• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prototipe Meter Daya Digital Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prototipe Meter Daya Digital Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

IJEIS, Vol.1 No.1, April, 2011

Prototipe Meter Daya Digital Berbasis Mikrokontroler

ATMEGA8535

T. Widiana dan A. Harjoko

Abstrak Dalam bisnis persewaan kamar, biaya tambahan yang umum dibebankan oleh pemilik kamar sewa kepada penyewa kamar adalah biaya listrik. Biaya tambahan ini ditentukan berdasarkan jumlah dan jenis peralatan yang dimiliki oleh penyewa kamar. Perhitungan biaya listrik dengan cara ini kemudian tidak efektif apabila penyewa kamar membawa banyak peralatan eletronik namun jarang dipakai karena biaya listrik yang dibayarkan menjadi lebih mahal dari seharusnya.

Berdasarkan alasan diatas maka dibuatlah prototipe WH meter (meter daya) digital berbasis mikrokontroler ATMega 8535 untuk menghitung dan menginformasikan jumlah daya yang dikonsumsi. Sistem ini menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 sebagai pengendali utama, toroid sebagai sensor arus, transformator sebagai sensor tegangan dan LCD sebagai penampil. Alat bekerja pada tegangan PLN 220 Volt dengan frekuensi 50 Hz

Meter daya yang dibuat diuji untuk mengukur lampu berdaya 25 Watt, 40 Watt, 60 Watt, 75 Watt dan 100 Watt selama masing-masing satu jam. Nilai ralat terbesar adalah pada lampu berdaya 40 watt dengan nilai X = 31,43 ± 0,52 WH. Sementara untuk ralat terkecil didapat pada lampu dengan daya 60 watt dengan nilai = 65,42 ± 0,24 ) WH. Faktor ralat paling besar adalah 23,13 % yang terukur pada lampu dengan daya 25 watt .Faktor ralat terkecil terukur pada lampu dengan daya 75 watt sebesar 11,83 %.

Kata Kunci— ATMega8535, sensor arus, sensor tegangan

1. PENDAHULUAN

alam bisnis persewaan kamar, biaya tambahan yang umum dibebankan oleh pemilik kamar sewa kepada penyewa kamar adalah biaya listrik. Biaya tambahan ini ditentukan berdasarkan jumlah dan jenis peralatan yang dimiliki oleh penyewa kamar.

Tia Widiana, Program Studi Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjahmada Yogyakarta

Agus Harjoko, Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, email: [email protected]

Perhitungan biaya listrik dengan cara ini

kemudian tidak efektif apabila

penyewa kamar membawa banyak peralatan eletronik namun jarang dipakai karena biaya listrik yang dibayarkan menjadi lebih mahal dari yang seharusnya. Untuk itu diperlukan sebuah WH meter digital yang dapat menginformasikan jumlah pasti mengenai banyaknya tagihan listrik per kamar. WH meter akan menghitung jumlah daya yang dikonsumsi oleh tiap kamar.

Meter daya ini memanfaatkan komponen sensor arus, sensor tegangan, mikrokontroler ATMega 8535 dan LCD 2x16 sebagai penampil. Mikrokontroler ATMega 8535 digunakan untuk memproses keluaran dari sensor arus dan sensor tegangan, yang hasilnya kemudian ditampilkan di layar LCD. Sensor arus dan sensor tegangan dikalikan dengan menggunakan program yang di unggah ke dalam mikrokontroler ATMega 8535.

2. PERANCANGANSISTEM

Proses perancangan sistem merupakan bagian terpenting karena akan menentukan seperti apa alat akan dibuat.

Perancangan sistem akan dibagi menjadi :

1. Perancangan perangkat keras

2. Perancangan perangkat lunak

Gambar 1. Blok Diagram Sistem

Blok diagram sistem ditunjukkan pada gambar 1. Beban dihubungkan dengan tegangan PLN 220 V dan WH meter. Sensor arus dan sensor tegangan pada WH mendeteksi arus dan tegangan

D

(2)

pada beban. Nilai dari sensor diteruskan ke ADC mikrokontroler ATMega8535 kemudian diproses oleh mikrokontroler ATMega8535 dan hasilnya ditampilkan di penampil LCD.

2.1. PERANCANGANPERANGKAT

2.1.1. RANGKAIANMINIMUMMIKROKONTROLER ATMega8535

Mikrokontroler ATMega 8535 sebagai pengendali utama pada Gambar 2 menunjukkan skematik dari minimum mikrokontroler [1].

Gambar 2. Rangkaian Kendali Umum Mikrokontroler ATMega8535

2.1.2. RANGKAIANSENSORTEGANGAN

Rangkaian sensor tegangan, seperti pada Gambar 3, terdiri dari transformator stepdown yang menurunkan tegangan PLN 220 V menjadi 3 V, rangkaian dioda penyearah tegangan filter. Keluaran dari sensor tegangan masuk ke portA.0 mikrokontroler ATMega853 5.

Gambar 3. Rangkaian Sensor Tegangan sensor diteruskan ke ADC mikrokontroler ATMega8535 kemudian diproses mikrokontroler ATMega8535 dan hasilnya

ERANGKATKERAS

IKROKONTROLER 8535 digunakan sebagai pengendali utama pada sistem ini. Gambar 2 menunjukkan skematik dari rangkaian

2. Rangkaian Kendali Umum Mikrokontroler EGANGAN

tegangan, seperti pada terdiri dari transformator stepdown yang menurunkan tegangan PLN 220 V menjadi 3 V, rangkaian dioda penyearah tegangan dan filter. Keluaran dari sensor tegangan masuk ke portA.0 mikrokontroler ATMega853 5.

Gambar 3. Rangkaian Sensor Tegangan.

2.1.3. RANGKAIANSENSORA

Rangkaian sensor arus seperti yang terlihat pada Gambar 4 terdiri dari toroida, rangkaian dioda penyearah tegangan, op

op-amp sebagai pengubah arus ke tegangan dan filter [2,3]. Keluaran dari sensor arus masuk ke portA.3 mikrokontroler ATMega853 5.

Gambar 4. Rangkaian Sensor Arus 2.1.4. RANGKAIANPENAMPIL

Jenis LCD yang digunakan adalah tipe LMB162ADC [4]. Penampil ini mempunyai tampilan 16 karakter dan 2 baris. Rangkaian penampil LCD berfungsi untuk menampilkan lama pemakaian alat WH meter serta jumlah pemakaian energi dapat dilihat di Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian Penampil LCD 2.2. PERANCANGANPERANGKAT

Perancangan perangkat lunak berkaitan dengan jenis IC mikrokontroler yang digunakan

penelitian ini, jenis mikrokontroler yang digunakan adalah AVR ATMega 8535.

meningkatkan hasil yang sebelumnya ARUS

Rangkaian sensor arus seperti yang terlihat pada Gambar 4 terdiri dari toroida, rangkaian dioda penyearah tegangan, op-amp sebagai buffer,

amp sebagai pengubah arus ke tegangan dan . Keluaran dari sensor arus masuk ke portA.3 mikrokontroler ATMega853 5.

Gambar 4. Rangkaian Sensor Arus

ENAMPILLCD

yang digunakan adalah tipe Penampil ini mempunyai tampilan 16 karakter dan 2 baris. Rangkaian penampil LCD berfungsi untuk menampilkan lama pemakaian alat WH meter serta jumlah pemakaian energi dapat dilihat di Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian Penampil LCD.

ERANGKATLUNAK

Perancangan perangkat lunak berkaitan dengan jenis IC mikrokontroler yang digunakan [5]. Pada , jenis mikrokontroler yang digunakan 8535. Penelitian ini meningkatkan hasil yang sebelumnya [6]. Bahasa

(3)

IJEIS, Vol.1 No.1, April, 2011

pemrograman yang digunakan adalah bahasa Basic dan menggunakan compiler

AVR yang digunakan utuk mengubah pemrograman menjadi bahasa mesin.

Tahap pertama dalam perancangan progra adalah menyusun flow chart

Program yang dibuat untuk sistem ini tersusun dari program utama yang terdiri dari subrutin Cek, subrutin Tampil dan prosedur

Diagram alir program utama dapat Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Alir Program Utama. pemrograman yang digunakan adalah bahasa

compiler

BASCOM-AVR yang digunakan utuk mengubah perintah pemrograman menjadi bahasa mesin.

Tahap pertama dalam perancangan program

flow chart (diagram alir),

dibuat untuk sistem ini tersusun dari program utama yang terdiri dari subrutin Cek, subrutin Tampil dan prosedur looping Timer. Diagram alir program utama dapat dilihat di

Gambar 6. Diagram Alir Program Utama.

Diagram alir subrutin Tampil dapat dilihat pada Gambar 7. Subrutin Tampil ini menampilkan jumlah Watt

konsumsi serta menampilkan lamanya alat digunakan.

Gambar 7. Diagram Alir Subrutin Tampil Diagram alir subrutin Cek dapat dilihat di Gambar 8. Subrutin cek berfungsi untuk menghitung jumlah daya yang terpakai.

Gambar 8. Diagram Alir Subrutin Cek

Diagram alir subrutin Tampil dapat dilihat pada Gambar 7. Subrutin Tampil ini menampilkan jumlah Watt-hour yang di konsumsi serta menampilkan lamanya alat

Gambar 7. Diagram Alir Subrutin Tampil Diagram alir subrutin Cek dapat dilihat di

Subrutin cek berfungsi untuk menghitung jumlah daya yang terpakai.

(4)

3. HASILPENGUJIAN 3.1 PENGUJIANSENSORTEGANGAN

Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa tegangan keluaran dari trafo naik dan turun sesuai dengan naik turunnya tegangan PLN. Berdasarkan hasil pengujian ini, sensor tegangan sudah sesuai dengan kebutuhan alat dan dapat digunakan. Tabel 1. Hasil Pengujian Keluaran Sensor Tegangan

3.2 PENGUJIANSENSORARUS

Pengujian sensor arus ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah keluaran dari sensor arus mewakili arus beban, dalam hal ini lampu Philips dengan daya yang bervariasi mulai dari 25, 40, 60, 75 dan 100 Watt.

Untuk pengujian sensor arus, multimeter yang digunakan pada pengujian sensor tegangan tidak dapat digunakan untuk pengujian sensor arus karena batas terkecil penghitungan arus adalah milliampere sementara arus yang tercuplik pada sensor arus adalah mikro ampere. Hasil pengujian sensor arus dapat dilihat di Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengujian Keluaran Sensor Arus

Hasil pengujian alat secara keseluruhan dapat dilihat di Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 menunjukkan hasil rata-rata nilai WH.

Tabel 3. Nilai Rata-rata dan Nilai Ralat Rata-rata

Tabel 4. menunjukkan perbandingan perhitungan WH meter dengan nilai teoritisnya.

Tabel 4. Perbandingan Perhitungan WH Meter dengan Nilai Teoritisnya

5. PEMBAHASAN

Dari Tabel 3 didapat nilai ralat terbesar adalah pada lampu berdaya 40 watt dengan nilai X = 31,43 ± 0,52 WH sementara untuk ralat terkecil didapat pada lampu dengan daya 40 watt dengan nilaiX = 65,42 ± 0,24 WH.

Sementara dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagai sebuah instrumen pengukur, alat WH meter digital ini memiliki faktor ralat yang besar. Faktor ralat paling besar adalah 23,13 % yang terukur pada perhitungan lampu dengan daya 25 watt. Sementara faktor ralat terkecil terukur pada perhitungan lampu dengan daya 75 watt sebesar 11,83 %.

Selain masalah kesalahan pemilihan nilai komponen maupun kesalahan pembacaan nilai pada saat pengukuran, sebab utama yang menyebabkan besarnya faktor ralat adalah nilai konstanta yang digunakan untuk mengembalikan nilai ADC dari sensor arus ke nilai arus yang sebenarnya. Konstanta tersebut merupakan rata-rata pelemahan arus dari berbagai variasi nilai daya lampu.

Daya Lampu Tegangan PLN Tegangan Trafo

25 214 V 2,79 V

40 215 V 2,91 V

60 212 V 2,75 V

75 213 V 2,72 V

(5)

IJEIS, Vol.1 No.1, April, 2011

5. KESIMPULAN

1. Prototipe WH meter digital ini digunakan untuk mengukur daya per satuan waktu (WH) lampu merk Philips yang memiliki daya masing-masing 25, 40, 60, 75 dan 100 watt. 2. Nilai ralat terbesar adalah pada lampu berdaya

40 watt dengan nilai X = 31,43 ± 0,52 WH. Sementara untuk ralat terkecil didapat pada lampu dengan daya 40 watt dengan nilaiX = 65,42 ± 0,24 WH.

3. Faktor ralat paling besar adalah 23,13 % yang terukur pada perhitungan lampu dengan daya 25 watt. Sementara faktor ralat terkecil terukur pada perhitungan lampu dengan daya 75 watt sebesar 11,83 %.

DAFTARPUSTAKA

[1] Anonim5., 2006, ATMega8535 Data Sheet, Atmel Inc.

http://www.atmel.com.

[2] Anonim3., 2008, Current-to-voltage converter,

Wikipedia. http://en.wikipedia.org/[diakses pada tanggal 2 Juni 2009].

[3] Anonim2., 2002, LM324N Data Sheet, National

Semiconductor. http://www.national.com. [diakses pada tanggal 5 Juni 2009].

[4] Anonim4 ., 2009, LMB162ADC Data

Sheet, Topway.http://www.topwaydisplay.com[diakses pada tanggal 2 Juni 2009].

[5] Wardhana, L., 2006. Mikrokontroler A VR Seri ATMega 8535. Andi, Yogyakarta.

[6] Wicaksono, B. A., 2006. Prototipe Alat Ukur Daya Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadjah Mada. Skripsi

Gambar

Gambar 1. Blok Diagram Sistem
Tabel 4. Perbandingan Perhitungan WH Meter dengan Nilai Teoritisnya

Referensi

Dokumen terkait

Pada serapan C-organik brangkasan, gabah, dan tanaman, hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemupukan nitrogen berpengaruh nyata, tetapi sistem olah tanah dan interaksinya

Penelitian ini adalah penelitian ekperimental yang menggunakan suatu alat uji sistem AC dengan penambahan bak penampungan dengan metode pengumpulan data yang

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Akad Wadiah

Sensitisasi Bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit R20/21/22 - Berbahaya jika terhirup, kontak dengan kulit dan tertelan.. R36/37/38 - Mengiritasi mata, sistem pernapasan

Arthur Tampi menyatakan penyebab kematian Siyono, terduga teroris asal Klaten yang meninggal pada Jumat, 11 Maret 2016, adalah adanya pendarahan di rongga kepala bagian

Sistem sapaan dalam masyarakat Simalungun sebagai salah satu kekayaan budaya nusantara dapt dikembangkan menjadi materi ajar BIPA, dengan tujuan mereka pembelajar BIPA

Pada perencanaan ADD penggunaan anggaran ADD yang diterima dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 telah direcanakan pada tahun sebelumnya pada tahapan

Dari uraian di atas dapat disim- pulkan bahwa yang menjadi permasa- lahan adalah di perusahaan yang menjadi objek penelitian ini (CV Hana Sejati Group) perlakuan terhadap