• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum PerumahanRakyat PP No 44 tahun 1994

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum PerumahanRakyat PP No 44 tahun 1994"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1994

TENTANG

PENGHUNIAN RUMAH OLEH BUKAN PEMILIK

Presiden Republik Indonesia,

Menimbang :

a. bahwa penghunian rumah oleh bukan pemilik rumah baik dengan cara sewa menyewa maupun bukan sewa menyewa merupakan suat u bent uk pemenuhan kebut uhan

masyarakat akan rumah;

b. bahwa unt uk melindungi kepent ingan pemilik, penyewa at au penghuni dalam

penggunaan rumah perlu dilakukan upaya pengat uran yang dapat menj amin keadilan dan kepast ian hukum;

c. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut di at as dan dalam rangka melaksanakan ket ent uan pasal 12 dan Pasal 13 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 t ent ang Perumahan dan Permukiman, dipandang perlu mengat urnya lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah;

d. bahwa sehubungan dengan perkembangan t ersebut dipandang perlu menet apkan

pengat uran t ent ang pemilikan rumah t empat t inggal at au hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia dengan Perat uran Pemerint ah;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 t ent ang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3469);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

(2)

BAB I

KENTENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :

1. Rumah adalah bangunan yang berf ungsi sebagai t empat t inggal at au hunian dan sarana pembinaan keluarga.

2. Penghunian adalah penggunaan at au pemakaian suat u rumah oleh seseorang at au badan.

3. Sewa menyewa rumah adalah keadaan di mana rumah dihuni oleh bukan pemilik berdasarkan perj anj ian sewa menyewa.

4. Harga sewa adalah j umlah at aupun nilai baik dalam bent uk uang maupun dalam bent uk lain yang t elah disepakat i oleh pemilik dan penyewa, dan oleh penyewa dibayarkan kepada pemilik sebagai pembayaran at as penghunian unt uk j angka wakt u t ert ent u.

5. Pemilik adalah orang at au badan yang mempunyai hak at as rumah.

6. Penyewa adalah set iap orang at au badan yang membayar harga sewa pemilik berdasarkan perj anj ian yang t elah disepakat i.

7. Penghuni adalah seseorang at au badan yang menempat i at au memanf aat kan rumah secara sah, baik unt uk t empat t inggal maupun unt uk keperluan lain dalam rangka pengembangan kehidupan dan penghidupan keluarga.

8. Kepala Daerah adalah Bupat i/ Walikot amadya Kepala Daerah Tingkat II, dan unt uk Daerah Khusus lbukot a Jakart a adalah Gubernur Kepala Daerah Khusus lbukot a Jakart a.

Pasal 2

(1) Penghunian rumah oleh bukan pemilik hanya sah apabila ada peset uj uan at au izin pemilik.

(2) Penghunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan cara sewa menyewa at au dengan cara bukan sewa menyewa.

(3)

Penghunian rumah yang dilakukan t anpa perset uj uan at au izin pemilik dinyat akan sebagai penghunian t anpa hak at au t idak sah.

BAB II

PENGHUNIAN RUMAH DENGAN CARA SEWA MENYEWA

Pasal 4

(1) Penghunian rumah dengan cara sewa menyewa didasarkan kepada suat u perj anj ian t ert ulis ant ara pemilik dan penyewa.

(2) Perj anj ian t ert ulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya mencant umkan ket ent uan mengenai hak dan kewaj iban, j angka wakt u sewa, dan besarnya harga sewa.

(3) Rumah yang sedang dalam sengket a t idak dapat disewakan.

Pasal 5

(1) Dalam hal rumah yang disewakan berada di at as t anah milik orang lain, maka sewa menyewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dapat dilakukan set elah mendapat perset uj uan dari pemilik hak at as t anah.

(2) Perset uj uan dari pemilik hak at as t anah sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dibuat secara t ert ulis.

(3) Jangka wakt u sewa menyewa rumah di at as t anah hak orang lain t idak boleh melebihi j angka wakt u penggunaan t anah yang diizinkan oleh pemilik hak at as t anah.

Pasal 6

(1) Pemilik berhak menerima uang sewa rumah dari penyewa sesuai dengan yang diperj anj ikan.

(2) Pemilik waj ib menyerahkan rumah kepada penyewa dalam keadaan baik sesuai dengan yang diperj anj ikan.

Pasal 7

(4)

Pasal 8

(1) Penyewa waj ib menggunakan dan memelihara rumah yang disewa dengan sebaik-baiknya.

(2) Penyewa waj ib memenuhi segala kewaj iban yang berkait an dengan penggunaan rumah sesuai dengan perj anj ian.

(3) Apabila j angka wakt u sewa menyewa t elah berakhir, penyewa waj ib mengembalikan rumah kepada pemilik dalam keadaan baik dan kosong dari penghunian.

Pasal 9

(1) Penyewa dengan cara apapun dilarang menyewakan kembali dan at au memindahkan hak penghunian at as rumah yang disewanya kepada pihak ket iga t anpa izin t ert ulis dari pemilik.

(2) Penyewa dilarang mengubah bent uk bangunan rumah t anpa izin t ert ulis dari pemilik.

Pasal 10

(1) Penyewa waj ib ment aat i berkahirnya bat as wakt u sewa sesuai dengan yang diperj anj ikan.

(2) Dalam hal penyewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak bersedia meninggalkan dan mengosongkan rumah yang disewa sesuai dengan bat as wakt u yang disepakat i

dalam perj anj ian, penghunian dinyat akan t idak sah at au t anpa hak dan pemilik dapat memint a bant uan Kepolisian Negara Republik Indonesia unt uk mengosongkannya.

Pasal 11

(1) Apabila salah sat u pihak t idak ment aat i ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10, maka hubungan sewa menyewa dapat

diput uskan sebelum berakhirnya j angka wakt u sewa menyewa dengan ket ent uan-ket ent uan :

a. Jika yang dirugikan pihak penyewa akan pemilik berkewaj iban mengembalikan uang sewa.

(5)

(2) Selain kewaj iban unt uk mengembalikan uang sewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, dalam perj anj ian sewa-menyewa dapat pula diperj anj ian kewaj

iban-kewaj iban lain yang harus dipenuhi oleh pemilik.

Pasal 12

(1) Apabila rumah yang disewakan sama sekali musnah selama j angka wakt u sewa menyewa, maka hubungan sewa menyewa dinyat akan berakhir.

(2) Apabila rumah yang disewakan t ersebut musnah akibat kesalahan pemilik, maka pemilik waj ib mengembalikan uang sewa rumah kepada penyewa.

(3) Dalam hal rumah yang disewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) musnah dan t idak dapat dihuni lagi, penyewa dapat memint a pengembalian harga sewa sesuai dengan wakt u yang t ersisa, dan apabila yang musnah hanya sebagian dari rumah, hubungan sewa menyewa dapat dilanj ut kan berdasarkan musyawarah.

Pasal 13

Pemindahan hak milik at as rumah yang sedang dalam hubungan sewa menyewa t idak mengakibat kan hapusnya at au t erput usnya hubungan sewa menyewa rumah.

BAB III

PENGHUNIAN RUMAH DENGAN CARA BUKAN SEWA MENYEWA

Pasal 14

(1) Penghunian rumah dengan cara bukan sewa menyewa didasarkan kepada suat u perset uj uan ant ara pemilik dengan penghuni.

(2) Perset uj uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dibuat dalam bent uk perj anj ian t ert ulis.

(3) Perset uj uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat j angka wakt u penghunian.

Pasal 15

Perset uj uan penghunian rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1),

menimbulkan hak dan kewaj iban sert a larangan pemilik dan penghuni sepert i hak dan

(6)

Pasal 16

Penghunian rumah dengan cara bukan sewa menyewa berakhir sesuai dengan ket ent uan yang dit uangkan dalam perj anj ian t ert ulis at au apabila t idak dit uangkan dalam perj anj ian t ert ulis penghunian berakhir sesuai dengan isi kesepakat an.

BAB IV HARGA SEWA

Pasal 17

Besamya harga sewa rumah dit et apkan berdasarkan kesepakat an ant ara pemilik dengan penyewa.

Pasal 18

Dalam hal pembayaran harga sewa menyewa rumah dilaksanakan set iap bulan sekali, maka besamya uang sewa t ersebut berlaku paling sedikit unt uk j angka wakt u 12 (dua belas) bulan, kecuali dit et apkan lain dalam perj anj ian t ert ulis.

Pasal 19

(1) Harga sewa bagi rumah sewa yang pembangunannya memperoleh kemudahan dari Pemerint ah dit et apkan oleh Kepala Daerah berdasarkan pedoman yang dit et apkan oleh Badan Kebij aksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional.

(2) Dalam menet apkan harga sewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala Daerah harus t et ap memperhat ikan t ingkat pengembalian dana yang t elah dit anamkan oleh pemilik sert a kelangsungan usaha at au kegiat an sewa menyewa rumah dengan kondisi daerahnya.

Pasal 20

Kemudahan dari Pemerint ah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dapat berupa baik kredit pembangunan perumahan dengan bunga yang ringan maupun bant uan pengadaan prasarana dan sarana lingkungan.

BAB V

(7)

Pasal 21

(1) Sewa menyewa rumah baik dengan perj anj ian t ert ulis maupun dengan perj anj ian t idak t ert ulis yang t idak menet apkan bat as wakt u dan t elah berlangsung sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992, dinyat akan berakhir dalam j angka wakt u 3 t ahun sej ak berlakunya undang-undang t ersebut .

(2) Dengan berakhirnya sewa menyewa rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penghuni rumah at au penyewa dapat memperbaharui sewa menyewa berdasarkan perj anj ian sewa menyewa yang baru dengan pemilik.

Pasal 22

Penyelesaian sengket a penghunian rumah oleh bukan pemilik dilakukan melalui Pengadilan Negeri.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 23

(1) Penghunian rumah t erhadap rumah-rumah yang hingga saat berlakunya Perat uran Pemerint ah ini berlansung at as dasar ket ent uan Pasal 5 Perat uran Pemerint ah Nomor 17 Tahun 1963 t ent ang Pokok-pokok Pelaksanaan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-Undang Perumahan t et ap berlangsung at as dasar perizinan t ersebut .

(2) Penyelesaian lebih lanj ut penghunian rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diat ur dengan Perat uran Pemerint ah t ersendiri.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, seluruh ket ent uan Perat uran Pemerint ah Nomor 17 Tahun 1963 t ent ang Pokok-pokok Pelaksanaan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Perumahan kecuali ket ent uan Pasal 5 dan Perat uran Pemerint ah Nomor 49 Tahun 1963 t ent ang Hubungan Sewa Menyewa Perumahan sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 55 Tahun 1981 sert a segala perat uran pelaksanaannya,

sepanj ang yang mengat ur sewa menyewa rumah, dinyat akan t idak berlaku.

(8)

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahui, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 26 Desember

1994

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

S O E H A R T O

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 26 Desember 1994

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

kami Panitia Barang dan Jasa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten telah melaksanakan evaluasi kualifikasi, berkenaan dengan hal

Blood glucose and NEFA were not affected by bromocryptine in period I but in period II an increase in blood glucose with a simultaneous decrease in NEFA was observed ( P <

In terms of fund performance, 2014 was particularly an interesting year for Panin Asset Management against a backdrop of challenging domestic and global economy..

After starting the month on a weaker tone, declining for 6 days in a row on relatively weak Q3 earnings and prolonged fuel price adjustments, the index rebounded strongly from its

Alor Tahun Anggaran 2016 melalui Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Umum Nomor: 318.ULP/POKJA KONST/VI/2015 tanggal 06 Juni 2016 telah menetapkan Pemenang Pelelangan Umum

Bertempat di kantor Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lampung Tengah, dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :. PEMERINTAH KABUPATEN

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti luas termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban Fraud atau dimana

Donal untuk meneliti aktivitas ekstrak air Dringo (Acorns calamus L) konsentrasi 20 % dosis 3 g/k.g BB sebagai analgesik pada mencit albino jantan yang diberikan secara