• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENGOLAHAN DATA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

40

Rachmat Adi Chandra (41412110091)

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Gambaran Umum PT.PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang

PT. PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang merupakan salah satu unit induk pelaksana distribusi di PT. PLN Direktorat Operasi Jawa Bali yang dibantu oleh dua puluh unit operasional distribusi yang tersebar di wilayah jakarta dan tangerang dalam mendistribusikan energi listrik ke Pelanggan.

Salah satu komponen yang sangat penting dalam pendistribusian energi listrik ke Pelanggan adalah Transformator distribusi, begitu pula halnya dengan PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta raya dan Tangerang. Tanpa adanya Trafo distribusi, Pelanggan tidak dapat menggunakan energi listrik secara langsung mengingat tegangan operasi dalam sistem distribusi adalah sebesar 20 KV atau disebut jaringan tegangan menengah (JTM) sehingga diperlukanlah Transformator distribusi step down untuk menurunkan tegangan 20 KV menjadi tegangan rendah 220/380 Volt melalui suatu Gardu distribusi.

Dalam pemasangannya, Transformator distribusi dapat dipasang baik pada Gardu pasangan dalam (Indoor) maupun Gardu pasangan luar (Outdoor). Gardu pasangan luar merupakan Gardu yang dipasang secara outdoor dimana seluruh material beserta aksesorisnya berada pada tiang listrik dengan konstruksi dua buah

(2)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) Tiang dengan berbagai tipe Gardu yaitu : Ring Main Unit (RMU) Dan Portal. Sedangkan Gardu pasangan dalam (Indoor) merupakan Gardu yang dipasang indoor dimana seluruh material maupun aksesorisnya berada dalam bangunan Gedung ataupun Tembok, dengan berbagai tipe Gardu yaitu : Beton, Kios, Susun.

Secara umum, Gardu distribusi terdiri dari Transformator step down, kubikel 20 kV dan papan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR) seperti yang terdapat pada gambar-gambar tipe Gardu berikut ini.

Gambar 3.1 Gardu distribusi tipe Beton

Gambar 3.2 Gardu distribusi tipe Susun

(3)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) Gambar 3.5 Gardu distribusi tipe Kios

Berikut ini merupakan rekapitulasi data asset Gardu yang dimiliki PT. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Tabel 3.1 dan Gambar 3.6 )

Tabel 3.1 Rekapitulasi data aset Gardu PT. PLN Disjaya dan Tangerang NO Jenis Gardu Jumlah (Unit)

1 Beton 12.451 2 Kios 124 3 Portal 3.488 4 Susun 158 5 RMU 1162 Total 17.383

Gambar 3.6 Grafik persentase data aset Gardu PT. PLN Disjaya dan Tangerang Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa Gardu distribusi yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah sebanyak 17.783 Gardu. Dengan perbandingan jumlah antara Gardu pasangan luar dan pasangan dalam (Indoor) adalah sekitar 28 persen untuk Gardu pasangan luar yang terdiri dari Gardu Portal, Susun dan RMU sedangkan 72 persen untuk Gardu pasangan dalam yang terdiri dari Gardu Beton dan Kios .

(4)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) Berikut ini merupakan rekapitulasi data asset Trafo yang dimiliki PT. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Tabel 3.2 dan Gambar 3.6 )

Tabel 3.2 Rekapitulasi data aset Trafo PT. PLN Disjaya dan Tangerang NO  Kapasitas (KVA)  Jumlah (Unit) 

1  50  2  2  100  239  3  160  306  4  200 37 5  250  748  6  315  1000  7  400  5225  8  500  9  9  630  7111  10 1000 900 11 1250 6 Total  15583 

Gambar 3.7 Grafik persentase data aset Trafo PT. PLN Disjaya dan Tangerang

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa jumlah Trafo distribusi yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah sebanyak 15.583 Trafo, dengan komposisi Trafo Distribusi yang paling banyak digunakan ialah Trafo dengan kapasitas 630 KVA sejumlah 7.111 unit (46%) kemudian Trafo 400 KVA sejumlah 5.225 unit (33%).

(5)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) 3.2 Gangguan Transformator Distribusi

Gangguan Trafo merupakan salah satu musuh besar PLN dalam pencapaian kinerja. Gangguan Trafo atau kerusakannya tidak hanya menimbulkan kerugian biaya langsung terhadap penggantiannya, tetapi juga berakibat hilangnya kesempatan penjualan energi tenaga listrik, resiko timbulnya kegagalan sistem dalam area yang lebih luas hingga resiko hilangnya kepercayaan konsumen (Citra PLN). Hal inilah yang melatar belakangi PT. PLN Kantor Pusat memberikan tantangan kepada unit-unit pelaksana kegiatan operasi untuk mengurangi jumlah gangguan Trafo distribusi dari tahun ke tahun sesuai dengan Road Map penurunan gangguan Trafo hingga tahun 2014, sehingga dapat menjadi Perusahaan kelas dunia (World Class Services) seperti yang terdapat pada Gambar dibawah ini (Gambar 3.8).

Gambar 3.8 Grafik Road Map penurunan gangguan Trafo hingga tahun 2014

Untuk mendorong pencapaian target road map seperti pada gambaran diatas, maka sangatlah diperlukan strategi pengelolaan aset Transformator distribusi yang tepat yang akan dituangkan dalam Tugas Akhir ini yaitu melalui metode pemeliharaan berdasarkan kondisi atau condition based maintenance (CBM) yang diawali oleh proses identifikasi kondisi kesehatan Transformator

(6)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) distribusi yang sedang beroperasi, dengan demikian dapat diketahui kategori kondisi kesehatan Trafo yang terbagi menjadi empat bagian (Mendesak, Bahaya, Sedang dan Baik), serta tindakan pemeliharaan yang tepat sasaran yang harus dilakukan pada Transformator sebelum terjadinya kegagalan atau gangguan.

Gambar 3.9 berikut ini merupakan gambaran hamparan Trafo distribusi yang rusak di PT. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang tahun 2012.

Gambar 3.9 Hamparan Trafo rusak tahun 2012 di gudang PT. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

3.2.1 Data Gangguan Transformator Tahun 2012 terhadap Target

Gambar 3.10 berikut ini merupakan gambaran jumlah gangguan Trafo yang terjadi sepanjang tahun 2012 terhadap target gangguan di Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.

(7)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah gangguan sepanjang Trafo tahun 2012 adalah sebanyak 104 unit (0.67% terhadap Asset) melebihi target gangguan tahun 2012 yaitu hanya sebanyak 78 unit (0,5% terhadap asset). Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan analisa gangguan Trafo serta upaya pemeliharaan Trafo yang baik guna menuju Pelayanan kelas Dunia (World Class Services).

3.2.2 Data dan Evaluasi Gangguan Trafo Berdasarkan Kapasitas

Tabel 3.3 dan Gambar 3.11 berikut ini merupakan data jumlah gangguan Trafo distribusi yang terjadi selama periode tahun 2012 berdasarkan kapasitas Trafo (KVA).

Tabel 3.3 Data jumlah gangguan Trafo tahun 2012 berdasarkan kapasitas No Kapasitas Trafo (KVA) Jumlah gangguan (unit)

1 50 KVA 1 2 250 KVA 1 3 315 KVA 13 4 400 KVA 57 5 630 KVA 27 6 1000 KVA 5 Total 104

(8)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) Dari data-data di atas terlihat bahwa Trafo distribusi yang paling sedikit terganggu adalah Trafo 50 kVA yang memang sedikit sekali populasinya. Sedangkan Trafo distribusi yang paling sering terganggu adalah Trafo dengan kapasitas 400 kVA yaitu sebanyak 57 Unit atau sebesar 57 % dan Trafo 630 KVA sebanyak 27 unit dengan persentase 27 unit. Hal ini adalah wajar, mengingat berdasarkan data aset Trafo distribusi yang dimiliki (Seperti pada Tabel 4.2) kedua kapasitas Trafo ini memang memiliki populasi dalam jumlah yang paling banyak bila dibandingkan dengan kapasitas Trafo yang lain.

3.2.3 Data Gangguan Trafo Distribusi Berdasarkan Tipe Bushing

Tabel 3.4 dan Gambar 3.12 berikut ini merupakan data jumlah gangguan Trafo distribusi berdasarkan tipe Bushing yang terganggu (Indoor atau Outdoor)

Tabel 3.4 Data jumlah gangguan Trafo tahun 2012 berdasarkan tipe bushing

No Kapasitas Trafo Jumlah Gangguan Berdasarkan Tipe Bushing (Unit)

Indoor Outdoor 1 50 KVA  0 1 2 250 KVA  0 1 3 315 KVA  0 13 4 400 KVA  6 51 5 630 KVA  27 0 6 1000 KVA  5 0 TOTAL 38 66

(9)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) Dari data-data diatas terlihat bahwa gangguan Trafo didominasi oleh Trafo pasangan luar (Outdoor) yaitu sebanyak 66 Unit atau dengan persentase sebesar 63% dari total gangguan. Hal ini menunjukkan bahwa Trafo yang sering terganggu adalah Trafo Distribusi yang dipasang pada Gardu pasangan luar sehingga perlu perhatian khusus dalam kegiatan pemeliharaannya.

3.2.4 Data Gangguan Trafo Distribusi Berdasarkan Penyebab

Tabel 3.5 dan Gambar 3.13 berikut ini merupakan data jumlah gangguan Trafo distribusi berdasarkan penyebab gangguannya.

Tabel 3.5. Data Jumlah gangguan Trafo berdasarkan penyebab gangguan

No Penyebab Jumlah Gangguan (Unit)

1 Overload  63 2 Beban Tidak Seimbang  6 3 Loss Kontak  12 4 Minyak Trafo Jelek  19 5 Kegagalan Proteksi  4 TOTAL 104

Gambar 3.13 Persentase gangguan Trafo tahun 2012 berdasarkan penyebab

Dari data-data diatas terlihat jelas bahwa dari 104 Trafo distribusi yang terganggu sepanjang tahun 2012, penyebab gangguan Trafo terbesar adalah karena pembebanan Trafo yang berlebihan atau Overload, yaitu : sebanyak 63 unit

(10)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) dengan persentase 61%. Hal ini sangatlah wajar dan sulit untuk dielakkan mengingat perkembangan beban dari tahun ke tahun yang semakin meningkat dan juga sulitnya pencarian lahan di kawasan Jakarta dan Tangerang dalam pembangunan Gardu baru. Oleh karena itu sangatlah perlu dilakukan manajemen pembebanan trafo distribusi dengan baik.

3.2.5 Data Gangguan Trafo Distribusi Berdasarkan Kerusakkan

Tabel 3.6 dan Gambar 3.14 berikut ini merupakan data jumlah gangguan Trafo distribusi berdasarkan akibat kerusakan (fisik).

Tabel 3.6 Data jumlah gangguan Trafo berdasarkan akibat kerusakan (fisik) NO Akibat Gangguan Fisik Jumlah Gangguan (Unit)

Belitan rusak / putus 55

2 Minyak Trafo Bocor 20

3 Bushing Primer / sekunder Rusak 9

4 Bodi Trafo Rusak 12

5 Aksesori Rusak 8

Total 104

Gambar 3.14 Persentase gangguan Trafo Tahun 2012 berdasarkan akibat kerusakan (fisik)

Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa gangguan Trafo distribusi menyebabkan kerusakan fisik paling banyak adalah belitan Trafo rusak (kumparan

(11)

Rachmat Adi Chandra (41412110091) putus) yaitu sebanyak 55 unit atau dalam persentase 53 %. Hal ini sangatlah wajar karena sangat berkaitan erat dengan banyaknya Trafo Overload yang mengalami gangguan sepanjang tahun 2012. Gambaran akibat kerusakan Trafo (fisik terganggu) dapat dilihat pada Gambar berikut ini (Gambar 3.15)

Gambar

Gambar 3.1 Gardu distribusi tipe Beton
Gambar 3.6 Grafik persentase data aset Gardu PT. PLN Disjaya dan Tangerang  Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa Gardu  distribusi  yang dimiliki oleh PT
Tabel 3.2 Rekapitulasi data aset Trafo  PT. PLN Disjaya dan Tangerang  NO  Kapasitas (KVA)  Jumlah (Unit) 
Gambar 3.8 Grafik Road Map penurunan gangguan Trafo hingga tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Variabel SHARIAH SHARE merupakan sebuah variabel yang bergerak di dekat garis x , hal ini menunjukkan bahwa goncangan dari tingkat bunga PUAB mempunyai pengaruh yang relatif

Kantor DPRD sendiri memiliki Persatuan Wartawan Legislatif (PWL) Tugas persatuan wartawan legislatif ini biasa nya meliput atau memuat berita tentang apa saja

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya permasalahan anak dalam mengenal perbedaan berdasarkan ukuran masih terlihat kesulitan dalam membedakan bentuk benda yang berukuran

hasil mengalah, menyerah, panenan, gandum, pemilihan, sukses, keberhasilan, karya, mengakibatkan, menghasilkan, kali, panen, produksi, hasil, pertanian hewan hewani,

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, kosakata yang bervariasi dan kalimat efektif dalam kehidupan sehari- hari, petunjuk,

Analisis petrografi bertujuan untuk penamaan batu sedimen serta memperoleh data penunjang bagi Provenance agar dapat diketahui bagaimana kandungan persentase batuan baik