• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI DI KLINIK BERSALIN HADIJAH

MEDAN TAHUN 2009

Oleh :

LILI YULIANA TAMBUNAN 085102077

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : LILI YULIANA TAMBUNAN

Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 27 Juli 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : 1 dari 1 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jl. Singosaari simp. Jl. Langkat No. 34 D Pematangsiantar

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Alm. B. TAMBUNAN

Pekerjaan : -

Nama Ibu : S. PANE

Pekerjaan : Guru Ngaji

Alamat : Jl. Singosari simp. Jl. Langkat Pematangsiantar

PENDIDIKAN

Tahun 1992 – 1993 : TK Al Iqraq Pematangsiantar

Tahun 1993 – 1999 : SD Negeri 122365 Pematangsiantar

Tahun 1999 – 2002 : SMP Negeri 7 Pematangsiantar

Tahun 2002 – 2005 : SMA Negeri 4 Pematangsiantar

Tahun 2005 – 2008 : Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar

Tahun 2008 – 2009 : Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU MEDAN

PKERJAAN

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan

Tahun 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya tulis orang lainyang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana dan sepanjang pengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau terbitan orang lain, kecuali yang secara tertulisdiacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2009 Yang menyatakan

(4)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Lili Yuliana Tambunan NIM : 0851020277

Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri Di Klinik Bersalin Hadija Medan Tahun 2008

ABSTRAK ix + 37 halaman + 4 tabel + 2 skema + 8 lampiran

(5)

Daftar Pustaka : 25 (1999-2008)

Kata Kunci : Senam nifas, involusio uteri

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009. Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun dari susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universiatas Sumatera Utara.

3. Nur Asnah Sitohang, S. Kep.Ns.M.Kep selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis ilmiah ini selesai.

(6)

5. Dr. Maruli Pardede, MBA selaku Bapak Ketua Yayasan Abdi Florensia Pematangsiantar.

6. Dr. Abadi Sinaga selaku Direktur Yayasan Abdi Florensia Pematangsiantar. 7. Debby S. Manurung, SST selaku direktris Akbid Agatha dan seluruh staf

pegawai Yayasan Abdi Florensia Pematangsiantar.

8. Ibunda dan Opung serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai.

10. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juni 2009 Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR………...…………...i

DAFTAR ISI………..……...iii

DAFTAR TABEL………...vi

DAFTAR SKEMA………vii

DAFTAR LAMPIRAN………...…viii

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang……….1

B. Perumusan Masalah………3

C. Tujuan Penelitian………3

1. Tujuan Umum……….3

2. Tujuan Khusus………4

D. Manfaat Penelitian………..4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...….5

A. Senam Nifas………5

1. Defenisi Senam Nifas……….5

2. Manfaat Senam Nifas……….6

3. Tujuan Senam Nifas………...6

4. Tata Cara Senam Nifas………...7

B. Involusio Uteri………..10

(8)

BAB III KERANGKA KONSEP………13

A. Kerangka Konsep……….13

B. Hipotesa………....13

C. Defenisi Operasional………...14

BAB IV METODE PENELITIAN………...15

A. Desain Penelitian………...16

B. Populasi dan Sampel………..16

1. Populasi………..16

2. Sampel………17

C. Tempat Penelitian………...18

D. Waktu Penelitian……….19

E. Etika Penelitian………...19

F. Alat Pengumpulan Data………..19

G. Prosedur Pengumpulan Data………..20

H. Analisa Data………...20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 24

A. Hasil……….24

1. Analisis Univariat………...24

2. Analisis Bivariat……….27

B. Pembahasan……….29

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil……….29

a. Karateristik Responden………..29

b. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri………..30

c. Implikasi Terhadap Pelayanan Kebidanan……….33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………..34

A. Kesimpulan………...34

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Klinik Bersalin Hadijah Medan Desember sampai Maret Tahun 2009………...25 Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tinggi fundus uteri pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol di Klinik Bersalin Hadijah Medan Desember – Maret Tahun 2009……….………..26

Tabel 5.3. Pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan setelah dilakukan senam nifas di Klinik

Bersalin Hadijah Medan Desember – Maret Tahun 2009………...27 Tabel 5.4. Pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri pada kelompok intervensi dan

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Lili Yuliana Tambunan NIM : 0851020277

Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri Di Klinik Bersalin Hadija Medan Tahun 2008

ABSTRAK ix + 37 halaman + 4 tabel + 2 skema + 8 lampiran

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang berlangsung selama kira-kira enam minggu (Saifuddin,et al. 2002). Selama masa ini, saluran reproduksi mengalami perubahan yaitu perubahan struktur permanen pada serviks, vagina, dan perineum sebagai akibat dari persalinan dan kelahiran (Williams,et al.2006, hlm.281). Sharman (1953, dalam Williams, et al, 2006, hlm 281) pada sebuah penelitian mengenai uterus pada masa nifas menemukan pemulihan endometrium lengkap pada spesimen biopsi pada hari ke-16 atau lebih.

(13)
(14)

Setelah persalinan, tubuh seorang ibu akan memasuki masa pemulihannya dan perlahan kembali ke kondisi semula. Tindakan tirah baring dan senam nifas membantu proses fisiologis ini secara perlahan (Brayshaw, 2008,hlm.105). Umumnya yang menjadi perhatian ibu selama masa nifas adalah bagaimana memulihkan bentuk tubuh dan dinding perut seperti sediakala (Mochtar, 1999,hlm.251).

Dalam penelitian Larson dan kawan-kawan pada tahun 2002 yang melakukan survey secara acak tentang efek senam nifas bagi ibu nifas pada 1003 wanita Amerika mengaku setelah mengikuti program senam nifas dengan latihan yang teratur mengalami pengerutan pada rahim yang lebih kuat, selain itu juga mengalami penurunan pada berat badan selama enam minggu setelah melahirkan. Dan dalam studi dari 1432 ibu nifas di Swedia yang melakukan senam nifas ditemukan bahwa mayoritas 71 % wanita tersebut mengalami metabolisme tubuh yang lancar, dan pemulihan fisik yang lebih cepat (Larson, 2002).

(15)

Dari hasil wawancara peneliti terhadap ibu nifas pada tanggal 1 November 2008 bahwa senam nifas jarang dilakukan oleh ibu-ibu yang telah melakukan persalinan, dan bisa dikatakan tidak pernah dilakukan. Ada tiga alasan mengapa ibu nifas tidak melakukannya. Pertama, karena ibu tidak tahu bagaimana senam nifas.

Kedua, karena bahagianya melahirkan anak yang sehat, jadi yang terpikirkan hanya bagaimana cara mengasuh anak yang baik. Ketiga, karena kondisi tubuh ibu masih lemah dan untuk bangun masih terasa sakit, maka tidak terpikirkan oleh ibu untuk melakukan senam nifas.

Dari hasil wawancara peneliti kepada bidan sebagai penolong persalinan pada tanggal 1 November 2008 peneliti mendapat kesimpulan bahwa bidan kurang mamberikan informasi mengenai senam nifas kepada ibu nifas disebabkan karena masih adanya pasien lain yang harus ditangani oleh bidan, sehingga bidan merasa direpotkan jika harus mengajarkan senam nifas lagi.

Dari latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008”.

B. Perumusan Masalah

(16)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden pada kelompok intervensi yang melakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

b. Mengidentifikasi karakteristik responden pada kelompok kontrol yang tidak melakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

c. Mengidentifikasi involusio uteri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

d. Mengidentifikasi involusio uteri pada kelompok intervensi setelah dilakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

e. Mengidentifikasi involusio uteri pada kelompok kontrol sebelum dilakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

f. Mengidentifikasi involusio uteri pada kelompok kontrol setelah dilakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

g. Mengidentifikasi involusio uteri pada kelompok intervensi sebelum dan setelah dilakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008. h. Mengidentifikasi involusio uteri pada kelompok kontrol sebelum dan setelah

dilakukan senam nifas di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 200

(17)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kebidanan

Memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan kebidanan kepada ibu nifas, bahwa setelah dilakukan senam nifas secara rutin dan teratur, terbukti dapat mempercepat proses involusio uteri. Sehingga bidan dapat menganjurkan kepada ibu nifas agar melakukan senam nifas dalam waktu 24 jam setelah persalinan.

2. Bagi ibu nifas

Sebagai sumber informasi dan menambah wawasan kepada ibu nifas yaitu agar ibu nifas mengetahui manfaat dan tata cara melakukan senam nifas.

3. Bagi penelitian lanjutan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Senam Nifas

1. Defenisi Senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang berrtujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa nifas, serta membantu proses involusio uteri (Brayshaw, 2008, hlm. 105).

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu nifas secara mandiri yaitu berupa latihan kegel panggul untuk memperkuat tonus otot yang hilang karena jaringan panggul meregang selam ibu hamil dan melahirkan (Bobak, et al.2005, hlm. 352).

Senam nifas adalah suatu latihan yang sederhana di rumah sakit, dan melanjutkan di rumah yang bertujuan menolong dalam meningkatkan tonus otot, mengurangi berat badan pada masa nifas, dan membantu mencegah konstipasi (Ladewing, et al. 2006, hlm. 247).

Senam nifas adalah senam kesegaran jasmani setelah persalinan yang bertujuan untuk mengecilkan dan megencangkan otot perut, serta mengembalikan ukuran liang senggama (Manuaba, 1999, hlm 155).

(19)

2. Manfaat Senam Nifas

Beberapa manfaat senam nifas secara umum adalah membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang menglalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar akibat kehamilan dan persalinan serta mencegah pelemahan dan pereganganlebih lanjut, mengahasilkan manfaat psikologis, menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi masa nifas.

Selain itu manfaat khusus latihan perineal pada senamn nifas adalah mampu menghindari terjadinya mengompol akibat stress, mencegah turunnya organ-organ pinggul, mengatasi masalah seksual. Dan manfaat khusus latihan perut pada senam nifas adalah mengurangi resiko sakit punggung dan pinggang, mengurangi varises vena, mengurangi edema (pembengkakan akibat tertahannya air) di kaki, mengatasi kram kaki, mencegah pembentukan gumpalan darah dalam vena (thrombi), memperlancar peredaran darah (Danuatmaja, et al. 2003, hlm. 100).

3. Tujuan Senam Nifas

(20)

4. Tata Cara Melakukan Senam Nifas a. Persiapan alat dan bahan :

1) Matras atau khusus 2) Bantal

3) Sampiran 4) Radio tape 5) Kursi

b. Persiapan pasien

1) Mengatur posisi pasien yaitu pasien tidur terlentang

2) Senam dilakukan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari

3) Pasien sebaiknya memakai pakaian dari bahan kaos dan longgar, dan sebainya tidak menggunakan gurita.

c. Prosedur senam nifas

Hari I :

1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara :

a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlan-lahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut.

2) Latiahan 1 :

a) Tidur terlentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. b) Angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan.

(21)

e) Lakukan gerakan ini selam setengah menit. 3) Latihan 2 :

a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak nmelengkung.

b) Lakukan gerakan pada jari-jari kaki dan diregangkan. c) Lakukan gerakan ini selam setengah menit.

4) Latihan 3 :

a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung.

b) Gerakkan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam keluar.

c) Lakukan gerakan ini selam setengah menit.

Hari ke II :

1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara :

a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlan-lahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut.

2) Latihan 4 :

a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung.

(22)

3) Latihan 5 :

a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung.

b) Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang pada ujung kaki.

c) Urutkanlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. d) Lakukan gerakan ini 8-10 kali setiap hari.

4) Latihan 6 :

a) Tidur terlentang, kaki diangkat ke atas, kedua lengan di bawah kepala.

b) Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang pada ujung kaki.

c) Urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. d) Lakukan gerakan ini 8-10 kali setiap hari.

Hari ke III :

1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara :

a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlahan-lahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut.

2) Latihan 7 :

a) Tidur terlentang, kaki terangkat ke atas, ke dua lengan disamping badan. b) Kaki kanan disilangkan di tas kaki kiri dan tekan yang kuat.

(23)

d) Lakukan gerakan ini 4-6 kali selama setengah menit 3) Latihan 8 :

a) Berdiri lurus di atas lantai.

b) Berjalanlah dengan ujung kaki, dan kemudian dengan tumit. c) Setiap gerakan dilakukan selama.

4) Latihan 9 :

a) Setelah keseluruhan latihan dilakukan dengan teratur dan intensif pada saat terakhir tarik nafas dalam-dalam, kemudian hembuskan secara perlahan-lahan

dari mulut.

b) Angkat kepala secara perlan-lahan dan lingkarkan kedua lengan pada belakang leher, tarik nafas perlan-lahan yang dalam hingga paru-paru penuh, lalu hembuskan nafas perlahan-lahan dari mulut.

c) Lakukan latihan ini selam setengah menit.

Senam nifas dilakukan selama 10 hari, pada hari ke 4, 5, dan ke 6, gerakan pada hari pertama, ke 2 dan ke 3 di ulang kembali, dan seterusnya.

B. Involusio Uteri

1. Defenisi Involusio Uteri

(24)

Involusio uteri adalah proses yang dimulai setelah pengeluaran plasenta, dimana korpus uteri yang berkontraksi terletak kira-kira di pertengahan antara umbilikus dan simfisis, dan kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil dalam waktu sekitar empat minggu (Williams, et al. 1999. hlm. 319).

2. Pengkajian Involusio Uteri

Involusio uteri meliputi reorganisasi dan pengeluaran endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat, serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lotea. Segera setelah kelahiran bayi tinggi fundus uteri (TFU) terletak sekitar dua per tiga hingga tiga per empat bagian atas simfisis pubis dan umbilikus ( Varney, 2008. hlm. 959).

(25)

pada bagian perlekatan plasenta, untuk mencegah perdarahan (Ladewing, et al. 2006, hlm. 230).

3. Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Involusio Uteri

Fakto-faktor yang mempengaruhi involusio uteri adalah kontraksi uterus. Pada ibu yang menyusui involusio uteri terjadi lebih cepat, karena inisiasi menyusui dan pengisapan puting pada payudara oleh bayi pada awal masa nifas memperkuat stimulasi pengeluaran oksitosin, sehingga hormon oksitosin merangsang kontraksi miometrium, dan juga membantu pengosongan rongga uterus. Sedangkan pada ibu yang menjalani persalinan seksio sesarea mengalami involusiouteri yang lebih lambat karena pengaruh dari anastesi (Bobak, et al. 2005, hlm. 495).

4. Prosedur Pengkajian Tinggi Fundus Uteri Setelah Dilakukan Senam Nifas 1. Persiapan alat :

a. Sebuah bantal b. Matras atau kasur c. Pita centimeter 2. Persiapan pasien

a. Ibu diminta untuk berkemih karena kandung kemih yang penuh akan menyebabkan atonia uteri.

(26)

3. Menentukan kekerasan uterus dengan cara :

a. Letakkan satu tangan dengan lembut pada uterus bagian bawah. Gunakan bagian pinggir tangan yang lain, untuk mempalpasi perut sampai dapat mengidentifikasi lokasi atas fundus.

b. Tentukan apakah fundus keras. Jika tidak keras, pijat abdomen dengan ringan hingga fundus keras. Fundus yang keras mengindikasikan bahwa otot-otot berkontraksi dan perdarahan tidak akan terjadi.

c. Uterus tidak akan berkontraksi secara baik, kuat, dan sentral. Apabila fundus terletak lebih tinggi daripada umbilikus dan teraba lunak yang disebut boggy, hal ini menunjukkan adanya infeksi.

4. Menentukan tinggi fundus uteri

a. Ukur bagian atas fundus dengan menggunakan pita centimeter agar mendapat hasil yang akurat. Tinggi fundus memberikan informasi tentang perkembangan involusio uteri.

(27)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003, hlm.69). Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam nifas, dan variabel dependen adalah involusio uteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh senam nifas dalam mempercepat involusio uteri. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu 1 kelompok ibu yang melakukan senam nifas, dan 1 kelompok ibu yang tidak melakukan senam nifas.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1 : Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha), yaitu ada pengaruh Karekteristik

1. Usia 2. Paritas 3. Pekerjaan 4. Pendidikan

(28)

C. Defenisi Operasional N

O

Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 2 3 4 5 6 Independen: Senam nifas Dependen: Involusio Uteri Usia Paritas Pekerjaan Pendidikan Olahraga pemulihan pada masa nifas yang berfungsi untuk menguatkan otot dasar pelvis dan juga dapat membantu

mempercepat involusio uteri. Proses kembalinya uterus ke ukuran sebelum hamil dalam waktu enam minggu.

Umur yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan.

Jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu. Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jenjang pendidikan yang formal. Pita Centimeter Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Ukur bagian bawah simfisis sampai bagian atas fundus uteri. Lembar observasi. Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara

Tinggi Fundus Uteri : = ….. cm

1 = 20-25 tahun 2 = 26-30 tahun 3 = 31-35 tahun 4 = 36-40 tahun 1 = 1 orang 2 = 2-3 orang 3 = 4-6 orang 4 = ≥7 orang

1 = Ibu Rumah Tangga

2 = PNS

3 = Wiraswasta

1 = SD 2 = SMP 3 = SMA

4 = Perguruan Tinggi

Rasio

Interval

Nominal

Ordinal

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak (2005). Materniatas dan Neonatal. Jakarta :EGC

Brayshaw, Eileen (2008). Senam Hamil dan Nifas. Jakarta : EGC

Coad, Dunstal (2007). Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC

_________, (2006). Panduan Holistik Kehamilan dan Kelahiran. Bandung : Kaifa Indarti, S.Dr.SpOG (2003).40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya. Jakarta :

Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Johson, Taylor (2005). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC

Meyer, Larson (2002). Effect of Postpartum Exercise on Mothers and Their Offspring. 2008.

Ladewing, W.P., London, L.M., Olds, B.S. (2006). Asuhan Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir.

Jakarta : EGC

Liewellyn, Derek (2005). Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. Liewellyn, Derek (2001). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa publishing.

Manik, M, Sitohang, N.A, dan Asiah,N. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Tidak dipublikasikan

(30)

Mochtar,MPH. (2001). Sinopsis Obstetri II. Jakarta : EGC

Nasir, Moh,Ph.D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Agro Media Pustaka Notoadmojo, S (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Arcan Nolan, Mary (2004). Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan

Prawirohardjo, S. (1999). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Salmah, et al. (2006). Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Sasroasmoro,S.Prof.Dr.dr.SpA(K). (2002). Dasar-Dasar Metodologi Klinis. Jakarta : EGC

Simkin,P et.al (2008). Panduan Lengkap Kehamilan Melahirkan, dan Bayi. Jakarta : Arcan

Stright,R.PhD. (2005).Keperawatan Ibu-Bayi Lahir. Jakarta : EGC Varney,H. (2002). Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1. Jakarta : EGC Varney,H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume2. Jakarta : EGC Williams, Cunningham. (1999). Obstetri Williams Edisi 18. Jakarta : EGC

(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003, hlm.69). Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam nifas, dan variabel dependen adalah involusio uteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh senam nifas dalam mempercepat involusio uteri. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu 1 kelompok ibu yang melakukan senam nifas, dan 1 kelompok ibu yang tidak melakukan senam nifas.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1 : Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha), yaitu ada pengaruh Karekteristik

1. Usia 2. Paritas 3. Pekerjaan 4. Pendidikan

(32)

C. Defenisi Operasional N

O

Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 2 3 4 5 6 Independen: Senam nifas Dependen: Involusio Uteri Usia Paritas Pekerjaan Pendidikan Olahraga pemulihan pada masa nifas yang berfungsi untuk menguatkan otot dasar pelvis dan juga dapat membantu

mempercepat involusio uteri. Proses kembalinya uterus ke ukuran sebelum hamil dalam waktu enam minggu.

Umur yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan.

Jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu. Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jenjang pendidikan yang formal. Pita Centimeter Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Ukur bagian bawah simfisis sampai bagian atas fundus uteri. Lembar observasi. Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara

Tinggi Fundus Uteri : = ….. cm

1 = 20-25 tahun 2 = 26-30 tahun 3 = 31-35 tahun 4 = 36-40 tahun 1 = 1 orang 2 = 2-3 orang 3 = 4-6 orang 4 = ≥7 orang

1 = Ibu Rumah Tangga

2 = PNS

3 = Wiraswasta

1 = SD 2 = SMP 3 = SMA

4 = Perguruan Tinggi

Rasio

Interval

Nominal

Ordinal

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experiment yaitu untuk mengidentifikasi pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri. Desain ini menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok dilakukan pretest. Kelompok eksperimen diberikan senam nifas sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan liflet tentang tata cara senam nifas. Postest dilakukan pada kedua kelompok, pada kelompok eksperimen postest dilakukan setelah dilakukan senam nifas. Senam nifas dilakukan selama 10 hari, dan involusio uteri juga diobservasi selama 10 hari. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Keterangan :

Kelompok eksperimen

Pretest Perlakuan Postest

01 X 02

(34)

02 : Tinggi fundus uteri setelah dilakukan senam nifas

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu nifas di Klinik Bidan Hadijah Medan Tahun 2008. Data dari ibu yang melahirkan dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2008 sebanyak 70 orang.

2. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang kebetulan ada atau tersedia pada saat

penelitian dilakukan (Notoadmojo, 2002.hlm. 89). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu nifas yang menjalani persalinan normal yang mendapat perlakuan Manajemen Aktif Kala III.

2. Ibu multigravida. 3. Ibu yang menyusui.

4. Ibu dengan uterus yang normal.

Jumlah sampel dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

n = 2 2

d Q P zα

(35)

P = Proporsi dari pustaka Q = 1 – P

d = Ketepatan relatif yang ditetapkan oleh peneliti

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : zα= 0,05 ; P = 0,71 ;Q = 1 – P

Q = 1 – 0,71 = 0,29 ; d = 0,10 maka :

n = 2 2

d Q P zα

n = 2

2 ) 10 , 0 ( ) 29 , 0 ( ) 71 , 0 ( ) 96 , 1 ( = 01 , 0 32 , 0 = 32

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 32 orang dan untuk mengantisipasi kemungkinan responden yang terpilih mengundurkan diri atau tidak bersedia menjadi responden, maka perlu dilakukan koreksi terhadap sampel yang dihitung dengan menambah sampel 10%, seperti berikut (Sastroasmoro, 2002, hlm.283) :

n,=

) 1 ( f

n

Keterangan : f = perkiraan proporsi drop out = ) 1 , 0 1 ( 32

− n,= besar sampel yang dihitung

(36)

Dengan adanya penambahan sampel 10 % sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah 35 orang untuk kelompok intrvensi dan 35 orang untuk kelompok kontrol. Jadi jumlah sampel keseluruhan adalah 70 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Hadijah Tahun 2008. Adapun pertimbangan di tempat ini karena tersedianya ruangan khusus untuk melakukan senam nifas, bidan dapat dijadikan sebagai asisten peneliti, dan jumlah pasien yang bersalin cukup banyak sehingga mudah dalam mendapatkan sampel.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pandidik Fakultas Kedokteran USU dan izin dari Bidan Hadijah Medan.

(37)

Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak untuk mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data disusun berdasarkan literatur untuk melihat perbedaan involusio uteri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Untuk melihat perkembangan involusio uteri harus diukur tinggi fundus uteri (TFU), sehingga diperlukan alat ukur yang valid atau sahih. Dikatakan valid bila alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Jadi alat ukur yang dipakai untuk mengukur tinggi fundus uteri (TFU) adalah pita centimer. Alat ukur ini harus realibilitas artinya bila digunakan berkali-kali untuk mengukur maka hasilnya tetap.

G. Prosedur Pengumpulan Data

(38)

dengan bidan untuk mengetahui jumlah ibu nifas. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian, dan meminta persetujuan dari responden dengan menandatangani informed consent. Kemudian peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk mengidentifikasi data demografi sebelum dilakukan senam nifas.

Ibu nifas dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1 kelompok ibu nifas yang diberikan senam nifas (kelompok eksperimen), dan 1 kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol ibu nifas hanya diberikan liflet tentang tata cara melakukan senam nifas oleh peneliti.

(39)

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program statistik lanjutan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing varibel yang diteliti, yakni data yang bersifat kategori akan dicari frekwensi dan persentase. Sedangkan data yang bersifat numerik akan dicari mean, median, dan standar deviasi.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri. Uji t-dependen digunakan untuk membandingkan involusio uteri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan setelah dilakukan senam nifas.

Uji t-independen digunakan untuk membandingkan involusio uteri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Taraf signifikasi 95% (α= 0,05). Pedoman dalam

menerima hipotesis adalah apabila p < 0,05 maka H0 ditolak, dan apabila p > 0,05 maka

(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBHASAN

A. HASIL

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan. Jumlah responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah 35 orang pada kelompok intervensi dan 35 orang pada kelompok kontrol. Semua kelompok intervensi dilakukan senam nifas, sedangkan kelompok control hanya diberikan liflet tentang tata cara melakukan senam nifas. Senam nifas pada kelompok intervensi dilakukan selama 10 hari dan dilakukan observasi TFU sebanyak 3 kali : observasi ke-1 pada hari pertama, observasi ke-2 pada hari ke-4, observasi ke-3 pada hari ke-10. TFU diukur dengan menggunakan pita centimeter.

1. Analisis Univariat

(41)

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Klinik Bersalin Hadijah Medan

Desember – Maret Tahun 2009

Kelompok Intervensi (N = 35) Kelompok Kontrol (N = 35) Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

Usia : 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 4 17 12 2 11,4 48,6 34,3 5,7 4 13 15 3 11,4 37,1 42,9 8,6 Paritas : 2-3 anak 4-6 anak ≥ 7 anak

22 13 - 62,9 37,1 - 20 15 - 57,1 42,9 - Pekerjaan : IRT PNS Wiraswasta 17 7 11 48,6 20,0 31,4 17 5 13 48,8 14,3 37,1 Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi - - 19 16 - - 54,3 45,7 - - 20 15 - - 57,1 42,9

(42)

yaitu sebanyak 17 orang (48,6 %). Berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 19 orang (54,3%).

[image:42.612.78.570.438.558.2]

Pada kelompok kontrol berdasarkan usia, sebagian besar responden berusia 31-35 tahun sebanyak 15 orang (42,9 %). Berdasarkan paritas, sebagian besar responden memiliki 2-3 anak sebanyak 20 orang (57,1 %). Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17 orang (48,8%). Berdasarkan pendidikan, sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 20 orang (57,1 %).

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan tinggi fundus uteri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Klinik Bersalin Hadijah

Medan Desember – Maret 2009

Kelompok Sebelum Setelah Min – Maks N

Mean SD Median Mean SD Median Intervensi :

Tinggi fundus uteri 19,37 1,33 19,00 8,11 1,13 8,00 17,0 – 21,5 35

Kontrol :

Tinggi fundus uteri 19,57 1,57 19,00 10,57 1,52 10,50 17,0 – 22,5 35

(43)

nifas adalah 8,11 cm, median 8,00 cm dengan standar deviasi 1,13 cm. Tinggi fundus uteri terendah 17,0 cm dan tertinggi 21,5 cm.

Pada kelompok kontrol rata-rata tingi fundus uteri sebelum dilakukan senam nifas adalah 19,57 cm, median 19,00 cm dengan standar deviasi 1,57 cm. Tinggi fundus uetri terendah 17,0 dan tertinggi 22,5 cm. Sedanagkan rata-rata tinngi fundus uteri setelah dilakukan senam nifas adalah 10,57 cm, median 10,50 cm dengan standar deviasi 1,52 cm. Tinggi fundus uteri terendah 17,0 cm dan tertinggi 22,5 cm.

2. Analalisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri. Uji t-dependen digunakan untuk membandingkan involusio uteri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan setelah dilakukan senam nifas. Dan uji t-independen digunakan untuk membandingkan involusio uteri pada kelompok

[image:43.612.160.497.602.716.2]

eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 5.3

Pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan setelah dilakukan senam nifas di Klinik

Bersalin Hadijah Medan Desember – Maret Tahun 2009

Kelompok Mean SD Nilai P N

Intervensi :

(44)

Berdasarkan tabel 5.3 digambarkan rata-rata tinggi fundus uteri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan senam nifas adalah 19,37 cm dengan standar deviasi 1,33 cm. Setelah dialakukan senam nifas diperoleh rata-rata tinggi fundus uteri adalah 8,11 cm dengan standar deviasi 1,13 cm. Nilai rata-rata perbedaan antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua adalah 11,25 cm dengan standar deviasi 0,66 cm. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada tinggi fundus uteri sebelum dan setelah dilakukan senam nifas.

[image:44.612.160.509.584.700.2]

Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan senam nifas rata-rata tinggi fundus uteri adalah 19,57 cm dengan standar deviasi 1,57 cm. Setelah dilakukan senam nifas diperoleh rata-rata tinggi fundus uteri adalah 10,57 cm dengan standar deviasi 1,52 cm. Nilai rata-rata perbedaan antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua adalah 9,00 cm dengan standar deviasi 0,38 cm. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada tinggi fundus uteri sebelum dan setelah dilakukan senam nifas.

Tabel 5.4

Pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan senam nifas di Klinik Bersalin

Hadijah Medan Desember - Maret Tahun 2009

Kelompok Mean SD SE Nilai P N

Intervensi :

Tinggi fundus uteri 8,11 1,13 0,19

0,000

35 Kontrol :

(45)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat digambarkan rata-rata tinggi fundus uteri setelah dilakukan senam nifas oleh peneliti adalah 8,11 cm dengan standar deviasi 1,13 cm. Sedangkan pada kelompok kontrol di dapat rata-rata tinggi fundus uteri adalah 10,57 cm dengan standar deviasi 1,52 cm. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap perubahan tinggi fundus uteri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandigkan hasil penelitian ini dengan literatur untuk melihat involusio uteri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil a. Karekteristik Responden

(46)

Sedangkan pada kelompok kontrol berdasarkan usia, sebagian besar responden berusia 31-35 tahun sebanyak 15 orang (42,9 %), berdasarkan paritas sebagian besar responden memiliki 2-3 anak sebanyak 20 orang (57,1 %), berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17 orang (48,8%), berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 20 orang (57,1 %).

b. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri

(47)

Dari hasil uji t-independen diperoleh rata-rata tinggi fundus uteri setelah dilakukan senam nifas oleh peneliti adalah 8,11 cm dengan standar deviasi 1,13 cm. Sedangkan pada kelompok kontrol di dapat rata-rata tinggi fundus uteri adalah 10,57 cm dengan standar deviasi 1,52 cm. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000 berarti ada pengaruh senam nifas yang signifikan terhadap perubahan tinggi fundus uteri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa senam nifas adalah senam yang dilakukan senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa nifas, serta membantu proses involusio uteri (Brayshaw, 2008, hlm. 105).

Beberapa tujuan dari senam nifas yaitu mengecilkan dan mengencangkan dinding dan dan otot perut, serta mengembalikan ukuran liang senggama (Manuaba,2000, hlm. 155). Senam nifas merupakan senam yang dilakukan secara mandiri berupa latihan kegel panggul untuk memperkuat tonos otot yang hilang karena jeringan panggul meregang selama ibu hamildan melahirkan (Bobak,et al.2005, hlm. 532).

(48)

Adapun manfaat senam nifas diantaranya adalah membantu proses involusio uteri, memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonos, pelvis, dan perenggangan otot abdomen, serta memperkuat otot panggul. (http ://ibu dan anak.com, diperoleh tanggal 30 April 2009).

Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan pada 1003 wanita Amerika yang mengikuti program senam nifas dengan latihan yang teratur mengalami pengerutan pada rahim yang lebih cepat. Dan dalam studi dari 1432 ibu nifas di Swedia yang melakukan senam nifas ditemukan bahwa mayoritas 71 % wanita tersebut mengalami metabolisme tubuh yang lancar dan pemulihan fisik yang lebih cepat (Larson, 2002, ¶ 5, 2008).

Manfaat senam nifas secara umum adalah membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal (Danuatmaja,et al. 2003, hlm. 100).

(49)

c. Implikasi Terhadap Pelayanan Dan Penelitian 1) Untuk asuhan kebidanan

Penelitian ini memberikan informasi kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan kebidanan kepada ibu nifas, bahwa setelah dilakukan senam nifas secara rutin dan teratur, terbukti dapat mempercepat proses involusio uteri. Sehingga bidan dapat menganjurkan kepada ibu nifas agar melakukan senam nifas dalam waktu 24 jam setelah persalinan.

Senam nifas sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan yang khusus sehingga bidan dapat mengajarkan tata cara senam nifas kepada ibu nifas. Kemudian senam nifas dapat dilakukan ibu nifas secara mandiri dan rutin di rumah.

2) Untuk pendidikan kebidanan

(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik responden pada kelompok intervensi dapat digambarkan sebagai berikut : rata-rata responden berusia 26-30 tahun, sebagian besar responden memiliki 2-3 anak, responden sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan sebagian besar responden berpendidikan SMA. Sedangkan pada kelompok kontrol dapat digambarkan sebagai berikut : rata-rata responden berusia 31-35 tahun, sebagian besar responden memiliki 2-3 anak, responden sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan sebagian besar responden berpendidikan SMA.

2. Pada kelompok intervensi sebelum dilakukan senam nifas rata-rata tinggi fundus uteri adalah 19,37 cm dengan standar deviasi 1,33 cm. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan senam nifas rata-rata tinggi fundus uteri adalah 19,57 cm dengan standar deviasi 10,57 cm.

(51)

4. Pada kelompok kontrol setelah dilakukan senam nifas rata-rata tinggi fundus uteri 10,57 cm dengan standar deviasi 1,52 cm. Nilai rata-rata perbedaan antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua adalah 9,00 cm dengan standar deviasi 0,38 cm. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada tinggi fundus uteri sebelum dan setelah dilakukan senam nifas.

5. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan perubahan tinggi fundus uteri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dimana pada kelompok intervensi diperoleh rata-rata tinggi fundus uteri lebih cepat dibanding kelompok kontrol dengan taraf signifikan 0,000 (nilai P < 0,05).

B. Saran

1. Bagi pelayanan kebidanan

(52)

2. Bagi ibu nifas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam nifas efektif mengencangkan otot-otot rahim, maka hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi kepada ibu nifas tentang tujuan dan manfaat senam nifas.

3. Bagi penelitian lanjutan

(53)

LIFLET SENAM NIFAS A. Pengertian

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa nifas, serta membantu proses involusio uteri.

B. Manfaat Senam Nifas

Beberapa manfaat senam nifas secara umum adalah membantu penyembuhan rahim, perut, dan mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal,

menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi masa nifas.

C. Tujuan Senam Nifas

Tujuan senam nifas antara lain unutk mencegah atau meminimalkan komplikasi pascapartum, meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pelvic, membantu pemulihan fungsi tubuh normal, meningkatkan pemahaman terhadap

perubahan-perubahan fisiologis dan psikologi, melancarkan sirkulasi darah sehingga dapat terhindar dari infeksi masa nifas.

D. Tata Cara Senam Nifas a. Persiapan alat dan bahan :

6) Matras atau kasur 7) Bantal

(54)

3) Pasien sebaiknya memakai pakaian dari bahan kaos dan longgar, dan sebaiknya tidak menggunakan gurita.

e. Prosedur senam nifas

Hari I dan II :

1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara :

a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlahan-lahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut.

2) Latihan 1 :

a) Tidur terlentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. b) Angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan.

c) Luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan secara vertikal. d) Perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.

e) Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

3) Latihan 2 :

a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung.

b) Lakukan gerakan pada jari-jari kaki dan diregangkan. c) Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

4) Latihan 3 :

a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung.

(55)

c) Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

Hari ke III :

1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara :

a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlahan-lahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut.

2) Latihan 7 :

a) Tidur terlentang, kaki terangkat ke atas, ke dua lengan disamping badan.

b) Kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. c) Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendurkan lagi secara perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik.

d) Lakukan gerakan ini 4-6 kali selama setengah menit.

3) Latihan 8 :

(56)

4) Latihan 9 :

d) Setelah keseluruhan latihan dilakukan dengan teratur dan intensif pada saat terakhir tarik nafas dalam-dalam, kemudian hembuskan secara perlahan-lahan

dari mulut.

e) Angkat kepala secara perlahan-lahan dan lingkarkan kedua lengan pada belakang leher, tarik nafas perlan-lahan yang dalam hingga paru-paru penuh, lalu

hembuskan nafas perlahan-lahan dari mulut. f) Lakukan latihan ini selama setengah menit.

Gambar

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tinggi fundus uteri pada kelompok intervensi dan
Tabel 5.3
Tabel 5.4 Pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri pada kelompok intervensi dan

Referensi

Dokumen terkait

iki, akeh banget warga kang nyengkuyung kanggo nglaksanakake adicara kanthi nduweni niatan dhewe ora ana paksaan saka wong liya. Amarga warga desa Ngliman wis

Dalam mengembangkan kegiatan korurikuler di sekolah, baiknya mengetahui bagaimana konsep-konsep dari kegiatan korikuler itu sendiri. Kegiatan kokurikuler yaitu program

Penataan ruang parkir serta pola sirkulasi indoor dan outdoor untuk kenyamanan pengguna bangunan.. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Kemudian ditambah ketika isu agama ini mencuat ke skala nasional bahkan dunia internasional telah membuat suasana konflik menjadi sangat rumit dan kompleks karena

- Pengidentifikasian ciri-ciri karyanya - Tugas 5 diskusi kelompok Simpulan  Keberhasilan menyusun pengidentifikasia n ciri-ciri karyanya 4% 14 Mampu menjelaskan

1) Terwujudnya lulusan sebagai tenaga pendidik Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, personal, sosial dan kepemimpinan. 2)

hasil penelitian Legowo dkk., (2002) pada dendeng daging sapi memperlihatkan nilai TBA yang terendah adalah pada pemberian konsentrasi 10% jus daun sirih dengan lama

A user should be able to easily switch from viewing the open tickets for the last week, tickets that belong to a particular owner or user, tickets with a specific status, or those