• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TENTANG PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN DIREKSI

Nomor : Q)1 /1000/Kpts.Dir/01.2016

TENTANG

PEDOMAN

BENTURAN

KEPENTINGAN

Menimbang '. a.

Mengingat : 1 . b.

Bahwa dalam rangka melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan, dalam menjalankan bisnisnya PT Boma Bisma lndra (Persero), senantiasa dituntut untuk melaksanakannya dengan penuh amanah, transparan dan akuntable.

Bahwa penanganan benturan kepentingan yang terjadi di perusahaan adalah sangat penting sehingga dapat tercipta pengelolaan perusahaan yang baik, serta hubungan yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan (stake holders) maupun pihak-pihak lainnya dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b diatas, perlu menetapkan Keputusan Direksi PT Boma Bisma Indra tentang pedoman benturan kepentingan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2001 tentang perubahan UU Nomor: 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara 4150).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor:70, Tambahan Lembaran Negara Nomor:4297).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106. Tambahan lembaran Negara Nomor:4756).

Peraturan Pemerintah Nomor : 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor :117 Tambahan Lembaran Negara Nomor: 4556).

z-J .

(2)

Memperhatikan

Menetapkan

:1. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: 09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: OllMBUl2Ol'l tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.

2. Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor : SK-16 /S.MBU/ 2012 tentang lndikator Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas

Penerapan tata kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) pada B U M N ,

MEMUTUSKAN

:1. Menetapkan Pedoman Benturan Kepentingan Bagi Dewan Komisaris, Direski dan karyawan PT Boma Bisma Indra (Persero) sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

2. Pedoman ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Ditelapkan : Surabaya

Pada tanggal : [8 Januari 2016 Direksi,

(3)

PEDOMAN

BENTURAN

KEPENTINGAN

(4)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan tidak terlepas dari hubungan dan interaksi dengan para pemangku kepentingan maupun dengan para pihak lainnya. Dalam hubungan tersebut, tidak dapat dihindarkan adanya kemungkinan terjadi situasi benturan kepentingan antara pihak satu dengan pihak lainnya.

Kurangnya pemahaman tentang benturan kepentingan dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda antara para pihak, dan dapat menimbulkan pengaruh yang negatif dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Dengan adanya kemungkinan yang demikian, perusahaan perlu menetapkan cara penanganan benturan kepentingan yang terjadi di perusahaan. Sehingga dapat tercipta kondisi pengelolaan perusahaan yang baik serta tercipta hubungan yang harmonis antara para pemangku kepentingan.

Sehingga dengan hal demikian, perlu disusun dan ditetapkan Pedoman Benturan Kepentingan yang berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku, dan diselaraskan dengan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan Pedoman Perilaku serta nilai-nilai yang berlaku pada perusahaan.

Pedoman Benturan kepentingan akan dievaluasi pada penerapannya secara berkelanjutan dan secara berkala akan dilakukan penyempurnaan untuk perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan usaha/ bisnis perusahaan.

B. Maksud dan Tujuan.

1. Sebagai pedoman bagi insan Perusahaan PT Boma Bsima lndra untuk memahami, mencegah dan menanggulangi benturan kepentingan di perusahaan.

2. Sebagai pedoman bagi insan Perusahaan dalam mengambil sikap yang tegas terhadap adanya benturan kepentingan dan untuk mewujudkan pengelolaan perusahaan yang baik.

3. Untuk mewujuidkan pengelolaan perusahaan yang bebas dari segala bentuk korupsi, kcilusi dan nepotisme.

C. Pengertian.

1. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan insan perusahaan memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya (baik sengaja maupun dengan tidak sengaja) dalam perusahaan

(5)

untuk kepentingan pribadi, keluarga dan golongannya sehingga tugas yang diamanatkan tidak dapat dilaksanakan dengan obyektif dan berpotensi merugikan perusahaan.

2. Insan perusahaan adalah Dewan komisaris, Direksi dan seluruh karyawan perusahaan serta personil lainnya yang secra langsung bekerja atas nama perusahaan.

3. Diskresi adalah kebebasan mengambil keputusan dalam setiap situasi yang dihadapi menurut pendapatnya sendiri, dengan tidak melampaui peraturan perundang-undangan dan atau ketentuan lainnya.

BAB II

Benturan Kepentingan

A. Bentuk-bentuk benturan kepentingan

1. Situasi yang menyebabkan penggunaan asset jabatan dan atau perusahaan untuk kepentingan pribadi atau golongan.

2. Situasi yang menyebabkan informasi rahasi jabatan atau perusahaan dipergunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan.

3. Situasi yang menyebabkan insane perusahaan menerima gratifikasi atau pemberian atau penerimaan hadiah/ cinderamata atau hiburan atas suatu keputusan atau jabatan yang menguntungkan pihak yang member.

4. Situasi perangkapan jabatan di beberapa perusahaan yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis sehingga dapat menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya. 5. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak sesuai dengan prosedur

karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi.

6. Situasi yang memberikan akses khusus kepada insane perusahaan atau pihak tertentu untuk tidak mengikuti prosedur dan ketentuan yang seharusnya diberlakukan.

7. Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan

8. Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi yang obyek tersebut merupakan hasil dari penilai.

9. Situasi memperjualbelikan rahasia jabatan dan atau mengambil keuntungan dari rahasia jabatan.

10. Situasi dimana seseorang dapat menentukan sendiri besarnya gaji/ remunerasi. 1 1 . Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan.

l2.Situasi yang memungkinkan penggunaan dikresi yang menyalahgunkan wewenang.

(6)

l3.situasi dimana terdapat jabatan rangkap yang secara nyata tidak memenuhi tata kelola perusahaan yang baik dan nyata akan menimbulkan benturan kepentingan.

14. situasi yang memungkinkan untuik memberikan informasi lebih baik dari yang telah ditentukan perusahaan, keistimewaan maupun peluang bagi caron penyedia barang/ jasa untuk menang dalam proses pengadaan

iaranjl lasa oi perusahaan.

15. situasi dimana terdapat hubungan afiliasi/ kekluargaan antara insane perusahaan dengan pihak lainnya yang memiliki kepentingan atas keputusan dan atau tindakan insane perusahaan sehubungan oen-gan ;abatainya oi perusahaan.

B. Sumber benturan kepentingan.

1. Kekuasaan dan kewenangan insan perusahaan.

2. Hubungan afiliasi yaitu hubungan yang dimiliki insan perusahaan dengan pihak terkait dengan kegiatan usaha perusahaan baik iarena hubungin daran, hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat meirpengaruhi keputusannya.

3. Gratifikasi yaitu kegiatan pemberian dan atau penerimaan hadiah/ cinderamata dan hiburan baik yang diterima di daram negeri maupun di luar negeri Jin y"ng dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik aiau tanpa sara-na eiet<tronir<, yang dilakukan oleh insan perusahaan terkait dengan wewenang/ jabatannya di perusahaan sehingga dapat menimbulkan benturan t<epiniingan yang mempengaruhi independensi, obyektivitas maupun profesionalisme insan perusahaan.

4. Perangkapan jabatan yaitu insan perusahaan yang memegang jabatan rain yang memiliki benturan kepentingan dengan tugas din tinggunfla;ai poiot<nya paoa perusahaan sehingga tidak dapat menjalankan

;aoatann/a' secara profe'ssional, independen dan akuntabel.

5' Kelemahan sistem organisasi yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan. kewenangan iniane perusahaan yang disebabkan karena aturan, shuktur dan budaya perusahaan yang aOi.

--6. Kepentingan pribadi (vested interesQ yiitu keinginanT kibutuhan insan perusahaarl mengenai suatu hal yang bersifat pribadi.

-C. Prinsip dasar.

1. Insan perusahaan yang berpotensi dan atau telah berada dalam situasi benturan lepentingan wajib membuat .dan menyampaikan surat eernyitaan ioiensi ^ Benturan Kepentingan terhadap kondisi tersebut kepada atasan'ringiun!.

-2. lnsan perusahaan juga wajib membuat surat pernyataan poteniiEJnturan

Kepentingan apabira memiriki hubungan sedarah darim h.ubungan ieruarg; iryti dengan anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris per-usanain.

(7)

"-Pereangkapan jabatan yang berpotensi dan atau telah berada dalam situasi benturan kepentingan wajib membuat dan menyapaikan Surat pernyataan Potensi Benturan Kepentingan terhadap kondisi tersebut kepada atasan langsung.

Insan perusahaan yang dirinya berpotensi dan atau telah berada dalam situasi benturan kepentingan DILARANG untuk meneruskan kegiatan/ melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan situasi benturan kepentingan tersebut.

D. Pencegahan

Untuk menghindari terjadinya situasi benturan kepentingan, insan perusahaan :

1. Dilarang ikut dalam proses pengambilan keputusan apabila terdapat potensi adanya benturan kepentingan.

2. Dilarang memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga, kerabat, kelompok dan/atau pihak lain atas beban perusahaan.

3. Dilarang memegang jabatan lain yang patut diduga memiliki benturan kepentingan, kecuali sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Beberapa hal terkait larangan memangku jabatan tertentu adalah sebagai berikut :

a. Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan tidak menduduki jabatan yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan dan menduduki jabatan lain menurut peraturan perundang-undangan, seperti :

i. Bukan pengurus partai politil, dan atau anggoa legislative dan atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislative. ii. Bukan kepala/wakil kepala daerah dan atau tidak sedang

mencalonkan diri sebagai kepala/wakil kepala daerah.

iii. Tidak sedang menjabat sebagai pejabat pada lembaga, anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN, anggota Direksi pada BUMN dan atau perusahaan lainnya.

iv. Tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan anggota Direksi.

v. Tidak menjabat sebagai anggota Direksi pada BUMN lain.

b. Dilarang memangku jabatan rangkap sebagai anggota Dewan Komisaris pada.lebih dari satu Badan Usaha Milik Swasta.

Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta/asset perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan.

Dilarang mengijinkan mitra kerja atau pihak lainnya memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada insan perusahaan dan atau di luar insan perusahaan. Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan atau bukan haknya dari pihak manapun dalam rangka kedinasan dan atau hal-hal yang dapat menimbulkan potensi benturan kepentingan.

4.

4. 5. 6.

(8)

7. Dilarang bersikap diskriminatif dan tidak adil serta melakukan kolusi untuk memenangkan satu atau beberapa pihak dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa di perusahaan.

8. Dilarang memanfaatkan informasi perusahaan dan data bisnis perusahaan untuk kepentingan di luar perusahaan.

9. Dilarang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan perusahaan persaing dan/atau perusahaan mitra kerja atau calon mira kerja lainnya.

10. Dilarang baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di perusahaan, yang pada saat dilaksanakan perbuatan tersebut untuk seluruh dan sebagaian yang bersangkutan sedang ditugaskan untuk melaksanakan pengurusan dan pengawasan terhadap kegiatan yang sama.

ll.Dialarang memanfaatkan dan menggunakan hak cipta perusahaan yang dapat merugikan kepentingan atau menghambat perkembangan perusahaan.

E.Pelaporan Potensi Benturan Kepentingan

Insan Perusahaan yang berpotensi dan atau telah berada dalam situasi benturan kepentingan (pihak terafiliasi) wajib membuat dan menyampaikan Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepeningan terhadap kondisi tersebut kepada atasan langsung dengan format sebagai berikut :

Surat Pernyataan Memiliki Potensi Benturan Kepentingan Insan perusahaan juga wajib membuat Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan apabila memiliki hubungan sedarah dalam keluarga inti dengan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris Perusahan, dan atau dengan atasan langsung dengan format (lampiran 1)

(9)

PT Boma Bisma lndra (Persero) Lampiran 1

SURAT

PERNYATAAN

POTENSI

BENTURAN

KEPENTINGAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jabatan :

Bagian/ fungsi/ Dept./Subdit. :

Menyatakan dengan sebenarnya memiliki hubungan sedarah/ dalam hubungan keluarga atas nama :

Jabatan :

Hubungan :

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sesuai peraturan perusahaan berlaku.

Hormat

saya,

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Insan INTI yang memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan dan mempunyai atau berpotensi memiliki Benturan Kepentingan dalam proses pengadaan barang

Karenanya pada benturan kepentingan tertentu, Dekan perlu mengadakan penelitian atas sejumlah factor, termasuk sejauh mana komitmen waktu, pendapatan yang dihasilkan oleh staf

Untuk selanjutnya yang bersangkutan dapat mengundurkan diri dari tugas yang berpotensi terdapat benturan kepentingan tersebut, atau memutuskan untuk

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) menjamin bahwa proses penanganan pelaporan atas dugaan adanya atau potensi adanya Benturan Kepentingan yang dilakukan oleh Insan Pelindo III,

Perangkapan jabatan, yaitu Insan Garuda Indonesia memegang jabatan lain yang memiliki Benturan Kepentingan dengan tugas dan tanggung jawab pokoknya pada Perusahaan,

Dari hasil monitoring terhadap Penanganan Benturan Kepentingan selama triwulan III tahun 2020 diperoleh hasil bahwa pada semua bagian dan layanan yang tersedia tidak

Untuk selanjutnya yang bersangkutan dapat mengundurkan diri dari tugas yang berpotensi terdapat benturan kepentingan tersebut, atau memutuskan untuk tidak terlibat

Apabila penilai independen menyatakan transaksi dengan Pihak Terafiliasi tidak wajar, maka transaksi tersebut termasuk ke dalam transaksi yang mengandung benturan kepentingan sehingga