• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dialog Dengan Dunia Usaha Dalam Rangka Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dialog Dengan Dunia Usaha Dalam Rangka Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KADIN INDONESIA

Dialog Dengan Dunia Usaha Dalam Rangka

Penyusunan Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI) 2011-2025

(2)

KADIN INDONESIA

1. Forum dialog strategis integrasi fungsi perencanaan, proses

dan pelaksanaan untuk tingkat pencapaian yang optimal

2. Delegasi pengusaha nasional dan daerah, BUMN, Asosiasi,

Ketua Umum KADIN Provinsi, pengurus KADIN Indonesia

3. Sasaran strategis KADIN Indonesia 2010-2015

1. Pemberdayaan ekonomi daerah

2. Percepatan pembangunan infrastruktur

3. Kemandirian pangan dan energi

4. Penciptaan wirausaha baru

(3)

KADIN INDONESIA

Penciptaan Iklim Usaha yang sehat, Berkepastian

Hukum, Bersih & Berwawasan Lingkungan Percepatan Kebangkitan

Ekonomi Daerah Penguatan Kapasitas & Kapabilitas Organisasi

Kadin Peningkatan Kualitas & Kuantitas SDM Pengusaha Indonesia Peningkatan & Optimalisasi Hubungan Internasional PR O G R AM

-KADIN INDONESIA SASARAN STRATEGIS 2010 - 2015

KADINDA PROPINSI, KABUPATEN, KOTA ASOSIASI/ HIMPUNAN KOMITE BILATERAL/ KADIN INT’L PENGUSAHA NASIONAL & ASING BUMN UMKM & KOPERASI MASYARAKAT PEMET A A N K EK U A T A N KEPEMIMPINAN EFEKTIF, KAPASITAS & KAPABILITAS

INDEPENDEN INOVATIF DUKUNGAN PEMERINTAH & DPR

EKONOMI TANGGUH & BERKEADILAN Masyarakat Ekonomi Asean 2015 Anti Korupsi 1 Kemandirian Nasional 2 Industri Berdaya Saing Tinggi 3 Pilihan Tujuan Investasi 4 Pemerataan Pembangunan Daerah 5

Sumber Daya Manusia Unggul Proses Demokrasi Lingkungan Hidup Globalisasi WTO,EU,ASEA N APEC,ASEM, FTA.FPA Persaingan Global Kemakmuran & Kemajuan Indonesia SASARAN STRATEGIS ROADMAP KADIN INDONESIA Kemandirian Pangan dan Energi Percepatan Infrastruktur Wirausaha Baru Peningkatan ekspor dan investasi

KADIN INDONESIA Sasaran Strategis 2010-2015

Investasi Daerah

(4)

KADIN INDONESIA

Rekomendasi KADIN Indonesia

1. Percepatan penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah

2. Percepatan pembuatan RUU Pembebasan Tanah Untuk

Pembangunan

3. Penyusunan peraturan pelaksanaan pendukung UU

4. Koridor Ekonomi Indonesia

5. Insentif fiskal dan non fiskal

6. Pelaksanaan Public Private Partnership dengan semangat

berbagi resiko antara pemerintah dan pengusaha

(5)

KADIN INDONESIA

Investasi swasta 2011-2015

Diperkirakan USD 62 Milyar oleh pengusaha nasional dan asing

dalam pembangunan infrastruktur dan perekonomian

(6)
(7)

Dalam rangka menindaklanjuti direktif Presiden RI terkait

dengan penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025.

Dalam rangka mempersiapkan agar Rapat Kerja antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha yang

rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 28 Maret

2011 nanti berlangsung efektif.

Sebagai informasi, dalam rangka MP3EI ini telah

diselenggarakan beberapa kali pertemuan, yaitu: Retreat

pada tanggal 30 Desember 2010, Rapat Kerja antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BUMN pada tanggal

21-22 Februari 2011.

(8)
(9)

MESKIPUN KITA SUDAH

MENJALANKAN PEMBANGUNAN EKONOMI,

BERDASARKAN

 RPJMN TH 2010 – 2014

 RKP & RKPD TAHUNAN

 APBN & APBD TAHUNAN

KITA MESTI MELAKUKAN

PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PEMBANGUNAN EKONOMI KITA

5 – 10 TH MENDATANG

(10)

5

AGAR PERCEPATAN & PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI

EFEKTIF, KITA MEMERLUKAN

KITA SUSUN BERSAMA

 PEMERINTAH (PUSAT & DAERAH)

 PELAKU EKONOMI & USAHA (NEGARA & SWASTA)

 PEMANGKU KEPENTINGAN LAIN

MASTER PLAN

(11)

6

MASTER PLAN P

3

EI

KONKRIT  SASARAN JELAS

KUANTITATIF & KUALITATIF

DENGAN “TIME LINE”

TUGAS & KEWAJIBAN PUSAT & DAERAH JELAS

SIAPA “INVEST” DI MANA, BERAPA BANYAK

LAPANGAN KERJA YANG DIBUKA (JOB CREATION) DAPAT

DIHITUNG

KEBIJAKAN & REGULASI YG TEPAT DITENTUKAN

“DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM” (JIKA ADA) DISUSUN

AKUNTABILITAS KPD PUBLIK MENJADI PENTING

(12)

7

SEKARANG INI,

SAMBIL MEMPERSIAPKAN MASTER PLAN,

KITA

TELAH

& TERUS

BEKERJA

IMPLEMENTASINYA

MASTER PLAN PENTING

TAPI LEBIH PENTING

MENJELASKAN KPD CALON INVESTOR  BUMN, SWASTA DLM

NEGERI, DAN MITRA INVESTOR DARI NEGARA SAHABAT

KITA BICARA KORIDOR EKONOMI, ZONA EKONOMI DAN KLASTER

INDUSTRI

KITA MENENTUKAN DI MANA INVESTASI ITU DIHARAPKAN,

(13)

CONTOH :

 KITA INGIN JUMLAH INVESTASI (GABUNGAN) MENCAPAI

US$ 200 MILYAR

 KITA INGIN BUMN MENJADI PILAR & KONTRIBUTOR

UTAMA

 KITA INGIN BUKAN HANYA KOMITMEN, TETAPI SUDAH

“AGREEMENT”

KETIKA MASTER PLAN SAYA SYAHKAN NANTI,

SEMUA SUDAH SIAP

8

ALHAMDULILLAH

(14)

9

“PENYAKIT” DAN FAKTOR-FAKTOR

YG BIKIN GAGAL”

PEM PUSAT (UTAMANYA BIROKRASI) LAMBAT & TIDAK

SEJALAN DGN MASTER PLAN

PEM DAERAH (KARENA ADA KEPENTINGAN SENDIRI) TIDAK

MEMPERLANCAR & CENDERUNG MENGHAMBAT 

(CONTOH SIKAP BUP/WAKOT)

INVESTOR “INGKAR JANJI” GAGAL MEMENUHI KOMITMEN

& RENCANANYA

ADA REGULASI YG MENGHAMBAT, TAPI TIDAK SEGERA KITA

PERBAIKI

(15)

 SIAPA YG MENGHAMBAT ?

 SIAPA YG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB

 SIAPA YG INGKAR JANJI ?

 AKHIRNYA, SIAPA YG BIKIN GAGAL ?

RAKYAT PERLU TAHU

10

DI ERA

DEMOKRASI DAN TRANSPARANSI

MARI SAMA-SAMA

(16)

11

MASTER PLAN

DOKUMEN UTAMA  DITANDA-TANGANI

PRESIDEN

DOKUMEN “PELAKSANAAN” 

DITANDA-TANGANI BERSAMA : MENTERI, GUBERNUR DAN

INVESTOR UTAMA

(17)

Adanya kesamaan pandangan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah dan Dunia usaha menyangkut

lingkup

perbaikan regulasi dan peningkatan infrastruktur utama

yang dibutuhkan

untuk mendorong percepatan investasi

oleh para pelaku usaha.

Komitmen dari para pengusaha

untuk merencanakan

investasi dalam rangka mendukung Masterplan P3EI,

setidaknya sampai dengan 2014, setelah seluruh

(18)

No.

Regulasi

Isu/Permasalahan

Status/Keterangan

UNDANG - UNDANG

1

UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

Berkenaan dengan belum

proporsional-nya kedudukan antara pengusaha dan

pekerja, terutama di dalam hal kontrak

kerja, outsourcing, dan pesangon.

--2.

UU No. 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan

Batubara

Berkenaan dengan belum jelasnya

ber-bagai aturan pelaksanaan, terutama:

• Mekanisme pengubahan dari PKP2B

dan KK menjadi ijin usaha sesuai UU

• Adanya ketetapan bahwa 1 perush, 1

jenis mineral/komoditi

• Jangka waktu ijin usaha yang total 40

tahun (20+10+10) tanpa adanya

ke-pastian usaha.

(19)

--No.

Regulasi

Isu/Permasalahan

Status/Keterangan

UNDANG – UNDANG

3

Pelaksanaan UU No. 26 Tahun

2006 tentang Tata Ruang

Proses penetapan menjadi Perda

yang berkepanjangan sangat

berpotensi mengganggu percepatan

investasi

• Rencana tata ruang yang

sah ini menjadi syarat

untuk implementasi

investasi di banyak sektor

• Lamanya proses

penetap-annya sendiri terkait

de-ngan mekanisme dalam

UU 41/1999 Tentang

Kehutanan

4

Pelaksanaan UU No. 23 Tahun

2007 Tentang Perkeretaapian

Masih belum adanya kepastian

mengenai pemisahan antara

penye-lenggara prasarana (kel) dan sarana

(rolling stock)

PT. KAI masih berfungsi

ganda, sebagai regulator dan

sekaligus sebagai pelaku

(investor)

(20)

No.

Regulasi

Isu/Permasalahan

Status/Keterangan

UNDANG - UNDANG

5

Pelaksanaan UU No. 1 Tahun

2008 Tentang Penerbangan

Terkait dengan pemisahan operator

bandar udara (badan usaha), otoritas

bandar udara (regulator) dan

penyeleng-gara pelayanan navigasi penerbangan

6

UU No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran

Terkait dengan pemisahan antara otoritas

pelabuhan (yang menjalankan fungsi

pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan kegiatan) dan operator yang

pada intinya adalah Badan Usaha

(BUMN/D dan swasta)

7

Percepatan RUU Pengadaan

Tanah untuk Kepentingan

Pembangunan

Dibutuhkan untuk memperkuat dasar

hukum pengadaan tanah yang sangat

diperlukan untuk pembangunan serta

mempercepat proses yang ada

Saat ini sedang dalam

pembahasan di DPR.

Direncanakan selesai

pada pertengahan 2011.

(21)

No.

Regulasi

Isu/Permasalahan

Status/Keterangan

PERATURAN PEMERINTAH

1

Revisi PP 1/2007 jo 62/2008

Fasilitas pajak penghasilan

un-tuk penanaman modal di

bi-dang-bidang usaha tertentu

dan/atau di daerah-daerah

tertentu

Dengan keluarnya UU 39/2009 Tentang

KEK, perlu adanya penyesuaian definisi

dari “daerah-daerah tertentu”

RPP tentang Pemberian

fasilitas perpajakan dan

kepabeanan untuk KEK

sedang disusun.

2

Pelaksanaan PP No. 94/2010

Tentang penghitungan

pengha-silan kena pajak dan pelunasan

pajak penghasilan dalam tahun

berjalan

Terutama terkait dengan pasal 29 yang

mengatur tentang fasilitas pembebasan

pajak (tax holiday) dan fasilitas

pengurangan pajak penghasilan badan

sesuai UU 25/2007 tentang Penanaman

Modal

Agar segera dikeluarkan

petunjuk pelaksanaannya

(Permenkeu) agar segera

bisa diimplementasikan

(22)

Selain daftar di atas, selama diskusi di dalam Gugus

Tugas Koridor selama 3 minggu terakhir ini juga

diidentifikasi sejumlah bottlenecks (per sektor/per

koridor) yang perlu segera diselesaikan (daftarnya

terdapat dalam bahan yang dibagikan)

Agar daftar tersebut juga dicermati apakah ada

isu/permasalahan yang belum teridentifikasi

(23)

Besarnya investasi

Waktu implementasi

Bidang usaha

Lokasi

Rencana penyerapan tenaga kerja

(24)

Koridor

Total Investasi

(Triliun Rupiah)

Sumatera

371.7

Jawa

250.2

Kalimantan

266.8

Sulawesi - Maluku Utara

511.0

Bali Nusa Tenggara

112.0

Papua - Maluku

169.8

Total

1,681.5

(25)

1 KE Sumatera 2 KE Jawa

KE Bali – Nusa Tenggara

3 KE Kalimantan

KE Papua– Maluku

4 KE Sulawesi – Maluku Utara

Pusat ekonomi

Pusat ekonomi mega Usulan lokasi KEK Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ

Denpasar Mataram Jakarta Medan Pekanbaru Jambi Lampung Semarang Banjarmasin Palangkaraya Pontianak Makassar Manado Kendari Gorontalo Manokwari Jayapura

1

2

3

4

Serang Mamuju IMT-GT BIMP-EAGA Surabaya Merauke Kupang Samarinda Sofifi Wamena Sorong Ambon Palu Banda Aceh Padang Bengkulu Jogjakarta Palembang Tj. Pinang Pkl. Pinang

6 Koridor Ekonomi Prioritas:

Berbasis Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah

6

6

5

5

(26)

Rangkuman Tema Pengembangan Koridor

Ekonomi Indonesia

(27)

Koridor Ekonomi Sumatera

"Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung

energi nasional"

Sektor Fokus dan Strateginya

1. Minyak Kelapa Sawit/CPO  Fokus pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation. 2. Karet  Meningkatkan hasil panen dan memperluas

industri hilir

3. Batubara  Meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api.

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan

Pelabuhan:

• Metro Medan, Dumai, Palembang

Rel Kereta/Jalan:

Trans Sumatera (Rel kereta/Jalan), termasuk rel kereta untuk CPO di Riau.

Pembangkit Listrik di Sumatera

• Pembangkit Listrik di Sumatera untuk menumbuhkan industri hilir

• Mine-mouth dan processing plant untuk batubara di Sumatera Selatan

Overview

Terdiri dari 7 hub: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, Jakarta

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~3.4x dari $139 milyar di 2010 ke $473 milyar di 2030 dengan laju pertumbuhan koridor sebesar 6.3% dibandingkan estimasi baseline 4.5%

Klaster industri karet dan sawit,

KEK

Klaster industri sawit, KEK

FTZ

(28)

Koridor Ekonomi Jawa

"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"

Fokus Sektor & Strategi – basis manufaktur

yang luas:

1. Produk makanan  Fokus untuk memindahkan hambatan untuk mengkapitalisasi tumbuhnya permintaan domestik 2. Tekstil Merebut pasar domestik dari impor dan memperkuat

Indonesia sebagai negara pilihan sumber produksi

3. Industri Alat angkut  Mengembangkan kapabilitas untuk nilai tambah pengolahan yang lebih tinggi, menarik lebih banyak peralatan pengolahan asli.

Overview

Terdiri dari 4 hub: Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.2x dari $304 milyar di 2008 ke $1,282 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor 7.5% dibandingkan estimasi baseline 5.8%

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan

Pelabuhan:

• Jakarta, Semarang, Surabaya Rel Kereta/Jalan:

• Trans Jawa (Jakarta-Cikampek-Bandung-Semarang-Surabaya

Pembangkit Listrik

• Ekspansi Pelabuhan di Jakarta

• Pembangkit listrik di Jawa Barat dan Jawa Tengah

Klaster industri perkapalan Klaster industri petrochem Klaster industri makanan & minuman Klaster industri tekstil Klaster industri mesin , alat angkut 23

(29)

Overview

Terdiri dari 4 hub: Pontianak, Palangka Raya, Balikpapan dan Samarinda

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~2.6x dari $59 milyar di 2008 ke $152 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 3.6% dibandingkan estimasi baseline sebesar 5.8%

Industri Berkelanjutan di Masa Depan

1. Perikanan  memperluas industri akuakultur udang 2. Kayu  Membangun industri hutan yang berkelanjutan &

memperluas ke produksi bernilai tambah tinggi (kertas)

3. Karet  Meningkatkan industri karet

Fokus Sektor Saat Ini

1. Migas  Eksplorasi lebih banyak untuk memastikan

pertumbuhan produksi yang stabil

2. Minyak Kelapa Sawit  Meningkatkan produksi panen,

beralih ke produk dgn nilai tambah tinggi dan produk hilir.

3. Batubara  Meningkatkan produksi dgn membangun

infrastruktur yg dapat mencapai tambang di pedalaman

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan

Pelabuhan Sungai  Fasilitas Barge Loading Pelabuhan yang menghubungkan Rel Kereta Api untuk membawa batubara melalui sungai; Sungai Barito dan Mahakam

Rel Kereta Api  Dibutuhkan untuk membuat pertambangan batubara di pedalaman layak secara ekonomi; Kal-Teng

Jalan Tol  Konektivitas yg lebih baik antara perkebunan kelapa sawit dan pertambangan dapat meningkatkan produksi CPO; Kalimantan Tengah dan Barat

Koridor Ekonomi Kalimantan

"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang &

Lumbung Energi Nasional"

Klaster industri besi-baja

(30)

Koridor Ekonomi Sulawesi

''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian,

Perkebunan, dan Perikanan Nasional''

Sektor Fokus dan Strategi

1. Tanaman Pangan  Meningkatkan produktivitas yang

menjamin ketahanan pangan nasional

2. Perkebunan  Beralih ke produk dengan nilai tambah

yang lebih tinggi

3. Perikanan  Mengurangi tangkapan perikanan laut,

membangun produksi akuakultur

4. Pertambangan Nikel  Meningkatkan ekspor nikel

setengah-jadi

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan

Irigasi – Kebutuhan peningkatan panen pertanian pangan dan perkebunan; Sulawesi Selatan.

Fasilitas Pelabuhan – Dibutuhkan untuk penanganan yang lebih baik bagi produk industri pertanian; Pelabuhan Makassar, Bitung, Kendari.

Suplai Listrik - Listrik merupakan kebutuhan kunci untuk pemrosesan nikel; Sulawesi Tenggara

Overview

Terdiri dari 5 hub: Manado, Gorontalo, Kendari, Mamuju dan Makassar

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.4x dari $21 milyar di 2008 ke $94 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7.7% dibandingkan estimasi baseline 6.0% Klaster perkebunan (kakao, jagung) Klaster industri Nikel 25

(31)

Koridor Ekonomi Bali-NT

''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan

Nasional''

Sektor Fokus dan Strategi

1. Pariwisata  Meningkatkan jumlah kunjungan turis

maupun pengeluaran pariwisata. Memanfaatkan Bali sebagai gerbang untuk mempromosikan kunjungan ke daerah tujuan wisata lain

2. Pertanian dan Peternakan  Meningkatkan produktifitas

lahan dan mengembangkan kegiatan produksi sampai dengan hilir

Overview

Terdiri dari 3 hub: Denpasar, Mataram dan Surabaya Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.3x dari $18 milyar di 2008 ke $76 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7.6% dibandingkan estimasi baseline 5.6%

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan

Bandara: Ekspansi Ngurah Rai, pembangunan bandara internasional baru di Bali

Pelabuhan: Terminal cruise Tanah Ampo / Benoa Jalan: Trans-Bali toll road, akses Sarangan – Tj. Benoa Energi: Pembangkit listrik di Bali

Klaster Peternakan Pintu gerbang pariwisata nasional 26

Bali Based Hub

(32)

Koridor Ekonomi Papua-Maluku

"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan

SDM yang Sejahtera"

Sektor Fokus dan Strategi

1. Pertambangan (terutama tembaga dan emas) 

Mendorong eksplorasi lokasi tambang baru melalui dukungan infrastruktur. Mendorong "forward integration" dengan melalui kegiatan produksi hilir

2. Pertanian dan Perkebunan  Meningkatkan produksi

melalui Merauke Integrated Food dan Energy Estate (MIFEE) & menghasilkan produk bernilai tambah tinggi

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan

Jalan – Jalan Trans-Papua dan jalan akses Merauke Pelabuhan – Pelabuhan di Jayapura dan Merauke

Energi – Mengembangkan PLTA Urumka untuk mengurangi ketergantungan pembangkit listrik BBM

Overview

Terdiri dari 5 hub: Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura dan Merauke

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~6.3x dari $13 milyar di 2008 ke $83 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 9.6%

dibandingkan estimasi baseline sebesar 7.0%

Klaster pertanian (MIFEE) Klaster industri Migas 27

(33)
(34)

“ K o n s u l t as i d a n P e n g e m b a l i an

F o r m u l i r I s i a n ”

Hari/Tanggal: Rabu, 16 Maret 2011

Tempat: Ruang Puri Asri Lt.1

Hotel Le Meridien, Jakarta

Hari/Tanggal: Kamis – Jumat, 17 – 18 Maret

2011

Tempat: Ruang Topaz Lobby Level Hotel Nikko

Jakarta

Waktu: 10.00 – 16.00 WIB

CP: Sdr. Ronald Sianipar (087887273694)

Email:iedc2011@gmail.com

(35)

Liason Officer KADIN

Didie W. Soewondho

Email: didiews@dep.co.id

didiews@yahoo.com

www.kadin-indonesia.or.id

HP: 08161869382

CP: Sdr. Ronald Sianipar (087887273694)

Email:

iedc2011@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Sungai Cibiuk terletak diantara perbatasan antara Resort Legon Pakis yang merupakan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II dengan Resort Taman Jaya di

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui pada fase blastula hasil dari perlakuan perendaman embrio ikan lele dumbo menggunakan enzim tripsin dengan lama perendaman yang

Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui

Sedangkan teknik NURBS modeling adalah teknik membuat model dengan memakai garis- garis yang dibuat seperti rangka objek yang diinginkan kemudian diberi surface (bentuk

ujung-ujung L, tegangan pada ujung-ujung rangkaian RL dan kuat arus sderta nilai hambatan resistor dan induktor ketika rangkaian seri diberi tegangan bolak balik!. Bagaimanakah

Efektif tidaknya pelaksanaan suatu proyek telah ditentukan melalui kriteria yang meliputi: (1) kesesuaian besar biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan anggaran yang tersedia;

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA PT SAMUDERA INDONESIA PALEMBANG.. Muhamad Riski Rinjani, 2016 (xiv + 51 Halaman)

Amalan ini bukan bersumberkan al-Quran dan hadis tetapi merupakan doa yang dibaca secara ijtihad penyusun yang tidak bertentangan dengan keduanya kerana memulakan