• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN DI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN DI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN DI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

Dara Inda Soraya -NPM: 0911031089 085769899662 / dara_inda@yahoo.com Pembimbing I: Harsono Edwin P, S.E.,M.Si.

Pembimbing II: Retno Yuni Nur Susilowati, S.E.,M.Sc.,Akt

This study aims to detect financial statement fraud based on the analysis of fraud triangle. According to Cressey theory, there are three conditions that are always present in the acts of fraud that pressure, opportunity, and rationalization known as the fraud triangle. Based on the theory of Cressey’s fraud triangle, researchers developed a variable that can be used in detecting fraud, ie inneffective monitoring , external pressure, financial stability, financial targets and personal financial need.

The population in this study are all companies listed in 2010-2012 in Indonesia Stock Exchange ( IDX ). Companies that were sampled 12 companies and the number of observations made during the years 2010-2012 was 36 observation items. Data were analyzed using logistic regression analysis with SPSS 17.0 software.

Statistical tests showed that the variables empirically innefective monitoring , external pressure, financial targets, and personal financial need on the financial statements fraud and financial stability has no effect on financial statement fraud.

(2)

PENDAHULUAN

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2009) laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan merupakan salah satu informasi yang secara formal wajib

dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta sebagai jendela informasi yang

memungkinkan pihak-pihak di luar manajemen mendapatkan informasi tentang perusahaan. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan. Meskipun memiliki keterbatasan, penggunaan laporan keuangan untuk berbagai

kepentingan, baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan selama ini tetap diperlukan.

Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2007). Dalam bisnis yang makin

kompetitif, informasi yang termuat dalam laporan tahunan juga sangat penting dalam mengefisiensikan pengalokasian dana investasi untuk pemakaian yang paling produktif (Ghozali dan Chairi, 2007). Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan serta terbebas dari adanya kecurangan yang akan sangat menyesatkan para pengguna laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, tidak seluruh pelaku bisnis menyadari pentingnya laporan keuangan yang bersih dan terbebas dari kecurangan (Ema, 2009).

(3)

Peneliti ingin melakukan penelitian kembali tentang pengaruh komponen fraud triangle terhadap financial statement fraud. Penelitian yang akan dilakukan merupakan pembuktian dari penelitian yang dilakukan Kurniawati (2009). Perbedaan dari penelitian sebelumnya yang pertama, Penulis memperpanjang tahun pengamatan menjadi 3 Tahun penelitian yang dilakukan pada periode terbaru dengan harapan hasil penelitian ini menjadi lebih aktual dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, dengan seluruh perusahaan manufaktur yang go public yang akan menjadi populasi penelitian ini, perbedaan selanjutnya adalah penulis menambahkan variabel Personal Financial Need sebagai variable yang diduga mempengaruhi kecurangan dalam laporan keuangan, alasan penulis memilih financial statement fraud menjadi tema dalam penelitian ini karena financial statement fraud yang tidak terdeteksi dapat berkembang menjadi skandal besar yang merugikan banyak pihak.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh komponen fraud triangle terhadap financial statement fraud dengan judul penelitian sebagai berikut “Pendeteksian Financial Statement Fraud Berdasarkan Perspektif Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.”

LANDASAN TEORI

Agency Theory

Hubungan antara prinsipal dan agen dapat dijelaskan dengan teori keagenan, Wolk at al. (2000) dalam karsana dan supriyadi (2004) menjelaskan bahwa teori keagenan menyusun perusahaan sebagai nexus hubungan agensi dan memahami perilaku organisasional melalui pengujian bagaimana pihak-pihak yang

berhubungan dengan agensi dalam perusahaan dapat memaksimalisasi utilitas yang dimiliki.

Dalam perusahaan yang telah go publik, agency relationship dicerminkan oleh hubungan antara investor dan manajemen perusahaan, baik board of directors maupun board of commisioners. Persoalanya adalah antara kedua belah pihak tesebut seringkali terjadi perbedaan kepentingan. Perbedaan tersebut

(4)

mengakibatkan keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan kurang mengakomodisir kepentingan pihak pemegang saham. Hal inilah yang sering disebut agency problem (masalah keagenan) Lia Sari (2011).

Dalam manajemen keuangan, tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Untuk itu maka manajer yang diangkat oleh pemegang saham harus bertindak untuk kepentingan pemegang saham, tetapi ternyata sering ada konflik antara manajer dan pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan manajer dan pemegang saham. Manajer perusahaan mempunyai kecendrungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain.

Fraud

Fraud telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh para praktisi dan akademisi (Nguyen, 2008). Berikut ini disajikan definisi fraud dari berbagai sudut pandang yang berbeda, Hani dan Mukhlasin (2008) mendefinisikan fraud sebagai

kecurangan terjadi ketika salah saji dibuat dalam suatu keadaan yang mengetahui bahwa hal itu adalah suatu kepalsuan dan dilakukan dengan maksud untuk melakukan kecurangan. Sedangkan menurut Statement of Auditing Standards No.99 Fraud didefinisikan sebagai tindak kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek audit.

Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di atas, maka dapat diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Menurut Binbangkum (n.d.) secara umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah:

1. harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation); 2. dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present); 3. fakta bersifat material (material fact);

4. dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan;

5. dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi; 6. pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan

(5)

Earning management (manajemen laba) memiliki cakupan yang lebih luas daripada income smoothing (perataan laba), karena manajemen percaya bahwa reaksi pasar didasarkan pada pengungkapan informasi akuntansi sehingga perilaku laba merupakan aspek penentuan risiko pasar entitas usaha.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dilihat bahwa fraud terdiri dari bermacam jenis, dilihat dari pelaku, korban serta tindakan fraud yang dilakukan. Kerwin (dalam Nguyen, 2008), menyatakan bahwa financial statement fraud merupakan pemalsuan yang sengaja dilakukan oleh manajemen kepada investor dan kreditor dengan menyesatkan informasi yang material pada laporan keuangan. Oleh sebab itu, financial statement fraud termasuk bagian dari management fraud karena terjadi atas persetujuan atau sepengetahuan manajemen (Rezaee, 2002).

Fraud Triangle Theory

Fraud triangle theory merupakan suatu gagasan yang meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali diciptakan oleh Donald R. ressey (1953) yang dinamakan fraud triangle atau segitiga kecurangan. Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud (Skousen et al., 2009):

1. Pressure (Tekanan), yaitu adanya insentif/tekanan/kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan hal keuangan maupun non keuangan, tekanan dalam penelitian ini diproksikan oleh External Pressure, Personal Financial Need dan Financial Target.

2. Opportunity (Peluang), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Peluang dalam penelitian ini diproksikan oleh Ineffective Monitoring

3. Rationalization (Rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau

serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam

(6)

lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi dalam penelitian ini diproksikan oleh Financial Stability.

Ketiga hal di tersebut digambarkan dalam gambar berikut ini:

Gambar 1. Fraud Triangle

Sumber : Fraud Triangle Theory oleh Skousen et al., 2009 Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud (Skousen et al., 2009): Pressure (Tekanan), yaitu adanya insentif / tekanan / kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan, tekanan dalam penelitian ini diproksikan oleh External Pressure, Personal Financial Need dan Financial Target. Opportunity (Peluang), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Peluang dalam penelitian ini diproksikan oleh Ineffective Monitoring. Rationalization (Rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup

menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi dalam penelitian ini diproksikan oleh Financial Stability.

(7)

Pengembangan Hipotesis Penelitian

Pengaruh Innefektif Monitoring Terhadap Financial Statement Fraud 2.4.1 Pengaruh Innefektif Monitoring Terhadap Financial Statement Fraud Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain. Dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan bisnis maupun kekeluargan. Dalam hal ini dewan Komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam transaksi-transaksi dengan pihak ketiga.

Oleh karena itu, terhadap financial statement fraud, merupakan alat yang sangat berguna bagi board of directors (terutama komisaris independen) dalam

menjalankan fungsi mereka sebagai pengembalian keputusan dan pihak yang memonitor manajemen. Board of directors yang kuat (board of directors yang didominasi oleh komisaris independen) akan mensyaratkan informasi yang lebih berkualitas, sehingga mereka akan cenderung menghindari financial statement fraud. Di lain pihak, board of directors yang didominasi oleh pihak internal atau board of directors yang memiliki Innefektif Monitoring yang tinggi akan

memberikan kesempatan lebih besar manajer untuk melakukan financial statement fraud secara bebas.

H1 : Innefektif monitoring berpengaruh negatif terhadap financial statement fraud

Pengaruh External Pressure Terhadap Financial Statement Fraud

External Pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Untuk mengatasi tekanan tersebut perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal (Skousen et al., 2009). Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan investasi (Skousen et al, 2009). Arus kas (Cash Flow) menunjukkan hasil operasi yang

(8)

dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan, Rasio arus kas bebas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi sehingga dimungkinkan terjadinya kecurangan financial yang lebih besar peluangnya.

H2 : External pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. Pengaruh Financial Stability Terhadap Financial Statement Fraud

Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan financial statement fraud (earnings management) untuk membingungkan pemilik atau pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan melihat dari laporan keuangan perusahaan, dimana pemilik atau pemegang saham akan sulit mengetahui yang sebenarnya terjadi di dalam perusahaan melalui data atau angka-angka yang tersaji dalam laporan keuangan. Penilaian mengenai kestabilan kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keadaan asetnya. Ghozali dan Chariri (2007) mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu. Perusahaan berusaha untuk meningkatkan outlook perusahaan yang baik salah satunya dengan memanipulasi informasi kekayaan aset yang dimilikinya. Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen et al., 2009). Oleh karena itu, rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel financial stability. Semakin tinggi total aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki semakin banyak. Total asset menggambarkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Financial

stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset. Konsisten dengan pengertian tersebut maka adanya dugaan bahwa Financial stability berpengaruh terhadap financial statement fraud.

(9)

Pengaruh financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud

Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah ROA. Perbandingan laba tehadap jumlah aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional yang banyak digunakan untuk

menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja. ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain. Oleh karena itu, terhadap financial statement fraud ROA diduga cenderung dapat meningkatkan hal tersebut.

Analisis Return on Asset (ROA) atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. Oleh karena itu, semakin tinggi ROA yang ditargetkan

perusahaan maka semakin rentan perusahaan akan cenderung melakukan Fraud yang merupakan salah satu bentuk kecurangan laporan keuangan.

H4 : financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud Pengaruh Personal Financial Need Terhadap Financial Statement Fraud Kondisi dimana sebagian saham dimiliki oleh manajer, direktur, maupun komisaris perusahaan, secara otomatis akan mempengaruhi kondisi finansial perusahaan, keadaan yang tidak seimbang dengan kepemilikan orang dalam akan menyebabkan komisaris mengalami kesulitan dalam berdiskusi dengan dewan direksi dan mengawasi kinerja perusahaan. Dewan komisaris akan lebih

menginginkan penerapan laporan pengungkapan yang lengkap untuk mencegah perilaku yang menyimpang dari direksi dan manajer. Menurut Klein (dalam Ahmed dan Duellman, 2007) kepemilikan sebagian saham oleh orang dalam ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaporan keuangan. Kepemilikan saham yang lebih besar dimiliki oleh orang dalam akan menyebabkan tugas setiap anggota dewan komisaris menjadi lebih khusus karena terdapat komite-komite yang lebih khusus dalam mengawasi perusahaan. Spesialisasi yang lebih besar tersebut dapat menunjukkan pengawasan yang lebih efektif. Sehingga semakin

(10)

besar ukuran Personal financial need maka semakin besar kekuatan dari dewan komisaris dalam melakukan pengawasan sehingga kecenderungan para manajer atau direksi melakukan financial statement fraud akan lebih kecil.

H5 : Personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud

Penelitian Terdahulu

Listiana Norbarani (2012) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2009-2010, dengan judul “Pendeteksian kecurangan laporan Keuangan dengan analisis fraud Triangle yang diadopsi dalam SAS No.99 “.Variabel bebas yang diduga sebagai indicator financial statement fraud adalah financial stability yang diukur menggunakan rasio perubahan total asset, external pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas, personal financial need yang diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam, financial targets yang diproksikan dengan return on asset,. Hasil penelitian dengan menggunakan Alat analisis Regresi linier berganda sebagai alat perhitungannya membuktikan bahwa bahwa variabel external pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas memiliki hubungan negatif dengan financial statement fraud. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel financial targets yang

diproksikan dengan return on ssset memiliki hubungan positif dengan financial statement fraud. Penelitian ini tidak membuktikan bahwa variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset, variabel personal financial need yang diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam.

Ema Kurniawati (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam perfekstif Fraud Triangle, Penelitian ini dilakukan terhadap 16 perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor makanan dan minuman dengan periode penelitian 2007-2008 dengan 32 observasi item laporan keuangan, Alat analisis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda sebagai alat perhitungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel external pressure yang diproksikan dengan rasio

(11)

arus kas bebas tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel financial targets yang diproksikan dengan return on asset berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini juga membuktikan bahwa variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total asset berpengaruh terhadap financial statement fraud, dan variabel innefective monitoring yang diproksikan dengan rasio dewan komisaris

independen memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ditinjau dari alat analisis yang digunakan dalam dikategorikan ke dalam jenis penelitian korelasional (correlational study) (Sekaran, 2003:126). Penelitian korelasional ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari suatu variabel atau lebih terhadap variabel lainnya.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2010-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, 2007). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling (kriteria yang dikehendaki). Penentuan kriteria diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan interpretasi data dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil analisis.

Desain Penelitian

Komponen fraud triangle tidak dapat diteliti secara langsung maka harus mengembangkan variabel dan proksi untuk mengukurnya, variabel independen yang dapat digunakan dalam mendeteksi fraud triangle dalam penelitian ini antara lain:

(12)

Berikut adalah gambar yang menunjukan kerangka pikir dalam penelitian ini: Gambar 2. Model Penelitian

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi financial statement fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle

Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud (Skousen et al., 2009): Pressure (Tekanan), yaitu adanya insentif / tekanan / kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan, tekanan dalam penelitian ini diproksikan oleh External Pressure, Personal Financial Need dan Financial Target. Opportunity (Peluang), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Peluang dalam penelitian ini diproksikan oleh Ineffective Monitoring. Rationalization (Rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup

menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi dalam penelitian ini diproksikan oleh Financial Stability.

Operasional Variabel Penelitian Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial statement fraud. Perusahaan dikatakan melakukan kecurangan apabila melakukan transaksi yang

Financial Statement Fraud Pressure: - External Preasure - Financial Target - Personal Financial need Opportunity: - Innefektif Monitoring Rationalization - Financial Stability

(13)

mengandung unsur salah saji laporan keuangan, penyalahgunaan aset dan korupsi (co: suap dan pemberian illegal). Dalam Undang-Undang, hal itu diatur dalam Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Perusahaan dalam kategori ini dapat dilihat pada annual report Bapepam. Pada annual report Bapepam, terdapat bagian tinjauan operasional yang didalamnya terbagi menjadi beberapa bagian dan salah satu bagian tersebut adalah perundang-undangan, bantuan hukum, dan litigasi. Pada bagian itulah terdapat daftar perusahaan yang terkena sanksi oleh Bapepam. Contohnya adalah terjadi manipulasi perdagangan saham dan salah saji laporan keuangan. Perusahaan yang terbukti melakukan fraud akan diberi skor 1 dan yang tidak terbukti melakukan fraud akan diberi skor 0.

Variabel independen

Innefektif Monitoring

Pengukuran Innefektif Monitoring ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan komisaris independen kemudian dibagi dengan jumlah komisaris (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Informasi mengenai jumlah komisaris independen diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dan dari pengumuman yang dikeluarkan oleh BEI.

External Pressure

Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan investasi (Skousen et al., 2009). Oleh karena itu external pressure pada penelitian ini diproksikan dengan rasio arus kas bebas (FREEC). Rasio arus kas bebas (FREEC) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. FREEC lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan tidak terikat dengan harga saham (Skousen et al, 2009).

Financial Stability

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Penilaian mengenai kestabilan kondisi keuangan

(14)

perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keadaan asetnya. Ghozali dan Chariri (2007) mendefinisi aset sebagai manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu. Total asset menggambarkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Total aset meliputi asset lancar dan aset tidak lancar.

Financial Target

Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan seringkali mematok besaran tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut, kondisi inilah yang dinamakan financial targets (Skousen et al, 2009). Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah return on assets. ROA (salah satu ukuran

profitabilitas) juga merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, semakin besar return yang didapat menimbulkan kecenderungan kecurangan dalam laporan keuangan yang semakin tinggi.

Personal Financial Need

Kepemilikan saham oleh orang dalam ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaporan keuangan (Skousen et al., 2009).

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif (dalam skala angka) dengan alat analisis logistik regresi, dengan harapan bahwa hasil yang akan diperoleh lebih akurat dan baik. Analisis logistik regresi dibutuhkan untuk mengungkap probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen

(15)

Pengujian Kelayakan Model (Goodness of Fit) Uji Hosmer and Lemeshow

Pengujian tidak adanya perbedaan antara prediksi dan observasi ini dilakukan dengan uji Hosmer Lemeshow dengan pendekatan metode Chi square. Hasil pengujian kesamaan prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi yang diperoleh dari nilai chi square sebesar 5,642 dengan nilai signifikan sebesar 0,604. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan antara prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi. Hal ini berarti bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena model sesuai dengan hasil

observasinya.

Pengujian Keseluruhan Model

Pengujian overall model fit ini dilakukan dengan menggunakan pengujian

terhadap nilai –2 log likelihood. Nilai –2 log likelihood yang rendah menunjukkan bahwa model akan semakin fit. Nilai –2 log likelihood akhir diperoleh nilai -2 log likelihood sebesar 38,030. Hal ini memungkinkan adanya hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikatnya. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari Cox & Snell R Square dengan nilai yang bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai dari Nagelkerke R Square sebesar 0,775, hal ini berarti 77,50% Kecurangan Laporan Keuangan dapat dipengaruhi oleh Innefektif Monitoring, External Pressure, Financial Stability, Financial Target dan Personal Financial need tahun sebelumnya sedangkan sisanya sebesar 22,50% dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini.

Pengujian Hipotesis Analisis Logistik Regresi

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif (dalam skala angka) dengan alat analisis logistik regresi, dengan harapan bahwa hasil yang akan diperoleh lebih akurat dan baik. Analisis logistik

(16)

regresi dibutuhkan untuk mengungkap probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen.

Pendekatan ini menggunakan simbol “1” untuk perusahaan yang terbukti melakukan kecurangan laporan keuangan dan “0” untuk perusahaan yang tidak melakukan kecurangan laporan keuangan. Selanjutnya pengujian akan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Berdasarkan rumusan masalah dan model penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut :

FRAUD= b0+b1BDOUT+ b2FREEC+ b3ACHANGE+b4ROA+b5OSHIP

Keterangan :

FRAUD : Perusahaan yang terbukti melakukan kecurangan laporan keuangan / yang tidak melakukan kecurangan laporan

keuangan

BDOUT : Innefektif Monitoring FREEC : External Preasure ACHANGE : Financial Stability ROA : Financial Target

OSHIP : Personal Financial need

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel-variabel dalam penelitian, antara lain minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif disajikan dalam tabel berikut:

(17)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

De scr ip tive Statis tics

36 .00 1.00 .7778 .42164 36 .30 .50 .3713 .06443 36 -.08 .27 .1110 .08359 36 -.22 .38 .1161 .11039 36 .00 .32 .0789 .06012 36 .00 .26 .0940 .10644 36 FRAUD BDOUT FREEC ACHA NGE ROA OSHIP Valid N (listw is e)

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation

Tabel 3. menyajikan statistik deskriptif yang meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan deviasi standar. Nilai minimum (maksimum) untuk proporsi FRAUD adalah 0 (1), dan rata-rata (deviasi standar) FRAUD adalah 0,7778 (0,42164). Nilai minimum (maksimum) untuk BDOUT adalah 0,30 (0,50), dan rata-rata (deviasi standar) BDOUT adalah 0,3713 (0,6443). Nilai minimum (maksimum) untuk FREEC adalah -0,08 (0,27), dan rata-rata (deviasi standar) FREEC adalah 0,1110 (0,8359). Nilai minimum (maksimum) untuk ACHANGE adalah -0,22 (0,38), dan rata-rata (deviasi standar) ACHANGE adalah 0,1161 (0,11039). Nilai minimum (maksimum) untuk ROA adalah 0,00 (0,32), dan rata-rata (deviasi standar) ROA adalah 0,0789 (0,6012). Nilai minimum (maksimum) untuk OSHIP adalah 0,00 (0,26), dan rata-rata (deviasi standar) OSHIP adalah 0,0940 (0,10644).

Hasil analisis deskriptif ini terlihat bahwa dari keseluruhan variabel, hanya variabel ACHANGE mempunyai nilai minimum yang terbesar dengan nilai minimum -0,22 dan variabel ACHANGE juga merupakan variabel dengan penyimpangan data yang tinggi, dikarenakan nilai deviasi standarnya lebih tinggi daripada mean. Dimana rata-rata ACHANGE selama periode pengamatan sebesar 0,1256 dengan deviasi standar sebesar 0,12906. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai SD lebih besar daripada rata-rata ACHANGE yang menunjukkan bahwa data variabel ACHANGE mengindikasikan hasil yang kurang baik, hal tersebut dikarenakan standart deviation yang mencerminkan penyimpangan dari data variabel tersebut cukup tinggi karena lebih besar daripada nilai rata-ratanya.

(18)

Pengujian Hipotesis dan Interpretasi Hasil

Tabel 7 Uji Logistik

Var iable s in the Equ ation

-12.004 7.526 5.899 1 .029 .000 6.330 5.959 4.528 1 .047 75.940 -8.664 4.487 3.628 1 .057 .000 4.517 6.090 4.764 1 .031 6751.227 21.817 7.819 6.388 1 .011 6E+010 4.050 2.727 2.205 1 .138 57.383 BDOUT FREEC ACHA NGE ROA OSHIP Constant Step 1 a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on step 1: BDOUT, FREEC, ACHA NGE, ROA , OSHIP. a.

Tabel 7 menunjukan hasil pengujian parsial dengan menggunakan alat analisis regresi logistik, Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dari ke-lima variabel bebas, hanya variabel ACHANGE yang mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Selain variabel ACHANGE, keseluruhan variabel mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, pada α= 5%, innefektif

monitoring (BDOUT), external pressure (FREEC), financial targets (ROA) dan personal financial need (OSHIP) secara statistik dan secara individual

berpengaruh terhadap financial statement fraud sedangkan variabel financial stability tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Innefektif Monitoring Terhadap Financial

Statement Fraud

Berdasarkan hasil pengujian innefektif monitoring (BDOUT) ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan komisaris independen kemudian dibagi dengan jumlah komisaris terhadap terjadinya financial statement fraud, dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel BDOUT yang berada di bawah 0,05 serta nilai konstanta yang negatif menunjukan bahwa variabel innefektif monitoring mempunyai pengaruh negatif terhadap terjadinya financial statement fraud oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “innefektif monitoring berpengaruh negatif terhadap financial statement fraud” diterima.

(19)

Board of directors yang kuat (board of directors yang didominasi oleh komisaris independen) akan mensyaratkan informasi yang lebih berkualitas, sehingga mereka akan cenderung menghindari financial statement fraud. Di lain pihak, board of directors yang didominasi oleh pihak internal atau board of directors yang memiliki innefektif monitoring yang tinggi akan memberikan kesempatan lebih besar manajer untuk melakukan financial statement fraud secara bebas. Hasil penelitian yang singnifikan innefektif monitoring pada perusahaan dapat mempengaruhi tingkat fraud karena pada hasil perhitungan bernilai negative artinya innefektif monitoring mempunyai pengaruh yang negatif terhadap financial statement fraud, jika innefektif monitoring meningkat maka secara statistik financial statement fraud dapat berkurang.

Hasil Uji Hipotesis Pengaruh External Pressure terhadap Financial Statement

Fraud

Berdasarkan hasil pengujian external pressure (FREEC) ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan komisaris independen kemudian dibagi dengan jumlah komisaris terhadap terjadinya financial statement fraud, dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel FREEC lebih kecil dari 0,05 menunjukan bahwa variabel external pressure mempunyai pengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud oleh karena itu, hipotesis ke-dua yang menyatakan bahwa “External pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud” diterima.

External pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga, untuk mengatasi tekanan tersebut perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal (Skousen et al., 2009). Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan investasi (Skousen et al, 2009). Rasio arus kas bebas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi sehingga dimungkinkan terjadinya kecurangan financial yang lebih besar peluangnya, Tekanan bagi sebagian orang bisa juga

(20)

sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik, terus berupaya dengan jalan yang sesuai aturan dan tidak melanggar seperti dengan memanipulasi laporan keuangan untuk mendapatkan investor.

Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Financial Stability terhadap Financial

Statement Fraud

Berdasarkan hasil pengujian financial stability (ACHANGE) yang diproksikan dengan rasio perubahan aset terhadap terjadinya Financial statement fraud, dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel ACHANGE yang berada di atas 0,05 menunjukan bahwa variabel financial stability tidak mempunyai pengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud oleh karena itu, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa “financial stability berpengaruh positif terhadap financial statement fraud” ditolak.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Norbarani (2012) yang menunjukan bahwa variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total asset tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Hasil penelitian ini juga menunjukkan berapapun perubahan total aset yang dimiliki perusahaan tidak mempengaruhi fraud yang akan terjadi. Sejalan dengan hasil yang tidak signifikan pada hasil penelitian variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud bahwa apabila apabila aset perusahaan meningkat hal tersebut menyebababkan beberapa kemungkinan, salah satunya adalah perusahaan berusaha untuk meningkatkan outlook perusahaan yang baik salah satunya dengan memanipulasi informasi kekayaan aset yang dimilikinya atau Perusahaan mengikuti peraturan yang ada dan berusaha menghindari kecurangan dalam laporan keuangan hal ini terbukti oleh hasil penelitian meskipun hasil yang ada tidak berpengaruh, tetapi nilai konstanta yang negatif mempunyai arti bahwa semakin besar asset perusahaan maka semakin kecil fraud terjadi, selanjutnya hal tersebut tidak mempengaruhi financial Statement Fraud yang akan terjadi.

(21)

Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Financial Target terhadap Financial Statement

Fraud

Berdasarkan hasil pengujian financial target (ROA) yang diproksikan dengan return on assets terhadap terjadinya financial statement fraud, dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel ROA lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa variabel financial target mempunyai pengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud oleh karena itu, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “financial target berpengaruh positif terhadap financial statement fraud” diterima. Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah ROA. Perbandingan laba tehadap jumlah aktiva (ROA) merupakan ukuran kinerja operasional yang banyak digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja. Oleh karena itu, terhadap financial statement fraud ROA diduga cenderung dapat meningkatkan hal

tersebut. Oleh karena itu, semakin tinggi ROA yang ditargetkan perusahaan maka semakin rentan perusahaan akan cenderung melakukan Fraud yang merupakan salah satu bentuk kecurangan laporan keuangan.

Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Personal Financial Need terhadap Financial

Statement Fraud

Berdasarkan hasil pengujian personal financial need (OSHIP) yang diproksikan dengan rasio kepemilikan saham orang dalam terhadap terjadinya financial statement fraud, dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel OSHIP yang berada di bawah 0,05 serta nilai konstanta yang positif menunjukan bahwa variabel personal financial need mempunyai pengaruh positif terhadap terjadinya financial statement fraud, Maka, hipotesis kelima yang menyatakan bahwa “Personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud” diterima.

Kondisi dimana sebagian saham dimiliki oleh manajer dan direktur, secara otomatis akan mempengaruhi kondisi finansial perusahaan, keadaan yang tidak seimbang dengan kepemilikan orang dalam akan menyebabkan komisaris mengalami kesulitan dalam berdiskusi dengan dewan direksi dan mengawasi kinerja perusahaan. Dewan komisaris akan lebih menginginkan penerapan laporan

(22)

pengungkapan yang lengkap untuk mencegah perilaku yang menyimpang dari direksi dan manajer. Hasil penelitian personal financial need pada perusahaan dapat mempengaruhi tingkat fraud karena kepemilikan saham yang lebih besar dimiliki oleh orang dalam akan menyebabkan tugas setiap anggota dewan

komisaris menjadi lebih khusus karena terdapat komite-komite yang lebih khusus dalam mengawasi perusahaan, sehingga semakin besar ukuran personal financial need maka semakin besar kekuatan dari dewan komisaris dalam melakukan pengawasan sehingga kecenderungan para manajer atau direksi melakukan financial statement fraud akan lebih kecil.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Hasil perhitungan menunjukkan dari nilai chi square sebesar 5,642 dengan nilai signifikan sebesar 0,604. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan antara prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi. Hal ini berarti bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena model sesuai dengan hasil observasinya.

2. Berdasarkan hasil perhitungan nilai Nilai dari Nagelkerke R Square

sebesar 0,775, hal ini berarti 77,50% Kecurangan Laporan Keuangan dapat dipengaruhi oleh Innefektif Monitoring, External Pressure, Financial Stability, Financial Target dan Personal Financial need tahun sebelumnya sedangkan sisanya sebesar 22,50% dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini.

3. Hasil perhitungan secara parsial menunjukan bahwa, hanya variabel ACHANGE yang mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Selain variabel ACHANGE, keseluruhan variabel mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, pada α= 5%, innefektif monitoring (BDOUT), external pressure (FREEC), financial targets (ROA) dan personal financial need (OSHIP) secara statistik dan secara

(23)

individual berpengaruh terhadap financial statement fraud sedangkan variabel financial stability tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Keterbatasan dalam penelitian

Adapun keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti adalah :

1. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

2. Variabel bebas dalam penelitian ini hanya lima variabel yang dapat digunakan untuk proksi ukuran dari komponen fraud triangle tersebut.

Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan mempertimbangkan variable bebas lain yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan keuangan karena hasil perhitungan menunjukan nilai dari Nagelkerke R Square sebesar 0,775 hal ini berarti 77,50% kecurangan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh innefektif monitoring, external pressure, financial stability, financial target dan personal financial need tahun sebelumnya sedangkan sisanya sebesar 22,5% dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini.

2. Bagi investor hendaknya mempertimbangkan rasio arus kas bebas, karena hasil penelitian menunjukan bahwa external pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas memiliki hubungan dengan financial statement fraud. Rasio arus kas bebas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi sehingga dimungkinkan terjadinya kecurangan financial yang lebih besar peluangnya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak menggunakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert, 1997, Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia Ashari dan Santosa, Purbaya Budi (2005). Analisa Statistik dengan microscoft

Excel &SPSS. Yogyakarta: Andi Offset

Baridwan, Zaki. 2007. Intermediate Accounting. Millenium Edition. BPFE Press. Yogyakarta.

Brigham dan Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management (Dasar- Dasar Manajemen Keuangan). Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat. Brenan, Niamh and Mc.Grath < .2007

http://irserver.ucd.ie/dspace/bitstream/10197/2903/1/04_20_Brennan_Mc Grath_Financial_Statement_Fraud_Some_Lesson_From_US_and_Europe an_Case_Studies.pdf > (Published in Australia Accounting Review, vol.17, no. 2 and no. 42. hal. 49-61). Diakses pada tanggal 08 Februari 2013 jam 09:10

Committee”. Journal of Corporate Finance, Vol.9, h. 295-316

Deegan, Craig. 2004. “Environmental Disclosure and Share Price- A Discussion about Efforts to Study This Relationship”. Accounting Forum. Vol.28 pp.122-136.

Defond, Mark L dan James Jiambalvo. 1994. “Debt Covenant Violation and Manipulation of Accruls”. Journal of Accounting and Economics/ Vol 17, January, pp. 145—176.

Effendi Arief, 2009. The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba Empat: Jakarta.

Ema, Kurniawati. 2009. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam Perfekstif Fraud Triangle. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Fajria, Riahi. 2010. Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta

FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta.

Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS.

(25)

Hani, Clearly, dan Mukhlasin. 2008. “Going Concern dan Opini Audit : Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ”. Simposium Nasional Akuntansi VI, 1221 - 1233.

Harahap,S.S, 2008. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Haryudanto, Danang. 2011. “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Tingkat

Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Healy, P.M. dan Palepu, K.G. (2003). The Effect of Firm’ Financial Disclosure Strategies on Stock Prices. American Accounting Association, Accounting Horizons. Vol. 7 No. 1 (Maret): 1-11.

Hendriksen, E. S. & Van Breda, M. F. (2000). Teori Akunting Edisi Kelima, Buku Satu. Batam: Interaksa

Henny dan Murtanto, 2001. “Analisis Pengungkapan Sosial pada Laporan

Tahunan”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 1, No. 2 : 21-48.

Herwidayatmo, 2000, Implementasi Good Corporate Governance untuk perusahaan publik Indonesia, Usahawan No. 10 Th XXIX, Oktober Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. ED PSAK No. 01 (Revisi 2009). Salemba

Empat. Jakarta.

Jensen, Michael C., dan William H. Meckling, 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency and Ownership Structure”. Journal of Financial Economic. Vol. V 3, No.4, October, pp. 305—360.

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz. 1998. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1(2).

Johan, Wahyudi. 2010. “Pengaruh Pengungkapan Good Corporate Governance, Ukuran Dewan Komisaris Dan Cross-Directorship Dewan Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta

Jones, Stewart dan R., G., Walker. 2007. Explanators of Local Government Distress. ABACUS. 43(3): 396-418.

Klein, A., 2002, Audit Commite, Board of Director, Characteristics Economics (33), pp. 375-400

(26)

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 12 Januari 2013.

Lancaster, F.W. 1998. Technology and Management in Library and Information Services. London: Library Association Publishing.

Laporan Keuangan Tahunan Diakses pada tanggal 08 Februari 2013 jam 09:10 melalui http://www.idx.co.id

Leony, Lovancy Tristanti. 2012. “Analisis Pengaruh Mekanisme Governance dan Manajemen Laba Terhadap Environmental Disclosure”. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Sarjana Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Lobo, Gerald J. dan Jian Zhou. 2001. Disclosure Quality And Earnings Management. Social Science Research Network Electronic Paper Collection.

Miranti L.2009. Praktik Penerapan Governance Kultural dam kaitannya dengan Manajemen Laba Terhadap Environmental Disclosure. Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1(2).

Munawir, S, 2008. Analisa Laporan Keuangan Lanjutan. Liberty Yogyakarta. Nasuition, Widiatmojo. 2010. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Edisi 2.

Yayasan MPU Ajar Artha. Jakarta.

Nguyen THL, Ngoan LD, Verstegen MWA, Hendriks WH. 2010. Ensiled and dry cassava leaves and sweet potato vines as a protein source in diets for growing vietnamese Large White×Mong Cai Pigs. Asian-Aust J Anim Sci 23: 1205-1212.

Norbarani, Listiana. 2012. Pendeteksian kecurangan laporan Keuangan dengan analisis fraud Triangle yang diadopsi dalam sas no.99. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang. Rangan, Srinivasan. 1998. “Earnings Management and the Performance of

Seasoned Equity Offerings”. Journal of Financial Economics. No. 50, pp. 101—112

Rezaee, Zabihollah.2002. Prevention and detection. Canada.

Roychowdhury, S., 2006, Earnings management through real activities manipulation, Journal of Accounting and Economics 42, p.335–370. Schipper, Katherine. (1989). Comentary Katherine on Earnings Management.

Accounting Horizon.

(27)

Skousen, J., Cristopher . 2008. “Detecting and predicting financial statement fraud: The effektivennes of fraud triangle and sas No. 99

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sulistyanto. 2003. :Seasoned Equity Offerings: Antara Agency Theory, Windows of Opportunity, dan Penurunan Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI Surabaya, 16-17 Oktober, hal 131—140.

Sutrisno. 2002. “Studi Manajemen Laba (Earnings Management) Evaluasi

Pandangan Profesi Akuntansi, Pembentukan dan Motivasinya”. KOMPAK. No, 5 Mei, hal 158—179.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga, Yogjakarta: BPFE.

Utami, Rini Pebriani, 2005. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden Pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2003 s.d 2007”, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Ujiyantho, Muh. Arif dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.

Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2009, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang”, Artikel di internet, Jurnal Akuntansi Manajemen dan Ekonomi, Vol 2:1,

Http://Warssidi –akuntan.tripod.com/skripsi/skripsi.htm, akses 02 Mei 2009.

Yusnita, Theodora. 2010. “Corporate Governance, Environmental Performance dan Environmental Disclosure di Indonesia”. Skripsi Akuntansi

Universitas Sebelas Maret. Diakses tanggal 20 Februari 2012.

Zahra, S.A., dan S. R. Das (2005), Innovation Strategy and Financial Performance in manufacturing companies: An empirical Study. Production and

Operations Management 2 (I) (Winter) : 15-37 www.idx.co.id diakses tanggal 05 Januari 2013

Gambar

Gambar 2. Model Penelitian
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Tabel 7 menunjukan hasil pengujian parsial dengan menggunakan alat analisis  regresi logistik, Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dari ke-lima variabel  bebas, hanya variabel ACHANGE yang mempunyai nilai signifikansi lebih besar  dari 0,05

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang telah dicapai dari penelitian ini adalah sebuah sistem pendukung keputusan yang berisikan informasi terkait sertifikasi yaitu biodata calon

Modul training disusun dari berbagai sumber dan media pembelajaran dengan penyajian materi dalam bentuk pengenalan konsep; teori; dan praktek; serta tentunya dipandu oleh trainer

Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah subsistem yang merupakan bagian dari

Ketiga simbol matematik di atas dapat digunakan bersama dengan variasi yang tepat untuk memperoleh hasil penyaringan yang lebih spesifik sesuai yang diinginkan..

Penelitian ini akan memfokuskan pada permasalahan tentang bagaimana pengaruh penggunaan metode pembelajaran peta konsep terhadap peningkatan prestasi belajar pada mata

Dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis dan lama pemberian ekstrak daun kenikir ( Cosmos caudatus Kunth.) yang lebih bervariasi untuk mengetahui dosis optimum dan

Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk

Hasil pengambilan data awal juga menjelaskan bahwa individu yang dipandang sebagai jomblo memiliki cara yang berbeda untuk memenuhi kebahagiaan, yang tak bisa didapat