BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka1. Persepsi Korupsi Pajak Persepsi
Persepsi yang dimiliki oleh suatu individu dengan individu yang lainnya, boleh jadi berbeda. Menurut Robbins dan Judge (2015:103) persepsi adalah sebuah proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensoris untuk memberikan pengertian pada lingkungannya. Menurut Jalaluddin (2016:50) persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses individu untuk mengartikan fenomena yang terjadi di sekeliling mereka. Artinya bagaimana individu mengartikan fenomena yang terjadi di lingkungan mereka, sehingga pengartian yang dihasilkan masing-masing individu dapat berbeda.
Korupsi
ialah tindakan dengan tujuan memperkaya diri sendiri, merugikan pihak lain yang dilakukan baik perseorangan maupun korporasi. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpukan bahwa korupsi adalah tindakan yang melawan hukum, dengan cara memperkaya diri sendiri dan merugikan pihak lain, dan menyebabkan kerugian kas negara.
Menurut Ganjar Kurnia (2015:13) sedikitnya terdapat dua jenis korupsi da nasal atau kelas para pelaku korupsinya, yaitu:
1. Bureaucratic Corruption
Bureaucratic corruption karena setting-nya adalah dilingkungan birokrasi dan pelakunya adalah para birokrat. Pelaku korupsi birokrasi ini mayoritas adalah pegawai atau birokrat kecil, maka jenis korupsi ini sering disebut petty corruption (korupsi kelas teri). Petty corruption adalah suatu bentuk korupsi yang dilakukan oleh para pegawai rendahan dengan cara antara lain mencuri properti kantor dan menerima atau meminta suap dalam jumlah yang relative kecil dari anggota masyarakat.
2. Political Corruption
Political corruption karena pelakunya antara lain adalah para politisi di parlemen, para pejabat tinggi pemerintah, dan para pemegak hukum didalam maupun diluar gedung pengadilan.
Korupsi politik dikategorikan ke dalam grand corruption (korupsi kelas kakap), yakni korupsi yang besaran uang yang dijadikan transaksinya relatif besar dan /atau pelakunya memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah.
2. Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan bahwa ketika individu mengamati perilaku individu lainnya, individu tersebut memcoba menentukan apakah perilaku tersebut disebabkan dari internal atau eksternal (Robbins dan Judge, 2013). Perilaku yang disebabkan internal merupakan perilaku yang berada pada kendali perilaku seorang individu sendiri. Perilaku yang disebabkan secara eksternal merupakan perilaku yang dianggap sebagai akibat dari pihak luar, yaitu individu secara tidak langsung atau situasi yang memaksa individu untuk melakukannya.
Menurut Robbins dan Judge (2013), penentuan apakah perilaku disebabkan secara internal atau eksternal dipengaruhi tiga faktor berikut :
1. Perbedaan
Perbedaan merujuk pada apakah seorang individu menampilkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Apabila perilaku dianggap biasa maka bisa disebabkan secara internal. Sebaliknya,
apabila perilaku dianggap tidak biasa maka bisa disebakan secara eksternal.
2. Konsensus
Konsensus mengacu pada semua individu yang menghadapi suatu kondisi yang serupa merespon dengan cara yang sama. Apabila konsensus rendah, maka perilaku tersebut disebabkan secara internal. Sebaliknya, apabila konsensus tinggi maka perilaku tersebut disebakan secara eksternal.
3. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada individu yang selalu merespons dalam cara yang sama. Semakin konsisten perilaku, maka perilaku tersebut disebabkan secara internal. Sebaliknya jika semakin tidak konsisten maka perilaku tersebut disebabkan secara eksternal.
Teori ini secara relevan menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang digunakan dalam model penelitian ini. Kepatuhan wajib pajak dapat dikaitkan dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. 3. Teori Pembelajaran Sosial
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang dapat belajar bahwa lewat observasi atau pengamatan dan pengalaman secara langsung
(Robbins dan Judge, 2013). Proses dalam pembelajaran sosial untuk menentukan pengaruh model pada seorang individu meliputi:
1. Proses atensi atau perhatian, yaitu proses individu yang mengenali dan mencurahkan perhatian terhadap sebuah model.
2. Proses retensi atau penahanan, proses individu mengingat suatu tindakan model setelah model tersebut tidak lagi tersedia.
3. Proses reproduksi penggerak atau reproduksi motorik, yaitu proses individu mengubah pengamatan menjadi tindakan.
4. Proses penguatan atau penegasan, yaitu proses individu menampilkan perilaku yang dicontohkan jika tersedia insentif positf atau negatif.
Teori ini diadopsi guna menjelaskan bahwa wajib pajak akan patuh dalam membayar dan melaporkan pajak yang menjadi kewajibannya jika lewat pengamatan dan pengalaman secara langsung, apakah pajak yang dibayarkan telah digunakan untuk membantu pembangunan di wilayahnya atau tidak.
4. Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013:1031), kepatuhan berarti sifat patuh atau ketaatan. Kepatuhan secara terminologi berarti taat, patuh, disiplin terhadap suatu aturan yang berlaku. Dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor
544/KMK.04/2000 menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan merupakan tindakan yang dilakukan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan telah sesuai berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara.
Menurut Nurmantu (dalam jurnal Mir’atusholihah , Srikandi dan Bambang, 2014). Kepatuhan terdiri dari dua macam, yaitu .
a. Kepatuhan Formal
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Contohnya kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan tepat waktu, ketepatan waktu dalam membayar pajak, dan kesadaran wajib pajak untuk mendaftarkan diri.
b. Kepatuhan Material
Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara subtantif atau hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa Undang-undang Perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal. Contohnya wajib pajak dalam memungut dan memotong jenis jasa.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cindy dan Yenni (2013) kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh dua jenis faktor antara lain:
1. Faktor internal yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah faktor pendidikan, faktor kesadaran keberagamaan, faktor kesadaran perpajakan, faktor pemahaman terhadap undang-undang dan peraturan perpajakan, dan faktor rasional
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri wajib pajak, seperti situasi dan lingkungan sekitar wajib pajak.
5. Kualitas Pelayanan Fiskus
Menurut Sri Putri (2014) pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang). Sementara itu, fiskus merupakan petugas pajak. Kualitas pelayanan adalah seluruh pelayanan terbaik yang diberikan untuk tetap menjaga kepuasan bagi wajib pajak di kantor pelayanan pajak dan dilakukan berdasarkan undang-undang perpajakan (Putu dan Ni Luh, 2016).
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013:797), pelayanan adalah perihal atau cara melayani (membantu, mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang). Sedangkan pengertian fiskus menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2013:393) adalah pegawai atau pejabat pemerintah yang bertugas mengurus dan menarik pajak. Menurut Parasuraman et al dikutip dari Hesti (2013: 30-33) terdapat lima indikator atau dimensi kualitas pelayanan yaitu:
1. Kehandalan (Reliability)
Kehandalan berkaitan dengan kemampuan aparat pajak untuk memberikan pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan sesuai dengan waktu yang disepakati.
2. Daya Tanggap (Responsiveness)
Daya tanggap berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan aparat pajak untuk membantu wajib pajak dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan pelayanan akan diberikan dan kemudian memberikan pelayanan secara cepat.
3. Jaminan (Assurances)
Jaminan adalah perilaku aparat mampu menumbuhkan kepercayaan dan menciptakan rasa aman bagi wajib pajak. Jaminan juga berarti bahwa aparat pajak selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah wajib pajak.
4. Empati (Emphaty)
Empati berarti aparat pajak memahami masalah wajib pajak dan bertindak demi kepentingan wajib pajak, serta memberikan perhatian personal kepada wajib pajak dan memiliki jam operasi yang nyaman.
5. Bukti Fisik (Tangibles)
Bukti fisik dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang digunakan aparat pajak, serta penampilan aparat pajak.
Dari berbagai pengertian kualitas, dan juga pelayanan, maka disimpulkan bahwa arti dari kualitas pelayanan itu sendiri merupakan suatu ukuran baik atau buruknya kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam hubungannya dengan bidang perpajakan, kualitas pelayanan berarti penilaian baik atau kah buruk ten.tang pelayanan yang diberikan oleh fiskus kepada wajib pajak.
6. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai kepatuhan wajib pajak orang pribadi sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Namun penelitian terdahulu masih memiliki keterbatasan, wujud
keterbatasan itu memungkinkan untuk meneliti kembali lebih lanjut. Adapun penelitian terdahulu antara lain:
a. Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting
Ditahun 2013 Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak berada terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, kualitas pelayanan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, dan lingkungan dimana wajib pajak berada berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
b. Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting
Ditahun 2013 Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh kualitas pelayanan petugas pajak, sanksi perpajakan dan biaya kepatuhan wajib pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak UMKM. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kualitas pelayanan petugas pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dan biaya kepatuhan wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak .
c. Josephine Nidya Prajogo dan Retnaningtyas Widuri
Ditahun 2013 Josephine Nidya Prajogo dan Retnaningtyas Widuri Melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak, kualitas pelayanan petugas pajak, dan persepsi atas sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo, kualitas pelayanan petugas pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo, dan persepsi atas sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo.
d. Mir’atusholihah, Srikandi Kumadji dan Bambang Ismono
Ditahun 2014 Mir’atusholihah, Srikandi Kumadji dan Bambang Ismono melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus dan tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dan tarif pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak namun berpengaruh negatif. e. Suciaty, Siti Ragil Handayani, dan Dwiatmanto
Ditahun 2014 Suciaty, Siti Ragil Handayani, dan Dwiatmanto melakukan penelian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul persepsi wajib pajak mengenai korupsi pajak dan pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa persepsi wajib pajak mengenai korupsi pajak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
f. Emielia Mareta, Siti Ragil Handayani dan Achmad Husaini
Ditahun 2014 Emielia Mareta, Siti Ragil Handayani dan Achmad Husaini melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh pelaksanaan sensus pajak nasional, kualitas pelayanan dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan sensus pajak nasional berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dan pengetahuan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
g. Fitri Wilda
Ditahun 2015 Fitri Wilda melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh kesadaran wajib pajak , pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan WPOP yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas di kota Padang. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, pelayanan fiskus berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak, dan sanksi pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
h. Putu Rara Susmita, dan Ni Luh Supadmi
Ditahun 2016 Putu Rara Susmita, dan Ni Luh Supadmi melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh kualitas pelayanan , sanksi perpajakan, biaya kepatuhan pajak dan penerapan e-filling pada kepatuhan wajib pajak. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak, dan penerapan e-filling berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
i. Feryna Meidya Rachmania, Endang Siti Astuti dan Hamidah Nayati Utami.
Ditahun 2016 Feryna Meidya Rachmania, Endang Siti Astuti dan Hamidah Nayati Utami melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh persepsi korupsi pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa persepsi korupsi pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kualitas pelayanan pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
j. Risa Harmenita, Mochammad Al Musadieq dan Ika Ruhana
Ditahun 2016 Risa Harmenita, Mochammad Al Musadieq dan Ika Ruhana melakukan penelitian terhadap reinventing policy dan kepatuhan wajib pajak, dengan judul pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap reinventing policy dan kepatuhan wajib pajak. Dimana hasil penelitian tersebut kualitas pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan terhadap reinventing policy , kualitas pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dan reinventing policy berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
k. Anna Alon dan Amy M. Hageman
Di tahun 2011 Anna Alon dan Amy M. Hageman melakukan penelitian terhadap kepatuhan wajib pajak dengan judul The Impact of Corruption on Firm Tax Compliance in Transition Economies: Whom Do You Trust?. Dimana hasil penelitian tersebut korupsi berpengaruh negative terhadap kepatuhan wajib pajak.
l. Lipija Hauptman, Sevin Gurarda dan Romana Korez Vide
Ditahun 2015 Lipija Hauptman, Sevin Gurarda dan Romana Korez Vide melakukan penelitian terhadap kepatuhan pajak dengan judul Exploring Voluntary Tax Compliance Factors in Slovenia:
Implication for Tax Administration and Policy Maker. Dimana hadil penelitian tersebut norma-norma sosial dan nasional berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan pajak, kepercayaan terhadap otoritas pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak.
m. Nilgun Serim, Betul Inam, dan Dilek Murat
Ditahun 2014 Nilgun Serim, Betul Inam, dan Dilek Murat melakukan penelitian terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan judul Factors Affecting Tax Compliance of Taxpayers: The Role of Tax Officer The Case of Istanbul and Canakkale. Dimana hasil penelitian tersebut Peran petugas pajak (The Role of Tax Officer) berpengaruh pisitif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Cindy Jotopurnomo Dan Yenni Mangonting (2013) Pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak berada terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Kesadaran Wajib Pajak 2. Kualitas Pelayanan Fiskus 3. Sanksi Perpajakan 4. Lingkungan Wajib Pajak 1. Kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak 2. Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak 3. Sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak 4. Lingkungan wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak 2 Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangonting (2013) pengaruh kualitas pelayanan petugas pajak, sanksi perpajakan dan biaya kepatuhan wajib pajak terhadap Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Kualitas Pelayanan Petugas Pajak 1. Kualitas pelayanan petugas pajak secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 2. Sanksi perpajakan
kepatuhan wajib pajak UMKM 2. Sanksi Perpajakan 3. Biaya Kepatuhan Pajak secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 3. Biaya kepatuhan pajak secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 3 Josephine Nidya Prajogo, dan Retnaningtya s Widuri (2013) Pengaruh tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak, kualitas pelayanan petugas pajak, dan persepsi atas sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Tingkat Pemahaman Peraturan Pajak 2. Kualitas Pelayanan Petugas Pajak 3. Persepsi atas Sanksi Pajak 1. Tingkat pemahaman peraturan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 2. Kualitas pelayanan petugas pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 3. Persepsi atas sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 4 Mir’atusholi hah, Srikandi Kumadji dan Bambang Ismono Pengaruh pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus dan tarif
Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel 1. Pengetahuan perpajakan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
(2014) pajak terhadap kepatuhan wajib pajak Independen: 1. Pengetahuan Perpajakan 2. Kualitas Pelayanan Fiskus 3. Tarif Pajak kepatuhan wajib pajak 2. Kualitas pelayanan fiskus secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
3. Tarif pajak secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak namun berpengaruh negative 5 Suciaty , Siti Ragil Handayani dan Dwiatmanto (2014) Persepsi wajib pajak mengenai korupsi pajak dan pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: Persepsi Wajib Pajak mengenai Korupsi Pajak 1. persepsi wajib pajak mengenai korupsi pajak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 6 Emielia Mareta, Siti Ragil Handayani, dan Achmad Husaini (2014) Pengaruh pelaksanaan sensus pajak nasional, kualitas pelayanan dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional 2. Kualitas Pelayanan 4. Pelaksanaan sensus pajak nasional berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 5. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
Pajak terhadap kepatuhan wajib pajak 6. Pengetahuan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 7 Fitri Wilda
(2015) Pengaruh kesadaran wajib pajak , pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan WPOP yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas di kota Padang Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Kesadaran Wajib Pajak 2. Pelayanan Fiskus 3. Sanksi Pajak 1. Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 2. Pelayanan fiskus berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak 3. Sanksi pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 8 Putu Rara Susmita, dan Ni Luh Supadmi (2016) Pengaruh kualitas pelayanan , sanksi perpajakan, biaya kepatuhan pajak dan penerapan e-filling pada kepatuhan wajib pajak. Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Kualitas Pelayanan 2. Sanksi Perpajakan 3. Biaya 1. Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 2. Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
Kepatuhan Pajak 4. Penerapan E-Filling pajak 3. Biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak 4. Penerapan e-filling berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 9 Feryna Meidya Rachmania, Endang Siti Astuti, dan Hamidah Nayati Utami (2016) Pengaruh persepsi korupsi pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Persepsi Kopupsi Pajak 2. Kualitas Pelayanan Fiskus 1. Persepsi korupsi pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 2. Kualitas pelayanan fiskus secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 10 Risa Harmenita, Mochammad Al Musadieq dan Ika Ruhana (2016) pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap reinventing policy dan kepatuhan wajib pajak Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Kualitas Pelayanan Fiskus 2. Reinventing Policy 1. Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan terhadap reinventing policy 2. Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak 3. Reinventing Policy berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 11 Anna Alon dan Amy M. Hageman (2011) The Impact of Corruption on Firm Tax Compliance in Transition Economies: Whom Do You Trust? Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Korupsi Korupsi berpengaruh negative terhadap kepatuhan wajib pajak 12 Lidija Hauptman, Sevin Gurarda dan Romana Korez Vide (2015) Exploring Voluntary Tax Compliance Factors in Slovenia: Implication for Tax Administration and Policy Maker Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen: 1. Norma-norma sosial dan nasional (national and social norm) 2. Kepercayaan terhadap otoritas pajak (trust in authorities) 1. Norma-norma sosial dan nasional berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan pajak 2. kepercayaan terhadap otoritas pajak berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kepatuhan pajak. 13 Nilgun Serim, Betul Inam, dan Dilek Murat (2014) Factors Affecting Tax Compliance of Taxpayers: The Role of Tax Officer The Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen:
Peran petugas pajak (The Role of Tax Officer) berpengaruh pisitif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Case of Istanbul and Canakkale 1. Peran petugas pajak (The Role of Tax Officer) B. Rerangka Pemikiran
Rerangka penelitian dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu dua variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yang digunakan yaitu, persepsi korupsi pajak (X1), kualitas pelayanan fiskus (X2), sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu kepatuhan wajib pajak (Y).
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
H1 H2
Sumber: Data diolah Persepsi Korupsi Pajak Kepatuhan Wajib Pajak Kualitas Pelayanan Fiskus
C. Hipotesis
1. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi atas Korupsi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan teori atribusi, persepsi wajib pajak orang pribadi atas korupsi pajak merupakan faktor internal karena persepsi sediri akan timbul dari hasil pemikiran setiap individu wajib pajak. , sehingga dapat mempengaruhi wajib pajak dalam melakukan sikap maupun tindakan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Berdasarkan teori pembelajaran sosial, wajib pajak dapat melakukan proses perhatian dan pengamatan mengenai peristiwa korupsi pajak berpengaruh terhadap sikap wajib pajak dalam membayar pajak.
Banyak faktor yang menyebabkan kondisi masyarakat yang tidak patuh seperti uraian di atas, salah satunya yaitu kasus penggelapan pajak oleh petugas pajak. Adanya kasus korupsi pajak menjadi pemicu tidak patuhnya wajib pajak (Christianto,2014). Faktor berikutnya yaitu pandangan negatif wajib pajak atas pemberian pelayanan oleh petugas pajak yang dirasa belum sesuai dengan yang diinginkan wajib pajak. Tindakan-tindakan demikian yang dilakukan oleh petugas pajak, menimbulkan rasa kekecewaan wajib pajak terhadap petugas pajak, yang akan mempengaruhi kepatuhan dari wajib pajak.
Hamidah (2016) Berdasarkan hasil tersebut,dapat disimpulkan bahwa dengan adanya petugas pajak yang melakukan tindakan korupsi pajak membuat kepercayaan masyarakat menjadi menurun, dan timbulnya rasa kecewa terhadap lembaga perpajakan. Masyarakat memiliki persepsi yang buruk terhadap lembaga perpajakan, dan memicu wajib pajak enggan untuk secara sukarela membayar pajaknya. Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan:
H1 : Terdapat Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi atas Korupsi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan teori atribusi, kualitas pelayanan yaitu penyebab eksternal karena dilakukan oleh pihak aparat pajak sehingga dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak dalam melakukan sikap maupun tindakan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan. Berdasarkan teori pembelajaran sosial, wajib pajak dapat melakukan proses perhatian dan proses reproduksi motorik melalui pengamatan maupun pengalaman oleh aparat pajak dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak.
Aparat pajak yang memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada wajib pajak berhubungan erat dengan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Apabila pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak tidak memenuhi atau melebihi harapan wajib pajak, maka pelayanan
yang diberikan tidak berkualitas. Oleh karena itu, semakin baik kualitas pelayanan pajak yang diberikan oleh aparat pajak maka wajib pajak akan merasa puas sehingga wajib pajak akan cenderung patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebaliknya, jika semakin buruk kualitas pelayanan pajak maka wajib pajak akan cenderung tidak patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini didukung oleh penelitian Orabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangonting (2013) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak , menurut penelitian Risa Harmenita, Mochammad Al Musadieq dan Ika Ruhana (2016) menungkapkan bahwa kualitas pellayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, dan menurut penelitian Feryna, Endang, Hamidah (2016) yang mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2: Terdapat Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak