan sub-variabel yang paling tidak mempengaruhi adalah aktifitas, situs belanja online dapat memanfaatkan gaya hidup konsumen dengan baik untuk meningkatkan penjualan. Situs belanja online juga dapat lebih memperhatikan aktifitas yang sering dilakukan konsumen. Seberapa sering seseorang mengakses internet untuk berbelanja, kenapa harus situs belanja online, dan situs belanja online harus memberikan harga terbaik karena aktifitas konsumen yang biasanya suka membandingkan harga. Situs belanja online juga harus memperhatikan aktifitas konsumen dalam memberikan saran, kritik dan keluhan, sehingga

(11)

pelanggan dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan dan keinginannya untuk melakukan keputusan pembelian pada situs belanja online di Indonesia. 2. Dengan adanya pengaruh sikap

konsumen terhadap keputusan pembelian sebesar 9,3% dimana sub-variabel yang paling bepangaruh adalah emosi dan sub-variabel yang paling tidak mempengaruhi

adalah pengetahuan, sehingga

diharapkan situs belanja online yang ada di Indonesia dapat lebih meningkatkan pengetahuan pelanggan, baik itu melalui promosi , jaminan keamanan transaksi, kemudahan akses, dan sebagainya , sehingga pelanggan dengan mudah untuk melakukan mengenal dan keputusan pembelian pada situs belanja online di Indonesia.

Saran Bagi Penelitian yang Akan Datang 1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat

mengkaji faktor lain selain gaya hidup dan sikap konsumen dalam melakukan penelitian.

2. Peneliti seanjutnya dapat menggunakan topik yang sama namun dengan metodologi penelitian yang berbeda agar terlihat perbedaan ataupun persamaan dari hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sehingga menambah pengetahuan bagi banyak orang.

3. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat memperluas objek yang berbeda agar terlihat perbedaan ataupun persamaan dari hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Armayanti, N. (2012). Gambaran Kepercayaan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Secara Online. [Online] tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/31537/4/[18 Februari 2014]

Kotler, P. dan Armsrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta:Erlangga

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran, (13th ed.) Jilid Satu. Jakarta: Erlangga

Pasolong, Harbani. (2012). Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Schifman L.G. & Kanuk L.L. (2007). Consumer

Behaviour 7th Edition. New Jersey : Prentice Hall International.

Setiadi, Nugroho.J. (2008). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Severin, & Tankard. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sumarwan, Ujang. (2004). Perilaku Konsumen.

Bogor: Ghalia Indonesia

Suryani, Tatik, (2008). Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Milda Unik Sartika, dkk (2015) meneliti tentang Rasio Aktivitas yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan pada Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

Pertama, eksistensi/pemertahanan kesantunan pada bahasa Jawa dan Bali, yang sudah menjadi lembaga sosial bagi kedua masyarakat penuturnya. Kedua, fakta penggunaan bahasa

Penyusun Program, Anggaran, dan Laporan Pengolah Data Barang Milik Negara Penata Dokumen Keuangan.

Umur sangat berpengaruh pada kualitas semen sapi pejantan muda saat penampungan, karena perubahan fisiologis yang terjadi seperti dewasa kelamin, dewasa tubuh dan

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase abnormalitas spermatozoa yang dianalisis menggunakan analisis ragam (anova) dengan pengencer kombinasi sari kedelai dan Tris

Untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh bukti fisik dan jaminan layanan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan dalam menggunakan jasa penyewaan di

Tebal*Sekat.