Lampiran 1
Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. Bulan PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT.Indo Rama Synthetics PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. PT.Aspex Kumbong Januari 2013 115 250 86 21 68 Febuari 2013 74 308 21 39 83 Maret 2013 88 389 74 25 73 April 2013 62 269 98 37 85 Mei 2013 86 244 92 28 91 Juni 2013 70 378 107 34 78 Juli 2013 82 285 139 30 90 Agustus 2013 73 267 126 22 82 September 2013 79 255 95 41 87 Oktober 2013 74 230 82 27 92 Jakarta,20 Januari 2014 Mengetahui,
Iskandar Hadiwijaya
Lampiran 2
LAMPIRAN WAWANCARA
Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Direktur dari PT. Inti Persada Mandiri , bapak Iskandar Hadiwijaya.
Penulis : Sejak tahun berapa perusahaan ini berdiri? Direktur : 1993
Penulis : Bergerak di bidang apakah PT.Inti Persada Mandiri ini?
Direktur : Perusahaan ini bergerak di bidang ekspedisi Forwarding,kami mengambil maupun mengantar barang dari suatu perusahaan pengguna jasa kami baik untuk ekspor maupun impor.Baik mengambil barang dari perusahaan menuju pelabuhan maupun sebaliknya mengantar barang ke pelabuhan dari perusahaan.
Penulis : Berapa armada yang dimiliki oleh PT.Inti Persada Mandiri?
Direktur : 110 unit kendaraan trailer serta 43 unit kendaraan tronton dan masih akan bertambah.
Penulis : Apakah masalah yang ada di dalam operasional perusahaan ini?
Direktur : Masalah yang paling utama adalah dari segi waktu karena batas waktu pengiriman barang yang tergolong relatif singkat.
Penulis : Ada berapa macam pengiriman ekspedisi dari PT ini?
Direktur : Ada 2 macam yaitu ekspor dan impor,serta permintaan biasa berupa partai, yaitu 20 feet, 40 feet , maupun combo yaitu satu truk bermuatan 2
container 20 feet
Penulis : Bagaimana prosedur ekspor maupun impor untuk pengiriman barang tersebut?
Direktur : Untuk impor,dimulai dari importir menerima Bill of Lading, Bill of lading ini dilampir dengan invoice dan biasa beserta surat asuransi dan yang lainnya. Bill of Lading diterima oleh perusahaan setelah pihak importir membayar proses administrasi dan memberikan surat kuasa kepada pihak ekspedisi, untuk mengambil ke bank yang ditunjuk sebelumnya oleh importir.
Setelah pihak ekspedisi menerima Bill Of Lading, pelayaran memberikan surat Delivery Order. Sebelumnya pihak ekspedisi membayar Terminal Handling Cost serta membayar biaya deposit untuk container tersebut. Setelah diterima Delivery Order dari pihak pelayaran, diserahkan ke Perum Pelabuhan, sebelumnya ada proses di bea cukai untuk penerimaan SPPB yaitu Surat Penyerahan Peti Kemas. Proses ini dimulai dari importir memberikan transfer data berupa PIB yaitu Pemberitahuan Impor Barang. Setelah surat – surat dilengkapi via online kepada pihak bea & cukai, dan pihak bea cukai telah memberikan lampu hijau,yaitu tanda bahwa barang yang di impor sesuai dengan Packing List maka pihak bea & cukai baru memberi SPPB. Apabila bea & cukai memberi lampu merah maka harus dilakukan cek fisik dan container dibawa ke tempat pengecekan fisik bea & cukai.
Setelah diperoleh Delivery Order dan SPPB, maka pihak Perum baru mengeluarkan Tila atau SP2 yaitu Surat Penyerahan Petikemas. Tila dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak ekspedisi, dikarenakan pihak ekspedisi berperan sebagai kepanjangan tangan dari puhak importir. Setelah tila dicetak maka tila dibawa ke UTC atau Unit Terminal Container untuk mengangkat (Lift-On) ke truk yang akan membawa container ke gudang dari pihak importir. Lalu saat tiba di gudang barang dibongkar lalu container kosong dibawa untuk dipulangkan ke depo container yang dituju oleh pihak pelayaran. Disini biaya deposit dikembalikan setelah container dikembalikan di depo.
Untuk prosedur ekspor, pertama perusahaan ekspedisi diberikan Delivery Order oleh pihak pelayaran, yang sebelumnya ada pembicaraan terlebih dahulu antara pihak eksportir dan pelayaran bahwa eksportir akan mengirim barang untuk ekspor. Setelah Delivery Order didapat, maka pihak ekspedisi langsung mengambil container kosong di depo container. Pihak ekspedisi harus membayar biaya Lift on untuk mengangkat container kosong ke truk.
Setelah itu pihak ekspedisi menjemput barang ke pabrik atau gudang eksportir. Sebelumnya pihak eksportir membuat PEB atau surat Pemberitahuan Ekspor Barang yaitu surat yang berisi data dari barang yang akan di ekspor seperti jenis barang atau berat barang tersebut beserta invoice. PEB ini diserahkan ke pihak bea & cukai via online. Setelah di setujui oleh bea & cukai maka baru pihak ekspedisi dapat membayar kepada Perum untuk pembuatan kartu kuning yang sebelumnya telah diajukan, yang merupakan surat izin agar kontainer dapat masuk ke UTC. Setelah di UTC maka container di Lift Off atau siap untuk di loading ke kapal yang ditunjuk untuk pengiriman ekspor tersebut.
Setelah container diturunkan biasanya ekportir meminta surat NPE atau Nota Pelayanan Ekpor maka pihak ekpedisi membuat Fiat yaitu surat yang berisi data – data untuk di input seperti nomor kontainer ke bea & cukai, setelah bea & cukai menanda tangani barulah diterbitkan NPE yang merupakan bukti bahwa container diterima oleh bea & cukai dan sudah masuk pelabuhan untuk dinaikan ke kapal. Biasanya pengiriman ini minimal pada H-5 sampai maksimal pada H-2 sudah berada di pelabuhan dan siap di loading.
Penulis : Mengapa pada saat pengiriman ekspor barang H-5 sampai pada H-2 sudah harus ada di pelabuhan?
Direktur : Ini adalah hari maksimal penempatan barang di pelabuhan, karena apabila melewati batas waktu tersebut barang yang akan diekspor kemungkinan besar tidak akan diterima, karena untuk memuat barang ke kapal penyusunannya bisa memakan 2 hari. Maupun diterima itu harus memberi uang koordinasi kepada kapal tersebut. Itupun tergantung berat dari muatan tersebut, karena pada saat dimasukan kedalam kapal, biasanya barang yang lebih berat diutamakan ditaruh pada bagian awal, lalu baru muatan yang beratnya lebih ringan yang dimuat ke kapal. Apabila barang yang kita antar dianggap muatan yang berat dan dimuat pada saat kapal akan berangkat tentunya akan membuat kapal tidak
seimbang apabila tetap dimuat ke kapal. Apabila terjadi keterlambatan maka harus menunggu ke jadwal keberangkatan kapal selanjutnya
Penulis : Bagaimana biaya untuk tenaga kerja untuk supir dan kenek?
Direktur: Biasanya gaji rata- ratanya sebulan tiga juta untuk sopir dan satu koma tiga juta untuk keneknya
Penulis : Berapa persentase depresiasi untuk penggunaan satu kendaraan per tahunnya?
Direktur : Sepuluh persen dari harga mobil, per tahunnya
Penulis : Berapa biaya maintenance per mobilnya dalam sebulan?
Direktur : Kurang lebih empat juta per bulan , untuk pergantian oli maupun ban. Penulis : Berapa konsumsi bahan bakar untuk kendaraan truk container ini?
Direktur : Karena truk bermuatan berat dan hanya berkecepatan rata-rata 40 Km/jam konsumsi solarnya bisa sekitar 1 liter untuk 2 Km.
Jakarta,20 Januari 2014 Mengetahui,
Iskandar Hadiwijaya
Lampiran 3
Berikut adalah hasil perhitungan forecast dengan menggunakan aplikasi QM 2. 1.Perhitungan menggunakan metode naif
Perhitungan forecasting dengan metode naif dari PT.Pindo Deli Pulp & Paper
M
Perhitungan forecasting dengan metode naif untuk PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills
Perhitungan menggunakan Metode naïf untuk PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
Perhitungan forecasting dengan metode naif untuk PT.Aspex Kumbong
2.Perhitungan menggunakan metode rata-rata bergerak
Perhitungan menggunakan metode rata-rata bergerak untuk PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills
Perhitungan menggunakan metode rata-rata bergerak untuk PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills
Perhitungan menggunakan metode rata-rata bergerak untuk PT.IndoRama Synthetics
Perhitungan menggunakan metode rata-rata bergerak untuk PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
Perhitungan menggunakan metode rata-rata bergerak untuk PT.Aspex Kumbong
3. Perhitungan Menggunakan Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang
Perhitungan Menggunakan Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang untuk PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills
Perhitungan Menggunakan Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang untuk PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills
Perhitungan Menggunakan Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang untuk PT.IndoRama Synthetics
Perhitungan Menggunakan Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang untuk PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
Perhitungan Menggunakan Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang untuk PT.Aspex Kumbong
4.Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial untuk PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial untuk PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills.
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial untuk PT.IndoRama Synthetics
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial untuk PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial untuk PT.Aspex Kumbong
5.Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial Dengan Tren Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial Dengan Tren untuk PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial Dengan Tren untuk PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial Dengan Tren untuk PT.IndoRama Synthetics
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial Dengan Tren untuk PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
Perhitungan Menggunakan Metode Penghalusan Eksponensial Dengan Tren untuk PT.Aspex Kumbong
6.Perhitungan Menggunakan Metode Regresi Linier
Perhitungan Menggunakan Metode Regresi Linier untuk PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills
Perhitungan Menggunakan Metode Regresi Linier untuk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills.
Perhitungan Menggunakan Metode Regresi Linier untuk PT.IndoRama Synthetics
Perhitungan Menggunakan Metode Regresi Linier untuk PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
Perhitungan Menggunakan Metode Regresi Linier untuk PT. Aspex Kumbong
Grafik Metode Regresi Linier untuk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills
Grafik Metode Regresi Linier untuk PT. IndoRama Synthetics
Grafik Metode Regresi Linier untuk PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk.