• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Matematika

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mendukung dan mendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh dan berkembang tanpa matematika. Matematika tumbuh dan berkembang sendiri tanpa bantuan dari ilmu lain. Objek ilmu matematika adalah benda-benda abstrak.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. (Hasan Alwi, 2002:723). Pengertian lain menurut James and James yaitu mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, prosedur operasional dan logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya.

2.1.2 Model Pembelajaran SAVI 2.1.2.1 Pengertian SAVI

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistamatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang

(2)

diberikan untuk mencapai tujuan tertentu. Model berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. (Ending Mulyatiningsih,2011:127-128)

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan karakteristik dari siswa dalam hal ini siswa SD. Siswa SD memiliki kecenderungan lebih senang bermain dari pada belajar. Untuk menarik hati siswa maka diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan dan mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan aktifitas dirasakn lebih efektif dari pada belajar dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Belajar berdasarkan aktifitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/ pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. (Dave Meier, 2002:90) .

Dave Meier 2002 mengemukakan bahwa belajar dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas dan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Dave Meier menyajikan suatu system lengkap untuk melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang di kenal dengan model SAVI, yaitu somatis, auditori, visual, dan intelektual.

Dave meier (2002:92-99) memberikan rincian dari keempat unsur tersebut yaitu:

a. Somatic, yang berasal dari bahasa Yunani”soma” yang artinya tubuh. Dalam hal ini somatis berarti belajar dengan indera peraba, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh ketika belajar. Untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik. Contoh sikap belajar dengan melibatkan fisik antara lain:membuat model dalam proses atau prosedur, memerankan suatu proses, menjalankan pelatihan belajar aktif seperti simulasi, permainan belajar . b. Auditori, yang artinya suara. Tanpa di sadari telinga menangkap dan

(3)

merupakan belajar paling baik jika mendengar dan mengungkapkan kata-ka belajar Auditori merupakata-kan cara belajar standar bagi semua orang sejak awal sejarah. Seperti kita ketahui sebelum manusia mengenal baca tulis banyak informasi yang disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan. Berikut contoh dari penggunaan sarana auditori dalam belajar antara lain:membaca keras dari buku, mendengarkan kast, membincangkan secara terpetinci tentang materi yang di pelajari,

c. Visual. Siswa akan lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang dibicarakan. Siswa akan lebih memahami jika dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan,ikon dan gambar dari segala macam hal yang sedang dipelajari. Setiap orang memiliki ketajaman visual yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indra yang lainnya. Dave Meier(2002:98) menyatakan bahwa seseorang akan lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang di bicarakan. Ada beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pembelajaran lebih visual seperti cerita bergambar. Media tiga dimensi, bahasa tubuh, mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan dan membicarakan situasi tersebut.

d. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai-nilai dari hubungan tersebut. Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru dan belajar. Intelektual menghubungan pengalaman mental, fisik, emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri.

Pengertian lain mengenai model pembelajaran SAVI yaitu Somatic artinya belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditori artinya belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual artinya belajar mengamati dan menggambarkan.

(4)

Intelektusal artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan. (Rusman,2012:373-374). Sedang menurut Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl 2012:130. Somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).Auditori adalah belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah – kuliah, diskusi, debat dan instruksi(perintah)ferbal. Visual adalah belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita suka pertunjukan , peragaan atau menyaksikan video. Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna

Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa SAVI memiliki arti somatic yaitu belajar dengan mengikutsertakan indra perapa, auditori yaitu belajar dengan mendengarkan informasi, visual yaitu belajar dengan melihat atau mengamati dan intelektual yaitu belajar menggunakan pikiran seperti menemukan dan memecahka masalah.

Dave Meier berpendapat bahwa prinsip dari model pembelajaran SAVI sama dengan prinsip dari gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:

1. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh 2. Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi. 3. Kerjasama membantu proses pembelajaran

4. Pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan

5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.

6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.

7. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

2.1.2.2 Kelebihan model pembelajaran SAVI

Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual

(5)

a. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya.

b. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika. c. Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat

membantu yang kurang pandai.

d. Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif

e. Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa

f. Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa

g. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.

h. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat dan berani menjelaskanjawabannya.

i. Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar

2.1.2.3 Langkah-langkah SAVI

Dave Meier(2002:106-108) mengemukakan bahwa model pembelajaran SAVI ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu

a. Persiapan, tujuan tahap ini adalah untuk menimbulkan minat para peserta didik, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar

b. Penyampaian, tujuan tahap ini adalah membantu peserta didik menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar

c. Pelatihan, tujuan tahap ini adalah membantu peserta didik mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.

d. Penampilan hasil, tujuan tahap ini, membantu peserta didik menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru

(6)

mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat.

Dari masing-masing tahap di atas setiap tahap memiliki cakupan secara spesifik seperti yang di kemukakan oleh Herdian 2009 dan dipertegas oleh Dave Meier (2002:106-108)yaitu:

1. Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)

Tujuan pada tahap persiapan yaitu merangsang minat siswa sehingga membuat aktif dan merasa nyaman dalam belajar. Berikut beberapa unsur dalam persiapan belajar antara lain:

a. Memberikan sugesi positif

b. Memberikan tujuan yang jelas dan bermaknam c. Membangkitkan rasa ingin tahu

d. Menciptakan lingkungan fisik yang positif. e. Menciptakan lingkungan sosial yang positif f. Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal. 2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti)

a. Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh b. Presentasi interaktif

c. Grafik dan sarana yang presentasi brwarna-warni

d. Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar e. Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim

f. Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok) g. Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual h. Pelatihan memecahkan masalah

3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti) a. Aktivitas pemrosesan siswa

b. Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali c. Simulasi dunia-nyata

d. Permainan dalam belajar e. Aktivitas pemecahan masalah f. Refleksi dan artikulasi individu

(7)

g. Pengajaran dan tinjauan kolaboratif h. Mengajar balik

4. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup) a. Aktivitas penguatan penerapan

b. Materi penguatan prsesi c. Pelatihan terus menerus

d. Umpan balik dan evaluasi kinerja e. Aktivitas dukungan kawan

f. Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.

Untuk mengetahui berhasil atau tidak penggunaan model pembelajaran SAVI maka dapat diketahui melalui nilai hasil belajar siswa.

2.1.3 Hasil Belajar

Pengertian hasil (produk) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional

Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).

Sedangkan menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).

Dari beberapa pandangan mengenai pengertian belajar diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang yang relative permanen yang di akibatkan karena adanya interaksi dengan lingkungan.

Belajar bukan hanya di peroleh dari pendidikan formal namun dari lingkungan sekitar pun siswa dapat memperoleh informasi. Dari pendidikan

(8)

formal siswa dapat belajar dari ilmu pengetahuan yang di berikan oleh guru. Dalam kehidupan sehari- hari siswa dapat memperoleh informasi dari orang tua, keluarga dan lingkungan sekitar.proses belajar terjadi secara terus menerus dalam rangka menjadikan manusia mandiri dan mampu beradaptasi terhadap lingkungan.

Hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-peru bahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha(bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relative lama dan merupakan hasil pengalaman.

Hasil belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan, dalam aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana. Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah di ajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami 2 kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “ belajar “. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Purwanto,2011:38 - 45)

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Slametto, 2003:16).

Dengan demikian maka dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang di capai dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

(9)

pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan.

Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan instrument pengumpulan data. Tes merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarkan.

Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang di miliki individu atau kelompok (purwanto, 20011,54)

2.1.4 Media pembelajaran

2.1.4.1 Pengertian media pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Pembelajaran adalah proses komunikasi antar pelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Menurut gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang untuk belajar. Menurut Y.Miarso secara umum media adalah alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat dan sumber belajar yang di gunakan oleh seorang pengajar yang di gunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran untuk merangsang dan mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran

Tujuan media pembelajaran

1. Mempermudah proses pembelajaran

2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

(10)

4. Membantu mengkonsentrasikan pembelajaran dalam proses pembelajaran

Manfaat media pembelajaran

1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga materi yang di pelajarai lebih mudah di pahami

3. Siswa lebih benyak melakukan kegiatan belajar karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasasn dari guru tetapi juga melakuka aktivitas belajar seperti mangamati dan melakukan

2.1.4.2 Media tiga Dimensi

Media tiga dimensi adalah media yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal Ada berbagai macam media tiga dimensi seperti:Benda asli, benda model,alat tiruan, diorama. Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu mahal dan terlalu sulit bila di bawa ke dalam kelas.

Kelebihan dalam menggunakan media tiga dimensi yaitu:dapat memberikan pengalaman secara langsung,dapat dibuat dengan biaya yang murah,, dapat mengembangkan konsep realisme siswa

2.1.5 Pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar

Model pembelajaran SAVI merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa mempraktikkan dan menemukan sendiri materi yang akan di pelajari. Siswa mengamati, melakukan dan menemukan dan menemukan materi berdasarkan dunia nyata. Hal ini lebih dapat melekat dalam ingatan siswa.

Siswa akan lebih mudah mengingat materi. Dengan demikian maka hasil belajar siswa akan meningkat karena siswa lebih memahami materi yang

(11)

secara langsung telah di praktikkan oleh siswa dan siswa ikut serta dalam menemukan materi tersebut.

2.2 Hasil penelitian yang relevan

Judul :Penerapan pendekatan Somatic, Auditory, Visually, Intelectually (SAVI) untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung campuran pada siswa kelas 2 SDN Sumbersari 2 Malang oleh Dian Puspitasari. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu; 1) mendeskripsikan penerapan pendekatan SAVI pada pembelajaran Matematika di kelas 2 SDN Sumbersari 2 Kota Malang, 2) mendeskripsikan aktivitas siswa selama penerapan pendekatan SAVI pada pembelajaran Matematika di kelas 2 SDN Sumbers2 SDN Sumbersari 2 Kota Malang melalui penerapan pendekatan SAVI.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SAVI untuk pembelajaran matematika siswa kelas 2 SDN Sumbersari 2 Kota Malang dengan standar kompetensi "Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka" dapat dilaksanakan sesuai dengan tahap persiapan,penampilan, pelatihan, dan penyampaian hasil. Keaktifan siswa meningkat dari 40,74 pada awal siklus I menjadi 74,81 pada akhir siklus II. Peningkatan aktivitas sebesar 44,27%. Hasil belajar juga meningkat dari rata-rata 55,83 dan ketuntasan kelas 25,93% sebelum tindakan menjadi rata-rata-rata-rata 76,3 dan ketuntasan kelas mencapai 82,14% pada akhir siklus II. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 19,22%.

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model SAVI Dengan Materi Pengukuran Pada Siswa Kelas III SDN Karangsono 02 Blitar oleh Ririn Sumiasih. Penelitian dalam penulisan ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui proses pembelajaran materi pengukuran dengan model pembelajaran SAVI untuk sis-wa kelas III di SDN Karangsono 02 Blitar. 2) Untuk mengetahui peningkatan ha-sil belajar siswa kelas III di SDN Karangsono 02 Kabupaten Blitar pada materi pengukuran yang menggunakan model pembelajaran SAVI.Hasil observasi awal ditemukan bahwa kegiatan pembelajaran yang dila- kukan guru sangat membosankan. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan buku paket dalam kegiatan

(12)

pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam ke- giatan pembelajaran. Pembelajaran yang membosankan membuat siswa jenuh. Hasil ketuntasan belajar siswa kelas III SDN Karangsono 02 Blitar hanya 24% dari 17 siswa yang hasil belajarnya memenuhi KKM.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pembelajaran Matematika melalui model SAVI pada materi pengukuran panjang dan berat Kelas III, terbukti hasil belajar siswa menjadi meningkat yaitu dari pra tindakan 24%, pada siklus I perte- muan 1 mencapai 35%, pertemuan 2 mencapai 60%, pada siklus II pertemuan 1 mencapai 70%, pertemuan 2 mencapai 94% dengan kriteria "Sangat baik". Dari pra tindakan sampai siklus II telah mencapai ketuntasan belajar yang melebihi KKM.Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelajaran matematika materi pengukuran panjang dan berat dengan menggunakan model SAVI hasil belajar siswa meningkat. Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan model SAVI dengan materi yang lain.

2.3 Kerangka berfikir

Dengan menggunakan model pembelajaran SAVI melalui media tiga dimensi hasil belajar siswa meningkat. Karena pada model pembelajaran SAVI merupakan model pembelajaran yang inovatif yang berbeda dengan proses pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru. Pada model pembelajaran SAVI siswa di tuntut aktif. Disini siswa mempraktikan sendiri materi pembelajaran yang di pelajari. Siswa mempraktikan dan mencari tahu tentang materi yang di ajarkan dengan menganalisis kegiatan yang telah di lakukan.

Pada model pembelajaran ini siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan ikut serta melakukan percobaan atau mecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maka ingatan siswa akan lebih melekat dan lebih mudah di pahami. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa lebih senang

(13)

memperoleh pengetahuan dengan bertindak langsung dari pada hanya mendengarkan penjelasan dari guru. .

Pada pembelajaran SAVI lebih menekankan pada siswa dan sesuai dengan tahapan berfikir siswa yaitu tahap berfikir konkrit. Dengan SAVI siswa dapat melihat langsung dan ikut serta dalam pembelajaran. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya.

Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat dan berani menjelaskanjawabannya.

Dengan menggunakan SAVI siswa belajar untuk bekerja sama dengan teman. Siswa dapat mengetahui cara bekerja sama yang baik. Sikap gotong royong juga di perlukan dalam pembelajaran ini. Semua siswa harus aktif dalam kelompok. Tidak hanya beberapa siswa saja yang aktiif tetapi semua siswa harus aktif. Apalagi dalam proses pembelajaran menggunakan media benda tiga dimensi yang dapat di gunakan siswa untuk memperjelas materi pembelajaran

2.4 Hipotesis

Penerapan model pembelajaran SAVI melalui media benda tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD N Klero 01 pada mata pelajaran Matematika.

Referensi

Dokumen terkait

Adanya gaya prategang awal (aksial) yang bekerja pada balok portal dengan suatu penampang kolom, maka gaya aksial yang bekerja pada balok tersebut akan berkurang..

[r]

[r]

 Dalam mempelajari kinematika (bagian fisika lainnya) kerangka acuan perlu ditetapkan untuk menghindari kesalahan sistematis yang terjadi karena pemakaian kerangka yang

Kesimpulan dan Saran: Penelitian ini didapatkan bahwa hubungan efikasi diri dengan hasil evaluasi OSCE pada mahasiswa D3 Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan

Berdasarkan penjelasan diatas bentuk boboko memiliki makna yang dalam bagi masyarakat sunda yang memiliki semangat dan tekad yang tinggi juga kehidupan yang

diperoleh dari produksi metil ester (biodiesel) dengan bahan baku biji saga. (Adenthera

Hasil uji kelayakan oleh siswa pada skala besar diperoleh persentase kelayakan angket 85,42% dengan kategori sangat layak, yang artinya LKS IPA Terpadu menggunakan