• Tidak ada hasil yang ditemukan

M00776

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M00776"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

382

Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Alveoli Dengan Menggunakan

Piston Tertutup

Rabinus 1(*), Made Rai Suci Shanti2, Nur Aji Wibowo2, (1)Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

(2)Program Studi Fisika, FSM

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia, (*)

Email: Rabinus.fsm23@gmail.com

ABSTRAK

Fisika adalah bidang pengetahuan yang belajar tentang alam, yang sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Karena fisika banyak teori, kebanyakan orang beranggapan bahwa pelajaran fisika sangat sulit, membosankan, tidak menarik, dan rumit. Ilmu Fisika selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Sebenarnya tanpa sadar, setiap orang selalu menerapkan hukum fisika. Misalnya, mekanika paru-paru, merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Maka media pembelajaran system kerja Alveoli dengan menggunakan piston tertutup memakai sensor strain gauge adalah solusi untuk menjelaskan sistem kerja dari paru. Alveoli paru-paru merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus yang membawa darah yang bebas oksigen dari jantung. Perancangan sistem alat peraga paru-paru ini terdiri dari dua bagian yaitu mekanis dan elektris. bagian elektris yang terdiri dari Strain gauge yaitu memanfaatkan perubahan resistansi akibat perubahan Strain gauge yang ditempelkan pada karet yang sudah terpasang di dalam paralon. Kemudian dengan menggunakan rangkaian jembatan perubahan resistansi ini akan di ubah menjadi tegangan. Keluaran dari Strain gauge yang masih dalam bentuk analog akan diterima oleh sebuah pengubah analog ke volmeter. perancangan dan realisasi alat peraga paru-paru sederhana mengunakan strain gauge dapat dilakukan. Tingkat ketelitian dari alat peraga yang dirancang masih kurang, ketika diujikan respon strin gauge berubah-ubah ini diakibatkan trapo atau sumber tegangan yang dipakai tidak stabil. Respon LDR juga tidak tetap, karena dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan berkurangnya sumber tegangan.

Kata kunci: paru-paru, alveoli, strain gauge

1. Pendahuluan

Fisika adalah bidang pengetahuan yang belajar tentang alam, yang sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Karena fisika banyak teori, kebanyakan orang beranggapan bahwa pelajaran fisika sangat sulit, membosankan, tidak menarik, dan rumit. Ilmu Fisika selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Sebenarnya tanpa sadar, tiap orang selalu menerapkan hukum fisika. Misalnya, mekanika paru-paru. Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Paru adalah organ

tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi) yaitu proses pengambilan oksigen(O2) dari udara bebas

saat menarik napas, melalui saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara)O2 akan ditranfer ke

pembuluh darah yang di dalamnya mengalir anatara lain sel-sel darah merah untuk dibawa ke sel‐sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisa-sisa metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah

(2)

383

melalui paru pada saat membuang napas. Pada pembelajaran dikelas teori ini hanya bisa disampaikan dengan metode ceramah saja, mahasiswa hanya dapat berimajinasi tentang mekanika paru-paru. Untuk itu diperlukan alat peraga yang dapat digunakan untuk menjelaskan mekanika paru-paru dengan sederhana. Penelitian ini dilakukan untuk merancang alat peraga sederhana terutama pada system kerja Alveodi dapat dianalogikan dengan perubahan tekanan piston tertutup.

Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Mendesain media pembelajaran sistem kerja Alveoli dengan menggunakan piston tertutup dengan sensor strain gauge.

Tujuan mendesain media pembelajaran sistem kerja Alveoli dengan menggunakan piston tertutup memakai sensor strain gauge.

Batasannya adalah keluaran hanya tegangan.

2. Landasan Teori 2.1 Fisika Alveoli

Alveoli paru-paru/ kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah yang bebas oksigen (deoxgenated) dari jantung.

Volume paru menggambarkan fungsi statik paru-paru. Volume dan kapasitas paru dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, ukuran dan komposisi badan. Hasil pengukuran volume/kapasitas paru antara laki-laki dan perempuan pada kondisi normal .

2.2 Strain gauge

Sensor merupakan komponen utama dari tranduser. Tranduser yaitu suatu alat yang merupakan sensor untuk mengubah besaran fisik menjadi besaran elektrik. Fungsi tranduser yaitu mengukur besarnya perubahan elektrik dan frekuensi dari beberapa pengukuran, menampilkan output elektrik yang nantinya dapat dibaca device

dan memberikan kuantitatif data yang akurat seputar pengukuran. 5 Beberapa variasi

hambatan Strain gauge yang terbuat dari jala-jala kawat disusun zig-zag dengan diameter 0,025 mm atau kurang. Kawat menggunakan 60% Cu dan 40% Ni atau campuran 92% Pt dan 8% W dan menempel dikertas tipis atau bakelit (sejenis bahan yang mudah pecah) yang sangat tipis, dan dilindungi sampul berupa kertas tipis atau bakelit tipis. 2 Biasanya pabrik memberikan hambatan antara 100 ohm sampai beberapa ratus ohm (120 ohm, 350 ohm, 600 ohm). 4

Strain gauge adalah salah satu sensor yang umum digunakan pada tranduser elektrik. 6 Sensor Strain Gauge, perinsip kerjanya menggunakan prinsip rengangan, dimana Strain Gauge tersebut ditaruh di atas atau di bawah plat lalu diberi tekanan ke atas atau ke bawah maka Strain Gauge itu mengubah resistansi elektrik di dalamnya.

Strain Gauge yang memanjang saat penekanan akan memberikan resistansi yang sangat besar, karena panjang normal dari pengukuran rengangan ditambah. Sebaliknya jika Strain Gauge memendek saat penekanan, akan memberikan resistansi yang sangat kecil, karena panjang normal dari pengukuran rengangan dikurangi.

Untuk menggunakan data pengukuran rengangan, dalam instrumentasi kita hanya mengukur perubahaan resistansi pengukuran

R

 aja, dan produsen memperinci resistansi

R, begitu R diketahui maka perbandingan

R

 /R dapat dihitung. Produsen juga memberikan factor pengukuran (gage factor/ GF) terperinci untuk setiap pengukuran. Factor pengukuran adalah perbandingan dari persen perubahan resistansi sebuah pengukuran terhadap persen perubahan panjangnya. Jika perubahan resistansi R/

R dibagi dengan factor pengukuran GF, hasilnya adalah perbandingan panjang pengukuran L terhadap panjang semula L, dengan persamaan sebagai berikut:

R

L

R

GF

L

/

atau

L

L

GF

R

R

/

.

/

(3)

384 2.3 Jembatan Wheatstone

Jembatan wheatstone sangat ideal untuk pada perubahan resistansi yang sangat kecil, dimana rangkaian ini yang memungkinkan kita untuk memperkuat perbedaan tegangan yang melintasi pengukuran rengangan yang disebabkan oleh perubahan resistansi.

Jembatan resistansi ini menghasilkan tegangan DC dari Vin. Jembatan Wheatstone pada gambar akan mencapai kesetimbabgan

0

V

adalah nol, dimana R1.R3 = R2.R4,

dengan mengasumsikan bahwa semua harga resistansi dari jembatan adalah sama dengan R. Peningkatan resistansi R dari semua resistansi adalah masih hasil dalam jembatan kesetimbangan, dimana jika R1 dan R3 naik sebesar R, dan R2,R4 turun sebesar R

maka :  3

Vout

R

R

Vin

/

.

(2)

Dalam jembatan wheatstone, walau kita sudah merangkai atau menyimbangkan rangkaian jembatan, namun rangkaian ini tidak akan tetap seimbang karena disebabkan oleh perubahaan suhu kecil dalam pengukuran rengangannya yang menyebabkan perubahan resistansi yang sama dengan atau yang lebih besar dari yang menyebabkan oleh tegangan. Tetapi hal ini dapat terselsaikan dengan memasang pengukur rengangan lainnya yang tepat disebelah pengukur rengangan yang bekerja, sedemikian rupa sehingga keduanya membagi lingkungan panas yang sama. Pengukur kompensasi suhu ini dipasang dengan sumbu tegak lurus terhadap sumbu tegak dari pengukur kerja. Pengukur yang baru dihubungkan untuk mengantikan tempat R1 dalam rangkaian jembatan. Begitu jembatan ini telah diseimbangkan, R dari pengukur kompensasi suhu dan pengukur kerja saling berhubungan dengan yang lain untuk mempertahankan jembatan tersebut dalam kesetimbangan. Dalam setiap ketidak seimbangan jelas disebabkan oleh R

pengukur kerja akibat rengangan.

2.4 Penguat Instrumentasi

Penguat instrumentasi yang dipakai adalah INA 114 BP, produk Burr-Brown. Kelebihan penguat op-amp ini adalah akurasi yang tinggi, dan terdiri dari tiga op-amp sekaligus di dalamnya dengan desain dan ukuran yang kecil, sangat ideal untuk pengukuran pada penguat jembatan, penguat

thermocouple, penguat sensor RTD, instrumentasi medis, akuisisi data. Kelebihan IC ini juga hanya dengan menambahkan satu resistor eksternal yang dapat kita ubah-ubah sesuai dengan yang kita inginkan, dengan gain yang diperbolehkan 1 - 10000. Proteksi internal inputnya naik sampai ±40V tanpa menimbulkan kerusakan. INA 114 memang sedikit mahal dari pada IC penguatan yang lain yang kita kenal, namun IC ini mempunyai tujuan umum dalam penguatan instrumentasi yaitu untuk memperoleh akurasi yang sempurna. INA 114 ditrim laser untuk tegangan offset yang sangat rendah (50µV), drift (0,25µV) dan high common mode rejection (115 Db pada Gain = 1000) dan dapat beroperasi pada tegangan masukan sekitar ±2,25V bias juga dengan menggunakan baterai dan power baterai 5V dan arus maksimum yang diperbolehkan 3mA[7].

2.5 Penguat Tak Membalik

Besar penguatan rangkaian tak membalik diberikan oleh persamaan :





1

1

R

R

A

f (3) Maka tegangan keluarannya :

Vi

R

R

Vo

f

1

.

1





(4) Hasil tegangan keluaran tak membalik selalu lebih satu dan bernilai positif.

2.6 LDR (Light Dependent Resistor)

(4)

385

terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery

dan Respon Spektral[8].

Laju Recovery Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut.

Respon Spektral LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium,

3. METODOLOGI PERANCANGAN ALAT

3.1 Gambaran Umum dan Cara kerja Alat

Perancangan sistem alat peraga paru-paru ini terdiri dari dua bagian yaitu mekanis dan elektris seperti terlihat pada gambar 1. Bagian yang pertama yaitu bagian mekanis yang berupa pipa paralon seperti terlihat pada gambar 1. Dan yang ke dua yaitu bagian elektris yang terdiri dari Strain gauge yaitu memanfaatkan perubahan resistansi akibat perubahan Strain gauge yang ditempelkan pada karet yang sudah terpasang di dalam paralon. Kemudian dengan menggunakan rangkaian jembatan Whinstone perubahan resistansi ini akan di ubah menjadi tegangan. Perubahan yang diperoleh disini sangat kecil sehingga tegangan yang diperoleh masih kecil, untuk itu dibutuhkan penguat instrumentasi untuk meningkatkan tegangannya.

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Alat Peraga Paru-paru.

3.2 Teknik Pengambilan Data

Cara pengambilan data dengan memberikan massa di atas pegangan piston. Di mana massa benda di ubah-ubah seperti data pada table 1. berikut ini:

Tabel 1: Pengaruh massa benda terhadap Tegangan pada Strain gauge.

Massa benda

(kg)

V

out Strain gauge (Volt)

1 2.2

2 4.3

3 4.8

4 5.5

5 7

Untuk menghitung tekanan pada tabung paralon, kita terlebih dahulu menghitung gaya yang bekerja pada benda yang di letakan pada pegangan piston, yaitu:

F

W

(5)

F g

m.  (6)

Maka tekanan pada tabung paralon di peroleh persamaan yaitu:

A F

P  (7) Dimana A adalah luas alas paralon.

Tabel 2. Hubungan Massa, Gaya gravitasi, dan tekanan Massa

benda(kg)

g m F . (N)

) (luasalasparalon A F

P

(

10

2

N

/

m

2

)

1 9.8 2.31

2 19.6 4,61

3 29.4 6.92

4 39.2 9.22

5 49 11.53

Setelah mendapatkan nilai P dan nilai Vout

(5)

386 Tabel 3. Pengaruh tekanan terhadap

Vout

Strain gauge. )

/ 10

( 2N m2

P

Vout

Strain gauge(Volt)

2.31 2.2

4,61 4.3

6.92 4.8

9.22 5.5

11.53 7

Grafik 1. Pengaruh tekanan terhadap Vout Strain gauge.

Tabel 4. Pengaruh VLDR terhadap Volume

VLDR Volume

9.57 890.19

9.59 826.605

9.6 763.02

9.62 699.435

9.63 635.85

Grafik 2. Pengaruh VLDR terhadap Volume

3.2 Analisa

Gambar 5. Thenik Pengambilan Data

Untuk proses pengambilan data, piston di tekan dan di tarik secara acak. Sehingga kita dapat mengetahui VLDR dan VoutStrain gauge. y1 = 0.4685x + 1.5188

0 1 2 3 4 5 6 7 8

0 5 10 15

V (Volt)

P(102N/m

y2 = -4183.2x + 40930

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

9.56 9.58 9.6 9.62 9.64

VLDR (volt)

(6)

387

Tabel 5. Hubungan VLDR dan Vout Strain gauge saat di dorong dan di tarik. LDR

V

Volt

D

V

out

straingaug

e

 

cm

3 D

V

LDR

Volt

T

V

out

straingaug

e

 

cm

3 T

9.57 12.3 9.57 8.5

9.59 14.4 9.54 13.2

9.6 15.6 9.51 15.3

9.62 16.8 9.48 17.2

9.63 18.5 9.45 19.8

Untuk menghitung Tekanan pada saat di dorong dengan menggunakan persaman y1=0,4685x+1,5188. Dan untuk menghitung

Volume pada saat di dorong dengan menggunakan persamaan y2

=-4183,2x+40930.

Untuk menghitung Tekanan pada saat di tarik dengan menggunakan persaman y1=0,4685x+1,5188. Dan untuk menghitung

Volume pada saat di tarik dengan menggunakan persamaan y2

=-4183,2x+40930.

Tabel 6. Hubungan Tekanan terhadap Volume

Volume (dorong) Tekanan (dorong) Volume (tarik) Tekanan (tarik)

6.048 896.776 7.281 896.776

7.703 1022.272 8.265 813.112

8.687 1147.768 8.827 771.28

9.577 1273.264 9.389 687.616

10.795 1398.76 10.186 645.784

Gafik 3. Hubungan Tekanan terhadap Volume y = 108.99x + 214.64

y = -54.742x + 1231.6

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

0 2 4 6 8 10 12

V(cm3)



tekanan

P

Vout

(7)

388 4. Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa hal sebagai kesimpulan yaitu perancangan dan realisasi alat peraga paru-paru sederhana mengunakan strain gauge dapat dilakukan. Tingkat ketelitian dari alat peraga yang dirancang masih kurang, ketika diujikan respon strin gauge berubah-ubah ini diakibatkan trapo atau sumber tegangan yang dipakai tidak stabil. Respon LDR juga tidak tetap, karena dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan berkurangnya sumber tegangan. Untuk perbandingan hasil pengukuran tekanan dan volume dari alat yang dirancang ditunjukan oleh grafik 3.

5.2. Saran

Pada saat perancangan alat ini dilakukan ada beberapa kendala yang perlu diperbaiki untuk pengembangan selanjutnya. Untuk desain mekanisnya perlu dibuat yang lebih bagus, karet sebagai tempat untuk penempatan strain gauge disarankan mengunakan bahan yang lebih baik agar penempatan strain gauge mudah dan tepat. Bahan pembuatan piston sebaiknya dari silikon ruber, dan untuk pemilihan komponen-komponen elektronika dalam perancangan juga harus tepat, sehingga bias mendapatkan hasil yang lebih stabil.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fraden, Jacob. 1993. “Modern Instrumentation and Measurement in Physica and Engineering. AIP Handbook of Modrn Sensor. Physics, Desing and Application”. San Diego, CA

[2] Sawheny A. K..1976.”ACourse In

Electrical And Electronic Measurement And Instrumentation”.

Dhanpatrai

[3] Webster, John G.1976.”Medical

Instrumentation Application and Design “Houghton Mifflin

Company:Boston

[4] Newman, Martin.1986.” Industrial

Electronics And Control”. Prentice Hall,Inc:New Jersey

[5] Jones D. larry; Chin A.

Foster.1991.”Electronic Instruments

And Measuremants Second Edition.

Prentice Hall:New Jersey

[6] Wolf. Stanley; Richard F. M. Smith. 2004.” Student Reference Manual for Electronic Instrumentation Laboratories”. Prentice Hall

[7] Datasheet INA 114 produksi Burr-Brown

[8] Effendi R. B..2011.” Aplikasi

Keamanan Ruangn Menggunakan Sensor LDR Dan Sms GatewayPdf

.”Yogyakarta

[9] Anonim. 2008a. Menyelam. www.coremap.or.id/downloads/ menyelam_ 1158562081.

(8)

389

[11] Campbell NA, Reece JB, and Mitchel LG. 2004. Biologi. Alih Bahasa : Wasmen Manalu. Jakarta : Erlangga. [12] Gabriel J.F.1996.”Fisika

Gambar

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Alat Peraga
Tabel 3. Pengaruh tekanan terhadap
Tabel 5. Hubungan VLDR dan Vout Strain gauge saat di dorong dan di tarik.   

Referensi

Dokumen terkait

Mencuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa dan mengadakan kontak langsung dengan pasien, saat memakai melepas sarung tangan bedah steril atau

Monoterapi yang paling banyak diresepkan pada subjek dengan gagal jantung adalah BB dengan 7 subjek atau 6,90 % dari total peresepan pada subjek dengan gagal jantung,

Adapun hasil yang diperoleh ialah pada butil alkohol dan fenol, baik setelah dicampurkan dengan natrium karbonat maupun dengan natrium bikarbonat, sama-sama menunjukkan

Arus komunikasi vertikal yaitu arus komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah (downward communication), dan terdapat pula arus komunikasi bawah ke atas (upward

Kegiatan pada hari Rebo Nyunda yaitu menggunakan bahasa dan pakaian Sunda selain sebagai identitas orang Sunda, menurut informan secara garis besar adalah sebagai

Patut diduga bahwa penye- lenggaraan pola dan strategi pembelajaran yang selama ini secara keseluruhan dapat dikatakan kurang berkorelasi positif dengan peningkatan

Abruptio plasenta adalah salah satu cedera yang paling umum, biasanya berhubungan dengan trauma tumpul, dan menyumbang 50% -70% dari kerugian janin.Plasenta

Mochammad Natsir berusaha mengamalkan apa yang diajarkan dalam agama Islam bahwa di dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah (QS. Dari ayat tersebut Mochammad Natsir