• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. BAB I BAB IV RENSTRA 2015 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2. BAB I BAB IV RENSTRA 2015 2019"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

K A T A P E N G A N T A R

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, maka Rencana Strategis ( Renstra ) Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2015-2019 dapat disusun.

Rencana Strategis Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2015-2019 ini merupakan pelaksanaan misi dalam mewujudkan visinya secara bertahap, menyesuaikan dengan program pembaharuan peradilan dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM ) Nasional Tahun 2015-2019.

Rencana Strategis merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan Pengadilan Agama Tangerang lima tahun kedepan, kelak didalam perjalanannya diharapkan didukung oleh anggaran yang memadai, dilaksanakan oleh Sumber Daya Manuasia ( SDM ) yang kompeten, ditunjang oleh sarana dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Agama Tangerang, baik lingkungan internal maupun eksternal sebagai variable strategis.

Tangerang, 16 Januari 2014 Panitera/Sekretaris,

Pengadilan Agama Tangerang

ttd

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum.

1. Pengadilan Agama Tangerang telah berjalan dan melangkah dalam

tahun kelima dari Visi dan Misi Mahkamah Agung sejalan dengan

Reformasi Birokrasi Jilid II Tahun 2010-2035 yang menuntut semua

lembaga peradilan di bawah lingkungan Mahkamah Agung untuk

melakukan pembaharuan dan perubahan.

2. Perubahan yang fundamental tersebut ditindak lanjuti dengan

peningkatan pelayanan dan pemanfaatan tehnologi informasi dalam

percepatan .

3. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua

atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menyebutkan

bahwa Pengadilan Agama Tangerang mempunyai tugas memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara tertentu antara orang-orang

yang beragama Islam di bidang: perkawinan, waris, wasiat, hibah,

wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syariah. Pengadilan

Agama Tangerang menyelenggarakan fungsi:

a. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa,

mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi

kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama ( vide :

Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

b. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan,

dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah

jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi

peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan,

(3)

Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006 jo. KMA Nomor

KMA/080/VIII/2006).

c. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat

atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera,

Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti

di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan

seksama dan sewajarnya ( vide : Pasal 53 ayat (1) dan (2)

Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006) dan terhadap

pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta

pembangunan. ( vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

d. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat

tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah

hukumnya, apabila diminta. ( vide : Pasal 52 ayat (1)

Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006).

e. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi

peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum

(kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengakapan) ( vide :

KMA Nomor KMA/080/ VIII/2006).

f. Fungsi Lainnya :

1) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan

rukyat dengan instansi lain yang terkait, seperti DEPAG,

MUI, Ormas Islam dan lain-lain ( vide: Pasal 52 A

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

2) Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian

(4)

bagi masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi

informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan

Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/144/SK/VIII/2007

tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

4. Pengadilan Agama Tangerang dalam menjalankan tugas dan

fungsinya dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra)

Pengadilan Agama Tangerang, dalam hal ini Renstra Tahun

2015-2019.

5. Renstra Pengadilan Agama Tangerang merupakan pelaksanaan

misi dalam mewujudkan visinya secara bertahap. Rencana yang

sedang dilaksanakan Pengadilan Agama Tangerang pada saat ini

adalah menyesuaikan dengan program Pembaruan peradilan atau

judicial reform dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Nasional tahun 2015-2019.

6. Renstra sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Pengadilan Agama

Tangerang lima tahun ke depan, rencana strategis ini dijabarkan

ke dalam program-program yang kemudian diuraikan ke dalam

rencana tindakan (action plan). Rencana strategis ini kelak di dalam

perjalanannya diharapkan didukung oleh anggaran yang memadai,

dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang

oleh sarana dan prasarana serta memperhitungkan

perkembangan lingkungan Pengadilan Agama Tangerang, baik

lingkungan internal maupun eksternal sebagai variabel strategis.

7. Pengadilan Agama Tangerang sebagai bagian dari unit organisasi

Mahkamah Agung dalam menjalankan tugas dan fungsi atau

kegiatannya tersebut adalah untuk mendukung tercapainya visi dan

misi Mahkamah Agung sebagai lembaga pelaksana kekuasaan

(5)

1.2 Potensi dan Permasalahan.

A. Lingkungan Internal.

Lingkungan internal Pengadilan Agama Tangerang diperhitungkan

dapat menjadi menjadi variabel atau besaran yang akan menjadi

faktor kekuatan atau menunjang keberhasilan. Namun demikian,

lingkungan internal ini dapat pula menjadi kendala atau faktor

kelemahan dan pencapaian target rencana strategis ini.

Strength (Kekuatan).

Lingkungan internal Pengadilan Agama Tangerang yang

kemungkinan menjadi kekuatan dalam pelaksanaan Renstra ini

adalah:

- Visi dan misi yang jelas serta mungkin dicapai;

- Tugas pokok, fungsi dan wewenang Pengadilan Agama

Tangerang sudah jelas diatur;

- Struktur organisasi Pengadilan Agama Tangerang yang

telah tertata dengan baik.

- Standar Operasional Prosedur sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Tangerang.

Weakness (Kelemahan).

Lingkungan internal Pengadilan Agama Tangerang yang

kemungkinan menjadi kelemahan dalam pelaksanakaan rencana strategis ini adalah:

- Masih rendahnya etos kerja Sumber Daya Manusia (SDM)

Pengadilan Agama Tangerang;

- Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

dalam mendukung Tupoksi Pengadilan Agama Tangerang ;

- Masih kurangnya tingkat kesejahteraan pegawai Pengadilan

(6)

- Perlu ditingkatkannya koordinasi diantara bidang-bidang

pada Pengadilan Agama Tangerang dalam menjalankan

Tupoksinya.

B. Lingkungan Eksternal.

Apabila lingkungan internal dapat menjadi besaran kekuatan dan

kelemahan, maka lingkungan eksternal dapat menjadi peluang dan

ancaman bagi keberhasilan rencana strategis ini. Oleh karena itu,

peluang sekecil mungkin harus dapat dimanfaatkan

sebaik-baiknya, sedang ancaman dieliminasi sampai sekecil mungkin.

Opportunity (Peluang).

Peluang-peluang yang kemungkinan menjadi penunjang dalam pelaksanaan rencana strategis ini adalah karena :

 Adanya dukungan dari Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi Agama Banten untuk membantu Pengadilan Agama

Tangerang dalam melakukan reformasi peradilan/ judicial

reform;

 Tersedianya peraturan perundang-undangan yang mendukung berlakunya sistem peradilan satu atap di bawah

Mahkamah Agung (tugas dan fungsi Pengadilan Agama

Tangerang).

 Berkembangnya teknologi informasi dalam rangka

e-governance.

Threat (Ancaman).

Adapun hal-hal yang menjadi ancaman dalam keberhasilan pelaksanaan rencana strategis ini adalah:

(7)

perlu ditingkatkan (khususnya Pengadilan Agama

Tangerang);

 Masih terbatasnya alokasi anggaran bagi Mahkamah Agung dan badan peradilan (khususnya Pengadilan Agama

(8)

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN PENGADILAN AGAMA TANGERANG

2.1 Visi Pengadilan Agama Tangerang.

Dalam rangka mewujudkan harapan di masa depan Pengadilan

Agama Tangerang menetapkan visi sebagai berikut:

TERWUJUDNYA PENGADILAN AGAMA TANGERANG YANG TERHORMAT

DAN BERMARTABAT.”

Visi Pengadilan Agama Tangerang berkehendak mewujudkan

:

a. Tersedianya sumber daya manusia (khususnya PNS) Pengadilan

Agama Tangerang yang profesional dan berintegritas.

b. Terpenuhinya kebutuhan anggaran dan sarana prasarana peradilan

yang memadai.

c. Terlaksananya pelayanan publik yang prima oleh Pengadilan

Agama Tangerang dengan memanfaatkan teknologi informasi.

 Asumsi Penetapan Visi.

Visi ditetapkan berdasarkan asumsi-asumsi berikut :

a. Kondisi Pengadilan Agama Tangerang yang mencakup :

- Tuntutan penegakan supremasi hukum dalam era reformasi sekarang ini.

- Tuntutan independensi dan peningkatan kinerja Pengadilan Agama Tangerang.

b. Kondisi sumber daya manusia Pengadilan Agama Tangerang

selain terintegrasi dan mampu berkompetisi, juga harus

mempunyai komitmen yang kuat dalam upaya mencapai visi

(9)

 Dasar Pemikiran Penetapan Visi.

Dasar pemikiran penetapan visi Pengadilan Agama Tangerang

adalah sebagai berikut :

a. Eksistensi Pengadilan Agama Tangerang sebagai salah satu

lembaga peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung

dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.

b. Pengadilan Agama Tangerang adalah mempunyai salah satu

tugas memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara

tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:

perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah

dan ekonomi syariah.

2.2 Misi Pengadilan Agama Tangerang.

Untuk mencapai visi Pengadilan Agama Tangerang yang telah

ditetapkan tersebut maka ditetapkan pula misi Pengadilan Agama

Tangerang sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan prima dalam pola penyelesaian perkara

dan pelayanan publik

2. Meningkatkan kinerja aparat Pegadilan Agama Tangerang dengan

berbasis teknologi informasi

3. Mewujudkan lembaga peradilan yang dapat dijangkau oleh pencari

keadilan (masyarakat)

4. Mewujudkan pengelolaan anggaran berbasis kinerja.

 Asumsi Penetapan Misi.

Misi Pengadilan Agama Tangerang ditetapkan berdasarkan

asumsi- asumsi :

a. Tersedianya peraturan tentang pengelolaan anggaran

(10)

Pembangunan Nasional (Undang-undang Nomor 25 Tahun

2004), pengelolaan kepegawaian dan pengelolaan sarana dan

prasarana, dll.

b. Adanya kebijakan pimpinan Mahkamah Agung untuk

meningkatkan kinerja, pemenuhan kebutuhan anggaran dan

sarana prasarana Mahkamah Agung dan peradilan.

c. Adanya dukungan dari berbagai pihak

 Dasar Pemikiran Penetapan Misi.

Dasar pemikiran misi Pengadilan Agama Tangerang adalah

sebagai berikut :

a. Kondisi Pengadilan Agama Tangerang yang meliputi sumber

daya manusia yang akan berkembang, unit organisasi yang

ada dibawahnya, anggaran dan sarana prasarana yang akan

bertambah.

b. Pengadilan Agama Tangerang sebagai salah satu badan

peradilan dibawah Mahkamah Agung harus dapat mendukung

pelaksanaan tugas pokok Mahkamah Agung.

c. Pengadilan Agama Tangerang beserta bagian-bagian

kepaniteraan dan kesekretariatan melaksanakan tugas pokok

dan fungsi masing-masing.

2.3 Tujuan.

1. Meningkatnya penyelesaian perkara;

2. Meningkatnya penyelesaian putusan maksimal 14 hari sejak

dibacakan;

3. Meningkatnya penyelesaian perkara melalui

mediasi/penasehatan/perdamaian;

4. Meningkatnya tertib administrasi perkara;

(11)

6. Terpenuhinya pelayanan bagi masyarakat yang jauh dari akses

pengadilan;

7. Terwujudnya transparansi dan informasi bagi masyarakat;

8. Terselenggaranya pelayanan meja informasi dan pengaduan

9. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan

10. Tercapainya tugas pokok aparatur peradilan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

2.4 Sasaran Strategis Pengadilan Agama Tangerang.

a. Terwujudnya peningkatan penyelesaian perkara;

b. Terwujudnya peningkatan penyelesaian putusan tepat waktu;

c. Terwujudnya peningkatan penyelesaian perkara melalui mediasi;

d. Terwujudnya peningkatan tertib administrasi perkara;

e. Terwujudnya peningkatan pelayanan bagi masyarakat yang tidak

mampu;

f. Terwujudnya lembaga peradilan yang dapat dijangkau oleh

masyarakat;

g. Terwujudnya peningkatan akuntabilitas dan transparansi

(12)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung.

Sebelas tahun sudah program pembaruan peradilan

dilaksanakan sejak dicanangkannya cetak biru (blue print) pada tahun

2003. Sejak saat itu banyak rekomendasi dari blue print yang telah

diimplementasikan baik melalui dukungan dana APBN maupun dana

non APBN.

Seperti yang telah disampaikan pada laporan tahunan

sebelumnya, Mahkamah Agung melalui Surat Keputusan Ketua

Mahkamah Agung (SK KMA) selanjutnya membentuk Tim Pembaruan

Peradilan dan Kelompok Kerja Pembaruan Peradilan untuk

mengkoordinasikan beragai program pembaruan dan mempercepat

implementasin rekomendasi cetak biru pembaruan. Tim Pembaruan

dan Kelompok Kerja Pembaruan beranggotakan seluruh pimpinan

Mahkamah Agung beserta pejabat eselon I dan II serta perwakilan dari

masyarakat sipil (civil society). Saat ini Mahkamah Agung telah

memiliki 6 kelompok kerja yaitu: (1) Kelompok Kerja Manajemen

Perkara; (2) Kelompok Kerja Teknologi Inforamasi; (3) Kelompok Kerja

Pendidikan dan Pelatihan; (4) Kelompok Kerja Pengelolaan Sumber

Daya Manusia; (5) Kelompok Kerja Manajemen Keuangan; (6)

Kelompok Kerja Pengawasan.

Berbagai kegiatan pembaruan yang telah dilaksanakan, sedang

berjalan maupun dalam tahap perencanaan, pada hakekatnya

merupakan upaya Mahkamah Agung untuk mencapai pengadilan yang

modern. Modernisasi pengadilan Indonesia bukanlah semata-mata

implementasi teknologi informasi saja namun juga modernisasi

terhadap pola kelembagaan, manajemen organisasi dan SDM lembaga

peradilan.

Terdapat beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan

(13)

peradilan di mata masyarakat yang manjadi fokus peningkatan

(highlight):

1. Program Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

Keterbukaan informasi di lembaga peradilan telah dimulai

dengan disahkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung

(SK KMA) Nomor 144/KMA/VIII/2007 Tentang Keterbukaan

Informasi di Pengadilan Tanggal 28 Agustus 2007. Melalui acuan

dalam SK KMA ini selanjutnya dilakukan berbagai kegiatan dengan

tujuan utama untuk memudahkan masyarakat khususnya para

pencari keadilan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Saat ini beberapa kegiatan yang dilakukan untuk menunjang

implementasi SK KMA tersebut antara lain adalah pengembangan

website baik ditingkat pusat maupun daerah, yang tidak hanya

menjelaskan profile umum pengadilan semata namun juga

memberikan informasi mengenai alur perkara di pengadilan, biaya

perkara hingga laporan keuangan perkara serta realisasi anggaran.

Lebih lanjut mengenai pengembangan medium website

untuk akses publik ini akan dijelaskan secara rinci dalam bagian

kelima mengenai akses publik dan teknologi informasi. Melihat

besarnya kebutuhan masyarakat akan akses informasi, Mahkamah

Agung secara bertahap memberikan informasi terkait dengan

kinerja Mahkamah Agung dan lembaga peradilan yang berada di

bawahnya.

Selain informasi terkait perkara maka di tahun 2008 mulai

dicanangkan transparansi informasi anggaran dan keuangan

pengadilan. Saat ini Pengadilan Agama Tangerang telah

menampilkan informasi mengenai besar anggaran yang dikelola,

realisasinya per mata belanja serta keuangan perkara. Pada akhir

tahun 2008 Pengadilan Agama Tangerang mulai mengembangkan

meja informasi disertai dengan manual atau panduan teknis

pelayanan informasi di tingkat pertama dengan membentuk tim

khusus untuk menangani masalah ini.

Melalui meja informasi ini masyarakat dapat lebih mudah

(14)

dimuat dalam (SK KMA) Nomor. 144/KMA/VIII/2007. Selain itu

meja ini juga difungsikan sebagai pintu masuk pengaduan

masyarakat akan kinerja Pengadilan Agama Tangerang sehingga

pelapor dapat dengan mudah mengetahui status pengaduannya.

2. Program Reformasi Birokrasi.

Pada tahun 2007 telah dijelaskan latar belakang serta

berbagai program reformasi birokrasi yang mulai dilaksanakan di

Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga percontohan dalam

program tersebut. Melalui peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/15/M.PAN/7

Salah satu upaya yang dilaksanakan Mahkamah Agung

dalam program reformasi birokrasi pada tahun 2008 yaitu

pengelolaan SDM di Mahkamah Agung dan lembaga peradilan di

bawahnya, kegiatan tersebut diantaranya penegakan disiplin

pegawai.

3. Program Peningkatan Kepatuhan Pengisian LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara) di lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk menciptakan

jajaran peradilan yang berintegrasi dan menjunjung tinggi pedoman

perilaku/kode etik yang berlaku.selain itu, kepatuhan pelaporan

harta kekayaan pejabat peradilan secara tidak langsung merupakan

penerapan asas-asas umum penyelenggaraan negara yang

bersih,dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan

Mahkamh Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya

berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 1999.

Salah satu kebijakan penting yang keluarkan oleh

Mahkamah Agung terkait program ini antara lain adalah Surat

Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 3 Tahun 2008 Tentang Usul

Promosi dan Mutasi Hakim dan Panitera yang mewajibkan seluruh

hakim dan panitera di seluruh Indonesia untuk memenuhi kewajiban

(15)

Korupsi (KPK). Mahkamah Agung tidak akan mempertimbangkan

usulan mutasi dan promosi pejabat yang tidak memenuhi kewajiban

pelaporan dan melengkapi bukti bahwa yang bersangkutan telah

menyerahkan pada KPK.

4. Upaya Percepatan Implementasi Cetak Biru Pembaruan dan Peradilan, dan Pengembangan Lebih lanjut Dokumen Strategis Pembaruan dan Perencanaan Lembaga Peradilan.

Berbagai rekomendasi atas cetak biru pembaruan

Mahkamah Agung dan kertas kerja pembaruan yang dilakukan

pada tahun 2003 telah selesai dilaksanakan. Sebagaimana

rekomendasi lainnya sedang berjalan dan dalam tahap

perencanaan. Untuk menyesuaikan berbagai kegiatan pembaruan

dengan kondisi terkini Mahkamah Agung dan badan-badan

peradilan di bawahnya, Mahkamah Agung selanjutnya melakukan

pemetaan awal atas implementasi cetak biru dan kertas kerja

pembaruan peradilan pada Rakernas Akbar Mahkamah Agung di

Jakarta bulan Agustus tahun 2008. Dalam Rakernas Akbar

Mahkamah Agung berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil

pemetaan tersebut dengan melakukan percepatan program

pembaruan.

Sampai saat ini Mahklamah Agung memiliki beberapa

dokumen strategis perencanaan diantaranya cetak biru pembaruan

peradilan dan kertas kerja pembaruan, Renstra Mahkamah Agung

dan pedoman reformasi birokrasi nasional. Dalam rangka

sinkronisasi ketiga dokumen tersebut, Mahkamah Agung ke

depannya akan mengembangkan cetak biru pembaruan peradilan

yang memberikan arahan jangka panjang dan pembentukan

lembaga peradilan yang modern. Cetak biru tersebut akan

disesuaikan dengan kondisi terkini Mahkamah Agung dan badan

peradilan di bawahnya dengan adanya sistem satu atap (one roof

system). Arahan ini selanjutnya akan diturunkan ke dalam Renstra

lima tahunan dan direalisasikan secara bertahap dalam rencana

(16)

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Agama Tangerang.

Kebijakan Pengadilan Agama Tangerang adalah mendukung program

reformasi judicial/ pembaharuan peradilan yang dilakukan Mahkamah

Agung dapat berjalan seperti yang diharapkan. Strategi yang

diterapkan sesuai dengan tugas dan fungsi Pengadilan Agama

Tangerang, antara lain:

1. Program Keterbukaan Informasi Pengadilan.

Sebagai tindaklanjut implemplementasi Surat Keputusan Ktua

Mahkamah Agung Nomor 144/KMA/VIII/2007 Tentang

Keterbukaan Informasi di Pengadilan Tanggal 28 Agustus 2007

dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Tangerang, melalui

kebijakan:

a. Pembinaan dan penyediaan sarana dan prasarana teknologi

informasi yang memadai secara bertahap di Pengadilan Agama

Tangerang.

b. Pembinaan dan pembentukan Tim yang melayani meja

informasi.

c. Pembinaan dan peningkatan koordinasi dengan unit kerja yang

ada dalam Pengadilan Agama Tangerang dalam bidang

teknologi informasi sehingga penerapan teknologi informasi

sebagai bagian dari icon/ pilot project reformasi birokrasi

berjalan seperti yang diharapkan.

2. Program Pembinaan SDM.

Sebagai bagian perjalanan reformasi birokrasi, Pengadilan Agama

Tangerang dalam melakukan pembinaan SDM telah melakukan

kebijakan:

a. Pembinaan dan pengawasan;

b. Pembinaan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM;

(17)

3. Program Manajemen Keuangan.

Sebagai bagian dari program reformasi judicial dan pelaksanaan

amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara, Pengadilan Agama Tangerang telah melakukan kebijakan

bidang manajemen keuangan, yaitu:

a. Pembinaan dan peningkatan koordinasi perencanaan dan

penganggaran di lingkungan Pengadilan Agama Tangerang.

b. Pembinaan dan peningkatan pelaksanaan pertanggungjawaban

anggaran.

c. Pembinaan dan peningkatan pengolahan aset/ barang milik

negara.

d. Pembinaan dan peningkatan pengadaan barang dan jasa.

4. Program Organisasi.

Dalam menunjang program reformasi birokrasi, Pengadilan Agama

Tangerang melakukan kebijakan, meliputi:

a. Pembinaan dan peningkatan koordinasi penyusunan SOP

(Standar Operasional Prosedur) dan tatalaksana.

b. Pembinaan dan peningkatan koordinasi pembentukan

peningkatan kelas pengadilan.

c. Pembinaan dan peningkatan fungsi dan peran Humas dalam

pembinaan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun program-program yang direncanakan untuk dilaksanakan lima

tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

A. TAHUN 2015.

1. Program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya.

Tujuan dari program ini dimaksudkan untuk membantu

kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen

(18)

Sasaran program ini adalah terselenggaranya tugas pimpinan

dan fungsi manajemen dalam melaksanakan penyelenggaraan

kenegaraan dan kepemerintahan.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan diantaranya adalah:

1) Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.

2) Administrasi umum.

3) Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian dan

pengembangan SDM.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

Program ini bertujuan untuk peningkatan sarana dan prasarana

pengadilan sehingga dapat memberikan pelayanan kepada

masyarakat yang lebih baik.

Sasaran yang akan dicapai pada program ini adalah

terwujudnya dukungan sarana dan prasarana pada lembaga

peradilan sehingga dapat meningkatkan kinerja aparat peradilan

dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal kepada

masyarakat.

Selanjutnya program-program tersebut di atas dituangkan ke dalam

berbagai kegiatan, disertai sasaran yang hendak dicapai dan indikator

keberhasilannya, sehingga menjadi panduan pelaksanaan per tahun Renstra

(19)

BAB IV PENUTUP

Rencana strategis Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2015-2019

disusun dengan mengacu dan memperhatikan perkembangan lingkungan

strategis dalam kurun waktu tahun 2015-2019 dengan memperhitungkan

kondisi Pengadilan Agama Tangerang yang terus berubah.

Dokumen Renstra ini digunakan sebagai acuan dalam menyusun

program Pengadilan Agama Tangerang agar lebih terencana dan terpadu.

Selanjutnya, setiap tahun usulan program/ kegiatan Pengadilan Agama

Tangerang yang telah mengacu pada rencana strategis ini diajukan sebagai

bahan masukan penyusunan RKA-KL Pengadilan Agama Tangerang.

Renstra Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2015-2019 ini telah

memuat langkah-langkah kegiatan yang sejalan dengan pelaksanaan

reformasi di bidang peradilan sesuai dengan perubahan paradigma peradilan

satu atap (one roof system). Penyusunan rencana strategis ini diharapkan,

Pengadilan Agama Tangerang dapat menjalankan tugas dan fungsinya

melayani masyarakat pencari keadilan, dalam hal tuntutan transparansi di era

reformasi ini serta mendukung terwujudnya lembaga Mahkamah Agung dan

badan peradilan dibawahnya yang bermartabat, berwibawa dan dihormati

Referensi

Dokumen terkait

a) Perbedaan yang pertama adalah, bahwa pendekatan tradisional berusaha memantau dan meningkatkan proses bisnis yang ada saat ini. Pendekatan ini mungkin melampaui

Peserta diwajibkan untuk menaati semua perarturan/tata tertib yang telah ditentukan oleh panitia selama lomba ber-

masih menggunakan Kunci PERANCANGA N DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Kondisi Saat Ini Di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya sudah didirikan ba\ngunan- bangunan,

Penelitian ini membahas materi tajwid pada mata pelajaran qur’an hadist penelitian ini menggunakan data-data kualitatif yang akan mengetahui bagaimana

Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005-2025, bahwa RPJMD Provinsi DKI

1. Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro adalah dari faktor ekstrinsik

Apabila didapatkan kadar d-dimer yang rendah pada infeksi dengue, kemungkinan cenderung mengalami infeksi dengue yang ringan (dalam klasifikasi WHO 2009 adalah

Rendahnya nilai rate of quality product disebabkan oleh banyaknya produk cacat atau reject yang dihasilkan, sedangkan rendahnya nilai availability disebabkan