• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI

BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN Anna Uswatun Qoyyimah

ABSTRAK

Latar Belakang, hasil (Edmond & Barbara, 2006) menunjukkan pada 11.000 ibu nifas yang melakukan senam nifas didapatkan 7600 ibu mengalami

involusiouterus yang cepat sedangkan hampir 3500 ibu mengalami sub involusiouterus karena ibu tidak pernah melakukan senam nifas. Salah satu faktor

yang mempengaruhi involusio uteriyaitu senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederatan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri hari ketiga pada ibu

postpartum di Bidan Praktek Mandiri Benis Jayanto Ngentak, Kujon, Ceper,

Klaten.

Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen jenis rancangan Non

Equivalent Control Group dengan pendekatan waktu case control. Teknik

pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, subyek pada penelitian ini adalah ibu postpartum. Analisis data statistik menggunakan chi-square. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer yaitu memberi perlakuan senam nifas untuk kelompok kintervensi kemudian pada hari ketiga melakukan pengukuran involusio uteri pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa responden yang mengalami involusio uteri normal pada kelompok intervensi sebanyak 12 responden (80%) dan kelompok kontrol sebanyak 4 responden (24,7%). Sedangkan responden yang mengalami

involusio uteri abnormal pada kelompok intervensi sebanyak 3 responden (30%)

dan pada kelompok kontrol sebanyak 11 responden (73,3%). Hasil uji statistik menunjukkan p = 0,003 (p < 0,05), berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara senam nifas terhadap involsuio uteri hari ketiga pada ibu postpartum.

Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruhnya antara senam nifas dengan involusio uteri pada ibu postpartum di Bidan Praktek Mandiri Benis Jayanto Ngentak, Kujon, Ceper, Klaten. Saran untuk ibu postpartum agar segera mempraktikan senam nifas untuk mempercepat involusio uteri.

(2)

I. PENDAHULUAN

Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini di mulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati & Wulandari, 2008; h. 73). Involusio uteri dapat diamati dengan memeriksa fundus uteri sebagai berikut : segera setelah melahirkan tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1cm setiap hari. Penurunan tinggi fundus uteri pada hari pertama satu jari dibawah pusat. Pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 tinggi fundus uteri setengah pusat simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba (Ambarwati & Wulandari, 2008; h. 77).

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses involusio yaitu senam nifas. Senam nifas sering disebut juga senam pemulihan sesudah melahirkan. Senam nifas adalah senam yang terdiri atas sederatan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan guna mempercepat pemulihan keadaan ibu yang biasanya dimulai 6 jam setelah melahirkan (Sujiyatini dkk, 2010; h. 248).

Manfaat ibu dalam melakukan senam nifas antara lain mempercepat proses involusio,membantu penyembuhan rahim,perut dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian kebentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan dan persalinan serta mencegah pelemahan lebih lanjut dan menghasilkan manfaat psikologi seperti memberikan rasa enak badan, turunnya berat badan, berkurangnya stress, dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan (Maryunani & Sukaryati, 2011; h. 95).

Kerugian bila tidak melakukan senam nifas antara lain infeksi karena

involusio uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan,

perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah), dan timbul varises (Maryunani & Sukaryatii, 2011; h. 96).

Alasan-alasan kenapa ibu tidak melakukan senam nifas yaitu pertama, karena ibu tidak tahu bagaimana senam nifas. Kedua, karena bahagianya melahirkan anak yang sehat, jadi yang terpikirkan hanya bagaimana cara mengasuh anak yang baik. Ketiga, karena kondisi tubuh ibu masih lemah dan untuk bangun masih terasa sakit, maka tidak terpikirkan oleh ibu untuk melakukan senam nifas (yuliana, 2008).

Sebagai petugas kesehatan menyarankan harus mampu menjalankan perannya dalam meningkatkan pengetahuan para ibu dengan memberikan

(3)

penyuluhan tentang senam nifas kepada para ibu nifas maka kemungkinan besar mereka melakukannya walaupun tanpa di dampingi seorang petugas kesehatan.(Aminah, 2011).

Berdasarkan survey pendahuluan pada tanggal 14 Februari 2014 di Bidan Praktek Mandiri Benis Jayanto Ngentak, Kujon, Ceper, Klaten terdapat 31 orang ibu bersalin. Hasil wawancara pada 9 ibu postpartum terdapat 5 ibu

postpartum yang melakukan senam nifas mengalami involusio uteri secara

normal sedangkan yang tidak melakukan senam nifas mengalami sub

involusio uteri sebanyak 4 ibu postpartum. Alasan ibu postpartum tidak

melakukan senam nifas karena takut sakit dan takut nyeri luka jahit.

II. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

Quasy Eksperimen,dengan jenis rancangan Non Equivalent Control Group

yaitu membandingkan hasil antara kelompok intervensi dan kelompok control, dengan menggunakan pendekatan case control yaitu suatu penelitian yang membandingkan kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan (Notoatmodjo, 2010;h. 41).

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 postpartum. Dengan kategori kelompok senam nifas 15 responden dan kelompok tidak senam nifas 15 responden. Sampel yang diambil dalam penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Inklusi

a. Ibu postpartum dengan persalinan spontan yang bersedia menjadi responden

b. Responden adalah primipara maupun multipara c. Berusia antara 20-40 tahun

d. Tidak ada penyakit yang menyertai, seperti jantung, hipertensi dan diabetes mellitus yang dapat dilihat dari buku KIA.

2. Eksklusi

a. Ada cacat ekstremitas atas atau bawah sehingga tidak mampu melakukan senam nifas

b. Mengalami penurunan kesadaran

c. Ibu postpartum baik primipara maupun multipara dengan persalinan sectio sesarea.

d. Ibu postpartum yang mengalami perdarahan

(4)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah leaflet senam nifas, checklist berisi prosedur langkah-langkah senam nifas dan involusio

uteri menggunakan lembar observasi dan metlyn (one med).

III. HASIL DAN BAHASAN

1. Senam Nifas

Tabel 1 Tindakan Senam Nifas Pada Ibu Post partum di BPM Benis Jayanto Ngentak, Kujon, Ceper, Klaten

No SenamNifas Jumlah %

1. Melakukan senam nifas 15 50

2. Tidak melakukan senam nifas 15 50

Jumlah 30 100

Dari tabel 1. Diketahui bahwa yang melakukan senam nifas adalah sebanyak 15 responden (50%) dan yang tidak melakukan senam nifas sebanyak 15 responden (50%).

2. Involusio Uteri

Tabel 2. Involusio Uteri Pada Ibu Post partum di BPM Benis Jayanto Ngentak, Kujon, Ceper, Klaten

No Involusio Uteri Jumlah %

1. Normal 16 53,3

2. Abnormal 14 46,7

Jumlah 30 100

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa yang involusio uterinya normal pada ibu postpartum sebanyak 16 responden (53,3%) dan yang involusio

uterinya abnormal sebanyak 14 responden (46,7%).

3. Pengaruh senam nifas dengan involusio uteri

Tabel 3. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri Pada Ibu

Postpartum Di BPM Benis Jayanto Ngentak, Kujon, Ceper,

Klaten.

Involusio Uteri

No SenamNifas Normal Abnormal Total X2 p

F % F % F %

1. Melakukan 12 80 3 20,0 15 100 8,571 0,003

2. Tidak melakukan 4 26,7 11 73,3 15 100

Jumlah 16 53,3 14 46,7 30 100

(5)

Sumber : Data Primer Maret sampai dengan Mei 2014 di BPM Benis Jayanto Ngentak, Kujon, Ceper, Klaten

Berdasarkan tabel 3 dari 30 responden postpartum yang melakukan senam nifas sebanyak 15 responden yang involusio

uterinya normal sebanyak 12 responden (80,0%) dan yang involusio uterinya abnormal sebanyak 3 responden (20,0%). Sedangkan

responden yang tidak melakukan senam nifas yang involusio

uterinya normal sebanyak 4 responden (26,7%) dan involusio uterinya abnormal sebanyak 11 responden (73,3%).

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan analisa Chi

square dengan X2 hitung 8,571dan p=0,003 (p<0,05) maka ada

pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri pada ibu post

partum.

IV. SARAN DAN SIMPULAN A. Saran

1. Involusio uteridari 30 responden dapat diketahui bahwa yang

involusio uterinya normal 16 responden (53,3%) sedangkan yang involusio uterinya abnormal sebanyak 14 responden (46,7%).

2. Ada pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri hari ketiga pada

ibu postpartum.

B. Simpulan

Bidan dapat memperkenalkan senam nifassetelah melahirkan pada post

partum,dan memberikan edukasi pada pasien karena senam nifas dapat

mempercepat involusio uteri.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Retna, E, Wulandari. D. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia ; 2008.

Aziz, A. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika ; 2007.

Dewi Lia. N, Sunarsih. T. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika ; 2011.

Feriana. Titin. Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri

Pada Ibu Postpartum di BPM Benis jayanto Ceper Klaten. STIKES

Muhammadiyah Klaten ; 2013.

Kurnianingrum Enggari. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Hari ke 1-6 Tentang

Senam Nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali. STIKES Kusuma Husada ;

2013.

Kartikasari Fitria Rizky. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum

Spontan Normal Tentang Ambulasi Dini Terhadap Aktivitas Ambulasi Dini di RB Harapan Bunda Pajang. Politekhnik Kesehatan Surakarta ;

2012

Marmi. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ; 2012. Maryunani.A, Sukaryati Y. Senam Hamil Senam Nifas dan Terapi Musik. Jakarta:

Trans Info Media ; 2011.

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2010 Prawirohardjo, S. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2009

Riwidikdo, H. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia ; 2012.

Saleha, S. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika ; 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta ; 2012. ________. Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABETA ; 2012

Suherni, Widyasih. H, Rahmawati. A. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya ; 2009.

Sujiyatini, Djanah. N, Kurniati. A. Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta: Cyrillus Publisher ; 2010.

Wulandari Retno. S, Handayani. S. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publising ; 2011.

Gambar

Tabel  3.  Pengaruh  Senam  Nifas  Terhadap  Involusio  Uteri  Pada  Ibu  Postpartum  Di  BPM  Benis  Jayanto  Ngentak,    Kujon,  Ceper,  Klaten

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengaplikasikan senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri (TFU) pada ibu post partum spontan.. Metode : Penelitian ini

fi.rndus uteri lebihrendahyaitu sampai dengan 4 cm diatas simpisis pada hari ke-5 post partum, sedangkan pada ibu post partum yang tidak melakukan senam nifas

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh senam nifas terhadap kecepatan involusi uteri pada ibu postpartum di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta, dan tidak

Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini : Tabel 3 Uji Normalitas Penurunan TFU pada Responden yang Senam Nifas dan Tidak Senam Nifas Sumber: Data

Hal ini menunjukkan bahwa Ha di terima dan Ho di tolak yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antra breasfeeding dengan involusio uteri pada ibu nifas 0-7 hari di Puskesmas