TINJAUAN ATAS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO : 100/PUU-XIII/2015 TENTANG CALON TUNGGAL DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH | Syafei | Legal Opinion 6987 23345 1 PB
Teks penuh
Dokumen terkait
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan pemilihan kepala daerah dengan calon tunggal terkait putusan Mahkamah Konstitusi ditinjau dari hak
Alasan lainnya adalah karena setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan, hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat bahwa memang
Pemerintahan Desa terdiri atas kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan perangkat desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat.
dengan satu pasangan calon atau lebih di kenal dengan calon tunggal, pemantau pemilu dinyatakan sebagai subjek hukum pemohon gugatakan ke Mahkamah Konstitusi yang
Putusan Mahkamah Konstitusi ini menjadi angin segar bagi Kabupaten Tasikmalaya sebagai salah satu daerah yang hanya memiliki satu pasangan Calon Kepala Daerah di antara
Berlaku terbatas jangka waktunya hanya selama 5 (lima) tahun sejak terpidana selesai menjalani hukumannya. Dikecualikan bagi mantan terpidana yang secara terbuka dan
Untuk itu penulis berkesimpulan mengenai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Kepala Daerah belum mengakomodir keberadaan calon tunggal, meskipun Mahkamah
Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi legislasi, kedudukan DPD perlu ditempatkan secara tepat dalam proses pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi