• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi dan Misi Visi Misi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi dan Misi Visi Misi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis Perum BULOG diantaranya usaha logistik atau pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan, serta usaha eceran. Perum BULOG sebagai perusahaan yang mengemban tugas publik dari pemerintah, senantiasa melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (raskin) dan pengelolaan stok pangan (Perum BULOG, 2020).

1.1.2 Visi dan Misi 1.1.2.1 Visi

Visi dari Perum BULOG adalah menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan (Perum BULOG, 2020).

1.1.2.2 Misi

1. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan kepada masyarakat;

2. Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang terintegarasi;

3. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa melakukan perbaikan yang berkelanjutan;

4. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan pokok. (Perum BULOG, 2020).

(2)

2

1.1.3 Logo Perusahaan

Logo perusahaan merupakan sebuah simbol dari sebuah organisasi yang memiliki makna tertentu. Matahari dengan gradasi warna kuning ke merah menggambarkan Perum BULOG sebagai perusahaan yang menjadi sumber dari seluruh rangkaian kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam termasuk suku dan kultur didalamnya. Matahari juga mencerminkan adanya semangat perubahan dalam diri Perum BULOG, untuk menjadi perusahaan yang lebih profesional, transparan dan sehat.

Huruf atau tipografi BULOG berwarna biru menjadi refleksi konkrit akan besarnya peranan Perum BULOG dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sedangkan bentuk huruf atau tipografi yang kokoh menggambarkan bentuk fisik Perum BULOG sebagai sebuah perusahaan yang solid dalam mengelola berbagai misinya. Logo juga dapat disertai atau tidak disertai tagline atau slogan berupa kalimat "Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan" (Perum BULOG, 2020).

Sumber : Perum BULOG, 2020. Gambar 1.1 Logo Perum BULOG

(3)

1.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sebuah susunan setiap bagian yang ada pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Berikut adalah struktur organisasi Perum BULOG.

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Perum BULOG Sumber : Perum BULOG, 2020.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Organisasi merupakan salah satu kesatuan yang terdiri dari orang-orang yang saling berinteraksi dan terkoordinasi yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan batasan yang relatif teridentifikasi serta berfungsi secara berkelanjutan untuk mencapai seperangkat sasaran bersama (Wicaksono & Ratnasari, 2017). Untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan berbagai macam sumber daya yang menjadi pendukungnya. Mulai dari sumber daya manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber daya informasi (Samsuni, 2017). Organisasi yang berhubungan dengan masyarakat seperti Perum BULOG haruslah memiliki sumber daya manusia yang baik agar penyaluran logistik pangan rakyat terlaksana sesuai dengan tujuan organisasi.

(4)

4

Sebagai salah satu sumber daya yang ada di dalam organisasi, sumber daya manusia memegang peranan penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Keberhasilan tujuan organisasi bergantung pada kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan tugas dan fungsinya (Samsuni, 2017). Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan tersebut maka perlu dilakukan pengelolaan atau pengembangan untuk menciptakan sumber daya manusia yang produktif. Melalui pengembangan atau pengelolaan sumber daya manusia yang baik, karyawan akan dapat dengan mudah menghadapi dan menyelesaikan tuntutan tugas baik di masa sekarang atau masa yang akan datang (Susan, 2019).

Selain tujuan perusahaan yang harus dicapai, setiap karyawan juga memiliki tujuan pribadi masing-masing untuk memenuhi berbagai kebutuhan pribadinya (Wenno, 2018). Oleh sebab itu, organisasi perlu mempertimbangkan kebutuhan dari setiap karyawannya agar mereka dapat menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan mereka. Work-life balance adalah kondisi keseimbangan dimana tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi seseorang sama, atau dengan kata lain menyeimbangkan jumlah waktu yang sama antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (Dikshit & Acharya, 2017). Work-life balance merupakan salah satu cara untuk mengelola sumber daya manusia dengan baik. Tingkat work-life balance para karyawan perlu dikelola. Karena pekerjaan dan keluarga merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia yang tidak bisa dipisahkan (Jamadin et al., 2015).

Menurut Nielsen (2015) work-life balance menjadi perhatian utama karyawan yakni sebesar 17%, kedua setelah perihal ekonomi yang sebesar 46%, dan ketiga ditempati oleh kesejahteraan dan kebahagiaan orang tua yakni sebesar 15%. Menurut Hans et al. (2015) quality work-life karyawan itu penting karena apabila quality work-life atau work-life balance baik dalam suatu organisasi maka tekanan pekerjaan dan stres kerja yang dialami karyawan akan menjadi lebih rendah.

(5)

Menurut Kalpna & Malhotra (2019) dalam penelitiannya berpendapat bahwa work-life balance menjadi hal yang penting dalam manajemen sumber daya manusia. Hal ini mendapat perhatian dari pemerintah, peneliti, dan profesional untuk memberikan cara yang inovatif untuk meningkatkan moral karyawan, mempertahankan karyawan, dan dengan menyediakan cara yang sesuai bagi organisasi untuk memfasilitasi work-life balance yang lebih baik di tempat kerja.

Work-life balance merupakan alasan utama untuk memiliki kehidupan kerja dan kehidupan pribadi yang berkualitas (Swarnalatha & Krishna, 2016). Work-life balance bagi karyawan perusahaan milik negara (BUMN) yang tinggal di daerah terpisah dari keluarga mereka mungkin merupakan masalah yang rumit. Mayoritas BUMN di Indonesia memiliki cabang di seluruh kepulauan dan mengharuskan karyawan mereka untuk bekerja jauh dari kota asal dan keluarga mereka. Menjaga work-life balance bagi karyawan bukanlah tugas yang mudah (The ASEAN Work-Life Balance Project, 2016).

Menurut Rathee & Bhuntel (2018) faktor yang mempengaruhi work-life balance adalah stres, tantangan yang dihadapi, tingkat kepuasan, work-life balance, sikap terhadap pekerjaan, permasalahan work-life balance, lingkungan, manajemen waktu, dan masalah kesehatan. Sedangkan Omar et al. (2015) pada penelitiannya mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi work-life balance adalah workload dan konflik peran. Hofmann & Stokburger-Sauer (2017) berpendapat pada penelitiannya bahwa ada dua faktor yang memengaruhi work-life balance. Kedua faktor tersebut diantaranya adalah disonansi emosi karyawan dan employees’ display of positive emotion.

Nurisman & Sampurna (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa work to family conflict, family to work conflict, dan stres kerja merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi work-life balance. Sementara itu Pandu (2017) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi work-life balance yaitu work-family conflict, family-work conflict, dan lingkungan kerja. Menurut Kasch et al. (2015) faktor yang mempengaruhi work-life balance adalah keseimbangan

(6)

6

yang tepat antara bekerja dan keluarga, kesempatan kerja paruh waktu, jam kerja, family-friendly, jam kerja tambahan, dan kompensasi cuti untuk lembur.

Untuk menyeimbangkan work-life balance seseorang maka perlu diketahui tingkat stres mereka agar individu dapat mengambil tindakan yang dilakukan (Mantri & Kale, 2018). Stres merupakan respon psikologis yang bisa berdampak baik maupun buruk (Dikshit & Acharya, 2017). Stres adalah salah satu tantangan umum yang mungkin dihadapi karyawan dimana pun mereka bekerja (Alias et al., 2019). Persaingan dan tuntutan yang semakin meningkat menimbulkan banyaknya tekanan yang harus dihadapi individu di lingkungan kerja. Selain itu, tekanan dari lingkungan keluarga dan lingkungan sosial juga sangat berpotensi menimbulkan stres (Ibrahim et al., 2016). Apabila masalah stres tidak teratasi akan menyebabkan penurunan kinerja (Laelasari & Kurniawidjaja, 2016).

Cigna Indonesia (2018) melaporkan bahwa kekhawatiran tentang kesejahteraan ada pada lima bidang utama, yaitu fisik, keluarga, sosial, keuangan, dan pekerjaan. Tingkat stres di Indonesia sebesar 75% dari jumlah respondennya dengan tingkat stres sebesar 61 poin. Meskipun demikian, hal tersebut tergolong rendah dibandingkan rata-rata global yakni sebesar 61,2 poin serta Singapura dan Thailand sebesar 91% dari jumlah responden. Forbes (2020) juga menyebutkan bahwa Jakarta menjadi kota dengan tingkat stres tertinggi ke enam dari dua puluh kota di dunia.

Penelitian yang dilakukan oleh Boas & Morin (2018) pada pekerja di bidang pendidikan dengan responden sebanyak 526 responden di dua negara berbeda yaitu Brasil dan Kanada menujukkan hasil hubungan signifikan negatif yang kuat antara stres kerja dengan work-life balance dengan nilai r=-0.644. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Alias et al. (2019) di negara Malaysia dengan jumlah responden sebanyak 113 responden yang bekerja dibidang manufaktur menunjukkan hasil hubungan yang signifikan negatif antara stres kerja dengan work-life balance dengan r=-0.695.

(7)

Penelitian pada pekerja yang bekerja di industri perhotelan di Indonesia yang dilakukan oleh Aoerora & Marpaung (2020) dengan responden sebanyak 120 responden menghasilkan hasil negatif signifikan terhadap hubungan antara stres kerja dengan work-life balance dengan nilai r=-0.737. Sementara itu Weerasinghe & Dilhara (2017) pada penelitiannya kepada pegawai yang bekerja di kantor bea cukai di Sri Lanka dengan jumlah responden sebanyak 188 responden menunjukkan hasil signifikan negatif yang kuat antara stres kerja dengan work-life balance dengan nilai r=-0.695.

Hal serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Pordanjani & Ebrahimi (2018) pada respondennya yang bekerja dibidang pendidikan di negara Iran dengan jumlah responden sebanyak 172 responden. Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang signifikan negatif antara stres kerja dengan work-life balance dengan nilai r=-0.59. Sementara itu di belahan negara lain, Mantri & Kale (2019) pada penelitiannya terhadap respondennya sebanyak 200 pekerja yang bekerja di bidang industri information technology di India menunjukkan hasil yang signifikan positif terhadap hubungan stres kerja dengan work-life balance dengan nilai r=0.85.

Masalah work-life balance begitu banyak dihadapi oleh berbagai organisasi. Salah satu organisasi yang perlu memperhatikan tingkat work-life balance para karyawannya adalah Perum BULOG Jakarta Selatan. Perum BULOG menjadi perusahaan milik negara yang secara langsung menghadapi masyarakat dalam bidang logistik dan pangan sehingga membuat organisasi harus mengawasi dan mengelola tingkat stres para karyawan mereka. Selain itu kondisi karyawan yang mengalami penempatan dinas yang mengharuskan mereka jauh dari keluarga mereka sehingga tingkat stres yang dialami karyawan dalam pekerjaannya dapat mempengaruhi tingkat work-life balance mereka.

(8)

8

Penulis melakukan penelitian berupa preliminary study terhadap tingkat work-life balance pada karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan persepsi tingkat work-life balance yang dirasakan karyawan pada saat ini dan yang diharapkan karyawan dengan menyebarkan kuisioner terhadap 157 karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan. Kuisioner tersebut berisi sembilan pertanyaan mengenai work-life balance dari Holden & Sunindijo (2018). Garis berwarna biru menggambarkan tingkat yang dirasakan karyawan sedangkan garis merah menggambarkan tingkat yang diharapkan.

Hasil ini terbagi menjadi enam kategori diantaranya kategori sangat rendah dengan rentang nilai rata-rata sebesar 1-1.83, kategori rendah dengan rentang nilai rata-rata sebesar >1.83-2.66, kategori sedang cenderung rendah dengan rentang nilai rata-rata sebesar >2.66-3.49, kategori sedang cenderung tinggi dengan rentang nilai rata-rata sebesar >3.49-4.33, kategori tinggi dengan rentang nilai rata sebesar >4.33-5.16, dan kategori sangat tinggi dengan rentang nilai rata-rata sebesar >5.16-6. Gambar 1.3 memaparkan hasil jawaban kuisioner mengenai work-life balance yang disebar terhadap karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan dalam bentuk grafik.

Gambar 1.3 Hasil Data Kuisioner Work-Life Balance Karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan

(9)

Berdasarkan dari hasil kuisioner mengenai work-life balance diatas dapat diketahui bahwa rata-rata dari tingkat work-life balance yang dirasakan karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan saat ini adalah sebesar 4.39. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat work-life balance yang dirasakan karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan saat ini tinggi. Sementara yang tingkat work-life balance yang diharapkan oleh karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan memiliki jumlah rata-rata sebesar 5.05 yang dapat disimpulkan bahwa tingkat work-life balance yang diharapkan oleh karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan tinggi.

Jumlah rata-rata tingkat work-life balance yang dirasakan saat ini dengan tingkat work-life balance yang diharapkan oleh para karyawan Perum BULOG Jakata Selatan terlihat memiliki perbedaan. Perbedaan kedua kondisi ini dapat diartikan bahwa tingkat work-life balance yang dirasakan oleh karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan saat ini memang termasuk dalam kategori tinggi. Akan tetapi, tinggi nya tingkat work-life balance yang dirasakan saat ini para karyawan masih memiliki harapan agar tingkat work-life balance mereka bisa lebih ditingkatkan dan lebih baik lagi. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata tingkat work-life balance yang diharapkan memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata work-life balance yang dirasakan saat ini.

Berdasarkan preliminary study tersebut dapat disimpulkan bahwa work-life balance yang tinggi dan baik adalah ketika karyawan mampu menyelaraskan dan membagi waktu untu urusan pribadi dan urusan pekerjaannya. Kemudian work-life balance dapat dikatakan tinggi pula ketika keluarga dan pekerjaan karyawan saling mendukung dan tidak saling mengganggu. Berdasarkan hasil wawancara, harapan yang tinggi dari karyawan adalah terciptanya keseimbangan antara urusan pribadi dan pekerjaan yang sempurna. Namun, responden juga menyadari bahwa untuk mencapai keseimbangan tersebut tidaklah mudah. Karena banyak faktor penentu dan hal tersebut dapat mereka maklumi.

(10)

10

Tabel 1.1 menunjukkan persentase kehadiran karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan pada tahun 2019 dan 2020. Berdasarkan data dari tabel 1.1 berikut dapat diketahui bahwa persentase kehadiran karyawan pada tahun 2019 sebesar 95.68% dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 98.90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kehadiran karyawan Perum BULOG mengalami peningkatan dari tahun 2019 ke tahun 2020 sebesar 3.22%.

Tabel 1.1 Persentase Kehadiran Tahun 2019-2020 Perum BULOG Jakarta Selatan

Tahun Persentase Kehadiran

2019 95.68%

2020 98.90%

Sumber : Diolah dari data internal Perum BULOG Jakarta Selatan, 2021 Pada Gambar 1.4 menujukkan penyebab ketidakhadiran karyawan. Pernyebab tersebut diantaranya mangkir, cuti sakit, cuti tahunan, cuti bersalin, cuti alasan, cuti ibadah, dan cuti besar.

Gambar 1.4 Data Alasan Ketidakhadiran Karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan

Sumber : Diolah dari data internal Perum BULOG Jakarta Selatan, 2021

1081 1426 1424 1113 4917 3115 687 751 829 576 117 221 11 306 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 2019 2020 H a ri Tahun mangkir cuti sakit cuti tahunan cuti bersalin cuti alasan cuti ibadah cuti besar

(11)

Tabel 1.2 berikut menunjukkan rata-rata waktu lembur karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan pada 2019 dan 2020. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa rata-rata lembur karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan pada tahun 2019 adalah satu jam. Hal yang sama terjadi pada tahun 2020, rata-rata lembur karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan pada tahun 2019 adalah satu jam.

Tabel 1.2 Rata-Rata Lembur Perum BULOG Jakarta Selatan

Tahun Rata-rata Lembur

2019 1 jam

2020 1 jam

Sumber : Diolah dari data internal Perum BULOG Jakarta Selatan

Meski rata-rata lembur karyawan dalam ketegori normal, namun kehidupan di Jakarta pada rangkaian proses perjalanan pulang akan berpengaruh terhadap stres karyawan. Stres yang dirasakan karyawan bukan hanya di pekerjaan namun di perjalanan pulang. Sehingga terdapat efek domino yang mengakibatkan mereka stres meskipun lembur hanya sedikit. Hal ini dikarenakan kehidupan di Jakarta yang traffic jam-nya tidak menentu.

Berdasarkan TomTom Traffic Index (2021), kepadatan kendaraan di Jakarta saat jam pulang kantor pada tahun 2020 sebesar 50-68%. Sehingga jam lembur yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap rush hour atau saat-saat kemacetan di Jakarta. Menurut Psychology Today (2015) menghabiskan berjam-jam terjebak dalam kemacetan dapat merusak kesehatan dan kebahagiaan, serta berpotensi stres. Selain itu menurut Suara (2017) waktu yang dihabiskan karyawan di jalan ataupun di angkutan umum dapat membuat mereka menyisakan lebih sedikit waktu untuk bertemu anggota keluarga atau teman.

Selain itu, penulis juga melakukan preliminary study terhadap tingkat stres kerja karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan yang terdiri dari tingkat stres kerja yang dirasakan dan tingkat stres kerja yang diharapkan. Preliminary study stres kerja dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi sembilan pertanyaan mengenai stres kerja dari Colquitt et al. (2019). Gambar 1.4 menjelaskan hasil kuisioner terkait tingkat stres kerja yang dirasakan dan tingkat stres kerja yang

(12)

12

diharapkan. Garis berwarna biru menggambarkan tingkat yang dirasakan karyawan sedangkan garis merah menggambarkan tingkat yang diharapkan. Berikut adalah hasil kuisioner stres kerja Perum BULOG Jakarta Selatan.

Hasil ini terbagi menjadi enam kategori diantaranya kategori sangat rendah dengan rentang nilai rata-rata sebesar 1-1.83, kategori rendah dengan rentang nilai rata-rata sebesar >1.83-2.66, kategori sedang cenderung rendah dengan rentang nilai rata-rata sebesar >2.66-3.49, kategori sedang cenderung tinggi dengan rentang nilai rata-rata sebesar >3.49-4.33, kategori tinggi dengan rentang nilai rata sebesar >4.33-5.16, dan kategori sangat tinggi dengan rentang nilai rata-rata sebesar >5.16-6.

Gambar 1.5 Hasil Data Kuisioner Stres Kerja Karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan

Sumber : Data yang telah diolah penulis, 2020

Berdasarkan dari hasil kuisioner mengenai stres kerja diatas dapat diketahui bahwa rata-rata dari tingkat stres kerja yang dirasakan karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan saat ini adalah sebesar 3.19. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat stres kerja yang dirasakan karyawan Perum BULOG saat ini adalah cukup rendah. Sementara yang tingkat stres kerja yang diharapkan oleh karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan memiliki jumlah rata-rata sebesar 2,65 yang dapat disimpulkan bahwa tingkat stres kerja yang diharapkan oleh karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan rendah.

(13)

Jumlah rata-rata tingkat stres kerja yang dirasakan saat ini dengan tingkat stres kerja yang diharapkan oleh para karyawan Perum BULOG Jakata Selatan juga memiliki perbedaan. Perbedaan kedua kondisi stres kerja ini bisa diartikan bahwa tingkat stres kerja yang dirasakan oleh karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan saat ini termasuk dalam kategori sedang cenderung rendah. Stress dalam kerja tidak selamanya berdampak buruk. Menurut Mondy & Martocchio (2016) stres yang rendah dapat meningkatkan produktivitas. Namun apabila stres yang diterima terlalu berlebih akan berdampak sebaliknya. Robbins & Judge (2018) juga mengemukakan bahwa stres yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang menjadi mudah tersinggung, turunnya produktivitas, serta meningkatnya ketidakhadiran.

Dari hasil preliminary test mengenai work-life balance dan stres kerja terhadap karyawan Perum BULOG Jakarta Pusat dengan melihat dua kondisi berbeda yakni kondisi yang dirasakan saat ini dan kondisi yang diharapkan maka kedepannya diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memperhatikan tingkat stres kerja karyawannya dengan mengelola dan mengurangi tingkat stres kerja. Karena apabila tingkat stres kerja dapat dikelola, diharapkan tingkat work-life balance karyawan pun akan lebih meningkat.

Berdasarkan beberapa pemaparan diatas serta penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis akan meneliti mengenai stres kerja yang dialami oleh karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan terhadap work-life balance. Selain itu untuk mengetahui apakah stres kerja dapat menjadi salah satu hal yang mempengaruhi tingkat work-life balance karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan. Adapun judul penelitian yang akan diangkat oleh penulis yaitu “PENGARUH STRES KERJA TERHADAP WORK-LIFE BALANCE PADA KARYAWAN PERUM BULOG JAKARTA SELATAN”.

(14)

14

1.3 Perumusan Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya ditentukan dengan bagaimana organisasi mengelola sumber daya manusianya dengan baik. Stres yang dialami oleh karyawan dapat mempengaruhi keseimbangan antara kehidupan dam pekerjaan karyawan itu sendiri. Karyawan dengan tingkat stres yang tinggi akan menyebabkan tingkat work-life balance mereka akan menjadi rendah dan terganggu.

Perum BULOG menjadi perusahaan milik negara yang secara langsung menghadapi masyarakat dalam bidang logistik dan pangan sehingga membuat organisasi harus mengawasi dan mengelola tingkat stres para karyawan yang mereka miliki. Selain itu kondisi karyawan yang mengalami penempatan dinas yang mengharuskan mereka jauh dari keluarga mereka sehingga tingkat stres yang dialami karyawan dalam pekerjaannya dapat mempengaruhi tingkat work-life balance mereka.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat stres kerja karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan? 2. Bagaimana tingkat work-life balance karyawan Perum BULOG Jakarta

Selatan?

3. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap work-life balance karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat stres kerja pegawai Perum BULOG Jakarta Selatan. 2. Mengetahui tingkat work-life balance pegawai Perum BULOG Jakarta

Selatan.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh stres kerja terhadap work-life balance pegawai Perum BULOG Jakarta Selatan.

(15)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari penelitian ini terbagi menjadi dua aspek yakni aspek teoretis (keilmuan) dan aspek praktis. Aspek teoretis dari penilitian ini diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan manfaat dalam mengembangkan ilmu sumber daya manusia dalam organisasi. Sementara dari segi aspek praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan yang membuat perusahaan mampu mengelola sumber daya manusia demi mewujudkan sumber daya yang lebih baik.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perum BULOG Jakarta Selatan yang merupakan kantor pusat dari Perum BULOG yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto No.Kav. 49, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Objek penelitian ini adalah karyawan Perum BULOG Jakarta Selatan. 1.7.2 Waktu dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020 sampai dengan April 2021.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.

b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi, penelitian terdahulu, hipotesis, dan kerangka penelitian.

(16)

16

c. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan karakteristik penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, uji validitas, uji reliabilits, dan teknik analisis data.

d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN:

Bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang hasil analisis dari hasil pengolahan data yang dilakukan.

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN:

Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian beserta saran.

Gambar

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Perum BULOG  Sumber : Perum BULOG, 2020.
Gambar 1.3 Hasil Data Kuisioner Work-Life Balance Karyawan Perum BULOG  Jakarta Selatan
Tabel  1.1  menunjukkan  persentase  kehadiran  karyawan  Perum  BULOG  Jakarta Selatan pada tahun 2019 dan 2020
Gambar 1.5 Hasil Data Kuisioner Stres Kerja Karyawan Perum BULOG Jakarta  Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan model matematis tersebut, didapatkan hasil peramalan permintaan yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan kebutuhan masyarakat provinsi Sumatera Utara

Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah penelitian untuk menganalisis efektivitas program pemasaran berbasis komunitas (community marketing) dalam meningkatkan loyalitas

Dalam kegiatan belajar siswa SMA Katolik Budi Murni 1 Medan, masalah yang dihadapi siswa yaitu masih sulit untuk mengenal tulisan aksara Cina sehingga sulit juga untuk

1. Faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan yang merupakan peluang yaitu antara lain adanya peraturan pemerintah tentang usaha perikanan, adanya isu flu

SHASHVAT JEWELS PRIVATE LIMITED SURAT SHASHWAT CREATION (LLP) MUMBAI SHEETAL JEWELLERY HOUSE LLP MUMBAI SHIV NARAYAN JEWELLERS PVT LTD HYDERABAD SHREE HARI KRUPA JEWEL SURAT SHREE

Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara kepemimpinan

Situasi saat ini Sistem Kesehatan • Menggunakan UU Kesehatan, UURS, UU mengenai pemerintahan daerah • Propinsi • Kabupaten/Kota • Kecamatan Data dari pelayanan kesehatan

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis akan melakukan penelitian pada penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) untuk pengendalian biaya persediaan pada Div MIJ