• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS ADIWIYATA DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI EKSTRINSIK PESERTA DIDIK DI SMPN 36 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS ADIWIYATA DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI EKSTRINSIK PESERTA DIDIK DI SMPN 36 SURABAYA."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS ADIWIYATA

DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI EKSTRINSIK PESERTA DIDIK

DI SMPN 36 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MIFTAKHUL KHOIR NIM. D03211018

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM

(2)

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS ADIWIYATA

DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI EKSTRINSIK PESERTA DIDIK

DI SMPN 36 SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan program sarjana Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

MIFTAKHUL KHOIR NIM.D03211018

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Dunia pendidikan bersifat dinamis dan akan selalu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Hal ini mengaharuskan lembaga pendidikan untuk selalu berinovasi dalam meningkatakan mutu pendidikan yang ada di dalam lembaga pendidikan tersebut. mutu suatu lembaga pendidikan salah satunya dipengaruhi oleh manajemen suatu lembaga itu sendiri, bagaimana proses manajemen suatu lembaga pendidikan dapat meningkatkan mutu, pemerintah mengeluarkan program adiwiyata sebagai wujud program dalam meningkatkan mutu pendidikan sekaligus untuk melestarikan lingkungan. Sekolah yang sudah menerapkan adiwiyata akan menampilkan tatanan lingkungan yang bersih, hijau dan nyaman. Sehingga kondisi tersebut dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk lebih giat belajar dilingkungan sekolah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen sekolah berbasis adiwiyata di SMP Negeri 36 Surabaya, Bagaimana bentuk motivasi peserta didik di SMP Negeri 36 Surabaya dan bagaimana hubungan antara manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik. Pembahasan ini diharapkan berguna sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi peserta didik dan guru dalam pengembangan program adiwiyata serta menjadikan warga sekolah ikut aktif dalam pelestarian lingkungan.

Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan model korelasional. Dalam penelitian ini populasinya berjumlah siswa yang kemudian diambil sampel 20%. Jadi sampel yang penulis ambil adalah 172 siswa. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yang pertama variabel bebas yaitu manajemen sekolah berbasis adiwiyata dan variabel terikat yakni peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik. Untuk teknik analisis data, penulis menggunakan analisis korelasi, yaitu pearson correlation product moment untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan peningkatan motivasi peserta didik di SMP Negeri 36 Surabaya.

(7)

Kata Kunci: Manajemen Sekolah Berbasis Adiwiyata, Motivasi ekstrinsik.

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengajuan ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Motto... v

Halaman Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xviii

Daftar Lampiran ... xix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

(8)

E. Batasan Masalah... 10

F. Penelitian Relevan ... 10

G. Definisi Operasional... 11

H. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II : LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Manajemen ... 15

1. Pengertian Manajemen ... 17

2. Fungsi-Fungsi Manajemen ... 17

B. Sekolah Berbasis Adiwiyata ... 20

1. Pengertian Sekolah Adiwiyata ... 20

2. Tujuan Program Adiwiyata ... 28

3. Prinsip Dasar Adiwiyata ... 29

4. Komponen- komponen Adiwiyata ... 30

C. Peningkatan Motivasi ekstrinsik ... 32

1. Pengertian Motivasi ... 32

2. Jenis-Jenis dan Faktor Motivasi ... 34

3. Fungsi Motivasi ... 38

4. Ciri-Ciri Peserta didik termotivasi ... 39

D. Hubungan manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik ... 40

(9)

B. Tempat dan Waktu penelitian ... 45

C. Variabel Penelitian ... 45

D. Indikator Variabel ... 46

E. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 49

F. Tekhnik Pengumpulan data ... 52

G. Instrumen Penelitian ... 55

H. Tekhnik Analisis data ... 58

I. Hipotesis Penelitian ... 61

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek penelitian di SMPN 36 Surabaya 1. Sejarah Berdiri dan Letak Geografis ... 62

2. Struktur Organisasi Sekolah ... 65

3. Data Guru dan Karyawan ... 65

4. Data Peserta didik ... 67

5. Sarana dan Prasarana ... 68

B. Penyajian Data Hasil penelitian 1. Manajemen Sekolah Berbasis Adiwiyata di SMPN 36 Surabaya ... 72

2. Bentuk Motivasi Ekstrinsik Peserta Didik di SMPN 36 Surabaya ... 78

(10)

a. Uji Validitas ... 81

b. Uji Reliabilitas ... 83

c. Uji Normalitas ... 84

C. Analisis Data

1. Analisis Data Manajemen sekolah Berbasis Adiwiyata di

SMPN 36 Surabaya ... 87

2. Analisis Data Bentuk Motivasi Ekstrinsik Peserta Didik

di SMPN 36 Surabaya ... 96

3. Analisis Data Hubungan Manajemen Sekolah Berbasisi

Adiwiyata dengan Peningkatan Motivasi Ekstrinsik

Peserta Didik di SMPN 36 Surabaya ... 105

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator variabel Aspek Manajemen sekolah berbasis

adiwiyata ... 47

Tabel 3.2 Indikator Aspek Motivasi Ekstrinsik peserta didik dalam belajar ... 48

Tabel 3.3 Jumlah keseluruhan peserta didik di SMPN 36 Surabaya tahun 2014 ... 49

Tabel 3.4 Jumlah pengambilan sampel dari tiap kelas ... 51

Tabel 3.5 Table penilaian favorable dan Unfavorable ... 53

Tabel 3.6 Interprestasi Koefisien Korelasi. ... 60

Tabel 4.1 Data Tim Pengelolaan Adiwiyata di SMP negeri 36 Surabaya ... 65

Tabel 4.2 Jumlah Peserta didik di SMP negeri 36 Surabaya ... 68

Tabel 4.3 Sarana dan prasarana SMP Negeri 36 Surabaya ... 68

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Butir Manajemen Sekolah Berbasis adiwiyata dan motivasi ekstrinsik peserta didik ... 82

Tabel 4.5 Hasil Uji reliabilitas skala variabel manajemen sekolah berbasis adiwiyata dan motivasi ekstrinsik peserta didik ... 83

Tabel 4.6 Hasil uji normalitas sebaran manajemen sekolah berbasis adiwiyata ... 84

Tabel 4.7 Hasil korelasi skala manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan motivasi ekstrinsik peserta didik ... 86

Tabel 4.8 Distribusi jawaban reseponden peserta didik tentang kesenangan dengan mapel PLH ... 88

Tabel 4.9 Distribusi jawaban reseponden peserta didik yang tidak ikut dengan pelestarian lingkungan di sekolah ... 89

(12)

Tabel 4.11 Distribusi jawaban reseponden peserta didik yang setuju

dengan adanya penghijauan ... 90

Tabel 4.12 Distribusi jawaban reseponden peserta didik tentang tidak

berpartisipasi mengikuti kegiatan lingkungan hidup ... 91

Tabel 4.13 Distribusi jawaban reseponden peserta didik tentang adanya

tempat sampah di sekolah terpisah (organik/anorganik). ... 91

Tabel 4.14 Distribusi jawaban reseponden peserta didik tentang ketidak

ikutsertaan dalam kegiatan Pengelolaan limbah ... 92

Tabel 4.15 Distribusi jawaban reseponden peserta didik tentang

semangat atau giat giat ikut melestarikan lingkungan ... 92

Tabel 4.16 Distribusi jawaban reseponden peserta didik tentang Sarana

di sekolah ... 93

Tabel 4.17 Distribusi jawaban reseponden peserta didik tentang ruang

kelas yang memiliki sumber belajar ... 94

Tabel 4.18 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai jika

Jika sarana lingkungan hidup disekolah ... 94

Tabel 4.19 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

adanya poin pendidikan lingkungan hidup di visi dan misi ... 95

Tabel 4.20 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai untuk

semangat mengikuti pelajaran ... 97

Tabel 4.21 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai siswa

yang tidak suka membaca buku di tempat yang teduh ... 98

Tabel 4.22 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

Sekolah adiwiyata itu bagus ... 98

Tabel 4.23 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

kenyamanan nyaman belajar ... 99

Tabel 4.24 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

(13)

Tabel 4.25 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

pernyataan seringkali saya malas jika pada saat jam belajar

udara terasa ... 100

Tabel 4.26 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

pernyataan belajar merupakan kesenangan siswa ... 101

Tabel 4.27 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

Fasilitas sekolah ... 102

Tabel 4.28 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

pelajaran PLH merupakan kesenangan bagi siswa ... 102

Tabel 4.29 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

suasana sekolah panas dan tandus ... 103

Tabel 4.30 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

pernyataan suasana sekolah yang nyaman ... 104

Tabel 4.31 Distribusi jawaban reseponden peserta didik mengenai

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Foto hasil dokumentasi kegiatan peserta didik saat

pembelajaran PLH ... 79

Gambar 4.2 Foto hasil dokumentasi kegiatan peserta didik saat

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : BUKTI KONSULTASI

LAMPIRAN II : SURAT TUGAS

LAMPIRAN II : SURAT KETERANGAN PENELITIAN FAKULTAS

LAMPIRAN III : SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI SMPN 36

SURABAYA

LAMPIRAN IV : DAFTAR INTERVIEW

LAMPIRAN V : DAFTAR ANGKET

LAMPIRAN VI : STRUKTUR ORGANISASI SMPN 36 SURABAYA

LAMPIRAN VII : DATA GURU DAN KARYAWAN

LAMPIRAN VIII : TABEL DATA VARIABEL X DAN Y

LAMPIRAN IX : KEBIJAKAN SEKOLAH ADIWIYATA

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan semakin berkembang dengan adanya berbagai

perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta di tantang

untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang

terjadi begitu pesat. Dengan adanya pendidikan di dunia diharapkan semua

manusia mendapatkan pendidikan secara merata, khususnya bagi peserta didik di

sekolah. Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pendidikan, antara lain; guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan

kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam proses pembelajaran di

sekolah menempatkan kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan

faktor penunjang yang lain.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik adalah

faktor lingkungan. Menurut Semiawan lingkungan adalah segala sesuatu di luar

diri individu (eksternal) dan merupakan sumber informasi yang diperolehnya

melalui panca inderanya. Salah satu lingkungan yang terbukti sangat berperan

dalam pembentukan kepribadian murid adalah sekolah.1 Lingkungan Sekolah

adalah ruang bagi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

1

(17)

2

Terkait dengan masalah lingkungan, ada beberapa masalah lingkungan

yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam. Kegiatan pengembangan

dan pesatnya kemajuan tekhnologi di berbagai bidang telah dan akan terus

menimbulkan dampak posotif maupun negatif pada lingkungan, yaitu berupa

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berakibat

pada penurunan kualitas lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan

mempengaruhi kelesetarian lingkungan hidup. Terkait dengan masalah

lingkungan yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam tersebut maka

dianjurkan untuk sekolah menerapkan manajemen atau pengelolaan sekolah

berbasis adiwiyata.

Dengan adanya manajemen atau pengelolaan program adiwiyata

khususnya di lingkungan sekolah, yakni ruang dimana peserta didik

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Agar lingkungan yang ada dan sudah

mengalami penurunan kualitas tersebut tidak menjadi semakin parah akan

diadakan pemulihan lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut pembangunan

nasional diarahkan untuk menerapkan konsep pembangunan berwawasan

lingkungan atau pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Salah

satu unsur dalam konsep pembangunan berkelanjutan tersebut adalah pendidikan

lingkungan hidup (environmental education).

Pendidikan lingkungan hidup merupakan program pendidikan untuk

membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku

(18)

3

pembangunan yang berkelanjutan. Tujuanya yaitu agar siswa memiliki

pengetahuan, sikap dan perilaku rasional dan bertanggung jawab terhadap

masalah kependudukan dan lingkungan hidup.

Secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif

yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum.

Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam

keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang

sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat

melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dalam upaya mempercepat pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup

khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,

untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam

upaya pelestarian lingkungan hidup maka pada tanggal 21 Februari 2006 telah

dicanangkan Program Adiwiyata.2

Program Adiwiyata adalah satu program Kementerian Lingkungan Hidup

yang merupakan implementasi Permen Lingkungan Hidup No. 02 th 2009.

Program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh

pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam

mengembangkan pendidikan lingkungan hidup (KLH).3 Tujuan dari program

adiwiyata yaitu untuk menciptakan kondisi sekolah yang baik dan ideal untuk

2http://badan lingkungan hidup.surabaya. go.id

diakses pada tanggal 5 november 2014, pukul 18.00.

3http://.menlh.go.id,

(19)

4

menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran bagi warga sekolah. Berkaitan

dengan tujuan dari program adiwiyata tersebut maka organisasi sekolah

hendaknya menerapkan program adiwiyata dengan sebaik mungkin, guna

terlaksananya iklim yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran setiap peserta didik atau siswa mempunyai

suatu tujuan yang harus dicapai didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan

jangka penjang yang dapat membuat diri mereka mempunyai suatu perubahan

yang terjadi setelah mereka mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan

oleh guru mereka. Seorang guru selayaknya memberikan sebuah dorongan atau

motivasi yang harus dapat memberikan motivasi terhadap diri mereka untuk

meningkatkan prestasi di dalam belajar mereka.

Motifasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti bergerak atau

bahasa Inggrisnya “to move”. Kata motifasi seringkali diartikan dengan istilah

dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani

untuk berbuat. Jadi, motivasi merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku dan di dalam perbuataannya itu mempunyai

tujuan tertentu.

Menurut Malayu motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

(20)

5

segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.4 Motivasi (motivasion) dalam

manajemen hanya ditujukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan

khususnya. Sumber daya manusia dalam pendidikan salah satunya adalah peserta

didik.

Dalam meningkatkan minat belajar peserta didik seorang guru mempunyai

andil didalamnya yang mana memberikan suatu arahan untuk dapat bagaimana

meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana untuk dapat meningkatkan

prestasi belajar ? Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu

dengan memberikan motivasi kepada siswa. Dengan adanya motivasi yang

diberikan kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi mereka di

sekolah.

Motivasi merupakan sisi perilaku yang di tampilkan seseorang. Orang – orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar dari pada yang

tidak. Motivasi juga didevinisikan keinginan melakukan sesuatu dan menentukan

kemampuan bertindak untuk memenuhi kebutuhan individu.5 Terdapat dua jenis

motivasi yakni motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari

luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu.6 Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang dipengaruhi oleh faktor faktor

4

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. (Bumi Aksara, Jakarta, 2005), hal 143.

5

Robbins, Prinsip-Prinsip Perlaku organisasi, (Jakarta: Erlangga,2002), hal 55.

6

(21)

6

dari luar situasi belajar (resides in some factor outside the learning situation).7

Motivasi ini timbul karena dorongan, sehingga siswa mau melakukan sesuatu

misalnya, seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar

mendapat peringkat dikelasnya. Jadi, ia mau melakukan bukan karena ingin

mengetahui sesuatu, akan tetapi karena diperintah orang tuanya agar mendapat

peringkat kelas.

Dalam hal ini diberikan paparan berupa motivasi kepada siswa yaitu

motivasi yang berasal dari tempat belajar atau lingkungan yang bersih, hijau dan

nyaman untuk suatu nilai positif dalam meningkatkan motivasi belajar mereka.

Bagi siswa yang mempunyai suatu motivasi dalam belajar akan membangun suatu

aktivitas yang positif. Disini akan diberikan suatu informasi mengenai bagaimana

Hubungan peningkatan motivasi belajar siswa dengan penerapan pengelolaan

lingkungan berbasis adiwiyata. Manajemen merupakan proses pengelolaan atau

penyelenggaraan. Pengelolaan sekolah berbasis adiwiyata telah diterapkan di

SMPN 36 Surabaya. Sehingga terdapat tatanan sekolah yang hijau, bersih dan

nyaman di lingkungan sekolah tersebut.

Dari pengamatan di lapangan masih banyak sekolah yang kurang

maksimal dalam penerapan program adiwiyata bahkan masih ada juga sekolah

yang belum menerapkan program adiwiyata. Pada umumnya sekolah yang

menerapkan adiwiyata menggunakan system green school atau lingkungan hijau yakni dengan penanaman banyak pohon di lingkungan sekolah. Dengan adanya

7Ibid.

(22)

7

banyak pepohonan di Sekolah lingkungan akan menjadi sejuk sehingga siswa

akan merasa nyaman belajar di lingkungan sekolah. Berbeda dengan sekolah yang

belum menerapkan, lingkungan sekolah ini akan lebih gersang sehingga udara

akan terasa panas dan siswa kurang termotivasi untuk belajar di sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut, SMP Negeri 36 Surabaya merupakan

salah satu sekolah yang sudah mengelola atau memanajemen program adiwiyata.

Hal ini dibuktikan dengan adanya penghijauan di sekitar luar ruangan kelas di

sekolah tersebut, selain itu banyak slogan-slogan yang menghimbau kepada

seluruh warga SMP Negeri 36 Surabaya untuk bersama-sama melestarikan

lingkungan hidup dan bersama-sama menjaga dan mengelola program adiwiyata

yang ada di sekolah tersebut. Sehingga secara tidak langsung program adiwiyata

memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan motivasi peserta didik siswa.

Di SMPN 36 Surabaya telah memulai program adiwiyata pada tahun 2006

dan sudah mengimplementasikannya pada kegiatan sekolah, sehingga tatanan

sekolah di SMPN 36 terlihat bagus dan nyaman bagi warga sekolah, khususnya

peserta didik yang berada pada lingkungan tersebut. tatanan lingkungan yang

bersih dan nyaman menimbulkan munculnya motivasi ekstrinsik bagi peserta

didik.

Pentingnya motivasi ekstrinsik bagi siswa karena motivasi adalah hal yang

menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau

bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi ekstrinsik siswa

(23)

8

Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kebermaknaan bahan pelajaran

dan kegiatan pembelajaran yang dimiliki oleh siswa yang bersangkutan.8 Selain

itu keberhasilan seorang siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. Lingkungan yang hijau, bersih dan nyaman akan menunjang motivasi

siswa lebih giat belajar di lingkungan sekolah.

Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang : ”HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN

SEKOLAH BERBASIS ADIWIYATA DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI

EKSTRINSIK PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 36 SURABAYA.”

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang ada, maka ditemukan masalah yang

dapat peneliti rumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen sekolah berbasis adiwiyata di SMP Negeri 36

Surabaya?

2. Bagaimana bentuk motivasi ekstrinsik peserta didik di SMP Negeri 36

Surabaya?

3. Adakah hubungan antara manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan

peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik di SMP Negeri 36 Surabaya?

8

(24)

9

C. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang peneliti kemukakan diatas peneliti mempunyai

tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui manajemen sekolah berbasis adiwiyata di SMP Negeri 36

Surabaya.

2. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik peserta didik di SMP Negeri 36

Surabaya.

3. Untuk mengetahui hubungan antara manajemen sekolah adiwiyata dengan

peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik di SMP Negeri 36 Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dibidang pendidikan, khususnya pada bidang program studi

manajemen pendidikan. Adapun manfaat dari penelitan ini ada dua yaitu secara

teoritis dan praktis.

1. Secara teoritis

a. Dengan mengetahui tentang hubungan manajemen sekolah berbasis

adiwiyata dengan peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik di SMP

Negeri 36 Surabaya, Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dalam menambah perbendaharaan teoritis khususnya dalam

masalah motivasi ekstrinsik peserta didik.

b. Dapat menambah kepustakaan sebagai bantuan dan studi banding bagi

(25)

10

2. Secara praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua warga

sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam pengeloalaan program adiwiyata

terhadap peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik.

E. Batasan masalah

Penelitian ini dibatasi untuk mencegah terjadinya pembahasan yang terlalu

luas. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan meneliti tentang bagaimana

hubungan manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan peningkatan

motivasi ekstrinsik peserta didik di SMP Negeri 36 Surabaya.

2. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah siswa, guru pembimbing, guru

kelas dan kepala sekolah di SMP Negeri 36 Surabaya.

F. Penelitian Yang Relevan

Tinjauan pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi

seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, dan karya ilmiah

lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Setelah melakukan

penelusuran, tulisan tentang manajemen sekolah berbasis adiwiyata pernah di

bahas dalam :

Abdul Halim, Judul penelitian ini adalah Peran Kepala Sekolah dalam

mewujudkan Sekolah adiwiyata (Studi kasus pada kepala sekolah dasar negeri

(26)

11

pengelolaan program adiwiya sebagai upaya penyelamatan sumber daya alam.

sebagai perwujudan program adiwiyata Pendidikan lingkungan hidup diyakini

sebagai salah satu alternatif solusi yang efektif dan efisien dalam upaya

meningkatkan pengetahuan dalam fungsi lingkungan hidup. Pendekatan yang

digunakan yaitu pendekatan penelitian deskriptif-kualitatif. Metode pengumpulan

data yang dipakai yaitu interview, observasi, dan dokumentasi.9

Abdul Kohar Ismail, Judul penelitian ini adalah Kebijakan Sekolah peduli

dan berbudaya lingkungan di SDN Kandangan III Surabaya. Dalam penelitian ini

peneliti menganalisis tentang bagaimana pengelolaan dan apakah dampak yang

dihasilkan oleh penerapan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Pendekatan

yang digunakan yaitu pendekatan penelitian deskriptif-kualitatif. Metode

pengumpulan data yang dipakai yaitu interview, observasi, dan dokumentasi.10

Dari peneliti yang terdahulu menjelaskan tentang sistem pengelolaan dan

implikasinya saja, sehingga ini menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya untuk

meneliti dari segi hubungan manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan

peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik di SMPN 36 Surabaya.

G. Devinisi Operasional

Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Manajemen Sekolah Berbasis Adiwiyata Dengan Peningkatan Motivasi Ekstrinsik Peserta Didik Di SMPN 36

9

Abdul Halim, judul skripsi: peran kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah adiwiyata (studi kasus pada kepala sekolah dasar negeri petemon XIII Surabaya), IAIN Sunan Ampel Surabaya, Fakultas tarbiyah, 2011.

10

(27)

12

Surabaya”. Agar dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang judul skripsi ini

dan menghindari salah pengertian dalam memahaminya maka penulis perlu

menguraikan beberapa istilah untuk memperjelas maksud dari beberapa definisi

yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain :

1. Manajemen adalah Pimpinan atau direksi yang bertanggung jawab atas

jalanya perusahaan dan organisasi; Penggunaan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran.11

2. Sekolah adiwiyata adalah Sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih

serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program adiwiyata diharapkan

seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan

yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh.12

3. Motivasi ekstrinsik adalah sebab sebab yang menjadi dorongan tindakan

seseorang; dasar pikiran atau pendapat, sesuatu yang jadi pokok.13 motivasi

yang dipengaruhi oleh faktor faktor dari luar situasi belajar (resides in some

factor outside the learning situation).14 Motivasi ini timbul karena paksaan,

sehingga ia mau melakukan sesuatu, misalnya, seseorang mau belajar karena

ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat dikelasnya. Jadi, ia mau

melakukan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, akan tetapi karena

diperintah orang tuanya agar mendapat peringkat kelas.

11

Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Badan pengembangan dan pembinaan bahasa kementrian pendidikan dan kebudayaan, hal 274.

12

http://badan lingkungan hidup surabaya.go.id, diakses pada tanggal 19 november 2014, pukul 18.00.

13

Kamus Bahasa Indonesia, Op.cit.,283.

14

(28)

13

4. SMPN 36 Surabaya

adalah suatu lembaga pendidikan yang dikategorikan salah satu pendidikan

umum dengan pengelolaan program adiwiyata yang berkembang. SMPN 36

Surabaya ini beralamat di jl. Kebonsari sekolahan no. 15 Surabaya.

Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud

Manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan motivasi ekstrinsik adalah

pengelolaan program adiwiyata (sekolah peduli dan berbudaya lingkungan),

kaitanya dalam mempengaruhi peningkatan motivasi ekstrinsik peserta didik.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam sistematika pembahasan diungkapkan hasil penelitian skripsi yang

digunakan untuk menjawab masalah penelitian secara eksplisit dan sistematis,

penelitian ini disusun berdasarkan beberapa bab dan setiap bab terbagi menjadi

sub bab, adapun sistematika pembahasan adalah sebgai berikut :

Bab I: Pendahuluan pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, Manfaat penelitian, definisi operasional, dan

sistem sistematika pembahasan dari hasil penelitian itu sendiri.

Bab II : Kajian Teori pada bab ini mengemukakan landasan teori tentang

Hubungan antara manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan peningkatan

motivasi ekstrinsik peserta didik : Manajemen, Pengertian Manajemen,

Manajemen menurut para ahli, Fungsi-Fungsi Manajemen. Sekolah berbasis

adiwiyata, pengertian sekolah adiwiyata, tujuan sekolah adiwiyata, prinsip-prinsip

(29)

14

jenis-Jenis motivasi, fungsi motivasi, konsep motivasi ekstrinsik. Hubungan

Manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan peningkatan motivasi ekstrinsik

peserta didik.

Bab III : Bab ini memaparkan metode penelitian yang mencakup ; jenis

dan pendekatan penelitian, variabel, indikator variabel , instrumen penelitian,

teknik pengumpulan dan teknik analisis data.

Bab IV : Laporan Hasil Penelitian pada bab ini menjelaskan tentang

penyajian data dan tekhnik analisis data yang meliputi; penyajian data yang terdiri

dari gambaran umum, penyajian data tentang manajemen sekolah berbasis

adiwiyata di SMPN 36 Surabaya dan analisis data mengenai hubungan

manajemen sekolah berbasis adiwiyata dengan peningkatan motivasi ekstrinsik

peserta didik di SMPN 36 Surabaya.

Bab V : Penutup dalam bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan

skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan dari penulisan serta saran-saran yang

(30)

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep dasar Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki

definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin

berasal dari bahasa Italia maneggiareyang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manusyang berati “tangan”.

Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti

“kepemilikan kuda” yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni

mengendalikan kuda, dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.1

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

Secara umum manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai

hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya

lainnya. Namun dalam perspektif yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses

pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui

1

(31)

16

kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

efisien.2

Sebagai bahan perbandingan ada baiknya kita melihat beberapa pendapat

lainnya tentang definisi manajemen:

a. Menurut Malayu Hasibuan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif

dan efesien untuk mencapai suatu tujuan.3

b. Menurut Hani Handoko Manajemen yaitu bekerja dengan orang-orang untuk

menentukan, menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi

dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.4

c. Menurut Gordon dalam Bafadal “Menyatakan bahwa manajemen merupakan

metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu

atau mencapai tujuan tertentu.5

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa istilah Manajemen

mengandung beberapa pengertian yaitu: manajemen sebagai ilmu dan seni

mengatur, manajemen sebagai pelaksanaan dari fungsi perencanaan dan

manajemen sebagai metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

2

Syarifuddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2005), hal.41-42.

3

Hasibuan,Malayu SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 2000), hal.2.

4

Handoko T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan keempat belas, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hal.10.

5

(32)

17

2. Fungsi Fungsi Manajemen6

Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang selalu melekat

dalam proses manajemen dan dijadikan acuan manajer dalam melaksanakan

kegiatan tersebut. Fungsi manajemen yang paling mendasar adalah planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan

controlling (pengawasan). Di bawah ini dijelaskan fungsi manajemen sebagai berikut :

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha

menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan

dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan

dateng yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Atau

dengan kata lain, perencanaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan waktu

untuk mencapai tujuan.

Dalam melakukan perencanaan pengelolaan lingkungan di sekolah

diperlukan identifikasi aspek lingkungan, identifikasi peraturan

perundang-undangan, penetapan tujuan dan sasaran lingkungan sekolah serta penetapan

program lingkungan untuk pencapaiannya. Semisal pada perencanaan manajemen

di SMPN 25 yang merencanakan program adiwiyata dengan poin perencanaaan

terwujudnya lingkungan sehat dan bersih di sekolah.

6Ibid

(33)

18

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus

dilaksanakan antara kelompok kerja, menetapkan wewenang relatif serta

tanggung jawab masing-masing individu atas komponen kerja, dan menyediakan

lingkungan kerja yang tepat dan sesuai. Dengan kata lain, pengorganisasian

adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengatur manusia atau karyawan atau

pegawai. Pada sistem ini, organisasi mengembangkan kemampuan dan

mekanisme yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran PLH

di sekolah.

Pada kegiatan mengorganisasi sekolah membagi tim pelaksanaan

manajemen program adiwiyata menjadi beberapa tim pengelolaan lingkungan

yang meliputi koordinator perawatan taman, koordinator hutan sekolah,

koordinator green house dan lain-lain.

c. Actuating (Penggerakan)

Actuating adalah menempatkan semua anggota pada kelompok agar kerja

secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan

perencanaan dan pola organisasi. Atau dengan kata lain, penggerakan artinya

kegiatan yang berhubungan dengan memotivasi atau memberi semangat kepada

karyawan atau pegawai. Pada kegiatan actuating pemeriksaan dan tindakan

koreksi dilaksanakan oleh organisasi untuk mengukur, memantau dan

(34)

19

Pelaksanaan actuating pada sekolah yang menerapkan perencanaan sekolah dengan poin perencanaaan terwujudnya lingkungan sehat dan bersih,

seperti pada contoh fungsi planning, semisal tim adiwiyata yang sudah terbagi melaksanakan tugas mengkaji kondisi lingkungan sekolah, kebijakan sekolah,

sarana dan prasarana sekolah dll. Dan kegiatan penggerakan yang dilaksanakan

oleh kepala sekolah yaitu memotivasi tim koordinator pengelolaan adiwiyata dan

ikut serta dalam pelaksaanaan program tersebut.

d. Controlling (Pengawasan)

Pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai (standard),

apa yang sedang dilakukan pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu

mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut

rencana, yaitu sesuai dengan standar. Atau dengan kata lain, pengawasan adalah

kegiatan yang berhubungan dengan mengendalikan atau mengawasi setiap

pekerjaan serta melakukan tindakan koreksi. Pada tahap ini Hasil dari proses

pemeriksaan dan tindakan koreksi tersebut dijadikan masukan bagi manajemen

dalam menerapkan prinsip pengkajian dan penyempurnaan, yaitu berupa kajian

ulang manajemen yang dilaksanakan organisasi setiap beberapa bulan sekali.

Dalam kegiatan controlling atau pengawasan ini pihak manajemen sekolah mengevaluasi kegiatan adiwiyata yang sudah dilaksanakan oleh sekolah

apakah sesuai dengan perencanaan atau kurang sesuai. Jika pelaksanaan kurang

(35)

20

Pada manajemen sekolah berbasis adiwiyata pelaksanaan ke-empat fungsi

manajemen diatas digunakan untuk mencapai tujuan program adiwiyata. Tujuan

progam adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab

dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan lingkungan hidup melalui

tata kelola sekolah yang baik.

B. Sekolah berbasis Adiwiyata

1. Pengertian Sekolah Berbasis Adiwiyata

Sekolah adalah suatu lembaga yang memang dirancang khusus untuk

pengajaran para peserta didik di bawah pengawasan para guru. Sekolah

merupakan komunitas masyarakat yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah,

dan tata usaha dan karyawan yang di dalamnya merupakan salah satu medium

efektif bagi pembelajaran dan penyadaran warga sekolah. Dalam sebuah negara

mempunyai model sistem pendidikan formal yang mana hal ini sifatnya wajib.

Selain itu sistem ini jugalah yang membuat para siswa bisa mengalami kemajuan

dengan melalui serangkaian kegiatan di sekolah tersebut.

Salah satu kegaiatan yang dicanangkan sekolah adalah program adiwiyata,

berdasarkan program peraturan menteri lingkungan hidup No.02 th 2009,

program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh

pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam

mengembangkan pendidikan lingkungan hidup.7

(36)

21

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan

Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga

sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini

diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju

lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Dalam pelaksanaannya Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para

stakeholders, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan dapat

mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi

lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan

hidup di sekolah dan sekitarnya.8

Kata lingkungan mengandung arti atau meliputi banyak hal seperti:

pendidikan, pendidik, keluarga, sekolah, masyarakat, adat-istiadat, dan situasi

umum. Dibawah ini akan diuraikan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian

lingkungan, diantaranya:

a Menurut Poerwadarminta lingkungan adalah “semua yang mempengaruhi

tingkahlaku mereka dan interaksi antara mereka.9

b Novak dan Gowing dalam Ali mengistilahkan lingkungan fisik tempat belajar

dengan istilah “millien” yang berarti konteks terjadinya pengalaman belajar.

8

Ibid.

9

(37)

22

Lingkungan ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai situasi

fisik yang ada disekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.10

c Menurut Hamalik lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar kita

yang ada hubungannya dan pengaruh terhadap diri kita. Dalam arti yang

spesifik lingkungan adalah hal-hal atau sesuatu yang berpengaruh terhadap

perkembangan manusia. Berpengaruh artinya bermakna, dan berperan

terhadap pertumbuhan serta perkembangan peserta didik.11

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis berpendapat bahwa

lingkungan adalah segala yang berada diluar dari individu yang dapat

mempengaruhi perkembangan. Ada bagian lingkungan yang tidak dapat diubah

atau dipengaruhi misalnya iklim dan ada pula bagian lingkungan yang dapat

diubah atau dipengaruhi untuk kepentingan anak didik misalnya makanan,

pakaian, rumah, lingkungan belajar, dan sebagainya. Adapun jenis lingkungan

yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaranya.

UNESCO mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapat

didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran.12

a Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan

budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan

berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.

10

Ali, Muhammad. 2002. Penelitian Pendidikan Proses dan Strategis. Bandung : Angkasa.hal 6 11

Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Cipta Aditya Bakti.hal 140

12

(38)

23

b Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam

suatu kelompok masyarakat.

c Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki

pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.

Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan pada hakikatnya

mendekatkan dan memadukan peserta didik dengan lingkunganya, agar mereka

memiliki rasa cinta, peduli, dan tanggung jawab terhadap lingkunganya. Inilah

sebenarnya yang disebut life skill, sehingga pembelajaran membekali peserta

didik dengan berbagai keterampilan untuk bisa hidup dan mempertahankan

lingkunganya, serta mengembangkan diri secara optimal.

Menurut Zakiyah Daradjat dan kawan-kawan, dalam arti yang luas

lingkungan mencakup iklim, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan,

pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang

tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang.13

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah semua yang

tampak di sekeliling kita dan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

perkembangan dan tingkah laku kita. Lingkungan hidup yang dimaksut adalah

lingkungan alam atau lingkungan fisik sekolah yaitu lingkungan tempat belajar

peserta didik. Terdapat dua aspek pokok lingkungan fisik peserta didik ,yaitu :

13

(39)

24

1. Lingkungan fisik sekolah

Lingkungan fisik yang merupakan lingkungan belajar peserta didik

yang sangat penting. Peserta didik menginginkan belajar dalam gedung dan

perlengkapan fisik yang bagus serta dapat dibanggakan, dengan demikian ada

kesenangan untuk bersekolah. Gedung sekolah dan perlengkapan fisik yang

bagus tidak saja merupakan tempat belajar, akan tetapi merupakan bagian

penting dalam kehidupan peserta didik dimana dia belajar, berolah raga dan

berkreasi.14

Adapun lingkungan fisik meliputi :

a. Kondisi bangunan dan lokasi sekolah Dalam mendirikan suatu bangunan

sekolah haruslah dipenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Harus memenuhi kebutuhan pendidikan yang didasarkan pada umur

anak dan kebutuhan pendidik.

2) Harus dapat memenuhi perkembangan progam pendidikan di masa

yang akan datang yang mungkin berupa perubahan

3) cara mengajar dan peralatan guru. Harus memenuhi syarat-syarat

kesehatan, keamanan dan nyaman.

4) Memenuhi perluasan gedung

5) Dekat dengan perumahan penduduk

14

(40)

25

6) Dekat dengan tanah lapang atau taman, jika tidak mempunyai aula

olah raga atau lapangan olah raga.15

b. Fasilitas dan sarana umum

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar disekolah

diperlukan fasilitas dan sarana umum yang memadai. Dalam hal ini adalah

untuk memberi kenyamanan dan kemudahan pada semua warga sekolah,

yaitu dengan adanya gedung sekolah yang bagus, tempat ibadah,

perpustakaan, laboratorium, kamar mandi, toilet, taman sekolah, dan

lain-lain.16

2. Lingkungan sosial di sekolah

Lingkungan sosial sekolah yakni tempat dimana warga sekolah saling

berinteraksi dan melakukan sesuatu secara bersama-sama antar sesama

maupun dengan lingkungannya. Adapun lingkungan sosial meliputi :

a Sikap dan penampilan guru

Faktor yang paling besar pengaruhnya dalam proses pendidikan yang

ada di sekolah adalah seorang guru, sehingga guru di sini mempunyai andil

yang sangat besar mengarahkan anak didik dimana harus dibawa, oleh sebab

itu sikap dan penampilan seorang guru harus bisa menjadi panutan bagi anak

didiknya.

15Ibid.,

16

(41)

26

b Sikap dan perilaku siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan

melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak

sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak

tampak.

Siswa mempunyai sifat atau perilaku yang kurang menyenangkan

teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami

tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah

masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi

malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan tertentu, karena di sekolah

mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Jika

hal ini terjadi, segeralah siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan

agar ia kembali ke dalam kelompoknya.17

c Masyarakat

Sebagai salah satu lingkungan terjadinya pendidikan, masyarakat

mempunyai pengaruh yang besar terhadap berlangsungnya segala kegiatan

yang menyangkut masalah pendidikan. Dilihat dari materi jelaslah bahwa

kegiatan pendidikan di masyarakat bersifat informal yang terdiri dari generasi

muda yang akan meneruskan kehidupan masyarakat itu sendiri, adapun materi

itu berupa kegiatan keagamaan, sosial serta kegiatan positif lainnya. Oleh

karena itu bahan apa yang diberikan kepada anak didik sebagai generasi tadi

17Ibid.

(42)

27

harus disesuaikan dengan keadaan dan tuntutan masyarakat dimana kegiatan

itu berlangsung.

Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini boleh dikatakan

pendidikan secara langsung. Pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak

mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri dan

keagamaan di dalam masyarakat.18 Melalui pendidikan inilah masyarakat

mengajarkan bagaimana cara bertingkah laku dalam kehidupan

bermasyarakat.

Berdasarkan dua aspek diatas dapat disimpulkan bahwa pada aspek

lingkungan fisik sekolah dan aspek lingkungan sosial sangat berpengaruh pada

proses pembelajaran peserta didik. Pada aspek lingkungan fisik sekolah

disebutkan bahwa sarana dan prasarana penunjang sangatlah berperan penting

dalam proses kegiatan peserta didik. Dengan lingkungan fisik sekolah yang

nyaman dan kondisional disertai dengan sarana dan prasarana yang lengkap

peserta didik akan lebih giat dan termotivasi dalam proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka

diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung terlaksananya

kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan

prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan.19

18Ibid.,

hal,18.

19www.badan lingkungan hidup.com,

(43)

28

Dengan mengacu pada kebijakan maka program adiwiyata bisa dimanajemen

sebaik mungkin guna terlaksanakanya sekolah berbasis adiwiyata.

2. Tujuan Program Adiwiyata

Tujuan adalah visi yang akan dicapai dan menjadi implementasi atau

penjabaran dari misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan

pada kurun waktu tertentu, di bawah ini terdapat dua tujuan dari program

adiwiyata yaitu :

1. Tujuan Umum

Membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu

berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan

berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang

2. Tujuan Khusus

Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi

sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah,

sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab

dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan

berkelanjutan.

Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan

sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah

di Indonesia. Kegiatan adiwiyata dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran siswa

berbasis lingkungan hidup dan pengelolaan lingkungan sekolah yang sesuai

(44)

29

program adiwiyata yang dituangkan dalam visi sekolah yang berbunyi

“Menumbuhkan budaya hidup bersih, sehat serta terbentuk karakter peduli dalam

melestarikan, mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan”. Dilihat dari

misi tersebut maka SMPN 36 telah menerapkan kegiatan utama dari program

adiwiyata.

3. Prinsipprinsip Dasar Program Adiwiyata

Dalam pelaksanaan program adiwiyata terdapat dua prinsip yang harus

disertakakan dalam setiap perencanaan. Adapun prinsip-prinsip dasar dalam

pelaksanaan program adiwiyata adalah sebagai berikut :20

a. Partisipatif, artinya komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan peran

dan tanggungjawabnya. Semisal pada program terwujudnya lingkungan sehat

dan bersih di SMPN 25 Surabaya semua warga sekolah berpartisipasi dalam

pelaksanaan program tersebut.

b. Berkelanjutan, artinya seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan

komprehensif. Kegiatan yang sudah dijalankan seperti pada contoh poin

prinsip partisipasif dilaksanakan secara terus-menerus sehingga menjadi

budaya yang baik disekolah.

Dengan program adiwiyata, maka pemerintah telah memberikan

penghargaan bahwa sekolah telah berhasil mendidik para siswa menjadi individu

yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Penghargaan adiwiyata

(45)

30

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui lembaga pendidikan

formal mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas se Indonesia.

4. Komponen – komponen Adiwiyata

Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan empat

komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah

Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah : 21

a. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung

dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah

sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan

Berkelanjutan. Semisal pada SMPN 25, visi dan misi di sekolah tersebut

terdapat komponen pengelolaan lingkungan.

b. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat

dilakukan melalui kurikulum belajar yang bervariasi, dilakukan untuk

memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang

dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Semisal di sebuah sekola

menerapkan Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.

(46)

31

c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

Untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,

warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran

lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat

di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat

baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Semisal sekolah

menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup

berbasis partisipatif di sekolah.

d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup.

Semisal Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar

kawasan sekolah.

Ke-empat komponen tersebut adalah indikator program adiwiyata atau

sebagai tolak ukur pengelolaan program adiwiyata di sebuah sekolah. Pada

umumya tampilan sekolah yang melakasanakan program adiwiyata akan terlihat

pada kondisi fisik lingkungan sekolah. Kondisi fisik sekolah yang sudah

menerapkan program adiwiyata akan lebih indah, bersih dan nyaman.

Kesimpulan dari teori diatas bahwa manajemen sekolah berbasis

adiwiyata adalah pengelolaan sekolah yang menerapkan program berbasis

lingkungan atau adiwiyata. Program ini dikelola sehingga sekolah dapat

(47)

32

C. Peningkatan Motivasi Ekstrinsik

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti bergerak atau

bahasa Inggrisnya “to move”. Kata motifasi seringkali diartikan dengan istilah

dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani

untuk berbuat. Jadi, motifasi merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku dan di dalam perbuataannya itu mempunyai

tujuan tertentu.

Motivasi merupakan sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk

bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki

motivasi Menurut Walker dalam buku Ahmad Rohani mengatakan bahwa

perubahan-perubahan yang yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik

bilamana orang atau individu mempunyai motivasi untuk melakukanya; dan

latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang

mengakibatkan perubahan dalam prestasi.22

Motivasi juga didefinisikan sebagai sisi perilaku yang ditampilkan

seseorang. Orang-orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar

daripada yang tidak. Namun definisi ini berisfat relatif dan hanya memberikan

sedikit penjelasan pada kita. Sebuah definisi yang lebih deskriptif mengatakan

22

(48)

33

bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan

kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu.23

Motivasi menurut beberapa ahli :

a. Menurut Sadirman motivasi adalah daya penggerak dari dalam untuk

melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.24 Dan motivasi merupakan

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

b. Menurut Hamalik Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi dalam

diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan.25

c. Menurut Mulyasa Pengertian Motivasi merupakan tenaga pendorong atau

penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan

tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi

yang tinggi.26

d. Liang Gie mengatakan, bahwa motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan

oleh manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan kepada

orang lain untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu.27

23

Robbins, Prinsip-prinsip perilaku organisasi, hal 55.

24

Sardiman.A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 17

25

Oemar Hamalik, Administrasi dan supervise pengembangan kurikulum, (Bandung: CV Mandar Maju,1992), hal.173.

26

Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Kompetensi Dan Aplikasinya, (Bandung: Rosdakarya, 2003) hal.112.

27

(49)

34

e. Nasution mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu”.28

Dari beberapa devinisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan segala daya penggerak di dalam diri individu yang muncul terhadap

kegiatan yang akan menjamin kelangsungan dalam aktifitas dan mengarahkan

pada kegiatan belajar pula sehingga terwujudnya tujuan kegiatan belajar yang

dikehendaki. Dorongan seseorang dalam belajar merupakan kekuatan mental

untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi segala harapan dan dorongan inilah

yang menjadi pencapaian tujuan tersebut.

2. Jenis – Jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya. Ada jenis motivasi

yang timbul dari dalam individu dan ada motivasi yang muncul dari luar individu.

Menurut Sardiman ada berbagai jenis motivasi, yaitu:29

a Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Contoh Seorang siswa melakukan belajar

karena didorong tujuan ingin mendapatkan pengetahuan, nilai dan

keterampilan.

28

Nasution, kegiatan belajar mengajar, (Jakarta: Gramedia, 1995), hal.73

29

(50)

35

b Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat

juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Contoh peserta didik yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

belajar tentu saja akan menambah ragam dan memperkaya sumber belajar lain

di kelas. Peserta didik menjadi tidak hanya duduk-duduk di kelas dan belajar

seperti biasa. Banyak variasi yang dapat dilakukan guru bila menggunakan

sumber belajar berupa lingkungan. Ini akan membantu peserta didik

mengatasi kebosanan belajar di kelas.30

Terdapat dua motivasi dilihat dari jenisnya yakni motivasi intrinsik

(motivasi dari dalam individu) dan motivasi ekstrinsik (motivasi dari luar

individu), berkaitan dengan pembahasan penulis akan membahas tentang

motivasi ekstrinsik peserta didik.

Menurut Sadirman motivasi ekstrinsik atau motivasi dari luar Individu

adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang

dari luar.31 Oleh karena. itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang di dalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan

30

www.penelitiantindakankelas.com, diakses pada tanggal 8 desember 2014, pada pukul 07.00.

31

(51)

36

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktifitas belajar.

Dalam teori motivasi terdapat sumber sumber motivasi intrinsik dan

ekstrinsik. sumber motivasi ekstrinsik mencakup: perubahan keadaan

lingkungan, atau orang lain. Sedangkan yang intrinsik mencakup dirinya

sendiri, misalnya keinginan untuk mendapatkan atau menghindari sesuatu.32

Dalam keseharianya, hubungan antara sumber ekstrinsik dan sumber intrinsik

pada umumnya saling terkait. Artinya apabila seseorang akan mudah

termotivasi oleh stimulus-stimulus yang berasal dari luar dirinya apabila

orang itu mengaktifkan sumber sumber ekstrinsiknya.

Motivasi dari luar (ekstrinsik) secara langsung dapat diinternalisasikan

ke dalam dirinya (intrinsiknya)33 ada yang menolaknya terlebih dahulu lalu

kemudian baru dapat diterimanya. Motivasi yang bersumber dari luar

memiliki sifat yang mendukung suatu perilaku, sedangkan motivasi yang

bersumber dari dalam lebih bersifat menentukan.

Peranan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Karena kedua motivasi dapat membangkitkan,

menggairahkan kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, guru bertanggung

jawab dalam membangkitkan motivasi ekstrinsik pada siswa serta dengan

32

Ubaydillah, AN, Bagaimana memotivasi orang lain, www.e-psikologi.com, diakses pada tanggal 5 november 2014, pukul 18.00.

(52)

37

memberikan dorongan dan rangsangan kepada siswa agar dalam diri siswa

timbul motivasi untuk belajar.

Motivasi ekstrinsik juga perlu digunakan dalam proses belajar

mengajar karena dari sekian banyak mata pelajaran yang harus dipelajari oleh

siswa setiap hari disekolah, tidaklah selalu menarik. Sehingga tidak realistis

untuk selalu mengharapkan siswa selalu mempunyai motivasi intrinsik agar

antusias melakukan hal-hal yang disukai setiap hari. Apalagi keadaan siswa

dinamis, berubah ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam

proses belajar mengajar yang kurang menarik bagi peserta didik sehingga

diperlukan motivasi ekstrinsik.

Jadi, motivasi ekstrinsik di sekolah bisa diberikan melalui tatanan

lingkungan sekolah yang hijau, bersih dan nyaman. Dengan tatanan

lingkungan yang sedemikian rupa dan dipadukan dengan optimisme dan

harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta

kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik (student- centered activies) merupakan iklim yang dapat membangkitkan gairah dan semangat belajar.

Iklim yang demikian akan mendorong terciptanya masyarakat belajar di

sekolah, karena iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan

(53)

38

belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan

menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.34

Menurut Widayatun ada faktor-faktor yang pendorong motivasi yaitu :35

a Faktor fisik dan proses mental.

b Faktor hereditas, lingkungan (environmental).

Dari beberapa faktor pendorong diatas dapat disimpulkan bahwa

motivasi dapat didorong oleh tujuh faktor tersebut. Pada poin b dan e pada

faktor diatas dijelaskan bahwa faktor lingkungan dan faktor situasi dan

kondisi ikut menjadi pemicu meningkatnya motivasi ekstrinsik peserta didik.

3. Fungsi Motivasi

Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi dapat

menjadikan seseorang mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Motivasi

juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Adapun fungsi

motivasi diantaranya :36

34

Mulyasa, Manajemen pendidikan karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal.19.

35

Widayatun, T. R, Ilmu Prilaku, (Jakarta: CV. Sagung Seto,1999), hal. 115.

36

(54)

39

a Mendorong manusia untuk berbuat, jadi motivasi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuanya.

c Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4. Ciri-Ciri Peserta Didik Yang Termotivasi

Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri orang

tersebut. Ciri-ciri orang termotivasi anatara lain tidak mudah putus asa dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat prestasinya semakin

meningkat. Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang

berbeda – beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif –motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab utama tingkah

laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampir tidak mempunyai

pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat pada suatu saat akan

Gambar

Tabel 3.1
 Tabel 3.2
    Tabel 3.3 Jumlah keseluruhan peserta didik di SMPN 36 Surabaya tahun 2014.
Tabel 3.4  Jumlah pengambilan sampel dari tiap kelas.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Soepriatin Poerwantiningtyas wakil kepala SMP Negeri 4 Surabaya bagian kurikulum mengatakan bahwa SMP Negeri 4 Surabaya fokus mengembangkan sekolah Adiwiyata

Dari pengamatan tersebut diperoleh data bahwa persentase motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran siklus I adalah sebesar 54,90%. Refleksi dilakukan setelah melakukan

Skripsi dengan judul Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi belajar peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 11 Makassar ini penulis

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa motivasi peserta didik dan keputusan memilih sekolah memiliki hubungan yang kuat, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien

tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan program Adwiyata, keterlibatan peserta didik dalam mendukung program sekolah adiwiyata adalah pada poin bahwa peserta didik

Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK ANTARA KELAS INDOOR DAN OUTDOOR LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA

Motivasi peserta didik kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMP Negeri 5 Lumajang disimpulkan motivasi dimiliki peserta

Sekolah ini melakukan pembenahan- pembenahan dalam sistem manajemen, khususnya dibidang manajemen peserta didik sehingga dalam penelitian ini penulis terfokus untuk