• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN ATAS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO : 100/PUU-XIII/2015 TENTANG CALON TUNGGAL DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH | Syafei | Legal Opinion 6987 23345 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN ATAS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO : 100/PUU-XIII/2015 TENTANG CALON TUNGGAL DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH | Syafei | Legal Opinion 6987 23345 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan pemilihan kepala daerah dengan calon tunggal terkait putusan Mahkamah Konstitusi ditinjau dari hak

Alasan lainnya adalah karena setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan, hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat bahwa memang

Pemerintahan Desa terdiri atas kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan perangkat desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat.

dengan satu pasangan calon atau lebih di kenal dengan calon tunggal, pemantau pemilu dinyatakan sebagai subjek hukum pemohon gugatakan ke Mahkamah Konstitusi yang

Putusan Mahkamah Konstitusi ini menjadi angin segar bagi Kabupaten Tasikmalaya sebagai salah satu daerah yang hanya memiliki satu pasangan Calon Kepala Daerah di antara

Berlaku terbatas jangka waktunya hanya selama 5 (lima) tahun sejak terpidana selesai menjalani hukumannya. Dikecualikan bagi mantan terpidana yang secara terbuka dan

Untuk itu penulis berkesimpulan mengenai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Kepala Daerah belum mengakomodir keberadaan calon tunggal, meskipun Mahkamah

Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi legislasi, kedudukan DPD perlu ditempatkan secara tepat dalam proses pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi