• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDUNGAN NDF DAN ADF PADA PAKAN KOMPLIT BERBAHAN DASAR JERAMI JAGUNG (Zea mays L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KANDUNGAN NDF DAN ADF PADA PAKAN KOMPLIT BERBAHAN DASAR JERAMI JAGUNG (Zea mays L)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

KANDUNGAN NDF DAN ADF PADA PAKAN KOMPLIT BERBAHAN DASAR JERAMI JAGUNG (Zea mays L)

SKRIPSI

Oleh: NURSIANG R I111 13 009 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

(2)

KANDUNGAN NDF DAN ADF PADA PAKAN KOMPLIT BERBAHAN DASAR JERAMI JAGUNG (Zea mays L)

SKRIPSI

Oleh :

NURSIANG R I111 13 009

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nursiang R

Nim : I111 13 009

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa: a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama Bab Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, Juni 2017 Nursiang R

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Kandungan NDF dan ADF Pada Pakan Komplit Berbahan Dasar Jerami Jagung (Zea mays L)

Nama : Nursiang R

Nim : I 111 13 009

Fakultas : Peternakan

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan M.Sc NIP. 19520923 197903 1 002

Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. Ismartoyo, M. Agr. Sc. NIP. 19551216 198103 1 002

Dekan fakultas Peternakan

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc NIP. 19641231 198903 1 025

Ketua Prodi Ilmu Peternakan

Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc NIP. 19640712 198911 2 002

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah hasil penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Melalui kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini utamanya kepada:

 Terima kasih kedua orang tuaku Ayahanda Ranyu dan Ibunda Patima yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik dengan penuh cinta serta menjadi motivasi kepada penulis. Buat saudaraku tercinta Hafsa, Parni, Takbir, Akbar, dan Arif. Terima kasih atas semangat yang diberikan kepada penulis. Ayahanda Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc sebagai pembimbing

utama dan ayahanda Prof. Dr. Ir. Ismartoyo, M. Agr. Sc selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, dan memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Prof. Dr.Ir. Sudirman Baco, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Peternakan Universitas Hasanuddin.

Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu, M.A, selaku Rektor Universitas Hasanuddin.

(6)

v

 Seluruh Staf dalam lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama menjalani kuliah hingga selesai.

 Keluarga besarku HUMANIKA UH, LARFA 13, dan KKN Gel. 93 Kab. Jeneponto atas kekeluargaan, kebersamaan, suka duka selama perkuliahan semoga tetap menjalin kekeluargaan yang luar biasa kedepannya.

 Rekan penelitian Musdalipah, terima kasih atas kerja samanya sampai sekarang mulai dari seminar usulan penelitian dan seminar hasil, dan selalu ada saat penulis membutuhkan pertolongan.

 Ucapan terima kasih kepada sahabat seperjuangan saya selama kuliah, Indah Sari Nur Utami, Nirwana, Nur Linda S.Pt, Eva Pertiwy Salempang, Mutmainna, Jisril Palayukan, Irawati S.Pt, Sertin, Bernice, Haslinda, Fitri, Aly kartono, Amir, Armin. atas tawa, suka duka yang pernah kita bagi bersama dan menjadi keluarga kecil di Kampus Universitas Hasanuddin.  Terkhusus kepada Kanda Syaiful dan Kanda Sema S.Pt terima kasih atas

motivasi, semangat dorongan yang diberikan kepada penulis selama dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan membantu dalam melaksanakan tugas-tugas masa yang akan datang.Wassalumualaikum Wr.Wb.

Makassar, Juni 2017

(7)

vi

RINGKASAN

Nursiang R

(I111 13 009).

Kandungan NDF dan ADF pada pakan komplit berbahan dasar jerami jagung (Zea mays L) (Dibawah bimbingan Syamsuddin Hasan sebagai Pembimbing Utama dan Ismartoyo sebagai Pembimbing Anggota)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan NDF dan ADF pakan komplit berbahan dasar jerami jagung. Penelitian ini dirancang berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan PO = kontrol, P1 = jerami jagung pakan 58,49% + tepung jagung 2,7%+ dedak halus 3,22%+ ampas tahu 25,57%+ daun gamal 10 %+ garam 0,02%, P2 = jerami jagung pakan 58,49% + tepung jagung 2,7%+ dedak halus 3,22%+ ampas tahu 15,58%+ daun gamal 20 %+ garam 0,02%, P3 = Jerami jagung pakan 58,49% + tepung jagung 2,7%+ dedak halus 3,22%+ ampas tahu 5,57%+ daun gamal 30 %+ garam 0,02%. Analisi ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0.01) terhadap kandungan NDF dan ADF, Tetapi tidak ada perbedaan antara perlakuan P1 dan P3.. Hasil penelitian menggunakan ampas tahu 5,57% dan daun gamal 30% lebih baik untuk menurunkan kadar ADF pakan komplit berbahan utama jerami jagung.

Kata kunci : Kandungan NDF, dan ADF, fermentasi, jerami jagung, pakan komplit

(8)

vii

ABSTRACT

Nursiang R (I111 13 009). The content NDF and ADF on complete feed made from corn straw (Zea mays L) (Supervised by Syamsuddin Hasan as the Main Supervisor and Ismartoyo as supervisor member)

This research aim to know the content of NDF and ADF complete feed made from corn straw. This research designed based on Complete Randomized Design (RAL) consist of 4 treatments and 3 times repeat. Treatment P0 = Control, P1 = Feed corn

Straw 58,49% + Corn Flour 2,7% + Fine bran 3,22% + Tofu dregs 25,57% + Gamal leaf 10% + salt 0,02%, P2 = Feed Corn Straw 58,49% + Corn flour 2,7% +

Fine bran 3,22% + Tofu dregs 15,58% + Gamal leaf 20% + salt 0,02%, P3 = feed

Corn Straw 58,49% + Corn Flour 2,7% + Fine bran 3,22%+ Tofu dregs 5,57% Gamal leaf 30% + salt 0,02%. Variance showed that the treatment have a real impact (P<0.01) to the contents of NDF and ADF, But there is no difference between treatments P1 and P3. The research result used tofu dregs 5,57% and

Gamal leaf 30% is better to decrease the level of ADF complete feed made from corn straw.

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Tujuan dan Kegunaan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Potensi Jerami Jagung Pakan Ternak ... 3

Potensi Gamal sebagai bahan pakan komplit ... 5

Potensi Ampas Tahu sebagai bahan pakan komplit ... 6

Kandungan NDF dan ADF. ... 7

Hipotesis ... 10

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ... 11

Materi Penelitian ... 11

Metode Penelitian... 11

Pelaksanaan Penelitian ... 12

Parameter Yang Diukur ... 12

(10)

ix

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF)... 14 Kandungan Acid Detergent Fiber (ADF) ... 15 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 17 Saran ... 17 DAFTAR PUSTAKA ... 18 LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil uji NDF dan ADF ... 22 Lampiran 1. Dekomentasi ... 26 RIWAYAT HIDUP

(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Rataan kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF) fermentasi pakan komplit berbahan dasar jerami jagung ... 14

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Skema pemisahan bagian-bagian hijauan segar pemotongan (forage)

(13)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di Indonesia ada dua jenis tanaman jagung yaitu jagung manis dan jagung pakan. Jagung manis termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung pakan sendiri dimanfaatkan untuk bahan pakan bagi ternak. Produktivitas jagung pakan di tingkat nasional mencapai 21,4 juta ton (Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan, 2016). Jagung dengan produktivitas 4,5-10,0 ton/ha, tergantung pada potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan (Subandi dkk., 2006).

Jagung pakan selain bijinya digunakan sebagai bahan baku, jeraminya juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan. Namun, jerami jagung dikategorikan sebagai limbah pertanian. Jerami jagung memiliki kekurangan yaitu kandungan nutrisi dan daya cernanya yang rendah. Hal ini disebabkan oleh karena dinding selnya sudah mengalami lignifikasi lanjutan sehingga selulosa dan hemiselulosa terikat oleh lignin. Oleh karena itu masih perlu ditambahkan bahan-bahan pakan lain yang saling mengisi dan menguntungkan berkurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan oleh ternak (Shoalihin, 2015).

Mengestimasi kandungan serat dalam pakan dan fraksi-fraksinya metode yang digunakan adalah metode Van Soest (1963). Metode detergen terdiri dari 2 bagian yaitu : Sistem netral untuk mengukur total serat atau serat yang tidak larut dalam detergen netral (NDF) dan sistem detergen asam digunakan untuk mengisolasi sellulosa yang tidak larut dan lignin serta beberapa komponen yang terikat dengan keduanya (ADF).

(14)

2 Acit Detergen Fiber (ADF) merupakan zat makanan yang tidak larut dalam detergent asam yang terdiri dari selulosa, lignin dan silika (Van Soest, 1982). Komponen ADF yang mudah dicerna adalah selulosa, sedangkan lignin sulit dicerna karena memiliki ikatan rangkap, jika kandungan lignin dalam bahan pakan tinggi maka koefisien cerna pakan tersebut menjadi rendah (Sutardi dkk., 1980).

Neutral Detergent Fiber (NDF) merupakan zat makanan yang tidak larut dalam detergent netral dan NDF bagian terbesar dari dinding sel tanaman. Bahan ini terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika serta protein fibrosa (Van Soest, 1982). Degradasi NDF lebih tinggi dibanding degradasi ADF di dalam rumen, karena NDF mengandung fraksi yang mudah larut yaitu hemiselulosa (Church dan Pond, 1986). Lanjut dikemukakan Varga dkk., (1983) menyatakan bahwa kandungan NDF berkorelasi negative dengan laju pemecahannya. Peningkatan kadar NDF dapat menurunkan kecernaan bahan kering (NRC, 1988). Permasalahan

Jerami Jagung sebagai limbah pertanian sangat potensial untuk di manfaatkan sebagai pakan ruminansia karena mengandung serat yang tinggi yang terikat oleh lignin namun nilai gizinya rendah, oleh karena itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain untuk di jadikan pakan komplit.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan NDF dan ADF pakan komplit berbahan dasar jerami jagung

Kegunaan dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang kandungan ADF dan NDF pakan kompilt dengan bahan dasar jerami jagung.

(15)

3 TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Jerami Jagung sebagai pakan

Pakan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ternak baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi dan produksi. Tiga faktor penting dalam kaitan penyedian hijauan bagi ternak ruminansia adalah ketersedian pakan harus dalam jumlah yang cukup, mengandung nutrien yang baik, dan berkesinambungan sepanjang tahun. Ketersedian hijauan umumnya berfluktuasi mengikuti pola musim, dimana produksi hijauan melimpah di musim hujan dan sebaliknya terbatas dimusim kemarau (Lado, 2007). Untuk mengatasi hal tersebut biasanya peternak memberi pakan sisa-sisa pertanian seperti jerami.

Pada umumnya limbah jagung yang dihasilkan di Tanah Laut belum dimanfaatkan secara optimal untuk pakan ternak. Hal ini disebabkan karena jagung dipetik tidak dalam keadaan segar, tapi dibiarkan kering pada pohonnya, sehingga limbah jagung berupa batang dan brangkasan jagung tidak dapat diberikan untuk ternak sapi dalam keadaan segar. Limbah lain yang dihasilkan komoditas jagung yaitu janggel yang diperoleh setelah jagung dipipil (Amali dkk., 2003).

Jerami jagung adalah bagian batang dan daun jagung yang telah dibiarkan mengering di ladang dan dipanen ketika tongkol jagung dipetik. Jerami jagung seperti ini banyak diperoleh di daerah sentra tanaman jagung yang ditujukan untuk menghasilkan jagung bibit atau jagung untuk keperluan industri pakan, bukan untuk dikonsumsi sebagai sayur (Mariyono dkk., 2004)

Jerami jagung merupakan salah satu jenis hijauan yang dapat dibuat silase dan dapat digunakan sebagai pakan. Namun jerami jagung masih memiliki serat

(16)

4 yang tinggi sebelum difermentasi, sehingga apabila dilakukan fermentasi masih memerlukan tambahan bahan lain yang mampu menurunkan kandungan NDF dan ADF secara keseluruhan (Anas dan Andy, 2010).

Jerami jagung sebagai pakan berperan sebagai sumber energi banyak tersedia tapi jarang dimanfaatkan sebagai pakan. Faktor pembatas penggunaan jerami jagung sebagai pakan adalah kandung-an NDF dan ADF yang tinggi. Kualitas jerami jagung yang mengandung NDF dan ADF yang tinggi dapat diatasi dengan menambahkan daun gamal yang mengandung NDF dan ADF yang rendah (Anas dan Andy, 2010).

Limbah jagung yang dapat difermentasi adalah seluruh bagian dari jagung yang sudah dipanen termasuk batang, daun, buah dan kulit jagung. Tanaman jagung yang sudah dipanen masih mengandung kadar air yang tinggi. Oleh sebab itu, jerami jagung harus dikeringkan sekitar 2 – 3 hari hingga mencapai kadar air sekitar 60%. Selanjutnya limbah jerami jagung dipotong menjadi potongan-potongan kecil lalu dimasukkan kedalam silo sambil dipadatkan sepadat mungkin ke dalam kantong plastik kedap udara atau dalam silo yang berbentuk bunker /drum (Nusio, 2005). Apabila dalam proses pembuatan fermentasi jerami jagung suasana kedap udara tidak mencapai 100% maka bagian permukaan pada fermentasi jerami jagung sering terkontaminasi dan ditumbuhi oleh bakteri lain yang merugikan seperti bakteri Clostridium tyrobutyricum yang mampu mengubah asam laktat menjadi asam butirat (Driehuis dan Giffel, 2005).

(17)

5 Potensi Gamal (Gliricidia sepium) sebagai Bahan pakan komplit.

Gamal adalah salah satu jenis tanaman yang mudah ditanam dan tidak memerlukan sifat tanah khusus. Gamal dengan nama latin Gliricidia sepium merupakan salah satu jenis tanaman pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Selain sebagai pakan, tanaman ini juga mempunyai manfaat sebagai pencegah erosi dan sekaligus penyubur tanah (Halili, 2014).

Gamal merupakan jenis tanaman yang sangat mudah untuk dikembangbiakan, baik pada daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu sampai ketinggian 1100 meter diatas permukaan air laut. Gamal adalah tanaman leguminosa yang dapat tumbuh dengan cepat di daerah kering. Pemberian gamal pada sapi maksimal 40% dan domba 75%. Sebaiknya gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput (Halili, 2014).

Pemanfaatan daun gamal sebagai pakan ternak sangat menguntungkan, cara penanaman yang mudah, kandungan protein yang tinggi, masih tetap berproduksi baik meskipun musim kemarau, memperbaiki kesuburan tanah baik dari guguran daun maupun pengakarannya, dan banyak lagi manfaat dari penanaman pohon gamal ini. Sehingga pohon gamal ini layak dikembangkan sebagai bank pakan hijauan. Sekali menanam tahan hingga 10 tahun, dan tidak memerlukan banyak lahan untuk pengembangannya karena dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar disekitar lokasi peternakan (Natalia, 2009)

Daun gamal memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai bahan protein, disamping itu daun gamal memiliki nilai kecernaan yang tinggi pada ternak ruminansia (Sejati, 1996). Menurut Mathius dkk,. (1981) bahwa persentasi kecernaan daun gamal pada ternak domba yaitu

(18)

6 bahan kering 52,5%,bahan organik 53,9%, protein kasar 58,5% dan serat kasar 30,7%.

Keunggulan tanaman gamal diantaranya memiliki daya adaptasi yang cukup baik, dapat tumbuh pada lahan-lahan basah (sawah) dan di lahan-lahan kering tanaman ini juga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dapat dilihat pada saat musim kemarau, daun gamal masih tetap hijau. Tanaman ini toleran terhadap kekeringan hingga 8 bulan dan toleran terhadap tanah yang memiliki kadar garam yang tinggi (Rosa, 1998).

Habitat asli gamal adalah hutan gugur daun tropika, di lembah dan lereng-lereng bukit, sering di daerah bekas tebangan dan belukar. Pada elevasi 0-1600 m dpl. Tumbuh pada berbagai habitat dan jenis tanah, mulai pasir sampai endapan aluvial di tepi danau, pada curah hujan 600-3500 mm/tahun. Gamal bisa diperbanyak dengan vegetatif dan generatif. Biji-biji gamal khususnya yang segar (baru), dapat ditanam tanpa perlakuan pendahuluan, langsung di lahan atau di persemaian. Cara lain ialah dengan menanam stek batangnya, panjang maupun pendek. Stek panjang sepanjang 1–2,5 m dan dengan diameter 6–10 cm, diruncingkan kedua ujungnya dan digores-gores potongan sebelah bawahnya untuk merangsang tumbuhnya akar. Stek ditanam sedalam 50 cm agar perakaran gamal tersebut kuat. Stek yang pendek 30 – 50 cm ditanam sepertiga dalam tanah ( Halili, 2014).

Potensi Ampas Tahu sebagai Pakan Komplit

Ampas tahu merupakan residu hasil perasan kedelai. Umumnya, kandungan protein pada limbah tahu masih tinggi. Sampai saat ini, ampas tahu hanya digunakan sebagai pakan (Raharjo, 2004), padahal kandungan protein yang

(19)

7 tinggi memungkinkan ampas tahu diolah menjadi tepung, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pangan.

Ampas tahu yang merupakan limbah industri tahu memiliki kelebihan, yaitu kandungan protein yang cukup tinggi. Namun ampas tahu memiliki kelemahan sebagai bahan pakan yaitu kandungan serat kasar dan air yang tinggi. Kandungan serat kasar yang tinggi menyulitkan bahan pakan tersebut untuk dicerna itik dan kandungan air yang tinggi dapat menyebabkan daya simpannya menjadi lebih pendek (Masturi dkk., 1992 dan Mahfudz dkk., 2000).

Kandungan ampas tahu yaitu protein 8,66%, lemak 3,79%, air 51,63% dan abu 1,21%, maka sangat memungkinkan bahwa ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan untuk ternak (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, 2011). Kandungan NDF dan ADF

Neutral Detergent Fiber (NDF) merupakan komponen dinding sel yang larut dalam deterjen netral sedangkan ADF merupakan komponen dinding sel yang larut dalam deterjen asam. Persentase kandungan NDF dan ADF yang akan diberikan pada ternak sebaiknya 30–60% dan 25–45% dari bahan kering hijauan (Anas dan Andy, 2010)

Neutral Detergent Fiber mewakili kandungan dinding sel yang terdiri dari lignin, selulosa, hemiselulosa dan protein yang berikatan dengan dinding sel, sedangkan ADF mewakili selulosa dan lignin dinding sel tanaman. Analisis ADF dibutuhkan untuk evaluasi kualitas serat untuk pakan ternak ruminansia dan herbivora lain. Untuk ternak non ruminansia dengan kemampuan pemanfaatan serat yang kecil, hanya membutuhkan analisis NDF (Suparjo, 2010).

(20)

8 Sebagian besar dinding sel tumbuhan tersusun atas karbohidrat struktural. Kandungan serat kasar dalam dinding sel tumbuhan dapat diekstrasi dengan metode Neutral Detergent Fiber (NDF) (Arora, 1989).

Penurunan kadar NDF disebabkan karena meningkatnya lignin pada tanaman mengakibatkan menurunnya hemiselulosa. Hemiselulosa merupakan komponen dinding sel yang dapat dicerna oleh mikroba. Tingginya kadar lignin menyebabkan mikroba tidak mampu menurunkan kadar hemiselulosa dan selulosa secara sempurna (Crampton dan Haris, 1969).

Acid Detergent Fiber (ADF) digunakan sebagai suatu langkah persiapan untuk mendeterminasikan lignin sehingga hemiselulosa dapat diestimasi dari perbedaan struktur dinding sel ADF (Haris, 1970). Arora (1989) menyatakan bahwa ADF mengandung 15% pentose yang disebut micellar pentose yang lebih sulit dicerna dibandingkan dengan jenis kaborhidrat lainnya. Pentosa adalah campuran araban dan xilan dengan zat lain dalam tanaman. Dalam hidrolisis, keduanya menghasilkan arabinosa dan xilosa yang ditemukan dalam hemiselulosa.

Acid Detergent Fiber dapat digunakan untuk mengestimasi kecernaan bahan kering dan energi makanan ternak. ADF ditemukan dengan menggunakan larutan “Detergent Acid” dimana residunya terdiri atas selulosa dan lignin (Engsmiger dan Olentine, 1980).

Sistem analisa Van Soest menggolongkan zat pakan menjadi isi sel (cell content) dan dinding sel (cell wall). Neutral Detergent Fiber (NDF ) mewakili kandungan dinding sel yang terdiri dari lignin, selulosa, hemiselulosa, dan protein yang berikatan dengan dinding sel. Bagian yang tidak terdapat sebagai residu dikenal sebagai Detergent Soluble (NDS) yang mewakili isi sel dan mengandung

(21)

9 lipid, gula, asam organik, non protein nitrogen, peptin, protein terlarut dan bahan terlarut dalam air. Serat kasar terutama mengandung selulosa dan hanya sebagian lignin, sehingga nilai ADF lebih kurang 30 persen lebih tinggi dari serat kasar pada bahan yang sama (Suparjo, 2000).

Menurunnya NDF dan ADF disebabkan karena selama berlangsungnya fermentasi terjadi perenggangan ikatan lignoselulosa dan ikatan hemiselulosa yang menyebabkan isi sel yang terikat akan larut dalam larutan neutral detergent. Hal ini menyebabkan isi sel (NDS) akan meningkat, sedangkan komponen pakan yang tidak larut dalam larutan detergent (NDF) mengalami penurunan (Arief, 2001).

Van Soest (1982), melakukan pemisahan bagian-bagian hijauan segar potongan (forage) dengan cara penggunaan bahan-bahan pelarut/pencuci (detergent) (Gambar 1).

(22)

10 Bahan makanan

Neutral Detergent Solution

Isi Sel NDF

(Komponen dinding sel) Acid Detergent Solution

ADS ADF

(Acid Detergent Solubles) (Acid Detergent Insoluble Fiber)

(hemiselulosa, dinding sel (lignoselulosa) yang mengandung N)

dengan H2SO4 72%

Soluble Acidsoluble (Lignin) (Selulosa)

Lignin hilang dengan pembakaran sampai menjadi Acid Insoluble Ash (abu tak larut dalam asam

Gambar 1. Skema pemisahan bagian-bagian hijauan segar pemotongan (forage) dengan menggunakan Detergent (Tillman dkk., 1998)

Hipotesis

Diduga bahwa dengan penggunaan jerami jagung dengan penambahkan bahan lain dari berbagai sumber bahan pakan tersebut dapat berfungsi menurunkan kandungan NDF (Neutral Detergent Fiber) dan ADF (Acid Detergent Fiber) pakan komplit.

(23)

11 METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2017, terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu fermentasi jerami jagung di desa Bulo Timoreng Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan dan tahap kedua yaitu analisis ADF dan NDF di Laboratorium Kimia Pakan, Fakultas Peternakan, Universiatas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, drum plastik (silo), isolasi, gunting, timbangan, tabung reaksi, gelas ukur, tanur, oven, desikator, dan pompa vakum

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini jerami jagung pakan (NK212), tepung jagung, dedak halus, ampas tahu, daun gamal, garam, aquades, dan alkohol 70%.

Metode Penelitian

Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Jumlah unit percobaan sebanyak 12 percobaan (Gasperzs, 1991). Adapun susunan perlakuan penelitian adalah :

P0 : Jerami jagung pakan 100% (kontrol)

P1 : Jerami jagung pakan 58,49% + Tepung jagung 2,7%+ Dedak halus 3,22%+ Ampas tahu 25,57%+ Daun gamal 10 %+ garam 0,02%

P2 : Jerami jagung pakan 58,49% + Tepung jagung 2,7%+ Dedak halus 3,22%+ Ampas tahu 15,58%+ daun gamal 20 %+ garam 0,02%

(24)

12 P3 : Jerami jagung pakan 58,49% + Tepung jagung 2,7%+ Dedak halus

3,22%+ Ampas tahu 5,57%+ Daun gamal 30 %+ garam 0,02% Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan proses fermentasi terlebih dahulu mengumpulkan jerami jagung. Setelah itu, jerami jagung disimpan di tempat yang teduh agar tidak terkena hujan. Setelah jerami jagung terkumpul, lalu dilakukan pencacahan menggunakan mesin copper dengan panjang ukuran hasil pencacahan + 2 cm . Hasil cacahan tersebut, kemudian dicampur secara merata dengan bahan-bahan yang telah disediakan sesuai dengan komposisi atau perlakuan yang telah ditentukan. Setelah semua bahan tercampur secara merata, lalu dimasukkan kedalam drum plastik dan difermentasi secara anaerob selama 21 hari, setelah mencapai 21 hari dilakukan pengambilan sampel untuk di bawa ke Laboratorium Kimia Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, untuk pengambilan analisis data NDF ( Neutral Detergen Fiber ) dan ADF (Acid Detergen Fiber) lebih lanjut.

Parameter yang diukur

Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kandungan Acid Detergent Fiber (ADF) dan Neutral Detergen Fiber ( NDF) pakan komplit. Rumus perhitungan NDF dan ADF :

Kadar NDF =Berat cawan setelah oven − berat cawan kosong

Berat sampel (a) + 100%

(25)

13

Kadar ADF =Berat cawan setelah oven − berat cawan kosong

Berat sampel (a) + 100%

Analisis Data

Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. (Gasperzs. 1991). Model matematika adalah sebagai berikut.

Yij = µ + ͳi + €ij

Keterangan :

Yij = Nilai Pengamatan dari perlakuan ke-i dan perlakuan ke-j µ = Nilai tengah

ͳi = Pengaruh perlakuan ke-i (i= 1,2,3,4)

(26)

14 HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen kualitas pakan komplit berbahan utama jerami jagung (Zea mays L) yang diukur pada penelitian ini adalah kandungan NDF dan ADF. Rataan hasil kandungan NDF dan ADF disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Rataan kandungan NDF dan ADF pakan komplit berbahan utama jerami

jagung. Parameter Perlakuan P0 P1 P2 P3 NDF(%) 64,54a 50,78b 50,80b 54,05b ADF(%) 41.33a 33.00c 34,00b 32,66c

Keterangan: superskrip yang berbeda menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan NDF dan ADF Jerami jagung

P0 : Kontrol 100% Jerami jagung pakan (10 kg)

P1 : Jerami jagung pakan 58,49% (5,8 kg) + Tepung jagung 2,7% (270 gram) + Dedak halus 3,22% (320 gram) + Ampas tahu 25,57% (2,5 kg) + Daun gamal 10 % (1 kg) + garam 0,02% (2 gram)

P2 : Jerami jagung pakan 58,49% (5,8 kg) + Tepung jagung 2,7% (270 gram) + Dedak halus 3,22% (320 gram) + Ampas tahu 15,58% (1,56 gram) + daun gamal 20 % (2 kg) + garam 0,02% (2 gram)

P3 : Jerami jagung pakan 58,49% (5,8 kg) + Tepung jagung 2,7% (270 gram) + Dedak halus 3,22% (320 gram) + Ampas tahu 5,57% (560 gram) + Daun gamal 30 % (3 kg) + garam 0,02% (2 gram)

Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan NDF dan ADF pakan komplit berbahan utama jerami jagung. Perlakuan P0 memiliki kandungan NDF tertinggi dibandingkan dengan perlakuan

P2, P1, P3. Tabel 1 memperlihatkan bahwa pada perlakuan P1 terjadi penurunan

kandungan NDF pada pakan komplit fermentasi selama 21 hari. Menurunnya kandungan NDF menunjukkan bahwa selama berlangsungnya fermentasi terjadi penguraian ikatan lignin dan hemiselulosa. Dikemukakan oleh Winarno dkk (1980) bahwa fermentasi dapat meningkatkan kualitas zat makanan dan adanya

(27)

15 perlakuan fermentasi dapat melepas ikatan ligniselulosa dan lignohemiselulosa. Dengan demikian, akan memudahkan mikroba untuk merombak selulosa dan hemiselulosa.

Lebih lanjut dikemukakan Arief (2001) bahwa perenggangan ikatan lignin-selulosa dan lignin hemiselulosa menyebabkan isi sel (protein, karbohidrat, mineral-mineral) dan terikat akan larut dalam larutan neutral detergent. Hal ini yang menyebabkan isi sel (NDS) akan meningkatkan sedangkan komponen serat kasar dinding sel yang tidak larut dalam neutral detergent (NDF) mengalami penurunan.

Tabel 1 terlihat bahwa kandungan ADF pakan komplit fermentasi setelah ensilase mengalami penurunan dari pada sebelum ferementasi ini terlihat pada setiap perlakuan. Perlakuan P0 lebih tinggi (sebelum fermentasi) dibandingkan

perlakuan P2, P1 dan P3. Begitu pula Perlakuan P2 lebih tinggi dibandingkan

perlakuan P1 dan P3. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh persentase

bahan pakan yang berbeda sehingga menurunkan kandungan ADF. Hal ini sesuai pendapat (Friedriks, dkk, 2001) bahwa setiap perlakuan bahan pakan terkandung didalamnya mempunyai variasi degradasi yang berbeda dan sangat tergantung pada bagian dari tanaman, umur, tingkat lignifikasi. Tingkat lignifikasi yang merupakan karasteristik spesifik bahan pakan.

Nilai kandungan ADF perlakuan P0 lebih tinggi. Kemudian diikuti

perlakuan P2 diantara perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan pula memiliki bahan

pakan yang berserat tinggi. Menurut Suparjo (2010) bahwa ADF mewakili selulosa dan lignin dinding sel tanaman. Analisis dibutuhkan untuk evaluasi kualitas serat untuk pakan ternak ruminansia dan herbivora lain. Hal ini didukung juga Biyatmok (2014) bahwa kandungan ADF dalam pakan dapat mempengaruhi

(28)

16 mempengaruhi kualitas suatu silase. Dimana kandungan ADF merupakan bagian dari serat kasar yang terdiri dari lignin dan silika. Semakin tinggi serat kasarnya suatu tanaman semakin maka kandungan ADF dalam pakan semakin tinggi.

Perlakuan pakan komplit fermentasi menunjukkan bahwa kandungan NDF lebih tinggi dibandingkan kandungan ADF, kandungan ADF lebih rendah. Hal ini dapat memberikan indikasi bahwa apabila komponen isi sel NDF lebih tinggi makan pakan tersebut mempunyai daya cerna yang tinggi.

(29)

17 PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan bahwa pakan komplit hasil fermentasi yang ditambahkan ampas tahu 5,57% dan daun gamal 30% lebih bagus digunakan untuk menurunkan kadar ADF pakan komplit berbahan utama jerami jagung.

Saran

Perlu Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bahan baku limbah pertanian lainnya untuk mengetahui kandungan NDF dan ADF.

(30)

18 DAFTAR PUSTAKA

Anas, S dan Andy. 2010. Kandungan NDF dan ADF silase campuran jerami jagung (Zea Mays) dengan beberapa level daun gamal (Gliricidia Maculata). J. Agrisistem, 6(2): 77-81

Amali, N., E. S. Rohaeni, A. Darmawan, Sumanto, A. Subhan, Pagiyanto dan S. Nurawaliyah. 2003. Pengkajian adaptif sapi potong dalam sistem usahatani tanaman pangan di lahan kering Kalsel. BPTP Kalimantan Selatan. Banjarbaru.

Arief, R. 2001. Pengaruh penggunaan jerami pada amoniasi terhadap daya cerna NDF, ADF DAN ADS dalam ransum domba lokal. Jurnal agroland 8 (2) : 208-215

Arora, 1989. Pencernaan Mikroba Rumen. Penerbit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Biyatmok. 2014. Kandungan NDF dan ADF mempengaruhi kualitas Silase Campuran Jerami Jagung (Zey Mays). Jurnal Agrisistem 6(2).

Crampton, E.W. dan L. E. Haris. 1969. Applied Animal Nutrision 1st E. d. The Engsminger Publishing Company, California, U. S. A. Amerika Srikat Church, D. C. and W. G. Pond. 1986. Digestive Animal Physiologi and Nutrition. 2nd. Prentice Hell a Devision of Simon and Schuster Englewood Clief, New York. Amerika Srikat.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, 2011. Uji Coba Pembuatan Silase Ampas Tahu. Jawa Timur

Ditjen Tanaman Pangan. 2016. Program peningkatan produksi jagung nasional. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Ekspose Inovasi Teknologi. Jakarta

Driehuis, F. and M.C. Giffel. 2005. Butyric acid bacteria spores in whole crop maize silages. In: Silage Production and Utilization. PARK, R.S. and M.D. STRONGE (Eds.), Wageningen Academic Publ. The Netherlands, Belanda. pp 271.

Engsminger, M.E. dan C.G. Olentine. 1980. Feed and Nutrition. 1st Ed. The Engsminger Publishing Company. California, U. S. A. Amerika Srikat Fredriks, S., M. Soejono, S.P.S. Budhi. 2001. Pengaruh partikel dan pencucian

terhadap degradasi in sacco beberapa bahan pakan pada sapi peranakan friesein holstein. Program Studi Ilmu Peternakan Pascasarjana .Jurnal Sains dan Teknologi. 11 : 163-169.

(31)

19 Gasperzs, V. 1991. Metode Rancangan Percobaan. CV. Armico. Bandung.

Halili, A. 2014. Kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pakan lengkap jerbahan Jerami padi, daun gamal dan urea mineral molases liquid. Skripsi, Fakultas peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. [unpublisher]

Haris, L. E. 1970. Nutritional Research Techniques For Domestic and Wild Animals, Vol. 2. Anim scr. Dept. Utah State University, U. S. A. Amerika Srikat.

Hasrida. 2011. Pengaruh dosis urea dalam amoniasi batang pisang terhadap degradasi bahan kering, bahan organik, dan protein kasar secara in-vitro. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang. Lado. L . 2007. Evaluasi kualitas silase rumput sudan (sorghum sudanense) pada

penambahan berbagai macam aditif karbohidrat mudah larut. Tesis. Pasca sarjana Program studi ilmu peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lynd L.R., P.J. Weimer, W.H. Van Zyl W.H. Van Zyl WH and I.S. Pretorius. 2002. Microbial Cellulose Utillization. Fundamentals and Biotecnology. Microbial. Mol. Biol. Rev. 66 (3) : 506 – 577.

Mahfudz, L. D., W. Sarengat dan B. Srigandono. 2000. Penggunaan ampas tahu sebagai bahan penyusun ransum ayam broiler. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Peternakan Lokal, Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto

Mariyono, U. Umiyasih, Y. Anggraeny dan M. Zulbardi. 2004. Pengaruh substitusi konsentrat komersial dengan tumpi jagung terhadap performans sapi PO bunting muda. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 – 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 97 – 101.

Natalia, H., D. Nista, dan S. Hindrawati. 2009. Keunggulan gamal sebagai pakan ternak.http://bptusembawa.net/v1/data/download/20110928094232.pd f. Diakses tanggal 13 April 2012.

Mathius,1w., Mrangkuti dan A. Djajanegara .1981. Daya konsumsi dan daya cerna gliricidia (Gliricidia maculata HB & K). Lembaran LPP, (IX)2-4:21-24

Murni. R, Suparjo, Akmal dan B.L. Ginting. 2008. Teknologi Pemanfaatan Limbah untuk Pakan. Buku Ajar. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.

(32)

20 Masturi, A., Lestari dan R. Sukadarwati. 1992. Pemanfaatan Limbah Padat

Industri Tahu Untuk Pembuatan Isolasi Protein. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri. Departemen Perindustrian, Semarang

NRC, 1988. Nutrition Reguirement of Beef Cattle. 6th. Rev. Ed. National.

Nusio, L.G. 2005. Silage production from tropical forages. In: Silage Production and Utilization. PARK, R.S. and M.D. STRONGE (Eds.). Wageningen Academic Publ., the Netherlands. pp. 97 – 107.

Raharjo, L., 2004, Pemanfaatan Tepung Ampas tahu sebagai Bahan Pakan Broiler Periode Finisher, Agritek, hlm.12:1.

Rosa, K. R. D. 1998. Nitrogen fixing tree as tool for soil builders. www.winrock.org/forestry/factnet.htm. Diakses pada tanggal 30 Januari 2016.

Sejati, W.K . 1996. Kajian pengetahuan peternak ruminansia kecil terhadap gamal (Gliricidia sepium) sebagai hijauan pakan ternak . Prosiding Temu Ilmiah Hasil-Hasil Penelitian Peternakan, Aplikasi Hasil Penelitian untuk Industri Peternakan Rakyat, Ciawi-Bogor

Subandi, Zubachtiroddin, S. Saenong, dan U.I. Firmansyah. 2006. Ketersediaan Tekno-logi Produksi dan Program Penelitian Jagung. Dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung 29-30 Sep-tember 2005, di Makassar. Puslitbang-tan. hlm. 11-40.

Suparjo. 2000. Analisis secara kimiawi. Skripsi Fakultas Peternakan, Jambi. . 2008. Degradasi Komponen Lignoselulosa oleh Kapang Pelapuk Putih.

http://www. Jajo 66.Wordpress.com

. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi : Analisis Proksimat dan Analisis Serat. Labolatorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi.

Shoalihin, M.S.H,. 2015. Analisis bahan kering dan bahan organik wafer limbah jerami klobot dan daun jagung selama masa penyimpanan.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar [ unpublisher] Sutardi, T., S. H Pratiwi, A, Adnan dan Nuraini, S. 1980. Peningkatan

Pemanfaatan Jerami Padi melalui Hidrolisa Basa, Suplementasi Urea dan Belarang. Bull. Makanan Ternak. 6 Bogor.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Penerbit. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

(33)

21 Van Soest, P.J., 1963. Use of detergents in the analysis of fibrous feeds. II. A

rapid method for the determination of fiber and lignin. Journal of the Association of Official Analitical Chemists. hlm. 46:828.

., 1982. Nutritional Ecology of the Ruminant. Commstock Publishing Associates. A devision of Cornell University Press. Ithaca and London.

Varga, G. A., and W. H. 1983. Rate and extent of NDF of feedstuff in-situ. J. Dairy.Sci. 66:2109.

(34)

22 Lampiran 1. Hasil uji NDF (Neutral Detergen Fiber) dan ADF (Acid

Detergent Fiber) 1. NDF (Neutral Detergen Fiber)

Oneway

Kandungan NDF

Descriptives

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 3 64.5433 1.22100 .70494 61.5102 67.5765 63.56 65.91 2 3 50.7833 .88218 .50932 48.5919 52.9748 50.22 51.80 3 3 50.8067 .25658 .14814 50.1693 51.4440 50.59 51.09 4 3 50.0933 .25106 .14495 49.4697 50.7170 49.83 50.33 Total 12 54.0567 6.36512 1.83745 50.0125 58.1009 49.83 65.91

Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.420 3 8 .041

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 440.866 3 146.955 245.137 .000 Within Groups 4.796 8 .599

(35)

23 Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable:NDF (I) Perlakua n (J) Perlakua n Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound LSD 1 2 13.76000* .63218 .000 12.3022 15.2178 3 13.73667* .63218 .000 12.2788 15.1945 4 14.45000* .63218 .000 12.9922 15.9078 2 1 -13.76000* .63218 .000 -15.2178 -12.3022 3 -.02333 .63218 .971 -1.4812 1.4345 4 .69000 .63218 .307 -.7678 2.1478 3 1 -13.73667* .63218 .000 -15.1945 -12.2788 2 .02333 .63218 .971 -1.4345 1.4812 4 .71333 .63218 .292 -.7445 2.1712 4 1 -14.45000* .63218 .000 -15.9078 -12.9922 2 -.69000 .63218 .307 -2.1478 .7678 3 -.71333 .63218 .292 -2.1712 .7445 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets NDF Perlakua

n N

Subset for alpha = 0.05

1 2 Duncana 4 3 50.0933 2 3 50.7833 3 3 50.8067 1 3 64.5433 Sig. .311 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(36)

24 2. ADF (Acid Detergen Fiber)

Anoway

Descriptives

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

P0 3 41.7733 .59282 .34226 40.3007 43.2460 41.15 42.33 P1 3 33.3500 .64281 .37112 31.7532 34.9468 32.93 34.09 P2 3 34.6733 .86234 .49787 32.5312 36.8155 33.85 35.57 P3 3 33.3533 .55139 .31835 31.9836 34.7231 32.76 33.85 Total 12 35.7875 3.69814 1.06756 33.4378 38.1372 32.76 42.33

Test of Homogeneity of Variances ADF

Levene Statistic df1 df2 Sig. .242 3 8 .865

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 146.814 3 48.938 108.013 .000 Within Groups 3.625 8 .453

(37)

25 Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable:ADF (I) Perlakua n (J) Perlakua n Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound LSD P0 P1 8.42333* .54959 .000 7.1560 9.6907 P2 7.10000* .54959 .000 5.8326 8.3674 P3 8.42000* .54959 .000 7.1526 9.6874 P1 P0 -8.42333* .54959 .000 -9.6907 -7.1560 P2 -1.32333* .54959 .043 -2.5907 -.0560 P3 -.00333 .54959 .995 -1.2707 1.2640 P2 P0 -7.10000* .54959 .000 -8.3674 -5.8326 P1 1.32333* .54959 .043 .0560 2.5907 P3 1.32000* .54959 .043 .0526 2.5874 P3 P0 -8.42000* .54959 .000 -9.6874 -7.1526 P1 .00333 .54959 .995 -1.2640 1.2707 P2 -1.32000* .54959 .043 -2.5874 -.0526

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets ADF Perlakua

n N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 Duncana P1 3 33.3500 P3 3 33.3533 P2 3 34.6733 P0 3 41.7733 Sig. .995 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(38)

26 Lampiran 2. Dokumentasi

2. Penimbangan Bahan

(39)

27 3. Pembuatan Fermentasi Pakan Komplit

(40)

28 5. Penggilingan Sampel

(41)
(42)

30 RIWAYAT HIDUP

Nursiang R (I111 13 009) Lahir di Takalar pada Tanggal 01 Juni 1995, Penulis adalah anak kedua dari enam bersaudara. Anak dari pasangan Ranyu dan Patima. Mengenyam pendidikan tingkat dasar pada SDN No. 27 Tompo Tana (2007), kemudian melanjutkan pendidikan lanjutan pertama pada SMP Swasta Tanakeke (2010). Dan melanjutkan pendidikan menegah SMA Negeri 1 Takalar (2013), setelah menyelesaikan pendidikan SMA penulis melanjutkan pendidikan pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin melalui jalur SNMPTN pada tahun 2013. Selama kuliah penulis pernah menjadi salah satu asisten Tanaman Makan Ternak di tahun 2015-2016. Kemudian pernah menjadi Kordinator Tatalaksan Padang Pengembalaan Rakyat di tahun 2017. Selain itu penulis pernah aktif menjadi pengurus di lembaga kemahasiswaan Humanika UNHAS tahun 2015-2016.

Gambar

Gambar  1.  Skema    pemisahan  bagian-bagian  hijauan  segar  pemotongan  (forage)  dengan menggunakan Detergent (Tillman dkk., 1998)

Referensi

Dokumen terkait

“ Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan Produktifitas Jamur Merang ( Volvariella Volvaceae ) dengan Penambahan Limbah Tongkol Jagung ( Zea Mays ) dan Sawi

Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan sumber utama pakan serat untuk ternak ruminansia, dan dapat disubstitusi dengan pakan serat lainnya yang berasal dari

Kandungan protein kasar dan serat kasar pakan komplit berbasis tongkol jagung dengan penambahan azolla sebagai pakan ruminansia menggunakan rancangan acak

Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar penggunaan dari jerami jagung dalam ransum ruminansia, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah limbah asal tanaman jagung, yaitu janggel, tumpi dan jerami jagung (termasuk klobot) yang diambil di Desa Braja

Warna agak kecoklatan pada mie jagung basah disebabkan oleh hal yang sama seperti pada mie kering, yaitu mie terbuat dari tepung jagung yang dibuat melalui

Jerami jagung memiliki kandungan bahan kering dan bahan organik yang merupakan zat nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh ternak, namun memiliki serat kasar yang tinggi, kecernaan dan

fermentasi yang terjadi pada keempat jenis silase sorgum yang diamati dengan kualitas fisik silase pakan komplit berbahan dasar jerami sorgum dengan taraf yang berbeda bersifat