• Tidak ada hasil yang ditemukan

11.PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH NUNUKAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "11.PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH NUNUKAN TIMUR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELIDIKAN BATUBARA

DAERAH NUNUKAN TIMUR KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Wawang Sri Purnomo Kelompok Kerja Energi Fosil

SARI

Daerah penyelidikan terletak di Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis dibatasi oleh koordinat 04o05’00’’ – 04o20’00 LU dan 116o58’00’’ – 117o16’00’’ BT. Daerah ini secara geologi termasuk CekunganTarakan dengan stratigrafi tersusun oleh batuan sedimen,Batuan Gunungapi dan Batuan Beku, sedangkan sebagai formasi pembawa batubara adalah formasi Sajau, Formasi Tabul dan Formasi Meliat.

Kegiatan penyelidikan terdiri atas pemetaan geologi batubara dan batuan lainnya Dari hasil penyelidikan potensi batubara Formasi Tabul dan Formasi Meliat cukup besar, dengan ketebalan dari 0.20 m sampai sedang 1.50 m.

Penghitungan sumber daya batubara dibagi menjadi tiga blok, pada blok 1 adalah 5.920.652,2 ton, blok dua 2.460.463,9 ton dan blok tiga adalah 3.164.691,8 ton, secara keseluruhan sumberdaya batubara daerah unukanah dan sekitarnya sebesar 11.545.807.9 ton

Kualitas batubara cukup baik dicerminkan dengan kandungan abu rata-rata < 3.5 %, kadar sulfur total rata – rata 2.1 % dan nilai kalori dari 6869 -7825 kal/gr sehingga secara umum dapat digolongkan sebagai high caloric coal (batubara kalori tinggi).

PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti minyak dan gas bumi, mengakibatkan pemerintah dan

sejumlah perusahaan mengembangkan usaha di bidang

pertambangan di Indonesia khususnya batubara.

Penyelidikan batubara merupakan upaya untuk menghimpun

data potensi batubara dari beberapa tempat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dalam rangka menjalin kerja sama Indonesia Malaysia dan untuk melengkapi data base Pusat Sumberdaya Geologi,

selain itu kegiatan ini terkait dengan penyusunan neraca sumber daya energi fosil sehingga diharapkan terjadi peningkatan investasi di bidang batubara.

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.0030 Tahun 2005 tersebut maka pada tahun 2010 ini melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Sumber Daya Geologi TA 2010 telah melakukan kegiatan penyelidikan endapan batubara yang dilakukan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur.

Maksud dan Tujuan.

(2)

rangka penyiapan wilayah kerjasama Indonesia – Malaysia terutama adalah untuk mendapatkan data geologi meliputi tebal; arah jurus dan kemiringan lapisan batubara dan batuan lainnya kualitas batubara, unsur-unsur geologi lainnya seperti struktur geologi yang berkembang di daerah inventarisasi dan kondisi infrastruktur, sehingga dapat diketahui kondisi endapan batubara di daerah ini. Sebagai bahan pertimbangan juga diamati keadaan sosial, ekonomi, budaya dan keadaan alam setempat sehingga karakteristik daerah tersebut secara umum dapat diketahui.

Maksud dari inventarisasi ini adalah untuk mengetahui sebaran batubara, kualitas dan sumberdaya batubara, sehingga dari hasil penyelidikan ini diharapkan dapat merekontruksi keberadaan endapan batubara dan diketahui potensinya serta untuk melengkapi database batubara di Pusat. Sumber Daya Geologi dan database nasional.

1.3. Lokasi Kegiatan dan Kesampaian Daerah.

Secara administratif daerah penyelidikan termasuk Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur yang meliputi Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebuku, secara geografis dibatasi dengan koordinat. 04o05’00’’ –

04o20’00 LU dan 116o58’00’’ –

117o16’00’’ BT (Gambar 1). Daerah penyelidikan terletak disebelah Utara kota Samarinda, dapat dicapai dengan mengunakan pesawat terbang dari Jakarta menuju Balikpapan kemudian dilanjutkan ke Tarakan, dari Tarakan sampai Nunukan bisa mengunakan pesawat kecil yang berpenumpang 15 ( lima belas ) orang atau mengunakan speed boat dengan waktu tempuh 2.5 jam.

Keadaan lingkungan

Kabupaten Nunukan merupakan Kabupaten yang terletak

paling utara di Provinsi Kalimantan Timur, dan posisinya berada pada perbatasan Indonesia dan Malaysia. sehingga Kabupaten Nunukan merupakan daerah yang strategis dalam peta lalu lintas antar negara.

Wilayah Kabupaten Nunukan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Malaysia Timur-Sabah, sebelah Timur dengan Laut Sulawesi, sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau, sebelah Barat berbatasan langsung dengan Malaysia Timur-Serawak.

Kabupaten yang berdiri pada tahun 1999 ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bulungan dengan luas wilayah 14.263,68 km2. Kabupaten ini memiliki 10 sungai dan 17 pulau. Sungai terpanjang adalah Sungai Sembakung dengan panjang 278 km sedangkan Sungai Tabut merupakan sungai terpendek dengan panjang 30 km.

Proses penggantian panas dan uap air antara bumi dan atmosfir dalam jangka waktu yang lama menghasilkan suatu keadaan yang dinamakan iklim. Iklim merupakan suatu kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas, kelembaban dan gerakan udara.

Kabupaten Nunukan berada di wilayah khatulistiwa yang memiliki iklim tropis, sehingga mengalami 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan serta dipengaruhi oleh angin muson, yaitu Muson Barat pada bulan Nopember - April dan angin Muson Timur pada bulan Mei-Oktober.

(3)

Nunukan pada tahun 2006, Nunukan mengalami iklim panas dengan suhu udara rata-rata 27,50C. Suhu udara terendah 22,00C terjadi pada bulan September dan tertinggi 34,40C pada bulan Desember.Suhu udara Nunukan yang cenderung panas dipengaruhi oleh topografi Pulau Nunukan yang dikelilingi laut.Walaupun mengalami suhu udara yang cukup panas, namun karena diimbangi oleh wilayah hutan yang cukup luas, Pulau Nunukan mempunyai kelembaban udara dan curah hujan yang relatif tinggi. Pada tahun 2006 kelembaban udara berkisar antara 62,0% - 86,0%. Sedangkan rata-rata curah hujan mencapai

168,7 mm, dengan curah hujan tertinggi 248,6 mm pada bulan Januari dan terendah 98,9 mm pada bulan April dan November.Rata-rata kecepatan angin cenderung stabil.

Penduduk Kabupaten Nunukan pada tahun 2006 berjumlah 118.707 jiwa dengan padatan penduduk mencapai 8,32 jiwa/km2. Dibandingkan dengan tahun 2005,

jumlah penduduk mengalami

pertumbuhan sebesar 3,04%. Pertumbuhan penduduk yang terjadi juga merupakan dampak keberhasilan

pembangunan yang terjadi di

Kabupaten Nunukan sehingga menarik minat pendatang baru untuk tinggal dikabupaten ini. Faktor lain

yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah

semakin lengkapnya berbagai

fasilitas publik yang dibutuhkan masyarakat, kemudian dibukanya

lapangan kerja disektor

perkebunan, khususnya kelapa sawit dan industri pengolahan kayu serta sektor jasa.

Penduduk yang menempati

wilayah Kabupaten sebagian adalah penduduk asli setempat yaitu suku Dayak sedangkan penduduk mayoritas di Kabupaten Nunukan adalah suku Bugis pendatang dari daerah lain seperti suku Jawa, Sunda, Batak. Mata pencaharian penduduk setempat umumnya petani (perladangan berpindah), berkebun, pedagang, pegawai Pemerintah / Swasta. Sedangkan penduduk daerah sekitar penyelidikan mayoritas memeluk agama agama Islam.

Mata uang yang beredar di Kabupaten Nunukan bukan hanya rupiah saja melainkan mata uang Ringit Malaysia, Tingkat perekonomian penduduk daerah penyelidikan cukup baik, namun demikian hal ini mengakibatkan pula pada harga kebutuhan sehari - hari dan biaya hidup yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan daerah lain. Sarana dan pra sarana kesehatan, sekolah, perhubungan dan komonikasi rumah sakit, kantor pos dan lain-lain sudah cukup memadai.

Lahan di daerah ini sebagian merupakan hutan belukar dan hutan tanaman industri lahan pemukiman dan pertanian milik penduduk. Satwa yang hidup di sini antara lain kera, babi hutan, rusa dan berbagai jenis unggas, ikan dan lain-lain.

Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan inventarisasi ini dilaksanakan oleh satu tim lapangan yang terdiri dari 6 personil seluruhannya berasal dari staf Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

(4)

pekerjaan kantor yang meliputi pengolahan data lapangan, analisis conto di laboratorium, pembuatan peta-peta dan penyusunan laporan akhir.

Pelaksanaan penyelidikan dilaksanakan pada awal bulan Oktober sampai sedang pertengahan bulan Nopember 2010,

Jadwal pelaksanaan kegiatan selengkapnya dapat dilihat pada tabel Pelaksanaan Kegiatan di bawah ini :

Penyelidik Terdahulu.

Daerah ini sebelumnya pernah di selidiki oleh beberapa instansi dengan keperluan yang berlainan, tetapi data yang didapat bisa di gunakan sebagai acuan dalam penyelidikan ini, penyelidikan pernah di lakukan oleh :

- Robertson Research (Australia) PTY.Limited, 1984,Report No.1175. Recent Coal Developments in East Kalimantan,Indonesia and Potential Markets in The West Pacific. Laporan ini membahas secara sekilas mengenai cekungan batubara di wilayah Kalimantan Timur serta potensinya secara garis besar.

- S.Hidayat,Amirudin dan D.Satrianas,1995, Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik, Kalimantan Timur, Puslitbang Geologi Bandung, membahas kondisi geologi serta

Potensi berbagai formasi yang ada di daerah ini.

- Triono Untung dkk, 2005, Inventarisasi Batubara Marginal di Daerah Simenggaris,

Kabupaten Nunukan provinsi Kalimantan Timur, Direktorat Inventarisaasi Sumberdaya Mineral.

GEOLOGI UMUM

Secara regional, daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan Tarakan, dimana cekungan ini pada bagian utara dibatasi oleh tinggian Sempurna dan dibagian Selatan oleh Pegunungan Mangkaliat, dan dibagian barat dibatasi oleh tinggian Kuching

Stratigrafi Regional

Secara regional daerah

penyelidikan berada dalam peta geologi lembar Tarakan dan Sebatik, Kalimantan Skala 1 : 250.000 ( S. Hidayat, Amirudin dan Satrianas, 1995 ) dengan urutan batuan penyusun terlihat pada ( gambar 2.2)

Sedangkan Formasi tertua pada daerah penyelidikan berdasarkan Peta Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik ( Hidayat , Amirudin dan Satrianus, 1995 ) adalah Formasi Bengara yang terdiri dari perselingan batulempung, batulanau dan serpih sangat keras dengan sisipan tuf yang umumnya terkersikkan, sedangkan runtutan stratigrafinya adalah sebagai berikut mulai dari muda ke tua:

- Alluvium ( Qa ) tersusun oleh litologi lumpur,lanau,pasir,kerikil dan koral yang

merupakan endapan

pantai,sungai dan rawa.

- Formasi Sajau ( Tqps ),yang tersusun oleh batupasir

kuarsa,batulempung, batulanau dan batubara,lignit dan

(5)

- Formasi Sinjin ( Tps ) Tersusun oleh perselingan tuf, aglomerat dan lava andesit

piroksen Formasi ini

diperkirakan berumur pliosen formasi ini terletak tidak selaras diatas Formasi Tabul dan menjemari dengan Formasi Sajau bagian Bawah.

- Formasi Tabul ( Tmt ) tersusun oleh litologi perselingan

batulempung,batulumpur, batupasir, batubara dan batugamping fosil petunjuk tidak ditemukan kecuali pecahan

foram besar Cyccloclypeus sp dan Operculia sp. Yang berumur Miosen Tengah

berdasarkan kedudukannya dan adanya pecahan fosil diperkirakan umur formasi ini

adalah Miosen akhir dan diendapkan dilingkungan delta sampai laut dangkal dengan

ketebalan diperkirakan 600 m. Formasi Tabul ( Tmt ) tertindih tidak selaras oleh endapan gunung api Formasi Sinjin.

- Formasi Meliat ( Tmm ) tersusun oleh perselingan batupasir, batulempung, dan serpih dengan sisipan batubara, berstruktur lapisan bersusun, bioturbasi dan

mengandung bintal

batugamping, formasi ini berumur Miosen Tengah (

Purnamaningsih, 1990 ).dan di duga diendapkan pada lingkungan laut dangkal

sampai delta atau paralik, tebal formasi ini 800-1000m, diatas formasi ini secara selaras endapkan formasi Tabul.

- Formasi Naintupo ( Tomn ) yang berumur Oligosen - Miosen Awal,yang tersusun

oleh litologi perselingan napal, batupasir dan batulempung dengan sisipan

batugamping dan konglomerat, formasi ini diendapkan dilaut dangkal, tebal endapan

500-700m, diatas formasi ini secara selaras diendapkan formasi Meliat.

- Formasi Jelai (Tomj ) tersusun oleh perselingan breksi gunung api dan tuf dengan sisipan lava andesit. Umur pasti tidak di ketahu. Formasi Jelaimenindih tidak selaras

Formasi sembakung sedangkan hubungan dengan formasi lainnya tidak diketahui

- Formasi Sembakung ( Tes ) tersusun oleh perselingan batupasir,batugamping,

batulanau, batulempung, serpih, dan batugamping fpraminifera . struktur batupasir

silang siur. Formasi ini berumur Eosen dengan dengan lingkungan pengendapan

dekat pantai , laut dangkal sampai laut dalam ( Bucham, 1971 ). Formasi iniditindih

tidak selaras oleh Formasi Naintupo.

- Formasi Bengara ( Mzb ) yang terdiri dari perselingan batulempung, batulanau

dan serpih sangat keras dengan sisipan tuf. Formasi ini adalah batuan alas yang berumur Mesozoikum yang merupakan endapan turbidit distal dilaut dalam.satuan ini ditutupi secara tidak selaras Formasi Sembakung

- Sumbat dan Retas tersusun

(6)

porfiris dengan finokris plagioklas, kuarsa, piroksen,dalam masa dasar halus

mengandung plagiokla. Batuan tersebut menerobos batuan Formasi Sinjin yang

diduga berumur Pliestosen. - Batuan Terobosan Granitan ( Tomi ) granodiorit ( gdy ), tolanit ( tn ) dan diorit ( di ). Gronodiorit berbutir sedang – kasar mengandung plagioklas, kalium felspar, kuarsa,

hornblenda, biotit, klorit, kalsit, epidot dan bijih. Batuan ini menerobos Formasi Jelai

sehingga diduga berumur Oligosen – Miosen Akhir.

Struktur dan Tektonika Regional

Secara regional daerah penyelidikan berada dalam peta geologi lembar Tarakan dan Sebatik, Kalimantan Skala 1 : 250.000 ( S. Hidayat, Amirudin dan Satrianas, 1995 ) stuktur geologi yang berkembang didaerah lipatan, sesar dan kelurusan. Lipatan berupa antiklin dan sinklin dengan sumbu lipatan berarah barat laut – tenggara yang melibatkan semua formasi batuan di lembar ini. Sesar yang dijumpai berupa pada umumnya berupa sesar normal yang sebagian merupakan hasil pengaktifan kembali sesar – sesar yang telah terbentuk sebelunya. Sesar dan kelurusan arah umumnya adalah baratlaut – tenggaradan beberapa berarah baratdaya – timurlaut. Di beberapa tempat ditempati sesar – sesar ini ditempati batuan beku. Sebagian dari struktur yang ditemukan di lembar ini ditafsirkan dari citra Sar ( Synthetic Aperture Radar ). Dari pengamatan struktur sedimen dan komposisi batuan tersier, pada umumnya diduga daerah lembar Tarakan dan Sebatik telah mengalami beberapa kali tektonika.

Pengendapan pada kala Tersier diawali oleh pengendapan batugamping foraminifera dan sedimen turbidit dari formasi sembakung pada lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Pengendapan “ Daratan Sunda “ yang berlangsung pada akhir Eosen telah diikuti oleh penurunan cekungan secara perlahan lahan mulai dari kala Oligosen – Miosen Akhir. Periode ini merupakan masa pengendapan dalam pola regresi hampir diseluruh Cekungan Tarakan yang menghasilkan endapan paralik – laut dalam yang membentuk reruntuhan batuan dari Formasi Naintopo, Meliat dan Tabul. Bersama periode ini di daerah daratan terjadi kegiatan gunungapi dan magmatik yang menghasilkan batuan gunung api Formasi Jelai dan terobosan batuan beku granitan. Periode tektonik selanjutnya berlangsung pada akhir Miosen atau awal Pliosen sampai kala Plistosen. Fase ini merupakan masa terjadinya pengangkatan kembali tepi cekungan yang ditanai dengan pembentukan endapan paralik – flufiatil delta delta seperti batupasir, batubara dan batulempung dari Formasi Sajau. Pada masa ini juga di darah daratan terjadi kegiatan gungungapi yang menghasilkan batuan gunungapi dari Formasi Sinjin dan terobosan andesit, dasir dan basalt yang berupa Sumbat dan Retas. Kegiatan tektonika terakhir terjadi pada kala Plistosen menghasilkan perlipatan dan sesar yang membentuk struktur geologiseperti sekarang ini.

Indikasi Endapan Batubara.

Berdasarkan data sekunder

(7)

daerah penyelidikan cukup luas. Penyebaran endapan batubara tersebut terdapat pada 3 ( tiga ) Formasi pembawa batubara ( Coal Bearing Formation ) yaitu Formasi Sajau berumur Plio – Plistosen, Formasi Tabul yang diperkirakan berumur Miosen Akhir dan Formasi Meliat yang berumur Miosen Tengah.

KEGIATAN PENYELIDIKAN

Penyelidikan Lapangan Pengumpulan data sekunder

Di samping peta geologi lembar Tarakan dan Sebatik data – data yang berhubungan dengan batubara di daerah penyelidikan sudah sebagian didapat dari dinas pertambangan dan energi Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur.

Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi di permukaan dilakukan untuk mencari singkapan – singkapan batubara dan non batubara berdasarkan informasi baik dari masyarakat maupun dari data sekunder dengan menelusuri jalan setapak ataupun menyusuri sungai yang diperkirakan akan muncul batubara, setelah ditemukan satu singkapan kemudian di telusuri searah jurus dan kemudian memotong jurus untuk kemungkinan ditemukan lapisan yang lain..

Pekerjaan yang dilakukan adalah pengumpulan data singkapan batubara dengan mencatat posisi koordinat singkapan dari gps, arah dan kemiringan perlapisan, ketebalan, deskripsi batuan, batuan pengapit bagian atas bawah, dan terakhir pengambilan conto batubara untuk analisis laboratorium.

Analisis Laboratorium

Tidak semua singkapan batubara yang ditemukan dianalisa, batubara yang dianggap mewakili saja yang dianalisa. Analisa yang dilakukan pada kegiatan ini adalah analisis kimia fisika dan petrografi, sedangkan conto batubara yang diambil berasal dari singkapan lapangan dengan metode grab sampling ataupun Chanel Sampling.

Analisis kimia proximate berupa kelembaban (Free Moisture, Total Moisture, Moisture), jat terbang (Volatile Matter), karbon tertambat (Fixed Carbon), abu (Ash), sulpur (Total Sulphur). Untuk ultimate berupa

kandungan Carbon, Hydrogen,

Nitrogen, Sulphur, Oxygen.

Analisis fisika yang dilakukan adalah tingkat berat jenis (SD), kekerasan penggerusan (HGI), nilai kalori (CV).

Analisis petrografi terhadap conto batubara dimaksudkan untuk mengetahui komposisi maseral dan nilai reflektan vitrinit.

Pengolahan Data

(8)

kemudian di evaluasi dan di kaji sehingga akan diperoleh kesimpulan tentang daerah yang di selidiki.

HASIL PENYELIDIKAN

Geologi Daerah Penyelidikan Morfologi Daerah Penyelidikan

Daerah penyelidikan secara umum dikelompokan menjadi 2 ( dua )satuan morfologi yaitu :

1. Satuan Morfologi perbukitan bergelombang sedang - terjal yang menempati sebelah utara daerah penyelidikan menempati + 30 % daerah penyelidikan yang didominasi oleh batupasir. Daerah penyelidikan ini merupakan lahan perkebunan sawit dan HPH ( hak Pengelolaan hutan ) yang sampai saat ini masih beroperasi mengeluarkan kayu. 2. Satuan Morfologi bergelombang

landai yang menempati + 70 % daerah penyelidikan yang terdapat di sebelah selatan Daerah ini merupakan lahan perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri ( HTI ) sedang identifikasi dan analisa yang baik terhadap pola pengaliran sungai akan membawa ke suatu informasi mengenai struktur dan proses yang terjadi yang mengendalikan suatu bentang alam.

Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Daerah Inventarisasi masuk kedalam Cekungan Tarakan, cekungan ini pada bagian utara dibatasi oleh tinggian Sempurna dan dibagian Selatan oleh Pegunungan Mangkaliat,

dan dibagian barat serta barat daya oleh tinggian Kuching

Sedangkan urutan stratigrafi daerah penyelidikan berurutan dari endapan paling muda ke yang tua adalah sebagai berikut :

. - Alluvium ( Qa ) tersusun oleh litologi lumpur,lanau,pasir,kerikil dan koral yang merupakan endapan pantai,sungai dan rawa.

- Formasi Sajau ( Tqps ),yang tersusun oleh batupasir kuarsa,batulempung, batulanau dan batubara,lignit dan konglomerat, perlapisan sedimen silang siur planar dan

mangkok, bioturbasi,perarian sejajar, nodul besi dan fosil kayu formasi ini berumur Plio – Plistosen dan diendapkan pada lingkungan fluviatil dengan ketebalan 600 – 2000 m..

- Formasi Sinjin ( Tps ) Tersusun oleh perselingan tuf, aglomerat dan lava andesit

piroksen Formasi ini diperkirakan berumur pliosen formasi ini terletak tidak selaras diatas Formasi Tabul dan menjemari dengan Formasi Sajau bagian Bawah.

- Formasi Tabul ( Tmt ) tersusun oleh litologi perselingan batulempung,batulumpur,

(9)

600 m. Formasi Tabul ( Tmt ) tertindih tidak selaras oleh endapan gunung api Formasi Sinjin.

- Formasi Meliat ( Tmm )

tersusun oleh perselingan batupasir, batulempung, dan serpih dengan sisipan batubara, berstruktur lapisan bersusun,

bioturbasi dan

mengandung bintal batugamping, formasi ini

berumur Miosen Tengah ( Purnamaningsih, 1990 ).dan di duga diendapkan pada lingkungan laut dangkalsampai delta atau paralik, tebal formasi ini 800-1000m, diatas formasi ini secara selaras endapkan formasi Tabul.

Formasi Naintupo ( Tomn ) yang berumur Oligosen -

Miosen Awal,yang

tersusun oleh litologi perselingan napal, batupasir dan batulempung dengan sisipan batugamping dan konglomerat, formasi ini diendapkan dilaut dangkal, tebal endapan 500-700m, diatas formasi ini secara selaras diendapkan formasi Meliat.

- Formasi Sembakung ( Tes ) tersusun oleh perselingan batupasir,batugamping,

batulanau, batulempung, serpih, dan batugamping fpraminifera . struktur batupasir

silang siur. Formasi ini berumur Eosen dengan dengan lingkungan pengendapan

dekat pantai , laut dangkal sampai laut dalam ( Bucham, 1971 ). Formasi ini ditindih tidak selaras oleh Formasi Naintupo.

- Formasi Bengara ( Mzb ) yang terdiri dari perselingan batulempung, batulanau

dan serpih sangat keras dengan sisipan tuf. Formasi ini adalah batuan alas yang berumur Mesozoikum yang merupakan endapan turbidit distal dilaut dalam.satuan ini ditutupi secara tidak selaras Formasi Sembakung.

Struktur Geologi Daerah Penyelidikan Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa struktur lipatan dan sesar. Struktur lipatan berupa sinklin yang berarah hampir Utara - Selatan dan antiklin Barat laut– tenggara dengan arah kemiringan lapisan 5o – 65o. Struktur sesar berupa sesar naik dengan relatif sama dengan utama.

Potensi Endapan Batubara Lokasi dan sebaran batubara

Dari hasil pemetaan geologi di daerah penyelididikan di temukan 45 ( empat puluh lima ) singkapan batubara dan singkapan non batubara ( tabel 4.1). Batubara yang ditemukan adalah masuk ke dalam Formasi Tabul dan Formasi Meliat ( foto 4.3, foto.4.4 , foto 4.5 dan Foto 4.6 adalah singkapan batulempung di Formasi Sembakung ) batubara dengan ketebalan yang bervariasi antara 0.10 m sampai sedang 1. 50 m dengan penyebaran yang cukup luas. Untuk

mempermudah perhitungan sumberdaya batubara maka dibagi

menjadi empat blok yaitu :

(10)

- Blok Simenggaris tersebar disebelah utara daerah penyelidikan, singkapan – singkapan ditemukan dikanan kiri jalan tran kaltim pada Formasi Meliat. sedangkan diselatan blok simenggaris ini tidak ditemukan batubara dikarenakan sungai – sungainya sudah tertimbun oleh kayu akibat dari perkebunan sawit yang membuang sampah kayunya ke sungai.

- Blok Bukit Menangis tersebar di sebelah timur daerah penyelidikan Formasi Tabul yang berumur Miosen Atas yag yang tersingkap dikanan kiri jalan Menuju perbatasan Indonesia – Malaysia.

- Blok Sebakis memempati tenggara daerah penyelidikan, singkapan ditemukan di hulu - hulu anak sungai sebakis pada Formasi Meliat, sedang untuk pembagian blok dapat dilihat di tabel ( 4.3 )

Kualitas batubara

Conto batubara yang dianalisa baik proksimat, ultimat dan petrografi tidak semua disingkapan di ambil akan tetapi hanya yang dianggap mewakili saja dan dapat memberi gambaran mengenai batubara di daerah Nunukan dan dan sekitarnya.

Kandungan air bebas (FM,ar) berkisar antara 1,32 % - 6,11 %; Kandungan air total (TM, ar) berkisar antara 3,09 % - 10,79 %, Kandungan air terikat (M, adb) antara 1,79 % - 5,37 %, Kandungan gas terbang (VM, adb) antara 29,10 % - 51,83 %, Karbon tertambat (FC, adb) antara 20,26 % - 52,27 %, Kandungan abu (Ash, adb) antara 0,78 % - 48,85 %, Kadar sulfur total (ST, adb) antara 1,03 % - 3,72 %, Berat jenis (RD, adb) antara 1,29 – 1,83, Nilai kalori (CV, adb) antara 6869 kal/gr – 7825 kal/gr dan HGI 41- 57. Untuk NNK.11A nilai kalori tidak dimasukkan karena kandungan abunya

tinggi yaitu 48,85.sedangkan kualitas batubara berdasarkan lapisan dan blok dapat dilihat ditabel

( 4.4 ). dengan demikian batubara daerah Nunukan dan sekitarnya secara umum dapat digolongkan sebagai high rank coal (batubara peringkat tinggi).

Tidak semua singkapan dianalisa petrografinya hanya lima singkapan yang dianggap mewakili yaitu NNK.01, NNK.02, NNK.11A, NNK.14 dan NNK.15 dari hasil analisis petrografi ( lampiran ) yang terdiri dari tiga kelompok maseral; vitrinit, inertinit dan liptinit. Vitrinit merupakan maseral yang dominan yaitu antara 89,9% – 97,3 %, diikuti inertinit0,2% – 1.6 % dan liptinit.0,1% – 0,6 %. Nilai reflektan vitrinit batubara didaerah Nunukan dan sekitarnya berkisar 0,46 % sampai 0,57 %.

Sumberdaya Batubara.

Karena singkapan batubara yang ditemukan terdistribusi di beberapa tempat dan berkelompak maka untuk membahas sebaran batubara daerah penyelidikan dikelompokkan menjadi 4 ( empat ) blok, pengelompokan blok di kombinasikan berdasarkan singkapan baik singkapan hasil data lapangan maupun data sekunder . Penamaanya blok di hubungkan dengan daerah yang terkenal didaerah itu juga yaitu : Blok Tabul, Blok Simenggaris, Blok Bukit Menanggis dan Blok Sebakis.

(11)

singkapan NNK.13 dan lapisan 5 dengan kode singkapan NNK.12 dengan ketebalan 1.00 m untuk Blok Tabul ini singkapan ditemukan di sebelah utara di hulu sungai Tabul pada bekas jalan setapak . Blok Simenggaris terbagi menjadi 5 lapisan yaitu lapisan F,G, H, I, dan J. Dengan ketebalan untuk lapisan F dengan ketebalan 0.10 m dengan kode singkapan SG.19, lapisan G dengan ketebalan dengan ketebalan yang bervariasi antara 0.50 m - 1.10 m, lapisan H dengan ketebalan 0.20 m dengan kode singkapan SG. 23 dan SG.24 untuk lapisan I tebal 1.80 m dengan kade singkapan SG.25 dan lapisan J kode singkapan adalah SG.26 dengan tebal 0.50 m hampir semua singkapan di blok Simenggaris ini ditemukan di sebelah kanan dan kiri jalan tran KalTim serta kupasan jalan logging kayu. Untuk blok Gunung Menangis hanya ada dua lapisan batubara yaitu lapisan 1 dan lapisan 2 dengan ketebalan 0.10 m untuk NNK. 09 dan NNK.08 adalah 0.80 m di temukan disepanjang jalan menuju perbatasan antara Inbonesia dan Malaysia dan untuk Blok Sebakis ditemukan 8 ( delapan ) singkapan antara lain SG.01, SG.02, SG.03, SG.04, SG.34, NNK.01, NNK.02 dan NNK.03 dengan ketebalan bervariasi antara 0.80 – 1.50 m tersingkap di anak –anak sungai sebakis dan kupasan – kupasan jalan.

Penghitungan sumberdaya batubara berdasarkan acuan Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara Standar Nasional Indonesia (SNI) Amandemen I – SNI No. 13-5014-1998, disebutkan bahwa kriteria ketebalan minimum yang dihitung adalah lapisan batubara yang mempunyai ketebalan lebih dari 1 meter akan tetapi mengingat untuk

daerah Kalimantan Timur khususnya di daerah penyelidikan batubara yang mempunyai ketebalan 0.50 m oleh perusahaan diambil ( PT. Dewa Ruci Mandiri ), maka dalam perhitungan sumberdaya untuk daerah nunukan dan sekitarnya di kombinasikan antara kenyataan dilapangan dan berdasarkan Standar Nasional Indonesia ( SNI ) dengan kedalaman hingga 100 m

Perhitungan sumberdaya batubara dibatasi dengan kriteria, sebagai berikut :

Penyebaran kearah jurus (panjang) lapisan dibatasi dengan jarak yang bervariasi dari singkapan kearah kanan dan kekiri ( lihat tabel sumberdaya batubara ).

1) Penyebaran kearah kemiringan (lebar) lapisan dibatasi sampai interval kedalaman 100 m, dihitung tegaklurus dari permukaan singkapan, sehingga lebar singkapan :L = (

batas kedalaman / sin α ), dimana α = sudut kemiringan lapisan batubara.

2) Tebal lapisan singkapan

batubara

3) Berat Jenis adalah Berat Jenis rata-rata adalah 1.37

4) Sumberdaya batubara dihitung dengan rumus :

Sumberdaya = P ( m ) x L ( m ) x Tebal Batubara( m ) x Bj ton/m³

Dalam penghitungan

sumberdaya batubara, didapatkan total sumberdaya batubara sebesar 11.545.807.9 ton ( lihat tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 ) dengan batasan kedalaman mencapai100 meter. Dengan panjang lapisan searah strike ( jurus ).

(12)

Batubara daerah Nunukan mempunyai kalori tinggi dan mempunyai potensi batubara yang cukup melimpah apalagi untuk mengembangkan daerah perbatasan antara Indonesi dan Malaysia sehingga bisa dikembangkan lebih lanjut serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pula,

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah dijelaskan diatas kesimpulan dan saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

Kesimpulan :

1. Secara regional daerah penyelidikan berada dalam peta geologi lembar Tarakan dan Sebatik, Kalimantan Skala 1 : 250.000 ( S. Hidayat, Amirudin dan Satrianas, 1995 )

2. Cekungan Tarakan ini dibagian utara dibatasi oleh tinggian Sempurna dan dibagian Selatan oleh Pegunungan

Mangkaliat, dan dibagian barat serta barat daya oleh tinggian Kuching .

3. Formasi pembawa

batubara ( coal bearing formation ) adalah Formasi Tabul dan Formasi Meliat.

4. Sumber daya batubara daerah penelitian sebesar 11.545.807.9 ton

5. Kandungan abu rata – rata adalah 3.5 %

6. Dari hasil analisa kimia didapakan bahwa batubara di daerah penyelidikan merupakan katagori batubara kalori tinggi dengan nilai kalori sebesar 6869 – 7825 kal/gr (adb )

Saran : Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan daerah

perbatasan Indonesia dan Malaysia.

DAFTAR PUSTAKA

S.Hidayat,Amirudin dan D.Satrianas,1995, Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik, Kalimantan Timur, Puslitbang Geologi Bandung.

.Robertson Research (Australia) PTY.Limited, 1984,Report No.1175. Recent Coal evelopments in East Kalimantan,Indonesia and Potential Markets in The West Pacific.

Triono Untung dkk, 2005, Inventarisasi Batubara Marginal di Daerah Simenggaris,Kabupaten Nunukan provinsi Kalimantan Timur, Direktorat Inventarisaasi Sumberdaya Mineral.

(13)

Daerah Penyelidikan

(14)
(15)
(16)

PLISTOSEN HOLOSEN

BAWAH

TENGAH TENGAH

P

L I S T O

S

E

N

M I O S

E

N

T E R S

I

E

R

K

UART

E

R

UMUR LINGKUNGAN

FLUVIAL DELTA PANTAI, RAWA, SUNGAI

Laut dangkal - delta DELTA LAUT DANGKAL Perselingan bt.lempung, bt.lumpur, bt.pasir,

bt.gamping, batubara dibagian atas

Perselingan napal, bt.pasir, bt.gamping, serpih bersisipan batubara

ATAS TABUL

MELIAT SINJIN

Perselingan tuf, breksi tuf, aglomerat, lava andesit piroksen umunya gampingan Lumpur, lanau, pasir, kerikil, koral

Bt.pasir kuarsa, bt.lempung, bt.lanau, batubara, lignit dan konglomerat

FORMASI

ALUVIUM

ATAS

SAJAU

LITOLOGI

BAWAH

OLIGOSEN

NAINTUPO Perselingan napal, batupasir dan batulempungdengan sisipan batugamping dengan konglomerat

Laut dangkal

EOSEN SEMBAKUNG Perselingan batupasir, batugamping, batulanau,batulempung, serpih dan batugamping. Laut dangkal - Laut dalam

BENGARA

KA

P

U

R Perselingan batulempung, batuglanau dan

serpih dan sangat keras dengan sisipan tuf umumnya terkersikkan dan setempat termalihkan

Laut dalam BAWAH

ATAS

(17)

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Inventarisasi Batubara Daerah Nunukan dan Sekitarnya

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 Studi Pustaka

2 Proposal

3

Pemaparan Rencana Kerja

4 Kegiatan Lapangan

5

Penyusunan Laporan Pendahuluan

6 Pengolahan Data

7

Analisa

Laboratorium

(18)

Tabel 4.1. Singkapan Batubara Dan Non Batubara DaerahNunukan Dan Sekitarnya, Kab. Nunukan, Prov. Kalimantan Timur

No. Kode Conto

KOORDINAT Strike/

Dip O

N...O E /

...O

Tebal

(m)

Elevasi

( m ) Deskripsi

X Y

1 NNK-1 523237 451968 345 / 30 > 1,00 30 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori

tangan, terdapat getah damar, britle, keras.

2 NNK-2 521497 452643 25 /15 1,50 44 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori

tangan, keras, bagian atas ditutupi soil.

3 NNK-3 520948 453705 18 / 23 0,20 ;

1,20 52

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori

tangan, terdapat getah damar.

4 NNK-4 522660 465106 335 /10 0,43 39 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis,mudah hancur.

5 NNK-5 518358 469832 5 / 15 0,20 61

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori

tangan, keras, bagian atas batulempung karbonan dan floor

batulempung.

6 NNK-6 528787 473463 110 / 30 0,15 209 Batubara, hitam, agak keras, banyak pengotor.

7 NNK-7 525875 471633 105 / 65 0,70 72 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,

britle, keras.

(19)

9 NNK-9 525208 472334 105 / 60 0,10 100 Batubara, hitam, kusam, berlapis, mudah hancur.

10 NNK-10 511987 471981 35 / 42 0,10 300 Batubara, hitam, kusam, berlapis, mudah hancur.

11 NNK-11 511399 473487 96 / 12 > 1,00 453 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, banyak ditemukan

rekahan - rekahan, tidak mengotori tangan, britle, keras.

12 NNK-12 511192 474241 110 / 10 1,00 479 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, banyak ditemukan

rekahan - rekahan, britle, keras.

13 NNK-13 511141 474031 110 / 20 0,50 495 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, keras.

14 NNK-14 511405 472575 50 / 15 0,50 340 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, britle, keras.

15 NNK-15 518701 471206 50 / 15

0,60 ;

0,40 ;

0,25

75 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,

britle, keras, ekah - rekah.

16 NNK-16 516181 472764 75 / 23 0,30 125

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, britle, keras, parting

batu lempung dengan ketebalan 0.10 cm warna abu abu -

kehitaman.

17 NNK-17 511609 476426 115 / 30 0,6 524 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,

britle, keras.

18 Btlp 01 520695 467000 338/26 - 27 Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna

abu-abu - kehitaman.

(20)

abu-abu - kehitaman, agak keras.

20 Btlp 03 516071 474150 135/10 - 270 Batulempung,abu-abu - kehitaman, agak keras.

21 Btlp 04 510917 471178 135/10 - 199 Batulempung,abu-abu - kehitaman, agak keras.

22 Btlp 05 503215 464265 010/12 - 77 Batulempung abu-abu - kehitaman.

23 Btlp 06 508945 469311 330/5 - 453 Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna

abu-abu - kehitaman.

24 Btlp 07 516483 475337 40/15 - 230 Batulempung abu-abu - kehitaman.

25 Btlp 08 498352 459208 229/30 - 65 Batulempung,abu-abu - kehitaman, agak keras.

26 Btlp 09 498422 458049 220/28 - 54 Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna

abu-abu - kehitaman, agak keras.

27 Btlp 10 498680 456188 199/25 - 56 Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna

abu-abu - kehitaman.

28 Btlp 11 498695 453715 225/24 - 48 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,

britle, keras.

29 Btlp 12 510467 469937 230/29 - 328 Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,

britle, keras.

30 Btps 01 526073 452853 126/30 - 44 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, abu-abu - kecoklatan, porositas baik

, pemilahan sedang.

(21)

32 Btps 03 521261 468495 15/10 - 78 Batupasir, abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.

33 Btps 04 522300 461933 324/15 - 80 Batupasir, abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.

34 Btps 05 530711 474413 115/28 - 312 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,

pemilahan sedang.

35 Btps 06 532790 475574 120/30 - 130 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,

pemilahan sedang.

36 Btps 07 527825 472610 65/45 - 190 Batupasir, abu-abu sampai coklat, halus sampai sedang,berlapis.

37 Btps 08 527069 472160 105/50 - 152 Batupasir, abu-abu sampai coklat, halus sampai sedang,berlapis.

38 Btps 09 526242 471596 110/40 - 82 Batupasir, abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.

39 Btps 10 523869 472537 105/55 - 122 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,

pemilahan sedang.

40 Btps 11 518949 474123 80/27 - 256 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,

pemilahan sedang.

41 Btps 12 515626 476257 100/12 - 293 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,

pemilahan sedang.

42 Btps 13 511379 473262 65/45 - 413 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,

pemilahan sedang.

43 Btps 14 507525 468433 340/20 - 187 Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, abu-abu - kecoklatan,porositas baik

, pemilahan sedang.

44 Btps 15 505157 467617 310/25 - 90 Perselingan batupasir dengan batulempung kecoklatan.

45 Btpsl 07 508628 468184 162/10 - 293 Batupasir selang seling batulempung, batupasir warna kecoklatan, batulempung

Gambar

Gambar 1.1.  Peta Lokasi Daerah Penyelidikan
Gambar 2.2. Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan
Gambar 4.1. Stratigrafi Daerah Nunukan Dan Sekitarnya
Tabel 1.1.  Jadwal Kegiatan  Inventarisasi Batubara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib baik

Sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya bagi pihak pengambil keputusan dalam hal ini kepala sekolah merupakan hal terpenting untuk dapat menentukan dan

- Dengan menggunakan sintaks dalam bahasa Prolog, buatlah representasi pengetahuan dari fakta tersebut di atas. (Dari definisi

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan :. - Surat Ijin Usaha

Pada hari ini, Rabu Tanggal Dua Puluh Dua Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Empat Belas, dengan ini Pokja Pengadaan Barang / Jasa ULP Dinas Pertanian Tanaman

Sanggahan penyedia barang/jasa dan jawaban Pokja P2BJ 7 - 2017 pada sistem LPSE tentang Sisa Kemampuan Paket (SKP) penyedia yang ditetapkan sebagai pemenang memiliki lebih

Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, dengan ini ditetapkan bahwa Pemenang Lelang Cetak Blanko Sendak Baintelkam Polri TA. Percetakan

Gambar 3.12 merupakan Activity Diagram Melihat Detail Pengumuman menjelaskan alir kerja actor untuk melakukan proses Melihat Detail dari Info Pengumuman