• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KAMAR

DAGANG

DAN INDUSTRI

INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and lndustry

L l e r a r a K a d n l n d o n e s a L l 2 9 J . l a n H R R a s L r i a S a ( X - 5 K a v 2 3 J a k ; r t a 1 2 9 5 0 n d o n e s a T e 1 6 2 2 l 5 2 7 1 4 8 1 L H ! n t i n q l F . t 1 0 2 2 1 r 5 2 7 4 3 3 1 5 2 7 ' 1 3 3 2

w w w k a d i n - i n d o n e s i a . o r ' i d

BAHAN KONPERENS'

PERS

CATATAN

AKHIR

TAHUN

2OO7

KADIN

INDONESIA

Jakarta. 19 Desembar

2007

pertumbuhan ekonomi Indon€sia tahun 2oo7 dtperkirakan mencapal atau s€lidaknya mendekatilarget yang Oii"i"pGn p.-"rint"r' di dalam APBN 2OO7 l\/lomentum percepatan penumbuhan sudah kemboli hadir' sebagaima;a ditandai oleh pertumbuhan produk domeslik brdo (PDB) yang praKis selama enam tnwulan bertu;d-turut menunjukkan peningkatan teius menerus. pada tahun 2007 ini pedumbuhan ekonomi lndonesia -perxrraxan sexitar 6,2 pe;en, l;bih tinggi dari rata_rata penumbuhan Asean-5 (tndonesia, Mataysia, FiliFina, Theiland, dan Vietnam) sebesar 5,9 percen.

kestabilan makroekonomi cukup terjaga dengan kecenderungan membaik Hal ini sntera lain tercermin dari nilaitukar Rupiah yarE relatif tak bergqolaK kecenderungan Pnurunan suku bunga dan lalu inflasi yarE jauh lebh rerdah dari tahun 2006 Kinetja netaca pembayaran (balance ot payments) Juga ftembaik d-i ;gafa lini: akun pedagangan barang gade account) akun semasa (curent account) mauPun' akun modal 6dbl ac.ount). Perb;ikan kjnerja neraca pembayaran belm-u-ara pada peningkatan cadangan devisa vano ;ukuD sionrfikin postsi cadangan devisa per 30 November 2007 terc€tat sebesar us$54,9 mrliar suau pen,igkatan tiam dibandlngkan po;s akhir tahun 2006 sebesar US$34'7 miliar Di akhir November, cadangan d;vi$ sempat menurun sebesar UStl,1 miliar dibandingkan pcisi seminggu sebelumnya, yang teruta;a akrbat Lrpaya menolong nilai tukar Rupiah yang sedang tertekan' Namun seminggu kemudian (7 Desembet naik kembalimenjadi US$55,'1 miliar

Seme tara itu, di pasar modal diwarnaioleh rekorrekor baru IHSG (indeks harga saham gabungan)' suN (Slirat LJtang Negari) yang terus clrminati oleh investor domestik maupun as'ng' serta oRl (Obligasi Repuot't tnoonesia) ying Jtalr., terserap oleh investor perseorangan dengan nilai yang melebihi target' Dilihat dari komposisi su-N yang dipegang oleh investor asing tertihat bahwa yang jatuh tempo di atas 10 tahUn menduduii porsi terb€sar. Ini menariakan bahwa di mata inveslor institu5ional asrng, prospek ekonoml

Indonesia dalam jangka panjang cukup menjanjika

sqat sehiter teiuJ zOOT ekspansi kedit ped€nkan meningkat relatf tajam dan lebih tinggr ketimbang peningkatan dana prhak ketiga. Sehiryg4 LDR (loanlo+posit rllo) iu.ga nalk mendekati 70 persen, oingan cZtaan uahwa jumlah kredit yang belum dicairkan (.mdisbursed ioats) rnasih tetap tinggi '

Darigambaran di atas, bise disimpulkan batrwa secara umum dan agregat' kjnerja perekonomran Indonesia se-lama tahun 2007 menunjukkan kemajuan yang cukup baik Namun' jika kila telaah lehh mendalam dan rinci, gambaGnnya tak sebaik'tampak luaf Paling tida( pola dan arah perkembengan ekonomi menunjukkan mixed signals. Seandainya signals yang terhadirkan letih konssten nlscaya perkemb€ngan ;konomi Indonesia akan jauh letih baik dan sekaligus lebih tangguh dalam menghadapl goncangan;ksternal dan menjawab persoalan-persoalan s6ial di dalam negera.

Pola Pedumbuhan Sektoral

S"1ama' l"tr. tahun ter"kt"r pola pertumbuhan seKoral menunjukkan kesenjangan yang masih cenderung lebar antara seKor tradable dan non.tactabte. seKor lradable tumbuh relatif jauh di bawah pertumbuhan PDBi sebaliknye seKomotlradab/e menunjukkan pertumbuhan yarE selalu lebih-tinggi dan PDB Dengan pengecualian aeKor pertanaan pada tdwulan lll 2OO7 yang tumbuh 'menakjubkan' (8'9.persen), seluruh unsur :eK;r radabre lpertanian, pirtamuangan & penggalian' clan indudri manufaKur) mengalami tekanan' sebetulnya, indL;tri manufaKur sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan pada paruh pe(ama 2007, namun ;emasuki triwulan ketiga kembali 'loyo', terutama karena ditedang oleh kenaikan tajam harga energi (bahan b6kar minvak dan llstrik)), Kemer6otan peltumbuhan industr. man ufa|dur tedad. hampl merata' Per|u ;rcatat bahwa se;ma oerlode prakrsis, lr|duski manufaKur tumbuh rata-rata jauh di atas PDB, bahkan lak jarang mencapei dua cligit.

- '

(2)

IGII4AR

DAGANG

OAN

INDUSTRI

INDONESIA

Ind0neslan

Chambef

olC0mmerc€

and

Induslry

SubseKof lain yang tumbuh di atas PDB ctengan cukup konsisten ialah keuangan nonbank perdagangan besar & eceran, serta listnk, air & gas, dan konstruksi. Berarti' pertumbuhan tinggi di s€Kor non-tradable teiadi secara relatil merata

Eertolak dari pola demikian, maka bisa dis,mpulkan bahwa ada taktor rt ukhrral yano membuat pofa perfumbuhan lektoaal lernakin kontEa: tardabro vasus non-traclable.

'

Pola pertumbuhan yang kontras sepedi itu lazimnya teqadi di negara yang telah melalui tahapan indGtrialasasi yang matang. Sementara di Indonesia jrdudrialisasi masih menuju pematarEan di tahap

inclustiatiztng O€;gan kata lain, peranan sektor industri manufaKur sebetulnya masih bisa dipacu hingga mencaodi sdkitar 35 peFen dari PDB. setelah jt!, baru lambat laun mulai berkurang Jika peranan seKor industri manufaKur masih di bawah 30 persen tapi sudah mandeg, bahkan tu.un walau sangat tipis' berarti acla tandalanda kita mengalami 'deinduslrialisasi' dini. Ini menandakan kualltaa psfumbuhan .ekbral ddak optimal, sehirEga sulit diharapkan membeikan surnbangan berarti bagi penurunan angka p€nganggu6n dan kemiskinan serta perbaikan ketimparEan

Pola perfu mbuhan beadaarken Perdounaan

xualit-as pertummnan juga terancam jika ditop€ng oleh komponen_komponen p€nggunaan (expenditue) yang kurang menjamjn kesinambungan pertumbuhan Selama 5 tahun terakhir, penyumbang tert€sar pertumbuhan ekonomi berasal dari komumsi V'vd (pivate consumption) Bahkan dalam lima tnwuhn terakhir prtumbohan konsumsi privat tr.tmulh semakin kencang. Jika kita melihat trend penyaluran kredlt perbank;n, tampak bahwa perturhbuhan kredit konctlmsijauh meledhi kredit invedasi selama periode 2003 b5, latu merosoi dengan p€rtunbuhan negatif pdda tahun 2006, namun kembdli melonjak pada tahun 2007. Patul diduga bafwa peningkatan laju penumbuhan konsumsi privat makn ditopang oleh kredit (dang) Hal ini tentu saja tictak akan bsa i€rtahan iama, sehing€a diperkirakan pada tahun 2008 sumbangsih konsumsi orivatdalam Dertumbuhan ekonomi akan melemah.

Penyumt€ng prtlmbuhan yang belakangan ini cukup menoniol ialah ekspor' Namun, sejalan dengan penirunan penumbuhan ekonomi dunia dan laju perdagangan dunia, pertumbuhan ekspor mllai melamben pada lriwulan lll 2(D7. Kecenderungan terseblt tampaknya akan berlanjut pada tahun mendatang Pada waKu yang bersamaan pertumbuhan impor j6tr!, diperkirakan lebih tinggi sehangga' ekspor neto cenderung akan denyusut

Agar li€a mengimbangi kecenderungan menurunnya sumbangan konsumsi privat dan ekspol neto (ekspoa diklrangi impor), mau tak mau pilihan harus diarahkan pada iNestasi yang diukur berdesarken data pembentukan modaf tdap (frxed cepitd tumationl sayat|pnya, sejauh ini pertumhJhan inv€stasi masih ;angat labil. Pertumbuhan tertinggi terjadi p€da tahun 2004, yakni 15,7 pe6en Namun s€lelah itu melorot menjadi 9,9 perEen pada tahun 20G5 dan hanya 2,9 pe6en pada tahun 2006 Dalam empat tiwulan terakhrt pedumbuhan investasi berlluKuasi sekitar 6,9 hingga 8,8 pe€en lni masih berada di b€wah ta.get oemerintah sebesar 12 oe6en

Jika kita telusuri leuh laniut, ternyata gambaEn pembenlukan modal tetap kian kurang menjanjikan bagi terpeliharanya landasan pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang kokoh. sekitar 76 persen dan oernbentukan modal tetap adalah dalam ber uk korFtruksi (bangunan), s€dangkan yang dalam ber uk mesin dan alattranspo{t m6irE-masing hanya 6,4 persen untuk domedik dan 17,2 persen untuk luar negen (impor) Agar inveslasi memberikan kontrjbusa yang lebih sjgnifiken bagi penyerapan tenaga keda, maka Florsi mesan harus lebih didorong.

Pengeluaran pemerinlah, baik dalam bentuk konsumsi dan investasi, tampaknya kurang blsa diharapkan, mengingat pada tahun 2m7 dan 2008 APBN harus menanggung beban subsidi yang sangat berat akibat tingginya harga minyak dan kemerosotan produbi minyak di dalam negeri Juga beban yang masih cukup besar untuk pernbayaran bunga utang dalam negeri dan luar neg€ri. Ditambah lagi deruan kendala birokrasiyang membuat masih teGendatnya realisasi anggaran invBtasi pemerintah

Oaua Bell lPurclrzsino Povql

Naifnya narga-trarga komoditas pdmer di pasar dunia yang disertai dengan relatit lamb€tnya laju pertumbuhan seKor industri manufaKur telah membuat terjadanya ketimpangan peningkatan daya b€li antarc Jawa dan luar Jawa. Secara naslonal Nilai Tular Petani (NTP) memang mengalami kenaikan e€lEsar 2.52'Ayoy dalam bulan September 2007 (walaupun hanya naik sebesar 0 0996 selama sembilan bulan di tahun 2OO7) Namun ternyata NTP {tahun dasar 1993) yang terting€i kebanyakan berada di proFinsi luar

tlgl ..v-

|

(3)

KAi,1AR

DAGANG

DAN

Ii]DUSIRI

INDONESIA

lndonesian

Chamber

ol C0mmerce

and

lnduslry

Jawa. Uma besar propinsi dengan NTP tediEgi adalah Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Baii

Po|aketimpanganJawa-|uarJawajugatedihatdarilurunnyadanre|atifrendahnyaUpahril|buruhtanidi Jawa, pdd;hal-sebagian terbesar tenaga kerja di s€Kor pertanaan (sekitiar 43% clari total orang Fng bekerja

secara nasional) beiada di seKor pertanian di Jawa. Ouo vadls pr€ram revitalisasi pertanian yang telah dicanangkan oleh pemerintah? Program proteksi harga komoditas F,ertanian pangan yang dilakukan

pemerinaah tak tamp€k memberikan manlaat bagi petani, melainkan meningkatkan margjn perdagangan saia. kalaupun ada peningkatan upah riil buruh tani di llar Jawa, hal itu lebih disebabkan oleh membaiknya harga komoditas p.anier di pasar clunia, bukan oleh kebljakan peme.intah untuk mensupport sector pertanian Data BPS menunjukkan upah nominal buruh tani di Jam seb€sar Rp 13.373'_ per had, sementara upah nominal buruh tani di luar Jawa sebesar Rp. 1A.771,- per hari Upah nil bu.uh tani di Jawa mengalami penurunan sebesar 2.07%yoy, sementara upah il buruh tana luar Jawa naik 0 82%yoy pada fulan Sedember 2007

sementara itu, nilai upah nil (yang mencerminkan daya beli) buruh informal di perkotaan (terutama sekalidi Jawa) mengalamj p€nurunan di tahun 2007 {data sampai bulan November)' sebesar 0 81%yoy untuk buruh bangunan, sebesar 3.78%yoy untuk burt/h potong rambut wanita' dan sebesat 0 g'l%yoy lntuk pembantu rum-h tangga. Walaupun secara umum upah riil turuh di sector industri (formal) mengalami kenaakan (sebesar 4.0%yoy dalam 2OO7), data BPS juga menunjukkan tedadinya penwunan upah riil buruh indudri iokok (seb€sar 7.96%yoy), irdustri pakaian iadi l*b€62t 421%yoy)' dan induski batu bata/ubin (sebesar 9.54%yoy).

Kebilakan Flskal

R-t-if lebih renaannya defisil anggaran untuktahun 2007, yang dipekrrakan akan hanya mencapai 1 3% dari PDB versus target ABPN-P seb€sar 1.5% dari PDB, tamPa baik dari segi soveragt rsk apalagijika kita masukkan resiko kenaikan harga minyak dunia. Namun 'keberhasilan' menekan defisit anggaran tidaKah menjadi ukuran kineia ketijakan fiskal yang beik, karena betsamaan derEan itu Indonesia kehilangan ke€;mpotan untuk tumbuh dengan leblh cepat dan penciptaan lapangan Pekerjaan lebih banyak. Kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah menjadi terganggu akibdt ketidakmampuan pemerintah untuk melakukan pengeluaran-Pngeluaran mcdal lcapllal spendingJ ya g sarEat dibduhkan untuk mendukung perekonomian. Realisasi belania modal pemedntah yang kurang dai 60% dari yang ctiangga*an, bukanlah suatu pr€tasi yang dapat dibar€gekn Pe$aikan-perbail€n dalam pelaksanaan arEgtan (yang juga melibatkan departemen lain dan pemerintah daerah) harus segera dilakukan kelau kita tidak ingin kehilangan ke6empatan emas momentum untuktumbuh dengan lebih baik

lgsElisc

SeKoi toglstix merupakan urat nadi bagi perdagangan dalam negeri maupun internasional Tanpa kelancalan bekerjanya seldor logistrK proses Produksipun dapat terganggu. Inllasipun akan dapat menjadi lebth tingqi ak,bat tetadinya keters€ndatan di jalan raya dan di pelabohan. FaKo. lol6i dan ketepatan waktu meniadr saruat penting untuk diperhatikan, apalagi menjelang di lakukannya upaya menuju terbernuknF ASEAN econonic bnmunily, di mana seKor logidjk menjadi salah salu sektor yang pertama yang akan diintegra6ikan. Siapkah seKor logidik kita menghadaFi upaya integrasi ASEAl,l ini? Pemerintah memang sudah berupaya untuk menekan pungutan-pungutan yarE teftait dengan tirEginya biaya logistik namun permasalahan di seKor logistik bukan hanya menyangklt pengurangan on€kos angkd Perkemb€ngan logistik yarE baik ha.us selalu dikaitkan dalam mata rantai suplai dan arus barangy'jasa Ketentuan hukum yang jel6 pun dibutuhkan untuk merEurangi ketidakpastian dalam menjdankan usaha logistik Perlu dipertegas kewenarEan instansi untuk menangani seKor logi6tik yang penting ini, karena selama ini telah te4adi perebutan ka/venarEan antara deportemen perdagangan, departemen peAubungan dan kementerian komunikasi dan inf ormag

SeaLSEl

(4)

KAII'IAR

DAGANG

DAN

IIIDUSTRI

INDOi]ESIA

Ind0nesian

Chamber

ol Commerce

and

Indu$ry

semakin banyaknya likuiditd di p6ar, dan kalau tidak segera dibenahi akan da!€t membawa kita ke arah perangkap likuiditas (rgL/idlty trap)dimana keijakan moneter akan menjaditidak efektif lagi.

Lindkundan Glob6l

nisito te4-inya rese€i dunia sebagai akibat dari kisis seKor keuetlq,e lsuwime mottgagie) di Amerika Serikat (AS) tampeknya telah meogalami penurunan s€ielah dilakukannya beberapa langkah pteempfive oleh Bank Sentral Amedka dalam bentuk penurunan 6uku bunga kebtakannF ke arah 3,5 persen di tahun 2008. s€rta beberapa rencana US taeasury untuk memb€ntu masyarakat kurang mamPu di AS supaya tidak kehiiangan kepemilikan rumah mereka. Namun, tdap saja perekonomian AS akan merEalama p€rlambatan laju pertumhrhan, yang kernungkinan juga akan diikldi oleh sedikit perlahbatan laju pertumbuhan dj beberapa negara di Asia, termasuk China dan India yang merupdkan notor peftumbuhan Asia dan juga dunia. Perlambatan laju pertumbuhan beberapa negara mitra dagang utama Indone6ia ini kemungkinan akan sedikit memperEaruhi taju pe umbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2008 rnelalui sedikit pedambatan dalam laju Dertumbuhan ekspor lndonesia.

Peftiraan pnurunan suku bunga kebiakan di AS (US Fd fun& /alel yan€ cukup signifikan $mpai semester 't tahun 200€ 6eharusnya dapat membuka ruarE gerak yang lelih besar bagi Bank Indonesia (Bl) guna menurunkan kemb€li suku hrnga ketijakannya (8/ rate). Namun karena ancaman iniasi yang masih relatt tinggi (aktbat kenaikan dan tetap tiigginya harga-harga komoditr di pasaf global (minyak dan gas, serta b6han makanan), tampeknya ruang g€rak ttu akan meng€cil dr6tis, kalau tak hendak diketakan hlang sama 3ekali. Ancaman iniasi inijqga dialami oleh n€gara-nogara berkembang diAsia dan Amerika Latn, sehingga diperkirakan akan teiadi pengetatan moneter di negaE-negara yang merEalami tekanan innasi lersebut

Indonesia sendiriftungkin akan bi$ menghindari pro6este4adinya pembalikan arah suku bunga kebijakan-tak perlu menaikkan suku bunga kebtakannnya-asalkan tekanan laju inflag dapat dikurangi dengan beberapa kebijakan pangan, energi, dan perbsikan infrastruKur guna memperlencar distribusi barang dan jasa. Namun tampaknya masah terdap€t kerancuan dalam pembagian wilayah wq /enang dan ianggung jawab yang berkaitan dengan rogiSics antara Depariemen Perhubungan dan Depademen Perdagangan

Irend pelemahan nilai dollar AS yang gudah teriadi selama ini, mungkin akan terus bedangFung, setalan dengan akan makin melebarnya gap 6uku bunga di AS dibandir€kan dengan negara_negara lain Namun, anehnya, hal itr.i tidak teriadi dengan nilai nominal mata uarE Indone€ia (Rupiah), yarE diperkirakan akan mdih 6edikit tertekan di kisaran Rp 9.250 - 9.400 per dollar AS di tahun 2008 Nilai riil Rupiah memang akan tetap menguat, yang beradi akan teidi Pnurunan daya s:ling da produk_produk Indone.9ia di pasar dunia, terutama sekali untuk produk-paoduk hail irdudd manulaKur nonmigas

Pelemahan nilai nominal Rufiah tampaklya dipengaruhi oleh beberape fahor domedik, sePerti naiknya kebutuhan impor baEng dan jasa sejalan dengan kecenderungan teiadinya peningl€tan kegiatan ekonomi di tahun 2008, s€rta bertambah besarnya permintaan atas dollar AS oleh Pertamina memuayai impor minyak mentah dan BBM, sementara penambahan suplai dollar dad ekspor migas tidak masuk ke pasar valuta asing, melainkan larE6ung menambah cadangan devisa Bl.

Tampaknya pen€hematan penggunaan BBM dan peningkatan produksi BBM dalam negeri merupakan suatu keharusan supaya Indonesia tkjak lagi selalu tertekan oleh tingginya harga minyak dunia lronis memaig bila mengingat lndonesa sebagai 3alah 6atu penghasil migaa dunia harus menghadapi masalah setiap kali harga BBM naik dengan peset, demikian pula kalau melorot tajam. Kebuakan pemerintah untuk mempercepat proses produksi migas yang juga disenai dengan usaha penghemalan dan penu.unan konsumsi migas, termasuk pengalihan ke sumber energi yang dapat terbarukan (terewable) tampaknya tidak dapt ditawarta,var lagi. Namun, tentu saja untuk merealbasikannya butuh waKu

(5)

KAITAB

DAGAIIG

DAt'/

II'IDUSTRI

INDoNESIA

lndonesian

Chambef

ol C0mmerce

and

Induslty

Pro6lek Janaka Pendek 12008)

lndonesE sebettllrf -rudah mulai kemMi muncll di dalam radar FDI (foreign direct investment)

Berd6arkan

kajian

EIU

{Economlst

tntelllOonce

Unlt,

2007),

untuk

pcdoda

2007'2011'

posisi

Indone3ia

berada pada urutan 36 dilam daftar penerima FDl Pada pe.iode tersebut' FDI yang maauk k€ Indonega diperkir;kan sekitar US$6,6 miliar rata-rata setahun Daya tadk IndoneEia memang belum sePerti di era 1980-ai. Negar+negara yang menjadi primadona FDI d6/r/a6a ini dan lima tahun mendatang ialah: China' India, dan s€juhlah ' negara Eropa Timur.

Kemunculan Indonesia dalam radar FDI sejalan dengan p€rbaikan skor lingkungan bisnis (tus//,ess envitonnent score) dan 5,39 pada periode 2m2_06 menjada 6'21 Pada periode 200711 Namun, perbG{kan skor yang cukup limayan initak mengangkat peringkat Bahkan, peringkat lndonesia turun satu tingkat' dan ke4d paaa periode 2002-06 menjadi ke€1 peda p€riode 2007-11- Hal initedadi kerena perbail'an lingkur€an bisnis di negara-negara lain pada umumnya letih cepat daipada lrdonesia

BoGh dikat:kan perbaikan yang terjadi di lndonesia baru sebalas memenuhi syarat minimum atau batas invesfmert gtad€. Hal ini antara lain terllhat dad Eaifry dalam risiko bertisnis (he nsk of dotng br/s/ness) yang hanya bernilai C. lbarat dalam penilaian ujian, nilai C adalah betas kelultls€n. Jika sekedar lulus pasp;san-, sudah ba€rE tentu FDI yang masuk pun tidak bi6a diharapkan yang berkualitas tinggi.

AOar tisa meningkatkan kualita6 FDI yang masuk kh{ausnya dan kualitas pertumbuhan umumnya' maka sekedd feuh baik 6aja tak cukuP (good ,5 rot g@d drolgh) Kita harus memaqr diri r.lntuk berbenah lebih seksama, palirE tkJak defigan kecepatan yang samHyukur kalau letih tinggi--{engan negara-negara p€ang utama.

' -

Untuk mer .rjudkan tekad telseh.i, ca€ pandang dan penanganan tak basa lagi/lneat Di dunia yang bercirikan dinamika ;or-lreat kita dituntut untuk menggunakan slhtegi dan pendeketan yang juga bersifat nor4iregr Uraian lebih rinci bisa dilihat pada bagian selanjutnya.

Dengan menyadad bahwE peFoalan-P€oalan dan tantangan-tanta.Ean y€ng menghadang letih bersifat druldural yang membutuhkan perubahan cara pandang dan pendel'€tan baru, maka gerak maju perekommian lndone6ia dalam jangka pendek ke depan tak bba menjanjikan perboikan speKakuler' Misalnya pertumhrhan ekonomi melonjak s€perti chjna. India, dan vietmm Mencapai 7 peFen saja gudah sangat - sulit.

Oleh karena itu, perekonomian lndoneBia 2008 dipe*irakan hanya tumbuh sedikit lebih tinggi da tahun mO7, namun hamptr tertutup kemungkinan li€a mencapai target APBN 2m8 s€besar 6,8 persen Pertumbuhan maksimum diperkirakan hanya sekitar 6,5 peG€n Hal inijl€a d6ebabkan oleh kendala di sisi tur{,ly GuMy conslraifts) yang sudeh barang ter u tak bisa diatasi dalam jarEka p€ndek

Ketefuasan irtradruKur akan menjadi kendala yang kian dirasakan Volume dan kualitas pa6ol6n li3trik praKis tak akan bertambah, s€meftara tarif list ik ur{uk industri akan ter6 dinaikkan. sama halnya dengan kapa6it6 pelabuhan dan ialan yang juga tak akan beranjak dari kondisi sekarang. Sementara ilu, peluang pemompaan dana APBN akan terkerdala oleh rendahnya efeKivita6 perEeluaran peme.intah pusat maupun oaetan.

Kendala infrdruldur 6emakin terasa di luar Jawa, sehing0a poten6i keuntungan dari membubungnya harga-harga komoditae perket[nan dan pertambengan tak sepenuhnya bisa te(wuiud secah odimal. Pa'ahal, booning komoditas perkebunan dan pedambangan bba menjadi pengimbarE dan sekaligua pengompensasi chri berakhimya era kejayaan migas. Selain itu, tambahan penerimaan negara dalam bentuk pa;ak maupun nonpajak bisa disaluftan untuk membantu seKoFseKor maupun kelompok-kelompok ;n;syarakat tertentu yang tertekan akibat kenaikan laiam harga minyak Tidak *Palutnya windtal profit dati komoditas digunakan uduk menambal sutEidi BBM yarE terus menggelemburE, karena sama saja artinya kita menoleranslkan pembor€an energi yang kian langl€.

(6)

|(Ai.lAR

DAGANC

DAN

INDUSTRI

IIIDONESIA

lnd0nesian

Chamber

olCommerce

and

Induslry

Sernentara itu, penduduk di dae.ah luar Ja/va' khususnya sumatera, Kalimantan dan Sula/vesi, peda umumnya menikmati k;hidupan yang lebih baik Hampir seluruh komoditas yang harganya belakangan inl mebnj;k dihasilkan di tuar Ja a. .Keberuntur'an" luar Jawa bedambah karena. tak banyak telkana lmba3 oerla;batan tatu pertumbuhan Industn manufaktur yang memarp terkon5entrasr dr Ja\ /a sayangnya potensl iuar.lawa turaiE bisa Ciofllmalkan karena terkendala oleh keterbata6an infrastruKur'

Tantanoan hlncda Jenoka Menenoah

'1 Permasalahan strategik untuk meningkatkan kualitas pedumbuhan dalam jangka pendeldmenengah meliputi:

wrotg incentive d.ructute yang menyebabkan teiadinya pertumhrhan ekonomi lebih berat ke seKor-senoi nonlrcdabte seFrti telekomunikasi, propedi, dan jda_iasa lainnya Sementara seKocseKor trdable yang seharusnya menjadi basis bagi pettumbuhan ekonomi dan penyediaan lapsrEan oekenaan t*nanran dan industn manufaKur) agak tebengkalai Hal ini teflihat jelas dalam benumoutrjn seKorai PDB {Produk Dom€6tik Bruto}, di mana s€ktor penanian hanya bertumbuh sebesar 2% - 3% dan seKor industri manufaKur hanya tumbuh sebesar 40,6 - 5% saja Kecenderungan inijuqa terlihat dari relatif rcndahnya laju pedumbuhan kedit F€rbankan ke seKor pertanEn dan indwtri manufaKur yarE fi?€iih single digit Harga saham di Burse Efek Jakada juga mencerminkan srstem insentif yarE kurang sesuai ini, yang mana saham_saham perusahaan yang bergerak cli sektor iidustri manutaKur dan juga pertanian (nonperkeb/nan) p.aKis tidak terlalu meningkat secepat peningkatan harga saham seKoa pertambangan, paoperti, dan telekomunikasi. Dalam-hal ini diperlukan peran kebijakan pemerir{ah untuk benar-benar mendorong sektor penanian dan industri manufaKur, guna mengimbangi perkembarEan yang signifkan di seKor€eKor '|or' Irsdable teBebut yang di antaranya disebabl€n oleh peningkatan harga komoditi dunia Dengan kata lain, dibduhkan kebijakan yang kompreherFif bagi seKor pertanian lapa kabarnya revitalisasi pedanian yang dicanangkan oleh Pemerintah?), indLdri manufaldur yang padat karya, dan sektor energi.

cejala ./obless gtdttth yang sebagian merupakan danpak globalisasi di mana industri padat karya pindah ke negara-n€gara lain yar€ letih menjanjikan dan kegagalan klta untuk menaikj jenjang j(emajuan teknblogi. Keadaan sangat mendesak untuk menciptakan lapangan kerja. Bilamana hal ini gagal dilakukan maka rigko koniik so6ial, beik didesa maupun dikota aken meningkatdengan tajam.

Ada s€macam 'clisconnecl' atau 'decoupling' antara seKor linarEial dan seKor fiil, suatu hal yang akan mengganggu kelanjutan pertumtuhan ekonomi. Selama ini kelebihan dana di seKor keuangan di6erap clalam SBI yang juga nemakan biaya yaru tidak 6edikit bagi bank senkal (leuh dari Rp 20 trilaun per tahun). Perbankan mengalami ma€alah dalam melakukan dnjaman. Bahkan, karena prGpek usaha domestik yary tidak menjanjik n para peng6aha erEgan untuk mencai*€n Finiaman yarE telah dis€tujui perbankan (de\tasa ini, kredii yang tidak digunakan telah mencapai leiih dari Rp 150 triliun).

Teadapat kecenderungan meluasnya dualisne ekononi. Pertumbuhan cenderung tePusat pada seKor-sektor kegiatan ekspor (tekstil dan produk tekstil, alas kaki, eleKroniK perkebunan dan pertambangan) dan investasi baru berada di lokaai yang ideal dengan kegiatan ekspor (di Batam misalnya). SeKoa-seldor lain, yang pada umumnya berorientasi koaFurnsl dom€stik dan menyerap tenaga kerja yang tinggi, laju pertumbuhannya rendah eperti seKor Prtanian Pangan dan LIKM

lmplementasi regufasi di Udang planning, ptogtamming and budgeting yang menghambat prces pernbangunan karena proses anggaran s€rirE tidak terkait dengan kebiakan pokok lerlalu rumit, tidak fleksibeldan tidakdapat mengakomoda6i program dan proyek yang multi-year' Akibatnya back-toading kegidan meriadi semakin parah, dan penyele6aian proyek multi-year berjalan lambal

Buruknya kualitas kebijakan, cenderung ad hoc karena payung kebijakan menyeluruh tdak dipersiapkan, mengakibatkan kredibiliias pemerintah yarE rendah dan lidak meningkatkan iklim Itsnas

f ^ .*-l

(7)

KAMAR

DAGANG

DAN

INDUSTBI

INDONESIA

lndonesian

Chamber

0lComflierce

and

Industry

dan iNestasi. Contoh terakhir dalah respons terhadap kenaikan harga minyak bumi. Tidak adanya kebijakan ene.gi yang komprehensif dan toDrsl telah mengakibatkan penbahasan menladi tidak konseptual. lekn8 dan beldlmercl langka pendlk

. Buruknya kerangka implemedta6i kebijakan lintas seKoral Hal ini tenrtama b€rkaatan derEan wg/venang yarE tadak jelas dan anggaran lintas seKoral yang tidak adaterbatas bagi /6ad organizations yang dib€ti tvgaa.

2. Untuk memelhara dan meningkatkan daya saing dalam jangka panjang, sekarang ini kita hendaknya

Kebijakan strategik dan kerangka imdementasi lintae seKor yang.obusl Setidaknya untuk bet€rapa rnasalah yang penting seperti kebijakan energi, perluasan kesempatan l(e4a, aurset arcl sunise indrrsfres, ir{egrasi teknologi, perencanaan tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan untuk industri_ industri lertentu.

Pemerintah pedu membuat agenda besar tentang retormasi administrasi negara. Refomasi ini hendaknya lebih dari sekedar kenaikan gaii dan perubahan job description. Reformasi proces ketiiakan merupakan komponen yang sangat pentirE bagi negara modern yang senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah lintas sektor, ma6alah comdex emergencies, masalah tak terd(€a yang timbul dari proees globalisasi dan regionaliBasa. Satu sama lain, hal-hal ini menuntut

.espons yang c€pat dan memadai dan cEo pemenftah. Dalam pada itu, kemampuan kaitor Kepr6idenan dalam bidang kelijakan stctegik sangat terbatas

Rekomehde3i Kdin lndon€!|,

MerEimplementaejkan Program revitalisasi pertanian dan p€d€aan.

Meruidegr6ikan kebijakan pertanian, industti, dan energi nasional, sehingga tercipta suatu sinergi dalam mengoptimalkan segala potensayang kita

miliki-Menghilangkan segala hambatan ,€ng membuat produksi dalam neged kian telsisih di pasar domestik.

Mengamankan tatgel lifting minyak mentah egar tekanan defisit APBN bisa diminimalisasikan; seraya mendorong diversifikasi energa, terlrtama menirEkatkan penggunaan energi yang terbdrukan. MenirEkatkan dan memPrcepat Pmbangunan serta PeDaikan kordisi infrastruKur di luar Jawa. Menetap*an r€ulasiruarE langkupdan koordinasi pemerintah tentarE l€istic (siapd yang mengkoordinir) agar mampu mendukung supply chain da seKor-seldor yang export onented dan agar dapat terintegrasi derEan sidem produkaiglobal

Memperdalam fixed cafital formation dengan meningkatkan secara signlfikan polsi investasi dalam bentuk permesinan.

1 2

3.

5. 6.

(8)

|(AIIIAR

DAGAIIG

DAIi

INDUSTRI

INDONESIA

Indonesian

Chambef

01

Commerce

and

Induslry

IAUEIEAUI: TEKANAN

INFLASI

KARENA

HARGA

PANGAN

DAN FENOMENA

KEEUIUHAN

ENERGI

Pengumuman resmi Badan Pu6at StatiSik (BPS) tanggal 3. Desember mo7.tentang laju inflasi bulan No;mber yang mencapai O,18 pe6€n per tahun sedikit membedkan harapan Laju inflasi kumulatif tahun kalender (GnGi - Nor'ember) 2oo7 adalah 5,43 PeFen yang sebenarnya tidak tedalu tanggi Maksudnya' apabib l;ju inflasi bulan Oesember dapat dikendalikan, maka target laju inflasi 6'1 persen tahun 2m7 mungkin ;kan tercapai. Kontnbusi kenail€n harge bohan makanan lerhadap laju inn-asi Indonesia masih cut<r.ip tjng€i, yang umumnya harga-harga ini meningkat lagi pada bulan Desember 2007 karena fenomena hara-hai besar keagafi aan.

Tidak dapat dimungkjri bahwa kenaikan harga minyak dunia sampai.s€kitar US$ 100 per barrel telah membawa konsekuensi be63r begi seKor pengan dan energi di dalam negeri menjadi sangat berat Pro6esnya memang tidak langFung, tapi meldui fenomena seb€gai berikut. Meningkatnya harga rninyak bumi dunia m;ndorong beb€rapa negara untuk me4,embangkan ene€i alternatif berbahan baku biologi (btfouels) sehirEga permi;taan terhadap minyak nabali dunia menjadi meningkat pesat Akibatnya harga dunia komoditas minyak dan temak yang dapat digunakan untuk ene.gi menjadi meningl€t tajam Harga dunia minyak sawit mentah (CPO), jagung, kedelai, tebu, tapes€gd' dan lain_lain yang selama ini digunakan sebagai sumber pangan dan minyak nabati meningkat sangat 6ignifikan sepanjang tahun 2007

Demikian pula, harga komoditas parEan dan kornoditas slrategis pertanian lainnya seperti gandum' beras' daging, susu, dan lain-lain juga ikut meningkat karena biaya angkut dan distnbusi lainnya juga meningkat Ba-hk;n, peningkatan harga minyak dunia ini telah menyebabkan pola kenaikan harga komodilas pangan dan pertanian, yana biasanya musiman, lcni menjadi permanen. Tidak mustahil saat ini tdah terbentuk suatu pola, struktur dan sistem perdagangan dunia yang berubah si€nitikan dib€ndingl€n pola ljma tahun atau satu dase wasra lalu atau mencidakan ke€eimbdngan baru perdagangan dunia

secara global, kenaikan harga-harga ,n, "o","n rL tenomena "suppt @ndrairts' dalam beberapa komoditai penting, yang sebenamya juga berhubungan derEan semakin jatuhnya nila mata uang Dollar Amerika Serikat (ielatif terhadap mata uang lain di dunia) serta perg€seran aset beberapa komoditas karena t(etidakpaslian pasar keuangan global Pasar minyak mentah dunia bahkan semakin menlFs sejak pertengahan taliun 2007, bahkan berlanjut sampei kuartal ketiga dan keempat, sesuatu yang sarEat tidak biasa, karena pada musim dingin di lElahan bumi utara, volume perdagangan minyak dunia biasanya meningkat Para analis memr€*irakan bahwa faKor gangguan cuaca dan angina topan di Meksiko dan North Seajuga berpengaruh terhadap suptai minyak dunia, sertia ekspeKasi gangguan produksi minyak pada produsen minyak l€rena instabilitas politik di Timur Tengah, antisipa6i serangan Amerika Serikat ke l€n, serta diplomasi frontal Hugo Chavez di Venezuela.

organisasi Negara Exportir Minyak OPEC memang telah sepekat untuk segera meningkatl'€n produksr minyak sampai 0,5 juta bafiel per hari p€da tanggal 1 November. Namun demjkan, tanpa faKa dan langkah nyata di lingkal lapengan oleh masing-masang negara anggota, target peningkatan produksi tersebut cukup sulit untuk tercapai. Bagi lndonesia sendin, upaya menaikkan Produksi untuk menembus satu juta barrel per had sangat jauh dari kenyataan. Persoalan lama di seKor hulu produksi minyak mentah, umur sumbet-sumber minyak yang cukup tua di beberapa tempal cadangan sumber rninyak baru yang sulit diproduksi karena terlalu lamanya proses nonleknis, juga telah cukup merepotkan bagi Indonesia unttrk'memetik manladf dati kenaikan harga minyak dunia tersebut. Tidak mustahil, iingkat kesehatan anggaran negara (APBN) justru akan terancam, apebala Indonesia tadak cukup realistis merespon perubahan harga dunia ini Tanggal 5 Desember 2m7, pera menteri perminyakan OPEC kembali akan bertemu untuk membicatakan ketraran kenaikan harga minyak dunia saat In

(9)

r Sl

xltrln olcANG

DAN

tNDUsTBt

tNDoNEstA

rt<7 fu, lnoonesian

Chambet

0lCommerce

and

Induslry

H'+*+S

haroa06drAmenkaSenkanarkll,5persen,s€suatuyangseharusnyadapatdimanlaatkansebaik-baiknya olei tn'oonesra sebagar salah satu produsen gas tefbesar di dunia Nasib serupa dialami oleh ptoduk

tambang

lain

seperti-timah,

yang

ma€ih

be*utat

dengan

percoalan

3truhufal

di dalam

negei mulai

dari

metuasn'ya pertahUarEan ilegal;tau tanpa ijln Maksudnya' kenaikan harga dunia timah Eampai 7 pers€n mungkin'saja erhubuigan d;ngan upaya Indonesia yang mengurangi ekspornya untuk mengatasi persoalan strutiurd di aas. Nam-un, lugi dapat dianikan betapa pellang yarE sedemikian besar sama sekali tidak dapat dimanfaatkan oleh Indonesia, yang pada era 1970 dan 1980an pernah sangat jaya dalam menguasal pasartimah dunia

Haroa komodlas peiantan secara rata-rata naik 3 pers€n selam bulan oldobef, terutama karena dorongan t<anirkan mrnyak nabati dan bahan t€rlemak lainnya yang mencepca I Prsen Sebagaimana disebutkan Gebelumnya, Prmintaan yang tirEgi terhadap bic'fuel dan.penurunan produksi kedelai di negara-n€ara orodusen - utama seperti Ametika Seriket Br4ll dan Argeniina telah gemakin meniFiskan volume berdaqanoan mrnvak dan lemak dunra. Melonjaknya harga minyak kedelai dunia sampaa '12 Prsen, serta 'narga-miiyat

kelapa dan mrnyak bI sawit (p6lm Rffiel cil=PKOl8'5 persen iuga menunjukkan semakln landkanya - komoditas minyak nabati di pesar global Demikian pula' k€naikan haQa l€ret alam sampai 8 perien juga sangat berhubungan dengan semakin tingginya harga minyak mentah dlnia' sebagai bahan batu karet slntais. Penurunan ekspor Thailard karena kehrtuhan domestiknya yang Eemakin tinggr' serta lambatnya Indonesia melakuk€n peremajaan pohon{ohon karet tua berumut puluhan dan ratusan tahun' juga telih m€ngangkat harga karet clunia diatas US$ 2,25 per kilogram Harga kop duniajuga naiksempai5 'pelrsen

xarena suplai yarE menurun terutama di Brazil, Vietnam clan lndonesia

Sebagai salah satu produsen *ot-n"" p"rt"niJit"rnama, terutama dalafi subsektor pelkebunan, Indon;sia seharusnya mampu memetik manfaat yang besar dalam fenomena kenaikan harga global tersebut.

Akantetapi'ha|yangdia|amilndonesiajustruterbatikPetani|ndonesiayangsebagianbesarberskalakeci| dan rumair tangga j6tru harus menar€gung belEn yang jwa berat karena pengembarEan agro-indudri di

dalam negeri sAkan berjalan di tempet. Dbampang itu, abseflnya kejelasan strategi pemihakan kepacla pelaku kecil dan menengah, ketidakhandalan n€ara dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan ;konomi di dafam n€eri, fial,a windtdl ptofit dati perubahan kondisi eksternal saat ini justru dinikmati oleh hanya segelintir pelak-u saja. Contohnya, drama melonjaknya harga minyak goreng di dalam negeri yang ikut beriontrilusi pada l4u infla€i di dalam n€eri lebih bnyak disebabkan karena hampir semua pelaku lebih tefiank menjual produksi CPO ke pa6er dunia, karena harganya memang sarEat tirEgi di atas US$ 800 per ton.

Komoditas perkebunan lain s€perti koPi, karet, cokelat, tebu, tembakau dan lain-lain seharusnya mampu membawa kesejahteraan petani dan keluarganya. Upaya untuk meningkatkan tingkat kebersaingan (corrpfifieness) produk hitir atau prcduk turunan dari komoditas perkebunan strat€is di atas kadang harus ierakhir dengan penderitaan pe{ani. Tingkat harga r€lani ltam{da picel masih saja cukup renclah dan amat jauh dari tingkat harga (acuan) internasional yang berlaku' sehingga produk pertanian Indonesia memang selalu kalah bersaing di pasar dunia. Fungsl nilaitambah s€dikit sekali yang dapat dinikmati oleh petani iarena minimnya insentif yang diberikan pemerintah kepada, lemahnya kapagtas kelemb€gaan dan aikap kewirausahaan yang dimiliki petani, kelompok dan hasyarakatnya Dalam istilah ekonomi politik' komoditas pertanian Indonesia banyak menderita k€agalan pasar dan kegagalan pasar ekaligus

(10)

|(AMAR

DAGANG

DAN

INDUSTRI

IIIDOI,IESIA

Indonesian

Chamber

0l Commelce

and

Indlstry

Rekomendasi kebijakan bedkut perlu dijadikan acuan langkah ke depan Pedama, para perumus kehjakan' nirinif p"rtu f"Uif,i""fi"tis data; menyii<apidan meng€ntisipasi perubahan harga-ha.a komodiles pentin9 dr

dunia. Kenaikan

herga

mlnyak

mentah

dunla

yano

lanoat

di lutl krtrltnn paflu

dir66pon

dengan

lcbija|(an

amoaEn varlg memadar. Apdbita pemenntah a€cara potitik telah bertekad tjdak akan meflaikkan harga ;;;; bak;r ;rnyak (BBM) di datani negeri, maka pengamanan dalam kebiakan fskaljt€a Pedti disusun secara hati_hati. ' Angoota parlemen peilu secara bahu-membehu bersama kelompok masyarakat madani oi" o.."iimit senoiii oeriorus pad; peni4katan kesejahterasn rakyat. Pentngkatan produksi minyak r"nrln oor""t* wqib me0adi frioritai t<etilat<an di sektor penamb€ngan dan enetgi' jika mas|h 'ngin menjadi negaE net-expodet mlnyak.

Kedua, penirEkatan produksi peng€n penting wajib menjadi acuan kebijal€n b€ik.ditingkat pusat, maupun di trnoket orovi;i dan kabuDatery'ko6. Fokus utamanya adalah p€da emp€t komoditas pangan strategis: t!er6,

|ao-uno''kede|a|dangu|ayamsaatsedangdipefJuangkan|ndon6iada|amKe|ompokG33darioroanisasi Firc"l"-an Duniajvwo). kemudran dukungan Infrastruldur dan tlngkat de€a daerah dan prounsl perlu

drtadik-an;.xed varsble, sesuatu yang wajib hadir dalam perumusan kebijak€n ekonomi untuk peningkatan produksi pangan domestik tersebot.

(11)

|(AIJAR

DAGANG

DAI.I

INDUSTRI

INDONESIA

Indonesian

chambet

0t commerce

and

Induslry

!!lue!B9r!L! : SUMBER

PERTUMEUHAN

EKoNOMI

D.noan

dlcaoainve

ttnokst

Dertumbuhan

e€b€sal

3,9 p€rc€n

pada

trilYulan

lll 2007

\quatlq

to quaner)'

""""'ra ruruiatr 6.,trriuuh;n ekonomr tndon€6ia selama tiga triwdan pertama tahun 2007 mencapai angka sekitar 6.3 Derseir. Dbandingkn derEan angt€ pertumbuhan pada periode yang salna tahun 2006 yang r-"nJou, J.iit", 5,3 persen; angka -rni meiunluttan perc€petan ekonomr' yang tenlama teqadi p6da triwulan lll2007.

Potumhth PDB

H$ge

Konsbn

m00

nrnutut

Pcng$narn(%)

Memb€iknya pertumbuhan ekonomi terriama didukur€ oleh kenaikan ekapor tErang dan iasa sebesar 8,8 persen, di;ana ekspor b€rang saia selama periode Januad_September 2007 menoalat pertumbuhan sebesar iz,s pirrsen. Membaiknya kinerji ekspor seiak tahun 2006 masih tetus liedaniut hingga bulan september 2OO7;dan ini terutama dbebabkan oleh membaiknya harga beberaPa komoditas ekPor' seperti minyak kelapa sawit, kare,t, dan komoditi pertaftb€ngan non migas. selain beFumber dad kenaikan ekspor, relatif tingginya pertumbuhan ekonomi juga ber6ai dari kenajlan koFumsi masyarak€t' yang pada tiwulan lll 2007 inenyumbarE pertumbutiai sebesar 3 peFen dari total pertumhlhan ekonomi sebesar 6'5 persen

Menrmkatnva dava beli masvarakat pada tahun 2007 ditunjukkan oleh Prtumbuhan konsumsi rumah tangga vanq ;enc;pais€kitar 4,9 p€rsen pada liga triwulan pertama tahun 2007, dibondingkan dengan peftumbuhan i<onir.rmsi yang hanya mencapai 2,97 persen pada pedode yang sama tahun 2006. Dampak kenaikan harga BBM pdd; bulan Ottoler 2@S tiOat tagi berperEaruh tehadaP tekanan inflasi pada tahun 2m7 sehirEga menjrEkatkan daya beli masyarakat secara keseluruhan sampai akhir tdwulan lll 2007 Tingginya kenaikan koisu;si rumah iangga, yang terutama teriadi peda konsumsi kelompok bukan mal€nen yang menc€pai 5'6 persen, menunjukka; bihwa kenaikan tersebut latih diEebabl€n naiknF koosumsi kelompok ekonomi menengah ke atas.

Sementara itu membaiknya investasi sudah mulai tealihat dari arEka pedumbuhan pembentukan moda tetap bruto (PMIB) yang meniapai 7,9 peF€n pdda tlga triwulan pertama tahun 2007 CukuP tingginya minat inved;i teruiahaierjadi pada triwulan t2m7, yang dluniukken oteh kenait€n tingkat investasifisik sebesar a,a rFJt*n (yeat on ied) pada prjode ter€ebut. Namun karena kontriblsi konponen ini hanya sebesar 24 4 pedn paci Produt'oomdstik Bflrto 1PDB1, mata ia hanya memberi sumberEan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 1,9 p€rsen dari p€ftumbuhan sebesar 6,5 pet.€n lyeal on yearl

Rendahnya sumbangan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi memang menggambarkan relatif masih rendahnv; minat investasi secara keseluruhan Pembentukan Model Tetap Domestik Bruto masih terkonsentrasi datam bentuk konstruksi dibandingkan dengan bentuk investa6r lainnya. Dengan kontnbiioi sektor konstrulsi yang mencapai sekitar 74,9 persen dalam inv6tasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto), maka selaor ini mendominasi gambaran pedumbuhan investasi secaE keseluruhan, yang daPat dikatakan tidak menggamberkan iruest6i sebenarnya pada seRor Fodul€i riil

4 9 4 7

8 8 6 0

6.3

3.0 0 5 1 9

65 2 2

-2.6 5.3 2.2 € 4

(12)

KAITAR

DAGANG

DAII

INDUSTRI

INDONESIA

lndonesian

Chambef

0l Commerce

and

Induslry

MeskrDun demrkian. pada triwdan lll 2OO7 pedumbuhan investasi untuk Mesin ctan Pedengkapan Dalah Neoei dan untuk Me6in dan periengkapan Luar Negeri sudah menunjlkkan peningkatan yang cukup berartl,

vait'u

maslno-maslnq

me

r\$@l2|..E%

da 24,2%

lye* M yaei Tctafi'

krrcna

kontdbulinya

yang

$ngal

l"lir orr".-pemoeiutan M;al Tetap Oome3ti( yaitu ma6ing-masrrE hanya sebesar o,7% dan 2 8%, maka kanaikan te6ebut belun berhasil meningkatkan pedumbuhan irwestaais€cara berart'

Darisi6iproduksi.kemikanproduksitertinggj(selamatigatriwu|anpertamatahui20oT)|agj-iagiterjadip6da setco, pdrUangk&an dan komunikasiyalE mencapei pertumbuhan sebesat.l2'2 ..€rcen Kenaikan terting€i

kedua ;da-hh;ktor listri( gag, dan air bersih yang mencepai kenaikan sekitar 10,3 persen' yang terutama te;jadi dafam triwulan ff 20o/. Karena *era quanar to quarter pedumbuhan seKor trstnt!.gas, dan air be6ih

padatriwu|an|||2ooTnencapai3'6pel3en'yang|ebihrendahdaipenumbuhanped.atriwu|ansebe|umnya i4.9%). Menrnqkatnye produl6l gas memegang peranan perting pada pertumbuhan seKor ini' karena

melamtBnnya proOufsi ti*lf dewaSa Inl menyebab*€n sub 6€Kor listnk terus merEalami penuninan ;rd;buha; ;|ak triwulan | 2007, yang dikha '.trl€n alan menyebabt€n teqadrnya kelangl'€an hstlik di iahun-tahun me;datang. setama tiga tflwulan pertama tahun 2007 pertumbuhan s|lb€el(or Lisl.k tercatat 6ebesar 8,5 persen, s€;entara kenail€n pda 6ubaeKor Gas Kota mencapai hamprr 26 pelsen'

MenirukatnyapembangunanseKo.plopertijugase[€kinpesatse|amatahun200TPadatriwU|an||12007 seKorlonsiruisi meniatat pedumbuhan selie€ar 7,5 pe6en \yoe on yeai sehlrEga daldn tiga tiwulan

pertama tahun 2OO7 mer€al;mi kenaikan seb6ar 8,3 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa minat investasi iang cukup tinggi baru terjadi di seKor konBtrubi dibardingkan minat invetasi di seKor lainnya

Se|a.nkenaikanyangreidiftinggipadake|igaseKorteGebutdiatas'kineq.apelekonomians€|amatahun 2007 juga didorong ;kor perta-nian yang mencatat pertumbuhan sebesar 8'9 persen pada triwulan lll m07

lyea'oi year). M;mbaiknya harga kornoditas pertanian di pasar.dunia telah memac! pertumhhan p'oduksi paOa se*or tirseOut, yang terutama tetada pde sub seKor perkebunan Pada triveulan lll m07 sub€€Kor oerkebunan mencatat pertumbuhan €ebesar 33,7 pers€n terhadap tliwulan sebelumnya, m6kipun secara i<umulatif untuk ti€E triwulan pertama tahun 2007 hanya tercatat penumbuhan sebeser 2,4 persen. Selain sub-seldor pe*edunan, slrb ;ktor Perikanan juga mencatat pertufibuhan yang lerq(i yaiiu mencapai 5'2 Dersen pad; triwlfan lll2OO7 lyear on yeat\, atau sebesar 4'8 persen selama tiga triwulan pertama tahun 2N7.

Sememara itu, meskipun seKor industri p€fEolahan padatdwulan lll2007 hanya tumbuh sebesar 4,5 persen' fuear on veari, namun seKor ini termasuk penyumbarE pertunbuhan yang cukup tinggi di antara 3€mbilan ".ttor taiimva. Dilihat dari sumber perlumbuhan menurut s€Kor, seKor pertanian merupakan Pnyumbang Dertumbuhan tetesar, yaitu seb6ar 1,3 Pe6en dari pertumbuhan ekonomisebesar 6 5 pe6en pda tiwulan itt 2oo7 Kemudian penyumbang tebesar lainnya adalah seKor industai dan seKor perdagarEah yang masing-masing menyumbang Sebesar 1,2 persen.

P€rtumbuhan PDB HargE Kon.t{ 2000 Menurut Sddor {%}

122 6 5

1 2 0 5 1 2

5 - 0 5

1 5

2.7

3 5

Oodtl BruL LnF

(13)

Ml\,lAR

DAGAT{G

DAil

INDUSTRI

IND0NESIA

Indonesian

Chamber

0l Commerca

and

Induslrv

Dilihat menunrt $rbeKoa, pe umbuhan pada 8ub-s€Kor Industri migai yang mencapai 4,4 Persen, terutama

dlsumbargkan

oleh

Indust

gs alam

yano

mencapql

pcdumfuhan

grb.lal

C,5

pcrurn

pada

tdwulan

lll 2007.

Sedangkan darl suLseKor indudrl nonmigEs yang trmboh 3etE6ar 4,6 persen, pertumbuhan tertingqi tetjadi pada indu*n abt arEkul me.in dsn peralatannya yang m€ncaP€i 10,7 perBen Pertumblhan yang juga relatif tirEgi tedadi Fda indua(ri semen dan berary galian bukan logam seb€ar 5,2 peFen

Pedumbuhan indu6 i tel€til, berarE kulit, dan alas kaki yang terus furun sejak fiwulan | 2007, menyebabkan irdu6tri ini selama tiga triwulan pertama tehun 2m7 mencatal Prtumbohan negatif Bebesar _2,2 pe6en Oan pertumbuhan n€gatif juga teiadi pada industi kayu dan hasil hutan lainnya, yaitu sebGar 1,72 Per*n selama tiga t iwulan pertama tahun 2007.

t{glt,,.v^tl

(14)

|(AIIIAR

DAGANG

DAN

INDUSIRI

INDONESIA

lndonesian

Chamber

0lCom|nerce

and

Industry

!!UP!&9SL!:

GATATAN

PERKEMaANGAN

SEKToR

lNDusTRl

strultur

ekonomi

IndoneEja

telah

mengalami

tran6f0rma6i

slruKural

seperti

yarE

terjadi

di bebagai

negara

[image:14.595.79.516.221.358.2]

Transfomasi ini ditaMai dengan semakjn tingginya kontribusi sektor industri dan beberapa seKor lainnya, sementara kontribu5 sektor pertanian semakrn kecil. Pada tahun 1968, seKor industi manufaktur Indonesia hanya membera sumbarEan sebesar 8,5 prsen terhadap keseluruhan peekonomian (PDB), sedangkan seldor pertenian henjadiseKor der€an peran tertinggi untuk perekonomian, dengan kontribusi sebesar 51 persen (lihal Tabel 1)

Tabel 1. Pe.sentase Produk Dom€stik Bruto Men!rut

1964

- 2mr

13,9

'Kuartal '1 2007

Catatan: 1)Lainnya terdiri alas sektor listrik, gas dan air minum, konstruksi, perc,agangan, pengerEkutan clan komunikasi, b€nk dan lembaga keuangan, sevra rumah, pemerintah, dan jasa-jasa

Sur,rer diolah dari BPS (2007), Depperin (2007)

Semenjak Orde Earu hingga saat ini, perkembangan iMuslri telah mengubah struKur perekonomian lndonesia Antara tahun 1970an hin€€a tahun 2000an, peranan seKor indudri menimkat pesat menirEgalkan seKor pertanian yang kontribusinya semakrn menurun. Pada tahun 2006 aiau dalam waktu hampir empat dasawarsa peranan sektor industri manutaldur telah mencapai 28 persen dari PDg Sampai kurtaltahun 2007, persentase sumbangan seKor industrisedikit menurun menjadi 27,6 persen

SeKor industri manufaKur Indonesia tumbuh jauh lebih lamban sesudah krisis 1997. Sejak krisrs ekonomi Asia sampai 2007, pertumbuhan seKor industfl manufaktur hanya meningkal dengan laju satu digit. PerkembarEan yarE teBendat€endat inijauh bebeda dengan masa sebelum krisis pecla saat seKor irdustri manufaK$ dapat tumbuh dengan dua digit {Kuncoro, 2007) Sdama tahun 2004-2007 industra tumbuh sekrtar 4.64.40,6.

lndustri ManufaKur

(15)
[image:15.595.71.518.133.401.2]

I(AIVAR

DAGANG

DAN

INDUSTRI

INDONfSIA

Indonesian

Chamber

ol Conmerce

and

Induslry

Tabel 2. P€rtumbuhan Ekonomi Indonosia Tahun 'l90t2()07' (YoY)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Pe kanan

4 . 4 2.8 3 4.5

2 Pertamb€ngan Dan Penggalian 6 . 7 4 5 3 1 2 2 5.6 3 IndustriPengolahan 1 0 . 9 6 . 4 4 6 4 . 6 5.4

a . l n d u s t r i M I G A S 4.7 1 . 9 -5.9 '1.2 4.7 b. Indugri bukan Migas 13.1 5.9 5 3 8.'l 4 Listrik. Gas. Dan Air Bersih 1 5 9 5 3 6.3 5.9 4.2

5 B A N G U N A N 129 7.4 9 9.3

6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7.9 8.4 6 . 1 8.5

7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8.5 13.4 1 3 . 6 11.1

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Persh. 1 1 7 7 6 . 8 7.1

9 3.3 5 4 5 6 2 7-O

Perekonomian Nasional {PDB) 8.2 5 7 5.5 6.0 'Kuanal 1 2@7

Sumber: diolah dari BPS {2007); Deppein (2007)

Empat penyumbang industri manufaKur yang utama yang berperanan dalam pembentukan PDB indudri pengolahan non-migas selama 1995-2007 adalah industri alat angkrl mesin dan peralatannya (29,4 peEen)l industri makanan, minuman dan tembakau (27,1 pelsen): industri plpuk, kimia dan barang dad karet (12,6 persen), serta indu6tri tekstil, barang kulit dan alas kakj (12,4 pers€n). Caban$cabang industri latnnya memiliki peran di bawah 10 pelsen (Lihat Tabel 3). Di awal tahun 2007, sumbangan cabang industri alat angkut, mesin dan peralalannya merEalam, pningkatan manjadi 34.6 persen, sebaliknya cabang industra makanan, minuman dan lembakau sumbangan lerhadap PDB sektor indGtri mengalami penurunan. Cat€ngF cabang industri lain yang memiliki sumbangan cukup besar adalah cabang industri pupuk, kjmia & barang dari karet ('18,6 persen), dan industritekstil, barang kulit dan alas kaki (10,4 persen). Cabang industri logam dasar mengalani peningkatan sumbangan dari akhir tahun 2006 sebesar 2,8 persen menjadi 8,6 persen di awal tahun 2007.

Pada awd tahun 2007, indt,stri alal angkut, mesin dan peralatan menjadi cabarE indugri dengan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 31,2 persen. Industri pupnk, kmia & barang dari karet menjadicabang indu$ri dengan laju pertufibohan teninggi kedua, sebeEar m,2 pe6en (lihat Tabel 4). Cabang inc,ustri yang mencatat perlumbuhan negatif tertinggi adalah indudri barang lainnya dengan F€rtumbuhan sebesar -29,9 persen, diikni jndustri kertas dan berarE cetakan dengan laju prtumbuhan sebesar -16,3 persen. Pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada kuartal kedua tahun 2007 mencapai 7.3 persen, letih tinggi dibandrngkan pertumbuhan ditahun 2006 yang mencapai 5.3 persen.

(16)

KAI!]AR

DAGANG

DAN

INDUSIRI

INDONESIA

lndonesian

Chamber

0i Commerce

and

Induslty

POB Sektor Induslrl Tahun 199t2007'

ab€l 3. Peranan lnduatri nou

!,l4gr1r jl!!r!tt!d!l@:I!!!@/ 47.1

#.:3

29il

n,r

trt

2

Irlgi-l; Btg. Kdite AErd*t

*2

:!3.8

1?i5

12.a

'tut

3 Brg Kayu & Hasil Hutan 5.7 5 . 4 5.8 1 . 8

Kertas & Batang Cetakan 5.8 5-2

5

Ftt{lri Xj@&:qa4gqi:ryr$

'13.!

t?.1

41fi

rt3

6 Semen I Brg. Galian Non-Logam 3.9 3 9 3.8 3.6

7 Logam Da$r, Besr & Baja 2 . 9 2.9 2.4 8.6 8 Alit:lltjgiqtl,;rfi e*l4a Fe{aldanP}"

12.4

27,4

34lt

I Barang lainnya 0.6 0.9 0 . 9 0.9 5.7 Total lndustri 100 100 1 0 0 't00

t m

'Kuatlal 2 2007

Sumberi diolah dari BPS (2007), Depperin (2007)

[image:16.595.77.496.343.586.2]

xn+mo7,

Tabel 4. Pertlmbuhan Induatri ilon-M oYl Tahun

1005 XN

2m5

ax,o

NV M-

m7

1 Makanan, Minuman & TembaLau 1 6 . 5 1 . 4 2.7 7.2 1 . 2 3.1 2 Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 10.4 4 . 1 1 . 3 1 . 2 -10.3 {}.9 3 Barang Kayu & Hasil Hutan 3 -1 -t0.3 3.6

Kertas & Barang Cetakan 1 3 . 5 2.4 2 . 1 -18.3

- t . 0

5 PupuK Kimia & Barang dad Karet 1 1 . 9 I 8 . 8 4.5 20.2 10.6

6 Semen & Brg. Galian Non-Logam 20.1 9.5 3 8 0.5 3.'l 2.7

7 Logam Dasar, Besi & Baja 1 8 6 -2.6 4.7 4.7 0.8

Alat Angkut, Me€in & Pe.alatan 7 . 7 1 7 . 7 1 2 . 4 7.5 31-2 17.2

I Earang [ainnya 8 . 9 1 2 . 4 2.6 3 . 6 -29.9

Totallndustri 1 3 . 1 7.3

'Kuatlal22

Sumber diolah dari BPS (2007), Depperan (2007)

Jika didefinisikan, sunrise indus!ry edalah cabang industn yang parEsanya besar dalam sektor industri dan memiliki pertumbuhan di at6 rata-rata industri. Berdasarkan tal€l 3 dan tabel 4, industri yang termasuk sun ise indugry aatalall indudri pupilk, kimia & barang dai karet dan irdudtri alat angkut' mesin & peralatan Di sisi lain sursef indjstry adalah cabang indutrj yang perannya kecil dalam indu$ri manufaKur dan memilikr pertumbuhan di bawah ;ata-rata industri Berdasark€n tabel 3 dan tabel 4' industri yang termasuk st/,set industry adalah industri semen & brg. galian non-logarn, industri Ltarang lainnya' industri kertas & barang cetakan, industri brg kayu A hasil hulan (lihat Tabel 5).

(17)

IOI/IAR

DAGAI'IG

DAI{

II{DUSTRI

II{DOI{ESIA

Indoneshn

Chamber

ol Conmerce

and

Induslry

label !. Kldfil(sl CehanO

lndutfl llmulrtfit !.t{t||!lllr ?mgr dm P.nunbuhm.

Pertrnblhan

zxx-N7

Pangaa brhdlp lndurtl ilandaktrr

Tingoi

Rendah

linggi

Indu6trj PupuK Kimia & BararE d€ri Karel Indudri Alat At€kut, M6in & Peralatan

. Industri Logam Da8ar, 8e3i& Ba.ia

Rerdah

Indusld Makanan, Minuman & Tembakau Irdu6tri Tel(6til, Barar€ Kullt & A16 Kaki

. lndustd Semeo & Brg. Galian Non-lrgam

. Indu6{d Barang Lralnny? . lndu6{ri Ke as&

Barang Cetakan . Indu6tri Brg.

Kay! A Hasil Hutan

lo _?"1

| 'rs6s +srl

(18)

iffi

xnrvnn

olcANG

DAN

INDUSTRI

IND0NESIA

'1,{/ jlp Indonesran

Chamber

0lCommefceand

Industrl

F=F€

!\U]B!&!&]I: CATATAN

PERKEMBANGAN

SEKTOR

PERBANKAN

'1. KineriS

selfur

0€rbanlcn

Indonoda

menunjuhkan

p€rkembangan

yang

cuKuP

meni8embirakan

akhn-akhir ini. dimana:

. Secara rata-rata permodalan cukup memadai walaupon mengalami sedikit penurunan ie cAR sebesar 19.960/0 {September O7). Namun ada sekitar 22 bank dengan CAR yang relative marginal (kurang dari '13%)

. Profita;ilitas yang cukuptinggi, i.e ROA (Rofum ott Assets)sebesar 2 78% (September 07) . Perbankan cenderung likuid, terlihat dari penempatan di SBl, FasBl dan SUN yano masih besar . Kualilas kredit membaik seperti yang ditunjuklan oleh trend penurunan NPLS ke level 5 750'6

gross NPL, terutama bank E UMN. NPL kredit konsumst lerutama berasal dan KPR (36 2/o) dan iartu treoit tgO.egt) NPL kadu kedit dlkup tirEgi pda tingkatan 12 5%' s€rnentara NPL untuk kedit mulb guna dan auto relative b€ik di l€ /el 1.8% Naiknya harga minyak akan dapat memukul NPLdai kredit di industri manufaKur

. Fungsi intermediasi perbanken masih belum optmal, walaupun telah menunjukkan perbajkan LDdtehh menangkat lagi ke level68 3% (Seflember 2007)

. Membaiknya Gooct Corporde Govemat ce (GcG)' akibat implementasi ketentuan GCG seperti Fit & Prope, Test, Condiance DrcdoL lndeqndant Comni$ionel Financial Transparency' erc. ]

Namun !o€, Peralralion masih yang terendah di Asia, yaitu hanya sekrtar 25% dari GDP' sementara Thailand sebesar 98%, Malaysia sebesar 111%, India sebesar 41% dan vietnam sebesar 59% dari

GOP. Loan Penetrction di Jakarta juga yang tertinggi, yaitu sebesar 56%, dimana sekitar 37% nya dalam bentuk kr€dit korporasi

rod 4...1 firllrlon RD) 1 , r 9 6 i 1,272.3 1,46e I 1 . 6 0 1 . 11 a20 r 1,8sO.l

884.( 963.1 1 127 t 1,247.C 1.374.2 1,392.t 505.1 73,.1 632.9 9153 934.t s66.i ir. crtlfqt. Orllllon Rp) 1t2.4 94.1 t1,! 179.C 73!s 2 2 t . 1 205.1

344.t 350.1 342.t 3a2t 362.t

6.3 a 7 a.( a . l

10.3€ 19.36 20.4i 20 51 20.21 19.S(

4.21 5.7! a30 a.9l

LO,{ a.a2 2 A 2 . 4

2.5( 3.4 2.64 2.93 2.6 2 f t

toPo (*) 8a 8t 7e& t6.L 44.24

-oR i*l 53.7( 611t u.72 u.7t 46.3t 6f.27 6 a a

136.( 13.0 1 3 1 . C 130.C 130t 130.0 130.( Sumbei Bank indonesia

Dua permasalahan yang bersifai struKural di 6eKor Prbankan, dan bahkan juga sampaititik tedentu mencerminkan keadaan di dalam peeKonomran secara umufi, yalu:

a. Seomentasi di credit market pebankan telah meng6ik rasa keadilan, karena bank cenderung membeikan suku bunga piniaman yang jauh lebih tinggi ur uk nasabah-nasabah darl perusahaan yang berskala mikro dan menerEah kecil {UMKM) dibandingkan dengan untlk nasabah-nasabah besar (lefinasuk perusahaan multi nasional) Memang pati akan ada perbedaan harga/suku bunga kedit akjbet perbedaan tingkat resiko kredil di antara mereka, namun seharusnya tidaklah demikian tinggi PrHaannya Bahkan data emPiris menunjukkan bahwe b€sarnya NPL kredit ke perusahaan UMKM cerderung letih rendah dibandingkan dengan

(19)

|(AI\,IAR

OAGANG

DAN

INOUSTRI

INDONESIA

lndonesian

Chamber

olCommerce

and

Industry

NPL kredit ke nasab€h besar. untuk mengurangi kesenjangan ini yang lebih dibutuhkan adalah arahan dari regulator bagi perbankan ur uk mempercepat proses peralihan da.i infomal credit

ma*et

{lldah;alah)

ki lornal

adit mer(rt

(parbankan

etau

bentuk

kredit

formal

lainnya)

Persairlan yang lebih tinggi di s€men'baweh' ini aken dapat menurunkan biaya kredit untuk UMKM.

b. Ekses likuiditas di oasar uanol yang merupdl€n warisan dara proses tekapitalisasj-perbankan G-o terlalu berlebihan di tahun-tahun 1999_2tlo0 (membebana Pemeintah' cq APBN setiap iah;nva) dan arus ekses llkuiditas dunia yarE juga meEsuk ke Indonesia, di samprng prces intem;iasi prbankan yang agak teFendat-sendat Ekses likuiditas jni menyebabkan biaya yang cukup besar bagi Bank Indonesia (Bl), karcna harus menyedotnya kembali dengan henggunakan SBI Kebtjakan moneter pun fieniadi satu arah saja, yaitu cenderung kea ran konti;ksi monete. Mem,ng pemah te4adi keadaan pasar uang yang ketat di tahun 2005 yang iuoa diandar oleh nilai kuls Rupah yang melemah, sehingga Bl hartE melakukan intewener valas ivino berartr iuga menyedot hkrldilas Rupiah yang berlebih di pasar). Oleh karena itu, belajar dan oenoiataman ta_nrrn 2005, murEktn ada baiknya bagi Bl untuk juga melakukan intervensi valas iruai USD) terutama ke Pertamina untuk melakukan impor BBIV' selagi cadangan devisa kita irasrn cuiup trnggr. Sehingga ctihatapkan eks€s likuiditas Rudah dapat te6edot ke Bl dan setaligus birturangnya teGnan atas Rudah terutama p€da saat harga minyak dunia sedang tinggiiyang be.arti nilai import 8BM Pertamina menjngkat drastis)

Beberapa pernasalahan yang terkait dengan atau dapat dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia:

a StruKur suku bunoa ianoka Dendek vano salah di mana perbedaan suku bunga 1-month sBl dengan;k', bunra OveFnagltt (O/N) pasar uang terlalu besar' semata-mata akibat aturan Bl sen,iri yang telah menetapkan tingkat suku bunga O/N FasBl sebesar 500bps di b6wah suku bunga l-month Bl rate. Hal ini telah menyebabkan tetiadinya ahitrage oleh pebankan untuk me;peroleh keuntuman b€sar (beli SBI dengan pinjam di pasar uang O/N). Bl tampaknya telah menyadari kesalahan ini, dan mungkin dalam weKu dekat akan nelaklkan perubahan dalam kebiakann!€ Perubahan yang akan dilakukan akan sedikit banyak membantu menurunkan suku bonga SBldan akhimya akan menurunkan jumlah SBI o{./tsland,49

b. Gao suku buma SBI denoan suku bunoa deoosito vano besar dan oositif: memberikan ins€ntif bagi bank untuk menaruh uangnya di SBI (bn mengurangi el(spGure nya dalam pemberian kredit, apalagi dalatn situasi pebankan cenderung menjadi isk avetse Perlu diusahakan supaya perbedaannya praKis kecil sekali atau bohkan negative (ie Sukli bunga SBI lebih kecil dari pada suku bunga deposito). Tindakan LPS untuk memPrpanJang hase berlakunya suku bunga maksimum penjaminan setidaknya telah memberikan arah t?ng benar

c Agu!ily-D@9b: dominannya dana prhak ketiga Prbankan dalam tenor 1 bulan sementara dara segi asset, kreclit cenderurE mulai bergeser ke arah lebih jangka menengah/panjang akan menimbufkan r€tmasalahen mafufty mismaic, yang dapat menggoyahkan kesehatan perb€nkan Apalagi Ula makln banyak kredit pertEnkan (terutama oleh bank BUMN) ke pembieyaan infrastruktur yang cenderung untuk belsifat jangka panjang Usaha al unt'rk mengubah perhitungan GWM (Grro Wajib Minjmum) dengan memasukkan unsur tenor dai dana pihak ketiga (DPK) merupakan langkah yang benar guna memperbaiki masalah nanuily mismatch ini. walaupun fngkat keberhasilannya kemungkinan ma6ih akan rendah sekali.

Tantandsn l(e d6oan: Sejalan dengan peningkatan perkembangan ekonomi, perbankan pun diharapkan dapat berkembang dengan cuklip baik di lahun 2008 dan 2009 Setidaknya kami mencatat ada enam buah issue yang menjadi tartangan dalam waKu duatahun mendatan9, yatu

r-^---l-l

I'Ql -v-

|

|

' * -'T;-'

I

(20)

|(AMAR

DAGANG

DAN

INDUSTRI

II'JDONESIA

Indonesian

Chamber

olCommerce

and

Industry

d .

Peninokatan peran dan sosialisasi dari Kredit Biro: apakah Bl mampu untuk mendaDatkan data kedit untuk seluruh seKor ekonomi dengan kualitas yang cukup baik dan rerabl€, mengingat Bl hanya merupakan regulator unluk perbankan saja, dan tidak mencakupseluruh usaha Jasa keuangan. Pada tahap selanjutnya yang juga menjadi tantangan adalah supaya data yang sudah terkumpulkan dapat dengan baik dimanfaat oleh s€Kor perbankan dan non perb€nkan untuk kebutuhan penentuan pemberian kredit dan restruKurasi kedit.

Peninokalan oenoetahuan Bl dan suoervisor tentano komoleksrtas dan kedalaman @sar untuk slruclured debf serta tinooinva reciko sistemik vano terkait denoan instrument tersebut untuk mengurangi keftungkjnan terjadinya krisjs keuangan yang diatami oteh Amerika Se kat dan beberapa Negara maju lainnya akhir-akhir ani.

Penoembanoan oasar reoo sutat berhama neoata vano letih likuid di antara oelaku oasar, serla perEembarEan pasar surat berhargaa yang bersifat letih panjang jangka waldunya untuk mengurangi maturty rflsmafch di sektor p€rbankan

Besarnva pembiavaan APBN dari oblioasi di tahun 2008: terutama s€kali dalam situasi asset perbankan masih cukup b€sar dalam bentuk obligasi pemeintah (SBN - surat berharga pementnah) akan dapet menyebabl€n penurunan kualitas aset perbankan, karena $pptv yang besar akan menekan harga SBN. Hal inidapat dihjndari bila pernerintah terup€ya untuk mendiveGifl€sikan bonds issuance nya ke dalam beberapa jenis imtrumen yang retatif tidak terlalu banyak beeengaruh terhadap harga bonds dj pasar sekunder domestik, misalnva dalam bentuk gfobal tbnds, ORI (Obligasi Retail Indonesta) dan surat berhatga syanah yang memalki segmen pasar teFendi . Turunnya harga bonds secara drastis akan juga mendorong terjadinya pembalikan arus modal keluar negeri yang pada akhirnya akan menurunkan kualitG aset perbankan.

Trend ke a€h oeninokatan oemounaan Informasi Teknolooi {lT) oleh oerb€nkan: merupakan suatu perkembangan yang positif karena akan clapat meningkatkan efisiensi dan daya saing perb€nkan Namun kalau tidak hati-hati akan dapat menimbulkan bencana besar bagi seKor perbankan dan perekonomian n6ional. lT yang b€ik harus disetlai detgan intomdjon security syslen yang b€ik pula, supaya tidak mudah dibobot sehingga menimbulkan kekacauan finansial. Letih lanjut, dengan penggunaan lT yang telih baik dan databose konsumen yang lebih lengkap, kerahGiaan data peFonal dad nasatEh bank menjadi suatu keharusan yang dijamin deh perbankan. Tindakan penc€ahan, termasuk ketersediaan back up dan jalur transmisi telekomunikasi menjadisangat penting dan slrategis

Cash Manaoement belakangan ini menjadi satu k€ialan/produk perbankan yang sangat menjanjjkan dan penling. Oengan Cash management se.vise dari perbankan, perusahaan dapal mengeffistenkan dan juga mengeftectvekan ke4a dai dana{ana mereka yang sebelumnya mungkih idle, 3ehingga m€'rtadi lebih produKjf

Gambar

Tabel 1. Pe.sentase Produk Dom€stik Bruto
Tabel 2. P€rtumbuhan Ekonomi Indonosia Tahun 'l90t2()07' (YoY)
Tabel 4. Pertlmbuhan Induatri ilon-M

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan komunikasi yang terdapat di dalam perancangan identitas dari Situs Taman Purbakala Cipari ini adalah menciptakan suatu identitas berupa logo yang memiliki ciri khas dan

berdasarkan hasil uji ANOVA dengan signifikansi 0.000 (p&lt;0.01); (2) pembelajaran menggunakan model Problem-Based Learning berpengaruh terhadap penguasaan konsep

Sasaran yang dituju dalam proses komunikasi massa adalah khalayak atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak saling mengenal, karena masing – masing berbeda

Walaupun patogenesis dan penyebab yang dicurigai telah ditemukan, ternyata pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.Urtikaria atau

tersebut, karena merupakan pesan atau solusi yang diperpendek menjadi sebuah kata-kata yang mudah dimengerti, serta dapat memotivasi pendengar, penyiar berusaha

Terapi obat dan tindakan pembedahan dapat digunakan untuk mengecilkan atau menghilangkan miom jika menyebabkan rasa tidak nyaman atau gejala-gejala yang bermasalah..

sanggahan selama 3 (1iga) hari kerja dari langgal 16 Sid 18 Juni 2015, yang dilujukan kepada Uni1. Layanan Pengadaan Kementerian