• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinkes Jateng PAPARAN KS 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinkes Jateng PAPARAN KS 2017"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan

Pada : Pertemuan Evaluasi Keluarga Sehat Dinkes Prov. Jateng, 2 Agustus 2017

PELATIHAN

KELUARGA SEHAT

Bapelkes Prov.

Jateng

(2)

RENSTRA 2015-2019

Kegiatan

• Promotif – preventif • Pemberdayaan

masyarakat

• Keterlibatan lintas sektor

Kegiatan

• Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem

Rujukan

• Peningkatan Mutu

Kegiatan

• Benefit • Sistem

pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu &

Kendali Biaya • Sasaran: PBI &

Non PBI

Tanda kepesertaan

KIS

KELUARGA SEHAT

Penerapan pendekatan

(3)

Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan

UKP & UKM secara berkesinambungan,

dengan target keluarga,

didasari data & informasi

dari profil kesehatan keluarga

Sumber Foto: achmad fiqqy fierly

Tujuan Pendekatan Keluarga:

1. Mengintegrasikan seluruh program di Puskesmas

2. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif

3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota

4. Mendukung pelaksanaan JKN

5. Mendukung tercapainya program indonesia sehat

3 Pendekatan Keluarga

adalah salah satu cara

Puskesmas untuk

meningkatkan

jangkauan sasaran dan

mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan

dengan mendatangi keluarga

(4)

Indikator Keluarga Sehat

A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:

1 Keluarga mengikuti KB 2 Ibu bersalin di faskes

3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan 5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan

B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:

6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar 7 Penderita hipertensi berobat teratur

8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan

C Perilaku dan kesehatan lingkungan:

9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok

10 Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih

11 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

(5)

Berorientasi kepada

peserta

(6)

PERAN

Setelah mengikuti

pelatihan linatih berperan

sebagai

pembina

(7)

FUNGSI

Dalam melaksanakan perannya

linatih mempunyai fungsi / tugas

untuk :

1.

Melakukan manajemen

pendekatan keluarga

2.

Melakukan Komunikasi Efektif

(8)

Yang ingin dicapai adalah peserta mampu : 1. Menjelaskan Pelayanan KIA di keluarga. 2. Menjelaskan Pelayanan Gizi di keluarga. 3. Menjelaskan Pelayanan Penyakit Menular

(TBC) di keluarga

4. Menjelaskan Pelayanan Penyakit Tidak Menular di Keluarga.

5. Menjelaskan Pemantauan Sanitasi Lingkungan di Keluarga.

6. Melakukan Komunikasi Efektif.

(9)

 Setelah mengikuti pelatihan ini,

peserta mampu melakukan

pembinaan terhadap

keluarga di wilayah kerja

puskesmas

.  (bukan sekedar

(10)

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menjelaskan Pelayanan KIA di keluarga. 2. Menjelaskan Pelayanan Gizi di keluarga. 3. Menjelaskan Pelayanan Penyakit Menular

(TBC) di keluarga

4. Menjelaskan Pelayanan Penyakit Tidak

Menular di Keluarga.

5. Menjelaskan Pemantauan Sanitasi

Lingkungan di Keluarga.

6. Melakukan Komunikasi Efektif.

7. Melakukan manajemen pendekatan

(11)

1. Tenaga medis

2. Tenaga keperawatan 3. Tenaga kebidanan

4. Tenaga kesehatan masyarakat: epidemiolog

kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.

5. Tenaga kesehatan lingkungan: tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan

mikrobiolog kesehatan.

6. Tenaga gizi, nutrisionis dan dietisien.

(12)

1. Minimal pendidikan D III nakes

2. PNS

3. Bekerja di puskesmas dan

mempunyai wilayah binaan di tingkat desa/kelurahan

(13)

Jumlah peserta sebanyak 1.140

orang

terbagi dalam 38 angkatan @ 30

orang.

Kampus Ungaran ada 16 Angkatan

Kampus Gombong ada 22

(14)

Pejabat Struktural/Fungsional

Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

Tenaga pelatih/fasilitator yang telah

(15)

Penyelenggara pelatihan adalah Balai Pelatihan Kesehatan (BAPELKES)

(16)

Pelatihan dilaksanakan selama 3

hari efektif dengan jumlah jam

pelatihan 30 jpl @ 45 menit.

Pelaksanaan pelatihan dimulai

(17)

Pelatihan dilaksanakan di :

1.Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)

Provinsi Jawa Tengah, Jalan Wilis

Nomor 1 Gombong, Kebumen, Jawa Tengah

2.Bapelkes Provinsi Jawa Tengah

(kampus II) di Jl. Merapi, no. 17A, Suwakul, Ungaran, Kabupaten

(18)

NO MATERI T PALOKASIPL JML

A. Materi Dasar

1 Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga 2 0 0 2

Sub Total 2 0 0 2

B.Materi Inti

1

Pelayanan KIA di Keluarga

Persalinan di Fasilitas Kesehatan, Keluarga Berencana (KB),

Imunisasi Dasar

1 1 0 2

2 Pelayanan Gizi di Keluargaa.Air Susu Ibu Eksklusif

b.Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita 1 1 0 2 3 Pelayanan Penyakit Menular (TBC) di Keluarga 1 1 0 2

4 Pelayanan PTM di Keluarga

Hipertensi, Kesehatan Jiwa, Bahaya Merokok bagi Kesehatan 2 2 0 4 5 Sanitasi Lingkungan di KeluargaSehat) (Sarana Air Bersih, Jamban 1 1 0 2

6 Komunikasi Efektif 1 2 3 6

7 Manajemen Pendataan Keluarga 2 3 3 8

(19)

Mengacu pada Prinsip Cara

Belajar Orang Dewasa

Pendekatan belajar hingga

menguasai

Belajar dengan mengerjakan

(

learning by doing

)

(20)

Biaya penyelenggaraan

pelatihan ini dibebankan kepada

APBN Satker 12

(21)

Sertifikat pelatihan diterbitkan dan

ditandatangani oleh Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

atas nama Menteri Kesehatan

Republik

Indonesia,

diberikan

kepada peserta dengan ketentuan

kehadiran

dalam

mengikuti

(22)
(23)

PELAKSANAAN PELATIHAN

PELAKSANAAN PELATIHAN

KELUARGA SEHAT 2016

(24)

DATA PESERTA KS 2016 PER

KAB/KOTA

N

o Nama Kab/Kota Jumlah Puskesm as

1 Banjarnegara 5 29 34 55

2 Banyumas 9 30 39 97

3 Batang 6 15 21 60

4 Brebes 10 28 38 101

5 Cilacap 7 30 37 69

6 Grobogan 4 26 30 46

7 Kab. Pekalongan 7 26 33 84

8 Kendal 2 21 23 31

9 Kota Semarang 6 31 37 61

10 Pati 17 11 28 118

11 Pemalang 10 3 13 53

12 Tegal 11 18 29 119

(25)

DARI 900 PESERTA ,

HADIR =894

99,3%

(26)

 APLIKASI PROKESGA SERING ERROR

 BELUM ADANYA KEPASTIAN

ANGGARAN DI PUSKESMAS

SEHINGGA BANYAK PUSKESMAS BELUM MELAKSANAKAN PIS PK (PROGRAM INDONESIA SEHAT

(27)
(28)

SASARAN

No URAIAN JUM KET

1 Jumlah Kabupaten Lokus 23

2 Jumlah Kabupaten Yang Sudah Dilatih 23

3 Jumlah Puskesmas Lokus 228

4 Jumlah Puskesmas Yang Sudah Dilatih 228

5 Target Tenaga Puskesmas Yang Akan Dilatih 1140

6 Target Tenaga Puskesmas Yang Sudah Dilatih 1139

1 Tidak memenuhi kriteria

(29)

PESERTA KS 2017 PER KAB/KOTA

No Nama Kab/Kota Jml

Puskesma s

PKM

LOKUS PESERTA

1 Banjarnegara 34 9 45

2 Banyumas 39 13 65

3 Batang 21 9 45

4 Brebes 38 16 80

5 Cilacap 37 33 165

6 Grobogan 30 17 85

7 Kab. Pekalongan 33 7 35

8 Kendal 23 13 64

9 Kota Semarang 37 6 30

10 Pati 28 18 90

11 Pemalang 13 11 55

12 Kab Tegal 29 16 80

(30)

PENAMBAHAN LOKUS 2017

No Nama Kab/Kota Jml

Puskesma s

PKM

LOKUS PESERTA

13 Purbalingga 22 6 30

14 Kebumen 35 12 60

15 Sukoharjo 12 12 60

16 Kudus 19 1 5

17 Demak 27 1 5

18 Kab. Semarang 26 7 35 19 Kota Magelang 5 4 20 20 Kota Surakarta 17 6 30 21 Kota Salatiga 6 5 25 22 Kota Pekalongan 12 2 10

23 Kota Tegal 8 4 20

(31)

DARI 1.140 PESERTA ,

HADIR = 1.139

99,9%

(32)

BERDASARKAN

(33)

BERDASARKAN

TINGKAT PENDIDIKAN

No Pendidikan Tingkat Jumlah %

 1 Dokter 61

(34)
(35)

Hambatan/Kendala

Pelatihan

1. Didapatkan pemahaman yang tidak sama antar fasilitator terhadap aplikasi KS dalam hal penentuan indikator.

2. Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar team teaching.

3. Fasilitator ada yang monoton (kurang bisa menghidupkan suasana kelas)

4. WAKTU KURANG dalam praktek manajemen pendekatan keluarga dan penyusunan laporan hasil PKL

5. Selama ini pada aplikasi IKS Wilayah belum bisa diakses

6. Keterbatasan alat mengukur tekanan darah digital, yang dianggap lebih simple dan valid.

7. Pendamping PKL dari Puskesmas hanya mendampingi peserta tetapi tidak ikut aktif saat pendataan manual (tentang data wilayah)

(36)

 DKK yang di TOT KS Cuma 1-2 orang,

kesulitan bila melakukan koordinasi dan konsalidasi lebih lanjut.

 Kegiatan KS belum teranggarkan

(37)

KESULITAN

TINGKAT PUSKESMAS

1.

Pengadaan Formulir manual

(Kegiatan pendataan IKS belum

teranggarkan)

2.

Wifi tidak ada

3.

Jumlah tenaga di Puskesmas

terbatas

4.

Kesulitan mengatur waktu untuk

(38)

SARAN DAN SOLUSI

SARAN DAN SOLUSI

1. Perlu penambahan jam pelajaran

materi manajemen pendekatan keluarga.

2. Perlu penambahan waktu pelatihan bisa

menjadi lebih 3 hari efektif.

3. Perlu adanya fasilitasi / monev dari

pusat terhadap fasilitator dalam aplikasi KS terupdate

4. Perlu dipertimbangkan adanya

penyediaan alat pengukur tekanan darah digital untuk mendukung

(39)

DOKUMENTASI PEMBUKAAN

(40)

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN

(41)

DOKUMENTASI PKL

(42)

DOKUMENTASI PENUTUPAN

(43)

SALAM SEHAT

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi karena parameter spektral respons percepatan desain pada RSNI 03-1726-201X mempunyai nilai yang kecil untuk tanah lunak dibandingkan dengan nilai

Penelitian tentang produksi selulase dari ampas tebu sudah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya oleh referensi [8] yang membuat enzim selulase dari ampas

Hubungan pengaruh yang lemah antara asupan vitamin E terhadap fungsi paru diduga karena pada saat proses pengolahan makanan sumber vitamin E tersebut diolah dengan suhu

Sedangkan nilai tingkat penurunan kadar air terendah dari tanah sebelum diolah hingga setelah dilakukan pembajakan adalah pada kecepatan pembukaan throttle 60 o

Theoretical assumptions of this model include the following: the idea that cognitive systems are modular; the brain and mind are related with specific functions in specific areas of

Selaras dengan hasil penelitian iini yang menunjukkan individu dengan agreeableness tinggi cenderung menggunakan gaya resolusi konflik akomodasi, berbagi, dan

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang bersifat membantu dalam penelitian mengenai pengaruh penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah terhadap

Pada gambar diatas, object hanya akan memiliki sifat yang sama ketika dilakukan pengenalan pada software, artinya walaupun marker akan mendapatkan perlakuan berupa