Oleh:
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
Kementerian PPN/BAPPENAS
Disampaikan pada
Sosialisasi Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jakarta, 1 September 2015
SINERGITAS PEMBANGUNAN
SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
I. PENDAHULUAN
1. Pembangunan berkelanjutan sangat erat dengan susbtansi
pembangunan kehutanan dan lingkungan hidup (LH): (i)
bentang/batasan fisik LH – ONE MAP; (ii)
bentang/rentang/batasan kualitas LH –DAYA DUKUNG LH.
2. Hutan terutama hutan konservasi dan hutan lindung:
sumber serapan karbon; sumber air; habitat kehati
(flora-fauna).
3. Keseimbangan area hijau dan area penggunaan lain (non
hijau) area industri, pertanian, permukiman, dan
pengelolaan limbah.
4. Pada saat ini: (i) Peningkatan penggunaan ruang fisik –
jumlah dan jenis penggunaan; (ii) kualitas ruang menurun:
ketidakseimbangan dan polusi/limbah yang tidak terkelola.
II. BAGAIMAN RPJMN 2015-2019
MEMBERI ARAHAN TENTANG
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Slide - 4
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025:
RPJMN 2015-2019 SEBAGAI TAHAP KE III DALAM RPJPN 2005-2025
DAYA SAING
PEREKONOMIAN
BERLANDAS KEUNGGULAN
3 Masalah Pokok Bangsa dan Tantangan utama Pembangunan
MASALAH POKOK BANGSA
1. ANCAMAN TERHADAP WIBAWA NEGARA
2. KELEMAHAN SENDI PERKONOMIAN BANGSA
3. INTOLERANSI DAN KRISIS KEPRIBADIAN BANGSA
TANTANGAN UTAMA
1. STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN
2. TATAKELOLA; BIROKRASI EFEKTIF DAN EFISIEN
3. PEMBERANTASAN KORUPSI
4. PERTUMBUHAN EKONOMI
5. PERCEPATAN PEMERATAAN DAN KEADILAN
6. KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
7. PENINGKATAN KUALITAS SDM
8. KESENJANGAN ANTAR WILAYAH
LINGKUNGAN STRATEGIS
I.
Geo-ekonomi: proses pemulihan ekonomi
berlangsung; pusat ekonomi ke kawasan Asia
Pasifik; trend perdagangan jasa; harga komoditas
menurun namunhara produk manufaktur
meningkat; peningkatan hambatan non tarif; ...
II. Geo-politik: negara maju masih berpengaruh;
kekuatan baru Cina dan Australia; geografi
Indonesia rentan dalam hal pencurian SDA dan
peredaran barang ilegal; pertarungan penguasaan
SDA food-energy security; globalisasi nilai budaya
III. Bonus Demografi
PROYEKSI PENDUDUK (JUTA)
Uraian
2010
2015
2020
2025
2030
2035
Penduduk usia 0-14
68,1
69,9
70,7
70,0
67,9
65,7
Usia kerja (15-64)
158,5
171,9
183,5
193,5
201,8
207,5
Penduduk Lansia (60+)
18,0
21,7
27,1
33,7
41,0
48,2
Penduduk usian 65+
11,9
13,7
16,8
21,3
26,7
32,4
Total
238,5
255,5
271,1
284,8
296,4
305,7
Penduduk di Perkotaan
49,8
53,3
56,7
60,0
63,4
66,6
Rasio Ketergantungan
50,5
48,6
47,7
47,2
46,9
47,3
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jumlah penduduk pada tahun
2010 merupaan data per Juni 2010
MOHON GUNAKAN DATA PROYEKSI PENDUDUK INI UTK
RENSTRA
VISI RPJMN 2015-2019
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN
BERKEPRIBADIAN DAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
1.
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan
2.
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis
berlandaskan Negara hukum
3.
Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim
4.
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera
5.
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
6.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional
7.
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
SEMBILAN AGENDA PRIORITAS
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR
UNGGULAN DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan Penegakan
Hukum Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Pendidikan Kesehatan Perumahan Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa,
(4) Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi &
Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan
Pariwisata dan Industri
1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
Mental / Karakter
BUKU I. AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL
• PEMBERANTASAN TINDAKAN PENEBANGAN
LIAR, PERIKANAN LIAR DAN PENAMBANGAN
LIAR
AGENDA 6.4. MEMPERKUAT
KEHADIRAN NEGARA DLM
MELAKUKAN REFORMASI SISTEM
DAN PENEGAKAN HUKUM YG
BEBAS KORUPSI, BERMARTABAT
DAN TERPERCAYA
• MENDORONG BUMN MENJADI AGEN DALAM
PEMBANGUNAN
• AKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI
NASIONAL: PENINGKATAN HASIL HUTAN KAYU
AGENDA 6.6. MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA
SAING DI PASAR INTERNASIONAL
• PENINGKATAN KEDAULATAN PANGAN
• KETAHANAN AIR
• KETAHANAN ENERGI
• PELESTARIAN SUMBERDAYA ALAM,
LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN
BENCANA
AGENDA 6.7. MEWUJDUKAN
KEMANDIRIAN EKONOMI
DENGAN MENGGERAKKAN
SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS
EKNOMI DOMESTIK
PEMBERANTASAN TINDAKAN PENEBANGAN LIAR
Sasaran:
Menurunnya frekuensi dan luasan penebangan liar
Arah Kebijakan:
•
Peningkatan instrumen penegakan hukum,
melalui: (i)
Penyusunan Satu Peta Tematik Hutan; (ii) Percepatan
penyelesaian tata batas dan pengukuhan kawasan hutan; (iii)
Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM pengawas dan
penegak hukum.
•
Peningkatan efektivitas penegakan hukum
melalui: (i)
Penyederhanaan prosedur penegakan hukum kasus
penebangan liar; (ii) Meningkatkan proses yustisi; (iii)
Peningkatan koordinasi dalam pengawasan dan penegakan
hukum; (iv) Pembentukan Lembaga Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan.
•
Peningkatan efektivitas dan kualitas pengelolaan hutan
: (i)
Penyelesaian Pembangunan KPH untuk seluruh kawasan
hutan; (ii) Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
pengamanan hutan.
PENINGKATAN HASIL HUTAN KAYU
Sasaran:
1. Peningkatan kualitas tata kelola:
a. Berkurangnya kawasan hutan
berstatus open access dengan
mengembangkan Kesatuan Pengelola
Hutan Produksi (KPHP) menjadi 347
unit;
b. Meningkatnya penerapan prinsip
pengelolaan hutan produksi lestari
untuk KPHP dan hutan produksi di
bawah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu – Hutan Alam
(IUPHHK-HA).
2. Peningkatan produksi kayu:
a. Meningkatnya produksi kayu bulat dari
hutan alam menjadi 29 juta m3 (5 th);
b. Meningkatnya produksi kayu bulat dari
hutan tanaman menjadi 160 juta m3
(5
th);
c. Meningkatnya produksi kayu hutan
rakyat menjadi 100 juta m3 (5
th);
ARAH KEBIJAKAN
1.
Meningkatkan tatakelola kehutanan (good
forest governance): (i) pemisahan
regulator dan operator – KPH dan
operasionalisasinya; (ii) penerapan prinsip
pengelolaan hutan lestari; (iii) pemberian
legalitas hasil hutan kayu dan produk
kayu; (iv) SDM utk operasionalisasi KPH;
(v) forest cluster based industry; (vi)
memperkuat fungsi pemerintah sbg
fasillitator.
2.
Meningkatkan produksi dan produktivitas
Sumberdaya hutan: (i) iptek untuk
peningkatan nilai dan diversifikasi produk;
(ii) keterlibatan masyarakat sebagau mitra
usaha: HTR, HKm, HD, H-adat dan
Hrakyat.
3.
Mengembangkan industri pengolahan
hasil hutan kayu dan bukan kayu untuk
meningkatkan nilai tambah sektor
kehutanan.
KETAHANAN AIR
Sasaran
1.
Penanganan DAS yang meliputi: penyelesaian status DAS
lintas negara, pemulihan kesehatan dan peningkatan
perlindungan mata air di 4 DAS Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Citarum, DAS Kapuas, dan DAS Siak) dan 26 DAS Prioritas
lainnya;
2.
Mengurangi luasan lahan kritis, melalui rehabilitasi di
dalam KPH seluas 5,5 juta hektar.
3.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemulihan
kesehatan DAS melalui pengembangan Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa,
pengembangan ekowisata skala kecil, serta hasil hutan
bukan kayu.
4.
Internalisasi 108 RPDAST (Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu) yang sudah disusun ke dalam RTRW.
5.
Membangun tampungan air sejumlah 3 miliar meter kubik
serta optimalisasi penampung air terbangun dengan
indikator terbangunnya 49 buah waduk
6.
Mempercepat pemanfaatan sumber daya air sebagai
sumber energi listrik;
7.
Mendukung kedaulatan pangan melalui rehabilitasi 3 juta
ha jaringan irigasi dan pembangunan 1 juta ha jaringan
irigasi
8.
Mengurangi area rawan genangan dengan indikator
sasaran terbangunnya flood management di 33 Balai
Wilayah Sungai
9.
Pembangunan prasarana air baku dengan indikator
terbangunnya prasarana air baku sebesar 67,16 m3/det
10. Pengelolaan kualitas air, baik di sungai, waduk, danau, situ,
muara sungai, pantai dengan indikator membaiknya kualitas
air di 15 danau, 5 wilayah sungai
ARAH KEBIJAKAN
1.
Pemeliharaan dan pemulihan
Sumber air dan eksositemnya: (i)
Pengelolaan kawasan hulua
fungsi DAS secara berkelanjutan
untuk menjaga kualitas dan
kapasitas SD Air; (ii) Konservasi
SD Air
2.
Pemenuhan kebutuhan dan
jaminan kualitas air untuk
kehidupan sehari-hari
3.
Pemenuhan kebutuhan air untuk
kebutuhan sosial dan ekonomi
produktif
4.
Peningkatan ketangguhan
masyarakat dalam mengurangi
resiko daya rusak air termasuk
perubahan iklim
5.
Peningkatan kapasitas
kelembagaan, ketatalaksanaan
dan keterpaduan pengelolaan
SD Air terpadu, efisien, efektif
dan berkelanjutan
PELESTARIAN SDA, LH DAN PENGELOLAAN BENCANA: (I)
PENINGKATAN KONSERVASI DAN TATA KELOLA HUTAN; (II)
PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Sasaran:
1.
Konservasi Hutan
a.
Meningkatnya populasi 25 species satwa terancam punah
sebesar 10 persen sesuai baseline data tahun 2013
b.
Optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi seluas 20,63
juta ha
c.
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan
dengan cepat dan baik
d.
Peningkatan kualitas data dan informasi keanekaragaman
hayati.
2.
Tata Kelola Hutan
a.
Penyelesaian pengukuhan/penetapan kawasan hutan 100
persen
b.
Penyelesaian tata batas kawasan dan tata batas fungsi
sepanjang 40.000 km
c.
Operasionalisasi 629 KPH yang terdiri dari 347 KPHP, 182
KPHL, 50 TN dan 100 KPHK bukan TN
d.
Peningkatan kemitraan dengan masyarakat dalam
pengelolaan hutan melalui pola HTR/HKm/HD dan HR (dari
500 ribu ha pada tahun 2014 menjadi 12,7 juta ha pada
tahun 2019).
3.
Perbaikan kualitas LH:
a.
Penurunan Emisi GRK 15,5% menjadi +/- 26% (2019)
b.
Meningkatnya IKLH menjadi 66,5-68,5 (2019)
c.
Menigkatnya model sikap dan perilaku peduli terhadap
alam dan lingkungan
ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan kapasitas pengelola
hutan konservasi dalam melindungi,
mengawetkan ekosistem hutan,
sumberdaya spesies dan SD genetik
2. Mempercepat kepastian status hukum
kawasan hutan, meningkatkan
keterbukaan data dan informasi SD
hutan dan menigkatkan kualitas
tatakelola di tingkat tapak
3. Perbaikan Kualitas LH: (i) penguatan
sistem pemantauan kualitas LH; (ii)
Peningkatan kualitas LH (air, udara dan
tutupan lahan/hutan); (iii) peningkatan
pelestarian dan pemanfaatan
keekonomian kehati; (iv) penerapan
pola produksi dan konsumsi
berkelanjutan; (v) penguatan
instrumen pengelolaan LH; (vi)
Penegakan hukum lingkungan.
BUKU II. AGENDA PEMBANGUNAN BIDANG SDALH:
11 ISU STRATEGIS BIDANG SDA DAN LH
NO
ISU STRATEGIS
5
PENINGKATAN PRODUKSI HASIL HUTAN DAN PENGEMBANGAN JASA LINGKUNGAN
6
PENINGKATAN KONSERVASI DAN TATAKELOLA HUTAN SERTA PENGELOLAAN DAS
9
PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP, PENGEMBANGAN POLA PRODUKSI DAN
KONSUMSI BERKELANJUTAN SERTA PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN KEEKONOMIAN KEHATI
10
PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
11
PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM SERTA PENINGKATAN KUALITAS INFORMASI IKLIM DAN
KEBENCANAAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, BNPB, BMKG DAN KKP,
KEMENTAN
I. PENGARUSUTAMAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
II. PROGRAM LINTAS BIDANG PERUBAHAN IKLIM
A. PENGARUSUTAMAAN – MAINSTREAMING
Saat ini: Pembangunan berkelanjutan sebagai
pengarusutamaan pembangunan setiap bidang
pembangunan menerapkan prinsip berkelanjutan – IKLH
Baru: Mengarusutamakan prinsip keberlanjutan
pembangunan untuk menjaga keberlanjutan kehidupan
sosial masyarakat, kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
kualitas lingkungan hidup masyarakat dengan tata kelola
yang menjaga pelaksanaan pembangunan yang terus
meningkatkan kualitas kehidupan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
B. PROGRAM LINTAS BIDANG PERUBAHAN IKLIM: Mitigasi
dan Adaptasi Perubahan Iklim: RAN GRK (dan 33 RAD
GRK) proses internalisasi ramah lingkungan secara
konkrit ke dalam kegiatan berbagai bidang/sektor.
PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP, PENGEMBANGAN POLA
PRODUKSI DAN KONSUMSI BERKELANJUTAN SERTA PELESTARIAN DAN
PEMANFAATAN KEEKONOMIAN KEHATI
1. Meningkatkan kualitas L
H: (i) penerapan IKLH; (ii) menerapkan pola K-P
berkelanjutan; (iii) Memperkuat data dan infomasi lingkungan hidup
2. Mengendalikan pencemaran dan kerusakan LH
: (i) pengendalian
pencemaran dan kerusakan LH; (ii) Pengelolaan limbah dan bahan B3; (iii)
pengelolaan sampah terpadu; (iv) upaya pemulihan pada kawasan yang
tercemar yang terlantar.
3. Memperkuat Kapasitas Pengelolaan LH:
(i) Kapasitas SDM LH; (ii)
Meningkatkan kepastian hukum.
4. Melestarikan dan Memanfaatkan Ekonomi Kehati:
(i) Meningkatkan
pemeliharaan dan pemanfaatan kehati; (ii) Meningkatkan upaya pelestarian
fungsi kehati; (iii) Memantapkan kelembagaan dan kapasitas penataan ruang
dan perilaku masyarakat yang mendukung implementasi pengelolaan kehati
5. Kualitas SDM, dukungan politik dan regulasi
dalam pengelolaan
kehati dan pengarusutamaan isu kehati.
III. IMPLIKASI UNTUK RENSTRA
KLHK
Paradigma baru
1. Sinergi pengelolaan hutan dan lingkungan untuk
keberlanjutan kehidupan:
a. Hutan dan LH sebagai “boundaries” kehidupan: air,
lahan: jumlah dan kualitas; udara
b. Satu bentang dan satu daya dukung satu peta
sampai tingkat tapak dan satu daya dukung di
lapangan.
2. Pemberian ijin ~ pemantauan dan penegakan
ijin/instrumen dan hukum pembagian
wilayah, dan rentang kendali
3. Sistem data dan informasi jelas dan transparan
dasar penyusunan kebijakan dan dasar
Lingkungan strategis
1. PENGELOLAAN BERKELANJUTAN SUDAH TIDAK BISA
DITUNDA: hutan, perkebunan, pertanian, pesisir,
perairan berkelanjutan proses dan produk.
2. KESEIMBANGAN PENGELOLAAN HUTAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP (JASA DAN KEHATI): nilai
produk naik karena kualitas dan adanya sumber
PELUANG/pendapatan BARU yang sejalan dengan
konservasi: produk lestari, nilai kehati dan nilai jasa
lingkungan.
KONSEKUENSI
1. SATU DATA – SATU PETA HUTAN dan skala mencukupi sampai
tingkat tapak ONE MAP kalau tidak akan saling melemahkan
2. SATU DATA – SATU PETA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
dan IKLH
3. PEMANTAUAN DAN PENEGAKAN HUKUM HUTAN DAN
LINGKUNGAN: (i) Data 1 dan 2 sebagai platform: detil dan
tersedia updated untuk pemantauan; (ii) data 1, 2 transparan
dan menjadi landasan kuat untuk penegakan hukum; (iii) data
melekat pada unit kerja terkecil dan mudah digunakan oleh
SDM di lapangan.
4. SISTEM KENDALI: PUSAT-WILAYAH/PROVINSI/KAB/KOTA:
langsung (UPT) dan sistem desentralisasi (Pemda)
5. SDM: jumlah, kompetensi dan persebaran
RENCANA STRATEGIS 1:
DATA DAN INSTRUMEN DASAR
1.
“BOUNDARIES”:
A.
PENGEMBANGAN ONE MAP – Nasional (pusat-daerah) dan rencana
penerapannya sampai tingkat tapak - skala dan sistem informasi untuk
akses penggunaan dan transparansi penerapan Dinas dan di KPH
(KPHP-KPHL, KPHK)
B.
PENGEMBANGAN DAYA DUKUNG LH: data hasil KLHS MP3EI siap
digunakan dan diterapkan di kantor Ekoregion
C.
SINERGI 1A DAN 1B – dan rencana pelaksanaannya
2.
PENGGUNAAN/PENERAPAN ONE MAP DAN DAYA DUKUNG LH untuk
pemantauan dan penegakan ketentuan/hukum.
3.
RENTANG KENDALI DAN SISTEM KOORDINASI:
a.
HUTAN: PUSAT- PROVINSI - KAB/KOTA – KPH
b.
KEHATI: PUSAT (K/L) – UPT/PROVINSI – KAB/KOTA
c.
LINGKUNGAN HIDUP: PUSAT – EKOREGION – PROVINSI – KAB/KOTA
(BPLH/D)
4.
SISTEM DATA DAN INFORMASI – pemantauan dan peegakan hukum
5.
SDM: jumlah, kompetensi dan kemitraan
RENCANA STRATEGIS 2
TATA KELOLA HUTAN BERKELANJUTAN
1. Open akses: NOL
2. Data Ijin/HPH, kejelasan lokus/batas dan pengawasan
pelaksanaan ijin (Dinas, KPH)
jenis: hutan produksi, konservasi;
kepatuhan ijin: taat ijin, pelaporan/pemantauan/pengawasan sesuai janji
dalam ijin; basis data perijinan (tertera dalam one map)
3. Menjaga Keseimbangan: hutan konservasi-hutan lindung-hutan
dapat dikonversi luasan yang seimbang - keberlanjutan
4. Penerapan tata kelola berkelanjutan:
a.
Pembagian wilayah sesuai rentang kendali: penetapan dan penerapan
KPH, dan koordinasi Pusat-Daerah-KPH
b. Pengawasan pelaku usaha sesuai kriteria dan peraturan yang berlaku –
hutan lestari, produk legal/lestari sistem pengawasan transparan dan
peneg
akan dilaksanakan dan jelas
c. Self report dan jumlah pengawas publik/PNS
PELESTARIAN HUTAN, PENEGAKAN
HUKUM DAN ILLEGAL LOGGING
RENCANA STRATEGIS 3:
HASIL HUTAN KAYU
1. Rencana pengembangan HTI: kebutuhan kayu –
supply kayu lestari
2. Rencana pengembangan hutan masyarakat: HM,
HKm, HD, H-Adat…
3. Sistem pendataan dan pengawasan ketaatan –
penegakan hukum:
a.
Basis data (bersatu dalam one map)
b. Sistem informasi pengusahaan – pemantauan dan pengawasan:
mekanisme; tingkat ketaatan dan hasil produksi dan traceability
c.
SDM: jumlah dan kompetensi
PENINGKATAN HASIL
HUTAN KAYU
RENCANA STRATEGIS 4: DAS dan
Kualitas air
1. RPT DAS sudah banyak belum dijabarkan
sebagai rencana pelaksanaan:
a. Tiap DAS
b. Tiap Danau
c. Tiap Sungai
2. Sistem data dan informasi
3. SDM: pemantau, pola kerjasama dengan
Pemda dan/atau pola kemitraan dengan
masyarakat/LSM dan pelaku usaha.
Volume dan kualitas
KETAHANAN AIR
RENCANA STRATEGIS 5:
PELESTARIAN hutan dan PI
1. Sistem pengendalian kebakaran hutan: (i) self
efforts-ketaatan perusahaan; (ii) pengendalian dan mitigasi;
(iii) kejadian tidak terkendali – emegency dan
kebencanaan
2. Pembagian wilayah dan rentang kendali (Dinas, KPH)
3. SDM: jumlah, persebaran, kualitas, peralatan
4. Sistem kerjasama: dengan Pemda, dengan BNPB.
5. Sistem informasi: (i) penegakan hukum utk tidak taat
ketentuan, lalai/ignorance; (ii) pengukuran dampak
emisi GRK sistem informasi kualitas lingkungan
(basis untuk IKLH)
KEBAKARAN HUTAN DAN EMISI
GRK
RENCANA STRATEGIS 6:
PENGENDALIAN KUALITAS LH
1. Sistem pemantauan Pusat-Daerah: ketaatan thd
peraturan
2. Sistem dan mekanismepenegakan aturan/hukum
3. Sistem pengelolaan Limbah: (i) sistem terpusat
-kota/desa; (ii) pengelolaan tingkat masyarakat; (iii)
daur ulang dan pemanfaatan lebih lanjut (pupuk
organik, energi dll)
4. SDM dan instrumen yang mudah diterapkan
5. Sampah untuk kesejahteraan (R3 komunitas)
PETA KUALITAS LH – PEMANTAUAN KUALITAS LH
KLH
EKO
REGION
BPLH
BPLH
BPLH
BPLH
DATA KLHS MP3EI (dan data
lainnya)
29
Data PETA DAYA DUKUNG
(KUALITAS LH)
• Hierachy pengumpulan
data pemantauan
kualitas LH
• Update Peta Daya
Dukung/Kualitas LH
30
INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
IKLH
Air
Kualitas Air
Udara
Kualitas
Udara
Lahan
Luas Tutupan Hutan
RENCANA STRATEGIS 7: JASA LINGKUNGAN,
PELESTARIAN DAN EKONOMI KEHATI
1. Wisata hutan (dan budaya), pesisir/mangrove, dan
satwa liar
2. Jasa karbon (ke depan), jasa ekosistem lain
3. Ekonomi kehati – IBSAP – update 2015-2020/5
a. Riset manfaa
t dan potensi nilai
b. Kejelasan dan akses untuk penangkaran kehati untuk tujuan
pengembangan ekonomi – perusahaan
c. Pengawasan dan standar kualitas
d. Peningkatan nilai kehati tingkat masyarakat.
e. Ketentuan: landasan, kriteria, mekanisme, pembagian manfaat
4.
KEHATI: simbol daerah – pelestarian untuk eksistensi/keberadaan
5.
BALAI KLIRING KEHATI
RENCANA STRATEGIS 8:
POLA PRODUKSI DAN KONSUMSI
BERKELANJUTAN
1. Pengembangan penerapan prinsip produksi
berkelanjutan di berbagai industri
2. Kerjasama dengan KADIN/Asosisasi
3. Kerjasama dengan Komunitas
4. Pengendalian sampah di tingkat perusahaan – R3
sebelum digunakan, atau pengembalian kemasan
ke perusahaan.
5. Kampanye di sekolah, komunitas dan lembaga lain.
TARGET
SASARAN DAN
LOKUS
PROGRAM DAN
PELAKSANA:
P1-DJ1; P2-DJ2;
P3-DJ3
RENSTRA 1
TARGET
SASARAN DAN
LOKUS
PROGRAM DAN
PELAKSANA:
P4-DJ4; P5-BD1;
P6-BD2
RENSTRA 2
TERIMA KASIH
BUKU II. AGENDA PEMBANGUNAN BIDANG SDALH:
11 ISU STRATEGIS BIDANG SDA DAN LH
NO
ISU STRATEGIS
1
PENGAMANAN PRODUKSI UNTUK KEMANDIRIAN DAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN
2
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS, PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI
3
PENINGKATAN PRODUKSI DAN NILAI TAMBAH PERIKANAN, KESRA NELAYAN, PEMBUDIDAYA
IKAN/ PENGOLAH DAN PEMASAR HASIL PERIKANAN DAN PETAMBAK GARAM
4
PENINGKATAN TATAKELOLA LAUT, PESISIR DAN PULAU2 KECIL SERTA PENGEMBANGAN
EKONOMI KELAUTAN BERKELANJUTAN
5
PENINGKATAN PRODUKSI HASIL HUTAN DAN PENGEMBANGAN JASA LINGKUNGAN
6
PENINGKATAN KONSERVASI DAN TATAKELOLA HUTAN SERTA PENGELOLAAN DAS
7
PENGUATAN PASOKAN, BAURAN DAN EFISIENSI KONSUMSI ENERGI
8
PENINGKATAN NILAI TAMBAH INDUSTRI MINERAL DAN PERTAMBANGAN BERKELANJUTAN
9
PENINGKATAN KUALITAS LH, PENGEMBANGAN POLA PRODUKSI DAN KONSUMSI
BERKELANJUTAN SERTA PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN KEEKONOMIAN KEHATI
10
PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
11
PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM SERTA PENINGKATAN KUALITAS INFORMASI IKLIM DAN
KEBENCANAAN
PENGELOLAAN KEHATI
1. Update Indonesia Biodiversity Stategy Action Plan
2003-2020 (IBSAP) – Kemen PPN/Bappenas mengkoordinasikan
penyusunan bersama Kemen LHK dan LIPI.
a. Memasukkan peluang pelestarian kehati sekaligus
pemanfaatan ekonomi (bioresources) sebagai sumber
pendapatan baru masyarakat
b. Memasukan komitmen Aichi target: (i) target terukur
untuk kelestarian kehati; (ii) pola “benefit sharing” antar
negara (masyarakat lokal dengan swasta asing) dan antara
masyarakat dengan swasta di sutau negara.
c. Update sesuai perkembangan: (i) merevitalisasi sistem
pendataan dan koleksi; (ii) kelembagaan kehati (Komite
Biodiversity); (iii) Sistem “clearing house” pengelolaan
kehati.
2.
Peluncuran Buku IBSAP 2015-2020 bersama Kemen LH dan
Kehutanan serta LIPI dalam peringatan hari Konservasi
(semula rencana tanggal 22 Agt 2015)
INDIKATOR KUALITAS SDA LAIN
(1) DEPLESI (KERUSAKAN ALAM)
DATA KERUSAKAN
SDA DAN LH
BPS
KLH
KEMENKEU
BAPPENAS
DATA DEPLESI: SATU DATA
DAN DICATAT BPS SECARA
RUTIN
37• KEMEN ESDM
• KEMEN LH dan
KEHUTANAN
• KEMEN PERTANIAN
• KEMEN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
• BPN
• BIG
• LAPAN
JENIS:
• HASIL TAMBANG
• KUANTITAS SUMBER AIR
• STOCK IKAN
• LAHAN PERTANIAN
• LAHAN HUTAN
38
Sasaran IKLH 2015-2019
• Sasaran Per-Komponen Penyusun IKLH
Indikator Parameter Target 2016 Target 2019 Keterangan
Kualitas
Udara
SO2 dan NO2
Minimal 81,5
Minimal 84
Indeks Kualitas Air
pH, TDS, TSS*), DO*), BOD, COD*), NO2, NO3, NH3, Fosfat, Fenol, Detergen
Minimal 52,5 Minimal 55 *Dihitung nilai Indeks Pencemaran Air (IPA)
*Parameter yang dihitung dalam IKLH 2009, 2010, dan 2011 adalah TSS, DO, dan COD
Indeks Tutupan Lahan
KLHK Sasaran Target RPJMN 2015-2019 Program Kegiatan RKP 2016
IKLH Meningkat 66,5 -68,5
Pengendalian Pencemaran
Meningkatnya kualitas udara, air dan tutupan lahan
1. Indeks Kualitas Udara minimal 84, Indeks Kualitas Air minimal 55, Indeks Tutupan Lahan minimal 62
2. Beban pencemaran udara turun 15% dibanding basis data 2014
3. Beban pencemaran air turun 50% pada 15 DAS Prioritas
4. Kualitas air di perairan pantai meningkat 5. Inventarisasi lahan rusak pada 11 provinsi 6. Pemulihan lahan gambut yang rusak 500 ha
1. Kegiatan Pengendalian Pencemaran udara 2. Kegiatan Pengendalian
Pencemaran Air
3. Kegiatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut
4. Kegiatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lahan Gambut
5. Kegiatan Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka
Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Meningkatnya pengelolaan sampah, B3 dan Limbah B3 1. 80% sampah terkelola
2. 20% penurunan timbulan sampah 3. 300 kota memiliki nilai adipura dengan
kategori baik 4. 100% B3 terkelola
5. 150 juta ton limbah B3 terkelola
6. Pemulihan lahan terkontaminasi kontaminasi limbah B3 sebanyak 600ribu ton
1. Kegiatan Pengelolaan B3
2. Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 3. Kegiatan Bina Usaha Limbah B3
dan Non B3
4. Kegiatan Pemulihan Kontaminasi Limbah B3
5. Kegiatan Pengelolaan Sampah Pengendalian
Kerusakan Lingkungan
1. Meningkatnya daya dukung DAS serta internalisasi RPDAST kedalam RTRW 2. Terpulihkannya
kerusakan ekosistem perairan darat
1. Pulihnya kkualtias 15 DAS prioritas serta internalisasi 108 RPDAST kedalam RTRW 2. Pemulihan kondisi 15 Danau Prioritas
1. Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS
2. Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat 3. Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Pengendalian Kerusakan DAS dan HL 39
KLHK Sasaran Target RPJMN 2015-2019 Program Kegiatan RKP 2016
Pengendalian Perubahan Iklim
Meningkatnya kemampuan adaptasi perubahan iklim di 15 wilayah
1. 15 wilayah memiliki model skenario perubahan iklim, dan melaksanakan rencana aksi adaptasi
2. 100% sistem informasi data indeks kerentanan terbentuk dan beroperasi 3. Program kampung iklim di 2000 desa
1. Kegiatan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
2. Kegiatan Inventarisasi Gas Rumah Kaca serta Monitoring, Pelaporan, dan Verifikasi
3. Kegiatan Pengembangan Insentif dan Kerjasama Perubahan Iklim
4. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
Tersedianya kebijakan dan perangkat mitigasi dan penurunan konsumsi bahan perusak ozon
1. 5 perangkat mitgasi
2. Penerapan RAD-GRK bidang
kehutanan dan lahan gambut di 34 prov
3. Penurunan konsumsi HCFC sebesar 30%
Pengendalian Perubahan Iklim
Terjaminnya efektivitas dan jangkauan pengedalian kebakaran hutan dan lahan
1. Penurunan luas hotspot kebakaran hutan sebesar 10%
1. Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Peningkatan Kemitraan Lingkungan dan peran serta masyarakat 1. Meningkatnya cakupan dan penetrasi komunikasi dan kampanye pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan
2. Meningkatnya Jejaring Kemitraan Organisasi Lingkungan dan Kehutanan
1. Kampanye PPLHK 10 paket di 34 ibu kota provinsi, 17 juta orang
2. Role model perilaku peduli lingkungan dan kehutanan sebanyak 538
komunitas dan 1200 orang
3. 31 kawasan dan jenis kearifan lokal yang diakui dan dilestarikan
4. 32 mitra dan jejaring lingkungan dan kehutanan
1. Kemitraan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat
2. Penanganan Konflik
40
41
Lanjutan...
KLHK Sasaran Target RPJMN 2015-2019 Program Kegiatan RKP 2016
Peningkatan dan Pengembangan SDM Peningkatan kader lingkungan hidup
1. 11.200 orang 1. Kegiatan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
2. Kegiatan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
3. Kegiatan Pengawasan yang Profesional Guna Menjamin Mutu Kinerja Kementerian LHK pada Wilayah Kerja Itwil I
4. Kegiatan Pengawasan yang Profesional Guna Menjamin Mutu Kinerja Kementerian LHK pada Wilayah Kerja Inspektorat II
5. Kegiatan Pengawasan yang Profesional Guna Menjamin Mutu Kinerja Kementerian LHK pada Wilayah Kerja Inspektorat III
6. Kegiatan Pengawasan yang Profesional Guna Menjamin Mutu Kinerja Kementerian LHK pada Wilayah Kerja Inspektorat IV
7. Kegiatan Pengawasan Terhadap Kasus Pelanggaran yang Berindikasi KKN 8. Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen Kementerian Kehutanan
42
Lanjutan...
KLHK Sasaran Target RPJMN 2015-2019 Program Kegiatan RKP 2016
Keanekaragam an Hayati
Meningkatnya upaya
konservasi keanekaragaman hayati untuk pemanfaatan yang berkelanjutan bagi kepentingan ekonomi, sosial dan ekologi
1. ketersediaan paket data dan informasi keanekaragaman hayati yang
berkualitas di 7 Ekoregion
2. Terbentuknya dan beroperasinya sistem basis data balai kliring akses dan pembagian keuntungan
pemanfaatan sumber daya genetik di tingkat nasional
3. Penetapan penataan pengelolaan kawasan ekosistem mangrove pada 6 ekoregion
4. Konservasi 75 koleksi spesies endemik lokal langka dan terancam punah di 30 unit taman kehati/ kebun raya
1. Pengelolaan Hutan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati
2. Pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam
3. Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Taman Buru
4. Konservasi Spesies dan Genetik 5. Kegiatan Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Kawasan Konservasi 6. Pembinaan Konservasi Ekosistem
Esensial
7. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 8. Pengelolaan Taman Nasional
9. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Penegakan
Hukum
Penyelesaian RPP turunan UU 32/2009 dan UU 18/2008
1. 11 RPP 1. Pengembangan telaahan kebijakan, perundang-Undangan Bidang Lingkungan Hidup dan Perizinan Terwujudnya peningkatan
keamanan hutan dan peningkatan ketaatan terhadap hukum lingkungan dan kehutanan
1. Penurunan pelanggaran hukum LHK 20%
2. Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum 3600 orang 3. Penyelesaian pelanggaran
administrasi dan perdata 75% 4. Penyelesaian tindak pidana 75%
KLHK Sasaran Target RPJMN 2015-2019 Program Kegiatan RKP 2016
Litbang dan analisis lingkungan
Sintesa hasil penelitian 1. 100% capaian sintesa hasil penelitian integratif kualitas lingkungan untuk IKLH, Pembangunan Berkelanjutan, dan SCP
2. Pengelolaan 1 laboratorium rujukan 3. Pengembangan kapasitas
laboratorium lingkungan pada 15 provinsi
Terlaksananya analisis lingkungan
1. 100 KLHS yang tersusun dan tereview 2. 100% penyelesaian permohonan penilaian AMDAL Pengendalian Ekoregion Meningkatnya pengendalian pembangunan LH dan kehutanan di 7 ekoregion
1. Pengukuran daya dukung dan daya tampung di 62 satuan ekosistem
1. Pengendalian Ekoregion Jawa, Bali-Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Sumatera
43