K O N S E P R E A C H (
Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble
) D A L A M M E M B A N G U N K O M U N IK A S I A N T A R P R I B A D I D I M E T R O T V J A T IMS k r ip s i
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)
Oleh:
Nurul Maagrufah NIM. B06211026
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
K O N S E P R E A C H (
Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble
) D A L A M M E M B A N G U N K O M U N IK A S I A N T A R P R I B A D I D I M E T R O T V J A T IMS k r ip s i
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)
Oleh:
Nurul Maagrufah NIM. B06211026
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAKSI
Nurul Maagrufah, B06211026, 2015. Konsep REACH (Respect, Empathy,
Audible, Clarity, Humble) Dalam Membangun Komunikasi Antar Pribadi di Metro TV Jatim. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Komunikasi Antar Pribadi, Metro TV Jatim, Konsep REACH.
Pada penelitian ini peneliti akan mengkaji sebuah fenomena yang terjadi pada sebuah perusahaan media televisi terkemuka di Indonesia yang berada di Surabaya yaitu Metro TV Jawa Timur. Peneliti mengkaji lebih dalam mengenai
Konsep REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble) Dalam
Membangun Komunikasi Antar Pribadi di Metro TV Jatim.
Untuk dapat mengungkapkan fenomena tersebut secara menyeluruh dan mendalam, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Apabila disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan, maka teknik pengumpulan data didapatkan melalui proses wawancara, pengamatan secara langsung, foto, dan dokumen resmi lainya, yang diperoleh dari kantor Metro TV Jatim. Dan setelah semua data terkumpul, kemudian data akan dianalisis menggunakan analisis data induktif.
Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa hal, yakni: (1) Karyawan
menerapkan konsep Respect yang ditunjukkan dengan mengikuti acara yang
diselenggarakan oleh karyawan contohnya mengikuti kejutan ulang tahun atau
memberikan sumbangan kematian untuk keluarga karyawan. (2) Konsep Empathy
ditunjukkan dengan lebih sering mengajak karyawan lain mengobrol ringan agar
dapat lebih mengenal karakter. (3) Konsep Audible ditunjukkan dengan
menempatkan diri sebagai pendengar dan pembicara yang baik dan memberikan
respon yang baik pesan yang sampai. (4) Clarity yang merupakan konsep keempat
ditunjukkan karyawan dengan meluruskan segala bentuk kesalahfahaman pesan
komunikasi. (5) Dan konsep Humble ditunjukkan dengan tidak membatasi diri
dan bersedia menerima segala bentuk pesan dari siapapun dalam berkomunikasi. Melihat dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa rekomendasi. Untuk membangun hubungan komunikasi yang baik, menerapkan
konsep REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble) adalah pilihan
3. Komunikasi Antar Pribadi ... 12
4. Metro TV Jatim ... 13
G. Kerangka Pikir Penelitian... 15
H. Metode Penelitian ... 18
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 19
2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian ... 20
4. Tahap-tahap Penelitian ... 25
5. Teknik Pengumpulan Data ... 28
6. Teknik Analisa Data ... 30
I. Sistematika Pembahasan ... 32
BAB II : KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KONSEP REACH PERSPEKTIF TEORITIS ... 34
A. Kajian Pustaka ... 34
1. Komunikasi Antar Pribadi... 34
a. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi ... 35
b. Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi ... 36
c. Manfaat Komunikasi Antar Pribadi ... 37
d. Pesan Non Verbal Komunikasi Antar Pribadi ... 44
e. Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antar Pribadi ... 53
2. Konsep REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble) ... 55
B. Kajian Teori ... 58
1. Teori Penetrasi Sosial ... 58
2. Hubungan antara Teori dengan Tema ... 63
BAB III : PENYAJIAN DATA ... 71
A. Deskripsi Subyek dan Lokasi Penelitian ... 71
1. Deskripsi subyek penelitian ... 71
2. Deskripsi obyek penelitian ... 75
3. Deskripsi lokasi penelitian ... 75
B. Deskripsi Data Penelitian ... 85
1. Karyawan menjalankan prinsip saling menghargai ... 85
2. Memahami orang lain membentuk arus komunikasi yang baik ... 89
pesan yang baik ... 95
4. Meluruskan kesalah fahaman sebagai solusi kesalahan komunikasi ... 99
5. Karyawan memahami bahwa kedudukan semua orang adalah sama ... 104
6. Karyawan mengakui hubungan pekerjaan ini sebagai sebuah keluarga ... 111
BAB IV : ANALISA DATA ... 115
A. Temuan Penelitian ... 115
1. Menerapkan rasa saling menghargai dalam komunikasi ... 116
2. Mampu memahami lawan komunikasi dengan baik ... 119
3. Menumbuhkan kepercayaan komunikan dengan audible ... 121
4. Mempersempit kesalahfahaman komunikasi dengan menjelaskan ... 123
5. Tidak membatasi diri dalam berkomunikasi ... 125
6. Merasa seperti sebuah keluarga terhadap rekan kerja ... 126
B. Konfirmasi Hasil Temuan dengan Teori ... 127
BAB V : PENUTUP ... 133
A. Kesimpulan ... 133
B. Rekomendasi ... 135
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Komunikasi adalah proses penyampaian sesuatu yang mengandung
arti, lewat media ataupun tidak, yang berupa gagasan/ide/perasaan/
pernyataan dalam upaya mempengaruhi orang lain agar bertindak sesuai
dengan apa yang dikehendaki.1 Kegiatan komunikasi memilki tujuan yaitu
untuk membuat pihak yang diajak berkomunikasi menuruti apa yang
komunikator kehendaki. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan
berkomunikasi maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, tidak
hanya itu komunikasi juga bahkan dapat mempengaruhi banyak orang.
Karena kegiatan komunikasi dapat menggunakan media komunikasi yang
berupa mesin canggih yang memungkinkan komunikator dapat
menyampaikan pesanya kepada komunikan yang lebih banyak. Pengguna
mesin-mesin cangih untuk berkomunikasi itulah yang disebut dengan
media massa.
Media massa dalam suatu kegiatan komunikasi telah menjalankan
peran sebagai seorang komunikator dan komunikanya adalah penonton.
Komunikasi yang dilakukan adalah jenis komunikasi massa, atau
komunikasi yang komunikanya banyak orang. Karena komunikannya yang
banyak itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hanya dengan memilki
1
2
media massa maka seseorang telah menggenggam Dunia. Karena itulah
dunia media massa sangat penuh dengan tantangan dan banyak orang yang
ingin bekerja di dalamnya.
Terdapat banyak media massa atau stasiun televisi di Indonesia,
namun ada salah satu stasiun televisi yang menarik yaitu Metro TV,
menurut penulis MetroTV telah menempatkan dirinya sebagai pendukung
dan pemberi inspirasi terdepan untuk pemuda Indonesia. Hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa program-program yang ditayangkanya seperti
stand up comedy, kick andy, mario teguh golden ways. Tidak ketinggalan
pula salah satu hal yang paling menonjol dari MetroTV adalah
program-program beritanya yang selalu terdepan dan terbaik. Kesuksesan yang
telah diraih oleh Metro TV dalam merebut hati pemirsa Indonesia itu tidak
terlepas dari etos kerja para karyawan yang ada di dalamnya, salah satu hal
yang menjadi faktornya adalah kedisiplinan dan komunikasi yang baik
yang dibangun oleh para karyawan Metro TV Jatim.
Hubungan intim yang terjalin antar karyawan telah menjadikan
atmosfir kerja menjadi lebih nyaman dan kondusif, hubungan intim ini
terjalin akibat komunikasi antar pribadi yang dibangun sangat baik. Oleh
karena derajat hubungan antar pribadi turut berpengaruh terhadap
keleluasaan dan kedalaman informasi yang dikomunikasikan, sehingga
3
pihak satu sama lain, maka semakin banyak karakter antar pribadi yang
terbawa di dalam komunikasi tersebut.
Yang disebut sebagai komunikasi interpersonal yang efektif adalah
apabila pesan yang diterima oleh komunikan dapat dipahami dengan baik
dan sesuai dengan apa yang tengah dimaksudkan oleh pihak komunikator,
dan kemudian pihak komunikan akan memberikan umpan balik yang
berupa tindakan yang datang dari komunikan akibat rangsangan pesan dari
komunikator. Dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan
efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu: (1) pesan yang
dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh
komunikator; (2) ditindak lanjuti dengan perbuatan secara sukarela, (3)
meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.2
Seseorang yang sering bertemu dan bertatap muka dengan orang
yang ada di lingkungan yang bersifat tetap seperti terikat dalam suatu
pekerjaan, maka seseorang membutuhkan cara berkomunikasi yang baik
dan efektif dapat membangun chemistry di dalam pekerjaan yang
dijalankan di perusahaan atau instansi itu dapat menjalankan pekerjaan
tersebut dengan lancar. Karena ketika bekerja di suatu perusahaan
seseorang akan bertemu dan bergaul dengan rekan kerjanya yang memilki
latar belakang yang berbeda satu sama lain.
2
4
Adapun tersebut juga terjadi di kantor televisi MetroTV Jatim yang
berada di Jl. Ketampon Ruko Permata Bintoro kav 118-123 Surabaya. Para
karyawan yang bekerja di tempat ini sangatlah beragam karena berasal dari
daerah yang berbeda, setiap karyawan juga memilki latar belakang
pendidikan yang berbeda pula. Segala perbedaan yang ada tersebutlah
yang kemudian pasti akan memunculkan gesekan-gesekan pendapat atau
ideologi diantara karyawan. Namun di Metro TV Jatim gesekan-gesekan
dalam komunikasi tersebut tidaklah membuat hubungan karyawan menjadi
buruk.
Di kantor Metro TV ini komunikasi berlangsung sangat ringan dan
menyenangkan. Berdasarkan pengalaman bersama yang dialami oleh
penulis dan karyawan Metro TV Jatim, penulis mendapatkan beberapa
simbol-simbol kedekatan yang baik diantara para karyawan. Diantara
simbol tersebut adalah sikap saling merasakan, dimana hal tersebut dialami
penulis ketika menyaksikan karyawan membuat sebuah sumbangan
kematian untuk salah satu keluarga karyawan yang meninggal. Hal
tersebut mengindikasikan adanya sebuah simbol kekeluargaan yang sangat
erat diantara mereka. Bahkan selama pengalaman bersama karyawan
Metro TV Jatim penulis tidak pernah menyaksikan terjadi pertengkaran
atau perselisihan yang membuat pekerjaan karyawan menjadi berantakan.
Kedekatan hubungan yang terjalin diantara mereka tentu
5
terbangun tentu tidak muncul begitu saja, ada hal-hal yang mendukung
terbentuknya komunikasi tersebut. Hal tersebutlah yang disebut dengan
komunikasi efektif, komunikasi efektif adalah sebuah komunikasi yang
disampaikan dengan baik oleh komunikator, dan dapat diterima dengan
baik oleh komunikan, sehingga cepat menimbulkan timbal balik dari
pihak komunikan. Komunikasi efektif tersebut dapat dicapai dengan lima
hukum komunikasi efektif yaitu REACH. REACH adalah merupakan lima
hukum komunikasi efektif dalam komunikasi interpersonal. Kelima hukum
tersebut meliputi Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble.
Respect ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran
pesan yang kita sampaikan. Empathy adalah kemampuan kita untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang
lain. Audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, pesan
yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Clarity kejelasan
dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan. Humble adalah sikap rendah hati,
pengendalian diri serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.3
Untuk mengetahui apakah karyawan MetroTV Jatim menjalankan konsep
komunikasi tersebut dalam dunia kerja yang dijalankanya. Hal tersebutlah
yang kemudian membuat penulis membuat judul skripsi yang berjudul
Konsep REACH Dalam Membangun Komunikasi Antar Pribadi di Metro
TV Jatim
3
6
B. Rumusan Masalah
Bagaimana komunikasi antar pribadi karyawan Metro TV Jatim
dalam konteks REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble) ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui konsep REACH yang dijalankan oleh karyawan
dalam komunikasi antar pribadi di MetroTV Jatim.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan berguna untuk massa depan
dalam bidang keilmuan. Karena mungkin saja dengan adanya
penelitian ini maka akan muncul teori-teori baru yang berhubungan
dengan fenomena komunikasi dalam sebuah organisasi.
2. Praktis
Dengan adanya penelitian ini maka dapat dijadikan pedoman
ketika bekerja di suatu tempat maka seseorang harus memahami
bahwa kita akan bertemu dengan berbagai macam orang dengan
berbagai macam latar belakang yang berbeda. Maka seseorang harus
dapat menyesuaikan diri dengan menjalin komunikasi yang efektif
agar saat kita bekerja segalanya menjadi lebih mudah dan berjalan
7
E. Kajian Terdahulu
1. Penelitian ini ditulis oleh Mohammad Mahrus, Mahasiswa Fak.
Dakwah jurusan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Dengan judul Komunikasi Interpersonal mekanik dan pembalap dalam
membangun prestasi di team Yamaha Trijaya MBKW2. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan Interaksi
simbolik yang berguna untuk menggambarkan dan memaparkan
secara jelas data tentang komunikasi interpersonal mekanik dan
pembalap di team Yamaha Trijaya Mbwk2.
Dari hasil penelitian yang ditulis oleh Mohammad Mahrus ini
ditemukan bahwa, (1) proses komunikasi interpersonal di team
Yamaha Trijaya Mbwk2 melalui tahap perkenalan kemudian
dilanjutkan dengan tahap keterlibatan dengan cara sering bertemu
maupun dengan menggunakan media sosial secara intens dan
terus-menerus, (2) terdapat hambatan-hambatan antara mekanik dan
pembalap dalam proses komunikasi interpersonal di team Yamaha
Trijaya Mbwk2.
Perbedaan antara penelitian dari Mohammad Mahrus dengan
penelitian yang coba dilakukan oleh penulis adalah pada persoalan
yang coba digali. Pada penelitian Mohammad Mahrus persoalan yang
hendak digali pada point kedua adalah hambatan-hambatan yang
mempengaruhi proses komunikasi interpersonal mekanik dan
8
penulis persoalan yang coba digali adalah bagaimana karyawan
MetroTV Jatim menjalankan konsep REACH pada komunikasi
interpersonal yang dilakukan dalam kegiatan kerja.
2. Penelitian ini ditulis oleh Nisful Laili, Mahasiswa Fak. Dakwah
jurusan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Dengan judul
Komunikasi interpersonal antara pendeta dengan jemaat (Studi Pada
Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Waru). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif mengunakan teori
interaksionisme simbolik. Dari penelitian yang dilakukan didapat
bahwa, (1) komunikasi verbal antara pendeta dengan jemaat umumnya
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Shalom merupakan
bahasa verbal yang digunakan untuk kristiani untuk menyapa ketika
bertemu dengan jemaat lain, baik didalam ruang ibadah di gereja
maupun ibadah rumah tangga, (2) Komunikasi nonverbal antara
pendeta dengan jemaat, Berjabat tangan merupakan simbol
komunikasi nonverbal yang terjadi baik antar jemaat maupun majelis
dengan jemaat.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pada
subyek penelitian. Sasaran dari subyek penelitian yang dilakukan oleh
Nisful Laili tidak memilki intensitas tatap muka yang tetap dan
terus-menerus. Berbeda dengan subyek penelitian dari penulis yang adalah
merupakan sesama karyawan dari MetroTV Jatim, yang intensitas
9
waktu kerja dimulai har
saja pada hari sabtu dan minggu juga bekerja. Hal tersebut
dikarenakan kantor MetroTV Jatim adalah perusahaan yang berupa
media massa, jadi jam kerja itu berlaku lebih padat.
F. Definisi Konsep 1. Konsep REACH
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan komunikasi sangatlah
penting untuk diperhatikan, karena apabila dalam kehidupam kita
tidak dapat menjalankan komunikasi yang efektif maka kehidupan kita
dapat terganggu. Contohnya ketika seseorang berkeinginan
menyatakan perasaannya kepada orang yang lain, maka orang tersebut
harus mengetahui bagaimana sesungguhnya cara yang tepat untuk
menyampaikan perasaanya tersebut agar tidak terjadi kesalahfahaman.
Dalam buku Make Yourself A Leader (2000), Prijosaksono dkk
menyebutkan lima indikator atau lima hukum komunikasi yang
efektif(The 5 Inevitable Laws of Effective Communication), yang
diringkas REACH(Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble.4
Keefektifan komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari
10
1. Respect hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi
interpersonal yang efektif adalah respect, ialah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang
kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan
hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang
lain.
2. Empathyadalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Contohnya janganlah Anda melanggar ketertiban dalam suatu
antrian.
3. Audible bermakna antara lain: dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik.
4. Clarityadalah kejelasan pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang
berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan
transparansi.
5. Humble adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur
yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati
yang kita miliki.5
Dari kelima konsep komunikasi efektif yang telah dijelaskan
sebelumnya, apabila dikorelasikan dengan fenomena yang tengah
5
11
diteliti oleh penulis. Hal ini berarti bahwa bagaimana karyawan
MetroTV Jatim menerapkan kelima konsep tersebut dalam
komunikasi yang dilakukan dalam ruang lingkup pekerjaan. Konsep
tersebut dapat berupa sikap atau tindakan yang mengindikasikan
konsep tersebut, seperti (1) saling menghargai terhadap perbedaan
pendapat yang pasti ada ketika melaksanakan pekerjaan, (2) saling
merasakan beban karyawan lain walaupun tidak satu divisi, dengan
ikut berperan mencari solusi terhadap kesulitan yang sedang dihadapi
karyawan lain, (3) dalam pekerjaan karyawan dituntut tidak hanya
mendengarkan namun juga dituntut harus dapat berkomunikasi yang
baik dengan orang lain, dengan cara berkomunikasi yang baik sesuai
dengan kapasitas komunikanya, (4) karyawan harus bisa
berkomunikasi dengan cara atau bahasa yang jelas, sehingga tidak
terjadi kesalahfahaman diantara karyawan lain, (5) dan yang terakhir,
karyawan harus memilki rasa rendah hati, dengan selalu berusaha
menghargai oranglain apapun keadaan orang tersebut, dapat
mengendalikan diri sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Membangun
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan tentang
pengertian membangun artinya adalah membuat bentuk, mendirikan:
~ rumah; ~ jembatan.6 Dari pengertian yang dijelaskan sebelumnya
6
12
mengenai kata membangun, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
membangun dapat diartikan sebagai suatu kegiatan membina atau
menjalankan sesuatu secara konstan tentang suatu hal. Membangun
memiliki tujuan pendek dan mungkin juga tujuan untuk jangka
panjang atau terus-menerus, jadi membangun juga dapat diartikan
menjaga atau menjalin.
3. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka
antara dua orang atau lebih, baik secara organisasi maupun kerumunan
orang.7 Komunikasi interpersonal ini terjadi bila berkomunikasi
dengan oranglain atau seseorang dengan sejumlah orang, baik
dilakukan secara verbal, non verbal maupun vokal.8 Tidak hanya itu
komunikasi antar pribadi dapat dikatakan adalah suatu komunikasi
yang penting yang harus dilakukan dalam kehidupan sosial, karena
besar pengaruhnya terhadap efektifitas komunikasi yang dilakukan.
Komunikasi ini biasanya dilakukan seseorang yang memilki ikatan
situasi atau keadaan yang sama, sehingga memungkinkan mereka
untuk sering bertemu dan berinteraksi.
7
.W irayant o, Pengant ar Ilmu Kom unikasi, (Jakart a: PT Gram edia W idiasarana Indonesia, 2004), Hal.32
8
13
Dari definisi sebelumnya yang telah dijelaskan, terdapat hal
yang tidak kalah pentingnya dalam komunikasi antar pribadi yaitu
ciri-ciri komunikasi antar pribadi, antara lain: (1) spontanitas, terjadi
sambil lalu dengan media utama adalah tatap muka, (2) tidak memilki
tujuan yang ditentukan terlebih dahulu, (3) terjadi secara kebetulan
diantara para peserta yang identitasnya kurang jelas, (4)
mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja, (5) kerap
kali berbalas-balasan, (6) mempersyaratkan paling sedikit dua orang
dengan hubungan yang bebas dan bervariasi, ada keterpengaruhan, (7)
harus membuahkan hasil, (8) menggunakan lambang-lambang yang
bermakna.9
4. Metro TV Jatim
PT Media Televisi Indonesia merupakan anak perusahaan dari
Media Group, suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya
Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia. PT
Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama
"MetroTV" pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November
2000, MetroTV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk
siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari,
sejak tanggal 1 April 2001, MetroTV mulai bersiaran selama 24 jam.
Dari awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan, saat ini
9
14
MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di
ruang berita dan daerah produksi.
Setelah siaran MetroTV Nasional, kemudian PT Media Televisi
Indonesia yang telah menayangkan program siaran untuk beberapa
daerah di Indonesia ini kemudian mencoba lebih dekat dengan
pemirsanya di Jawa Timur dengan mendirikan sebuah stasiun televisi
MetroTV Jawa Timur yang khusus mengudara untuk memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat Jawa Timur. Kantor MetroTV Jawa
Timur ini sesungguhnya telah berdiri sejak lama namun masih
berstatus sebagai biro MetroTV untuk wilayah Jawa Timur, kemudian
baru pada tahun 2009 sudah berubah status menjadi stasiun televisi
karena telah memilki program sendiri khusus penonton Jawa Timur.
Kantor yang berada di jl. Ketampon ruko permata bintoro kav
118-123 surabaya ini adalah sebuah ruko yang terdiri dari empat lantai ini
telah menayangkan program untuk masyarakat Jawa Timur yakni di
beberapa wilayah, antara lain: Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
G. Kerangka Pikir Penelitian
Bagan tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di
MetroTV Jatim menggunakan konsep REACH dalam membangun
kedekatan satu sama lain dalam proses komunikasi antar pribadi. Hal
tersebut akan memberikan dampak terhadap perkembangan hubungan
mereka yaitu mulai dari kenal sampai dengan intim atau dekat, karena
ketika seseorang sudah dekat maka orang tersebut akan saling memahami
16
digunakan membuat komunikasi antar pribadi yang dijalin menjadi lebih
efektif atau mengena terhadap pihak yang menjalankanya tersebut.
Komunikasi antar prbadi yang dibangun melalui pendekatan
komunikasi dengan menerapkan konsep REACH (Respect, Empathy,
Audible, Clarity, Humble) dengan tujuan utama menjalin kedekatan
(proximity) akan berproses sangat baik. Perkembangan hubungan yang
berjalan mualai dari awal pertemuan sampai dengan saat ini akan
berkembang sangat baik dan dalam, sesuai dengan yang telah dijelaskan
dalam Teori Penetrasi Sosial. Teori Penetrasi Sosial adalah bahwa dalam
hubungan antar pribadi selalu terjadi penyusupan sosial, ketika seseorang
baru berkenalan dengan seseorang yang lain, seseorang sebenarnya mulai
dengan suatu suasana yang tidak akrab, namun setelah proses hubungan
terus berlanjut maka situasi hubungan mulai berubah menjadi lebih
akrab.10
Teori yang disusun oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor ini,
merupakan salah satu karya penting dalam perjalanan panjang penelitian
bidang perkembangan hubungan (relationship development). Teori
pertama dari Altman dan Taylor ini disusun berdasarkan suatu gagasan
yang sangat populer dalam tradisi sosiopsikologi yaitu ide bahwa manusia
membuat keputus cost
(reward). Dengan kata lain, jika untuk mencapai atau meraih sesuatu
membutuhkan biaya besar maka orang akan berpikir dua kali sebelum
10
17
melakukanya. Jika hasil yang akan diperoleh dari sesuatu yang akan diraih
itu memberikan imbalan yang besar maka orang akan melakukanya
walaupun biayanya juga besar. Setiap keputusan adalah keseimbangan
antara biaya dan imbalan ini. Bila kita menerapkan prinsip ini pada
interaksi manusia, maka kita melihat pada suatu proses yang disebut
social encharge). 11
Karyawan Metro TV Jawa Timur juga pasti mengalami hal sama,
pada awal mereka bekerja mereka tidak saling mengenal, namun secara
perlahan mereka melakukan pendekatan komunikasi dimulai dengan
menyapa, dari menyapa satu sama lain dengan karyawan, hubungan
menjadi semakin dekat, setelah lebih dekat maka mereka akan memulai
berbincang, setelah sering berbincang dan merasa nyaman dengan
karyawan lain, maka hubungan akan menjadi semakin dekat lagi.
Kedekatan yang terbentuk tersebut dapat dilihat dengan keterbukaan antara
karyawan satu dengan yang lain, mereka semakin nyaman dalam berbagi
berbagai hal, misalnya saja saat istirahat makan siang, kegiatan berbincang
berbagi masalah kesulitan pekerjaan. Tidak hanya itu mereka akan
semakin peka terhadap karyawan lainya, problematika rekan kerja akan
menjadi problematikanya. Kedekatan tersebut semakin berkumpul
membentuk sebuah hubungan yang semakin intim selayaknya sebuah
keluarga dalam lingkungan pekerjaan.
11
18
Hubungan erat yang terjalin dari proses konsep REACH yaitu saling
menghargai, memahami, dapat berkomunikasi dengan baik/Audible,
perhatian, dan rendah hati di antara pelaku komunikasi tersebut
menghasilkan teori penetrasi sosial. Hal tersebut kemudian membuat
komunikasi berjalan dengan baik dan lancar, dan kemudian berpengaruh
terhadap pekerjaan yang dijalankan menjadi lancar pula.
H. Metode Penelitian
Metode berasal dari Yunani, methodos, yang berarti cara atau jalan.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan.12 Sedangkan penelitian itu sendiri bermakna
usaha untuk menemukan sesuatu yang dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Sebagai suatu proses, yaitu serangkaian
langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan
pemecahan masalah dan jawaban atas pertanyaan tertentu dan dapat
dipertanggung jawabkan.13 Dari pernyataan tersebut, metode penelitian
dapat diartikan mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang
digunakan dalam penelitian.14
Iskandar Wirjokusumo dan Soemardji Ansori, Pengant ar M et ode Penelit ian Kualt it at if, (Surabaya: Unesa Universit y Press, 2009), hal. 4.
14
19
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan ini menggunakan pendekatan Interaksionisme
simbolik, Pendekatan Interaksi Simbolik berasumsi bahwa
pengalaman manusia ditengahi oleh sebuah penafsiran. Orang dalam
situasi tertentu sering mengembangkan definisi bersama karena
mereka secara teratur berhubungan dan mengalami pengalaman
bersama.15
Pendekatan interaksi simbolik ini muncul dari pengalaman yang
telah dialami oleh penulis bersama dengan karyawan Metro TV Jatim,
menurut penulis karyawan ini memiliki lingkungan yang berbeda
dengan lingkungan kerja di tempat lainya. Mereka memiliki kedekatan
yang sangat intim dan koordinasi yang baik diantara semua karyawan.
Tidak hanya dengan sesama karyawan, karyawan juga menerapkan
hal yang sama dengan beberapa pihak yang berada disekitar Metro TV
Jatim ini diantaranya adalah peserta magang dan pegawai kantor lain
disekitar kantor Metro TV Jatim.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghadirkan pendekatan
lebih subyektif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.16
15
Lexy J M oeleong, M et odologi Penelit ian Kualit at if, (Bandung: PT Rem aja Rosdakarya Offset , 2009), Hal. 19-20
16
20
2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian
a. Subyek Penelitian: Karyawan di Metro TV Jatim.
Penelitian ini akan mengambil informan sebanyak 6 orang
karyawan yang ada yang terdiri dri berbagai divisi di Metro TV
Jatim. Diantara karyawan yang menjadi subyek dari penelitian ini
antara lain dari divisi MCR, Traffic, Tehnik, Presenter Program,
Security, Petugas Kebersihan. Terdapat kriteria khusus yang harus
dimiliki seorang informan untuk dapat sesuai dengan penelitian
ini antara lain :
1. Informan dapat berkomunikasi dengan baik terhadap lawan
komunikasinya
2. Informan adalah seseorang yang aktif dan sering
bersosialisasi dengan sesama karyawan Metro TV Jatim
3. Informan memilki pekerjaan yang hubungannya dengan
pekerjaan lainya, sehingga menuntut adanya komunikasi
yang aktif setiap harinya
4. Informan termasuk pekerja yang aktif dalam pekerjaan yang
dijalankanya
5. Informan memiliki banyak relasi di dalam kantor
6. Waktu luang atau istirahat dan diluar jam kerja kantor,
21
b. Obyek Penelitian: komunikasi antar pribadi antara karyawan
dengan sesama karyawan di Metro TV Jatim dalam konsep
REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble).
c. Lokasi Penelitian: MetroTV Jatim
Kantor yang berada di Jl. Ketampon Ruko Permata
Bintoro kav 118-123 Surabaya ini telah menayangkan program
untuk masyarakat Jawa Timur yakni di beberapa wilayah, antara
lain: Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
Lamongan. Sesungguhnya terdapat banyak media massa atau
stasiun televisi di Indonesia, namun ada salah satu stasiun
televisi yang menarik menurut penulis yaitu Metro TV, karena
menurut penulis MetroTV telah menempatkan dirinya sebagai
pendukung dan pemberi inspirasi terdepan untuk pemuda
Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
program-program yang ditayangkanya seperti stand up comedy, kick
andy, mario teguh golden ways dst. Tidak ketinggalan pula salah
satu hal yang paling menonjol dari MetroTV adalah
program-program beritanya yang selalu terdepan dan terbaik.
Beberapa program yang ditayangkan di Metro TV menjadi
salah satu program yang ditunggu oleh masyarakat, diantara
program tersebut yaitu Mario teguh Golden Ways, Kick Andy,
22
juga menjadi stasiun televisi yang menyajikan hasil Quick Count
paling mendekati akurat pada pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden yang baru saja diselenggarakan. Hal tersebut
membuktikan bahwa MetroTV sangat berkompeten dalam
menyajikan informasi untuk masyarakat Indonesia. Kesuksesan
tersebut menjadi bukti bahwa para pegawai yang bekerja
memilki etos kerja yang baik, dan etos kerja yang baik itu tentu
berhubungan pula dengan komunikasi yang baik antara sesama
karyawan. Hal tersebutlah yang membuat penulis kemudian
begitu tertarik untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang
dijalankan oleh para karyawan yang bekerja dalam naungan
Metro TV.
Penulis kemudian memutuskan untuk melakukan
penelitian di Metro TV Jatim yang adalah merupakan tempat
penulis melakukan kegiatan magang sebelumnya, tempat
tersebut begitu melekat pada diri penulis karena telah
membarikan banyak pengetahuan serta pengalaman berharga
kepada penulis. Selain itu penulis juga telah meyaksikan sendiri
bagaimana suasana bekerja di Metro TV Jatim, penulis
mengalami interaksi dengan para pegawai yang bekerja di
tempat tersebut, melihat bagaimana pola komunikasi yang
begitu harmonis walaupun berada dalam lingkungan yang
23
3. Jenis dan Sumber Data
Definisi data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga
menghasilkan informasi atau keterangan yang menunjukkan
fakta. Data kualitatif ialah data yang berhubungan dengan
kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa
kata-kata.17
a. Sumber Data: menurut Lofland dan Lofland sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah: kata-kata; dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan sebagainya.18 Data tersebut dapat diperoleh melalui
pengamatan terhadap bagaimana karyawan Metro TV Jatim
saat berkomunikasi misalnya penggunaan bahasa yang
digunakan, respon yang ditunjukkan oleh karyawan saat
menerima pesan dari karyawan lain, dan bagaimana
karyawan meluruskan segala bentuk kesalahfahaman yang
terjadi akibat kesalahan dalam penyampaian maupun
penerimaan pesan.
b. Jenis data
Berdasarkan jenis dan sumber data, data di bagi dua data
primer dan sekunder.
1) Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
pertama yang ada dilapangan, dalam penggalian data
17
Ikbar, M et ode Penelit ian Sosial Kualit at if, (Bandung: Refika Adit am a, 2012), hal. 155
18
24
ini peneliti banyak menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang, membutuhkan jawaban terkait
masalah keberlangsungan program adapun data primer
ini diperoleh dengan melihat langsung objek yang
diteliti bukan berasal dari pihak lain atau pihak kedua.
Jenis Data Primer yang digunakan ialah komunikasi
antar pribadi. Data ini akan diperoleh dengan membuat
pertanyaan yang berhubungan dengan komunikasi antar
pribadi dan berfokus kepada bagaimana karyawan
Metro TV Jatim membangun hubungan personal
melalui konsep REACH (Respect, Empathy, Audible,
Clarity, Humble) . Langkah-langkah dalam persiapan
dalam penggalian data primer dijelaskan sebagai
berikut: a) Pertama-tama penulis akan membuat
pedoman wawancara, penulis harus dapat menentukan
batasan pertanyaan agar sesuai dengan fokus penelitian,
2) Penulis mempersiapkan peralatan yang akan
membantu proses penggalian data primer seperti
bulpen, buku catatan, tape recorder atau handphone.
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak
lain biasanya berbentuk informan atau bacaan yang
sudah ada. Data ini adalah data tambahan yang akan
25
dari orang sekitar yang sangat dekat aktifitasnya
dengan karyawan Metro TV Jatim, seperti peserta
magang. Peserta magang adalah salah satu data yang
tidak boleh dilupakan, karena aktifitas peserta magang
sangat berhubungan dengan aktifitas para karyawan.
Profil Metro TV Jatim juga dapat digunakan dalam data
sekunder, yang akan melengkapi data-data lain yang
telah ada. Selain data profil perusahaan penulis dapat
melengkapi data sekunder dengan data yang berupa
foto.
4. Tahap-tahap penelitian
a. Pra-lapangan: Merupakan kegiatan sebelum melaksakan
penelitian, diantaranya menyusun rancangan penelitian,
memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan,
menjajaki dan menilai lapangan; memilih dan
memanfaatkan informan; menyiapkan perlengkapan
penelitian, dan melaksanakan etika penelitian dengan baik.
1. Menentukan objek penelitian sebagai judul penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal April
2015, yang akan dilaksanakan di kantor Metro TV
Jatim. Tempat ini sangat bersejarah bagi penulis karena
merupakan tempat penulis melaksanakan kegiatan
26
memberikan kesan yang menyenangkan ketika
melaksanakan kegiatan magang di tempat ini, karena
itu penulis sangat bahagia dapat kembali ke tempat ini
untuk melakukan kegiatan penelitian. Tidak haya itu
tempat ini juga sangat mudah dijangkau karena dekat
dengan kampus.
Beberapa kemudahan lain yang akan didapatkan
penulis karena melakukan kegiatan penelitian di Metro
TV Jatim adalah penulis sudah mengenal beberapa
karyawan, sehingga hal tersebut akan lebih
memudahkan penulis dalam melakukan penggalian
informasi untuk penelitian yang sedang dilaksanakan.
2. Menentukan informan
Informan adalah seseorang yag sangat penting
dalam suatu kegiatan penelitian karena dapat
memberikan data secara deskriptif mengenai hal yang
sedang diteliti. Karena itu tidak berlebihan bila seorang
informan memiliki kedudukan yang penting dalam
sebuah penelitian.
Sebagai seorang informan terdapat beberapa hal
yang harus dimiliki agar informasi yang dicari sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti. Maka dalam
27
karyawan Metro TV Jatim. Tidak hanya itu informan
pendukung juga dibutuhkan oleh peneliti, informan
pendukung ini adalah seseorang yang bukan termasuk
karyawan Metro TV Jatim namun informasi mereka
juga sangat penting untuk dijadikan acuan, informan
pendukung itu adalah para peserta magang yang
membantu pekerjaan para karyawan Metro TV Jatim.
Pada tahapan ini akan dipersiapkan segala macam
kebutuhan yang diperlukan guna proses penelitian,
misalnya persiapan perizinan, persiapan pertanyaan
yang akan diajukan saat wawancara, alat untuk
merekam, tempat wawancara, dan perencanaan waktu
wawancara.
b. Lapangan: dibagi menjadi tiga bagian, yaitu memahami
latar penelitian dan mempersiapkan diri, memasuki
lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data.
Karena pengamatan sebelumnya telah dilakukan oleh
penulis sejak lama, jadi penulis dapat melangkah ke tahap
selanjutnya. Pada tahap awal yaitu persiapan akan dimulai
dengan: 1) menentukan informan yang sesuai untuk
penelitian ini, 2) mempersiapkan pedoman wawancara
28
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam
proses penggalian data, dan 3) selanjutnya adalah
mempersiapkan mental penulis dalam melakukan
penggalian data. Langkah kedua adalah saat memasuki
lapangan yaitu: 1) penulis akan menemui pimpinan yang
berwenang memberikan izin penggalian data dalam hal ini
adalah Pak Wuriyanto, 2) penulis menunggu waktu yang
tepat untuk proses penggalian data, 3) setelah waktu
memungkinkan untuk proses penggalian data, maka penulis
akan langsung melakukan penggalian data berupa
wawancara.
c. Penulisan Laporan: proses ini adalah proses terakhir dalam
penyusunan sebuah penelitian, dimana penulis akan
mengumpulkan semua data-data baik data primer maupun
data sekunder yang didapatkan dari hasil pengamatan,
wawancara dan sebagainya. Penulis akan menghimpun
semua menjadi satu dan menghubungkan hasil dari data
dengan teori yang bersangkutan.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Partisipasi Observasi
Partisipasi observasi atau pengamatan terlibat. Adalah
kegiatan mengamati keseharian manusia dengan
29
selain pancaindra lain, dengan ikut berperan menjadi
subyek penelitian. Oleh karena itu, kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lain.
Berperan dalam hal ini adalah dengan menjadi peran yang
sama dengan subyek.
Dalam penelitian ini, proses pengamatan telah
dilakukan oleh penulis selama kurang lebih 2 bulan. Proses
pengamatan dan berperan serta dalam lingkungan penelitian
ini telah dilakukan penulis bersamaan dengan masa magang
penulis pada semester 7, penulis telah mengamati segala
bentuk interaksi yang berupa komunikasi verbal dan non
verbal. Komunikasi verbal ini berupa perkataan, mengamati
bagaimana cara karyawan berkoordinasi satu sama lain
dalam menjalankan pekerjaan, dan mengamati
perbincangan diluar konteks pekerjaan. Pengamatan kedua
berupa pesan non verbal, pesan non verbal adalah berupa
tindakan misalnya mimik wajah, nada bicara, dan bahasa
tubuh saat berkomunikasi.
b. Wawancara
Ketika penelitian yang dilakukan berupa penelitian
30
wawancara. Wawancara adalah alat yang dipergunakan
dalam komunikasi tersebut yang berbentuk sejumlah
pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data
sebagai pencari informasi (interviewer) atau informasi yang
dijawab secara lisan pula oleh responden (interview).19
Wawancara akan dilakukan dengan informan yang
telah ditentukan sebelumnya, berdasarkan pedoman
wawancara penulis akan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan fokus penelitian. Sebelumnya penulis
telah menentukan batasan waktu untuk melakukan proses
wawancara yaitu sekitar 15 menit untuk setiap informan,
dan akan bertanya dengan pertanyaan yang akan membuat
informan memberikan jawaban secara deskriptif, karena itu
penulis menyusun pedoman wawancara dengan kata
sehingga penulis dapat menggali informasi lebih dalam.
6. Tehnik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis induktif
dengan mengembangkan teori. Analisis ini didasarkan kepada
peristiwa yang bersifat khusus dari data yang telah didapatkan di
19
31
lapangan, data ini dapat berupa perkataan, perbuatan, dan situasi
kondisi saat proses penggalian data berlangsung. Setelah
mendapatkan data tersebut, kemudian kita akan menyatukannya
menjadi model, konsep, teori, proposisi/definisi.
Metode analisis induktif ini dimulai dengan membaca
hasil wawancara secara cermat, sehingga dapat menentukan
tema dari hasil wawancara kedalam beberapa kategori.
Sesungguhnya maksud umum dari pendekatan induktif
memungkinkan
temuan-dominan, yang didapatkan dari hasil wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti.20Dan langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Untuk memulai analisis ini maka peneliti harus membaca
transkrip wawancara secara berulang-ulang kali agar dapat
menemukan tema dan kategori secara khusus, setelah
menemukan tema khusus tersebut penulis dapat
mengembangkan tema khusus tersebut menjadi tema-tema
umum sesuai dengan yang dibutuhkan penelitian ini.
2. Tema yang telah didapatkan melalui proses membaca secara
berulang ini kemudian dapat digunakan untuk
20
32
memfokuskan diri pada temuan yang muncul, dan
kemudian dikaitkan dengan penelitian.
I. Sistematika Pembahasan
Setelah proposal penulisan penelitian selesai dan telah mendapatkan
persetujuan, kemudian diteruskan dengan pengumpulan data. Tahap
selanjutnya adalah proses penulisan laporan penelitian. Untuk
mempermudah pelaksanaan penulisan laporan penelitian, maka berikut ini
akan diuraikan sistematika penulisannya yang meliputi :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengawali seluruh rangkaian pembahasan yang terdiri
dari: konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, konseptualisasi dan sistematika pembahasan.
2. BAB II KAJIAN TEORITIS
Dalam bab ini berisi tentang beberapa artikel yang berkaitan
dengan topik penelitian, yaitu hubungan interpersonal dan keakraban.
Selain itu, juga membahas tentang kerangka pikir bagaimana teori
persepsi terhadap diri pribadi dan teori persespsi terhadap orang lain
memandang topik penelitian, yakni komunikasi antar pribadi yang
33
3. BAB III PENYAJIAN DATA
Bab ini terdiri dari deskripsi subyek penelitian, lokasi penelitian,
serta data-data yang diperoleh selama penelitian, dan juga menjawab
rumusan masalah.
4. BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini menampilkan analisis data yang telah dipaparkan pada
bab sebelumnya. Pemaparan dalam bab ini berisikan temuan-temuan
selama proses penelitian yang selanjutnya dibandingkan dengan teori
yang relevan.
5. BAB V PENUTUP
Bagian penutup (bab penutup) sebuah laporan penelitian sebagai
satu laporan penelitian, berisikan dua hal yang masuk dalam sub bab
yaitu, kesimpulan dan saran.
6. BAGIAN AKHIR
BAB II
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KONSEP REACH
PERSPEKTIF TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Komunikasi Antar Pribadi
Kegiatan komunikasi sangat penting kedudukanya dalam
kehidupan manusia, karena sangat perpengaruh terhadap pemenuhan
kebutuhan manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, sampai
dengan kebutuhan tersier. Segala kebutuhan tersebut tidak akan dapat
terpenuhi dengan baik apabila manusia tidak dapat berkomunikasi,
karena bagaimana seseorang dapat mendapatkan apa yang
diinginkanya apabila mausia tidak berkomunikasi begitu lah
pentingnya sebuah komunikasi dalam kehidupan manusia.
Komunikasi ini tidak hanya pesan yang berupa perkataan, tapi dapat
juga dismapaikan melalui bahasa tubuh atau yang biasa disebut
dengan pesan Gestural.
Menurut Johnson, secara luas komunikasi adalah setiap bentuk
tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang
ditanggapi oleh orang lain. Setipa bentuk tingkah laku yang
mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan bentuk
35
pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima
dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.1
Terdapat berbagai jenis dalam komunikasi antara lain
komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi antar budaya,
dan komunikasi antar pribadi dll. Diantara beberapa macam
komunikasi yang telah disebutkan sebelumnya terdapat macam
komunikasi yang sangat penting untuk diperhatikan yakni komunikasi
antar pribadi atau Interpersonal. Adapun beberapa alasan mengapa
menurut penulis komunikasi antar pribadi sangatlah penting
dibandingkan komunikasi yang lainya, komunikasi antar pribadi ini
adalah salah satu cara seseorang dapat mengenal dirinya sendiri
melalui sebuah komunikasi. Ketika seseorang berkomunikasi
seseorang akan mendapatkan feedback dari lawan komunikasinya dan
respon atau feedback tersebutlah yang dapat menjadi acuan seorang
komunikator tentang dirinya dimata komunikan. Setelah penjelasan
sebelumnya terdapat juga beberapa definisi komunikasi antar pribadi
menurut pakar dalam bidang ilmu komunikasi:
a. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Bochner komunikasi antar pribadi merupakan
suatu proses penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang , dengan
1
36
berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memeberikan
umpan balik segera.2
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap
muka antara dua orang atau lebih, baik secara organisasi maupun
kerumunan orang.3
Komunikasi interpersonal ini terjadi bila berkomunikasi
dengan oranglain atau seseorang dengan sejumlah orang, baik
dilakukan secara verbal, non verbal maupun vokal.4
Effendy mengemukakan bahwa pada hakikatnya
komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang
komunikator dengan komunikan , dan jenis komunikasi tersebut
dianggap paling efektif untuk mengubah sikap , pendapat, atau
perilaku seseorang yang diajak berkomunikasi.5
b. Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi
Readon mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi
memiliki enam ciri antara lain: 1) dilaksanakan atas dorongan
berbagai faktor, 2) mengakibatkan dampak yag disengaja dan
2
Joseph A. Devit o, Kom unikai Ant ar M anusia (Tanggerang: Kharism a Publishing Group, 2001), Hal. 252.
3
W irayant o, Pengant ar Ilmu Kom unikasi, (Jakart a: PT Gram edia W idiasarana Indonesia, 2004), Hal.32
4
Yoyon M udjiono, Ilm u Kom unikasi/ Dikt at Kuliah, (Surabaya: Laborat orium PPAI Fakult as Dakw ah IAIN Sunan Am pel Surabaya, 1992), Hal. 85
5
37
tidak disengaja, 3) kerapkali saling berbalasan, 4) mengisyaratkan
hubungan antar pribadi antara paling sedikit dua orang, 5)
berlangsung dalam suasana bebas bervariasi dan berpengaruh, dan
6) menggunakan berbagai lambang yang bermakna.
De Vito menyatakan bahwa komunikasi atar pribadi
mengandung lima unsur yaitu sebaga berikut: 1) keterbukaan tau
openes, 2) empathy, 3) dukungan, 4) perasaan positif, dan 5)
kesamaan.
Dan Evert M Rogers dalam Depari menyebutkan beberapa
ciri komunikasi atar pribadi yaitu: 1) arus pesan cenderung dua
arah, 2) konteks komunikasi adalah tatap muka, 3) tingkat umpan
balik sangatlah tinggi, 4) kemampuan untuk mengatasi tingkat
selektifitas sangat tinggi, 5) kecepatan untuk menjangkau sasaran
yag besar dan sangat lamban, dan 6) efek yag terjadi sangat cepat
dan efektif.
c. Manfaat Komunikasi Antar Pribadi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai efek
yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi antar pribadi, hal
tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan yang
dapat digunakan untuk berbagai manfaat antara lain:
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Seorang filusuf terkenal Socrates bernama Cogito
38
dengan mengenal diri sendiri maka seseorang bisa
menempatkan dirinya dengan baik dimanapun dan dalam
situasi apapun dengan baik. Hal tersebut yang kemudian
untuk diperhatikan seorang manusia.
Setelah mengetahui pentingnya untuk mengenal diri
sendiri, maka pertanyaan selanjutnya merujuk kepada
bagaimana cara seseorang dapat mengenal dirinya. Karena
pada hakikatnya seseorang pasti mengenal dirinya tentang
siapa namanya, berapa umurnya, apa jenis kelaminya dst,
maka apakah yang sesungguhnya butuh dikenali lagi dari diri
seseorang. Mengenali diri yang dimaksudkan oleh filusuf
socrates tersebut maksudya bukanlah siapa nama, umur, dan
jenis kelamin seseorang. Tetapi hal tersebut lebih berfokus
kepada bagaimana seseorang dipandang oleh seseorang yang
lain, bukan dihadapan seseorang dipandangan dirinya sendiri.
Dan salah satu cara yang tepat untuk mengenal diri
adalah dengan berkomunikasi terutama komunikasi antar
pribadi. Karena hanya dengan komunikasi antar pribadi maka
seseorang dapat memperbincangkan tentang diri kita kepada
orang lain. Seseorang akan mendapatkan perspektif yang
39
kemudian akan memberikan pertimbangan ketika seseorang
mempersepsikan dirinya sendiri.
Maka setelah seseorang mengenal dirinya, kita akan
mengetahui seperti apa sesungguhnya kedudukan kita. Hal
tersebut akan memberikan pembelajaran bagaimana kita
harus bersikap dan berperilaku kepada orang lain. Tidak
hanya itu, manfaat dari kegiatan komunikasi antar pribadi
dapat menjadikan kita mengenal orang lain. Karena ketika
seseorang melakukan proses pertukaran informasi dalam
kegiatan komunikasi antar pribadi maka mereka akan saling
memberi dan menerima karena sifat komunikasinya yang
arusnya timbal balik, jadi kitak hanya akan mengenal diri kita
tapi akan juga mengenal orang yang kita ajak berkomunikasi.
Orang yang kita ajak berkomunikasi akan memberikan
pendapat tentang diri kita dalam pandanganya, dan dari
pendapat tersebut itulah kita dapat menyimpulkan nilai dan
norma yang orang tersebut terapkan dalam hidupnya.
2. Mengetahui dunia luar
Apabila seseorang berada di dalam suatu tempat yang
baru maka orang tersebut buta pengetahuan akan tempat baru
tersebut, suatu contoh apabila seseorang baru saja diterima
40
pernah didatangi sebelumnya, maka orang tersebut butuh
mengenal tempat baru tersebut agar dia dapat beradaptasi
ditempat tersebut dengan baik. Maka untuk mencapai
kebutuhan tersebut seseorang harus berkomunikasi kepada
orang lain yang adalah merupakan orang terdekat yang
mengenal dengan baik tempat tersebut.
Begitupula dengan hal lain yang belum kita ketahui di
dunia ini, maka dengan melakukan komunikasi antar pribadi
kita dapat memahami dan mencapai pemahaman yang baik
tentang segala hal yang ada di dunia. Sesungguhnya
informasi tidak hanya bisa didapatkan melalui komunikasi
antar pribadi saja, tetapi dapat bersumber dari komunikasi
massa. Namun perbedaanya pada adanya timbal balik dari
komunikasinya, karena apabila seseorang mendapatkan
informasi dari media massa maka komunikasinya hanya
bersifat satu arah saja, sehingga pengetahuan bersifat lurus
saja.
Berbeda dengan komunikasi antar pribadi yang arus
komunikasinya bersifat timbal balik saling memberi dan
menerima, maka kita dapat mencapai pengetahuan yang
sesuai dengan kemampuan otak kita. Ketika berdialog dan
41
maka kita dapat bertanya sampai dengan puncak kemampuan
pemahaman kita. Dengan komunikasi antar pribadi kita dapat
menggali informasi lebih dalam tentang berbagai hal, karena
komunikasinya yang bertatap muka langsung dengan sumber
informasi atau pesan maka informasi yang didapatkan akan
lebih lengkap.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan
Manusia dalam kehidupan pasti tidaklah lepas dari
bantuan orang lain, bahkan manusia tidak dapat hidup
seorang diri disuatu tempat tanpa adanya orang lain
didekatnya. Meskipun beberapa orang menyangkal hal
tersebut, tapi kebenaran akan menyatakan bahwa manusia
yang terisolasi dari orang lain maka kehidupanya tidak
normal dan berbeda dengan manusia yang ada pada
umumnya. Mungkin ada beberpa hal yang menyebabkan
seseorang tidak mau hidup dengan orang lain atau terisolasi,
diantaranya dia merasa tidak diterima oleh orang lain atau
memang terdapat penyimpangan sosial dalam dirinya yang
menghalangi dirinya dapat hidup dengan orang lain.
Untuk faktor penyebab yang pertama maka
kemungkinan orang tersebut tidak dapat diterima oleh orang
42
untuk menghindari atau menanggulangi hal tersebut kita
butuh komunikasi antar pribadi, karena itu kita harus banyak
meluangkan waktu untuk membangun dan memelihara
hubungan sosial dengan orang lain. Kita perlu menganal
orang disekitar kita dan juga memperkenalkan diri kita
dimata orang lain, singkatnya komunikasi antar pribadi
adalah cara yang dapat digunakan seseorang mempromosikan
dirinya dimata orang lain agar dapat diterima oleh orang lain,
dicintai, disayangi, dan tidak dibenci orang lain.
4. Mengubah sikap dan perilaku
Kelebihan dari komunikasi antar pribadi ini adalah
karena dilakukan secara tatap muka secara langsung dengan
lawan komunikasinya, karenanya komunikasi ini menjadi
sangat efektif. Karena ketika komunikasi ini berlangsung
seluruh panca indera kita semua bergerak untuk ikut
menyampaikan pesan yang coba disampaikan kepada
komunikan, kita tidak akan hanya meyakinkan komunikan
melalui pesan verbal atau kata-kata saja, melainkan melalui
non verbal juga. Jadi seakan-akan pesan yang disampaikan
sangat meyakinkan, tangan, mata, ekspresi wajah, dan
intonasi suara kita ikut melengkapi pesan verbal yang kita
43
5. Bermain dan mencari hiburan
Dari berbagai manfaat komunikasi antar pribadi yang
sebelumnya telah dijelaskan, manfaat mencari hiburan ini
dianggap tidak penting oleh beberapa orang. Padahal ini
adalah salah satu manfaat yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup manusi, karena sesnugguhnya kebutuhan
manusia tidak hanya kebutuhan makanan, minuman, sandang,
pangan, dan papan saja, namun kebutuhan psikologis juga.
Kebutuhan psikologis ini berupa rasa ingin disayangi,
diterima, melepaskan kejenuhan dan menyelesaikan
problematika dalam hidup.
Segala kebutuhan psikologis tersebut hanya dapat
terpenuhi dengan komunikasi antar pribadi, kita dapat
berbincang-bincang dengan sahabat kita mengenai
problematika yang sedang dihadapi, menceritakan dan
melepaskan segala tumpukan informasi dan membaginya, hal
tersebut tentu sangat menghibur bagi seseorang. Tidak hanya
itu kita juga mendapatkan hiburan juga dari orang lain karena
mendengar cerita lucu dan menyenangkan dari orang yang
berada disekitar kita, kita juga mendapat kepuasan karena
merasa sangat dianggap dan dipercayai orang lain dengan
44
6. Membantu orang lain
Melengkapi penjelasan sebelumnya mengenai manfaat
komunikasi antar pribadi khususnya fungsi psikologis, maka
manfaat untuk membantu orang lain ini sangatlah
berkesinambungan dengan fungsi sebelumnya. Karena
dengan melakukan komunikasi antar pribadi misalnya dengan
saling curhat problematika yang sedang dihadapi maka
seseorang akan sangat terbantu dengan itu, kita memberikan
pendapat dan memberikan solusi kepada orang lain untuk
menyelesaikan problematikanya.
Adapun hal tersebut juga diterapkan oleh beberapa
profesi yaitu seperti pskiater dan dokter, mereka perlu
melakukan pendekat secara pribadi dengan pasienya agar
dapat membentu pasienya keluar dari permasalahan dan
sembuh dari penyakitnya.
d. Pesan Non Verbal Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi non verbal (Envisi non verbal communication)
dilakukan dengan kode-kode presentasional seperti gerakan
45
hanya dapat memberikan pesan pada saat terjadi saat ini dan
sekarang.6
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya
digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar
kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis, komunikasi
nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun ,
dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling menjalin,
saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan
sehari-hari.
Menjalin hubungan antar pribadi dalam kehidupan
sehari-hari tidaklah mudah seperti yang kita harapkan. Banyak aspek
yang kita harapkan. Banyak aspek pendukung yang menjadi kunci
keberhasilan seseorang dalam bersosialisasi, diantaranya adalah
sebagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain.
Seperti kita maklumi, sifat dan karakter orang berbeda-beda
dan kadang sulit di prediksi. Seringkali, kita tersentak pada
prilaku seseorang yang selama ini dipersepsikan baik, ternyata
mempunyai tabiat yang tidak mengenakkan tanpa diketahui
siapapun. Begitu juga sebaliknya orang yang tidak pernah kita
sangka baik, malah mempunyai sikap yang baik.
6
46
Barangkali, komunikasi adalah hal yang paling cocok untuk
mengetahui lebih dalam harta karun tersebut . Tapi, komunikasi
ideal seperti apa yang mampu memberikan pencerahan kepada
kita tentang bagaimana cara memahami orang lain dengan segala
kekurangan dan kelebihannya.
Seringkali, orang memeandang bahwa mempelajari lawan
bicara hanya cukup dari cara mereka bertutur kata. Orang yang
pandai berbicara dan mengumbar janji , lebih dianggap telah
mumpuni terhadap segala hal. Padahal, pendapat ini perlu
dipertanyakan keabsahannya karena ada cara lain yang lebih
dapat mewakili pribadi seseorang, yaitu komunikasi Non Verbal.
Albert Mehrabian, seorang professor psikologi dari UCLA
Amerika Serikat melakukan sebuah penelitian berkaitan dengan
komunikasi bahasa tubuh. Dia meneliti beberapa responden
dengan mengukur seberapa besar konsistensi atau tingkat
kepercayaan berdasarkan komunikasi verbal dan non verbal.
Profesor tersebut menemukan hal-hal menarik yaitu sebuah
simpulan bahwa seseorang dapat dipercaya bergantung kepada
konsisitensi dalam tiga factor komunikasi: verbal (perkataan),
vocal (nada suara), dan visual (bahasa tubuh). Teryata, kadar
masing-masing factor dalam mempengaruhi personalitas individu
47
perkataan atau isi dari apa yang kita ucapkan hanya memegang
kendali sekitar 7% dari bagian yang diperhatikan oleh lawan
bicara. Uniknya, bahasa tubuhsebagai ilmu yang kurang
diperhatikan merebut posisi sebanyak 55% dari harga penuhnya.
Sementara, peringkat runner up adalah bagaimana nada suara
atau intonasi ketika berbicara, meraih sekitar 38%.7
Sesungguhnya pesan-pesan yang diekspresikan dengan
sengaja atau tidak sengaja melalui gerakan-gerakan, tindakan,
perilaku atau suara-suara atau vokal yang berbeda dari
penggunaan kata-kata dalam bahasa verbal (Argyle dalam Kay:
communication management). Komuniksi nonverbal memberi arti
pada komunikasi verbal.
Hal ini menunjukkan bahwa bahasa tubuh menjadi bagian
yang lebih diperhatikan dan mencapai hasil yang paling optimal
dan efektif dalam berkomunikasi dengan seseorang. Justru,
ucapan tak memberikan hasil yang signifikan.
Tubuh manusia adalah transmisi utama dari kode-kode
presentasional. Argyle (1972) mendaftar sepuluh kode-kode
presentasional dan menyarankan beberapa makna yang dapat
mereka kirimkan.
7