• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI DAN TABUNGAN MAHASISWA STIE GALILEO DI KOTA BATAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI DAN TABUNGAN MAHASISWA STIE GALILEO DI KOTA BATAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU

KONSUMSI DAN TABUNGAN MAHASISWA STIE GALILEO DI KOTA

BATAM

Putu Rani Susanthi1), Hazriyanto2), Indra Firdiyansyah3) Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo1,2

email: puturanisusanthi@gmail.com1, hazriyanto@gmail.com2, indrafirdiyan@gmail.com3

ABSTRAK

Penelitian ini memberikan fokus pada pendapatan, konsumsi, dan tabungan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sampel 74 mahasiswa STIE Galileo di kota Batam. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pendapatan terhadap perilaku konsumsi dan tabungan mahasiswa di Kota Batam. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, selanjutnya di olah dengan SEM SmartPLS. Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel. Hasil uji menunjukan bahwa konsumsi terhadap tabungan negatif tidak signifikan. Pendapatan terhadap konsumsi dan tabungan berpengaruh positif signifikan. Untuk itu Mahasiswa/i STIE Galileo perlu memberi perhatian terhadap pendapatan, konsumsi, dan tabungan. Untuk penelitian yang akan datang perlu mempertimbangkan varibel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, Investasi. Selain itu, peneliti yang akan datang dapat meninjau kembali dari sektor industri yang berbeda.

Keywords: Pendapatan; Konsumsi; Tabungan

PENDAHULUAN

Dalam sebuah perekonomian, konsumsi rumah tangga adalah faktor yang penting dalam pembelanjaan agregat. Pada dasarnya, kebanyakan orang beranggapan bahwa konsumsi dan pengeluaran adalah faktor utama yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun anggapan tersbut sebenarnya kurang tepat, karena yang lebih berperan dalam pertumbuhan ekonomi sebenarnya saving dan produksi. Kegiatan konsumsi meliputi pengeluaran rumah tangga untuk membeli kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, pakaian, transportasi, elektronik, pendidikan, hiburan, dan komunikasi. Kegiatan konsumsi ini akan menambah tagihan kartu kredit dan beban pembayaran. Namun apabila melakukan penghematan uang dengan cara menyimpannya dan menggunakan sebagai suatu usaha atau bisnis. Dengan usaha atau bisnis yang dijalankan, secara otomatis masyarakat telah melakukan kegiatan produksi selain hanya melakukan konsumsi. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk menumbuhkan jiwa enterpreneur pada masayarakat khususnya anak muda di Indonesia

Karakteristik mahasiswa di Kota Batam sangat berbeda dengan mahasiwa di daerah lain di Indonesia. Mahasiswa di Kota Batam adalah mahasiswa yang bekerja dikarenaka ada tuntutan bagi mereka lulusan SMA/SMK dan sederajat setelah lulus adalah bekerja. Hal ini di dukung oleh kondisi Kota Batam sebagai kota industri yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi dalam usia produktif. Ada budaya malu yang terbetuk dari lulusan SMA/SMK sederajat apabila lulus sekolah tidak bekerja. Untuk itu peneliti melihat bahwa mahasiswa di Batam adalah pekerja yang mampu membiayai kebutuhan biaya kuliahnya sendiri termasuk mahasiswa di lingkungan STIE Galileo.

STIE Galielo sebagai salah satu perguruan tinggi yang berada di Kota Batam yanga memiliki program studi akuntansi dan manajemen. Mahasiswa adalah peserta didik yang telah

(2)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500

terdaftar di STIE Galileo. Mahasiswa disini diperlakukan sama dengan masyarakat atau rumah tangga yang melakukan kegiatan ekonomi termasuk konsumsi dan tabungan. Namun total konsumsi setiap individu berbeda-beda satu sama lain tergantung dengan tingkat pendapatan yang dihasilkan. Secara umum, mahasiswa digolongkan kelompok anak muda pada masyarakat yang 3-5 tahun ke depan akan menjadi bagian pada masyarakat. Hal ini berbeda pada mahasiswa di Kota Batam khusunya di STIE Galileo karena sejak mendaftar mereka adalah bagian dari masyarakat karena mereka sudah bekerja dan mampu membiayai kuliahnya sendiri. Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya. Total konsumsi dipengaruhi oleh perilaku konsumsi konsumen dalam jangka panjang. Perilaku konsumen ini dijadikan dasar dalam mencari pola konsumsi saat ini. Total konsumsi mahasiswa saat ini layak untuk diteliti untuk menjadikan tolak ukur pola konsumsi masyarakat pada akhirnya.

Mahasiswa STIE Galileo tergolong dalam angkatan kerja karena mereka adalah pekerja sambil bersekolah. Mahasiswa disini bekerja secara penuh dan menerima gaji atau penghasilan permanen sendiri. Mahasiswa yang ada di STIE Galileo sebagian besar adalah perantauan yang berasal dari luar kota yang datang ke Kota Batam dengan tujuan mencari kerja sehingga sebagian dari mereka tinggal di kos atau rumah sewa. Sehingga bagi mahasiswa konsumsi utama mereka bukan hanya makanan dan minuman tetapi juga biaya kos dan biaya kuliah. Selain itu pengeluaran mahasiswa yang penting juga adalah biaya transportasi dan komunikasi, sedangkan kebutuhan lainnya bagi mereka adalah kebutuhan tambahan.

Total konsumsi mahasiswa dipengaruhi oleh anggaran mereka setiap bulan. Anggaran ini diperoleh dari gaji dari tempat mereka bekerja. Seperti halnya rumah tangga, tinkat kesejahteraan mahasiswa diukur dari proporsi konsumsi makanan dan non makanan. Semakin tinggi proporsi konsumsi non makanan maka mahsiswa tersebut semakin sejahtera. Ketika pendapatan meningkat dan sebagian gaji digunakan untuk konsumsi non makanana maka tingkat kesejahteraan mahasiswa dapat dikatakan membaik. Dengan demikian penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pola konsumsi makanan dan non makanan untuk mahasiswa sehingga dapat diketahui tingkat kesejahteraan mahasiswa.

Rumusan masalah:

1. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi mahasiwa STIE Galileo di Kota Batam?

2. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap tabungan mahasiswa STIE Galileo di Kota Batam?

3. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap pola perilaku konsumsi dan tabungan mahasiswa STIE Galileo di Kota Batam?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap perilaku konsumsi dan tabungan mahasiswa di Kota Batam.

KAJIAN LITERATUR

Jika dijabarkan dalam penjelasan ekonomi makro, maka konsumsi dapat diarttikan sebagai variabel makro ekonomi yang dilambangkan dengan lambang “C” yaitu consumption. Consumption disini dikategorikan ke dalam klasifikasi konsumen rumah tangga, yaitu pembelanjaan barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau melakukan pembelian berdasarkan pendapatan yang dimiliki atau diperoleh. Kegiatan konsumsi yang tidak

(3)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500

menghabiskan seluruh pendapatannya, maka sisa uang yang dimiliki disebut sebagai tabungan yang dilambangkan dengan huruf “S” atau saving.

Keynes memiliki teori konsumsi absolut yang disebut sebagai Teori Konsumsi Keynes (absolut income Keynes). Keynes berpendapat bahwa besarnya konsumsi rumah tangga, tergantung dari pendapatan yang dihasilkan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dan pendapatan disebut sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC). MPC ini digunakan untuk mengukur bahwa semakin bear pendapatan yang dimiliki, maka tingkat konsumsi rumah tangga juga tinggi, dan begitu pula sebaliknya.

Teori Konsumsi Modigliani beranggapan bahwa besarnya konsumsi, tidak harus tergantung berdasarkan dari pendapatan. Karena pada dasarnya pendapatan itu sendiri sangat bervariasi, yaitu ketika seseorang dapat tetap mengatur pendapatnya dari tabungan ketika pendapatan sedang rendah, tinggi, maupun tidak ada pendapatan misal karena pensiun yang telah dibayar dimuka, dan lain sebagainya. Teori konsumsi Modigliani disebut sebagai Hipotesis Daur Hidup (Life Cycle Hypothesis). Teori ini menjelaskan bahwa besarnya konsumsi tidak hanya bergantung pada besarnya pendapatan, namun juga berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki, dimana kekayaan ini dapat dihasilkan melalui tabungan, investasi, penyisihan pendapata, warisan dan sebagainya.

Menurut Gossen, terdapat dua asumsi yang mendasari seseorang untuk melakukan konsumsi, yaitu konsumsi vertikal dan konsumsi horizontal. Pada asumsi ini, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan. Asumsi konsumsi vertikal adalah ketika seseorang memprioritaskan pemenuhan suatu kebutuhan pada level tertinggi sehingga ketika hal itu tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan yang tinggi pula. Hal ini berakibat kurangnya perhatian pada kebutuhan yang lain sehingga kebutuhan yang lain akan dinggap tingkat kepuasannya rendah. Teori konsumsi menurut Fisher adalah pertimbangan yang dilakukan seseorang untuk melakukan konsumsi berdasarkan kondisi pada saat ini dan kondisi pada saat yang akan datang. Dimana kedua kondisi ini akan menentukan jumlah berapa banyak pendapatn yang akan ditabung, serta berapa banyak pendapatan yang akan dikeluarkan atau dihabiskan untuk keperluan konsumsi.

Menurut Muhamad Abdul Halim (2012:47), mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu periode tertentu. Menurut Tobing (2015:5), bahwa pola konsumsi merupakan gambaran alokasi dan komposisi atau suatu bentuk konsumsi yang berlaku secara umum. Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan pemenuhan kebutuhan saat ini untuk eningkatkan kesejahteraan. Pola konsumsi merupakan suatu susnan akan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumi dan tergantung berdasarkan pendapatan dalam janka waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya konsumsi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh:

1. Pendapatan

2. Perkiraan harag di masa mendatang 3. Harga barang yang bersangkutan 4. Barang substitusi

5. Iklan

6. Ketersediaan barang dan jasa 7. Selera

(4)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500 9. Jumlah keluarga

10. Lingkungan sosial budaya

Pendapatan rumah tangga menentukan tngkat konsumsi seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi (Sadono Sukirno, 2011:108). Reksoprayitno mendefiniskan bahwa pendapatan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu (Mahyu Danil, 2013:37). Menurut Sadono Sukirno (2011;109) ciri hubungan antara pengeluaran konsumsi dan pendapatan disposibel yaitu:

1) Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan, apabila rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan disposibel adalah nol, maka rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk biaya pengeluaran konsumsinya.

2) Kenaikkan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Sisa pertambahan pendapatan tersebut ditabung.

3) Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatannya.

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apa pun. Apabila pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposibel (Sadono Sukirno, 1999: 49-51. Pendapatan mengacu kepada aliran upah, pembayaran bunga, keuntungan saham, dan lain-lain mengenai pertambahan nilai selama periode waktu tertentu. Jumlah dari seluruh pendapatan adalah pendapatan nasional (Samuelson dan Nordhaus, 2003:264)

Menurut Keynes besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya suku bungan tetapi tergantung kepada besar kecilnya pendapatan rumah tangga (Sukirno, 2016:80). Keynes tidak yakin bahwa jumlah yang dilakukan para pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga. Tetapi terdapat faktor lainnya, seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangannya di masa depan, dan luasnya perkembangan teknologi yang berlaku (Sukirno, 2016:80-81). Sadono Sukirno (2004: 119-121) menjelaskan ada faktor- faktor lain yang menentukan tabungan selain dari pandangan Keynes dan Klasik diatas antara lain:

a) Kekayaan yang telah terkumpul b) Sikap berhemat

c) Keadaan perekonomian d) Distribusi pendapatan

e) Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi

Soekartawi menjelaskan bahwa pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan. Bahkan seringkali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan, beras yang dikonsumsi adalah beras dengan kualitas kurang baik, akan tetapi setelah adanya penambahan pendapatan maka kualitas beras yang dikonsumsi menjadi lebih baik (Mahyu Danil, 2013:37).

(5)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500

Aris Triyono dan Said Afriaris (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Pendapatan dan Gaya Hidup Terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa Semester VI Tahun Akademik 2018-2019 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indragiri (STIE-I) Rengat”. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumtif pada Mahasiswa. Jenis penelititan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jumlah opulasi sebanyak 379 dengan teknik pengmabilan sampel randon sampling diambil sebanyak 114 responden. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan analisis (R2), sebesar 0,781 yang artinya 78% perilaku konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan dan gaya hidup. Sedangan sisanya 22% dipenagruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Sutriati, Sri Kartikowati, RM Riadi (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendapatan dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumstif Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Social FKIP Universitas Riau”. Adapaun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Angkatan 2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Jenis penelitian ini adalah dsekriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 220 responden. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel randon sampling, diambil sampel sebanyak 126 responden. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis R. pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikan parsial dan uji signifikan simultan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa nilai koefisien determinasi ® sebesar 54,2% yang artinya 54,2% perilaku konsumtif dipengaruhi oleh pendapatan dan gaya hidup sedangkan sisanya 45,8% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

Muhammad Nakib Rabbani (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Konsumsi Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri yang bekerja di Makasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaji berpengaruh positf dan signifikan terhadap konsumsi makanan mahasiswa PTN yang bekerja di Makasar, uang saku berpengaruh positif dan signifikan, jenis pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan, tempat tinggal berpengaruh positif dan signifikan, jenis kelamin berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan untuk konsumsi non makanan, gaji berpengaruh positif dan signifikan,uang saku berpengaruh positif dan signifikan, jenis pekerjaan berpengaruh postif dan tidak signifikan, tempat tinggal berpengaruh negatif dan signifikan, jenis kelamin berpengaruh negatif dan signifikan. Perbedaan dalam penelitian ini adalah konsumsi dibedakan antara konsumsi makanan dan non makanan. Persamaan dalam penelitian ini adalah responden merupakan mahasiswa yang bekerja.

Elisa Riona Nasution (2006) dalam skripsinya berjudul “Pengaruh Pendapatan dan Tingkat Suku Bunga terhadap Tingkat Konsumsi di Sumatera Utara”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat konsumsi di Sumatera Utara,sedangkan tingkat suku bunga berpenaruh postif namun tidak signifikan terhadap tingkat konsumsi di Sumatera Utara. Perbedaan dalam penelitian ini adalah tingkat konsumsi yang dimaksud tingkat konsumsi Sumatera Utara. Persamaan dalam penelitian ini adalah terdapat persamaan variabel independen yang digunakan yaitu variabel pendapatan, sama-sama meneliti tingkat konsumsi.

(6)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500

Gambar 1. Kerangka Penelitian Hipotesis Penelitian:

H1: Pendapatan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi mahasiwa STIE Galileo di Kota Batam H2: Pendapatan berpengaruh terhadap tabungan mahasiswa STIE Galileo di Kota Batam

H3: Pendapatan berpengaruh terhadap pola perilaku konsumsi dan tabungan mahasiswa STIE Galileo di Kota Batam

METODOLOGI PENELITIAN

Sampel dan penelitian ini berjumlah 74 mahasiswa STIE Galileo yang dipilih berdasarkan proporsive random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan menggunakan tools SamrtPLS. PLS adalah salah satu metode alternatif SEM (sructural equation modeling) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam hubungan. Jumlah sampel yang kecil dan penggunaan indikator refleksive membuat PLS lebih sesuai untuk dipilih dibandingkan alat analisis lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian inner model dilakukan untuk melihat nilai signifikasi dengan uji t, signifikasi hubungan antara variabel laten dengan uji t sesuai parameter jalur strukturalnya dan nilai R- square dari model penelitian. Pengujian tersebut dilakukan melalui SmartPLS 2.0 dengan melakukan langkah calculate Algorithm dan boothstrapping dan diperoleh hasil sebagai berikut:

(7)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500

Gambar 3. Hasil Uji Boothstrapping

Penilaian dan pengujian hasil dari perhitungan PLS Algorithm dan boothstrapping pada SmartPlS 2.0 adalah sebagai berikut:

1) Nilai signifikansi Masing-masing Indikator

Diperoleh dari perhitungan t-statistik pada kelompok masing-masing variabel latennya dengan ketentuan dianggap variabel tersebut signifikan jika nilai t-statistiknya > 1.96 (pada alfa 5%).

Tabel 1. Hasil Uji T-Statistik

Variabel T Statistik T Table Keterangan

Konsumsi -> Tabungan 1.820728 1,96 Tidak Signifikan

Pendapatan -> Konsumsi 5.084245 1,96 Signifikan

Pendapatan -> Tabungan 3.787286 1,96 Signifikan

Sumber: Olahan SmartPLS 2.0

Berdasarkan hasil olahan data, menunjukkan bahwa hubungan konsumsi terhadap tabungan memiliki nilai t-statistiknya sebesar 1,82 atau lebih kecil dari 1,96 yang berarti hubungan antara konsumsi dan tabungan tidak signifikan. Sedangkan hubungan antara variabel pendapatan terhadap konsumsi dan variabel pendapatan terhadap tabungan memiliki nilai t- statistiknya >1,96, yang berarti bahwa semua variabel tersebut mempunyai nilai yang signifikan. Variabel pendapatan terhadap konsumsi memiliki nilai t-statistik paling tinggi sehingga menunjukkan variabel dominan pada variabel laten tersebut.

2) Nilai Signifikansi Hubungan Antar Variabel Laten

Uji untuk melihat signifasi antar variabel laten dapat dinilai dengan melihat angka koefisien dan nilai signifikansi t-statistik pada able dibawah ini

Tabel 2. Path Coefficient

Variabel Hasil uji

Konsumsi → Tabungan -0.159280

Pendapatan → Konsumsi 0.420205

Pendapatan → Tabungan 0.335323

(8)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500

Hasil uji koefisien parameter menunjukan konsumsi terhadap tabungan -0.159. pendapatan terhadap konsumsi 0.420. pendapatan terhadap tabungan 0.335. Artinya ada pengaruh dari variebel konsumsi terhadap tabungan. Sedangkan pendapatan terhadap konsumsi dan tabungan berpengaruh positif. Artinya, semakin tinggi konsumsi maka tabungan akan semakin rendah. Sementara, pendapatan terhadap konsumsi dan tabungan, semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi konsumsi dan tabungan. Hasil tes menunjukkan bahwa hubungan pengaruh antar variabel berada pada kategori rendah (Cohen, 1988).

3) R-Square

Pengujian terhadap inner model dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model. Hasil dari R-square terangkum dalam able berikut ini:

Tabel 3. R-Square

Variabel R Square

Konsumsi 0.176572

Tabungan 0.092925

Sumber: Olahan SmartPLS 2.0

Tabel 3 menunjukkan nilai R-Square untuk variabel pendapatan terhadap konsumsi diperoleh nilai sebesar 0.176572, hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh sebesar 17, 6572% terhadap konsumsi mahasiswa. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya. Sedangkan variabel pendapatan terhadap tabungan diperoleh nilai sebesar 0.092925, hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh sebesar 9.2925% terhadap tabungan mahasiswa.

KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendapatan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi mahasiswa STIE Galileo di Kota Batam

2. Pendapatan tidak berpengaruh pada tabungan mahasiswa STIE Galileo di Kota Batam 3. Pendapatan berpengaruh pada pola konsumsi dan tabungan mahasiswa STIE Galileo di

Kota Batam SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, saran bagi penelitian yang akan datang adalah: Hubungan antara pendapatan dan tabungan adalah tidak signifikan. Maka bagi penelitian yang akan datang dapat menjadi perhatian bagaimana mencari faktor-faktor yang dapat meningkatkan tabungan masyarakat menjadi lebih baik karena sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki tabungan untuk meningkat tingkat perekonomian masyarakat yang berpengaruh pada tingkat perekonomian negara.

Bila dilihat dari hubungan antara pendapatan terhadap konsumsi dan tabungan adalah sigifikan, maka diharapkan penelitian yang akan datang dapat menambahkan variabel lain seperti variabel investasi yang dapat melihat hubungan antara kenaikan tingkat pendapatan terhadap variabel- variabel laten lainnya.

Selain itu disarankan kepada penelitian yang akan datang dapat melakukan pengujian dengan model-model pengujian yang lainnya.

(9)

Jurnal Rekaman, Vol. 4, No.1, Februari 2020 e-ISSN: 2598:8107

p-ISSN: 2620-9500 DAFTAR PUSTAKA

Aris Triyono, S. A. (2019). PENGARUH PENDAPATAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP TINGKAT KONSUMSI MAHASISWA SEMESTER VI TAHUN AKADEMIK 2018- 2019 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDRAGIRI (STIE-I) RENGAT.

Danil, M. (2013). Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen.

Halim, M. A. (2012). Teori Ekonomika, Edisi 1. Jakarta: Jelajah Nusa.

Nasution, E. R. (2006). Pengaruh Pendapatan Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Tingkat Konsumsi Di Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/10012.

RABBANI, M. N. (2014). POLA KONSUMSI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI YANG BEKERJA DI MAKASSAR 2013.

Samuelson, P. A. (2003). Ilmu Mikroekonomi, Edisi 17. Jakarta: PT Media Global Edukasi. Sukirno, S. (2016). Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sutriati Sutriati, S. K. (2018). PENGARUH PENDAPATAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FKIP UNIVERSITAS RIAU. JOMFKIP vol 5.

Wiyono, G. (2011). 3 in One Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & Samart PLS 2.0 (Pertama). Yogyakarta: UPP STIM Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Penelitian  Hipotesis Penelitian:
Gambar 3. Hasil Uji Boothstrapping

Referensi

Dokumen terkait

dapat menggunakan metode mengajar memiliki nilai (mean = 17.48, SD = 3.986), dan indikator memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat memiliki nilai

Dalam pengujian baik online maupun offline menunjukkan hasil pengenalan suara burung dengan spektrum frekuensi lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan cepstrum

[r]

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul oo Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Di SMA Negeri I

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra manusia dalam novel sejarah peijuangan rakj'at Kalimantan Barat karya M.'Yanis dalam hubungan manusia dengan Tuhan, manusia

Pada Health Belief Model (HBM)menjelaskan bahwakemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau

Kepemimpinan Kiai dan Sistem Pendidikan Pesantren , (Yogyakarta: LkiS, 2013), hlm.. 6 مّلعت دق نلأ .لبقلا نم ت لطلا بة ةيساردلا ةدالدا يرطب اهتقرف ءاقدصأ عم

Warga ini pula yang menentukan kebijakan bersama dan yang telah ditetapkan tentunya akan melahirkan kebijakan-kebijakan bersama yaitu salah satunya mengadakan