• Tidak ada hasil yang ditemukan

147463388 JURNAL MANAJEMEN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "147463388 JURNAL MANAJEMEN BISNIS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL MANAJEMEN BISNIS

(2)

DAFTAR ISI

ISSN:

1978

8339

JURNAL MANAJEMEN BISNIS

Halaman

Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap

Dividend Payout Ratio

Lisa Marlina dan Clara Danica ... 1 – 6

Balanced Scorecard: Pengukuran Kinerja Perusahaan dan Sistem Manajemen Strategis

Friska Sipayung ... 7– 14

Menciptakan Pengalaman Konsumen dengan Experiential Marketing

Endang Sulistya Rini... 15– 20

Pengaruh Harga (Price) dan Kualitas Pelayanan (Service Quality) terhadap Kepuasan Pasien

Rawat Inap di RSU Deli Medan

Arlina Nurbaity Lubis dan Martin ... 21– 24

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pegawai pada Pegawai Dinas Luar

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan

(3)

ANALISIS PENGARUH

CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO,

DAN

RETURN ON ASSETS

TERHADAP

DIVIDEND PAYOUT RATIO

Lisa Marlina dan Clara Danica

Departemen Staf Pengajar FE USU

Abstract

The purpose of the research is to examine the factors which is influence Dividend Payout Ratio in manufactur sector of Bursa Efek Indonesia (BEI). The research use fundamental factors of company: financial ratio which is liquidity ratio represent by Cash Position (CP), leverage ratio represent by Debt Equity Ratio (DER) as independent variable, profitability ratio represent by Return On Assets (ROA), and dependent variable represent by Dividend Payout Ratio (DPR). The result of research indicate that the fundamental ratio which is consist of Cash Position, Debt to Equity Ratio and Return on Assets are together have significant effect to Dividen Payout Ratio. The result also indicate that Cash Position variable and Return on Assets variable is partiality have positive and significant effect to Dividen Payout Ratio, but Debt to Equity Ratio has no significant effect to Divident Payout Ratio.

Keywords: Dividen Payout Ratio(DPR), Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) and Return on Assets

(ROA)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo dari lebih satu tahun. Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa capital gain dan dividen.

Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat.Bagi perusahaan,pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk deviden akan mengurangi sumber dana internal nya,sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil resiko perusahaan.

Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout rationya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai,artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.

Pertimbangan mengenai dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh.

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto, 2001: 202).

(4)

Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Januari 2009: 1 - 6

Return on Assets (ROA) menunjukkan (independen). Variabel terikat (Y) adalah Dividend kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel bebas (X) aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin terdiri dari Cash position (CP), Debt to Equity Ratio tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan (DER) dan Return on Assets (ROA).

pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono,

Variabel Independen (X): 2001).

Perusahaan yang terdaftar di BEI tidak a. Cash Position (X1)

semuanya membagikan dividen kepada para Cash position dihitung berdasarkan perbandingan pemegang sahamnya, baik itu dalam bentuk dividen antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah tunai maupun dividen saham. Hal tersebut disebabkan pajak.

Rumus: oleh adanya pertimbangan-pertimbangan yang

Saldo kas akhir berbeda dalam membuat keputusan kebijakan dan

Cash position 

pembayaran dividen dalam setiap perusahaan. laba bersih setelah pajak Sektor manufaktur merupakan sektor yang

paling banyak membagikan dividen kepada para b. Debt to Equity Ratio (X2)

pemegang sahamnya selama kurun periode 2004-2007 Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio dibandingkan sektor lain yang terdaftar di Bursa Efek hutang terhadap modal sendiri. Rasio ini Indonesia (BEI). Selama periode 2004-2007, ada mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai sebanyak 24 perusahaan manufaktur yang oleh hutang dibanding dengan modal sendiri. membagikan dividen kepada para pemegang Rumus:

sahamnya. total hutang

diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah

Return on Assets (ROA) dihitung berdasarkan sebagai berikut:

perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap

“Apakah Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio

total aktiva yang dimiliki perusahaan. (DER) dan Return on Assets (ROA) mempunyai

Rumus: pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout

ROA

Laba bersih setelah pajak

Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia (BEI)?” total aktiva

1.3. Hipotesis

Variabel Dependen (Y):

Dividend Payout Ratio (Y)

Berdasarkan rumusan masalah penelitian

Dividend payout ratio diukur dengan maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: “Cash

membandingkan dividen kas per lembar saham Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return

terhadap laba yang diperoleh per lembar saham. on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara

Rumus: signifikan terhadapDividend Payout Ratio (DPR)

dividen kas per lembar saham

pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia

DPR

laba yang diperoleh

per lembar saham

(BEI)”.

1.4. Tujuan Penelitian 2.2. Populasi dan Sampel

Tujuan penelitian ini adalah: Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

”Mengetahui pengaruh Cash Position (CP), Debt to adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar

Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

2. METODE PENELITIAN salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti

memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap

2.1. Defenisi Operasional beberapa karakteristik anggota populasi yang

disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu

(5)

Lisa Marlina dan Clara Danica Analisis Pengaruh Cash Position

Kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Emiten yang selalu listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian, yaitu 2004-2007.

b. Emiten yang memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian, yaitu 2004-2007.

c. Emiten yang selalu membagikan dividen selama periode penelitian, yaitu 2004-2007.

Berdasarkan karateristik penarikan sampel, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 24 perusahaan.

2.3. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data data yang tersedia dan diolah sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta fakta dan hubungan antar fenomena yang diteliti.

b. Analisis Statistik

Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linier berganda.Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Dividend Payout Ratio (DPR)

a = Konstanta

Model regresi berganda yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai Adjusted R Square yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square

maka berarti semakin baik model regresi yang digunakan karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar,demikian pula apabila yang terjadi sebaliknya.

d. Pengujian Hipotesis

(1) Uji secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian:

H0: b1=b2=b3= 0, artinya variabel Cash Position

(CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) yang terdapat pada model ini secara serempak tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

H1: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER)

dan Return on Assets (ROA) yang terdapat pada model ini secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Pada penelitian ini nilai Fhitungakan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat

signifikan

(

α

)

= 5%.

Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: Terima H0 bila Fhitung

Ftabel

Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung > Ftabel

(2) Uji Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian:

H0: b1=b2=b3= 0, artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan dari Cash Position (CP), Debt

to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets

(ROA) secara individual terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

H1: b1 ≠ b2 ≠ b3≠ 0, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan dari Cash Position (CP), Debt

to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets

(ROA) secara individual terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan

dengan ttabel pada tingkat signifikan

(

α

)

= 5%.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah:

H0 diterima jika : thitung≤ ttabel H1 diterima jika : thitung > ttabel

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Regresi Linear Berganda

(6)

Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Januari 2009: 1 - 6

Tabel 1. Hasil Estimasi Regresi Coefficients(a)

Standardized

Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.624 5.879 1.807 .074

CP 3.603 1.748 .190 2.061 .042

DER 5.088 2.750 .175 1.850 .068

ROA 1.219 .205 .570 5.961 .000

Sumber: Hasil olahan SPSS 12.0 for windows

Dari Tabel 1 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 10,624 + 3,603 X1 + 5,088 X2 + 1,219 X3 + e

Dimana:

Y = Dividend Payout Ratio (DPR)

X1 = Cash Position (CP)

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Return on Assets (ROA)

b. Koefisien Determinasi mentalnya saja tetapi juga harus mempertimbangkan

Tabel 2. Koefisien Determinasi Model Summary(b)

faktor faktor lain diluar perusahaan termasuk juga untuk keputusan deviden.

R Adjusted Std. Error of

Durbin-Model R Square R Square the Estimate Watson c. Pengujian Hipotesis

(1) Uji secara Simultan (Uji F)

1 . .542(a) .294 .270 21.08003 1.977(a)

Berdasarkan hasil SPSS pada Tabel 3

Sumber: Hasil olahan SPSS 12.0 for windows diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,000 yang lebih kecil

Nilai Adjusted R Square pada Tabel 2 Adalah dari 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 12,227 yang lebih besar dari Ftabel yang hanya 3,00 mengindikasikan 0,27 berarti variabel Cash position, Debt to Equity

bahwa H0 ditolak dan H1diterima sehingga dapat

Ratio dan Return on Assets dapat menjelaskan

disimpulkan bahwa variabel Cash Position, Debt to variabel Dividen Payout Ratio hanya sebesar 27% saja

sedangkan 73% dijelaskan oleh variabel-variabel lain Equity dan Return on Assets pada model ini secara

yang tidak termasuk dalam model.Artinya variabel serempak berpengaruh secara signifikan terhadap bebas yang terdapat pada model ini tidak cukup kuat variabel Dividen Payout Ratio.

untuk memperediksi variabel terikat. Hal ini

(2) Uji Secara Parsial (Uji t)

kemungkinan besar disebabkan model ini murni hanya

menggunakan faktorfundamental perusahaan dan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sama sekali tidak memasukkan faktor pasar sebagai signifikansi pengaruh variabel bebas secara individual variabel bebasnya.Secara logis keputusan perusahaan (parsial) terhadap variabel terikat.

harusnya bukan hanya berdasarkan faktor

funda-Tabel 3. Uji Statistik F ANOVA(b)

Sum of

Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16299.330 3 5433.110 12.227 .000(a)

Residual 39104.351 88 444.368

Total 55403.681 91

Sumber: Hasil olahan SPSS 12.0 for windows

Tabel 4. Uji Statistik t Coefficients(a)

Unstandardized Standardized

Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.624 5.879 1.807 .074

CP 3.603 1.748 .190 2.061 .042

DER 5.088 2.750 .175 1.850 .068

ROA 1.219 .205 .570 5.961 .000

(7)

Lisa Marlina dan Clara Danica Analisis Pengaruh Cash Position

Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut:

a) Variabel Cash Position mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio karena mempunyai tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,042 (0,042 < 0,05).Persamaan regresi yang terdapat pada tabel 1 memperlihatkan koefisien dari Cash Position adalah sebesar 3,603, angka ini menunjukkan variabel Cash Position selain berpengaruh secara signifikan juga berpengaruh secara positif dimana jika Cash Position mengalami kenaikan 1 kali maka akan terjadi kenaikan Dividen Payout Ratio sebesar 3,603 kali dan sebaliknya jika Cash Position mengalami penurunan maka Dividen Pay Out Ratio juga mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sudarsi (2000,4) yang menyatakan dividen merupakan cash out flow tentu saja memerlukan posisi cash yang kuat sehingga mampu membayar dividen.Hal ini tentu dapat di mengerti sebab pembayaran Dividen tunai merupakan arus cash keluar yang tentu saja memerlukan tersedianya cash yang cukup atau posisi likuiditas harus terjaga sehingga walaupun perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan beban hutang beserta bunga yang rendah namun jika tidak didukung oleh posisi cash yang kuat maka kemampuan pembayaran dividennya rendah.Oleh sebab itu pihak manajemen dituntut untuk tetap mengelola kasnya atau aktiva-aktiva yang setara dengan kas secara benar sehingga likuiditas perusahaan tidak terganggu.

b) Variabel Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,068 (0,068 > 0,05). Persamaan regresi pada tabel 1 memperlihatkan koefisien Debt to Equity Ratio sebesar 5,088, angka menunjukkan jika Debt to Equity Ratio naik sebesar 1 kali maka Dividen Payout Ratio akan mengalami kenaikan sebesar 5,088 kali.Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001: 66) yaitu semakin tinggi Debt to Equity Ratio semakin berkurang kemampuan perusahaan membayar dividen sebaliknya semakin turun Debt to Equity Ratio semakin tinngi kemampuan perusahaan membayar dividen.Komitmen perusahaan disektor manufaktur untuk melakukan pembayaran dividen secara teratur menyebabkan kemampuan pembayaran dividen tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan bahkan kenaikan hutang dapat menigkatkan kemampuan

perusahaan membayar dividen selama penggunaan hutang harus selalu diiringi dengan peningkatan laba perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori keuangan yang menyatakan jangan lakukan hutang baru jika tidak menghasilkan tambahan laba.

c) Variabel Return on Assets mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 (0,000 < 0,05). Persamaan regresi pada tabel 1 memperlihatkan koefisien variabel Return On Asset sebesar 1,219, jika Return On Asset mengalami penigkatan 1 kali maka akan meningkatkan Dividen Payout Ratio sebesar 1,219 kali. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001 : 122) yang menyatakan semakin tinggi Return On Asset maka kemungkinan pembagian Dividen semakin besar. Dengan kata lain semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan membayar Dividen.Hal ini menunjukkan perusahaan selalu berusaha menigkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang di bagi sebagai dsividen dan juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan. Namun sebaiknya perusahaan juga tidak mengabaikan kesehatan pendanaan perusahaan yang ditandai dengan peningkatan ketergantungan terhadap dana internal yang bersumber dari laba ditahan sebab jika pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dilakukan dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap dana eksternal dan menggantinya dengan sumber dana internal maka selain dapat menurunkan resiko perusahaan juga bisa memperbesar kepemilikan para pemegang saham pada perusahaan. Artinya peningkatan nilai perusahaan yang ditandai dengan peningkatan nilai saham tidak sepenuhnya akibat peningkatan dividen tetapi juga karena peningkatan ekuiti dalam bentuk laba ditahan sehingga pertambahan kekayaan pemegang saham bukan hanya karena perolehan dividen tetapi juga disebabkan peningkatan kepemilikan dalam bentuk laba ditahan.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio

(8)

Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Januari 2009: 1 - 6

berdasarkan hasil uji simultan(uji statistik F) Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi

Dividend Payout Ratio (DPR). Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

b. Variabel Cash Position (CP) dan Return on Assets Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis atas (ROA) mempunyai pengaruh positif dan Laporan Keuangan. Jakarta: PT signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) RajaGrafindo Persada.

sedangkan variabel bebas yang lain, yaitu Debt to Helmi, et al. 2007. Analisis data Penelitian adalah sebesar 0,27. Hal ini berarti 27% variasi Manajemen Keuangan Bagi Orang Awam.

dari Dividen Payout Ratio (DPR) dijelaskan oleh Jakarta: PT Elex Media Komputindo. ketiga variabel bebas sedangkan sisanya 73% Nachrowi, D. 2006. Pendekatan Populer dan dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model Praktis Ekonometri: Untuk Analisis

penelitian. Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

5. SARAN Nasution, Hasanul Aswadi. 2004. Analisis

Faktor yang Mempengaruhi Dividend

a. Faktor faktor yang mempengaruhi dividen payout Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur

Go Public di Bursa Efek Jakarta. Tesis

ratio pada penelitian ini hanya terbatas pada

Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera informasi-informasi internal masing-masing

Utara. perusahaan yang berdasarkan laporan keuangan

Dasar-Dasar

Riyanto, Bambang. 2000. perusahaan. Oleh karena itu, disarankan agar

Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.

penelitian selanjutnya juga menggunakan

Yogyakarta: BPFE.

informasi eksternal perusahan yang menyangkut

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan ”Teori kondisi makro ekonomi seperti Gross Domestic

dan Aplikasi”. Edisi Keempat. Yogyakarta: Product (GDP), tingkat inflasi, suku bunga, nilai

BPFE. tukar dan lain lain.

Analisis Faktor-Faktor yang

Sudarsi, Sri 2002. b. Untuk menjaga loyalitas pemegang saham

Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada

terhadap perusahan sebaiknya posisi kas dan

Industri Perbankan yang Listed di Bursa

kemampuan untuk memperoleh laba dapat

Efek Jakarta (BEJ). Jurnal bisnis dan

dipertahankan dan ditingkatkan agar kemampuan

ekonomi. perusahaan dalam membayar dividen tetap terjaga

Metode Penelitian Bisnis. Edisi

Sugiyono. 2003. dan tentu saja tanpa mengabaikan pengendalian

Kelima. Bandung: CV. Alfabeta. terhadap resiko perusahan berupa peningkatan

Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian. 2002. pemakaian dana internal dan otomatis juga terjadi

Manajemen Keuangan Dua. Edisi Ketiga.

peningkatan kepemilikan dari pemegang saham.

Jakarta: PT Prenhallindo. c. Pemberdayaan hutang secara optimal dan dengan

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan: Teori,

pembiyaan hutang yang efisien akan memberikan

Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia.

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan

kemampuan perusahan dalam membayar dividen.

Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPFE.

DAFTAR PUSTAKA Umar, Husein. 2000. Research Methods in Finance

and Banking. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Utama.

Key Management Ratios:

Walsh, Ciaran. 2004.

Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Ali

Rasio-rasio Manajemen Penting. Edisi

Akbar Yulianto. Edisi Kedelapan. Jakarta:

ketiga. Jakarta: Erlangga.

(9)

BALANCED SCORECARD

:

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

DAN SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Friska Sipayung

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi USU

Abstract

Nowadays, the companies are in the middle of the information competition century. To achieve competitive success, the century information environment requires the new ability of the companies must be owned by the manufacturing and services. A company's ability to process information from a variety of instruments is absolutely need, steer the company to across the complex competitive environment. Company requires instrument which capable of explaining various aspects of the environment and performance in monitoring of travel towards a promising future. Balanced Scorecard provides an instrument that is required to steer the company toward the future success of the competition. An accurate understanding about the goals and methods for achieving it is very vital. Balanced Scorecard translates mission and strategy of the company in to a comprehensive measure that provides a framework for measurement and strategic management system. Scorecard measures the performance of companies on the four perspectives of balanced: financial, customer. internal business processes, and learning growth. Balanced Scorecard enables companies to record financial performance results as well as monitor progress in building the company's ability and to obtain intangible assets that required for future growth.

Keywords: balanced scorecard, performance, and trategic management system

PENDAHULUAN

1. Lingkungan Operasi Baru

Lingkungan operasi baru (New Operating Environment) perusahaan abad informasi dibangun dengan seperangkat asumsi operasi yang baru (Kaplan & Norton, 2000 : 3)

a. Lintas Fungsi (Cross Function), para manajer tidak semata-mata memperhatikan fungsinya, tetapi menerapkan integrasi fungsi yang bertujuan untuk mengurangi friksi dan konflik, mempercepat proses produksi, cepat menanggapi dan mengatasi keluhan pelanggan.

b. Hubungan Pelanggan dan Pemasok (Links to Customer and Suplier), perusahaan berhubungan dengan pelanggan dan pemasok melalui transaksi bisnis yang wajar (arm's-length transactions). Perusahaan menciptakan kegiatan terpadu, dengan tujuan, menciptakan efisiensi, meningkatkan kualitas, antisipasi waktu sepanjang rantai nilai (value chain), teknologi informasi dapat mendukungnya.

d. Skala Global (Global Scale), dalam masyarakat global pembatasan negara tidak mempengaruhi persaingan. Persaingan pokok antara perusahaan domestik dengan perusahaan internasional adalah pada sistem informasi.

e. Inovasi (Innovation), penemuan baru (invention) dan pembaharuan (innovation) merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Penelitian dan pengembangan menjadi sangat penting untuk mewujudkan keunggulan kompetitif (competitive advantage).

f. Pekerja Keras yang berpengetahuan (Knowledge Worker), semua pekerja harus memberikan kontribusi nilai sesuai dengan apa yang mereka ketahui dan dengan informasi yang dapat mereka berikan. Melakukan investasi, mengelola dan mengembangkan pengetahuan setiap pekerja menjadi amat penting bagi keberhasilan perusahaan.

Dalam upaya mengubah diri agar berhasil c. Segmentasi Pelanggan (Customer Segmentation), dalam persaingan di masa depan, banyak perusahaan perusahaan harus belajar menyediakan

produk dan

berpaling kepada sejumlah inisiatif perbaikan antara

jasa yang sesuai dengan pesanan segmen lain:

pelanggan yang berbeda, tanpa harus dibebani - Manajemen mutu terpadu (TQM) pengeluaran biaya operasi perusahaan yang tinggi, -

(10)

Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Januari 2009: 7 – 14

- Produksi yang ramping

berbagai tujuan dan ukuran yang nyata. Walaupun - Membangun perusahaan yang berpusatkan demikian, Balanced Scorecard bukan merupakan pelanggan (customer-focused) sistem pengukuran semata. Berbagai perusahaan yang - Manajemen biaya berdasarkan aktivitas inovatif menggunakan scorecard sebagai kerangka - Pemberdayaan pekerja kerja proses manajemen perusahaan. Pearson and - Rekayasa ulang Robinson (2007 : 254) mendefinisikan balanced

Setiap program perbaikan ini terbukti telah

scorecard sebagai satu kumpulan dari empat ukuran

yang berkaitan langsung dengan strategi suatu mampu menghasilkan kesuksesan. Masing-masing perusahaan: kinerja keuangan, pengetahuan mengenai program bersaing untuk mendapatkan waktu, energi pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan sumber daya para eksekutif. Dan setiap program dan pertumbuhan.

menawarkan terobosan kinerja dan penciptaan nilai Balanced Scorecard (kartu stok berimbang)

yang meningkat atas unsur perusahaan. Tujuan merupakan sekelompok ukuran yang berkaitan program-program ini bukanlah kepada perbaikan langsung dengan strategi suatu perusahaan. Balance kinerja incremental atau untuk sekedar bertahan Scorecard mengarahkan suatu perusahaan untuk

hidup; tujuannya adalah kinerja yang diskontinyu, mengaitkan strategi jangka panjangnya dengan yang memungkinkan perusahan berhasil dalam sasaran dan tindakan yang nyata. Balanced Scorecard, persaingan di abad informasi ini. seperti yang disajikan pada gambar 1, mengandung

Namun banyak dari program perbaikan ini definisi yang tepat mengenai visi dan strategi memberikan hasil yang mengecewakan. Program- perusahaan. Visi dan strategi tersebut dikelilingi oleh program tersebut seringkali terfragmentasi. Tidak empat kotak tambahan. Setiap kotak mencerminkan terkait dengan strategi perusahaan, atau memberikan perspektif yang memiliki tujuan, ukuran, target, dan hasil yang berarti secara finansial dan ekonomis. inisiatif (Pearson and Robinson, 2007 : 255).

Terobosan kinerja memerlukan manajemen yang digunakan oleh sebuah perusahaan. Perjalanan menuju masa depan yang lebih kompetitif, padat teknologi FINANSIAL

dan ditentukan oleh kapabilitas tidak dapat dicapai

semata-mata melalui pemantauan dan pengendalian berbagai ukuran kinerja finansial masa lalu.

2. Konsep dan Definisi PELANGGAN VISI PROSESBISNIS

DAN

Saat ini, ada tiga model sistem pengukuran INTERNAL

STRATEGI

kinerja terintegrasi yang sangat populer dan

digunakan secara luas di dunia industri atau perusahaan yaitu: Balanced Scorecard dari Harvard

Business School, Integrated Performance PEMBELAJARAN

Measurement System (IPMS) dari Centre for Strategic &

PERTUMBUHAN

Manufacturing University of Strathclyde, dan

Performance Prism dari kolaborasi antara Accenure

dengan Cranfield School of Management (Cambridge Gambar 1. Balanced Scorecard, Memberi Kerangka Kerja

University) (Neely & Adams, 2000). untuk Penerjemahan Visi dan Strategi ke dalam

Balanced scorecard dikembangkan pada Empat Perspektif

Sumber: Kuncoro, 2005 : 297

tahun 1993 oleh Prof. Robert Kaplan dan David

Norton, dari Harvard Businesss School dan hingga

3. Mengapa Balanced Scorecard dibutuhkan?

kini masih terus diperbaiki (David, 2006 : 226).

Ada prinsip yang menyatakan: “If you can't Kaplan & Norton (2000 : 17) mengemukakan,

measure it, you can't manage it.”

Balanced scorecard adalah suatu kerangka kerja

Sistem pengukuran yang diterapkan perusahaan untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap diturunkan dari strategi perusahaan, yaitu ukuran

perilaku manusia di dalam maupun di luar organisasi. kinerja finansial masa lalu dan memperkenalkan

Untuk berhasil dan tuimbuh dalam persaingan abad pendorong kinerja finansial masa depan, yang

informasi, perusahaan harus menggunakan sistem meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal,

pengukuran dan manajemen yang diturunkan dari dan pembelajaran serta pertumbuhan, diturunkan dari

strategi dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. proses penerjemahan strategi perusahaan yang

(11)

Gambar

Tabel 2. Koefisien Determinasi Model Summary(b)
Gambar 1. Balanced  Scorecard,  Memberi  Kerangka  Kerja   untuk Penerjemahan Visi dan Strategi ke dalam    Empat Perspektif

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui distribusi tindakan penanganan Phlebitis di Rumah Sakit Margono Soekardjo Purwokerto, menyatakan bahwa

Hubungan Resiliensi dengan Kesejahteraan Psikologis pada Lansia di Pondok Lansia Al-Islah Kota Malang Berdasarkan beberapa konsep dari variabel- variabel yang telah disampaikan

R, perempuan, usia 5 tahun, penduduk Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima.. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum

Panliten iki ngandharake saperangan underan kang bakal dirembag, yaiku ngenani deskripsi naskah SWT, suntingan teks naskah SWT, andharan sasmita kang kinandhut sajrone

Hasil Penelitian: uji Wilcoxon Test pada regio hip, knee, dan ankle menunjukan hasil p &lt; 0,05 yang berarti ada pengaruh NDT dan mobilisasi trunk terhadap

Pada dasarnya kios tenda yang ada di Pasar Malam Jiung ini merupakan milik warga yang berada di sekitar Pasar Jiung maupun luar kawasan tersebut bahkan luar Kota

Struktur kimia isolat diidentifikasi berdasarkan data spektroskopi UV-Vis memberikan serapan maksimum pada λ maks 339,60 dan 278,80 nm yang menunjukkan serapan yang khas

Dalam penelitian, penulis memfokuskan permasalahan ke dalam 4 (empat) indikator yang merupakan fungsi dari manajemen yang dapat menerangkan bagaimana kerjasama