• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperluas bisa disebut keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Jika ini yang digunakan, maka kata “keterampilan” yang dimaksud adalah kata benda (Fauzi, 2010: 7).

Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Keterampilan (skill) merupakan kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat (Sri Widiastuti, 2010: 49). Sedangkan menurut Hari Amirullah (2003: 17) istilah terampil juga diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas, dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran.

(2)

8

Menurut Singer dikutip oleh Amung (2000: 61), keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif. Menurut Hottinger (Hari Amirullah, 2003: 18), keterampilan gerak berdasarkan faktor-faktor genetik dan lingkungan dapat dibagi dua yaitu: (a) keterampilan phylogenetic, adalah keterampilan yang dibawa sejak lahir, yang dapat berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak tersebut. (b) keterampilan ontogenetic, merupakan keterampilan yang dihasilkan dari latihan dan pengalaman sebagai hasil dari pengaruh lingkungan.

Dengan demikian dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai suatu tingkat keterampilan yang baik, perlu memperhatikan hal sebagai berikut: Pertama, faktor individu/pribadi yaitu kemauan serta keseriusan dari individu itu sendiri berupa motivasi yang besar untuk menguasai keterampilan yang diajarkan. Kedua, faktor proses belajar mengajar menunjuk kepada bagaimana kondisi belajar dapat disesuaikan dengan potensi individu, dan lingkungan sangat berperan dalm penguasaan keterampilan. Ketiga, faktor situasional menunjuk pada metode dan teknik dari latihan atau praktek yang dilakukan.

b. Keterampilan dalam Olahraga

Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 19) menyatakan bahwa penguasaan keterampilan pada setiap cabang olahraga berlandaskan pada penguasaan keterampilan dasar. Sedangkan Menurut Amung M (2000:

(3)

9

63), ada tiga sistem yang dapat mewakili penggolongan keterampilan gerak yaitu: (a) stabilitas lingkungan, (b) jelas tidaknya titik awal serta akhir dari gerakan, dan (c) ketepatan gerakan yang dimaksud.

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan olahraga adalah gerakan-gerakan dasar dalam olahraga yang dilakukan dengan satu teknik lalu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Untuk menjadi seorang olahragawan diperlukan keterampilan olahraga yang baik agar dapat mencapai prestasi.

c. Faktor-faktor yang Menentukan Gerak

Ada beberapa faktor yang menentukan keterampilan gerak. Faktor-faktor ketrampilan gerak secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang utama yaitu: (1) faktor proses belajar mengajar; (2) faktor pribadi; (3) faktor situsional. (Among Ma’mun dan Yudha M Saputra, 2000: 70).

Pada dasarnya pencapaian keterampilan belajar gerak dapat dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Magill (1984: 44) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar gerak adalah: (1) memahami apa yang harus dipelajari; (2) kesempatan untuk merespon; (3) adanya umpan balik; dan (4) reinforcement.

Setiap anak mempunyai perbedaan dalam menerima pembelajaran gerak. Kesuksesan seseorang dalam menguasai sebuah keterampilan banyak ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan dan bakat dari orang

(4)

10

yang bersangkutan. Semakin baik kemampuan dan bakat anak dalam keterampilan tertentu, maka akan semakin mudahlah ia menguasai keterampilan yang dimaksud. Menurut Singer (1980: 80) mengidentifikasi sekitar 12 faktor yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian keterampilan. Faktor-faktor tersebut yaitu: (1) ketajaman indra; (2) persepsi; (3) intelegensi; (4) ukuran fisik; (5) pengalaman masa lalu; (6) kesanggupan; (7) emosi; (8) motivasi; (9) sikap; (10) faktor-faktor kepribadian yang lain; (11) jenis kelamin dan; (12) usia.

Dapat disimpulkan keterampilan gerak dapat dipengaruhi oleh proses pembelajaran, faktor situsional yang dapat mempengaruhi lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Sedangkan faktor situasional di pengaruhi peralatan yang digunakan termasuk media pembelajaran, serta kondisi sekitar di mana pembelajaran itu dilangsungkan.

2. Hakikat Permainan Bolabasket a. Pengertian Permainan Bolabasket

Setelah diuraikan mengenai hakikat keterampilan, uraian berikut merupakan hakikat dari permainan bolabasket yang disintesa dari beberapa pendapat ahli dalam berbagai referensi, antara lain:

Menurut (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

Permainan bolabasket merupakan jenis olahraga menggunakan bola besar dimainkan dengan tangan. Permainan bolabasket mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke basket (keranjang lawan) serta menahan lawan agar jangan memasukkan bola ke basket (keranjang) sendiri, dengan cara melempar tangkap,

(5)

11

menggiring dan menembak. Permainan bolabasket dimainkan oleh dua regu baik putra maupun putri yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain dengan luas lapangan 28m x 15m dapat terbuat dari tanah, lantai yang dikeraskan semen serta papan.

Menurut Hall Wissel (2000: 2), permainan bolabasket merupakan suatu kombinasi dari pertahanan dan penyerangan, untuk itu seorang pemain haruslah menguasai teknik dan keterampilan dasar bermain bolabasket untuk bermain dengan baik. Dengan latihan ulangan (drill) yang cukup, sehingga menjadi gerakan yang otomatis untuk meningkatkan prestasi.

Menurut Ernawati Kusumaningsih (2010: 61), bolabasket adalah permainan beregu dengan masing-masing regu beranggotakan lima pemain dimana permainannya dilakukan pada lapangan yang berukuran panjang 28 meter dan lebar 15 meter, cara memainkan bola dengan menggiring, melempar, melempar-tangkap dan menembak bola ke keranjang lawan. Permainan bolabasket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai atau angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai (Muhajir, 2006: 11).

Permainan bolabasket merupakan kombinasi dari pertahanan dan menyerang, untuk itu seorang pemain harus menguasai teknik dan keterampilan yang bukan hanya dasarnya saja tetapi mahir dalam bermain tak terkecuali bagi siswa SMA. Sedangkan menurut Renaning

(6)

12

Hati (2010: 9), permaian bolabasket merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari lima pemain, teknik dasar yang digunakan dalam permainan adalah passing, catching, dribble, dan shooting.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan bolabasket adalah tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan permainan bolabasket. Masing - masing regu terdiri dari lima orang yang didukung oleh kemampuan teknik individu maupun beregu dalam mengolah suatu permainan bolabasket yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran ataupun latihan yang dilakukan secara terus-menerus. b. Teknik Dasar Permainan Bolabasket

Gerakan dasar permainan bolabasket adalah keterampilan gerak yang harus dikuasai dan dilakukan pada permaian bolabasket yang berkaitan dengan aktifitas memainkan bola. Untuk dapat memainkan permainan bolabasket dengan baik, efektif dan efisien perlu menguasai teknik dasar dalam permainan bolabasket. Teknik dasar dalam bermain bola basket mencakup teknik dasar mengoper bola (passing), teknik dasar menerima bola, menggiring (dribbling), teknik dasar menembak (shooting), teknik dasar olah kaki (footwork), dan pivot (Nuril Ahmadi, 1996: 13-21).

Dapat disimpulkan gerakan yang efektif dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Teknik dasar permainan bolabasket antara lain:

(7)

13

1) Teknik Dasar Mengoper Bola (passing)

Passing berarti mengoper bola, merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bolabasket. Dengan operan para pemain dapat melakukan gerakan mendekati ring basket untuk kemudian melakukan tembakan (Nuril Ahmadi, 2007: 13). Agar dapat melakukan passing dengan baik dalam berbagai situasi, pemain harus menguasai bermacam-macam teknik dasar passing bola dengan baik. Teknik dasar passing dalam bola basket adalah sebagai berikut:

a) Mengoper bola setinggi dada (chest pass)

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 13), mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan gerakan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bolabasket. Passing dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan. Jarak lemparan adalah 5 sampai 7 meter. Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 14), jenis lemparan tolakan dada dengan dua tangan 80% digunakan dalam permainan bolabasket dibanding dengan lemparan yang lain.

b) Overhead Pass

Lemparan bola dengan posisi permulaan bola berada di atas kepala sedikit di depan dahi dan siku agak ditekuk, bola dilemparkan dengan lekukan pergelangan tangan disertai dengan meluruskan lengan. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 14), lemparan

(8)

14

ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Sedangkan menurut Jon Oliver (2007: 38), efektif digunakan ketika harus mengumpankan bola ke seorang rekan melewati kepala pemain bertahan. Untuk melakukan umpan dari atas kepala, letakan kedua tangan di kedua sisi bola.

c) Bounce Pass

Gerakan passing yang dilakukan agar penerima dapat menangkap bola dari pantulan ke daerah pinggul penangkap bola tersebut. Jon Oliver (2007: 37) mengatakan “efektif digunakan jika perlu mengumpan bola rendah ke seorang rekan melewati seorang pemain bertahan, untuk melakukan umpan pantul gunakanlah teknik mengumpan seperti umpan dada.

2) Teknik Dasar Menerima Bola

Catching atau menangkap bola adalah bagaimana pemain dapat menerima bola dengan tepat pada posisi quick stance atau posisi cepat (Priya Pandu (2010: 14). Menurut Nuril Ahmadi (2007:16), agar dapat menerima bola dengan baik dalam berbagai posisi dan situasi, pemain harus mengusai teknik dasar menerima bola dengan baik. Teknik menerima bola sebagai berikut:

a) Berdiri dengan sikap kaki melangkah menghadap arah datangnya bola.

b) Kedua lengan dijulurkan ke depan menyongsong arah datangnya bola.

(9)

15

d) Setelah bola menyentuh telapak tangan, tarik kaki depan ke belakang, siku ditekuk hingga bola ditarik mendekati dada.

e) Badan agak condong ke depan.

f) Posisi badan bertumpu pada kaki belakang. g) Posisi bola di pegang di depan dada.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa passing berarti mengoper atau mengumpan bola dalam permainan bolabasket, yang berguna untuk mendekati ring untuk kemudian melakukan tembakan. Macam passing yang sering digunakan adalah, operan dada (chest pass), operan atas (overhead pass), operan pantul (bonce pass). Sedangkan menangkap bola (catching) merupakan bagian dari operan yang berfungsi untuk mengamankan bola dari ancaman lawan, sehingga bola dapat dimainkan dengan baik dan tidak berbalik menjadi bola lawan.

3) Teknik Dasar Menggiring Bola (dribble)

Menurut Hal Wissel (1996: 95), dribble merupakan salah satu cara membawa bola dengan memantulkan bola pada lantai yang gerak bola lebih dulu daripada gerak kaki dan tidak boleh dipegang dengan dua tangan. Dalam permaianan bolabasket teknik dribble digunakan untuk menerobos pertahanan pemain lawan dengan penguasaan bola ditangan, namun jika terlalu lama membuat rekan tim cenderung tidak bergerak sehingga memudahkan lawan untuk merebut bola. Meminimalkan pemakaian dribel pada saat yang kurang perlu, dan jangan berlebihan. Dalam peraturan bolabasket, diperbolehkan melakukan dribble silih berganti kiri dan kanan, tetapi

(10)

16

memantulkan dengan dua tangan tidak diijinkan. Membiasakan diri melatih penguasaan bola dan perasaan hanya bisa dikembangkan dengan latihan secara terus-menerus.

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 17), dribble adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan ke lantai, baik dengan berjalan maupun berlari. Dribble harus menggunakan satu tangan, kegunaan dribel selain untuk menembus pertahanan lawan juga untuk mencari peluang menembak maupun passing, serta memainkan tempo permainan. Menggiring bola adalah suatu usaha membawa bola menuju daerah lawan (Agus Mukholid, 2004: 41). Berikut beberapa gerak menggiring yang digunakan oleh pemain bolabasket (Jon oliver, 2007: 52-55):

a) Dribble crossover, merupakan dribble yang dimulai dengan melakukan drible rendah pada satu sisi tubuh, baik menggunakan tangan kiri atau tangan kanan. Gerakan bola dengan cepat ke sisi lain tubuh dengan memantulkan di depan lutut/menyeberangkan keposisi lain;

b) Dribble diantara dua kaki, merupakan gerakan memantulkan bola dengan cepat melewati celah diantara kedua kaki;

c) Drible Jab-Stap;

(11)

17 e) Dribble Stop-n-Go.

Berdasarkan pendapat dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dribble adalah teknik yang dilakukan dalam permainan bolabasket, menggunakan satu tangan dipantulkan ke lantai dengan berlari asal tidak lebih dari tiga langkah, dengan berjalan maupun diam di tempat. Dengan tujuan untuk mencari peluang menyerang, menembus pertahanan lawan, mengoper maupun mengatur tempo permainan.

4) Teknik Dasar Menembak (shooting)

Tujuan utama dari permainan bolabasket adalah memasukan bola ke basket lawan sebanyak-banyaknya dan mencegah lawan agar mencetak nilai serta memenangkan pertandingan. Tentunya dalam suatu pertandingan pemain berusaha mencetak angka atau nilai untuk kemenangan timnya dalam teknik dasar menembak terdapat bermacam tembakan dan berbagai bentuk gerakan menembak.

Menurut Hal Wissel dikutip oleh (Renaning Hati 2010: 15), shooting adalah keahlian yang sangat penting dalam olahraga basket. Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2007: 18), usaha memasukkan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan lay up. Ada beberapa jenis shooting yaitu sebagai berikut:

(12)

18

Sikap badan pada waktu akan menembakkan bola: berdiri tegak, kaki sejajar atau kaki kanan di depan (bagi yang tidak kidal), kaki kiri di belakang, sementara lutut di tekuk. Bola di pegang dengan tangan kanan atas di atas kepala dan di depan dahi, siku tangan kanan di tekuk ke depan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jatuh dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan, serta pandangan ditujukan ke keranjang basket. Kemudian bola ditembakkan ke keranjang basket dengan gerakan siku, badan, dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jari-jari dan pergelangan tangan diaktifkan.

b) Tembakan dua tangan

Tembakan menggunakan kedua belah tangan, bola ditembakkan ke keranjang basket yang menjadi sasaran. Bola ditembakkan dengan bantuan dorongan, siku, badan dan lutut diluruskan serempak.

c) Tembakan lay up

Adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerakan dua langkah. Tembakan ini disebut gaya tembakan tiga langkah. Berdasarkan beberapa pendapat dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa shooting adalah usaha pemain untuk memasukan bola

(13)

19

ke keranjang, dapat di lakuakan menggunakan satu ataupun dua tangan. Menembak bola adalah bagian akhir dalam penyerangan pada olahraga bolabasket dengan tujuan mencetak angka.

3. Ekstrakurikuler Bolabasket

Menurut Depdikbud (1994) yang dikutip oleh Ernawati Kusumanignsih (2010: 61), kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan, dan menerapkan nilai pengetahuan yang telah dipelajari berbagai mata pelajaran.

Menurut Yudha M. Saputra (1999: 6), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.

Ekstrakurikuler bolabasket merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk memperdalam penguasaan keterampilan olahraga bolabasket, yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dengan alokasi waktu diatur sesuai kebutuhan. Menurut Machfud Irsyada dikutip oleh (Ari Dwi, 2009: 14) bahwa: di dalam menentukan atau memilih strategi pembelajaran permainan bolabasket perlu mempertimbangkan, pribadi murid, alat, waktu sesuai didaktiknya. Kegiatan ekstrakurikuler bolabasket

(14)

20

ini berupa kegiatan pengayaan sebagai bentuk dari kurangnya waktu olahraga pendidikan jasmani yang hanya seminggu sekali, terutama bagi siswa yang ingin meningkatkan keterampilan di bidang bolabasket. Terselenggaranya ekstrakurikuler bolabasket ini diharapakan minat ataupun antusiasme siswa dapat tersalurkan dan bisa mencapai prestasi, seperti yang ditargetkan ekstrakurikuler tersebut. Selain siswa memperoleh kebugaran jasmani, dapat meningkatkan kemampuan baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

4. Tes Keterampilan Bolabasket

Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat ketrampilan bolabasket ada beberapa macam tes ketrampilan bolabasket diantaranya :

a. Lehsten Basket Ball

Dalam menyusun tes untuk mengukur ketrampilan bermain bolabasket, Lehsten mengujicobakan tes yang kemudian hanya terpilih 8 butir tes. Butir-butir tes tersebut tidak diceritakan. Banyaknya sampel 86 siswa yang mengikuti pendidikan jasmani. Dari 8 butir tes tersebut setelah terjadi bermacam–macam pertimbangan, akhirnya hanya menjadi 5 butir yang didasarkan pada validitasnya butir–butirnya yang paling tinggi. Besarnya validitas dari ke 5 butir tes tersebut adalah 0,968.

Adapun ke 5 butir tes yang tingkat validitasnya paling tinggi adalah sebagai berikut :

(15)

21 2) Lari cepat 40 feet

3) Menembak ke basket selama 1 menit

4) Memantulkan bola ke tembok (Wall Bounce) 5) Loncat tegak (Vertical Jump)

Dalam Lehsten Basket Ball Test ini pengolahan sekornya tidak diceritakan dan scoring tablenya tidak ada. Dodging Run dan Vertical Jump sebenarnya disusun untuk siswa yang telah menguasai keterampilan dasar bolabasket (Ngatman, 2001: 20).

b. STO (Sekolah Tinggi Olahraga)

Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecakapan bermain bolabasket, untuk menggolong–golongkan dan sebagai salah satu dasar pemberian nilai pendidikan jasmani.

Tes ini terdiri atas satu battery dengan tiga tes item, yaitu : 1) Memantulkan bola ke tembok

2) Menggiring bola

3) Menembak bola ke ring basket selama 1 menit. Alat – alat dan perlengkapan :

1) Bola basket 2) Kursi makan

3) Dinding tembok yang rata atau papan 4) Stopwatch

5) Kapur 6) Blangko

(16)

22 7) Alat – alat tulis

Validitas tes sebesar 0,804 dicari dengan mengkorelasikan hasil penilaian 5 orang pada waktu bermain dengan tes battery. Reliabilitas tes sebesar 0,893 yaitu dicari dengan cara mengkorelasikan hasil tes hari pertama dengan hasil tes hari berikutnya (Ngatman, 2001: 10).

Dari ke 2 macam tes keterampilan bolabasket tersebut di atas, peneliti memilih tes keterampilan dari STO untuk mengetahui tingkat keterampilan bolabasket siswa putra-putri MAN Yogyakarta 1 yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket, dikarenakan tes keterampilan dari STO disamping efisien juga terdapat kriteria penilain.

5. Profil Ekstrakurikuler Bolabasket MAN Yogyakarta 1

MAN Yogyakarta 1 merupakan sekolah standar Internasional yang bercirikhas agama islam, beralamat di Jl. C.Simanjuntak 60 Yoyakarta. MAN Yogyakarta 1 mempunyai fasilitas olahraga antara lain, lapangan bulutangkis, lapangan futsal, lapangan bolavoli, lapangan bolabasket, serta lapangan lompat jauh dan loncat tinggi. MAN Yogyakarta 1 mendatangkan guru atau pelatih dari luar sekolah untuk mengajar ekstrakurikuler yang ada, tidak terkecuali ekstrakurikuler bolabasket yang dilatih oleh Zainal Muttaqin, M. Pd. I. Lapangan bolabasket berada di halaman depan pojok utara sekolah. Guna menunjang ekstrakurikuler MAN Yogyakarta 1 juga mempunyai fasilitas penunjang, seperti contoh ekstrakurikuler bolabasket yang mempunyai 4 bola untuk latihan dan 2

(17)

23

bola untuk bermain, dan pakaian tim untuk mengikuti kompetisi bola basket antar SMA.

Bolabasket diajarkan dalam Penjasorkes pada waktu efektif sekolah, selain itu MAN Yogyakarta 1 juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bolabasket yang diadakan setiap hari senin dan jum’at pkl.15.00 – 16.30 wib untuk siswa putri, sedangkan untuk siswa putra diadakan pada hari selasa dan kamis pkl.15.00 – 16.30 dengan maksud untuk meningkatakan keterampilan serta prestasi di bidang olahraga bolabasket, terutama menjelang Kejuaraan Invitasi Bola Basket Merah Putih yang akan diselenggarakan pada waktu dekat ini.

Ekstrakurikuler bolabasket mulanya diikuti oleh 30 orang siswa putra dan 16 orang siswa putri, terdiri dari 16 orang siswa kelas X, 25 orang siswa kelas XI, dan 5 orang siswa kelas XII. Siswa kelas XI paling antusias dalam mengikuti ekstrakurikuler olahraga terutama bolabasket, dari hobi sampai hanya sekedar ingin bersosialisasi dengan komunitas baru mereka. Siswa kelas XII tinggal 4 orang siswa yang aktif dari semester pertama, siswa kelas XII sudah disibukkan dengan mata pelajaran tambahan atau les untuk persiapan menuju ujian nasional, sehingga tinggal beberapa orang siswa yang masih aktif mengikuti ekstrakurikuler bolabasket.

Perjalanan ekstrakurikuler bolabasket MAN Yogyakarta 1, tidak semua siswa aktif mengikuti jalannya latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dari ke-46 siswa putra-putri yang mengikuti

(18)

24

ekstrakurikuler bolabasket di MAN Yogyakarta 1, tersisa 32 siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler, 17 siswa putra dan 15 siswa putri. 24 dari siswa putra nantinya akan diambil 12 untuk mengikuti Kejuaran Invitasi Bolabasket Merah Putih.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini :

1. Penelitian Hendrik Novtiana Widiyanto (2011), yang berjudul “ Tingkat Keterampilan Bermain Bolabasket Siswa Putra-putri SMA Negeri 1 Purwareja Klampok yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolabasket, dengan jumlah populasi 20 siswa. Teknik pengambilan data menggunakan tes kecakapan bermain bolabasket dari STO Yogyakarta yang terdiri dari tes: lempar tangkap, menggiring bola dan menembak. Hasil penelitian dari sebanyak 20 siswa putra-putri SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Banjarnegara yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket adalah baik sekali tidak ada siswa atau sebesar (0%), sebanyak 9 siswa atau sebesar (45 %) termasuk kategori baik, sebanyak 5 siswa atau sebesar (25 %) termasuk kategori sedang, sebanyak 4 siswa atau sebesar (20 %) termasuk kategori kurang, sebanyak 2 siswa atau sebesar (10 %) termasuk kategori kurang sekali. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan bermain bolabasket siswa putra-putri SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Banjarnegara yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket sebagian besar menunjukan pada kategori “cukup”.

(19)

25

2. Fredi (2010) judul penelitian “Tingkat Keterampilan Bermain Bolabasket Siswa SMA Negeri 1 Purwonegoro Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009 / 2010”. Metode yang digunakan metode survey dengan instrumen tes dan pengukuran. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purwonegoro Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan sampel yang dipakai sebanyak 63 siswa. Hasil penelitian dari 63 siswa, diperoleh keterampilan bolabasket siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purwonegoro Tahun Pelajaran 2009/2010 sebagin besar berkategori cukup sebesar 47,6 % (30 anak), di ikuti kategori baik 42,9 % (27 anak), berkategori sangat baik sebesar 4,8 % (3 anak) dan berkategori sedang sebesar 4,8 % (3 anak). Sehingga dapat disimpulkan tingkat keterampilan bermain bolabasket siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purwonegoro Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah cukup.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan bermain bolabasket merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, namun pembelajaran keterampilan bermain bolabasket akan lebih dikuasai apabila dilakukan secara berulang-ulang, terukur dalam waktu tertentu. Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan seminggu sekali 2x45 menit dirasa sangat kurang untuk meningkatakan keterampilan bermain bolabasket siswa, sehingga salah satu solusi yang ditempuh adalah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bolabasket. Kegiatan ekstrakurikuler bolabasket diharapkan agar siswa mampu meningkatkan dan menerapkan nilai pengetahuan, mengelola,

(20)

26

menambah wawasan serta memecahkan masalah sesuai dengan karakteristik ekstrakurikuler yang digelutinya dalam hal ini bolabasket, dan dapat mencapai prestasi yang diprogramkan.

Berdasar permasalahan penelitian yang ada di latar belakang penting untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain bolabasket pada siswa putra-putri MAN Yogyakarta 1 yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket, dibutuhkan untuk menentukan program latihan yang berikutnya, sehingga dapat mencapai prestasi yang diprogramkan.

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterampilan bermain bolabasket siswa dibutuhkan suatu tes kecakapan bermain bolabasket yang dilengkapi dengan standar norma. Tes STO (Sekolah Tinggi Olahraga) yang ada dalam peneltian tersebut diatas merupakan tes untuk mengetahui keterampilan bermain bolabasket yang memenuhi standar norma. Dengan tes dan pengukuran yang baik diharapkan dapat melancarkan kegiatan ekstrakurikuler agar lebih berhasil dalam mencapai tujuan.

Referensi

Dokumen terkait

Kalimat imperatif merupakan kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta, agar mitra tutur melakukan suatu sebagaimana yang diinginkan si penutur. Dalam

1) Penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan upah pada profesi auditor (independen, pemerintah dan perusahaan) menggunakan basic model (Oaxaca-wages

Kabupaten Humbang Hasundutan adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten

pragmatik yang disampaikan oleh Deborah Schiffrin dan Elizabeth Black, banyak definisi-definisi lain yang dikumpulkan oleh Levinson, antara lain: (1) pragmatik merupakan suatu

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa.. Oleh

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244)sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang

Dalam penyebaran informasi melalui non- elektronik diberi arahan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap pada website (ppid.probolinggokota.go.id). Sampai saat

Berdasarkan pernyat aan- pernyat aan t ersebut dapat dikat akan bahwa kel uarga yang memiliki j umlah aset cenderung t idak mengalami kesulit an ekonomi dan lebih sej aht