• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi siklus II. Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif, kualitatif, dan komparatif.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

Pada kondisi awal (prasiklus), dari 17 siswa yang mengikuti tes prasiklus, hanya 4 siswa (23,53 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 63). Berarti ada 13 siswa (76,47 %) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas juga masih belum mencapai KKM, yaitu 58,53.

Tabel 3 Analisis Nilai Prasiklus

No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=63)

T BT 1 0 – 22 0 0 2 23 – 42 0 0 3 43 – 62 13 13 4 63 – 82 4 4 5 83 – 100 0 0 Jumlah 17 7 13

Persentase Ketuntasan Belajar 24,14 % 75,86 %

Nilai Rata-rata Kelas 58,86

Rendahnya hasil belajar di atas karena peneliti belum menggunakan media pemebelajaran yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Peneliti

(2)

hanya menggunakan metode ceramah,dan tanya jawab. Akhirnya siswa kurang akif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru, dan siswa hanya sebagai pendengar saja dalam proses transfer pengetahuan. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi pembelajaran prasiklus.

4.1.2 Deskripsi Siklus I 4.1.2.1 Rencana Tindakan

Pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan skenario sebagai berikut: (a) menyiapkan media kartu bilangan sebanyak jumlah kelompok siswa, tiap set terdiri dari dari kartu bilangan berurutan 1 sampai dengan 50; (b) membentuk kelompok belajar, tiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa; (c) menjelaskan tujuan penggunaan media kartu bilangan; (d) mendemonstrasikan cara menggunakan media kartu bilangan ; (e) menyusun 10 kartu bilangan secara acak di tiap kelompok; (f) setiap kelompok bertugas mengurutkan kartu bilangan yang telah diacak; (g) kelompok yang berhasil menyusun kartu bilangan dengan urutan yang benar diberikan penguatan, kelompok yang belum berhasil diberikan koreksi seperlunya; (h) setiap individu diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah secara berulang-ulang sampai benar-benar memahami urutan bilangan; (i) penilaian dengan dua teknik yaitu tes tertulis dan unjuk kerja.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (a) guru sudah menunjukkan kegiatan menyiapkan media kartu bilangan sebanyak jumlah kelompok siswa, tiap set terdiri dari dari kartu bilangan berurutan 1 sampai dengan 50 dengan kualitas B (baik); (b) siswa yang berjumlah 17 dibentuk menjadi kelompok belajar, tiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa secara heterogen dengan kualitas C (cukup); (c) guru sudah menampilkan poin menjelaskan tujuan penggunaan media kartu bilangan dengan kualitas B (baik); (d) guru mendemonstrasikan cara menggunakan media kartu bilangan dengan kualitas C (cukup) ; (e) siswa terlihat menyusun 10 kartu bilangan secara acak di tiap kelompok dengan kualitas B (baik); (f) setiap kelompok sudah bertugas mengurutkan kartu bilangan yang telah diacak dengan kualitas B (baik); (g) guru sudah melakukan pemberian penguatan pada kelompok yang berhasil menyusun kartu bilangan dengan benar , dan kelompok yang belum berhasil

(3)

diberikan koreksi seperlunya dengan kualitas C (cukup); (h) Guru sudah memberikan kesempatan pada setiap individu untuk menyelesaikan masalah secara berulang-ulang sampai benar-benar memahami urutan bilangan dengan kualitas B (baik); (i) pada tahap akhir guru mengadakan penilaian dengan dua teknik yaitu tes tertulis dan unjuk kerja dengan kualitas B (baik).

4.1.2.3 Hasil Tindakan

Pada siklus I, dari 17 siswa yang mengikuti tes, ada 11 siswa (64,70 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 63). Berarti masih ada 6 siswa (35,30 %) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 66,35.

Tabel 4 Analisis Nilai Siklus I

No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=63)

T BT 1 0 – 22 0 0 2 23 – 42 0 0 3 43 – 62 6 6 4 63 – 82 11 11 5 83 – 100 0 0 Jumlah 17 11 6

Persentase Ketuntasan Belajar 64,70 35,30 %

Nilai Rata-rata Kelas 66,35

Peningkatan hasil belajar di atas terjadi karena peneliti sudah menggunakan media kartu bilangan. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2.

(4)

4.1.3 Deskripsi Siklus II 4.1.3.1 Rencana Tindakan

Pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan skenario sebagai berikut: (a) menyiapkan media kartu bilangan sebanyak jumlah kelompok siswa, tiap set terdiri dari dari kartu bilangan berurutan 1 sampai dengan 50; (b) membentuk kelompok belajar, tiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa; (c) menjelaskan tujuan penggunaan media kartu bilangan; (d) mendemonstrasikan cara menggunakan media kartu bilangan ; (e) menentukan nilai tempat dari 10 kartu bilangan di tiap kelompok; (f) setiap kelompok bertugas menentukan nilai tempat kartu bilangan yang telah diacak; (g) kelompok yang berhasil menentukan nilai tempat dengan benar diberikan penguatan, kelompok yang belum berhasil diberikan koreksi seperlunya; (h) setiap individu diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah secara berulang-ulang sampai benar-benar memahami cara menentukan nilai tempat; (i) penilaian dengan dua teknik yaitu tes tertulis dan unjuk kerja.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (a) guru sudah menunjukkan kegiatan menyiapkan media kartu bilangan sebanyak jumlah kelompok siswa, tiap set terdiri dari dari kartu bilangan berurutan 1 sampai dengan 50 dengan kualitas A (amat baik); (b) siswa yang berjumlah 17 dibentuk menjadi kelompok belajar, tiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa secara heterogen dengan kualitas B (baik); (c) guru sudah menampilkan poin menjelaskan tujuan penggunaan media kartu bilangan dengan kualitas A (amat baik); (d) guru mendemonstrasikan cara menggunakan media kartu bilangan dengan kualitas B (baik); (e) siswa terlihat menentukan nilai tempat 10 kartu bilangan secara acak di tiap kelompok dengan kualitas A (amat baik); (f) setiap kelompok sudah bertugas menentukan nilai tempat kartu bilangan yang telah diacak dengan kualitas B (baik); (g) guru sudah melakukan pemberian penguatan pada kelompok yang berhasil menentukan nilai tempat kartu bilangan dengan benar , dan kelompok yang belum berhasil diberikan koreksi seperlunya dengan kualitas B (baik); (h) Guru sudah memberikan kesempatan pada setiap individu untuk menyelesaikan masalah secara berulang-ulang sampai benar-benar memahami menentukan nilai tempat dengan kualitas A (amat baik); (i) pada tahap akhir

(5)

guru mengadakan penilaian dengan dua teknik yaitu tes tertulis dan unjuk kerja dengan kualitas A (amat baik).

4.1.3.3 Hasil Tindakan

Pada tahap siklus II, dari 17 siswa yang mengikuti tes, ada 14 siswa (82,35 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 63). Berarti masih ada 3 siswa (17,65 %) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 75,12.

Tabel 5 Analisis Nilai Siklus II

No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=63)

T BT 1 0 – 22 0 0 2 23 – 42 0 0 3 43 – 62 3 3 4 63 – 82 10 10 5 83 – 100 4 4 Jumlah 17 14 3

Persentase Ketuntasan Belajar 82,35 % 17,65 %

Nilai Rata-rata Kelas 75,12

Peningkatan hasil belajar di atas karena siswa sudah lebih optimal menggunakan media kartu bilangan. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 4.2.1 Pembahasan Hasil Siklus I

Pembelajaran pada siklus I sudah menggunakan media kartu bilangan, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup berarti. Ketuntasan belajar mencapai 64,70 %, dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 66,35. Siswa semakin aktif mengikuti

(6)

proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran siklus I. Hasil penelitian tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

Meskipun pada siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari pembimbing, peneliti memandang perlu untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada siklus II agar tercapai hasil yang lebih optimal.

4.2.2 Pembahasan Hasil Siklus II

Pembelajaran pada siklus II sudah menggunakan media kartu bilangan, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dari pencapaian pada siklus I. Ketuntasan belajar mencapai 82,35 %,dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 75,12. Siswa semakin aktif bereksperimen mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil

Belum Tuntas Tuntas

35,30

64,70

Grafik 1 Ketuntasan Belajar Siklus I Ketuntasan

(7)

observasi pembelajaran Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

Tindakan pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari dosen pembimbing diperoleh kesimpulan bahwa penelitian ini tidak perlu melanjutkan tindakan siklus berikutnya.

4.2.3 Pembahasan Hasil Antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II diperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Pada kondisi prasiklus ketuntasan belajar hanya 23,53 %, setelah dilakukan tindakan naik menjadi 64,70 % pada siklus I, dan menjadi 82,35 % pada siklus II. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari semula 58,53 pada prasiklus, naik menjadi 66,35 pada siklus I, dan 75,12 pada siklus II. Tahap peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus ditunjukkan dengan grafik di bawah ini:

Belum Tuntas Tuntas

17,65

82,35

Grafik 2 Ketuntasan Belajar Siklus II Ketuntasan

(8)

Kualitas aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media kartu bilangan dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II juga mengalami peningkatan.

Prasiklus Siklus I Siklus II

25,53

64,70

82,35

Grafik 3 Ketuntasan Belajar Antarsiklus

Nilai Rata-rata

Prasiklus Siklus I Siklus II

58,53

66,35

75,12

Grafik 4 Nilai Rata-rata Antar Siklus

Gambar

Tabel 3  Analisis Nilai Prasiklus
Tabel 4  Analisis Nilai Siklus I
Tabel 5  Analisis Nilai Siklus II
Grafik 1  Ketuntasan Belajar Siklus I  Ketuntasan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Alasan yang kedua, berhubungan dengan iman Kristen dan kebudayaan, dalah satu dari narasumber yang menolak atas penggantian media perjamuan mengatakan bahwa media

1) Letakkan preparat yang sudah kamu buat pada mikroskop, aturlah cahaya pada mikroskop agar dapat melihat objek dengan jelas. Mula-mula gunakan perbesaran lemah

Media animasi 3D memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media animasi 2D lainnya. Kelebihan dari animasi 3D tersebut adalah: 1) Gambar bergerak (motion). Animasi 3D

Menurut Kotler (2012: 18), kualitas produk merupakan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang

Sedangkan dalam Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N0.102 tentang akuntansi mura>bah}ah dijelaskan bahwa mura>bah}ah adalah menjual barang dengan harga jual

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Konkurssipesän ympäristövastuun seuraukset konkurssimenettelyssä ovat yllättäviä erityisesti konkurssivelkojien ja saatavien luokittelun kannalta, sillä konkurssipesän

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh permainan konstruktif dan kecerdasan visual- spasial terhadap kemampuan matematika awal. Pendekatan yang digunakan