• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBUB SPKD 2017 DAN LAMPIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBUB SPKD 2017 DAN LAMPIRAN"

Copied!
218
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI TANAH DATAR

PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR

NOMOR 8 TAHUN 2017

TENTANG

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

TAHUN 2017-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH DATAR,

Menimbang : a. bahwa untuk percepatan penanggulangan kemiskinan

di Kabupaten Tanah Datar perlu ditetapkan Strategi

Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Tanah

Datar;

b. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan

Bupati tentang Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Daerah Tahun 2017-2021;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam

Lingkungan

Daerah

Propinsi

Sumatera

Tengah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956

Nomor 25);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

4. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

5. Peraturan ...

(2)

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010

tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Provinsi dan Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN

BUPATI

TENTANG

STRATEGI

PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

DAERAH

TAHUN 2017-2021.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:

1.

Daerah adalah Kabupaten Tanah Datar.

2.

Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan

Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah otonom.

3.

Bupati adalah Bupati Tanah Datar.

4.

Pembangunan Daerah adalah rangkaian penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di Tanah Datar.

5.

Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan unsur pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah.

6.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut

RPJMD, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5

(lima) tahun.

7.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah

dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

8.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD

adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan Perda.

(3)

9.

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah yang selanjutnya disingkat SPKD

adalah dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah yang digunakan

sebagai rancangan kebijakan pembangunan daerah di bidang penanggulangan

kemiskinan.

Pasal 2

SPKD merupakan dokumen perencanaan sebagai pedoman dalam upaya

percepatan penurunan kemiskinan dan pencapaian target SDGs dalam mendukung

pelaksanaan pembangunan daerah sampai dengan tahun 2021 dalam bentuk profil

dan potensi pembangunan, prinsip pembangunan, isu strategis, dan strategi, arah

kebijakan dan program.

Pasal 3

Maksud penyusunan SPKD adalah untuk:

a.

memperluas kesempatan dan keterlibatan

stakeholders

dalam perencanaan

program baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya

penanggulangan kemiskinan;

b.

memperkaya analisis dan pemahaman terhadap permasalahan kemiskinan

serta potensi yang ada dengan melibatkan seluruh

stakeholders

;

c.

mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih proaktif, peduli dan memiliki

kemampuan penyusunan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat

miskin (

pro poor

);

d.

mendorong

kemandirian

Pemerintah

Daerah

dalam

menerapkan

pembangunan partisipatif melalui sinergi penyusunan program dan

penganggaran yang berpihak kepada masyarakat miskin.

Pasal 4

Tujuan penyusunan SPKD adalah untuk:

a.

menegaskan

komitmen

dan

mendorong

sinergi

berbagai

upaya

penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh berbagai pihak, untuk

mengatasi kemiskinan di Daerah;

b.

menegaskan komitmen dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan

berkelanjutan (

Sustainable Development Goals

/S

DG’s) terutama tujuan

penangulangan kemiskinan;

(4)

c.

membangun konsensus bersama untuk mengatasi kemiskinan dengan

pendekatan partisipatif dan pemberdayaan dalam perumusan kebijakan dan

strategi penanggulangan kemiskinan;

d.

sebagai dasar kebijakan dalam penanganan kemiskinan di Daerah dan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen perencanaan dan

anggaran daerah, didayagunakan untuk menyusun langkah (rencana aksi)

yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, melalui

serangkaian program dan kegiatan dalam satu wadah koordinasi yang lebih

mantap, komprehensif, akseleratif dan berkelanjutan dan;

e.

terintegrasinya SPKD ke dalam RKPD dan APBD secara bertahap dan

berkelanjutan.

Pasal 5

(1)

SPKD memuat profil Kemiskinan Daerah, profil kemiskinan menurut bidang

analisis, Kebijakan dan kelembagaan, isu strategis dan Rencana Aksi Daerah

SPKD serta Sistem Monitoring SPKD.

(2)

SPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan sebagai tolak ukur

pencapaian penurunan kemiskinan tahun 2021.

BAB II

SISTEMATIKA

Pasal 6

(1)

SPKD disusun dengan sistematika sebagai berikut :

a.

BAB I PENDAHULUAN

b.

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

c.

BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH

d.

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

e.

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIFITAS APBD

f.

BAB.VI. KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

g.

BAB.VII. ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH

h.

BAB.VIII. RENCANA SISTEM MONITORING

i.

BAB IX. PENUTUP

(2)

SPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Bupati ini.

(5)

BAB III

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 7

(1)

Badan Perencanaan dan Penelitian dan Pengembangan melakukan pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan SPKD di Daerah.

(2)

Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SPKD di Daerah dilaporkan

kepada Bupati selaku Penanggung Jawab Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tanah Datar.

Ditetapkan di Batusangkar,

pada tanggal 23 Maret 2017

BUPATI TANAH DATAR,

ttd.

IRDINANSYAH TARMIZI

Diundangkan di Batusangkar

pada tanggal 23 Maret 2017

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN TANAH DATAR

ttd

HARDIMAN

BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2017 NOMOR 8

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM

SETDA. KAB TANAH DATAR,

(6)
(7)

BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KEWIRAUSAHAAN

Target Tahun 2017 Target Tahun 2018 Target Tahun 2019 Target Tahun 2020 Target 2021

Program : Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Lainnya

Kegiatan : Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga

Program : Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan bagi penyandang cacat dan keluarga miskin prasarana industri kecil dan kerajinan bagi keluarga

Program : Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo

Kegiatan : Dinas Sosial P3A 28 kali 10.000.000 28 kali 12.000.000 28 kali 14.000.000 28 kali 18.000.000 28 kali 26.000.000 No

(8)

Target Tahun 2017 Target Tahun 2018 Target Tahun 2019 Target Tahun 2020 Target 2021

No SKPD Pengelola Pagu Indikatif (Rp.)

Kebijakan Unggulan

Program dan Kegiatan Lokasi

Program :

Kegiatan : Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar

Kabupaten Tanah Datar

Dinas Sosial P3A 15 org 15.000.000 20 org 30.000.000 20 org 30.000.000 30 org 45.000.000 30 org 45.000.000

Program : Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Kegiatan : Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut cepat tanggap darurat dan kejadian luar biasa

Kabupaten Tanah Datar

Dinas Sosial P3A 100% 55.000.000 100% 100.000.000 100% 40.000.000 100% 60.000.000 100% 80.000.000

Program : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas tenaga kerja

Kegiatan : Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari 2 Kerjasama pendidikan dan

pelatihan

(9)
(10)
(11)

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

KABUPATEN TANAH DATAR 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR

BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL

(12)

i Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar

1.2 Pendekatan Kebijakan Nasional ……….. I-5

1.3 Pokok Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah ….. I-6

Bab II Kondisi Umum Daerah ……….. II-1

2.1 Geografi dan Demografi Wilayah ………... II-1

2.2 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah …………... II-16

2.3 Inflasi ………... II-25

Bab III Profil Kemiskinan Daerah ……… III-1

3.1 Konsep Kemiskinan ………... III-1

3.2 Kondisi Umum Kemiskinan Daerah ………. III-4

Bab IV Prioritas Intervensi Kebijakan ……….. IV-1

4.1 Bidang Pendidikan ………. IV-2

4.2 Bidang Kesehatan ……….. IV-6

4.3 Bidang Infrastruktur Dasar ………... IV-11

4.4 Bidang Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan ……….. IV-14

4.5 Bidang Ketahanan Pangan ……….. IV-15

Bab V Relevansi dan Efektifitas APBD ………. V-1

5.1 Evaluasi APBD ………. V-1

5.2 Evaluasi Anggaran Pendapatan ………. V-4

5.3 Evaluasi Anggaran Belanja ………. V-5

Bab VI Kaji Ulang Kebijakan dan Kelembagaan ……… VI-1

6.1 Pemetaan Program ………. VI-1

6.2 Kaji Ulang Kebijakan ………...………. VI-6

6.3 Kelembagaan ……… VI-18

Bab VII Isu Strategis Dan Rencana Aksi Daerah ……… VII-1

7.1 Isu Strategis dan Rencana Aksi ……… VII-1

7.2 Rencana Aksi Daerah Untuk Penanggulangan

Kemiskinan ……….. VII-7

Bab VIII Rencana Sistem Monitoring ……… VIII-1

Bab IX Penutup ……… IX-1

(13)
(14)

x Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016-2021

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Hidrologi ………. II-4

Gambar 2.2 Peta Geologi ………. II-5

Gambar 2.3 Peta Curah Hujan ………. II-6

Gambar 2.4 Peta Jenis Tanah ……….. II-7

Gambar 2.5 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor ……… II-12

(15)

ii StrategiPenanggulanganKemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar

TopografidanKemiringanLahan di Kabupaten Tanah Datar…… II-2

Tabel 2.2

Luas Wilayah BerdasarkanKemiringanLahan ……….. II-3

Tabel 2.3

LuasLahanPertaniandanLahanBukanPertanian per Kecamatan …….. II-8

Tabel 2.4

LuasSawahmenurutKecamatan, dalamhektar………..… II-9

Tabel 2.5

LuasLahanPertanianBukanSawah, MenurutKecamatan, dalamhektar

(ha) ……….

II-9

Tabel 2.6

JumlahPenduduk dan LajuPertumbuhanPendudukTahun 2010 – 2015. II-14

Tabel 2.7

Penduduk, KepadatanPendudukKabupatenTanah Datar

menurutKecamatanTahun 2015 ………..

II-15

Tabel 2.8

PDRB Kabupaten Tanah Datar Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2015 ………

II-18

Tabel 2.9

Peranan PDRB menurutLapangan Usaha, 2010 – 2015 ……. II-20

Tabel 2.10

Perbandingan PDB, PDRB Sumatera Barat dan PDRB Kabupaten Tanah DatarAtasDasarHargaBerlaku, Tahun 2010 – 2015 ……

II-22

Tabel 2.11

LajuPertumbuhanRiil PDRB menurutLapangan Usaha (persen), 2010 –

2015 ………

TindakPidana yang ditanganiPolres Tanah Datar, 2010 – 2015 … II-27

Tabel 2.15

Indikator Pembangunan Daerah BidangPendidikan ……….. II-31

Tabel 2.16

Jumlah danJenisGrupKesenian, 2010 –2015 ……… II-38

Tabel

IndikatorFokusLayananUrusanWajibPendidikan, 2010 - 2015 II-40

Tabel 2.19

KetersediaanSekolahdanPendudukUsiaSekolahKabupaten Tanah

DatarTahun 2010 – 2015 ………..

(16)

iii StrategiPenanggulanganKemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016-2021

Tabel 2.20

RasioJumlah Guru danMuridSemuaJenjangPendidikan

Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ………

II-44

Tabel 2.21

FasilitasPendidikan di Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015

……….. II-45

Tabel 2.22

PersentaseSiswa SMA/SMK/MA Diterima di

PerguruanTinggiNegeriTahun 2010 – 2015

………

RasioPosyandu per SatuanBalita di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ……….

II-51

Tabel 2.25

RasioPuskesmasdanPuskesmasPembantu per SatuanPenduduk di

Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ……….

II-52

Tabel 2.26

RasioRumahSakit per Penduduk di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ……….

II-53

Tabel 2.27

RasioDokter per SatuanPenduduk di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ……….

II-53

Tabel 2.28

RasioParamedis per SatuanPenduduk di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ……….

RasioTempatIbadah Per SatuanPenduduk di Kabupaten Tanah

DatarTahun 2010-2015 ………

II-59

Tabel 2.31

RasioTempatPemakamanUmum Per SatuanPendudukdi Kabupaten

Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ………

II-59

Tabel 2.32

RasioTempatPembuanganSampahterhadapJumlahPenduduk

diKabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ………..

II-60

Tabel 2.33

RasioRuang Terbuka HijauPerkotaan per SatuanLuas Wilayah

diKabupaten Tanah DatarTahun 2010– 2015 ………..

II-62

Tabel 2.34

PersentaseRumahTinggalBersanitasidanPersentasePendudukBeraksesSa

nitasiLayakdi Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 –

2015……….

2.37 PenyandangMasalahKesehatanSosial (PMKS) ……….

II-67

(17)

iv StrategiPenanggulanganKemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar

PersentasePendudukBerakses Air Bersih di Kabupaten Tanah

DatarTahun 2010-2015 ………

Rasio Perpindahan Penduduk Imigrasi Dan Emigrasi di Kabupaten

Tanah DatarTahun 2010 –2015 ………..

II-77

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Tanah

DatarTahun 2010 2015 ………

II-78

Tabel 2.48

Jumlah Penduduk Menurut SebaranPenduduk/Geografisdi Kabupaten

Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ………..

Indikator Pembangunan BidangPerhubungan ……….. II-81

Tabel 2.51

RasioIzinTrayek di Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 - 2015 II-83

Tabel 2.52

JumlahPelabuhanLaut/Udara/Terminal Bus di Kabupaten Tanah

DatarTahun 2010 – 2015 ………..

IndikatorLayananWajibBidangKoperasi, Usaha Kecil danMenengah ……….

II-86

Tabel 2.55

Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ………..

II-87

Tabel 2.56

PerkembanganAngkatanKerjadi Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ………

(18)

v StrategiPenanggulanganKemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar

KinerjaPengelolaanKeuangan Daerah, 2010 – 2015 ……… II-101

Tabel 2.70

PNS di LingkunganPemerintahKabupaten Tanah

Datarberdasarkanjeniskelamindantingkatpendidikan, 2010 – 2015

II-102

Tabel 2.71

IndikatorDayaSaing DaerahFokusKemampuanEkonomi Daerah II-103

Tabel 2.72

LembagaKeuangan, Hotel/PenginapandanRestoran ……….. II-103

Tabel 2.73

IndikatorDayaSaing Daerah BidangPertanian ………. II-104

Tabel 2.74

IndikatorDayaSaing Daerah BidangPerhubungan ……….. II-104

Tabel 2.75

IndikatorDayaSaing Daerah FokusFasilitas

Wilayah/InfrastrukturBidangLingkunganHidup ……….

II-105

Tabel 2.76

IndikatorFokusIklimBerinvestasi, 2010 –2015 ……… II-106

Tabel

JumlahRumahTanggaMiskin (RTM) Kabupaten Tanah DatarTahun 2005,

2008,2011 dan 2015 ……….

III-3

Tabel 3.2

PersentaseRumahTanggaMiskin (RTM) terhadapRumahTanggaKabupaten

Tanah DatarTahun 2015 ……….

III-4

Tabel 3.3

AnalisisIndikatorUtamaKemiskinan Daerah ………. III-15

Tabel 3.4

DistribusiRumahTangga/IndividuDesil 1, Desil 2, Desil 3 danDesil 4

menurutKecamatan ………

III-16

Tabel 3.5

DistribusiKepalaRumahTanggaPerempuandalamRumahTanggaDesil 1-4

menurutKecamatan ………..

(19)

vi StrategiPenanggulanganKemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016-2021

Tabel 3.6

InformasiLapangan Usaha dariPekerjaanUtamaIndividuUsia 18-60

………. III-21

Tabel 3.7

InformasiPekerjaanIndividu (Kelompok 1,2,3) * di Kabupaten TANAH

DATAR (1305) ……….

DatarmenurutKecamatan ……….. IV-3

Tabel 4.3

PrioritasBidangKesehatan ……… IV-7

Tabel 4.4

CakupanPersalinan yang di TolongTenagaKEsehatan per Puskesmas

……… IV-8

Tabel 4.5

BalitaGiziBuruk per KecamatanTahun 2015 ……… IV-9

Tabel

4.6 PrioritasIntervensidan Wilayah ……….

. IV-10

Tabel 4.7

PrioritasBidangInfrastrukturDasar ……….. IV-11

Tabel

RealisasiPendapatanterhadapBelanja APBD Kabupaten Tanah

DatarTahun 2013 – 2015 ………

V-1

Tabel 5.2

Pendapatan, KapasitasFiskaldanDerajatOtonomiFiskal APBD Kabupaten

Tanah DatarTahun 2013 – 2015 ………

V-2

Tabel 5.3

KomposisiBelanjaDalam APBD Kabupaten Tanah DatarTahun 2013 –

2015 ………..

V-3

Tabel 5.4

ProporsiPendapatanterhadap APBD Kabupaten Tanah DatarTahun2013

– 20115 ………

V-4

Tabel 5.5

Komponen PAD dalam APBD Kabupaten Tanah DatarTahun 2013 – 2015

………. V-5

Tabel 5.6

BelanjaLangsungdanBelanjaTidakLangsung APBD Kabupaten Tanah

DatarTahun 2013 – 2015………

V-6

Tabel 6.1

Klaster 1 (Program PerlindunganSosialBerbasisIndividu,

KeluargadanRumahTangga) di Kabupaten Tanah DatarTahun 2015 ………

VI-1

Tabel 6.2

Klaster 2 (Program PemberdayaanMasyarakatBerbasisKomunitas) di

Kabupaten Tanah DatarTahun 2015 ……….

VI-4

(20)

vii StrategiPenanggulanganKemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016-2021

6.3 Kecil) di Kabupaten Tanah DatarTahun 2015 …………

Tabel 6.4

Perkembangan Tingkat KemiskinanKabupaten Tanah DatarTahun

2010-2015 ………

VI-6

Tabel 6.5

Perkembangan Tingkat Pengangguran TerbukaKabupaten Tanah

DatarTahun 2010-2015 ………

VI-7

Tabel

6.6 IndikatorPendidikanKabupaten Tanah DatarTahun 2010 s/d 2015 ………

VI-8

Tabel 6.7

IndikatorKesehatanKabupaten Tanah DatarTahun 2006–2010 VI-11

Tabel

6.8 Aspek Pelayanan Umum Bidang Infrastruktur ………

VI-12

Tabel 6.9

RasioTempatPembuanganSampahterhadapJumlahPenduduk

diKabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015 ……….

VI-15

Tabel 6.10

PersentaseRumahTinggalBersanitasidanPersentasePendudukBeraksesSa

nitasiLayakdi Kabupaten Tanah DatarTahun 2010 – 2015

……….

VI-16

Tabel 6.11

(21)

vii Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016-2021

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat

Kemiskinan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2006 –2011 …

II-16

Grafik 2.2 IPM Kabupaten/Kota se Provinsi Sumatera Barat, 2015 … II-17

Grafik 2.3 Perkembangan PDRB ADHB Kabupaten Tanah Datar

menurut Lapangan Usaha, 2010 – 2015 ………..

II-20

Grafik 2.4 Perbandingan Pertumbuhan Riil PDB, PDRB Provinsi Sumatera Barat dan PDRB Kabupaten Tanah Datar (dalam

persen) tahun 2010 – 2015 ………

II-24

Grafik 2.5 PDB dan PDRB Perkapita menurut Lapangan Usaha (juta

rupiah), 2010– 2015 ………..

II-25

Grafik 2.6 Garis Kemiskinan Kabupaten Tanah Datar dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 – 2014 (dalam rupiah) ………

II-30

Grafik 2.7 Pensentase Penduduk Miskin 2010 –2015 ……….. II-30

Grafik 2.8 Angka Melek Huruf dan Angka Buta Aksara Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ……….

II-32

Grafik 2.9 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ………

II-33

Grafik 2.10 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ………

II-33

Grafik 2.11 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ……….

II-34

Grafik 2.12 Umur Harapan Hidup Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010

– 2015 ………

II-35

Grafik 2.13 Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Angka Kematian Bayi

Tahun 2010 – 2015 ………

II-36

Grafik 2.14 Persentase balita Gizi Buruk ……… II-37

Grafik 2.15 Rasio Penduduk yang Bekerja, 2010 –2015 ……… II-37

Grafik 2.16 Perkembangan Jumlah Sekolah di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ………

II-42

Grafik 2.17 Persentase Siswa Putus Sekolah di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 – 2015 ………

II-48

Grafik 2.18 Persentase Siswa Lulus Ujian Nasional di Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2010 – 2015 ………..

II-49

Grafik 2.19 Persentase Lulusan SLTA yang diterima di Perguruan

Tinggi Negeri 2010 –2015 ………

II-49

Grafik 2.20 Rasio Posyandu per Satuan Balita, 2010 – 2015 ……… II-52

Grafik 2.21 Rasio Puskesmas, Pustu, Rumah Sakit, Dokter dan Tenaga Medis per Satuan Penduduk, 2010 – 2015 ………..

II-55

Grafik 2.22 Perkembangan Jenis Permukaan, 2010 – 2015 ……….. II-57

(22)

viii Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016-2021

Grafik 2.24 Aspek Pelayanan Umum Bidang Pekerjaan Umum – Irigasi di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ………..

II-58

Grafik 2.25 Rasio Daya Tampung TPS terhadap Jumlah Penduduk ….. II-60

Grafik 2.26 Rasio Ruang Terbuka Hijau Perkotaan ……… II-63

Grafik 2.27 Jumlah IMB yang Diterbitkan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ………..

II-63

Grafik 2.28 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2010 – 2015 ………

II-65

Grafik 2.29 Persentase Partisipasi Perempuan dalam Lembaga

Pemerintah ………

II-71

Grafik 2.30 Perkembangan Pelayanan Persampahan 2011–2015 ………. II-73

Grafik 2.31 Persentase Sampah yang Terangkut ……… II-74

Grafik 2.32 Jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara /TPS

(unit) ………

II-74

Grafik 2.33 Jumlah Rekomendasi UPL/UKL dan Amdal yang

Diterbitkan (bh) ………..

II-74

Grafik 2.34 Persentase Penduduk Berakses Air Bersih ……….. II-75

Grafik 2.35 Sex Ratio, 2010 – 2015 ………. II-78

Grafik 2.36 Rata-rata Jumlah Anak dalam Keluarga, 2010 – 2015 ….. II-80 Grafik 2.37 Aspek Pelayanan Bidang Perhubungan di Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ………..

II-82

Grafik 2.38 Jumlah Kendaraan Wajib Uji ………. II-82

Grafik 2.39 Jumlah Marka Tersedia (m2

) ………. II-82

Grafik 2.40 Rasio Izin Trayek ……….. II-83

Grafik 2.41 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum di Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2010 – 2015 ………

II-84

Grafik 2.42 Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 –2015 ……….

II-87

Grafik 2.43 Penerbitan SIUP di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ……….

II-88

Grafik 2.44 Pendaftaran Perusahaan di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 –2015 ……….

II-89

Grafik 2.45 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ………..

II-89

Grafik 2.46 Perkembangan Angkatan Kerja di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2010 –2015 ………

II-90

Grafik 3.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2003 – 2015 …

III-6

Grafik 3.2 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Kabupaten Tanah Datar

2015 ………....

III-7

Grafik 3.3 Analisis Efektifitas Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ………..

III-8

Grafik 3.4 Relevansi Tingkat Kemiskinan (%) Kab. Tanah Datar Terhadap Nasional Tahun 2010 – 2015 ………..

III-8

(23)

ix Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016-2021

Datar Terhadap Nasional Tahun 2010 – 2015 ………...

Grafik 3.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Sumatera

Barat 2015 ………...

III-10

Grafk 3.7 Relevansi Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kab. Tanah Datar Terhadap Nasional Tahun 2010 – 2015 ……….

III-10

Grafik 3.8 Analisis Efektifitas Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kab. Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 ………

III-11

Grafik 3.9 Indeks Keparahan Kemiskinan P2 Kab. Tanah Datar Tahun

2003 – 2015 ………...

III-12

Grafik 3.10 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Sumatera

Barat 2011 ……….

III-12

Grafik 3.11 Relevansi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Kab. Tanah Datar Terhadap Nasional Tahun 2006 – 2015 ……….

III-13

Grafik 3.12 Analisis Efektifitas Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

(Indeks) Kab. Tanah Datar Tahun 2006 –2015 ………

(24)

I-1 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

BAB I PENDAHULUAN

1.1 ACUAN KEBIJAKAN

Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi

dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tercantum

dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan demikian hanya mungkin

dicapai jika kemiskinan bisa dientaskan dari kehidupan rakyat Indonesia.

Oleh sebab itu Pemerintah wajib berupaya keras mewujudkan amanat

konstitusi tersebut.

Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu prioritas

pembangunan nasional. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mencapai target angka kemiskinan 7-8% pada tahun 2019. Upaya

percepatan penanggulangan kemiskinan tidak hanya menjadi tanggung

jawab pemerintah pusat. Upaya menyeluruh hingga ke tingkat daerah

perlu dilakukan untuk menjaga konsistensi dan efektivitas

penanggulangan kemiskinan.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Tanah

Datar untuk menurunkan angka kemiskinan tapi penurunannya sangat

lambat dari 6.57% tahun 2011menjadi 5.29% tahun 2014 dan pada tahun

2015 meningkat menjadi 5.82% hal ini disebabkan karena fluktuasi harga

BBM pada tahun 2015, namun demikian angka kemiskinan Tanah Datar

dibawah angka kemiskinan nasional. 10.96% tahun 2014

Upaya-upaya yang dilakukan melalui pelaksanaan program dan

kegiatan, antara lain:

a. Bidang Kesehatan, seperti bantuan berobat bagi keluarga miskin

melalui Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato.

b. Bidang Pendidikan, seperti bantuan biaya pendidikan bagi keluarga

miskin dan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS).

c. Bidang Infrastruktur Dasar, seperti pembangunan jalan, jembatan,

irigasi, listrik, sanitasi dan air bersih.

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR TAHUN 2017

TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2017-2021

(25)

I-2 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

d. Bidang Ketenagakerjaan dan kewirusahaan, seperti bantuan modal,

peningkatan kesempatan kerja melalui padat karya dan diversifikasi

usaha, pelatihan industri kecil dan menengah, pelatihan keterampilan.

e. Bidang Ketahanan Pangan, seperti bantuan bibit ikan dan bibit ternak,

bibit tanaman pangan, pengembangan tanaman perkebunan,

pemanfaatan lahan pekarangan dan bantuan alat mesin pertanian.

Berdasarkan pengalaman masa lalu dan tantangan yang dihadapi

saat ini, maka diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dalam

penanggulangan kemiskinan, untuk itu perlu dirumuskan kebijakan

penanggulangan kemiskinan yang komprehensif, terpadu antar kebijakan

dan antar pelaku pemerintah pusat dan daerah serta bersama-sama

dengan masyarakat dan swasta. Untuk mencapai arah kebijakan tersebut

perlu disusun program dan kegiatan yang betul-betul berpihak kepada

masyarakat miskin (pro poor) sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa

diwujudkan dengan baik.

Guna mendukung efektifitas koordinasi dan keterpaduan

pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan

dibentuk kelembagaan koordinasi penanggulangan kemiskinan. Di tingkat

pusat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),

sedangkan di daerah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

(TKPKD) Propinsi dan Kabupaten/Kota melalui Permendagri Nomor 42

Tahun 2010 sebagai pelaksanaan Perpres Nomor 15 Tahun 2010.

TKPK Daerah memiliki tugas untuk melakukan koordinasi

kebijakan dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di

daerah. Dalam rangka pelaksanaan tugas koordinasi kebijakan

penanggulangan kemiskinan, TKPK Daerah menjalankan fungsi

diantaranya melakukan penyusunan Dokumen Strategi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah (SPKD) yang merupakan suatu dokumen yang berisi

kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan di daerah sesuai

dengan karakteristik dan kearifan lokal.

Keberlakuan dokumen SPKD mengikuti proses demokratisasi di

tingkat lokal yaitu 1 (satu) periode kepemimpinan Kepala Daerah. Oleh

karena itu, dokumen SPKD sangat penting bagi daerah, bersifat

implementatif dan menjadi acuan bagi rencana aksi daerah dalam

percepatan penanggulangan kemiskinan.

Komitmen untuk mendukung penanggulangan kemiskinan telah

(26)

I-3 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Berkelanjutan 2030/Sustainable Development Goals (SDGs). Selanjutnya

pemerintah pusat melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) telah menetapkan prioritas penanganan masalah

kemiskinan. Selanjutnya, pemerintah daerah Propinsi Sumatera Barat dan

Kabupaten Tanah Datar juga telah mengamanatkan tentang pentingnya

solusi pengurangan kemiskinan di Kabupaten Tanah Datar.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kabupaten Tanah Datar

menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas

pembangunan daerah. Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanah Datar Tahun

2016-2021 pada misi 2 yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

beriman, sehat, cerdas, berkarakter dan sejahtera berdasarkan falsafah

Adat Basyandi Syarak,

Syarak Basandi Kitabullah melalui: a) Meningkatkan kualitas

pendidikan, b) Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat, c) Meningkatnya pembangunan kependudukan dan keluarga

berencana, d) Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak, e)

Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan, dan f) Menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran

dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Selain itu juga tertuang

pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tanah Datar.

Dokumen Rencana Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

merupakan acuan dalam perumusan kebijakan dan program yang dapat

menjamin penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar

masyarakat miskin. Oleh karena itu, perlu disusun Strategi

Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai acuan dalam

pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Tanah Datar.

Selanjutnya, dasar hukum penyusunan Strategi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai

berikut:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera

Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25);

(27)

I-4 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

3.

Undang-Undang

Nomor

1

Tahun

2004

tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4355);

4.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4967);

5.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan

Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 03, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5235);

6.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679;

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8.

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan;

(28)

I-5 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah;

10.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010

tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi

dan Kabupaten/Kota;

1.2 PENDEKATAN KEBIJAKAN NASIONAL

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan. Kebijakan percepatan penanggulangan

kemiskinan menekankan 4 (empat) strategi yaitu : a) mengurangi beban

pengeluaran masyarakat miskin; b) meningkatkan kemampuan dan

pendapatan masyarakat miskin; c) mengembangkan dan menjamin

keberlanjutan usaha ekonomi mikro dan kecil; dan d) mensinergikan

kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Dalam

pelaksanaannya penerapan strategi ini disesuaikan dengan kondisi dan

karakteristik masing-masing daerah. Melalui strategi ini diharapkan

pelaksanaan kebijakan dan program percepatan penanggulangan

kemiskinan di daerah dapat berjalan secara terkoordinasi dan terpadu

antara upaya pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dan swasta.

Arah dan strategi penanggulangan kemiskinan tersebut dijabarkan

dalam program penanggulangan kemiskinan yang terdiri dari :

1) Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga,

bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan

beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;

2) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi

dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat

dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip

pemberdayaan masyarakat;

3) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, bertujuan untuk

memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala

mikro dan kecil;

Program-program lainnya baik secara langsung maaupun tidak

langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat miskin. Dalam rangka realisasi pencapaian target penurunan

(29)

I-6 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun dan telah ditetapkan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

dengan sasaran pokok pembangunan dimensi pemerataan yaitu

menurunkan kesenjangan antar kelompok ekonomi dengan mengukur

tingkat kemiskinan dan tingkat penanggangguran terbuka.

1.3 POKOK STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

Maksud penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

(SPKD) Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai acuan bagi SKPD dalam

pelaksanaan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan di daerah.

Sementara tujuan penyusunan SPKD adalah untuk meningkatkan

kapasitas pemerintah daerah, swasta dan komponen masyarakat sipil

lainnya dalam merancang strategi yang efektif untuk penanggulangan

kemiskinan di daerah, serta meningkatkan koordinasi antar pemangku

kepentingan penanggulangan kemiskinan di daerah.

Sistematika Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD)

Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut :

I PENDAHULUAN

1.1Acuan Kebijakan

1.2Pendekatan Kebijakan Nasional

1.3Pokok Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

II KONDISI UMUM DAERAH

2.1 Geografi dan Demografi

2.2 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 2.3 Inflasi

III PROFIL KEMISKINAN DAERAH

3.1 Konsep Kemiskinan

3.2 Kondisi Umum Kemiskinan Daerah

IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

4.1 Bidang Pendidikan 4.2 Bidang Kesehatan

4.3 Bidang Infrastruktur Dasar

4.4 Bidang Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan 4.5 Bidang Ketahanan Pangan

V RELEVANSI DAN EFEKTIFITAS APBD

5.1 Evaluasi APBD

(30)

I-7 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

VI KAJIULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

6.1 Pemetaan Program

6.2 Kajiulang kebijakan Menurut Bidang/Sektor 6.3 Kelembagaan

VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH

7.1 Isu Strategis dan Rencana Aksi

7.2 Rencana Aksi daerah Untuk Penanggulangan Kemiskinan

VIII RENCANA SISTEM MONITORING

(31)

II-1 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

BAB II

KONDISI UMUM DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Karakteristik Wilayah

2.1.1.1 Letak dan Batas Wilayah Administrasi

Secara astronomis, Kabupaten Tanah Datar terletak pada 00°17” - 00°39

Lintang Selatan dan 100°19”-100°51Bujur Timur. Berdasarkan letak

administrasinya, Kabupaten Tanah Datar mempunyai batas-batas wilayah

sebagai berikut :

Batas Kabupaten/Kota

Utara Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota

Selatan Kabupaten Solok

Barat Kabupaten Padang Pariaman

Timur Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung

Kabupaten Tanah Datar mempunyai luas wilayah 1.336 km2 atau 133.600

ha, atau sekitar 3,16% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat (42.297,30

km2), menjadikan Kabupaten Tanah Datar sebagai kabupaten dengan wilayah

paling kecil kedua di Provinsi Sumatera Barat setelah Kabupaten Padang

Pariaman. Secara administratif, Kabupaten Tanah Datar dibagi menjadi 14

kecamatan, 75 nagari dan 395 jorong. Kecamatan paling luas adalah

Kecamatan Lintau Buo Utara dengan luas 20.431 Ha atau 15,29% dari luas

wilayah Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan kecamatan terkecil adalah

Kecamatan Tanjung Baru dengan luas 4.315 Ha atau 3,23% dari luas wilayah

Kabupaten Tanah Datar. Komposisi luas wilayah berdasarkan kecamatan dapat

dilihat pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1

Luas Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar

(32)

II-2 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar merupakan wilayah dengan kondisi topografi

bervariasi mulai dari datar, bergelombang hingga berbukit dengan elevasi ±

200 – 1.000 m dpl. Berdasarkan kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Tanah

Datar terbagi sebagaimana digambarkan dalam Tabel 2.2:

Tabel 2.2

Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan

Klasifikasi

Sumber: RTRW Kabupaten Tanah Datar 2011 – 2031

2.1.1.3 Hidrologi

Hidrologi adalah data yang berkaitan dengan kondisi keairan, baik air

permukaan maupun air tanah yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi

suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis

tanah serta tingkat kemiringan dan kondisi tutupan lahan. Kondisi hidrologi di

Kabupaten Tanah Datar cukup baik dengan pola aliran bersifat dendritik. Hal

ini dibuktikan dengan banyaknya sumber air.

2.1.1.3.1 Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di permukaan

seperti mata air, danau, sungai dan rawa. Potensi air permukaan dipengaruhi

oleh kondisi topografi, jenis batuan dan material penyusun tanah, penggunaan

lahan, curah hujan dan aktifitas manusia. Potensi air permukaan sebagian

(33)

II-3 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Datar yang mengalir melalui sungai-sungai kecil di sekitar perbukitan dengan

pola aliran berbentuk radial serta berbentuk dendritik untuk cabang-cabang

sungai besar.

Kabupaten Tanah Datar memiliki 5 (lima) sungai besar dan 208 (dua ratus

delapan) sungai kecil yang tersebar di seluruh kecamatan. Kebanyakan dari air

sungai-sungai tersebut bersumber dari lereng-lereng gunung, seperti Gunung

Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago serta Gugusan Bukit Barisan.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Datar merupakan Daerah Aliran

Sungai (DAS) yang mengalir ke arah timur yaitu DAS Indragiri dengan pola

dendritik, namun untuk sungai di sekitar Danau Singkarak pola aliran sungai

yang terbentuk adalah pola rectangular dengan sungai utama adalah Batang

Ombilin dan sebagian mengalir dengan pola dendritik terutama cabang-cabang

sungai besar. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Peta Hidrologi

2.1.1.3.2 Air Tanah

Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah

dangkal adalah air tanah yang umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai

sumber air bersih berupa sumur-sumur gali. Potensi air tanah dapat diketahui

dari kedalaman sumur gali masyarakat dan sifat fisik tanah/batuan dalam

kaitannya sebagai pembawa air.

Di Kabupaten Tanah Datar sebagian kecil masyarakat masih

menggunakan sumur gali sebagai cadangan persediaan air bersih pada saat air

PDAM mengalami gangguan. Masyarakat yang menggunakan sumur gali

sebagai sumber air bersih tersebar di Kabupaten Tanah Datar khususnya

(34)

II-4 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

2.1.1.4 Geologi

Berdasarkan peta geologi lembaran Padang dan lembaran Solok,

Kabupaten Tanah Datar secara geologi mempunyai beberapa formasi geologi:

1. Anggota bawah formasi Ombilin batu kuarsa yang mengandung mika,

sisipan arkose, serpih lempungan (liat), konglomerat kuarsa dan batubara

2. Anggota filit dan serpih formasi Kuantan, serpih dan filit sisipan batusabak,

batu lanau, rijang dan aliran lava

3. Andesit dari gunung berapi dan lahar di sekeliling Gunung Marapi,

konglomerat dan endapan-endapan kolovium di bagian barat Danau

Singkarak

4. Granit kapur bersusunan leuco-granit sampai monzonit kuarsa, umumnya

bertekstur faneritik-forfiritik

5. Formasi brani, konglomerat dengan sisipan pasir dan Tuf batu apung.

Gambar 2.2 Peta Geologi

2.1.1.5 Klimatologi

Kabupaten Tanah Datar mempunyai sebaran curah hujan antara 1.750 –

4.000 mm per tahun dengan sebaran wilayahnya sebagai berikut:

1. Wilayah dengan curah hujan antara 3.000 – 4.000 mm per tahun tanpa ada

bulan kering meliputi wilayah di sekitar pinggang Gunung Marapi yang

meliputi wilayah di Kecamatan X Koto dan Pariangan.

2. Wilayah dengan curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm per tahun dengan

bulan kering kurang dari 2 bulan, meliputi wilayah di sekitar Kecamatan

Pariangan, Lima Kaum, Lintau Buo, Batipuh dan Batipuh Selatan.

3. Wilayah dengan curah hujan antara 2.000 – 2.500 mm per tahun dengan

bulan kering 4 sampai 6 bulan, meliputi wilayah di sekitar Kecamatan

Batipuh, Batipuh Selatan, Salimpaung, Sungai Tarab, Sungayang dan bagian

(35)

II-5 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

4. Wilayah dengan curah hujan antara 1.750 – 2.000 mm per tahun , meliputi

wilayah di sekitar Kecamatan Batipuh, X Koto dan Rambatan.

Berdasarkan peta agroklimat Provinsi Sumatera Barat (zona iklim

menurut Oldeman), Kabupaten Tanah Datar mempunyai beberapa zona

agroklimat, yaitu :

1. Wilayah bagian barat mempunyai zona iklim A dan B1, dimana zona iklim A

mempunyai bulan basah lebih dari 9 bulan/tahun dan bulan kering kurang

dari 2 bulan/tahun, sedangkan zona iklim B1 mempunyai bulan basah 7-9

bulan/tahun dan bulan kering kecil 2 bulan/tahun (bulan basah: curah

hujan besar dari 200 mm/bulan dan bulan kering: curah hujan kecil dari

100 mm/bulan).

2. Wilayah bagian tengah dan utara mempunyai zona iklim C1, dengan bulan

basah 5-6 bulan/tahun dan bulan kering kurang dari 2 bulan /tahun, dan

zona iklim D1 dengan bulan basah 3-4 bulan/tahun dengan bulan keringnya

kurang 2 bulan/tahun

3. Wilayah bagian timur dan selatan mempunyai zona iklim D2 dengan bulan

basah 3-4 bulan/tahun dengan bulan kering 2-3 bulan /tahun.

Gambar 2.3 Peta Curah Hujan

2.1.1.6 Jenis Tanah

Berdasarkan faktor-faktor pembentukan tanah yang terdiri dari bahan

induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu geologis, maka di wilayah ini

terdapat beragam jenis tanah yaitu (1) Entisols, (2) Inceptisol, (3) Andosols, (4)

(36)

II-6 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Tanah Andosols tersebar di wilayah sekitar kaki Gunung Marapi,

Inceptisol, Ultisols dan Oxisol tersebar di wilayah bagian timur dan selatan,

sedangkan Entisols tersebar di sekitar kawasan hutan lindung dan Vertisol

tersebar di sekitar daerah Rambatan.

Gambar 2.4 Peta Jenis Tanah

2.1.1.7 Penggunaan Lahan

Luas wilayah Kabupaten Tanah Datar secara keseluruhan adalah 133.600

ha, terdiri dari lahan pertanian seluas 108.794 ha (81.43%) dan lahan bukan

pertanian seluas 24.806 ha (18.57%). Lahan pertanian terdiri dari lahan sawah

seluas 22.945 ha dan lahan bukan sawah seluas 85.849 ha.

Tabel 2.3

Luas Lahan Pertanian dan Lahan Bukan Pertanian per Kecamatan

No. Kecamatan

Lahan Pertanian (ha) Lahan Bukan

Pertanian (ha)

Total (ha) Lahan

Sawah

Lahan Bukan Sawah

1. X Koto 2.358 12.498 433 15.289

2. Batipuh 2.229 10.808 1.398 14.435

3. Batipuh Selatan 912 6.296 1.065 8.273

4. Pariangan 2.088 1.895 3.660 7.643

5. Rambatan 2.013 4.954 5.948 12.915

6. Lima Kaum 1.560 1.893 1.547 5.000

7. Tanjung Emas 1.642 6.769 2.794 11.205

8. Padang Ganting 987 5.921 1.452 8.360

9. Lintau Buo 942 3.984 1.096 6.022

10. Lintau Buo Utara 2.431 16.368 1.527 20.326

11. Sungayang 1.158 2.725 2.662 6.545

12. Sungai Tarab 2.402 4.384 3.99 7.185

13. Salimpaung 1.311 3.764 193 5.268

14. Tanjung Baru 912 3.590 632 5.134

Jumlah 22.945 85.849 24.806 133.600

(37)

II-7 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Berdasarkan Tabel 2.3, pertanian masih mendominasi kegiatan ekonomi

masyarakat pada umumnya. Namun demikian, luas lahan sawah seluruhnya

hanya 17.17 % dari total luas wilayah, yang terdiri dari sawah irigasi dan sawah

tadah hujan. Lahan pertanian selebihnya adalah lahan pertanian bukan sawah.

Sawah irigasi seluruhnya ditanami padi dengan frekuensi tanam 2 (dua) kali

dalam setahun. Sedangkan sawah tadah hujan paling banyak dapat ditanami 1

(satu) kali dalam setahun. Tabel 2.4 menggambarkan luas sawah berdasarkan

kecamatan:

Tabel 2.4

Luas Sawah menurut kecamatan, dalam hektar (ha)

No. Kecamatan Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Total

1. X Koto 2.358 - 2.358

Selanjutnya, rincian luas lahan pertanian bukan sawah dapat dilihat dalam

Tabel 2.5 :

Tabel 2.5

Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah, Menurut Kecamatan, dalam hektar (ha)

(38)

II-8 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2015 (Publikasi Luas Lahan Kabupaten Tanah Datar 2014)

Berdasarkan Tabel 2.5, lahan kebun/tegal paling luas ada di Kecamatan

Lintau Buo Utara, sedangkan yang paling kecil ada di Kecamatan Sungayang.

Kecamatan Lintau Buo Utara, selain memiliki lahan kebun/tegal terluas, juga

menjadi daerah dengan lahan perkebunan terluas. Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah di beberapa wilayah kecamatan terdapat kegiatan

masyarakat yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi

non pertanian, dan terdapat lahan yang tidak diusahakan yang jumlah luas

keseluruhannya mencapai 829 ha; lahan yang tidak diusahakan terluas berada

di Kecamatan Batipuh Selatan (534 ha).

2.1.2 Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Tanah Datar memiliki bentang alam yang bervariasi, yaitu

posisinya berada di antara 2 (dua) gunung yang masih aktif yaitu Gunung

Marapi dan Gunung Singgalang, memiliki morfologi bergelombang, banyak

dilalui sungai-sungai besar serta dilalui jalur sesar besar Sumatera (Sesar

Semangko) sehingga menyebabkan Kabupaten Tanah Datar rentan terhadap

(39)

II-9 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

2.1.2.1 Gempa Bumi

Gempa bumi di Kabupaten Tanah Datar disebabkan oleh adanya jalur

sesar aktif yang melalui wilayah Tanah Datar yang memanjang mulai dari Teluk

Semangko di tenggara hingga Banda Aceh. Nagari yang berpotensi rawan

bencana gempa yaitu Nagari Gunung Rajo dan Nagari Pitalah karena kedua

nagari tersebut berada tepat di jalur sesar. Sedangkan daerah yang harus

diwaspadai dengan gempa tektonik adalah Kecamatan Batipuh, Batipuh

Selatan, Salimpaung dan Kecamatan X Koto bagian Timur.

2.1.2.2 Gerakan Tanah (Longsoran)

Wilayah Kabupaten Tanah Datar yang merupakan bagian dari jajaran

Pegunungan Bukit Barisan secara geologi memiliki potensi terjadinya gerakan

tanah. Beberapa penyebab terjadinya gerakan tanah, antara lain:

a. Faktor keairan (curah hujan) yang tinggi dan geologi yang kompleks pada

wilayah ini.

b. Faktor aktivitas manusia merupakan faktor yang paling dominan sebagai

penyebab terjadinya bencana gerakan tanah, misalnya tataguna lahan yang

tidak sesuai dengan topografi dan struktur geologi setempat, pemotongan

kaki bukit untuk wilayah pemukiman dan pelebaran jalan.

c. Kondisi morfologi yang bergelombang.

Jenis gerakan tanah yang sering terjadi adalah jenis longsoran bahan

rombakan (debris slide) dan aliran bahan rombakan (debris avalanche).

Berdasarkan hasil studi pemetaan mengenai gerakan tanah di Kabupaten

Tanah Datar dan sekitarnya, jenis gerakan tanah yang dijumpai berupa

longsoran bahan rombakan dan nendatan, selain itu dijumpai juga beberapa

gawir gerakan tanah lama. Di bawah ini akan diuraikan mengenai kondisi lahan

yang memiliki potensi bencana gerakan tanah, serta lokasi penyebarannya,

sebagai berikut:

a. Breksi, lapuk, bersifat berai - mudah tererosi, fragmen andesit dan material

vulkanik lainnya dengan ukuran fragmen kerikil-bongkah berada di zona

patahan sehingga sangat labil terhadap gerakan tanah terdapat di sekitar

Jalan Padang Panjang - Singkarak, Nagari Subang Anak Kecamatan

Batipuh.

b. Pengamatan lapangan dari formasi endapan Kuarter Marapi yang relatif

labil terhadap gerakan tanah, terdapat di Jalan Padang Panjang -

(40)

II-10 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

c. Pemaprasan tebing yang tidak mengikuti kaidah kestabilan lereng sangat

berbahaya bagi pengguna fasilitas jalan, terdapat di Desa Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang.

d. Granit, coklat-putih, tergerus kuat, bidang gerusan terisi oleh lempung,

lapukan granit berukuran pasir kasar - kerikil kasar, mineral lapuk:

kuarsa, feldspar, biotit (inset: kontak antara granit lapuk dan masif yang

dibatasi oleh bidang patahan).

e. Gerakan tanah bersifat rayapan terdiri dari material halus (klastik) berupa

lahar, abu-abu, fragmen rempah-rempah vulkanik terdiri dari andesit dan

material gunung api lainnya. Lokasi terdapat di perbatasan Kota Padang

Panjang – Kabupaten Tanah Datar

Gambar 2.5 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor

2.1.2.3 Gunung Marapi

Selain gempa bumi dan gerakan tanah, potensi bencana lainnya adalah

letusan gunung api aktif, yaitu Gunung Marapi. Bahaya yang ditimbulkan

letusan gunung api adalah terjadinya aliran lava, awan panas, gas beracun,

lahar primer pada letusan gunung api yang mempunyai danau kawah, lahar

sekunder atau sering disebut lahar hujan dan gelombang pasang. Daerah rawan

letusan gunung api terdapat pada daerah sekitar lembah sungai yang berhulu

di lereng atas Gunung Marapi memanjang hingga ke lereng bawah.

Daerah-daerah yang perlu diwaspadai jika aktifitas Gunung Marapi

kembali aktif diantaranya: Bulan Sarik, Guguk, Labuatan dan Batur

(Kecamatan Pariangan); Lumbung Bapereng, Tanjung Lado Ateh Bukik, Pasir Laweh dan Talang Tangah (Kecamatan Sungai Tarab); serta Koto Baru, Kayu

Tanduak, Marapi, Hilia Balai (Kecamatan X Koto); Andaleh dan Sabu

(Kecamatan Batipuh); daerah-daerah tersebut diindikasikan sebagai jalur lahar

(41)

II-11 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Pengamanan daerah rawan letusan gunung api dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Kawasan Bahaya I dengan radius 0 – 2 Km dari puncak gunung.

b. Kawasan Bahaya II dengan radius 3 – 7 Km dari puncak gunung.

c. Kawasan bahaya III dengan radius 8 – 14 Km dari puncak gunung.

Dari pembahasan mengenai potensi bencana di atas, berdasarkan kriteria

kawasan lindung untuk kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang

diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti

letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta gelombang pasang

dan banjir, maka kawasan-kawasan yang berada pada jalur atau radius

bencana diarahkan menjadi kawasan berfungsi lindung.

Gambar 2.6 Peta Rawan Bencana Gunung Api

2.1.2 Demografi

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2015, jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah

362.759 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki 181.557 jiwa dan

penduduk perempuan 181.202 jiwa; sex ratio 100,20. Laju pertumbuhan

penduduk sebesar 0,30%. Tabel 2.6 menggambarkan laju pertumbuhan

penduduk tahun 2010-2015 :

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Tahun 2010 – 2015

*) BPS, angka diperbaiki/revised

(42)

II-12 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2015

adalah 272 jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi

adalah Kecamatan Lima Kaum (754 jiwa/km2) diikuti Kecamatan Sungai

Tarab (441 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk

terendah adalah Kecamatan Batipuh Selatan (131 jiwa/km2). Kepadatan

penduduk Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7

Penduduk, Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar menurut Kecamatan Tahun 2015

No Kecamatan Luas

(Ha)

Jumlah Penduduk Kepadatan

Penduduk per Km2

Laki-laki Perempuan Total

1. X Koto 15,202 21,208 20,908 42,116 277

2. Batipuh 14,427 16,285 16,359 32,644 226

3. Batipuh Selatan 8,273 5,377 5,469 10,846 131

4. Pariangan 7,643 10,250 10,352 20,602 270

5. Rambatan 12,915 19,463 18,837 38,300 297

6. Lima Kaum 5,000 18,776 18,907 37,683 754

7. Tanjung Emas 11,205 11,783 11,790 23,573 210

8. Padang Ganting 8,350 7,186 7,475 14,661 176

9. Lintau Buo 6,022 9,580 9,485 19,065 317

10. Lintau Buo Utara 20,431 18,173 18,173 36,346 178

11. Sungayang 6,545 9,173 9,337 18,510 283

12 Sungai Tarab 7,185 15,992 15,718 31,710 441

13. Salimpaung 6,088 11,435 11,552 22,987 378

14. Tanjung Baru 4,314 6,876 6,840 13,716 318

Jumlah 133,600 181,557 181,202 362,759 272

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2015

2.2 STRUKTUR DAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH

2.2.2 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Selama periode tahun 2010 – 2015, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kabupaten Tanah Datar menunjukkan trend yang cenderung meningkat. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan kesejahteraan

masyarakat, bukan hanya secara ekonomi (pendapatan), tetapi juga dalam hal

pendidikan dan kesehatan. Grafik 2.1 menggambarkan perkembangan IPM

(43)

II-13 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Grafik 2.1

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), 2010 – 2015

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Barat, 2016

Secara umum, meskipun menunjukkan kecenderungan meningkat,

capaian IPM Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2010 – 2015 masih berada di

bawah angka nasional dan IPM Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 2015,

apabila dibandingkan dengan capaian IPM kabupaten dan kota lain di Provinsi

Sumatera Barat, IPM Kabupaten Tanah Datar berada pada posisi 10; apabila

dibandingkan dengan capaian IPM kabupaten lain di Provinsi Sumatera Barat,

IPM Kabupaten Tanah Datar berada pada posisi 3 (tiga) di bawah Kabupaten

Agam (69,84) dan Kabupaten Dharmasraya (69,84), sebagaimana tampak pada

Grafik 2.2 :

Grafik 2.2

IPM Kabupaten/Kota se Provinsi Sumatera Barat, 2015

(44)

II-14 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

2.2.2.2 Pertumbuhan PDRB

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

wilayah dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas

Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB didefinisikan sebagai nilai tambah bruto

seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik yang

timbul sebagai akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu

tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki bersifat residen

atau non-residen.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB) menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

berjalan, yang dapat menggambarkan kemampuan sumber daya ekonomi yang

dihasilkan suatu daerah, pergeseran dan struktur perekonomian daerah. Pada

tahun 2015, PDRB-ADHB Kabupaten Tanah Datar nilainya 9,875 triliun.

Dari tahun ke tahun, nilai tambah sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan masih dominan bila dibandingkan dengan nilai tambah sektor

lainnya. Tercatat pada tahun 2015 kontribusinya mencapai 33,88% dari total

PDRB Kabupaten Tanah Datar. Sementara itu, sektor Industri Pengolahan

merupakan sektor kedua terbesar dalam memberikan sumbangannya terhadap

pembentukan nilai PDRB Kabupaten Tanah Datar. Selama tahun 2015 sektor

Industri Pengolahan menghasilkan nilai tambah sebesar 1,14 triliun rupiah

atau sekitar 11,59% terhadap total PDRB Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan

sektor Pengadaan Listrik dan Gas merupakan sektor yang paling kecil

memberikan sumbangan terhadap nilai PDRB Kabupaten Tanah Datar yang

hanya menghasilkan nilai tambah sebesar 1,68 milyar rupiah atau sekitar 0,02

persen terhadap total PDRB Kabupaten Tanah Datar selama tahun 2015.

Tabel 2.8

PDRB Kabupaten Tanah Datar Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2015

No Sektor Tahun (dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan 799,318.

50

4. Pengadaan Listrik dan

Gas 1,252.60 1.214,5 1.288,8 1.332,9 1.551,1

1.680,6 9

5. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, 7,404.30 7.925 8.340,6 8.927,1 9.563,8

(45)

II-15 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

No Sektor Tahun (dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

Limbah dan Daur Ulang

6. Konstruksi 500,641.

80

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

17. Jasa lainnya 96,389.5

0 Sumber : BPS, Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2015

*) Angka sementara

PDRB ADHB menurut lapangan usaha selalu menunjukkan trend yang

positif, selalu meningkat setiap tahun. Perkembangan PDRB ADHB 2010 – 2015

tampak dalam Grafik 2.3 :

Grafik 2.3

Perkembangan PDRB ADHB Kabupaten Tanah Datar

(46)

II-16 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Capaian PDRB kabupaten merupakan agregat dari kontribusi dari

masing-masing lapangan usaha. Peranan/kontribusi PDRB berdasarkan

lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 2.9:

Tabel 2.9

Peranan PDRB menurut Lapangan Usaha, 2010 – 2015

No. Lapangan Usaha Kontribusi (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

B Pertambangan dan

Penggalian 2.81 2.80 2.86 2.98 3.34 4.44

C Industri Pengolahan 13.25 13.33 13.38 12.84 12.28 11.59

D Pengadaan Listrik

dan Gas 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar

Apabila dicermati lebih jauh, meskipun mendominasi perekonomian

daerah, kontribusi/peranan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan

Gambar

Gambar 2.3  Peta Curah Hujan
Gambar 2.4  Peta Jenis Tanah
Tabel 2.5 :
Tabel 2.7 Penduduk, Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sejumlah prestasi telah banyak diraih oleh IPMM Bogor seperti OMDA (Organisasi Mahasiswa Daerah) terbaik dalam acara Gebyar Nusantara Se Indonesia yang dilaksanakan

Dalam praktik transaksi jual beli di Kober Mie Setan Semolowaru ada suatu hal yang menarik untuk dijadikan sebuah penelitian yaitu mengenai pengembalian sisa

Backup file adalah adalah proses membuat data cadangan dengan cara menyalin atau membuat arsip data hosting sehingga data tersebut dapat digunakan kembali apabila terjadi

Dengan demikian, jika harga yang ditetapkan diluar dari harga pasar meliputi harga pesaingnya maka akan berakibat pada kerugian perusahaan itu sendiri, karena

Melihat pelaksanaan jual beli pohon secara root di Desa Bengkulu Jaya Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan, telah terjadi ketidakjelasan yang berindikasi dapat

Uraikan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial, ekonomi maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan..

Algoritma Affine Cipher digunakan untuk mengamankan file citra dan Algoritma RSA-CRT digunakan untuk mengamankan kunci dari citra yang telah dienkripsi..