EVALUASI EKONOMI 2008
DAN PROSPEK 2009
Outline Presentasi
A. Evaluasi Kinerja 2005-2008
•
Stabilitas Ekonomi Makro
•
Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan
Ketenagakerjaan
•
Perbandingan Antar Negara
•
Realisasi APBN-P 2008
B. Prospek Ekonomi 2009
Ikhtisar Makro Ekonomi Indonesia : 2004-2008
No Indikator Ekonomi 2004 2005 2006 2007 2008
1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,0 5,7 5,5 6,3 6,2
- Non Migas 6,0 6,6 6,1 6,9 6,8
2 Inflasi (%) 6,4 17,1 6,6 6,7 11,1
3 SBI rate % (3bulan) 7,43 12,75 9,75 8 9,3
4 Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD) 8940 9713 9050 9130 9691
5 Sektor Eksternal
- Cadangan Devisa (USD milyar) 36,3 34,7 42,6 56,9 50
- Transaksi Berjalan (% thd PDB) 1,2 0,1 2,7 2,6 0,9
7 Defisit Anggaran (% thd PDB) 1,3 0,5 0,9 1,2 0,1
8 Utang Pemerintah (% thd PDB) 55,5 46,5 39,2 35,5 33,3
9 Utang Luar Negeri
- % thd PDB 53,8 46,5 35,2 32,7 30,4
- Debt Service Ratio (% thd ekspor) 27,1 17,3 24,8 21,5 17,5
10 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 9,9 11,2 10,3 9,1 8,3
Stabilitas Ekonomi Makro..inflasi kembali ke
tingkat jangka panjang
- Inflasi 2008
11,06%
turun dibawah perkiraan semula
12,9 %
(estimate bulan Juni 2008)
-Untuk mampu bersaing di tingkat global, Indonesia perlu menekan inflasi ke tingkat
3-5%
per tahun
Pengurangan Kemiskinan
Perkembangan Kemiskinan dengan Berbagai Ukuran
1996
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
BPS
Jumlah**
34.1
49.5
47.97
38.7
37.9
38.4
37.3
36.1
35.1
39.3
37.2
35.0
Persentase
17.5
24.2
19.1
18.4
18.2
17.4
17.4
16.7
16.0
17.8
16.6
15.4
Garis Kemiskinan USD PPP 1 per kapita/hari (Bank Dunia)
Jumlah
15.4
na
24.9
20.9
19.7
15.5
14.5
16.5
13.6
19.5
15.5
14.2*
Persen
7.8
na
12.0
9.9
9.2
7.2
6.6
7.4
6.0
8.5
6.7
5.9*
Garis Kemiskinan USD PPP 2 per kapita/hari (Bank Dunia)
Jumlah
99.6
na
135
125.3
125.2
115.6
110
109.1
102.1
113.8
105.3
100.7*
Persen
50.5
na
65.1
59.5
58.7
53.5
50.1
49
45.2
49.6
45.2
42.6*
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi
2008 Indonesia diperhitungkan telah kembali
mencapai swasembada beras…….
1,500 2,500 3,500 4,500 5,500 6,500 7,500 8,500 9,500 10,500 11,500 12,500 13,500
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2004 2005 2006 2007 2008
(Rp/Kg) Vietnam 15% Thai 15% IR II 1 2 3 1 2 3
Produksi Padi Tahun 2000 - 2008
45,000,000 50,000,000 55,000,000 60,000,000 65,000,000 to n
Series1 51,898,852 50,460,782 51,489,694 52,137,604 54,088,468 54,151,097 54,454,937 57,157,435 59,877,219 Th 2000 Th 2001 Th 2002 Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008*)
Harga Beras dalam negeri stabil
Kinerja Indonesia dibandingkan
dengan Negara Asia lainnya
Kemajuan Ekonomi Setelah krisis Ekonomi 1997/98 Negara Asia (% atau % thd PDB untuk Utang LN)
1998-04 2005-07
2008
1998
2008
2002
2008
2000
2008
Indonesia
1.5
5.8
6.2
58.4
11.0
64.9
30.7
8.3
8.3
Thailand
5.0
5.0
4.5
8.1
3.0
48.8
29.9
2.4
1.4
Malaysia
5.6
6.0
5.7
5.2
4.3
48.4
31.3
3.5
3.3
Filipina
5.9
4.8
2.7
9.3
4.5
69.8
45.4
11.2
7.3
Korea Selatan
6.1
5.0
4.1
7.7
3.0
25.8
39.4
4.4
3.5
Sumber: IMF, International Financial Statistics
Setelah krisis 1998, sektor finansial
menjadi lebih sehat……….
1997-1999
2007-2008
1997-1999
2007-2008
1997-1999
2007-2008
China
-
0.7
12.8
7.7
0.1
1.0
Hongkong
7.2
0.8
18.7
14.3
0.4
2.0
India
14.7
2.8
11.2
12.6
0.5
1.0
Korea Selatan
8.3
0.8
10.8
12.0
-1.3
0.9
Malaysia
16.6
6.6
12.5
13.2
0.7
1.5
Philippina
14.6
5.8
17.5
15.9
0.4
1.4
Singapura
5.3
1.8
20.6
14.0
1.2
1.4
Thailand
38.6
7.9
12.4
14.8
-5.7
0.1
Indonesia
32.9
3.9
-6.7
20.5
-8.7
2.7
Jepang
5.8
5.8
11.9
12.3
-0.9
0.3
USA
1.0
1.7
12.2
12.8
1.3
0.6
Sumber: Global Stability Report, 2008 dan 2004
Respon Terhadap Krisis Energi dan Pangan
Energi :
• Penyesuaian Harga BBM
• Pengelolaan Konsumsi Listrik (SKB 5 Menteri)
• Konversi minyak tanah ke LPG
• Meningkatkan produksi migas, listrik dan energi alternatif
Pangan :
• Intensifikasi peningkatan produksi melalui subsidi pupuk dan
benih
• Meningkatkan dukungan pangan pokok bagi masyarakat
miskin (raskin)
REALISASI APBN-P 2007 DAN 2008
(Triliun Rp)
APBN-P LKPP % thd APBN-P
APBN-P
2008 Realisasi
% thd APBN-P
A. Pendapatan Negara dan Hibah 694,1 707,8 102,0 895,0 981,0 109,6 I. Penerimaan Dalam Negeri 690,3 706,1 102,3 892,0 978,7 109,7
1. Penerimaan Perpajakan 492,0 491,0 99,8 609,2 658,7 108,1
Tax Ratio (% thd PDB) 13,1 12,4 13,6 14,1
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 198,3 215,1 108,5 282,8 320,1 113,2
II. Hibah 3,8 1,7 44,4 2,9 2,3 78,3
B. Belanja Negara 752,4 757,6 100,7 989,5 985,3 99,6 I. Belanja Pemerintah Pusat 498,2 504,6 101,3 697,1 692,6 99,4
- Belanja K/L 244,6 225,0 92,0 290,0 265,3 91,5 - Belanja Non K/L 253,6 279,6 110,3 407,0 427,3 105,0
II. Transfer Ke Daerah 254,2 253,3 99,6 292,4 292,6 100,1
1. Dana Perimbangan 244,6 244,0 99,7 278,4 278,9 100,2 2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 9,6 9,3 96,9 14,0 13,7 98,1
C. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (58,3) (49,8) 85,5 (94,5) (4,2) 4,5
% defisit thd PDB (1,5) (1,3) (2,1) (0,1)
D. Pembiayaan (I + II) 58,3 42,5 72,8 94,5 55,5 58,7
I. Pembiayaan Dalam Negeri 70,8 66,3 93,6 107,6 74,6 69,3 II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (12,5) (23,9) 190,2 (13,1) (19,1) 145,7
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 0,0 (7,4) (0,0) 51,3 -2008
2007
Belanja Negara (Menurut jenis), 2007 – 2008
(Triliun Rp)
B. Belanja Negara 752,4 757,6 100,7 989,5 985,3 99,6 I. Belanja Pemerintah Pusat 498,2 504,6 101,3 697,1 692,6 99,4 1. Belanja Pegawai 92,8 90,4 97,4 123,5 112,4 91,0 2. Belanja Barang 65,3 54,5 83,5 67,5 57,0 84,4 3. Belanja Modal 75,1 64,3 85,7 79,1 72,3 91,3 4. Pembayaran Bunga Utang 83,6 79,8 95,5 94,8 88,6 93,5
i. Utang Dalam Negeri 58,8 54,1 92,0 65,8 59,9 91,0 ii. Utang Luar Negeri 24,8 25,7 103,9 29,0 28,7 99,0
5. Subsidi 105,1 150,2 143,0 234,4 275,3 117,4 i. Subsidi Energi 88,0 116,9 132,7 187,1 223,0 119,2
- BBM (Pertamina) 55,6 83,8 150,7 126,8 139,1 109,7 - Listrik (PLN) 32,4 33,1 101,9 60,3 83,9 139,2
ii. Subsidi Non Energi 17,0 33,3 195,9 47,3 52,3 110,5
6. Belanja Hibah - - - - - -7. Bantuan Sosial 50,6 49,8 98,3 59,7 56,8 95,2 8. Belanja Lain-Lain 25,8 15,6 0,1 38,0 30,2 0,1
Cat: A. Belanja K/L 244,6 225,0 92,0 290,0 265,3 91,5
II. Transfer Ke Daerah 254,2 253,3 99,6 292,4 292,6 100,1 1. Dana Perimbangan 244,6 244,0 99,7 278,4 278,9 100,2
a. Dana Bagi Hasil 62,7 62,9 100,3 77,7 78,6 101,1 b. Dana Alokasi Umum 164,8 164,8 100,0 179,5 179,5 100,0 c. Dana Alokasi Khusus 17,1 16,2 95,0 21,2 20,8 98,0
2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 9,6 9,3 96,9 14,0 13,7 98,1
APBN-P APBN-P 2008
2007 2008
% thd APBN-P
LKPP Realisasi % thd APBN-P
Pembiayaan Anggaran, 2007 – 2008
(Triliun Rp)
D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (58,3) (49,8) 85,5 (94,5) (4,2) 4,5 % Defisit terhadap PDB (1,5) (1,3) (2,1) (0,1)
E. Pembiayaan (I + II) 58,3 42,5 72,8 94,5 55,5 58,7 Pembiayaan Dalam Negeri 70,8 66,3 93,6 107,6 74,6 69,3 1. Perbankan dalam negeri 10,6 8,4 79,3 (11,7) (11,7) 100,0
i RDI 4,3 - - 0,3 0,3 100,0 ii Rekening Pemerintah 6,3 - - (12,0) (12,0) 100,0
2. Non-perbankan dalam negeri 60,2 57,9 96,2 119,3 86,3 72,3
a. Penerimaan Privatisasi 2,0 0,3 15,2 0,5 0,1 16,5 b. Hasil Pengelolaan Aset 1,7 2,4 145,5 3,9 2,8 73,0 c. Surat Berharga Negara (neto) 58,5 57,2 97,7 117,8 85,9 72,9 d. Dana Investasi Pemerintah dan Rest. BUMN (2,0) (2,0) 100,0 (2,8) (2,5) 88,6
II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (12,5) (23,9) 190,2 (13,1) (19,1) 145,7 1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 42,2 34,1 80,7 48,1 44,1 91,6
a. Pinjaman Program 19,0 19,6 103,2 26,4 29,6 112,2 b. Pinjaman Proyek 23,2 14,5 62,3 21,8 14,5 66,5
Realisasi % thd APBN-P APBN-P APBN-P
2008
2008
LKPP % thd APBN-P
Menghadapi Tantangan Ekonomi Jangka Menengah
T
antangan 1 : Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas SDM
Tantangan 2: Mengisi kesenjangan infrastruktur
Pendekatan untuk mengisi kesenjangan dilakukan secara simultan dengan tiga cara:
(1) membebaskan swasta untuk mengisi kesenjangan (termasuk mengubah UU); (2) menaikkan
anggaran infrastruktur pusat dan daerah; (3) Public and Private Parnership (PPP)
Beberapa indikator infrastruktur, 2005
Indonesia SE Asia OECD Water and Sanitation
- Improved Sanition Facilities (% of pop with access) 55,0 50,6 100,0
- improved water source (% pop with access) 77,0 78,5 99,5
Energy and Transport
- Electric Power Consumption (kwh per capita) 478,2 1343,5 9693,5
-Electric Distribution and Losses (% of output) 13,4 7,0 6,2
- Road, paved (% of total road) 57,1 na 100,0
Information and Communication Technologies
- Fixed and Mobil phone subscribers (per 1000 people) 270,6 496,5 1324,5 -international internet bandwidth (bits per person) 6,9 97,1 4731,5
- Internet users (per 1000 people) 72,5 88,7 525,4
- personal computers (per 1000 people) 13,9 38,2 585,2
Tantangan 3: Integrasi dengan Ekonomi Global
Tantangan 4: Meningkatkan kualitas birokrasi
Reformasi dilakukan secara gradual – island by island
approach. Beberapa telah membuahkan hasil seperti
reformasi perpajakan dan kepabeanan yang telah
Tantangan 5 : Memperbaiki distribusi pendapatan
• Program Perbaikan Distribusi
Pendapatan
–
Reformasi Perpajakan
• Fokus: memperluas basis pajak.
Struktur sekarang masih
timpang.
–
Pengeluaran pemerintah
• Reorientasi subsidi energi
(BBM) menjadi pengeluaran
sosial
• Ekspansi PNPM
• Perbaikan mekanisme dana
transfer ke daerah (DAU dan
DAK) -> memperbaiki
Pertumbuhan Ekonomi 2009
Indonesia: Laju Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan sisi permintaan
2001-2009 (persen per tahun)
2001-04 2005-2008
2008
2009
Permintaan Domestik
5.1
5.7
7.7
5.7
- Konsumsi Masyarakat
4.2
4.5
5.4
4.8
- Konsumsi Pemerintah
8.9
8.0
10.7
10.4
- Investasi
6.5
8.0
12.6
6.5
- Ekspor
5.9
10.4
13.7
5.9
- Impor
7.2
10.5
13.6
6.1
PDB
4.8
6.0
6.2
5.0
Perkiraan Dampak Krisis terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Domestik Ekspor 2005 2007 2008 2009
1 Tanaman Bahan Makanan 100 0 2.6% 3.5% 5.4% 4.5%
2 Perkebunan 89 11 2.5% 3.5% 4.0% 2.5%
3 Peternakan 100 0 2.1% 3.3% 3.5% 2.1%
4 Kehutanan 92 8 -1.5% -1.7% -0.8% -1.5%
5 Perikanan 95 5 5.4% 5.8% 3.0% 2.0%
6 Pertambangan Migas 50 50 -1.8% -1.2% 0.0% 2.5%
7 Pertambangan Bukan Migas 39 61 12.1% 5.5% 0.0% 2.5%
8 Penggalian 98 2 7.4% 8.6% 7.8% 5.0%
9 Industri Bukan Migas 75 25 5.9% 5.2% 4.0% 2.5%
10 Industri Migas 57 43 -5.9% -0.1% 0.0% 5.0%
11 Listrik, gas dan air minum 100 0 6.3% 10.4% 10.5% 6.5%
12 Bangunan 100 - 7.4% 8.6% 7.5% 5.0%
13 Perdagangan 85 15 8.9% 8.9% 7.5% 6.5%
14 Restoran dan hotel 100 - 6.7% 5.3% 5.0% 4.0%
15 Pengangkutan 93 7 6.3% 2.8% 3.5% 3.0%
16 Komunikasi 100 - 25.1% 29.5% 15.0% 10.0%
17 Keuangan 100 - 6.8% 8.0% 8.5% 5.0%
18 Pemerintahan Umum 100 - 1.9% 5.4% 5.0% 5.0%
19 Jasa Lainnya 100 - 7.9% 7.6% 7.5% 5.0%
20 Kegiatan yang tak jelas batasannya 99 1 7.9% 7.6% 7.5% 5.0%
Laju Pertumbuhan (%) Orientasi Produksi (%)
Dampak krisis 2008/09 terhadap kemiskinan diperkirakan
tidak separah dampak krisis 1998
Krisis 1998 lebih disebabkan oleh Elnino dan
hyperinflation
; Krisis 2009 tidak akan banyak
berpengaruh terhadap sektor pertanian.
Dampak Pengangguran
7.44
8.87
8.34
7.00
7.50
8.00
8.50
9.00
9.50
10.00
10.50
11.00
11.50
12.00
Feb
Nov
Feb
Agust
Feb
Agust
Feb
Agt
Feb
Agt
2005
2006
2007
2008
2009
Kebijakan Pemerintah: Empat Core Program
•
Memperkuat Sektor Finansial
•
Perpu tentang Lembaga Penjaminan Simpanan
(LPS)
•
Perpu tentang Amandemen UU tentang Bank
Indonesia
•
Perpu tentang Jaring Pengaman Sektor
Keuangan (JPSK)
RUU JPSK
•
Kebijakan Fiskal
•
Melanjutkan konsolidasi fiskal
•
Ekspansi Anggaran untuk infrastruktur,
pendidikan dan kemiskinan
•
Tax stimulus melalui penerapan UU Pajak
penghasilan, Fasilitas PPh, PPN DTP dan
BM DTP
•
Subsidi terarah untuk pertanian (pupuk,
•
Kebijakan Struktural mendukung sektor riil
•
Stimulus Sektor Riil (Perpajakan, Kepabeanan dan
Belanja) dan Peningkatan Iklim Usaha (Perijinan,
Penerapan NSW)
•
Pengamanan Pasar dan Penguatan Sektor (Disiplin
Arus Impor/Ekspor, Promosi Produk Dalam Negeri, dan
Penanggulangan Kasus Ekspor)
•
Trade Financing (Rediskonto Wesel Ekspor,
Implementasi UU LPEI, Penguatan Lembaga)
•
Peningkatan Pemberdayaan UMKM (Pembangunan
Pasar Tradisional, Pembinaan Sentra Produk UMKM di
Daerah Tertinggal)
•
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
•
Program Anti Kemiskinan
•
Ekspansi PNPM mencakup semua
kecamatan
•
BLT selama 2 bulan
•
Raskin untuk 18,2 juta Rumah Tangga
Sasaran dengan alokasi 15 kg/RTS
•
Perluasan daerah Program Keluarga
A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 985,7 857,7 (128,0)
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 984,8 856,8 (128,0)
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 725,8 671,9 (54,0)
a. Penerimaan Pajak 647,9 598,8 (49,1)
b. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 78,0 73,1 (4,9)
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 258,9 184,9 (74,1)
B. BELANJA NEGARA 1.037,1 989,8 (47,2)
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 716,4 686,0 (30,3)
- Belanja K/L 322,3 322,3 0,0
- Belanja Non K/L 381,6 363,7 (17,8)
a.l Subsidi 154,2 113,2 (41,0)
- BBM 57,6 24,5 (33,1)
- Listrik 46,0 45,0 (1,0)
- Dana Cadangan Risiko fiskal 15,8 5,0 (10,7)
II. TRANSFER KE DAERAH 320,7 303,8 (16,9)
C. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (51,3) (132,1) (80,8)
% defisit thd PDB (1,0) (2,5) (1,6)
D. PEMBIAYAAN (I + II) 51,3 132,1 80,8
URAIAN
APBN
Proyeksi
Selisih
thd APBN
PROYEKSI APBN 2009
Stimulus Fiskal Tahun 2009
• Dalam rangka mempertahankan daya tahan sektor industri
dan peningkatan daya saing, dialokasikan anggaran sebesar
Rp 12,5 trilyun dalam bentuk fasilitas perpajakan :
– Penyesuaian pembayaran PPh pasal 25,
– Fasilitas PPh pasal 21 untuk pekerja dengan batasan
pendapatan tertentu,
– PPN DTP dan BM DTP untuk sektor-sektor tertentu antara
lain : migas dan panas bumi, minyak goreng, Bahan Bakar
Nabati non subsidi,
garment,
otomotif, elektronika, alas
Stimulus Fiskal Tahun 2009
• Pemanfaatan dana SILPA Tahun 2008 untuk kebijakan kontijensi asumsi
makro dan
countercyclical
• Rencana Penggunaan
Dana Kontijensi Asumsi Makro
Tambahan untuk Infrastruktur (bencana alam, proyek multi years,
jaringan KA, air minum, rehabilitasi irigasi, rumah susun sewa,
pembangkit dan transmisi listrik pedesaan, pelabuhan udara,
pergudangan, rehabilitasi pasar)
Tambahan untuk penanggulangan kemiskinan (KUR, Desa Mandiri
Energi)