• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TRANSMIGRASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN LUWU TIMUR SKRIPSI. Oleh AYUNI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TRANSMIGRASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN LUWU TIMUR SKRIPSI. Oleh AYUNI NIM"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH TRANSMIGRASI TERHADAP

KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT

DI KABUPATEN LUWU TIMUR

SKRIPSI

Oleh

AYUNI

NIM 105711112016

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ii

PENGARUH TRANSMIGRASI TERHADAP

KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT

DI KABUPATEN LUWU TIMUR

SKRIPSI

Oleh

AYUNI

NIM: 105711112016

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang tercinta bapak

Alimuddin dan Ibu Hasrah serta Kakak dan Adik ku beserta Keluarga

.

MOTTO HIDUP

Jika kita permudah urusan orang lain, maka Allah akan mengirimkan

orang-orang untuk menolong dan memudahkan urusan kita…

Terus lakukan hal-hal kebaikan karena kebaikan yang dilakukan bukan

untuk orang lain melainkan untuk diri kita sendiri…

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa pebulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Transmigrasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Luwu Timur”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Alimuddin dan ibu Hasrah yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

viii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, S.E., M.M. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, S.E.,M.Si., Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar S.E., M. Si., Selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ibu Dr. Hj. Arniati, SE., M.Si, Selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

6. Bapak Ismail Rasulong, S.E., M.M, Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Seluruh Staff dan Dosen pengaja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Bapak Rahmat, S.Sos, selaku kepala desa Buangin serta jajarannya dan seluruh masyarakat Desa Buangin yang bersedia memberikan informasi kepada penulis demi kelengkapan skripsi ini

9. Segenap keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan jurusan Ekonomi Pembangunan khususnya kelas EP16 D yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk berjuang mencapai gelar sarjana

(9)

ix

11. Terkhusus untuk keluargaku “Green House” Ibu, kak Ila, Rahma,Indah, dan Siha yang selalu memberikan motivasi, keceriaan, semangat dan menjadi pendengar yang baik selama penulis mengikuti pendidikan.

12. Terkhusus juga untuk saudari-saudariku “VIP” Nunu, wulan, Indah, Dewi dan Halima yang selalu memberikan dorongan dan semangat selama mengikuti pendidikan.

13. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan motivasi secara langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan ini oleh karen itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi pemicu dalam mengukir berjuta prestasi yang diridhoi-Nya, Aamiin

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 9 Oktober 2020

(10)

x

ABSTRAK

AYUNI, Tahun 2020 Pengaruh Transmigrasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Luwu Timur, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Dr. Hj. Arniati SE., M.Si dan Ismail Rasulong SE., MM. Transmigrasi merupakan salah satu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduknya ke daerah lain di wilayah Indonesia. Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan pengaruh transmigrasi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Buangin Kabupaten Luwu Timur.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara transmigrasi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Buangin Kabupaten Luwu Timur, hasil penelitian yang telah di uji menggunakan alat analisis regresi sederhana diperoleh nilai constant sebesar 3,760 yang artinya jika transmigrasi (X) bernilai tetap, maka kesejahteraan ekonomi masyarakat (Y) bernilai 3,760. Sedangkan pada variabel transmigrasi (X) bernilai 0,410 dengan nilai probabilitas signifikan 0,003 < 0,05. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa transmigrasi berpengaruh terhadap kesejahteraan. Sehingga hipotesis yang mengatakan transmigrasi berpengaruh positif dan signifikan diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa transmigrasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi warga lokal di Desa Buangin Kabupaten Luwu Timur.

Kata Kunci : Transmigrasi, Kesejahteraan ekonomi

(11)

xi

ABSTRACT

AYUNI, Year 2020 The Influence of Transmigration on Community Economic Welfare in East Luwu Regency, Thesis of Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Dr. Hj. Arniati SE., M.Si and Ismail Rasulong SE., MM

Transmigration is one of the programs created by the Indonesian government to move people from a densely populated area to another area in Indonesia. Based on this, the researcher is encouraged to try to describe and explain the effect of transmigration on the economic welfare of the community in Buangin Village, East Luwu Regency.

The results showed that there was a positive and significant influence between transmigration on the economic welfare of the community in Buangin Village, East Luwu Regency, the results of the research that had been tested using simple regression analysis tools obtained a constant value of 3,760, which means that if transmigration (X) has a fixed value, then economic welfare society (Y) is worth 3,760. Meanwhile, the transmigration variable (X) has a value of 0.410 with a significant probability value of 0.003 <0.05. Because the significance value is less than 0.05, it can be concluded that transmigration has an effect on welfare. So the hypothesis which says transmigration has a positive and significant effect is accepted. So it can be concluded that transmigration has a positive and significant effect on the economic welfare of local residents in Buangin Village, East Luwu Regency

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ……….i

HALAMAN JUDUL ... ……ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... …..iii

HALAMAN PERSETUJUAN………...iv

HALAMAN PENGESAHAN ... …...v

KATA PENGANTAR ... ….vii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... ....x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ………...xii

DAFTAR TABEL ………..xiv

DAFTAR GAMBAR ... ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... ...xvii

BAB I PENDAHULUAN……….1

A. Latar Belakang ... ……1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..9

A. Tinjauan Umum ... 9

1. Pengertian Transmigrasi ... 9

2. Konsep Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat ... 11

3. Masyarakat ... 13

(13)

xiii

C. Kerangka Konsep ... 18

D. Hipotesis ... 20

BAB III. METODEPENELITIAN……….21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 21

D. Populasi dan Sampel ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ….31

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... ….31

B. Gambaran Umum Responden ... ….40

C. Pembahasan ... ….55 BAB V PENUTUP ... ….59 A. Kesimpulan ... ….59 B. Saran ... ….59 DAFTAR PUSTAKA ……….61 DAFTAR LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ... 15

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 23

Tabel 3.2 Skala Pengukuran ……….. .. 28

Tabel 3.3 Scoring Nilai Responden ... 30

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan ... 33

Tabel 4.2 Akses Bilitas Ke Desa Buangin ... 36

Tabel 4.3 Gambaran Mata Pencaharian Masyarakat Dan Transmigran 38 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 42

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Variabel X (Transmigrasi) ... 43

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Variabel Y (Kesejahteraan) ... 44

Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Transmigrasi ... 45

Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Kesejahteraan ... 46

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ... 48

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Transmigrasi Dan Kesejahteraan ... 49

(15)

xv

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolirietas ... 51

Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastistas ... 52

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Sederhana ... 53

Tabel 4.17 Hasil Uji Determinasi Koefisien ... 54

Tabel 4.18 Hasil Uji F ... 54

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitan ……….. 62

2. Data Tabulasi Transmigrasi ………. 66

3. Data Tabulasi Kesejahteraan……… 67

4. Karakteristik Responden ……….. 70

5. Uji Asumsi Klasik ………... 75

6. Uji Regresi Sederhana ………. 77

7. Dokumentasi ……….. 78

8. Surat Izin Penelitian ……….. 81

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transmigrasi merupakan salah satu bentuk mobilitas atau migrasi dalam pengertian penduduk dengan inisiatif pemerintah mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kepadatan penduduk tinggi di dunia. Program transmigrasi bukan merupakan hal yang baru di Indonesia, program ini ada sejak zaman kolonial. Program transmigrasi dilakukan berkaitan dengan jumlah penduduk Indonesia yang relatif banyak dan pemanfaatan lahan-lahan dan penggunaaannya masih belum optimal di daerah-daerah tertentu.

Istilah transmigrasi berasal dari bahasa Belanda transmigratie merupakan sebuah program yang dibuat oleh pemerintah dengan memindahkan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi (kota) ke daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang relatif kecil (desa) dalam satu wilayah Indonesia.

(UU RI Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas UU Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian) transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di kawasan transmigrasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah.

Dasar hukum pelaksanaaan transmigrasi yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Transmigrasi (sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

(19)

Nomor 2 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan transmigrasi (sebelumnya PP No. 42 Tahun 1973) ditambah beberapa keputusan dan pendukung Presiden.

Pemerintah mengupayakan jenis-jenis transmigrasi yaitu transmigrasi umum yakni jenis transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah.Transmigrasi khusus yakni jenis transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah yang bersifat khusus dengan tujuan tertentu.Transmigrasi spontan atau swakarya yakni jenis transmigrasi yang dilakukan oleh penduduk atas kemauan dan biaya sendiri dengan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah yang berupa lahan garapan seluas dua hektar dan lain-lain.Transmigrasi lokal yakni jenis transmigrasi yang terjadi dari satu daerah ke daerah lainnya di dalam satu provinsi. Transmigrasi bedol desa yakni jenis transmigrasi perpindahan penduduk desa beserta kepala desa dan perangkat-perangkatnya ke daerah lain. Dan transmigrasi sektoral yakni jenis transmigrasi perpindahan penduduk yang biayanya ditanggung bersama oleh pemerintah daerah tujuan.

Transmigrasi tidak sekadar memindahkan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang masih kurang penduduknya, lebih dari itu transmigrasi menjadi cara bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, sekaligus sebagai usaha membangun ketahanan pangan (Suparno, 2007).

Tingkat kesejahteraan (welfare) adalah konsep yang digunakan untuk menyatakan kualitas hidup suatu masyarakat atau individu di suatu wilayah pada suatu kurun waktu tertentu. Kesejahteraan mencakup dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro memandang bahwa sejahtera dapat dinyatakan dengan indikator-indikator

(20)

3

yang telah disepakati secara ilmiah. Sehingga ukuran kesejahteraan masyarakat berdasarkan data-data empiris suatu masyarakat. Pendekatan ini mencakup lingkungan yang sangat luas, yaiyi negara atau wilayah provinsi. Pendekatan mikro yaitu memandang kesejahteraan itu didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan psikologi individu secara pribadi untuk melihat apa yang dianggapnya sebagai keadaan sejahtera (Yosep, 1996: 13).

Kesejahteraan identik dengan terpenuhinya kebutuhan individu (yang beragam) dimana maknanya yaitu antara satu individu dengan individu lain berbeda dan bersifat sangat relatif. Oleh karena itu, untuk mengetahui kesejahteraan individu/ rumah tangga/ masyarakat bukanlah pekerjaan yang mudah, sehingga diperlukan beberapa indikator dan kriteria (Maharani, 2006: 22). Dalam perspektif ini, tingkat pendapatan transmigran yang bertumpu pada hasil usaha tani sulit dinilai secara keseluruhan, terutama hasil tani yang dikonsumsi sendiri, seperti sayuran, umbi-umbian, buah-buahan dan hasil ternak.

Menurut Badan Pusat Statistik (2006) ada delapan indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu (1). Pendapatan, (2) konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, (3) keadaan tempat tinggal, (4) fasilitas tempat tinggal, (5) kesehatan anggota keluarga, (6) kemudahan mendapat pelayanan kesehatan, (7) kemudahan memasukkan ke jenjang pendidikan, (8) kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki sejumlah wilayah yang menjadi kawasan transmigrasi diantaranya yaitu Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Wajo, Soppeng,dan Kota Palopo. Kawasan-kawasan tersebut memiliki

(21)

berbagai potensi yang mampu mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi

Asisten perekonomian dan Infrakstruktur, Budiman mengatakan Kabupaten Luwu Timur adalah daerah pemekaran Luwu Utara yang terbentuk pada tahun 2003. Kabupaten Luwu Timur menerima program pembangunan permukiman transmigrasi sejak tahun 2007. Pemerintah Kabupaten Luwu Timur telah menetapkan wilayah Mahalona sebagai pusat kawasan terpadu mandiri yang awalnya wilayah Mahalona berstatus Satuan Permukiman (SP) warga transmigrasi dengan penduduk sekitar 900 kepala keluarga, kini telah maju dan berkembang sehingga beralih status menjadi desa. Kini dimana jumlah transmigran sudah sebanyak 4000-an kepala keluarga. Kawasan Mahalona dicanangkan Kementrian Desa PDTT sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM) atau Kawasan Perkotaan Baru (PKB) dengan luas pencadangan areal kurang lebih 10.250 Ha.

Setelah kawasan Mahalona menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM) kawasan ini dimekarkan menjadi empat desa yaitu diantaranya Desa Buangin (SP3). Desa ini berkembang menjadi sebuah pemukiman setelah sebelumnya pemerintah setempat menjadikan daerah ini sebagai kawasan transmigrasi.

Pemerintah berharap kawasan transmigrasi dapat dukungan infrakstruktur dan peningkatan ekonomi, termasuk menghadirkan inovasi teknologi dibidang pertanian mengingat pada kawasan transmigrasi yang dilakukan salah satunya yaitu bertani. Sehingga dapat pula menarik minat mereka bertransmigrasi dan kesejahteraan mereka meningkat.

Dapat dikatakan, bahwa program transmigrasi ini sangat menguntungkan daerah asal maupun daerah penerima. Bagi daerah asal

(22)

5

dapat mengurangi beban penduduk yang sangat padat, sedangkan daerah penerima khususnya di Desa Buangin dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang sangat kurang untuk tanah-tanah subur yang masih kosong atau belum digarap.

Tanah di Desa Buangin merupakan daerah yang sangat kaya dan subur. Namun penduduknya sangat sedikit sehingga kekurangan tenaga untuk mengerjakan lahan pertanian yang masih kosong. Akibatnya daerah tersebut kurang produktif dan hasil pertanian tidak dapat diusahakan secara maksimal. Dengan kehadiran transmigran di Desa Buangin maka lahan yang masih kosong pada saat itu diberikan kepada para transmigran untuk diolah dan diusahakan menjadi lahan produktif, oleh karena itu, maka kedangan transmigran saling menguntungkan baik bagi para transmigran maupun bagi penduduk setempat.

Sementara bagi penduduk setempat disamping daerahnya lebih produktif, juga dapat membuka daerah tersebut dari keterasingan dunia usaha khususnya dalam bidang pertanian. Kekurangan tenaga kerja juga dapat dipenuhi dengan hadirnya transmigran. Masyarakat setempat dapat pula meniru sistem pertanian baru yang dibawa oleh para transmigran dengan menggunakan sistem panca usaha tani.

Menurut Sumantri “Kemajuan dan peningkatan taraf hidup yang ditunjukkan dari masyarakat membuktikan keberhasilan pemerintah daerah menangani dan memperhatikan masyarakat transmigrasi” (Bupati Magetan, saat mengunjungi lokasi transmigrasi Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Mahalona, Kecamatan Towuti 23/2/2018). Pemerintah Kabupaten Magetan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam

(23)

program transmigrasi. Adapun daerah asal warga transmigrasi di Mahalona yaitu diantaranya dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Pelaksanaan program transmigrasi di Desa Buangin tidak dapat dipungkiri telah banyak membantu masyarakat kurang mampu di daerah asalnya menjadi masyarakat yang sudah berada di daerah transmigrasi, setidaknya sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa bantuan atau tergantung pada orang lain. Transmigrasi juga sudah banyak mendorong dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang terlibat.

Adapun komoditi di Desa Buangin adalah tanaman lada dan padi yang merupakan penopang ekonomi para transmigran. Pertanian lada yang dikelola warga transmigrasi terus mengalami kemajuan sehingga Kabupaten Luwu Timur termasuk daerah pemasok lada terbesar di Sulawesi Selatan, dan warga transmigrasi telah mampu menjadi petani lada sukses dan mandiri.

Wilayah KTM Mahalona Desa Buangin juga dikaruniai banyak potensi sumber daya alam yang berlimpah oleh karena itu , Pemerintah Kabupaten Luwu Timur terus berupaya memajukan daerah ini dari peningkatan pelayanan, percepatan pembangunan infrakstruktur maupun akses transportasi.

Berdasarkan uaraian tersebut diatas maka penulis mengangkat judul penelitian, dengan judul: “Pengaruh Transmigrasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Luwu Timur”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah transmigrasi

(24)

7

berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kabupaten Luwu Timur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh transmigrasi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kabupaten Luwu Timur.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian: a. Bagi penulis

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, dan juga untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Ekonomi Pembanguanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak terkait mengenai permasalahan yang ada sehingga masyarakat dapat mengetahui pengaruh transmigrasi terhadap tingkat perekonomian masyarakat di Kabupaten Luwu Timur dan sebagai bahan pertimbangan untuk pihak yang terkait ataiu pemerintah agar menyediakan sarana dan prasarana bagi transmigran.

(25)

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau sebagai referensi dan acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya yang membahas mengenai transmigrasi dan kesejahteraan ekonomi.

(26)

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

1. Konsep Transmigrasi

Transmigrasi adalah salah satu bentuk migrasi yang diatur dan dibiayai oleh pemerintah serta ditetapkan melalui Undang-Undang. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 3 Tahun 1972 tentang ketentuan pokok transmigrasi menyatakan bahwa : “Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduknya yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia, guna kepentingan negara dan alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah”.

Maryuni (1992: 31) menjelaskan menurut sensus penduduk pada tahun 1990, kepadatan penduduk Indonesia adalah 68 orang per km2.

Jumlah itu sebenarnya belum berpengaruh besar apabila dibandingkan dengan luas wilayah dan kekayaan alam Indonesia. Sedangkan menurut Heeren (1979: 6) transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang kurang penduduknya dalam batas negara, dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk terwujudnya penyebaran penduduk yang lebih seimbang.

Dari penjelasan diatas mengenai transmigrasi, ini berarti bahwa apabila pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak dapat dikendalikan maka pemerataan kemakmuran yang ada dan seharusnya ditujukan untuk masyarakat secara keseluruhan tidak akan dapat dirasakan oleh rakyat pada umumnya.

(27)

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2009 (penyempurnaan dari Undang-Undang No. 3 Tahun 1972 tentang pokok-pokok tansmigasi). Tentang ketransmigrasian, penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, pemerataan pembangunan daerah serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Sesuai dengan tujuan tersebut maka transmigrasi masih sangat relevan diera otonomi daerah saat ini.

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesa No. 29 Tahun 2009 tentang transmigrasi juga menyebutkan bahwa melalui transmigrasi, sebagai salah satu bentuk mobilitas penduduk, akan terjadi pertemuan antar budaya kelompok masyarakat, sehingga perlu pembinaan untuk mempercepat proses integrasi dan akulturasi. Proses ini akan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, yang akan menjadi bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan sinergi dalam melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan dan meratakan pembanguanan daerah, dan memantapkan ketahanan nasional yang didasarkan pada wawasan nusantara.

Karena masalah penduduk ini adalah masalah yang sangat komplek. Oleh karena itu maka sangatlah penting ditetapkan sketentuan-ketentuan sebagai pelaksanannya. Dalam Undang-Undang No. 29 tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok transmigrasi disebutkan dalam pasal 1 Undang-Undang ini bahwa yang dimaksud dengan transmigrasi dan transmigran adalah sebagai berikut:

a. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahetraan dan menetap di kawasan transmigrasai yang diselenggarakan oleh pemerintah.

(28)

23

b. Transmigran adalah warga Negara Republik Indonesia yang berpindah secara sukarela kekawasan transmigrasi.

2. Konsep Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat a. Kesejahteraan Ekonomi

Kesejahteraan menurut Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata sejahtera yang mempunyai makna aman, sentosa, makmur dan selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya). Kata sejahtera mengandung pengertian dari bahasa Sanskerta ”catera” yang berarti payung. Kesejahteraan material dan spiritual merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan tidak harus dicapai dalam aspek material saja tetapi juga dalam aspek spiritual. Ketika sebuah proses pembangunan hanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan material maka bias dipastikan kesejahteraan masyarakat yang diinginkan tidak akan bias tercapai, masyarakat hanya akan merasakan kehidupan yang hampa dan tanpa makna meskipun semua fasilitas tersedia.

Kesejahteraan oleh sebagian masyarakat selalu dikaitkan dengan konsep kualitas hidup. Konsep kualitas hidup merupakan gambaran tentang keadaan kehidupan yang baik. World Health Organization mengartikan kualitas hidup sebagai sebuah persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan system nilai yang ada terkait dengan tujuan,harapan standar, dan juga perhatian terhadap kehidupan. Konsep ini memberikan makna yang lebih luas karena dipengaruhi oleh kondisi fisik individu,

(29)

psikologis, tingkat kemandirian, dan hubungan social individu dengan lingkungannya.

b. Indikator Kesejahteraan ekonomi

Menurut Kolle yang dikutip oleh Rosni, kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan:

a) Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti halnya kualitas rumah, bahan pangan dan sebagainya.

b) Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti halnya kesehatan tubuh, lingkungan alam dan sebagainnya

c) Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti halnya fasilitas pendidikan, lingkungan budaya dan sebagainya

d) Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral,etika, keserasianpenyesuaan dan sebagainnya.

c. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi yang memperlihatkan suatu keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat. Standar kehidupan masyarakat itu dapat dilihat melalui beberapa indicator yang ada pada Badan Pusat Statistik (BPS). Disis lain kesejahteraan masyarakat itu merupakan jumlah dari berbagai pilihan yang ada dan juga kebebasan guna menentukan pilihan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Tingkat kesejahteraan yang tinggi itu bias dicapai dengan cara seseorang itu mempunyai perilaku yang mampu memaksimalkan tingkat kepuasan dengan sumber daya yang dimiliki. Kesejahteraan masyarakat ini dapat digambarkan dengan suatu keadaan yang tidak

(30)

25

menempatkan suatu aspek yang lebih penting dari aspek lainnya. Sehingga kesejahteraan masyarakat itu tidak hanya berhubungan dengan beberapa factor non ekonomi saja tetapi juga apda factor social dan juga politik. Konsep kesejahteraan dapat dibedakan menjadi dua diantaranya:

a) Kesejahteraan individu berarti cara untuk mengaitkan kesejahteraan dengan pilihan individu yang ada secara obyektif b) Kesejahteraan social berarti cara untuk mengaitkan kesejahteraan dengan pilihan social secara obyektif yang diperoleh dengan cara seseorang harus menjumlahkan kepuasan individunya dalam masyarakat.

3. Masyarakat

Konsep tentang masyarakat pasti sering kita dengar, seperti masyarakat kota dan masyarakat desa. Meskipun secara mudah dapat diartikan bahwa masyarakat itu berarti warga namun pada umumnya konsep masyarakat itu sendiri sangatlah abstrak dan sulit untuk dimengerti.

Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang berarti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut Society. Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat yaitu sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas.

Menurut Koentjaraningrat (1990:146) masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

(31)

Ralph Linton (2007: 67) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relative lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial. Sedangkan menurut Karl Marx masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yaitu teknik dan karya.

Ciri-ciri masyarakat pada umumnya yaitu :

1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.

2. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat dari hidup bersama itu timbul sistem komunikasi dan peraturan-peratuan yang mengatur antar manusia.

3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Merupakan suatu sistem mereka bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.

B. Tinjauan Empiris

Kajian pustaka atau penelitian terdahulu adalah langkah penting dalam penelitian.Langkah ini meliputi identifikasi, lokasi dan analisis dari dokumen yang berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian secara sistematis.Dokumen ini meliputi jurnal abstrak, tinjauan, buku, data statistik, dan laporan penelitian yang relevan (Kuncoro Mudrajat 2009: 34).

(32)

27

Penelitian terdahulu tentang transmigrasi telah dilakukan oleh banyak peneliti yang menjadi acuan peneliti dalam mengembangkan penelitiannya, diantaranya:

Tabel 2.1

Tinjauan Empiris

NO PENELITI JUDUL METODE HASIL

1. Rinno Bahari dan Adi Pradana (2018) Evaluasi program transmigrasi (studi kasus program transmigrasi di distrik kuruk, muting dan semangga kabupaten merauke Pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif Hasil penelitian ditemukan bahwa program transmigrasi di Kabupaten Merauke berjalan sesuai dengan tujuan transmigrasi yaitu pemerataan jumlah penduduk, perataan pembangunan, serta meningkatkan perekonomian masyrakat trans mauapun masyarakat lokal 2. Musdalifah (2018) Pengaruh transmigrasi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di desa paselloreng kabupaten wajo Deskriptif kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan antara transmigrasi terhadap peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat lokal di Desa Paselloreng Kabupaten Wajo

(33)

3. Yusup (2015) Dampak Transmigrasi Terhadap Tingkat Kesejahteraan Warga Transmigran di Desa Tanjung Kukuh Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Metode yang digunakan yaitu menggunakan teknik survey lapangan yaitu pengumpulan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner Hasil penelitian menunjukkan warga transmigrasi masih tergolong kedalam kategori miskin.Kategori miskin ini disebebkan masyarakat pendapatan utamanya masih dari menjadi buruh serabutan dan kebun karet yang mereka miliki belum memiliki hasil karena belum masuk pada masa sadap 4. Akhmad Fauzi Sofyan (2013) Pengaruh Transmigrasi Terhadap Social Ekonomi Masyarakat di Desa Tepian Makmur Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur Metode kuantitatif Hasil dari penelitian ini adalah transmigrasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kehidupan social ekonomi masyarakat transmigrasi di desa tepian makmur kecamatan rantau pulung kabupaten kutai timur dapat diterima dan terbukti kebenarannya 5. Slamet Hari Sutanto dkk (2019) Evaluasi Keberhasilan Transmigrasi Jawa Timur di Unit Permukiman Transmigrasi Tanjung Buka Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif Hasil penelitian evaluasi menunjukkan nilai rata-rata berdasarkan pengukuran sembilan indikator tingkat

(34)

29 Sp3 Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara kesejahteraan transmigran UPT Tanjung Buka SP.3 dapat dikategorikan cukup baik, namun berdasarkan analisis terhadap jawaban kuesioner pendalaman melalui wawancara, serta observasi dilapangan, masih terdapat beberapa permasalahan yang cukup krusial berupa kendala dan hambatan yang meliputi aspek kondisi lahan, aspek teknis pengelolahan usah tani, infrakstruktur jalan dan jembatan, ekonomi dan sosial C. Kerangka Konsep

Transmigrasi merupakan program yang telah lama dicanangkan pemerintah padaera 1950-an, yang pada mulanya bermaksud untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa untuk dipindahkan ke pulau-pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga papua. Namun masalah kemudian muncul ketika transmigran kerap berselisih paham dengan penduduk lokal. Menanggulangi hal tersebut, pemerintah mengomandoi pendatang untuk

(35)

saling bercampur dalam lingkup sosial bersama penduduk lokal, yakni dengan cara berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Program transmigrasi menjadi prioritas dalam pemerataan penduduk, sebab kebijakan pemerintah mengenai program transmigrasi ini berdampak sesuai yang diharapkan yaitu terciptanya masyarakat yang makmur dan sejahtera. Transmigrasi juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat serta kesejahteraan masyarakat setempat maupun transmigran. Salah satu pengaruhnya adalah meningkatnya jumlah pendapatan penduduk dilihat dari hasil yang diperoleh dari bercocok tanam.Keadaan itu berubah sejak para transmigran melakukan transmigrasi karena sebelumnya mereka tidak meiliki lahan untuk di garap atau di kerja.

Menurut Siswono Yudhohusono (2003:6) dalam konsepnya tentang transmigrasi yang menyatakan sasaran-sasaran penyelenggaraan transmigrasi yang ingin dicapai ialah tingkat permukiman, tingkat daerah dan tingkat nasional. Menurut Kolle yang dikutip oleh Rosni, kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan: a) Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti halnya kualitas rumah, bahan pangan dan sebagainya. b) Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti halnya kesehatan tubuh, lingkungan alam dan sebagainnya c) Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti halnya fasilitas pendidikan, lingkungan budaya dan sebagainya. d) Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral,etika, keserasianpenyesuaan dan sebagainnya.

Berdasarkan penjelasan singkat tersebut dapat disimpulkan bahwa transmigrasi dapat membantu para transmigran dan itu sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sehingga dari uraian tersebut terbentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

(36)

31

Kerangka pikir

Gambar 2.2 skema kerangka pikir

D. Hipotesis

Berdasarkan judul penelitian tersebut diatas, maka dalam sistem penyusunan ini penulis akan mengemukakan diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara transmigrasi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kabupaten Luwu Timur.

Transmigrasi (X) 1. Tingkat pemukiman 2. Tingkat daerah 3. Tingkat nasional

Kesejahteraan (Y) Dengan melihat kualitas hidup: 1. Dari segi materi seperti

kualitas rumah,bahan pangan dsb

2. Dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh dsb 3. Dari segi mental seperti

fasilitas pendidikan dsb 4. Dari segi spiritual seperti

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitaif. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2005: 21).

Kuantitatif adalah jenis penelitian yang disajikan dalam bentuk angka yang memiliki variable yaitu X dan Y serta memerlukan sampel dan responden untuk mendukung kevaliditan data. Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan menggunakan alat analisis regresi, dan kemudian akan diperoleh hubungan yang signifikan antar variabel yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buangin Kabupaten Luwu Timur sedangkan waktu penelitian dilakukan sekitar pada bulan Agustus sampai bulan September 2020.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi Operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata, dalam lingkup objek penelitian/ objek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah vaiabel bebas dan variabel terikat.

(38)

33

1. Variabel Bebas / Independen (variabel X) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012: 59). Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian ini adalah transmigrasi.

2. Variabel Terikat / Dependen (variabel Y) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 59). Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Jenis variabel Definisi Indikator Skala

Transmigrasi (X)

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya, d engan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para transmigran. 1. Tingkat pemukiman 2. Tingkat daerah 3. Tingkat nasional Skala likert

(39)

Jenis variabel Definisi Indikator Skala Kesejahteraan (Y) Kesejahteraan yaitu seseorang yang mempunyai kehidupan perekonomian yang bebas dari kata kemiskinan atau bias dikatakan seseorang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara menyeluruh Dengan melihat kualitas hidup: 1. Dari segi materi

seperti kualitas rumah,bahan pangan dsb 2. Dari segi fisik,

seperti kesehatan tubuh dsb

3. Dari segi mental seperti fasilitas pendidikan dsb 4. Dari segi spiritual

seperti moral, etika dsb.

Skala likert

Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti untuk menyatakan tanggapan dari responden terhadap setiap pertanyaan yang diberikan adalah dengan menggunakan Skala Likert.

Menurut Sugiyono (2004) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenasosial. Dalam penelitian fenomenasosial ini telah ditetapkan secaras pesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian, dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain:

(40)

35

a. Sangat Setuju (SS) : Skor 5

b. Setuju (S) : Skor 4

c. Netral (N) : Skor 3

d. Tidak Setuju (TS) : Skor 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah masyarakat setempat dan transmigran yang ada di Desa Mahalona Kabupaten Luwu Timur yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Oleh karena itu populasi pada penelitian ini adalah transmigran yang berjumlah 100 KK dan masyarakat setempat 150 KK jadi total keseluruhan yaitu 250 KK.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diperlakukan untuk populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

(41)

Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini teknik purposive sampling, adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak di jadikan sampel. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini sebanyak 50 KK. Dimana dari 30 KK mayarakat transmigran untuk mewakili masyarakat transmigran yang dijadikan sampel dan 20 KK untuk masyarakat setempat yang mewakili untuk dijadikan sampel. Adapun kriteria dalam menentukan sampel adalah sebagai berikut:

1. Berusia antaran 23 sampai 50 tahun

Penulis memberi batasan umur responden dari 23 sampai 50 tahun karena pada usia tersebut sudah masuk dalam usia produktif. Pada usia 50 tahun keatas itu sudah masuk dalam usia tidak produktif.

2. Berdasarkan tingkat pendidikan

Penulis memberi batasan pendidikan minimal harus tamat SD dikarenakan tingkat pendidikan SD lebih banyak di Desa Buangin Kabupaten Luwu Timur

3. Masyarakat transmigran dan masyarakat setempat yang siap diberikan kuesioner

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Menurut Sugiyono (2012: 142).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini nilainya berjenjang maka dalam hal ini menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan

(42)

37

kuesioner. Sehingga skala pengukuran pengukuran yang diguanakan adalah skala ordinal. Menurut Sutrisno Hadi (2003:92) Skala ordinal adalah angka yang menunjukkan suatu posisi, suatu urutan-urutan dalam suatu seri. Skala ordinal juga disebut skala berjenjang, menggolongkan subjek menurut jenjangnya tanpa memperhtaikan jarak antara golongan yan lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka penulis akan menggunakan indeks yang lebih sederhana dengan memberikan skor atau nilai-nilai ke dalam 5 jenjang gradasi sebagai berikut:

1. Untuk jawaban 1 diberi skor 5 2. Untuk jawaban 2 diberi skor 4 3. Untuk jawaban 3 diberi skor 3 4. Untuk jawaban 4 diberi skor 2 5. Untuk jawaban 5 diberi skor 1 2. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengambil data dari dokumen-dokumen yang telah ada. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat, agenda dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk keperluan data dalam mengetahui bagaimana keadaan masyarakat dilapangan. Data yang diperoleh digunakan untuk menguji keseimbangan.

F. Teknik Analisis

a. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert yaitu digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan

(43)

persepsi 30 orang responden di Desa Buangin Kabupaten Luwu Timur tentang yang menjadi variabel penelitian, yang terdiri atas variabel X (transmigrasi) dan variabel Y (kesejahteraan).

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis akan menggunakan indeks, yang lebih sederhana dengan memberikan skor atau nilai-nilai ke dalam 5 jenjang garadasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala pengukuran Sumber : Sugiyono, 2010 b. Metode Analisis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu pengujian untuk menguji apakah data-data yang digunakan telah terdistribusi secara normal.Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov Test. Uji Kolmogrov-Kolmogrov-Smirnov Test di pilih karna lebih peka untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan dengan pengujian menggunakan grafik yang dapat dilihat dari tingkat signifikannya, diantaranya :

a. Jika signifikan ˂ 0,05 maka data terdistribusi normal b. Jika signifikan ˃ 0,05 maka data tidak terdistribusi lengkap

Keterangan Nilai Pernyataan Positif

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju

(44)

39

2. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Valid berarti instrument yang digunakan dapat mengukur yang hendak di ukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan di ukur. Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir instrument dengan skor total.

Dalam melakukan pengujiaan validitas, digunakan alat ukur berupa program computer yaitu SPSS for Windows versi 24, dan jika suatu alat ukur berupa program computer yaitu signifikan antar skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid atau membandingkan hasil data dengan tabel yaitu jika data lebih besar dari tabel maka dikatakan valid.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.

Instrumen dikatakan reliabel adalah jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan suatu variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai Cronbach’s Alpa lebih besar dari 0,60.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel bebas dalam model regresi. Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa variabel bebas harus terbebas dari

(45)

korelasi yang tinggi antara variabel bebas. Hubungan antar variabel bebas terhadap variabel terikat akan terganggu jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel - variabel bebasnya. Hal ini mengakibatkan model regresi yang diperoleh menjadi tidak valid.

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini pada dasarnya bertujuan untuk menguji apaka dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya

5. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menguji hubungan antara sebuah variabel dependen dengan satu atau dua beberapa variabel independen, analisis regresi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Cara perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ȳ = a + bx Keterangan : Ȳ = Variabel dependen X = Variabel independen

a = Konstanta ( nilai Y apabila X=0) b = Koefisien regresi

Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan keputusannya, adalah :

a. Jika nialai P value (sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

(46)

41

Tabel 3.3

Scoring Nilai Responden Sumber : Sugiyono,2010

No Keterangan Skorsing Presentase

1 sangat rendah 0 -20 20%

2 rendah 21 -40 40%

3 sedang 41 -60 60%

4 rtinggi 61 -80 80%

(47)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur terletak di bagian timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak kurang lebih 550 kilometer dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terletak antara 2ᵒ34’45’’ – 3ᵒ30’30’’ lintang selatan dan 120ᵒ21’15’’ – 121ᵒ43’11’’ bujur timur. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Luwu Timur adalah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso, Provinsi

Sulawesi Tengah

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone

d. Sebelah Barat, berbatasan denga Kabupaten Luwu Utara

Kabupaten Luwu Timur dengan ibu kota Malili, mempunyai luas wilayah 6.944,88 km2 atau meliputi sekitar 11,14 % dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Secara administrasi kabupaten Luwu Timur dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kalaena. Kecamatan Towuti merupakan kecamatan yang memiliki wilayah terluas mencapai

(48)

32

1.820,48 km2 atau sekitar 26,21 % dari luas wilayah Kabupaten Luwu Timur

Di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat 14 sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Luwu Timur. Sungai terpanjang adalah Sungai Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km. Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat 5 danau. Kelima danau tersebut adalah Danau Matano, Danau Mahalona, Danau Towuti, Danau Taparang Masapi dan Danau Lontoa.

Selain itu, di Kab. Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti. Untuk mengetahui luasan masing-masing kecamatan di Kabupaten Luwu Timur dapat dilihat pada tabel 4.1

(49)

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan

di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2019

No Kecamatan Luas (Km2) Presentase Terhadap Luas Kabupaten (%) 1. Burau 256,23 3,69 2. Wotu 130,52 1,88 3. Tomoni 230,09 3,31 4. Tomoni Timur 43,91 0,63 5. Angkona 147,24 2,12 6. Malili 921,20 13,26 7. Towuti 1.820,48 26,21 8. Nuha 808,27 11,64 9. Wasuponda 1.244,00 17,91 10. Mangkutana 1.300,96 18,73 11. Kalaena 41,98 0,60 Jumlah 6.944,88 100

Sumber :Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

a. Kondisi topografi

Kondisi Topografi pada wilayah Kabupaten Luwu Timur didominasi oleh permukaan lahan bergelombang sampai bergunung. Adapun kemiringan lereng didominasi diatas 40 % dengan luas lahan 459.946,81 ha yang dikategorikan sebagai kawasan lindung. Kemiringan lereng yang terkecil antara 0-8 % dengan luas lahan

(50)

34

105.653 ha yang diperuntukkan sebagai kawasan budidaya pertanian.

b. Kondisi Klimatologi

Kondisi klimatologi wilayah di Kabupaten Luwu Timur pada umumnya ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh angin musiman, sebab wilayahnya berbatasan dengan laut lepas

Wilayah Kab. Luwu Timur diukur berdasarkan keadaan temperatur. Suhu terendah rata-rata terjadi pada bulan Juni-Agustus yaitu sekitar 26,00-26,50 derajat serta suhu tertinggi pada bulan Oktober yaitu 28,10 derajat. Sedangkan suhu rata-rata adalah berkisar pada 27,09 derajat. Curah hujan tertinggi; rata-rata curah hujan sebesar 261,88 mm dengan kondisi rata-rata 19,92 hari hujan per bulan.Kelembaban nisbi tertinggi yaitu 87 % terjadi pada bulan Juni, sedangkan kelembaban nisbi terendah 75 % terjadi pada bulan oktober. Sementara kelembaban rata-rata sebesar 82,92 %. Arah dan kecepatan angin, tekanan udara dan penyinaran matahari menyingkapkan bahwa sekitar bulan Oktober-April, arus angin banyak berhembus dari arah barat/barat laut yang di dalamnya banyak mengandung uap air.

c. Kondisi Hidrologi

Di Kabupaten Luwu Timur terdapat Sembilan sungai besar. Salah satu sungai tersebut adalah sungai Kalaena dengan panjang 85 km. sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sungai Kalaena tercatat sebagai sungai terpanjang di Kab.Luwu Timur. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.

(51)

Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Lima danau tersebut antara lain danau Matano (luas 245.70 km2), danau Mahalona (25 km2), danau Towuti (585 km2), danau Tarapang Masapi (2.43 km2), dan danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.

2. Gambaran umum Desa Buangin

Secara geografis unit pemukiman transmigrasi (UPT), Desa Buangin Kecamatan Towuti berada diantara -2.591.600 Lintang dan 121.60000 Bujur. Keadaan topografinya relatif datar dengan ketinggian 95 m dari permukaan laut tipe topografi. KTM Mahalona adalah lokasi transmigrasi yang terletak di empat desa diantaranya yaitu Desa Buangin Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur dalam artian secara administratif.

Secara umum luas Desa Buangin yaitu 18 Km2 dengan jenis

tanah sawah dan tanah kering. Untuk mencapai lokasi KTM Mahalona Desa Buangin, diperlukan energi yang cukup karena kondisi jalan yang menanjak, melewati jalan yang tidak beraspal, kubangan air dan lumpur (saat musim hujan) dan jembatan kayu. Desa Buangin termasuk lokasi yang sangat jauh dari perkotaan, berikut tabel ringkasan pencapaian lokasi Desa Buangin:

(52)

36

Tabel 4.2

Akses Bilitas ke Desa Buangin

Ke Jarak

(Km)

Sarana Waktu Tempuh

Kondisi Jalan Kota Kecamatan ± 36 Roda 2 (dua)

dan roda 4 (empat)

± 1 jam Kerikil dan aspal

Kota Kabupaten ± 88 Roda 2 (dua) dan roda 4

(empat)

± 2 jam Kerikil dan aspal

Kota Provinsi ±653 Roda 2 (dua) dan roda 4

(empat)

± 14jam Kerikil dan aspal

Sumber :Kecamatan Towuti Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

Dari table di atas, dapat digambarkan bahwa Desa Buangin memang cukup jauh dari Desa ke Kecamatan jaraknya ± 36 kilo meter dan dapat sekitar ± 1 jam , sedangkan untuk ke Kota Kabupaten dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam dengan jarak 88 km dan untuk mencapai Ibu Kota Provinsi dengan jarak ±653 km dengan waktu tempuh kurang lebih 14 jam. Adapun kondisi jalan menuju Desa Buangin adalah kerikil dan aspal.

1) Gambaran pendidikan

Pendidikan sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia. Semakin kompleknya kehidupan membuat pendidikan menjadi utama dalam menunjang masa depan . daerah tansmigrasi yang merupakan program pemerintah dalam pemerataan jumlah penduduk khususnya di pulau jawa membuat penduduk yang terkena transmigrasi secara suka rela menerima

(53)

program tersebut. Dari observasi yang dilakukan peneliti terlihat bahwa fasilitas pendidikan relatif lengkap, sarana pendidikan informal (Taman Kanak-Kanak/ TK) dan sarana pendidikan formal dari tingkat SD sampai tingkat SMA telah tersedia. Pada tahun 2019 jumalh TK di Unit Pemukiman Transmigrasi 6 unit, 5 unit SD dan sederajat, sedangkan pada tingkat SMP dan sederajat ada 1 unit, sementara pada tingkat SMA 1 unit. Oleh karena itu, untuk melanjutkan ke jenjang sekolah dari SD ke SMP dan SMA tidak harus ke kota Kecamatan yang jaraknya cukup jauh.

Sumber :Kecamatan Towuti Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

Rasio murid guru memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid diajar oleh seorang guru . angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Semakin kecil angka rasio maka semakin tinggi tingkat efektifitas proses belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2018/2019 rasio murid terhadap guru tingkat SD yaitu 15,05 siswa setiap guru, tingkat SMP yaitu 12,96 siswa setiap guru. Sedangkan untuk SMA angka rasio guru sebesar 11,90 siswa setiap guru.

2) Gambaran Mata Pencaharian

0 5 10 15 20 25 30 TK SD SMP SMA 2017 2018

(54)

38

Mata pencaharian merupakan salah satu indikator aktivitas dalam menunjang keberlanjutan kehidupan. Dengan mata pencaharian masyarakat transmigran dapat memenuhi kebutuhan hidupnya di daerah transmigransi. Di UPT Desa Buangin masyarakat transmigran didominasi memiliki mata pencaharian sebagai petani dimana tanah atau kebun miliknya merupakan hasil pemberian dari pemerintah setempat. Berikut secara jelas digambarkan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Gambaran mata pencaharian masyarakat dan transmigran UPT Desa Buangin

No Mata pencaharian Jumlah

1. Tidak bekerja 43

2. Petani 278

3. Pedagang 15

4. Buruh bangunan 7

Jumlah 343

Sumber :Kecamatan Towuti Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat jelas mata pencaharian masyarakat transmigran adalah di dominasi oleh petani dengan jumlah 278 orang. Sedangkan mata pencaharian paling sedikit adalah sebagai buruh bangunan dengan jumlah 7 orang. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pertanian menjadi sumber utama kehidupan masyarakat.

(55)

Fasilitas kesehatan di Unit Pemukiman Transmigrasi sudah relatif lengkap. Di UPT ini sudah tersedia 1 unit puskesmas, 5 unit poskesdes dan 5 unit posyiandu.

4) Letak

a. Administrasi

Secara administrasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Mahalona berada dalam wilayah salah satunya pemerintahan Desa Buangin Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

b. Temperatur

Temperatur rata-rata berkisar pada bulan Mei dan terendah pada bulan September. Berdasarkan kriteria dari Fao (1978) dan Kassam (1976) daerah ini mempunyai kisaran suhu udara 18-300 C

cocok untuk pengusahaan tanaman seperti padi, lada, sayur-sayuran dan lain-lain. Jadi dilihat dari suhu ini sesuai untuk jenis tanaman semusim dan tahunan.

c. Hidrologi

Sumber air untuk keperluan rumah tangga para transmigran unit pemukiman transmigrasi (UPT) Desa Buangin di peroleh sumur galidan sumur bor sedangkan sumber air minum yang digunakan yaitu air isi ulang. Adapun untuk pertanian tergantung pada sumber air hujan.

d. Kependudukan

Jumlah penduduk sesuai penempatan awal warga di Desa Buangin yaitu jumlah KK 430 dengan jumlah jiwa1.692 dengan jumlah laki-laki 895 orang dan perempuan 797 orang. Adapun ukuran rata-rata 4 jiiwa KK.

(56)

40

1. Identifikasi Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 KK yang menjadi sampel. Adapun identitas responden adalah sebagai berikut :

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu indikator dalam penentuan sampel penelitian. Berikut adalah tabel mengenai jenis kelamin responden dibawah ini :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Hasil olah data Ms. Excell, Tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang atau 60%, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang atau 40%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 18 orang dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian.

b. Umur

Pada penelitian ini penulis memberikan batasan umur pada responden dari 25 tahun sampai 50 tahun. Penulis memberi batasan umur mulai 25 tahaun karena pada usia tersebut sudah masuk dalam usia produktif dan

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 20 40,0

Perempuan 30 60,0

(57)

pada usia 50 tahunke atas itu sudah masuk dalam usia tidak produktif. Adapun tabel responden berdasarkan umur sebagai berikut :

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

S u

mber : Hasil olah data Ms. Excell, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.5 menjelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur, dimana responden yang berumur 25 – 30 tahun sebanyak 10 orang atau 20 %, usia 31 – 40 sebanyak 20 orang atau 40 %, usia 41 – 50 sebanyak 12 orang atau 24 % dan yang berumur diatas 50 tahun sebanyak 8 orang atau 16 %. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa responden berdasarkan umur terbanyak pada umur 31 -40 tahun sebanyak 20 orang.

c. Agama

Aktivitas yang tidak bias lepas dari masyarakat adaalh agama atau kepercayaan. Penduduk yang menjadi transmigran maupun masyarakat lokal tidak bias lepas dari aspek religiusnya. Aktivitas

Umur (Tahun) Orang Persentase (%)

25 – 30 10 20,0

31 – 40 20 40,0

41 – 50 12 24,0

˃50 8 16,0

(58)

42

keagamaan bias dilihat dari berdirinya fasilitas keagamaan seperti masjid. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, maka diketahui bahwa secara keseluruhan responden memeluk kepercayaan atau agama islam.

d. Tingkat pendidikan

tinggi rendahnya pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap cara pandang dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan juga biasanya dijadikan sebagai tolak ukur pada pekerjaan. Dari hasil penelitian ini diketahui tingkat pendidikan responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Orang Persentase (%)

SD 25 50,0

SMP 15 30,0

SMA 10 20,0

Total 50 100,0

Sumber : Hasil olah data Ms. Excell,Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.6 menjelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan responden dimana tingkat SD sebanyak 25 orang atau 50 %, SMP sebanyak 15 orang atau 30 %, dan yang berpendidikan SMA sebanyak 10 orang atau 20 %. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden

(59)

berpendidikan SD, dimaana dapat dikatakan bahwa kualitas sumber daya manusia dilihat dari tingkat pendidikan memang kurang karena masyarakat mayoritas sebagai petani.

2. Karakteristik variabel penelitian

Dari data penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas Transmigrasi (X) dan variabel terikat Kesejahteraan (Y). Untuk mendeskripsikan data dan meguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka pada bagian ini disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan populasi dengan jumlah responden 50 orang.

Deskripsi data dari masing-masing variabel secara rinci dapat dilihat dalam uaraian berikut:

a. Transmigrasi

Variabel transmigrasi menggunakan skala bertingkat (likert) dengan lima alternative jawaban yaitu skor tertinggi dan skor terendah.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Data Variabel Transmigrasi (X)

Skor Orang Persentase (%)

30 - 35 - - 36 - 40 - - 41 - 45 30 60,0 46 - 50 10 20,0 51 - 55 - - 56 - 60 10 20,0 Total 50 100,0

Sumber: Hasil Olah data Ms.Excel, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dijelaskan bahwa skor 41 – 45 sebanyak 30 orang atau 60%, skor 46 – 50 sebanyak 10 orang atau

(60)

44

20% dan skor 56 – 60 sebanyak 10 orang atau 20%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rat responden memberikan penilaian transmigrasi berkisaran di skor 41 – 45.

b. Kesejahteraan

Berikut adalah hasil distribusi frekuensi data variabel Kesejahteraan Ekonomi

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Data Variabel Kesejahteraan Ekonomi

Sumber: Hasil Olah Dta Ms. Excel, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa 10 oranf mempunyai skor antara 36 – 40 atau 20 %, skor 41 – 45 sebanyak 20 orang atau 40%, dan skor 46 – 50 sebanyak 10 orang atau 20% sama dengan skor 56 – 60 sebanyak 10 orang atau 20%. Sehingga dapat disimpulkam bahwa rata-rat responden memberikan penilaian kesejahteraan ekonomi berkisaran di skor 41 – 45.

3. Hasil Skoring Nilai Responden

Uji skoring nilai responden dilakukan untuk mengetahui tingkat nilai yang diberikan responden terhadap kuesioner yang terdiri dari lima

Skor Orang Persentase (%)

30 - 35 - - 36 - 40 10 20,0 41 - 45 20 40,0 46 - 50 10 20,0 51 - 55 - - 56 - 60 10 20,0 total 50 100,0

Gambar

Gambar 2.1                Kerangka Pemikiran ..................................................
Gambar 2.2 skema kerangka pikir
Tabel 4.11  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.13  Hasil Uji Reliabilitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

juga sebagai bentuk loyalitas madrasah kepada pendidik atas kesediaannya dalam melaksanakan tugasnya. 3) Pujian, kepala madrasah selalu memberikan pujian kepada

Penelitian Astawiguna (2004) dan Terry (2004) menunjukkan bahwa batu padas yang dibuat dengan pozzolan alam dari daerah Taro, Gianyar dan dari daerah Bungkulan, Buleleng

Pelajaran seni budaya merupakan salah satu aspek penting terkait dengan upaya pematangan subyek didik, yakni memupuk kemandirian anak agar lebih matang baik secara

PADP619 Pengembangan Media Pengajaran berbasis TIK (ICT-Based Teaching Media Development for Office Administration Education). PADP602 Seminar Administrasi Perkantoran (Seminar

Definisi ini dipenuhi oleh elemen-elemen rangkaian seperti R, L, dan C, karena elemen-elemen ini akan memberikan sinyal keluaran (tegangan atau arus) tertentu jika diberi

Tanda mula utama yang di sini terdiri dari dua tanda mula kres pada garis nada c dan f menunjukkan bahwa kedua nada tersebut dinaikkan setengah nada dalam semua oktaf

Republik Indonesia, walaupun melakukan aksesi terhadap Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988 tidak berarti

Dari 176 spesimen yang memenuhi kriteria inklusi, 55 spesimen diekslusi antara lain karena hasil MAC ELISA CSS pada fase akut negatif tetapi positif pada