• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur terletak di bagian timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak kurang lebih 550 kilometer dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terletak antara 2ᵒ34’45’’ – 3ᵒ30’30’’ lintang selatan dan 120ᵒ21’15’’ – 121ᵒ43’11’’ bujur timur. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Luwu Timur adalah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso, Provinsi

Sulawesi Tengah

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone

d. Sebelah Barat, berbatasan denga Kabupaten Luwu Utara

Kabupaten Luwu Timur dengan ibu kota Malili, mempunyai luas wilayah 6.944,88 km2 atau meliputi sekitar 11,14 % dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Secara administrasi kabupaten Luwu Timur dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kalaena. Kecamatan Towuti merupakan kecamatan yang memiliki wilayah terluas mencapai

32

1.820,48 km2 atau sekitar 26,21 % dari luas wilayah Kabupaten Luwu Timur

Di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat 14 sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Luwu Timur. Sungai terpanjang adalah Sungai Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km. Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat 5 danau. Kelima danau tersebut adalah Danau Matano, Danau Mahalona, Danau Towuti, Danau Taparang Masapi dan Danau Lontoa.

Selain itu, di Kab. Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti. Untuk mengetahui luasan masing-masing kecamatan di Kabupaten Luwu Timur dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan

di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2019

No Kecamatan Luas (Km2) Presentase Terhadap Luas Kabupaten (%) 1. Burau 256,23 3,69 2. Wotu 130,52 1,88 3. Tomoni 230,09 3,31 4. Tomoni Timur 43,91 0,63 5. Angkona 147,24 2,12 6. Malili 921,20 13,26 7. Towuti 1.820,48 26,21 8. Nuha 808,27 11,64 9. Wasuponda 1.244,00 17,91 10. Mangkutana 1.300,96 18,73 11. Kalaena 41,98 0,60 Jumlah 6.944,88 100

Sumber :Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

a. Kondisi topografi

Kondisi Topografi pada wilayah Kabupaten Luwu Timur didominasi oleh permukaan lahan bergelombang sampai bergunung. Adapun kemiringan lereng didominasi diatas 40 % dengan luas lahan 459.946,81 ha yang dikategorikan sebagai kawasan lindung. Kemiringan lereng yang terkecil antara 0-8 % dengan luas lahan

34

105.653 ha yang diperuntukkan sebagai kawasan budidaya pertanian.

b. Kondisi Klimatologi

Kondisi klimatologi wilayah di Kabupaten Luwu Timur pada umumnya ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh angin musiman, sebab wilayahnya berbatasan dengan laut lepas

Wilayah Kab. Luwu Timur diukur berdasarkan keadaan temperatur. Suhu terendah rata-rata terjadi pada bulan Juni-Agustus yaitu sekitar 26,00-26,50 derajat serta suhu tertinggi pada bulan Oktober yaitu 28,10 derajat. Sedangkan suhu rata-rata adalah berkisar pada 27,09 derajat. Curah hujan tertinggi; rata-rata curah hujan sebesar 261,88 mm dengan kondisi rata-rata 19,92 hari hujan per bulan.Kelembaban nisbi tertinggi yaitu 87 % terjadi pada bulan Juni, sedangkan kelembaban nisbi terendah 75 % terjadi pada bulan oktober. Sementara kelembaban rata-rata sebesar 82,92 %. Arah dan kecepatan angin, tekanan udara dan penyinaran matahari menyingkapkan bahwa sekitar bulan Oktober-April, arus angin banyak berhembus dari arah barat/barat laut yang di dalamnya banyak mengandung uap air.

c. Kondisi Hidrologi

Di Kabupaten Luwu Timur terdapat Sembilan sungai besar. Salah satu sungai tersebut adalah sungai Kalaena dengan panjang 85 km. sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sungai Kalaena tercatat sebagai sungai terpanjang di Kab.Luwu Timur. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.

Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Lima danau tersebut antara lain danau Matano (luas 245.70 km2), danau Mahalona (25 km2), danau Towuti (585 km2), danau Tarapang Masapi (2.43 km2), dan danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.

2. Gambaran umum Desa Buangin

Secara geografis unit pemukiman transmigrasi (UPT), Desa Buangin Kecamatan Towuti berada diantara -2.591.600 Lintang dan 121.60000 Bujur. Keadaan topografinya relatif datar dengan ketinggian 95 m dari permukaan laut tipe topografi. KTM Mahalona adalah lokasi transmigrasi yang terletak di empat desa diantaranya yaitu Desa Buangin Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur dalam artian secara administratif.

Secara umum luas Desa Buangin yaitu 18 Km2 dengan jenis tanah sawah dan tanah kering. Untuk mencapai lokasi KTM Mahalona Desa Buangin, diperlukan energi yang cukup karena kondisi jalan yang menanjak, melewati jalan yang tidak beraspal, kubangan air dan lumpur (saat musim hujan) dan jembatan kayu. Desa Buangin termasuk lokasi yang sangat jauh dari perkotaan, berikut tabel ringkasan pencapaian lokasi Desa Buangin:

36

Tabel 4.2

Akses Bilitas ke Desa Buangin

Ke Jarak

(Km)

Sarana Waktu Tempuh

Kondisi Jalan Kota Kecamatan ± 36 Roda 2 (dua)

dan roda 4 (empat)

± 1 jam Kerikil dan aspal

Kota Kabupaten ± 88 Roda 2 (dua) dan roda 4

(empat)

± 2 jam Kerikil dan aspal

Kota Provinsi ±653 Roda 2 (dua) dan roda 4

(empat)

± 14jam Kerikil dan aspal

Sumber :Kecamatan Towuti Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

Dari table di atas, dapat digambarkan bahwa Desa Buangin memang cukup jauh dari Desa ke Kecamatan jaraknya ± 36 kilo meter dan dapat sekitar ± 1 jam , sedangkan untuk ke Kota Kabupaten dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam dengan jarak 88 km dan untuk mencapai Ibu Kota Provinsi dengan jarak ±653 km dengan waktu tempuh kurang lebih 14 jam. Adapun kondisi jalan menuju Desa Buangin adalah kerikil dan aspal.

1) Gambaran pendidikan

Pendidikan sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia. Semakin kompleknya kehidupan membuat pendidikan menjadi utama dalam menunjang masa depan . daerah tansmigrasi yang merupakan program pemerintah dalam pemerataan jumlah penduduk khususnya di pulau jawa membuat penduduk yang terkena transmigrasi secara suka rela menerima

program tersebut. Dari observasi yang dilakukan peneliti terlihat bahwa fasilitas pendidikan relatif lengkap, sarana pendidikan informal (Taman Kanak-Kanak/ TK) dan sarana pendidikan formal dari tingkat SD sampai tingkat SMA telah tersedia. Pada tahun 2019 jumalh TK di Unit Pemukiman Transmigrasi 6 unit, 5 unit SD dan sederajat, sedangkan pada tingkat SMP dan sederajat ada 1 unit, sementara pada tingkat SMA 1 unit. Oleh karena itu, untuk melanjutkan ke jenjang sekolah dari SD ke SMP dan SMA tidak harus ke kota Kecamatan yang jaraknya cukup jauh.

Sumber :Kecamatan Towuti Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

Rasio murid guru memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid diajar oleh seorang guru . angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Semakin kecil angka rasio maka semakin tinggi tingkat efektifitas proses belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2018/2019 rasio murid terhadap guru tingkat SD yaitu 15,05 siswa setiap guru, tingkat SMP yaitu 12,96 siswa setiap guru. Sedangkan untuk SMA angka rasio guru sebesar 11,90 siswa setiap guru.

2) Gambaran Mata Pencaharian

0 5 10 15 20 25 30 TK SD SMP SMA 2017 2018

38

Mata pencaharian merupakan salah satu indikator aktivitas dalam menunjang keberlanjutan kehidupan. Dengan mata pencaharian masyarakat transmigran dapat memenuhi kebutuhan hidupnya di daerah transmigransi. Di UPT Desa Buangin masyarakat transmigran didominasi memiliki mata pencaharian sebagai petani dimana tanah atau kebun miliknya merupakan hasil pemberian dari pemerintah setempat. Berikut secara jelas digambarkan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Gambaran mata pencaharian masyarakat dan transmigran UPT Desa Buangin

No Mata pencaharian Jumlah

1. Tidak bekerja 43

2. Petani 278

3. Pedagang 15

4. Buruh bangunan 7

Jumlah 343

Sumber :Kecamatan Towuti Dalam Angka Tahun 2019, Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat jelas mata pencaharian masyarakat transmigran adalah di dominasi oleh petani dengan jumlah 278 orang. Sedangkan mata pencaharian paling sedikit adalah sebagai buruh bangunan dengan jumlah 7 orang. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pertanian menjadi sumber utama kehidupan masyarakat.

Fasilitas kesehatan di Unit Pemukiman Transmigrasi sudah relatif lengkap. Di UPT ini sudah tersedia 1 unit puskesmas, 5 unit poskesdes dan 5 unit posyiandu.

4) Letak

a. Administrasi

Secara administrasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Mahalona berada dalam wilayah salah satunya pemerintahan Desa Buangin Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

b. Temperatur

Temperatur rata-rata berkisar pada bulan Mei dan terendah pada bulan September. Berdasarkan kriteria dari Fao (1978) dan Kassam (1976) daerah ini mempunyai kisaran suhu udara 18-300 C cocok untuk pengusahaan tanaman seperti padi, lada, sayur-sayuran dan lain-lain. Jadi dilihat dari suhu ini sesuai untuk jenis tanaman semusim dan tahunan.

c. Hidrologi

Sumber air untuk keperluan rumah tangga para transmigran unit pemukiman transmigrasi (UPT) Desa Buangin di peroleh sumur galidan sumur bor sedangkan sumber air minum yang digunakan yaitu air isi ulang. Adapun untuk pertanian tergantung pada sumber air hujan.

d. Kependudukan

Jumlah penduduk sesuai penempatan awal warga di Desa Buangin yaitu jumlah KK 430 dengan jumlah jiwa1.692 dengan jumlah laki-laki 895 orang dan perempuan 797 orang. Adapun ukuran rata-rata 4 jiiwa KK.

Dokumen terkait