STUDI OPTIMASI OPERASI WADUK
DENGAN METODE ALGORITMA GENETIK PADA WADUK CILEUWEUNG KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
Nando Prananca Wonarto1, Widandi Soetopo2, Suwanto Marsudi 2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Dibangunnya waduk Cileuweung dengan kapasitas tampungan yang besar seharusnya bisa mencukupi lebih banyak kebutuhan air bersih dan irigasi di sekitar wilayah waduk cileuweung. Melihat kondisi waduk yang ada seharusnya masih bisa dioptimalkan lagi untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan yang direncakan. Optimasi yang dimaksud adalah optimasi lepasan berdasarkan tampungan dengan metode algoritma genetik. Optimasi sendiri merupakan suatu rancangan dalam pemecahan masalah model-model perencanaan didasarkan pada fungsi matematika dengan batasan-batasan tertentu sehingga merupakan sistem untuk menghasilkan keputusan terbaik. Metode Algoritma Genetik dioperasikan menggunakan program spreadsheet Excel dari Microsoft Office versi 2007. Program MS Excel 2007 adalah program spreadsheet yang terdiri dari lembar-lembar worksheet untuk tampilannya dan prosedur Macro dengan Visual Basic untuk mengontrol jalannya program.
Dari simulasi operasi waduk didapat outflow rata-rata 1,92 juta m3 dan total outflow 461,65 Juta m3, minimum pemenuhan sebesar 0%. Kondisi tampungan waduk minimum adalah 0 Juta m3, artinya terdapat kegagalan waduk. Proses optimasi dengan Algoritma genetik ini berpusat pada aturan lepasan berdasarkan Tampungan Waduk sebagai kromosom dan peningkatan Kebutuhan minimum sebagai fungsi kinerja. Setelah optimasi didapatkan peningkatan nilai rata-rata pemenuhan kebutuhan air yaitu 63,83% dan minimum pemenuhan sebesar 44,57%. Kondisi tampungan waduk minimum adalah 2,55 Juta m3 , dengan rata-rata tampungan 17,01 Juta m3. Jadi waduk lebih optimal dan tanpa kegagalan. Dari proses optimasi yang telah dilakukan, diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pedoman lepasan yang optimal pada pengoperasian waduk Cileuweung untuk pemenuhan kebutuhan irigasi dan air baku.
Kata kunci: Optimasi Waduk, Lepasan Berdasarkan Tampungan, Algoritma Genetik, Stokastik.
ABSTRACT
The construction of Dam Cileuweung with large storage capacity should be sufficient more fresh water needs and irrigation in area around the Dam cileuweung. Seeing the condition of existing reservoirs should be optimized further to improve the fulfillment are planned. Optimization is Release by the storage optimization with genetic algorithm method. Optimization is a design problem solving planning models based on mathematical functions with certain restrictions so that the system to produce best decision. Genetic Algorithm Method operated using spreadsheet program Excel version of Microsoft Office 2007. The program MS Excel 2007 spreadsheet program that consists of sheets worksheet to zoom and procedures with Visual Basic Macros to control course of the program.
From reservoir simulation outflow gained an average of 1.92 million m3 and total outflow 461.65 million m3, minimum fulfillment of 0%. Conditions dam reservoirs minimum is 0 million m3, that’s mean there is failure of the reservoir. The genetic algorithm optimization process is centered on the rules of released based on storage as chromosomes and an increase in the minimum requirement as a function of performance. After optimization, obtained an increase in the average value of supply water needs are 63.83% and 44.57% for minimum compliance. Conditions minimum storage is 2.55 million m3, with an average of 17.01 million m3 storage. So the more optimal reservoir and without failure. The optimization process that has been done, is expected to provide an overview the rule of release on the optimal operation of reservoir Cileuweung to supply the needs of irrigation and fresh water.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Dalam pemanfaatan tampungan
waduk Cileuweung dengan kuantitas air yang terbatas. Maka perlu adanya aturan lepasan agar penggunaan air waduk bisa benar-benar optimal. Dalam studi ini
akan diterapkan model metode
Algoritma Genetik yang merupakan salah satu metode program Stokastik. Yang mana Algoritma genetik adalah teknik pencarian di dalam ilmu komputer untuk
menemukan penyelesaian perkiraan
untuk optimisasi dan masalah pencarian. Algoritma genetik adalah kelas khusus
dari algoritma evolusioner dengan
menggunakan teknik yang terinspirasi oleh biologi evolusioner seperti warisan, mutasi, seleksi alam dan rekombinasi. Identifikasi Masalah
Mengingat belum adanya pedoman operasi lepasan yang optimal berdasarkan tampungan pada Waduk Cileuweung, maka dalam penetapkan pedoman operasi perlu adanya kajian berupa menentukan lepasan yang dianggap paling optimal. Jadi lepasan dari waduk akan bergantung dengan kondisi presentase tampungan pada waduk.
Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam studi ini adalah:
1. Studi dilakukan di Waduk
Cileuweung Kabupaten Kuningan 2. Tidak membahas perencanaan
desain bangunan, biaya
konstruksi, PLTA, masalah usia guna waduk.
3. Membahas pola operasi dan
optimalisasi tampungan waduk
4. Metode yang digunakan dalam
studi ini model Algoritma
Genetik.
5. Menggunakan program
Visual-Basic dari MS-Excel 2010.
6. Lepasan waduk diperuntukkan untuk irigasi dan air baku.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam studi ini adalah :
1. Bagaimana analisa debit Inflow pada Waduk Cileuweung?
2. Bagaimana simulasi waduk
sederhana berdasarkan tampungan waduk ?
3. Bagaimana hasil lepasan
berdasarkan Tampungan waduk yang optimal dengan Algoritma Genetik ?
Tujuan dan Manfaat
Manfaat dari studi ini adalah untuk memberikan pedoman lepasan berdasarkan tampungan dari Waduk Cileuweung dalam kondisi yang tertentu, sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimal dan mempunyai maanfaat yang lebih besar.
TINJAUAN PUSTAKA Umum
Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan tanah yang digunakan untuk menampung air saat terjadi kelebihan air / musim
penghujan sehingga air itu dapat
dimanfaatkan pada musim kering,
Pembangunan waduk perlu memperhatikan analisa tentang produksi dan kapasitas.
Simulasi F.J Mock
Metode ini menganggap bahwa hujan yang jatuh pada catchment area
sebagian akan hilang sebagai
evapotranspirasi, sebagian akan langsung menjadi direct run off dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi). memperhitungkan data curah hujan,
evapotranspirasi, dan karakteristik
hidrologi daerah pengaliran sungai. Hasil dari permodelan ini dapat dipercaya jika
ada debit pengamatan sebagai
Aturan Operasi Waduk
Aturan Lepasan Operasi Waduk merupakan pedoman dalam melepaskan jumlah air dari waduk untuk memenuhi
berbagai kebutuhan sesuai dengan
kondisi yang berlaku.
Gambar 1 Lepasan Tergantung Tampungan Sumber: Soetopo W, 2010:14
Parameter yang digunakan dalam penerapan pedoman lepasan operasi waduk berdasarkan tampungan adalah:
1. Tampungan Waduk (%)
Besarnya tampungan waduk
diukur dengan prosentase
tampungan terhadap kapasitas tampungan aktif.
2. Lepasan Kebutuhan (%)
Besarnya pemenuhan tergantung
kondisi tampungan waduk.
apabila kondisi tampungan waduk menurun maka prosentase lepasan sesuai kebutuhan juga menurun. Optimasi dengan Algoritma Genetik (AG)
Algoritma Genetik adalah salah satu metode dari kelompok simulasi untuk optimasi. Prosedur jenis ini cenderung untuk efektif terutama dalam mengekplorasi berbagai bagian-bagian daripada wilayah yang layak (feasible) dan secara gradual bergerak menuju solusi-solusi layak yang terbaik. Model AG berpusat pada struktur daripada kromosom yang mewakili alternatif
solusi. Jadi sebuah kromosom
merupakan sekumpulan alternatif aturan lepasan waduk.
proses pengembangan populasi kromosom dengan cara AG itu terdiri dari pada 3 komponen berikut ini.
1. Reproduksi 2. Crossover
Reproduksi adalah proses seleksi terhadap kromosom yang terdapat pada suatu populasi berdasarkan nilai kinerja dari masing-masing kromosom dan dilanjutkan dengan proses copy ini
merupakan generasi turunan yang
berikutnya. Pada contoh kasus ini, maka
proses seleksi adalah memilih 40
kromosom terbaik.
Crossover adalah persilangan
diantara kromosom-kromosom yang ada pada suatu generasi turunan. Hasil persilangan ini membentuk populasi dari generasi berikutnya.
METODOLOGI PENELITIAN Daerah Studi
Bendungan Kuningan (Waduk Cileuweung) yang terletak pada Dusun Cileuweung Desa Randusari Kecamatan Cibeureum, lebih tepatnya di Sungai Cikaro, anak cabang Sungai Cijangkelok dimana Sungai Cisanggarung sebagai sungai utama. Luas DAS Cileuweung
adalah 23,07 km2. Dengan Panjang
sungai 4,54 km.
Gambar 2 Peta DAS Cileuweung
Sumber : BBWS Cimanuk-Cisanggarung Data-data yang Digunakan
Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan data-data yang mendukung, antara lain: Keterangan : 0 - 5 0 50 - 1 0 0 10 0 - 2 5 0 25 0 - 5 0 0 50 0 - 7 5 0 75 0 - 1 0 00 Ketinggian : S un g a i B ata s De s a W a d u k 0 0. 5 1 Kilo m et er s N E W S
PETA TOP OGRAFI 242000 242000 243000 243000 244000 244000 245000 245000 246000 246000 247000 247000 248000 248000 92 13 00 0 9213 000 92 14 00 0 9214 000 92 15 00 0 9215 000 92 16 00 0 9216 000 92 17 00 0 9217 000 92 18 00 0 9218 000 92 19 00 0 9219 000 92 20 00 0 9220 000 92 21 00 0 9221 000 WADUK CILEUWEUNG CIMA RA KA R A NG KA N C AN A SU K AS AR I TAN JUN GK E R TA KA W UN GS A RI CILEU YA SU K A RAP IH SK A LA : G A M B A R :
DEPAR TEMEN PE KERJA AN UM UM D IREKTOR AT JEN DR AL SU MBER D AYA AIR SATUAN K ERJA BAL AI B ESAR WIL AYAH SU NGAI CIMAN UK – C IS ANGGARU NG
PPK-0 2 : PE REN CAN AAN D AN PR OGR AM
1. Data Eksisting Bendungan 2. Data Klimatologi
3. Data Curah Hujan 4. Data Inflow waduk 5. Data Evaporasi Waduk 6. Data Kebutuhan Irigasi 7. Data Kebutuhan Air Baku Tahapan Penyelesaian
Secara umum tahapan
pembahasan dalam studi ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3 Diagram Alir Pengerjaan Algoritma Genetik
Gambar 4 Diagram Alir Pengerjaan Skripsi
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Inflow Waduk Cileuweung
Inflow pada waduk Cileuweung
ini diperoleh dari menganilsa hujan yang turun pada daerah aliran sungai kemudian ditransformasikan menjadi data debit dengan metode FJ Mock.
Tabel 1 Rekapitulasi Debit Inflow
Sumber: Perhitungan
Model Simulasi Optimasi Algoritma Genetik
Model Algoritma Genetik
berpusat pada kromosom-kromosom
yang mewakili alternatif solusi, alternatif solusi pada studi kali ini yaitu berupa
aturan lepasan waduk berdasarkan
Tampungan Waduk. Dengan fungsi
tujuan memaksimalkan kebutuhan
minimum untuk irigasi dan air baku. Cara kerja Algoritma Genetik pada studi kali
ini dengan mensimulasikan waduk
berdasarkan Tampungan Waduk selama 10 tahun (1999-2008) dengan meninjau pemenuhan kebutuhan minimum (fungsi tujuan).
Dari alternatif solusi (kromosom) tersebut diambil yang terbaik berdasarkan nilai kinerja, jadi untuk melihat alternatif dari beberapa lepasan waduk yang optimal bisa di lihat dari masing –masing fungsi kinerjanya.
Dalam model simulasi Algoritma Genetik ini, fungsi tujuannya adalah untuk memaksimalkan outflow pasokan irigasi dan air baku serta meningkatkan
pemenuhan kebutuhan minimum
tersebut. Mulai Perumusan Parameter Algoritma Genetik Inisialisasi Populasi Crossover (Kawin Silang) Reproduksi Hasil Optimasi Homogen Selesai Tidak Ya Mulai Evaporasi Waduk Karakteristik DAS Kebutuhan Irigasi dan Air Baku Data Karakteristik Waduk Simulasi Operasi Waduk Sederhana Berdasarkan Tampungan Operasi Lepasan Berdasarkan Tampungan dengan Algoritma Genetik Kesimpulan Selesai Rumusan Masalah 1 Rumusan Masalah 2 Rumusan Masalah 3 Data Klimatologi Data Hujan Uji Konsistensi Data Perhitungan Evapotranspirasi Simulasi FJ Mock Analisa Debit Inflow Simulasi Berdasarkan -Tahun Basah -Tahun Kering -Tahun Normal Pola Operasi Pintu 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 3.45 4.68 3.81 1.59 1.07 4.13 0.46 4.07 0.40 0.90 2 7.65 5.80 5.13 5.95 4.95 4.70 1.25 1.25 2.12 0.42 1 11.29 2.86 2.90 1.58 2.96 4.23 0.96 1.36 0.64 2.60 2 11.74 6.59 1.67 1.11 3.96 1.73 0.45 2.06 1.13 2.19 1 12.55 4.68 7.56 3.00 1.49 5.03 3.54 1.64 0.46 0.82 2 8.45 7.03 4.42 1.50 1.04 2.62 2.37 1.49 0.32 0.58 1 6.14 6.76 3.48 3.78 0.85 1.38 4.79 3.60 0.23 0.40 2 8.38 2.75 3.62 2.29 2.97 2.15 2.93 2.65 0.16 0.28 1 5.57 3.59 1.63 2.59 1.79 0.94 1.38 1.13 0.11 0.20 2 5.60 1.71 1.14 1.10 0.83 1.73 0.97 2.56 0.08 1.00 1 6.70 1.20 1.88 0.77 0.58 0.70 0.68 4.36 0.21 1.13 2 4.16 0.84 0.80 0.54 0.41 0.49 2.27 1.42 0.74 1.49 1 3.29 0.59 0.56 0.38 0.29 0.34 0.78 0.99 1.63 0.78 2 3.01 0.41 0.39 0.26 0.20 0.24 0.52 0.70 4.12 1.39 1 1.53 0.29 0.27 0.18 0.14 0.17 0.37 0.49 4.86 1.47 2 1.07 0.20 0.19 0.13 0.10 0.12 0.26 0.34 2.42 1.04 1 0.75 0.14 0.13 0.09 0.07 0.08 0.18 0.24 2.60 0.50 2 0.52 0.10 0.09 0.06 0.05 0.06 0.13 0.17 1.20 0.35 1 1.10 0.07 1.11 0.04 0.03 0.04 0.09 0.12 0.84 0.25 2 2.32 0.46 0.28 0.03 0.02 0.79 0.06 0.08 0.59 0.17 1 4.36 0.81 0.37 0.19 0.46 0.19 0.04 0.06 0.41 0.12 2 2.07 2.68 3.68 1.83 0.11 0.85 0.03 0.04 0.29 0.08 1 4.88 3.32 0.90 3.18 0.20 1.36 0.29 4.30 0.20 0.06 2 10.96 3.30 0.63 2.65 0.93 1.91 2.66 5.35 1.29 0.04 Oktober November Desember Bulan Periode Januari Februari Maret April Mei Debit (m/dtk) Juni Juli Agustus September
No. 1 2 3 4 5 - 120 Kinerja 34.96 34.57 33.95 33.53 32.28 35.54 Tampungan Waduk [%] 1 2 3 4 5 - 120 0.00 6.86 6.44 6.26 5.68 8.46 - 10.33 5.00 12.05 13.93 13.36 10.66 16.33 - 20.69 10.00 19.64 18.36 18.18 14.19 23.99 - 25.77 15.00 27.04 24.52 24.87 21.74 32.28 - 35.54 20.00 34.96 34.57 33.95 33.53 34.08 - 35.79 25.00 35.24 34.78 34.78 34.57 35.70 - 36.57 30.00 36.41 36.84 39.87 35.16 41.00 - 39.93 35.00 38.98 38.40 41.47 37.29 44.45 - 40.09 40.00 39.77 40.77 43.11 38.14 44.73 - 41.11 45.00 46.72 47.73 45.50 45.68 51.59 - 44.16 50.00 48.52 49.50 47.70 47.51 55.77 - 50.51 55.00 52.31 51.24 49.58 49.44 58.34 - 59.91 60.00 56.25 55.36 50.40 52.65 63.33 - 69.63 65.00 61.06 60.97 57.69 61.35 66.15 - 70.19 70.00 66.43 67.12 63.22 67.19 69.60 - 71.40 75.00 69.05 71.91 65.67 71.37 71.71 - 79.75 80.00 74.56 74.91 71.53 75.45 75.08 - 83.16 85.00 82.10 81.29 80.83 80.97 84.53 - 85.11 90.00 89.70 88.97 87.29 90.38 91.72 - 94.17 95.00 97.40 92.69 92.42 96.33 96.14 - 98.29 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 - 100.00 Lepasan Waduk [% ]
Tabel 2Contoh Alternatif Aturan Lepasan Pada Optimasi Algortima Genetik
Sumber: Perhitungan Reproduksi
Reproduksi adalah proses seleksi terhadap kromosom yang terdapat pada suatu populasi berdasarkan nilai kinerja dari setiap kromosom. Dalam penentuan nilai kinerja (ranking), semakin besar nilai fungsi tujuan maka semakin baik kinerja dari alternatif lepasan tersebut
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa setiap satu deret alternatif lepasan waduk memiliki nilai kinerja yang ditunjukan lewat angka decimal. Kemudian dilanjutkan dengan proses
copy, proses copy atau proses pemilihan
generasi terbaik ini akan menjadi generasi turunan yang berikutnya
Tabel 3 Contoh 120 Kromosom Beserta Fungsi Kinerja Algoritma Genetik
Dari 120 masing-masing alternatif lepasan waduk tersebut pada satu generasi populasi, Berdasarkan fungsi kinerja tersebut akan diseleksi menjadi 16 alternatif lepasan waduk (kromosom) terpilih yang memiliki kinerja terbaik pada suatu populasi
Tabel 4 Contoh Kromosom Hasil Seleksi
Sumber: Perhitungan
Crossover
Crossover adalah persilangan
antara alternatif lepasan waduk
(kromosom) yang ada pada suatu
generasi turunan. Crossover merupakan bagian dari proses reproduksi, yakni persilangan antara satu alternatif lepasan dengan alternatif lepasan yang lain. Hasil persilangan ini membentuk populasi dari generasi berikutnya (dalam studi ini
sebanyak 120 alternatif lepasan
wadukyang baru).
Contoh perhitungan variabel/gen baru hasil persilangan antara dua variabel
dari kedua kromosom generasi
turunan(aturan lepasan berdasarkan
kondisi tampungan 0%-100%),
memberikan variabel baru sebagai
berikut: Vi = V1i . U [0,1] + V2i . (1-U [0,1]) Vi = 9,09 . 0,8280 + 8,95 . (1-0,8280) Vi = 8,89 Populasi (Sekumpulan Alternatif Aturan Lepasan Waduk Berdasarkan Tampungan Kromosom (Alternatif Solusi /Alternatif Aturan Lepasan waduk/Variabel Keputusan) Gen/Variabel (Satu Aturan Lepasan, Berdasarkan Kondisi Tampungan Tertentu Tampungan Waduk [%] 1 2 3 4 5 - 16 0.00 8.71 9.70 8.01 8.08 8.69 - 9.35 5.00 14.22 15.81 13.97 15.26 11.55 - 18.36 10.00 23.44 25.84 24.31 21.28 16.38 - 25.21 15.00 35.33 34.72 31.60 30.77 26.43 - 32.38 20.00 38.01 37.57 37.56 37.44 37.40 - 36.61 25.00 39.98 39.50 39.95 38.37 38.65 - 37.38 30.00 40.01 39.96 40.82 39.16 38.68 - 38.61 35.00 42.26 42.04 42.87 40.94 40.63 - 38.88 40.00 43.65 43.41 44.64 43.92 42.59 - 40.69 45.00 44.66 45.10 46.75 44.32 45.40 - 42.20 50.00 48.48 46.56 49.90 48.26 47.85 - 45.66 55.00 51.20 47.56 50.96 50.30 49.30 - 48.76 60.00 54.61 51.63 52.29 51.23 52.65 - 58.30 65.00 59.29 53.87 58.26 55.41 56.59 - 60.47 70.00 61.07 64.16 63.07 58.44 58.69 - 60.71 75.00 64.85 65.73 66.55 62.05 64.51 - 70.92 80.00 67.02 69.17 68.67 69.39 69.06 - 77.43 85.00 75.83 77.66 77.26 77.59 73.87 - 81.59 90.00 81.84 80.49 78.52 82.90 84.82 - 83.98 95.00 89.68 89.29 88.69 90.78 91.28 - 93.32 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 - 100.00 Lepasan Waduk [%] Fungsi Kinerja No. 1 2 3 4 5 - 16 Posisi 88 90 21 50 61 - 84 Kinerja 38.01 37.57 37.56 37.44 37.40 - 36.61 Tampungan Waduk [%] 1 2 3 4 5 - 16 0.00 8.71 9.70 8.01 8.08 8.69 - 9.35 5.00 14.22 15.81 13.97 15.26 11.55 - 18.36 10.00 23.44 25.84 24.31 21.28 16.38 - 25.21 15.00 35.33 34.72 31.60 30.77 26.43 - 32.38 20.00 38.01 37.57 37.56 37.44 37.40 - 36.61 25.00 39.98 39.50 39.95 38.37 38.65 - 37.38 30.00 40.01 39.96 40.82 39.16 38.68 - 38.61 35.00 42.26 42.04 42.87 40.94 40.63 - 38.88 40.00 43.65 43.41 44.64 43.92 42.59 - 40.69 45.00 44.66 45.10 46.75 44.32 45.40 - 42.20 50.00 48.48 46.56 49.90 48.26 47.85 - 45.66 55.00 51.20 47.56 50.96 50.30 49.30 - 48.76 60.00 54.61 51.63 52.29 51.23 52.65 - 58.30 65.00 59.29 53.87 58.26 55.41 56.59 - 60.47 70.00 61.07 64.16 63.07 58.44 58.69 - 60.71 75.00 64.85 65.73 66.55 62.05 64.51 - 70.92 80.00 67.02 69.17 68.67 69.39 69.06 - 77.43 85.00 75.83 77.66 77.26 77.59 73.87 - 81.59 90.00 81.84 80.49 78.52 82.90 84.82 - 83.98 95.00 89.68 89.29 88.69 90.78 91.28 - 93.32 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 - 100.00 Lepasan Waduk [%] Sumber: Perhitungan
Tabel 5 Perhitungan Crossover
Sumber: Perhitungan HASIL OPTIMASI
Berdasarkan hasil fungsi tujuan dan alternatif aturan lepasan waduk yang
sudah homogen(seragam) maka
ditetapkan aturan lepasan pada waduk
Cileuweung berdasarkan Tampungan
Waduk yang dianggap paling optimal dengan menggunakan metode Algoritma Genetik selama 10 tahun adalah
Tabel 6 Pedoman Lepasan Hasil Optimasi Metode Algoritma Genetik
Sumber : Perhitungan
Pedoman Lepasan Berdasarkan Skenario Pola Debit
Perhitungan pedoman lepasan
berdasarkan skenario pola debit
digunakan untuk mengetahui pedoman lepasan berdasarkan tampungan untuk Waduk Cileuweung berdasarkan tipikal tahun atau skenario pola debit inflow, dalam perhitungan ini keandalan debit yang digunakan adalah 97,3% (tahun
kering), 75,34% (tahun rendah),
keandalan 80%, 50,7% (tahun normal) dan 26,02% (tahun cukup). Kemudian dari masing-masing keandalan debit tersebut akan dicari alternatif lepasan debit yang paling optimal dengan algoritma genetik.
Tabel 7 Perhitungan Debit Inflow Sesuai Keandalan Berdasarkan Kondisi Debit
Sumber : Perhitungan
Pedoman Lepasan Skenario Tahun Cukup
Tabel 8 Pedoman Lepasan Berdasarkan Tampungan Pada Tahun Cukup (26,02%)
Sumber : Perhitungan
Kromosom Kromosom Bilangan Kromosom
1 2 Acak Gabung 9.09 8.95 0.8280 8.89 15.64 13.83 0.8809 17.78 22.01 23.37 0.1740 24.03 27.19 33.22 0.8622 32.66 36.45 38.60 0.2802 38.37 40.83 39.96 0.7580 44.64 49.80 48.48 0.0535 48.23 54.20 51.28 0.1243 56.42 58.78 58.77 0.3291 59.30 65.10 67.19 0.8978 65.60 69.91 68.96 0.1010 72.02 74.46 76.28 0.1861 74.01 76.86 78.04 0.7855 80.55 77.45 79.42 0.1319 82.77 78.49 82.34 0.5148 83.99 78.74 83.82 0.3482 85.88 87.34 84.54 0.3243 86.89 89.36 84.63 0.0982 90.11 92.56 92.46 0.6162 90.38 97.54 93.92 0.9703 95.20 100.00 100.00 0.6511 100.00 V1i V2i U Vi Tampungan Lepasan [%] [%] 0.00 10.91 5.00 21.44 10.00 31.80 15.00 44.57 20.00 45.41 25.00 46.80 30.00 47.27 35.00 48.12 40.00 49.53 45.00 50.39 50.00 52.52 55.00 54.05 60.00 55.54 65.00 58.61 70.00 60.89 75.00 63.66 80.00 65.89 85.00 71.84 90.00 78.57 95.00 88.39 100.00 100.00
No. Tahun Rata-rata Debit Tahun Rata-rata Debit Terturut Probabilitas % Tipikal Tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 1 1999 5.315 1999 5.315 2 2000 2.535 2000 2.535 3 2001 1.944 2001 1.944 26.02 Cukup 4 2002 1.451 2006 1.686 5 2003 1.062 2004 1.499 6 2004 1.499 2002 1.451 50.68 Normal 7 2005 1.143 2005 1.143 8 2006 1.686 2007 1.128 75.34 Rendah 9 2007 1.128 2003 1.062 80 Andalan 10 2008 0.760 2008 0.760 97.3 Kering Tampungan Lepasan [%] [%] 0.00 6.43 5.00 14.19 10.00 22.63 15.00 28.69 20.00 36.45 25.00 41.67 30.00 47.62 35.00 54.24 40.00 58.91 45.00 62.75 50.00 67.31 55.00 75.96 60.00 81.31 65.00 89.22 70.00 92.29 75.00 93.20 80.00 94.82 85.00 96.79 90.00 97.68 95.00 98.19 100.00 100.00
Tabel 9 Pedoman Lepasan Berdasarkan
Tampungan Pada Tahun Normal
(50,68%)
Sumber : Perhitungan
Tabel 10 Pedoman Lepasan Berdasarkan Tampungan Pada Tahun Tahun Rendah (75,34%)
Sumber : Perhitungan
Tabel 11 Pedoman Lepasan Berdasarkan Tampungan Pada Tahun Tahun Tahun Kering (97,3%)
Sumber : Perhitungan
Tabel 11 Pedoman Lepasan Berdasarkan
Tampungan Pada Tahun dengan
keandalan 80,00%
Sumber : Perhitungan
Gambar 5 Grafik Perbandingan Aturan Lepasan Berdasarkan Keandalan Debit Sumber: perhitungan Tampungan Lepasan [%] [%] 0.00 3.49 5.00 11.77 10.00 14.07 15.00 16.39 20.00 17.76 25.00 22.08 30.00 29.37 35.00 33.34 40.00 39.63 45.00 43.38 50.00 49.21 55.00 54.99 60.00 60.08 65.00 66.53 70.00 72.92 75.00 74.29 80.00 80.45 85.00 87.27 90.00 89.92 95.00 96.08 100.00 100.00 Tampungan Lepasan [%] [%] 0.00 6.07 5.00 9.92 10.00 16.46 15.00 19.12 20.00 27.34 25.00 35.84 30.00 37.05 35.00 45.74 40.00 49.36 45.00 53.75 50.00 60.05 55.00 63.53 60.00 66.32 65.00 66.55 70.00 74.80 75.00 81.92 80.00 89.39 85.00 91.90 90.00 94.36 95.00 96.28 100.00 100.00 Tampungan Lepasan [%] [%] 0.00 5.21 5.00 8.17 10.00 12.85 15.00 19.36 20.00 26.57 25.00 32.21 30.00 38.75 35.00 44.66 40.00 51.78 45.00 58.43 50.00 63.34 55.00 68.41 60.00 74.81 65.00 81.85 70.00 88.28 75.00 92.80 80.00 93.55 85.00 94.51 90.00 95.51 95.00 99.06 100.00 100.00 Tampungan Lepasan [%] [%] 0.00 2.96 5.00 3.38 10.00 4.58 15.00 11.00 20.00 12.26 25.00 15.73 30.00 23.44 35.00 31.99 40.00 39.94 45.00 44.19 50.00 52.65 55.00 55.75 60.00 60.67 65.00 68.00 70.00 73.38 75.00 74.50 80.00 78.36 85.00 86.46 90.00 90.49 95.00 96.87 100.00 100.00
Perbandingan Simulasi Waduk Series 10 Tahun
Setelah memperoleh hasil lepasan yang optimal dengan metdode Algoritma
Genetik, maka simulasi waduk
berdasarkan tampungan menggunakan pedoman lepasan akan dibandingkan dengan simulasi waduk sederhana. Dalam perbandingan ini ada tiga hal yang menjadi prioritas pembandingnya, yaitu Tampungan pada waduk, presentase
pemenuhan kebutuhan air, jumlah
pasokan outflow yang dikeluarkan waduk serta jumlah spilout.
Tabel 12 Perbandingan simulasi waduk sederhana dengan menggunakan
Sumber : Perhitungan
Berdasarkan Skenario Pola Debit Setelah memperoleh hasil lepasan yang optimal dengan metdode Algoritma
Genetik, maka simulasi waduk
berdasarkan tampungan menggunakan pedoman lepasan akan dibandingkan dengan simulasi waduk sederhana. Dalam perbandingan sesuai skenario pola debit ini akan dibandingkan sesuai dengan tahun keandalan masing masing.
Tabel 13 Perbandingan pola operasi Pada Tahun Cukup (26,02%)
Tabel 14 Perbandingan pola operasi Pada Tahun Normal (50,68%)
Sumber : Perhitungan
Tabel 15 Perbandingan pola operasi Pada Tahun Rendah (75,34%)
Sumber : Perhitungan
Tabel 16 Perbandingan pola operasi Pada keandalan (80,00%)
Sumber : Perhitungan
Tabel 17 Perbandingan pola operasi Pada Tahun Kering (97,3%)
prog. manual prog. manual
minimum 1.07 0.00 44.57 0.00
rata rata 1.84 1.92 63.83 67.58
jumlah 441.83 461.65 [-] [-]
prog. manual prog. manual
minimum 2.55 0.00
rata rata 17.01 6.50
jumlah [-] [-]
Tampungan [juta m3] Periode Gagal
0 101
OUTFLOW [juta m3] Kebutuhan [% ]
prog. manual prog. manual minimum 0.88 0.33 36.45 10.39
rata rata 2.22 2.59 77.31 89.36 jumlah 53.16 62.12 [-] [-]
prog. manual prog. manual minimum 0.00 0.00 5.88 0.00
rata rata 1.06 0.91 18.32 14.83 jumlah 25.54 21.88 [-] [-]
Spilout [juta m3] Tampungan [juta m3] OUTFLOW [juta m3] Kebutuhan [% ]
Sumber: Perhitungan
prog. manual prog. manual minimum 0.63 0.00 25.77 0.00
rata rata 2.02 2.54 71.28 86.54 jumlah 48.57 60.84 [-] [-]
prog. manual prog. manual minimum 0.00 0.00 6.09 0.00
rata rata 0.42 0.27 18.18 14.45 jumlah 10.12 6.57 [-] [-]
Spilout [juta m3] Tampungan [juta m3] OUTFLOW [juta m3] Kebutuhan [% ]
prog. manual prog. manual minimum 1.49 0.22 49.36 6.98
rata rata 2.05 2.48 72.21 85.30 jumlah 49.15 59.51 [-] [-]
prog. manual prog. manual minimum 0.00 0.00 10.56 0.00
rata rata 0.00 0.00 17.39 8.16 jumlah 0.00 0.00 [-] [-]
Spilout [juta m3] Tampungan [juta m3] OUTFLOW [juta m3] Kebutuhan [% ]
prog. manual prog. manual minimum 1.40 0.00 47.13 0.00
rata rata 2.04 2.09 71.89 71.41 jumlah 48.89 50.05 [-] [-]
prog. manual prog. manual minimum 0.00 0.00 11.91 0.00
rata rata 0.00 0.27 18.53 12.76 jumlah 0.00 6.40 [-] [-]
OUTFLOW [juta m3] Kebutuhan [% ]
Spilout [juta m3] Tampungan [juta m3]
prog. manual prog. manual minimum 0.61 0.01 19.36 0.37
rata rata 1.81 1.97 64.06 68.27 jumlah 43.37 47.39 [-] [-]
prog. manual prog. manual minimum 0.00 0.00 4.26 0.00
rata rata 0.00 0.00 13.88 9.26 jumlah 0.00 0.00 [-] [-]
OUTFLOW [juta m3] Kebutuhan [% ]
Spilout [juta m3] Tampungan [juta m3]
Dari hasil perbandingan susai pola skenario pola debit diatas bisa dilihat untuk simulasi manualnya tanpa menggunakan aturan lepasan jadi debit yang masuk dan selama masih ada
tampungan akan dilepaskan sesuai
dengan kebutuhan maka dari itu terdapat
tahun kegagalan waduk bilamana
tampungannya kosong dan tidak dapat mencukupi kebutuhan.
Pola Operasi Pintu Bangunan
Pengambilan
Dalam penentuan pola operasi pintu pada studi ini, pola operasi pintu yang dimaksud adalah “pintu pengatur air” yang ada pada hilir waduk setelah intake (pipa). Elevasi intake waduk adalah + 98,0 kemudian air mengalir melewati pipa tersebut hingga ujung pipa pada elevasi + 88,7. Sedangkan pintu pengatur airnya terletak sejajar dengan elevasi pipa intake tersebut.
Pada perhitungan tinggi bukaan pintu bangunan pengambilan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika di anggap cukup maka operasi hanya dilakukan pada satu pintu saja
2. Tinggi bukaan pintu maksimal adalah 1,5 m
Tabel 18 Perhitungan Kapasitas pintu
Sumber : Perhitungan Kesimpulan
kesimpulan tentang simulasi
lepasan waduk menggunakan program Algoritma Genetik sebagai berikut : 1. Debit inflow pada Waduk Cileuweung
menggunakan analisa dengan metode
F.J Mock dari tahun 1999-2008. Dalam simulasi tiap tahun dibagi menjadi dua periode disetiap bulanya. dimana hasil bangkitan debit akan dikalibrasi dengan data hujan hasil pengukuran di lapangan. Jika debit hasil bangkitan mempunyai trend yang serupa dengan data hujan hasil pengukuran. Maka dapat di simpulkan debit bangkitan bisa diterima dan
dapat digunakan untuk simulasi
selanjutnya.
2. Dari simulasi operasi waduk secara sederhana dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
Dari 240 periode operasi telah
terjadi 24 periode limpahan
dengan total volume limpahan 127,49 Juta m3.
Dari perhitungan simulasi waduk Cileuweung selama 10 tahun, mulai dari 1999-2008 didapatkan rata-rata pemenuhan kebutuhan air baku dan Irigasi Cileuweung seluas 1000 ha yaitu 67,34 % dan minimum pemenuhan sebesar 0 %. Artinya dalam simulasi waduk ini terdapat kegagalan waduk dalam memenuhi kebutuhan irigasi dan air baku.
Jumlah total outflow mencapai
461,65 juta m3dengan rata-rata 1,92
juta m3.
Dari segi volume tampungan waduk Cileuweung sendiri berada dalam kondisi minimum yakni kosong sebanyak 101 periode dari total 240
periode di sepanjang tahun.
Sedangkan utuk rata-rata volume
waduk adalah 6,5 juta m3.
3. Dari hasil optimasi dengan
Algoritma Genetik dapat
dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
outflow waduk pada kondisi simulasi
sederhada minimum pemenuhanya
adalah 0 juta m3 sedangkan jika
dilakukan optimasi dengan algoritma
genetik jumlah pemenuhan
minimumnya sanggup dipenuhi oleh
waduk sampai dengan 1,07 juta m3.
Elevasi Tinggi
muka Muka air 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5 air di hulu [m] [m] 1 88.7 0 0 0 0 0 0 0 0 2 88.9 0.1 0.560 0.560 0.560 0.560 0.560 0.560 0.560 3 89.1 0.3 0.970 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 4 89.3 0.5 1.253 2.088 2.923 2.923 2.923 2.923 2.923 5 89.5 0.7 1.482 2.471 3.459 4.447 4.447 4.447 4.447 6 89.7 0.9 1.681 2.801 3.922 5.043 6.163 6.163 6.163 7 89.9 1.1 1.858 3.097 4.336 5.575 6.814 8.052 9.291 8 90.1 1.3 2.020 3.367 4.714 6.060 7.407 8.754 10.101 9 90.2 1.5 2.170 3.617 5.063 6.510 7.957 9.403 10.850
Tinggi Bukaan Pintu Debit [m³/dt] No
Pada presentase pemenuhan kebutuhan waduk jika dilakukan simulasi waduk sederhana makan jumlah minimum yang dapat dipenuhi adalah 0%, sedangkan untuk optimasi
menggunakan algoritma genetik
minimum pemenuhanya dalah 44,57% dari total kebutuhanya.
Untuk tampungan waduk, jumlah
tampungan akhir menggukanan
Algoritma genetik selalu ada dengan minimum kondisi tampungan terisi 2,55 juta m3 dengan rata-rata kondisi tampungan sepanjang 10 tahun adalah
17,01 juta m3. Sedangkan untuk
simulasi sederhada kondisi tampungan sering terjadi kekosongan, dengan rata-rata volume tampungan waduk adalah 6,5 juta m3.
Jadi terdapat peningkatan kinerja
waduk terhadap pemenuhan
kebutuhan minimum dari total
kebutuhan yang direncanakan. Karena
adanya peningkatan pemenuhan
kebutuhan maka waduk dianggap menjadi lebih optimal fungsinya Saran
1. Pada proses Inisialisasi,
sebaiknya populasi awal dan iterasi diperbanyak sehingga akan menghasilkan solusi yang lebih baik lagi yang mempunyai nilai kinerja lebih baik pula. 2. Kalibrasi hasil bangkitan FJ Mock
lebih baik menggunakan debit pencatatan. Dalam studi ini proses kalibrasi hasil bangkitan FJ Mock dengan data hujan, hal tersebut dilakukan karena
keterbatasan data pencatatan
debit.
3. Dilakukan perbandingan operasi
waduk antara menggunakan
algoritma genetik dengan operasi waduk secara sederhana namun tetap mrnggunakan aturan operasi yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Azmeri, K. 2015. Pemodelan Trade-Off
Pengoperasian Waduk Kaskade Menggunakan Algoritma enetika.
http://www.perpustakaandigitalITB.co.id (diakses 21 Desember 2015) Arie, B. 2015. Ide Dasar Algoritma
Genetika.
http://informatika.blogspot.com (diakses 9 maret 2015)
Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi.
Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Limantara, L. M. 2007. Optimasi
Distribusi Air Irigasi dengan
Program Dinamik. Malang:
Asrori
Limantara, L. M. 2010. Hidrologi
Praktis, Bandung: Lubuk Agung
McMahon, T.A., and Russel, G.M. 1978. Reservoir Capacity And
Yield. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company.
Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1987.
Hidrologi Untuk Pengairan.
Jakarta : Pradnya Paramita
Soetopo, W. 2012. Model-model
Simulasi Stokastik untuk Sistem Sumberdaya Air. Malang: Asrori.
Soetopo, W. 2010. Operasi Waduk
Tunggal. Malang: Citra Malang.
Soemarto, C.D., 1995, Hidrologi
Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data Jilid 2. Bandung : NOVA
Sujdarwadi. 1988. Operasi Waduk.
Yogyakarta: KMTS Universitas Gajah Mada.