Presented by:
Khairul Akbar 6108030031
PRESENTASI
FIELD PROJECT
TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sampai saat ini penggunaan besi dan baja sebagai bahan utama
pembuatan kapal masih dominan. Karena penggunaan besi dan baja
cukup memadai. Akan tetapi besi dan baja sangat reaktif dan
mempunyai kecenderungan yang besar untuk terserang korosi.
Korosi merupakan suatu perubahan struktur pada baja dimana kualitas
baja akan berkurang. Sehingga, kerusakan – kerusakan struktur pada
baja yang disebabkan korosi akan menyebabkan kerugian yang cukup
besar bahkan dapat membahayakan keselamatan manusia. Oleh karena
itu perlu adanya usaha untuk mengurangi laju korosi sehingga
pertumbuhan korosi dapat di tekan sekecil mungkin.
» Berapa banyak Zinc Anode yang dibutuhkan untuk melindungi
pelat badan kapal.
» Apakah keadaan dilapangan,jumlah Zinc Anode yang dipasang
pada pelat lambung kapal sebagai cathodic protection
telah
memenuhi syarat aman.
Batasan Masalah
» Berapa banyak Zinc Anode yang dibutuhkan untuk melindungi
pelat badan kapal.
» Salinitas air laut sesuai dengan kondisi lingkungan air laut pada
saat kapal melakukan proses operasional sebagai jasa pemandu
dan penundaan kapal.
Tujuan
» Mempelajari kinerja Zinc Anode dalam variasi lingkungan salinitas.
» Menghitung kebutuhan Zinc Anode sebagai perlindungan katodik
pelat baja kapal dalam penerapan dilapangan.
Manfaat
» Untuk mengetahui berapa banyak Zinc Anode yang terpasang.
» Untuk mengetahui apakah Zinc Anode sebagai cathodic protection
sudah memenuhi persyaratan yang aman.
Analisa Dan Pembahasan
Observasi dilakukan pada Kapal Anggada X pada saat naik dock di PT. PELABUHAN INDONESIA III.
Dengan ukuran utama :
• Length Over All (Loa) : 27,02 m
• Breadth (B) : 8,20 m
• Depth (H) : 3,52 m
Tabel pengurangan pelat lajur lambung kapal No Lambung Pelat Lambung Kapal Panjang L (m) Lebar B (m) Luas A (m2) Tebal Awal tR0(mm ) Tebal Akhir tR1(mm) Selisih Tebal ∆tR(mm) 1 Lunas Kanan Kapal 16 0,92 14,72 10 9,7 0,3 2 Lunas Kiri Kapal 16 0,92 14,72 10 9,4 0,6 3 Alas Kanan Kapal 16 1,8 28,8 8 7,4 0,6 4 Alas Kiri Kapal 16 1,8 28,8 8 7,0 1,0
5 Bilga Kanan Kapal
16 1,4 22,4 8 7,0 1,0 6 Bilga Kiri Kapal
16 1,4 22,4 8 4,1 3,9 7 Sisi Kanan Kapal
16 1,5 24 8 5,8 2,2 8 Sisi Kiri Kapal 16 1,5 24 8 7,2 0,8 Jumlah - 11,24 179,84 68,00 57,6 10,4 Rata-Rata - - - 8,5 7,2 1,3
Analisa Dan Pembahasan
Perhitungan laju korosi terhadap pelat baja dan hasil observasi lapangan Kapal Anggada X. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
CR = Laju korosi (mm/tahun)
W = ∆W=Selisih berat awal dan berat akhir (gram) A = Luas pelat lambung kapal ( cm2 )
K = Konstanta 8.76 x 104
T = Waktu (tahun)
Analisa Dan Pembahasan
Tabel penurunan berat dan laju korosi lajur pelat lambung kapal
No Lambung Pelat Lambung Kapal Berat Awal W0(gram) Berat Akhir W1(gram) Selisih Berat ∆W(gram) Luas Pelat A(m2) Laju Korosi CR( mm/th)
1 Lunas Kanan Kapal
1.152.576 1.117.998 34.578 14,72 0,483
2 Lunas Kiri Kapal
1.152.576 1.083.421 69.155 14,72 0,910
3 Alas Kanan Kapal
1.804.032 1.668.729 135.302 28,8 0,966
4 Alas Kiri Kapal
1.804.032 1.578.528 225.504 28,8 0,161
5 Bilga Kanan Kapal
1.403.136 1.227.744 175.392 22,4 0,161
6 Bilga Kiri Kapal
1.403.136 719.107 684.029 22,4 0,628
7 Sisi Kanan Kapal
1.503.360 1.089.936 413.424 24 0,354
8 Sisi Kiri Kapal
1.503.360 1.353.024 150.336 24 0,128
Lambung Kapal
Analisa Dan Pembahasan
Laju korosi yang tidak merata disebabkan oleh banyak hal: antara lain jumlah bio fouling yang menempel di pelat kapal tidak merata, kemudian kualitas anoda yang dipasang juga tidak sama, dan posisi pemasangan anoda yang menunjukkan kerapatan anoda tiap meter luas pelat yang dilindungi belum sesuai, terjadinya
benturan pelat dengan dasar laut maupun pelat dengan dermaga sehingga pelat pesok atau rusak juga dapat meningkatkan laju korosi. Penurunan berat pelat lambung kapal terjadi karena korosi pada pelat yang tercelup dalam air laut dan korosi ini di percepat dengan adanya arus laut maupun saat kapal berlayar akan menciptakan gelombang yang membentur dibadan kapal, sehingga memperbanyak jumlah oksigen bebas.
Disamping air laut merupakan media yang sangat korosif bagi pelat lambung kapal pada bagian alas kapal juga terjadi korosi karena terdapat hewan laut yang
menempel/ fouling . Bio fouling merupakan mikro organisme bersel satu yang
menempel dan berkembangbiak pada pelat lambung kapal, sehingga akan meningkatkan terjadinya korosi.
Analisa Dan Pembahasan
Perhitungan permintaan arus ( Ic )
Dimana Ic adalah permintaan arus, Ac area yang akan diproteksi, fc faktor kerusakan lapisan dan ic faktor desain arus densitas.
Sedangkan area individu atau area yang akan diproteksi, diperoleh dengan menggunakan rumus :
Dimana :
Loa : Panjang kapal keseluruhan ...(m) T : Sarat air ...( m)
B : Lebar Kapal ...(m)
p : Faktor, untuk kapal Tunda nilainya 0,85 Ic = Ac x fc x ic…………..(ampere)
Analisa Dan Pembahasan
Perhitungan masa anoda korban
Dimana :
M = Berat anoda korban Zinc Anode (kg) Ic = Kebutuhan arus proteksi (Ampere)
T = Umur proteksi (tahun), T = 3 Tahun ( Peraturan BKI) µ = Faktor guna anoda kor ban, = 0,85
e = Electrochemical efficiency (Ah/kg), = 700 untuk Zn Kebutuhan arus proteksi :
Ac = ( 2 T + B ) x Loa x p
Ac = ( 2.2,70 + 8,20 ) x 27,02 x 0,85 = 312,351 m2
fc = Faktor kerusakan lapisan
Analisa Dan Pembahasan
Dimana :
k1 = 0,02 (Mengacu pada DNV RPB401) k2 = 0,015 (Mengacu pada DNV RPB401) tf = Umur proteksi = 3 Tahun
ic = Arus density rata-rata (Ampere/m2), ic = 0,100 Ampere/m2
Sehingga :
Ic = Ac x fc x ic = 312,351 x 0,0425 x 0,100 = 1,327 ( Ampere ) Maka berat anoda korban yang dibutuhkan :
Analisa Dan Pembahasan
Menghitung jumlah anoda korban yang dibutuhkan , dengan tipe ZAP dimensi anode 300 mm x 150 mm x 30 mm ( P x L x T ) dengan berat netto 6 kg.
Dimana :
Σ AK = Jumlah anoda korban
M = Berat anoda korban yang dibutuhkan WAK = Berat per unit anoda korban
Sehingga :
Penambahan anoda korban 20 % untuk tempat – tempat kritis dan sebagai faktor keamanan, sehingga jumlah total anoda korban yang dipasang adalah :
Analisa Dan Pembahasan
Tabel jumlah anoda korban yang dibutuhkan
No. Bagian Lambung pelat Jumlah ( buah )
1. Pelat lajur lunas
2
2. Pelat lajur alas kanan
3
3. Pelat lajur alas kiri
3
4. Pelat lajur bilga kanan
2 5. Pelat lajur bilga kiri
2
6. Pelat lajur sisi kanan
2 7. Pelat lajur sisi kiri
2
Analisa Dan Pembahasan
Tabel Penambahan 20 % untuk faktor kritis dan faktor keamanan
No. Bagian Lambung pelat Jumlah ( buah )
1. Pelat lajur lunas
2
2. Pelat lajur alas kanan
3
3. Pelat lajur alas kiri
3
4. Pelat lajur bilga kanan
3
5. Pelat lajur bilga kiri
3
6. Pelat lajur sisi kanan
3
7. Pelat lajur sisi kiri
3
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan :
Laju korosi tertinggi terjadi pada lajur pelat alas kanan, laju korosi pada pelat alas kanan tersebut sebesar 0,966 mm/tahun. Sedangakan korosi terendah terjadi pada lajur pelat sisi kiri, laju korosinya sebesar 0,128 mm/tahun.Dengan perhitungan yang telah
dilakukan penulis, sehingga kebutuhan anoda korban dapat ditentukan. Kebutuhan anoda korban pada Kapal Anggada X ini adalah sebanyak 20 buah. Dengan pembagian untuk
pelat lajur lunas sebanyak 2 buah, untuk lajur pelat alas kanan sebanyak 3, untuk pelat lajur alas kiri sebanyak 3, untuk pelat bilga kanan sebanyak 3, untuk pelat lajur bilga kiri
sebanyak 3, untuk pelat lajur sisi kanan sebanyak 3, dan untuk pelat lajur sisi kiri sebanyak 3. Anoda korban yang digunakan pada pelat baja ini adalah Zinc Anode, sesuai dengan
penggunaan anoda korban sebelumnya pada Kapal Anggada X.
Saran :
Saran yang dapat diberikan pada analisa field project ini adalah penulis
menyarankan dalam proses pemasangan anoda korban ini perlu diperhatikan lebih baik lagi kedepannya. Sehingga pelat baja kapal yang tercelup air laut bisa tahan lebih lama terhadap laju korosi yang terjadi.