• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelelahan

Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Lelah bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif. Lelah merupakan suatu perasaan. Secara anatomi keluhan subjektif tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok anggota tubuh atas (kepala, leher, bahu, lengan, tangan dan pinggang) dan kelompok anggota tubuh bawah (pantat, paha, lutut dan kaki)9.

1. Pengertian Kelelahan

Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja11. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat. Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasan yang subyektif9. Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja12. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh6 :

a) Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual) b) Kelelahan fisik umum

c) Kelelahan syaraf

d) Kelelahan oleh lingkungan yang monoton

e) Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai faktor secara menetap.

2. Jenis Kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berdasarkan proses, waktu, dan penyebab terjadinya kelelahan.

(2)

2 a) Berdasarkan proses, meliputi10:

1) Kelelahan otot (muscular fatigue)

Adalah tremor pada otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Hasil percobaan yang dilakukan para peneliti pada otot mamalia, menunjukkan kinerja otot berkurang dengan meningkatnya ketegangan otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan respon tertentu. Manusiapun menunjukkan respon yang sama dengan proses yang terjadi pada percobaan diatas. Irama kontraksi otot akan terjadi setelah melalui suatu periode aktivitas secara terus menerus3. Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot secara fisiologis, dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun juga pada makin rendahnya gerakan9.

2) Kelelahan Umum

Biasanya kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah pekerjaan yang monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, Sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik. Pengaruh-pengaruh ini seperti berkumpul didalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah3.

Gejala umum kelelahan adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan terebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa mengantuk9.

(3)

3 b) Berdasar waktu terjadi kelelahan, meliputi9:

1) Kelelahan akut, yaitu disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh organ tubuh secara berlebihan dan datangnya secara tiba-tiba.

2) Kelelahan kronis merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari dalam jangka waktu yang lama dan kadang-kadang terjadi sebelum melakukan pekerjaan, seperti perasaan “kebencian” yang bersumber dari terganggunya emosi. Selain itu timbulnya keluhan psikosomatis seperti meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum, meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala, perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak jantung yang tidak normal, dan lain-lain.

c) Berdasar penyebab kelelahan, meliputi:

1) Kelelahan fisiologis merupakan kelelahan yang disebabkan karena adanya faktor lingkungaan fisik, seperti penerangan, kebisingan, panas dan suhu.

2) Kelelahan psikologis terjadi apabila adanya pengaruh hal-hal diluar diri yang berwujud pada tingkah laku atau perbuatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti suasana kerja, interaksi dengan sesama pekerja maupun dengan atasan.

Observasi yang pernah dilakukan, bahwa perasaan letih seperti haus, lapar dan perasaan lainnya yang sejenis merupakan alat pelindung alami sebagai indikator bahwa keadaan fisik dan psikis seseorang menurun. Beberapa jenis kelelahan umum menurut adalah3:

1.1) Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya mata.

1.2) Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau besarnya beban fisik bagi seluruh organ tubuh.

1.3) Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan yang bersifat mental dan intelektual.

1.4) Kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya salah satu bagian dari sistem psikomotorik.

(4)

4 1.5) Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi efek

kelelahan pada jangka waktu yang panjang.

1.6) Kelelahan siklus hidup sebagai bagian dari irama hidup siang dan malam serta petukaran periode tidur.

3. Mekanisme Kelelahan

Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis). Rangsangan eferen menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel syaraf menjadi berkurang. Berkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Dengan demikian semakin lambat gerakan seseorang akan menunjukkan semakin lelah otot seseorang3.

Untuk melakukan aktivitas, tubuh memerlukan energi yang diperoleh dari pembakaran zat makanan. Energi yang diperoleh dari proses tersebut digunakan oleh otot untuk melakukan kontraksi dan relaksasi. Energi pada kontraksi diperoleh dari perubahan adenosine triphosphat (ATP) menjadi

adenosine diphosphat (ADP) kemudian ADP diubah kembali menjadi ATP

oleh enegi yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan tambahan persediaan oksigen maka pemecahan bersifat aerobik, yang menghasilkan karbondioksida dan air. Deplesi ATP dan phospocreatin mengakibatkan terjadinya kelelahan otot.

Bila tidak cukup tersedia oksigen akan dipecah menjadi asam laktat (glycogen anaerobic) dan kadar asam laktat dalam darah akan bertambah. Akumulasi asam laktat dalam aliran darah dapat mengurangi kapasitas kerja otot yang selanjutnya akan mengakibatkan kondisi yang disebut kelelahan.

Peranana aliran darah pada kelelahan otot sangat menentukan karena otot yang berkontraksi membutuhkan energi dan dalam pristiwa kontraksi ini oksigen darah berkurang dan terjadi penimbunan sisa metabolisme berupa karbondioksida, asam laktat dan lainnya di otot.

(5)

5 Keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat yaitu corteks cerebri yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur untuk sistem penggerak terdapat dalam formation retikularis yang dapat merasa pusat-pusat vegetatif untuk merangsang dari peralatan tubuh untuk bekerja.

4. Penyebab Kelelahan

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kelelahan mempunyai beragam penyebab yang berbeda, yaitu beban kerja, beban tambahan dan faktor individu.

a) Beban Kerja15

Menyatakan bahwa hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal, meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan sebagainya). Faktor eksternal, meliputi tugas-tugas (task) yang dilakukan baik yang bersifat fisik seperti sikap kerja, alat kerja dan sebagainya, maupun yang bersifat mental, seperti kompleksitas pekerjaan atau sulit tidaknya tugas yang dikerjakan, yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja. Faktor berikut yang mempengaruhi adalah organisasi, seperti waktu istirahat, dan sistem evaluasi terhadap hasil pekerjaan mahasiswa. faktor lingkungan kerja, seperti panas lingkungan, intensitas penerangan dan sebagainya.

Secara umum beban kerja dibedakan menjadi dua kelompok yaitu

External Load (stressor) adalah beban kerja yang berasal dari pekerjaan

yang sedang dilakukan. External Load meliputi pekerjaan, organisasi dan lingkungan. Internal Load (strain) adalah reaksi tubuh seseorang terhadap suatu external load yang diberikan kepada orang tersebut1.

(6)

6

Tabel 2.1

Katagori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Katagori Beban Kerja Konsumsi Oksigen (l/min) Ventilasi paru (l/min) Suhu Inti Tubuh (°C) Denyut Nadi (denyut/ min) Ringan 0,5-1,0 11-20 37,5 75-100 Sedang 1,0-1,5 20-31 37,5-38,0 100-125 Berat 1,5-2,0 31-43 38,0-38,5 125-150 Sangat Berat 2,0-2,5 43-56 38,5-39,0 150-175 Sangat Berat Sekali 2,5-4,0 60-100 >39 >175 b) Beban Tambahan9

Beban tambahan merupakan beban diluar beban kerja yang harus ditanggung oleh pekerja. Beban tambahan tersebut berasal dari lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya seperti lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kelelahan adalah:

1) Iklim Kerja

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. Suhu yang terlalu rendah dapat menimbulkan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sedangkan suhu terlalu tinggi akan menyebabkan kelelahan dengan akibat menurunnya efisiensi kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-organ pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi keringat meningkat.

2) Kebisingan

Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena pada tingkat atau intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan, terutama merusak alat pendengaran. Kebisingan akan

(7)

7 mempengaruhi faal tubuh seperti gangguan pada saraf otonom yang ditandai dengan bertambahnya metabolisme, bertambahnya tegangan otot sehingga mempercepat kelelahan.

3) Penerangan

Penerangan ditempat kerja merupakan salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda ditempat kerja. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. Penerangan tempat kerja yang tidak adekuat dapat menyebabkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan.

Selain penyebab diatas, ada faktor individu yang mempengaruhi tingkat kelelahan. Faktor individu meliputi umur, jenis kelamin, status gizi, kondisi kesehatan, kondisi psikologi dan sikap kerja.

1) Jenis Kelamin

Jenis kelamin dapat menentukan tingkat kelelahan kerja. Biasanya wanita lebih mudah lelah dibanding pria. Hal tersebut dikarenakan ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif kurang dibanding pria, secara biologis wanita mengalami siklus haid, kehamilan dan menopouse, dan secara sosial kultural yaitu akibat kedudukan sebagai ibu dalam rumah tangga dan tradisi-tradisi sebagai pencerminan kebudayaan3.

2) Umur

Umur dapat mempengaruhi kelelahan pekerja. Semakin tua umur seseorang semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat berubah karena faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja seseorang.

(8)

8 3) Status Gizi

Status gizi adalah tanda-tanda atau penampilan fisis yang diakibatkan karena adanya keseimbangan antara pemasukan gizi di satu pihak, serta pengeluaran oleh organism di lain pihak yang terlihat melalui variable-variabel tertentu, yaitu melalui suatu indicator status gizi. Status gizi optimal adalah keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi. Status gizi merupakan salah satu penyebab kelelahan. Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya16.

Indeks massa tubuh merupakan indikator status gizi untuk memantau berat badan normal orang dewasa bukan untuk menentukan overweight dan obesitas pada anak-anak dan remaja. Nilai indeks massa tubuh dihitung dengan menggunakan rumus: Indeks massa tubuh = BB(kg)

TB (m2)

Berat badan dikatakan normal bila IMT 20,1-25 untuk laki-laki dan 18,7-22,8 untuk perempuan. Bila nilai IMT di atas 25 maka digolongkan sebagai overweight dan bila di atas 30 dinyatakan sebagai obese. Seseorang dikatakan kurus atau underweight bila IMT nya sekitar.

4) Lama tidur

Lama tidur berpengaruh pada daya tahan tubuh dalam melakukan pekerjaan. Dalam rangka menghindari efek kelelahan kumulatif diperlukan istirahat tidur sekitar 7 jam sehari. Selama tidur tubuh diberi kesempatan untuk membersihkan pengaruh-pengaruh atau zat-zat yang kurang baik dari dalam tubuh.

(9)

9 5) Kondisi kesehatan

Status kesehatan dapat mempengaruhi kelelahan kerja yang dapat dilihat dari riwayat penyakit yang diderita. Beberapa penyakit yang mempengaruhi kelelahan, yaitu:

5.1) Jantung, terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dengan penyediaan aliran darah meningkat. Pada keadaan kurang oksigen (O2), karbondioksida (C02) dan ion H+ dilepaskan. Untuk memenuhi kekurangan Oksigen (O2) tersebut tubuh mengadakan proses anaerob dan proses ini menghasilkaan asam laktat yang bisa menyebabkaan kelelahan. 5.2) Gangguan ginjal merupakan sistem pengeluaran sisa

metabolisme terganggu sehingga tertimbun dalam darah. Penimbunan metabolisme ini menyebabkan kelelahan.

5.3) Asma merupakan proses transportasi oksigen (O2) dan karbondioksida (C02) terganggu sehingga terjadi akumulasi karbondioksida dalam tubuh. Terganggunya proses tersebut karena adanya agen-agen sensitifasi dan iritan dalam saluran pernafasan.

5.4) Tekanan darah rendah, terjadi apabila kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh kurang maksimal dan lambat sehingga kebutuhan oksigen (O2) terhambat.

5.5) Tekanan darah tinggi menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar dan tidak lagi mampu memompa darah untuk diedarkan keseluruh tubuh. Selanjutnya terjadi sesak nafas akibat pertukaran oksigen (O2) terhambat yang akhirnya memicu terjadinya kelelahan.

5.6) Pada penyakit paru, oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) terganggu sehingga banyak yang tertimbun yang akhinya akan menyebabkan seseorang cepat mengalami kelelahan.

(10)

10 6) Kondisi Psikologi

Tenaga kerja yang sehat adalah tenaga kerja yang produktif, sehingga kesehatan psikis perlu diperhatikan untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Lingkungan kerja mekanis dan lingkungan kerja fisik yang buruk akan menimbulkan perasaan tidak nyaman, menjemukan, mengganggu konsentrasi dan emosi tenaga kerja. Faktor psikologis memainkan peranan besar dalam menimbulkan kelelahan, dimana penyebabnya bisa dari luar tempat kerja maupun dari pekerjaannya sendiri3.

7) Sikap kerja

Sikap tubuh dalam bekerja adalah sikap yang ergonomi sehingga dicapai efisiensi kerja dan produktivitas yang optimal dengan memberikan rasa nyaman dalam bekerja. Apabila sikap tubuh salah dalam melakukan pekerjaan maka akan mempengaruhi kelelahan kerja3.

5. Akibat Kelelahan

Kelelahan kerja merupakan komponen fisik dan psikis. Kerja fisik yang melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan untuk bekerja yang disebabkan faktor psikis sehingga menyebabkan timbulnya perasaan lelah. Kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan kewaspadaan, konsentrasi dan ketelitian sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan3. Kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan produktivitas. Jadi kelelahan kerja dapat berakibat menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sukar berfikir, penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja, menurunnya efisiensi dan kegiatan-kegiatan fisik dan mental yang pada akhirnya menyebabkan kecelakan kerja dan terjadi penurunan poduktivitas kerja9.

(11)

11

6. Pengukuran Kelelahan

Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu9: a) Kualitas dan kuantitas hasil kerja

Kualitas output digambarkan sebagai suatu jumlah proses kerja (waktu yang digunakan setiap item) atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu.

b) Uji psiko-motor (psychomotor test)

Salah satu yang digunakan adalah pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan.

c) Uji hilangnya kelipan

Dalam kondisi yang lelah, kemampuan tenaga kerja untuk melipat kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara kelipan.

d) Pengukuran kelelahan secara subjektif (subjective feelings of fatigue) Merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif. Pengukuran kelelahan dengan menggunakan kuesioner kelelaha subjektif dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan kelelahan individu dalam kelompok kerja yang cukup banyak atau kelompok sampel yang dapat mereprensentasikan populasi secara keseluruhan.

B. Ergonomi

1. Pengertian Ergonomi

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani : ergon (kerja) dn nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu tekhnik dan tekhnologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaanya yang mempunyai manfaat diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja3.

(12)

12 Ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangankerja dan lingkungan sehingga manusiadapat hidup dan bekerja secara sehat,aman, nyaman dan efisien17. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun beristirahat dengan segala kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga dicapai suatu kualitas hidup secara keseluruhan yang lebih baik9.

Ergonomi merupakan suatu studi ilmiah mengenai perkaitan antara orang dengan lingkungan kerjanya, yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini adalah keseluruhan alat, perkakas dan bahan yang dihadapi. Lingkungan sekitar tempat kerja, metode yang digunakan dalam bekerja serta pengaturan kerja sebagai perorangan maupun kelompok.

Ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Ergonomi menitik beratkan kegiatannya pada rancangan dari sistem tempat manusia bekerja15. Dalam bukunya chandler mendefinisikan ergonomi sebagai sebuah studi ilmiah tentang pekerjaan yang terfokus pada kemampuan dan keterbatasan manusia dengan lebih memperhatikan adanya rancangan yang sesuai bagi kehidupan manusia dan lingkungan18.

Ergonomi merupakan gabungan dari berbagai lapangan ilmu seperti antropologi, biometika, faal kerja, hygiene perusahaan dan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja, riset terpakai dan cybernika. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya7.

Ergonomi digunakan untuk merencanakan cara bekerja yang lebih baik meliputi tata cara kerja dan peralatannya. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari penerapan ergonomi di tempat kerja begitu juga pada alat kerja (becak). Tenaga kerja dalam hal ini adalah pekerja penarik becak

(13)

13 agar menjadi lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya karena peralatan kerja dan lingkungannya mendukung sehingga tidak menimbulkan beban tambahan bagi pekerja penarik becak.

2. Tujuan Ergonomi12

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :

a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan social baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

3. Ruang Lingkup Kajian Ergonomi Modern12

a) Lingkup kajian ergonomi secara fisik

Berkaitan dengan disiplin ilmu tentang anatomi manusia, antropometrik, fisiologi, dan karakteristik biomekanis karena hal tersebur selalu terkait dengan aktivitas fisik manusia.

b) Lingkup kajian ergonomi secara kognitif

Berkaitan dengan proses mental seperti: persepsi, memori, penalaran, dan respon motor karena hal tersebut dapat mempengaruhi manusia dan interaksi di antara unsur-unsur lain dari suatu sistem kerja.

c) Lingkup kajian ergonomi organisasi kerja

Berkaitan dengan optimalisasi sistem sosio-teknik termasuk juga kajian tentang struktur organisasi, kebijakan, dan proses kerja.

(14)

14 d) Lingkup kajian ergonomi lingkungan kerja

Berkaitan dengan masalah-maasalah factor fisik lingkungan kerja, seperti : pencahayaan atau penerangan, temperatur atau iklim kerja, kebisingan dan getaran.

4. Prinsip Ergonomi3

Ergonomi dalam penerapannya mempunyai prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a) Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin (gerak, arah, kekuatan).

b) Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri, harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil.

c) Ukuran-ukuran antropometri terpenting sebagai dasar ukuran-ukuran dan penempatan alat-alat industri :

Berdiri :

1) Tinggi badan berdiri 2) Tinggi bahu 3) Tinggi siku 4) Tinggi pinggul 5) Panjang lengan Duduk : 1) Tinggi duduk 2) Panjang lengan atas

3) Panjang lengan bawah dan tangan 4) Jarak lekuk lutut-garis punggung 5) Jarak lekuk lutut-telapak tangan

(15)

15 d) Ukuran-ukuran kerja :

1) Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-10 cm dibawah siku.

2) Apabila bekerja berdiri dengan pekerjaan diatas meja dan jika dataran tinggi siku disebut 0 maka hendaknya dataran kerja :

a) Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian 0 + (5-10) cm b) Untuk pekerjaan ringan 0 - (5-10) cm c) Untuk pekerjaan berat 0 – (10-20) cm

e) Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk. Sedangkan dari sudut tulang, dinasehatkan duduk tegak, adar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan pemilihan sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat sedikit membungkuk.

f) Tempat duduk yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1) Tinggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang

sesuai dengan tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar. 2) Papan tolak punggung yang tingginya dapat diatur dan menekan

pada punggung.

3) Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm

g) Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. Dalam hal ini jika tidak mungkin, kepada pekerja diberi tempat dan kesempatan untuk duduk.

h) Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-370 ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk 32-440 ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat (relaxed).

i) Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan bawah. Pengangan-pengangan harus diletakkan didaerah tersebut, lebih-lebih bila sikap tubuh tidak berubah.

j) Kemampuan seseorang bekerja seharian adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja sangat menurun.

(16)

16 k) Waktu istirahat didasarkan kepada keperluan atas dasar pertimbangan ergonomi. Harus dihindari istirahat-istirahat sekehendak tenaga kerja, istirahat oleh karena turunnya kapasitas tubuh dan istirahat curian. l) Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan menjadi

sekecil-kecilnya.

m) Daya penglihatan dipelihara sebaik-baiknya terutama dengan penerangan yang baik.

n) Kondisi mental psikologis dipertahankan dengan adanya premi perangsang, motivasi, iklim kerja dan lain-lain.

5. Aplikasi/ Penerapan Ergonomi

a) Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. b) Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran antropometrinya.

c) Tata letak tempat kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

d) Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

(17)

17

6. Kapasitas Kerja9

a) Umur

Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25 % kemampuan sensoris dan motoris menurun sebanyak 60 %. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50 % dari umur orang yang berumur 25 tahun. b) Jenis kelamin

Secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau kekuatan otot laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki. Seorang wanita lebih tahan terhadap suhu dingin daripada panas. Hal tersebut disebabkan karena tubuh seorang wanita mempunyai jaringan dengan daya konduksi yang lebih tinggi terhadap panas bila dibandingkan laki-laki. Akibatnya pekerja wanita memberikan lebih banyak reaksi perifer bila bekerja pada cuaca panas.

c) Kesegaran jasmani

Kesegaran jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk malakukan aktivitas berikutnya.

d) Kemampuan kerja fisik

Suatu kemampuan fungsional seseorang untuk mampu melakukan pekerjaan tertentu yang memerlukan aktivitas otot pada periode waktu tertentu.

(18)

18

C. Keluhan Muskuloskeletal18

1. Pengertian Keluhan Musculoskeletal

Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Keluhan sementara (reversible) yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis.

b. Keluhan menetap (persistent) yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.

2. Faktor Penyebab Keluhan pada Musculoskeletal9

a. Peregangan otot yang berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti mengangkat, mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.

b. Aktivitas berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar dan angkat-angkat. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.

(19)

19 c. Sikap kerja tidak alamiah

Adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk dan kepala terangkat. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan sistem musculoskeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

d. Faktor penyebab sekunder

1) Tekanan, terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak.

2) Getaran, getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot. 3) Mikroklimat, Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat

menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerekan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunya kekuatan otot.

e. Penyebab Kombinasi

1) Umur, pada umumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya adalah 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur setengah baya kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko terjadinya keluhan otot meningkat.

2) Jenis kelamin, karena secara fisiologis kemampuan otot wanitamemang lebih rendah daripada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar duapertiga dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan wanita.

(20)

20 3) Kebiasaan merokok, semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang dirasakan. Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya tingkat kesegaran tubuh juga menurun.

4) Kesegaran jasmani, bagi yang dalam kesehariannyamelakukan pekerjaan yang memerlukan pengerahan tenaga yang besar di sisi lain tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat hamper dapat dipastikan akan terjadi kelelahan otot.

5) Kekuatan fisik, secara fisiologis ada yang dilahirkan dengan struktur otot yang mempunyai kekuatan fisik lebih kuat dibandingkan dengan yang lainnya. Dalam kondisi kekuatan yang berbeda ini, apabila harus melakukan pekerjaan memerlukan pengerahan otot, yang mempunyai kekuatan otot rendah akan lebih rentan terhadap resiko cedera otot.

6) Ukuran tubuh (antropometri), berat badan, tinggi badan dan massa tubuh merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal. Keluhan otot skeletal yang terkait dengan ukuran tubuh lebih disebabkan oleh kondisi keseimbangan struktur rangka di dalam menerima beban baik berat tubuh maupun beban tambahan lainnya.

D. Waktu Kerja dan Istirahat3

Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik umumnya 6-8 jam dan sisanya digunakan untuk beristirahat. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya disertai menurunnya efisiensi, penurunan, produktivitas, timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan. Dalam seminggu seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40 – 50 jam. Makin panjang waktu kerja, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan6.

(21)

21 Secara fisiologis istirahat sangat perlu untuk mempertahankan kapasitas kerja. Pekerjaan fisik memerlukan waktu-waktu untuk istirahat disamping pekerjaan-pekerjaan yang menimbulkan ketegangan mental dan syaraf9. Ada 4 macam jenis istirahat, yaitu :

1. Istirahat spontan

Adalah istirahat pendek segera setelah pembebanan kerja. 2. Istirahat curian

Yaitu istirahat yang terjadi jika beban kerja tidak dapat diimbangi oleh kemampuan kerja

3. Istirahat kondisi kerja

Yaitu istirahat karena proses kerja yang tergantung dari bekerjanya mesin-mesin, peralatan dan prosedur-prosedur kerja.

4. Istirahat yang ditetapkan

Yaitu istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan yang berlaku seperti istirahat selama 1 jam sesudah bekerja 4 jam kerja berturut-turut6.

E. Kebutuhan Gizi Kerja18

Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja.

1. Manusia memerlukan zat gizi yang bersumber dari makanan.

Bahan makanan yang diperlukan tubuh mengandung unsure utama seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Fungsi dari zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau kalori (karbohidrat, lemak, protein), membangun dan memelihara jaringan tubuh (protein, air dan mineral) dan mengatur proses tubuh (vitamin dan mineral).

(22)

22

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang19

Kebutuhan gizi setiap orang berbeda-beda satu sama lainnya dan sangat tergantung pada berbagai factor yaitu:

a. Ukuran tubuh

Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar pula kebutuhan kalorinya.

b. Usia

Anak-anak dan remaja membutuhkan relative lebih banyak kalori dan zat gizi yang dibutuhkan dibandingkan orang dewasa dan tua karena untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

c. Jenis kelamin

Laki-laki umumnya membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan wanita. Hal ini karena secara fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan juga lebih aktif.

d. Kegiatan/aktivitas pekerjaan yang dilakukan

Pada pekerjaan yang berat membtuhkan kalori dan protein yang lebih besar karena dipergunakan untuk bekerja serta lamanya penggunaan otot-otot tersebut.

e. Kondisi tubuh tertentu

Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan kalori dan zat gizi lebih banyak hal ini diperlukan untuk rehabilitasi kembali sel-sel/jaringan tubuh yang rusak selama sakit.

f. Kondisi lingkungan

Pada musim hujan dan tempat-tempat yang lebih tinggi dibutuhkan kalori yang lebih banyak yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh.

3. Pengaruh faktor lingkungan fisik

Faktor dalam lingkungan kerja menunjukkan pengaruh-pengaruh yang jelas terhadap keadaan gizi tenaga kerja.

(23)

23 a. Tekanan panas

Untuk pekerjaan ditempat kerja bersuhu tinggi, harus memperhatikan secara khusus kebutuhan air dan garam sebagai pengganti cairan untuk penguapan. Dalam lingkungan kerja panas dan pekerjaan berat diperlukan sekurang-kurangnya 2,8 liter air minum bagi tenaga kerja. Kadar garam tidak boleh terlalu tinggi melainkan sekitar 0.2 %. b. Bahan kimia

Bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan keracunan kronis dengan penurunan berat badan sebagai salah satu gejalanya. Pengaruh lainnya mungkin berupa gangguan saluran pencernaan dengan akibat tidak berfungsinya system pencernaan.

c. Faktor psikologis

Stress akibat tidak serasian emosi, hubungan manusia dalam pekerjaan yang kurang baik, rangsangan dan hambatan psikologis. Sehingga akan menurunkan berat badan, terjadinya penyakit dan tidak produktifnya tenaga kerja.

F. Sikap Kerja Duduk18

Pelaksanaan kerja biasanya menggunakan alat dan sarana kerja6. Saat melakukan pekerjaan tersebut dengan sendirinya terbentuk sikap kerja yang menyesuaikan dengan alat dan sarana kerja yang digunakan. Posisi atau sikap dan cara kerja yang sesuai dengan aturan kerja adalah sikap dan cara kerja yang ergonomi. Alasan tersebut dikemukakan karena bekerja sambil duduk mempunyai keuntungan sebagai berikut :

1. Kurangnya kelelahan pada kaki.

2. Terhindarnya sikap-sikap yang tidak alamiah. 3. Berkurangnya pemakaian energi.

(24)

24 Namun demikian terdapat pula kerugian sebagai akibat bekerja sambil duduk, yaitu :

1. Melembekkan otot-otot perut 2. Kebungkukan

3. Tidak baik bagi alat-alat dalam khususnya peralatan pencernaan jika posisi dilakukan secara membungkuk.

Posisi kerja duduk juga menimbulkan juga menimbulkan keluhan sakit pada punggung bagian bawah (Low Back Pain). Sakit punggung bagian bawah merupakan parameter/tolak ukur kegiatan kerja yang tidak memenuhi syarat kesehatan kerja yang ergonomi. Sakit pada punggung bagian bawah biasanya muncul disebabkan oleh :

1. Tekanan pada akar syaraf

2. Sendi dan jaringan lunak lain yang teriritasi oleh trauma mekanik karena kerusakan/degenerasi struktur tulang.

G. Antropometri

1. Pengertian Antropometri11

Antropometri berasal dari kata antro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.

Antropometri adalah suatu studi tentang pengukuran yang sistematis dari fisik tubuh manusia, terutama mengenai dimensi bentuk dan ukuran tubuh yang dapat digunakan dalam klasifikasi dan perbandingan antropologis12.

Ukuran alat-alat kerja erat kaitannya dengan tubuh penggunanya. Jika alat-alat kerja tersebut tidak sesuai ukurannya dengan ukuran tubuh tenaga kerja sebagai pelaku kerja maka tenaga kerja tersebut akan merasa tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam bekerja yang pada akhirnya akan timbul suatu kelelahan kerja/gejala penyakit otot yang lain akibat melakukan pekerjaan dengan tidak alamiah.

(25)

25 Ukuran tubuh/antropometri masing-masing orang berbeda-beda. Dalam merancang suatu peralatan kerja perlu memperhatikan bermacam faktor antara lain :

a. Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan besar, seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak kelahirannya sampai dengan umur sekitar 20 tahun.

b. Jenis kelamin

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan perempuan, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul dan sebagainya.

c. Suku/Bangsa

Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.

d. Posisi tubuh

Posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh, oleh sebab itu posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan menggunakannya, maka rancangan tersebut harus bisa memenuhi 2 syarat produk, yaitu3:

a. Bisa sesuai untuk tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar/kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya. b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain

(mayoritas dari populasi yang ada).

Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut ditetapkan cara :

a. Dimensi minimum, harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti 90-th, 95-th dan 99-th persentil.

b. Dimensi maksimum, harus ditetapkan berdasarkan nilai persentil yang paling rendah 1-th, 5-th, 10-th persentil dari distribusi data antropometri yang ada. Hal ini ditetapkan sebagai contoh dalam

(26)

26 penetapan jarak jangkauan dari suatu mekanisme control yang harus dioperasikan oleh seorang pekerja.

2. Kriteria Antropometri untuk Penerapan Ergonomi20

a. Antropometri statis (struktural)

Pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan posisi statis atau diam. Antropometri statis ini meliputi dimensi otot rangka atau skeletal yaitu antara pusat sendi atau dimensi kontur yaitu dimensi permukaan tubuh-kulit. Contoh pengukuran antropometri statis antara lain:

1) Tinggi dan berat badan.

2) Tinggi siku duduk yang diukur dari tempat duduk.

3) Ukuran: panjang, tinggi, lebar, tebal anggota tubuh tertentu. 4) Jarak antara sendi-sendi segmen tubuh.

5) Berat, volume, massa tubuh.

6) Lingkar dari berbagai anggota tubuh tertentu. 7) Pusat gravitas tubuh

b. Antropometri dinamis (fungsional)

Pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh sedang melakukan aktivitas fisik. Pengukuran tersebut meliputi : jangkauan, lebar jalan lalu lalang untuk orang yang sedang berjalan, tenaga injak pada kaki, kekuatan jari menggenggam.

(27)

27

H. Kerangka Teori

· Juni Widiyastuti. Hubungan antara kesesuaian antropometri dengan dimensi becak

terhadap keluhan subjektif pada pengemudi becak di daerah Wates Kabupaten Progo.

Skripsi. Semarang: Undip. 2005.

Antropometri Dimensi Alat Sesuai Sikap Kerja statis Aliran darah menurun Penimbunan asam laktat Faktor mempengaruhi kelelahan: 1. Beban kerja 2. Beban tambahan 3. Kondisi kesehatan 4. Faktor psikologis 5. Status gizi 6. Jenis kelamin Sikap kerja dinamis Aliran darah lancar Tidak ada kelelahan otot Tidak ada penimbunan asam laktat Tidak sesuai Kelelahan otot Kelelahan fisiologi 1. Menurunnya kewaspadaan 2. Menurunnya konsentrasi Perasaan lelah

(28)

28

I. Kerangka Konsep

Keterangan :

· Diukur

J. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

“Ada hubungan kesesuaian antara ukuran alat kerja dengan keluhan subjektif pada anggota tubuh pekerja”.

Variabel Terikat Keluhan subjektif pada anggota tubuh pekerja Variabel Bebas Kesesuaian antara ukuran alat kerja

dengan pekerja

Variabel Pengganggu 1. Beban Kerja• 2. Intensitas Kerja• 3. lama kerja•

Referensi

Dokumen terkait

Total estimasi waktu tempuh hasil pengolahan network analyst dari kesembilan rute tersebut adalah 13,07 menit dengan total jarak sepanjang 8,254 km, sedangkan waktu

Asisten Pelatih Olahraga adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan pelatihan keolahragaan pada PPLP, PPLPD, SKO, Prima

Berdasarkan Pasal 67 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2015 Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,

adanya hubungan tingkat stres dengan kejadian sindrom dispepsia fungsional pada mahasiswa semester akhir prodi S1 Keperawatan di Stikes Yarsi Sumbar Bukit tinggi

yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “PENGARUH PELAKSANAAN REKRUTMEN KARYAWAN TERHADAP

Menganalisis perbedaan tingkat kecukupan energi protein dan status kesehatan anak yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan makanan sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Sedangkan menurut Sukmadinata (2005: 87) bahwa pengelolaan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan kurikulum yang luas dan spesifik.Proses

a) Wajib Pajak (dapat dibantu oleh konsultan pajak) melakukan peran aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. b) Wajib Pajak adalah pihak yang bertanggung jawab