I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh
pohon-pohon dan mempunyai keadaan yang berbeda dengan keadaan lingkungan di luar
hutan (Soerianegara & Indrawan, 2005). Indonesia terletak dikawasan tropis, dengan
intensitas cahaya matahari dan curah hujan tinggi merata sepanjang tahun sehingga
menjadi salah satu faktor penyebab tingginya keanekaragaman hayati terutama yang
berada dikawasan hutan. Bahkan sebagian dari hutan tropis terbesar di dunia terdapat
di Indonesia. Berdasarkan luasannya, hutan tropis Indonesia menempati urutan ketiga
setelah Brazil dan Republik Demokrasi Kongo (dulunya Zaire) dan hutan ini
memiliki kekayaan hayati yang unik dan beragam (Forest Watch Indonesia, 2003
dalamDiajeng, 2010).
Indonesia memiliki banyak jenis hutan. Jenis-jenis hutan yang ada di
Indonesia yaitu hutan alam, hutan buatan, dan hutan lindung. Yang termasuk hutan
buatan antara lain hutan jati dan hutan pinus. Hutan pinus sering disebut juga sebagai
hutan tanaman industri yang didominasi oleh tegakan pinus (P. merkusii). Tegakan pinus yang sering juga disebut tusam yang berdasarkan taksonominya termasuk ke
dalam marga Pinaceae (Darussalam, 2011).
Pinus (Pinus merkusii) memiliki ciri-ciri umum seperti morfologi pohon batang besar, batang lurus, dan menyelindris. Tegakan yang sudah maksimum dapat
mencapai tinggi 45 m, dengan diameter batang 140 cm. Tegakan pinus secara umum
dapat tumbuh di tanah berpasir dengan penyebaran akar dapat mencapai 7 kali dari
tinggi rata-rata pohonnya, sedangkan pada tanah lempungan (tekstur halus) akar
pohon pinus hanya menyebar satu setengah kali rata-rata pohon tersebut (Sutton,
1969). Sebagian besar hutan pinus tersebar di daerah dengan ketinggian di atas 500
m dpl sampai lebih dari 2.000 m dpl dengan iklim yang relatif basah yaitu tipe A atau
tipe B (Schmidt & Ferguson, 1951).
Tinggi tegakan jati (Tectonagrandis) dapat mencapai 50 m dengan diameter batang mencapai 125 cm atau lebih. Kayu jati sangat kuat, cukup keras namun
mudah untuk diolah. Jati tumbuh baik di daerah kering pada ketinggian sampai 700
m dpl. Bunga-bunga putih pohon jati merekah setelah matahari terbit, dan
2
penyerbukan optimum terjadi pada tengah hari dan setiap bunga hanya bertahan
selama satu hari (Whitten, 1999).
Tanaman jati memiliki sifat-sifat konservasi yang cukup baik misalnya tajuk
yang cukup luas yang mampu menahan hujan agar tidak langsung jatuh ke
permukaan tanah dan menguapkannya (evaporasi) sehingga dapat mengurangi laju
aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi tanah. Jati juga merupakan tanaman
yang bernilai ekonomis tinggi dan mempunyai prospek yang cukup baik bila
penanaman dan perawatannya dilakukan dengan optimal. Penanaman jati
mempunyai intersepsi yang cukup baik yaitu sekitar 20%-29% (Oktaria, 2005).
Tumbuhan bawah merupakan vegetasi dasar yang secara alami tumbuh di
bawah tegakan pohon atau lantai hutan yang meliputi semak, herba, rumput, dan
paku-pakuan. Tumbuhan bawah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
ekosistem hutan alam dan hutan buatan. Di dalam stratifikasi hutan hujan tropika,
tumbuhan bawah menempati dua strata yaitu strata keempat (semak belukar) dan
strata kelima (penutup tanah). Selain berfungsi sebagai penahan air hujan, tumbuhan
bawah juga berfungsi sebagai penahan aliran permukaan sekaligus meningkatkan
infiltrasi air (Diajeng, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu struktur vegetasi tumbuhan bawah
adalah struktur tegakan pohon utama. Suatu pengaruh nyata dari tegakan pohon
utama terhadap tumbuhan bawah bahwa di dalam hutan dengan tajuk pohon yang
saling menutupi menyebabkan cahaya sulit untuk tembus ke permukaan tanah
sehingga tumbuhan di lapisan bawah tidak dapat tumbuh dan berkembang menjadi
besar. Adanya daerah-daerah yang terbuka atau terlindung kanopi pohon
berpengaruh terhadap pembentukan tipe komunitas dan persebaran jenis tumbuhan
bawah (Martodigdo et al.,1993). B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah komposisi jenis tumbuhan bawah yang terdapat di bawah tegakan
jati (T. grandis) dan tegakan pinus (P. merkusii) serta jenis tumbuhan bawah yang mendominasi di kedua tegakan tersebut.
3
2. Bagaimanakah perbedaan dan kesamaan jenis tumbuhan bawah yang terdapat
pada hutan jati (T. grandis) dan hutan pinus (P. merkusii) di RPH Cimanggu (KPH Banyumas Barat).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui komposisi jenis tumbuhan bawah yang terdapat di bawah tegakan
jati (T. grandis) dan tegakan pinus (P. merkusii) serta jenis tumbuhan bawah yang mendominasi di kedua tegakan tersebut.
2. Mengetahui perbedaan dan kesamaan jenis tumbuhan bawah yang terdapat pada
hutan jati (T. grandis) dan hutan pinus (P. merkusii) di RPH Cimanggu (KPH Banyumas Barat).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perbedaan komposisi jenis
tumbuhan bawah yang terdapat pada tegakan hutan jati dan tegakan hutan pinus.
Selain itu, keterangan tersebut membantu pihak KPH Banyumas Barat dalam
pengelolaan kedua hutan tersebut dan sebagai upaya pelestarian tumbuhan bawah
untuk menjaga keseimbangan suatu ekosistem.