• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan infrastruktur dasra, gender, dan lokasi geografis. kemiskinan tidak hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan infrastruktur dasra, gender, dan lokasi geografis. kemiskinan tidak hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah krusial yang di hadapi dalam pembangunan oleh hampir semua negara di dunia, terutama negara berkembang.kemiskinna merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, seperti pendapatan, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses terhadap pelayanan dan infrastruktur dasra, gender, dan lokasi geografis. Kemiskinan tidak lagi dipahami sebagai dimensi ekonomi melainkan harus dipahami juga sebagai dimensi sosial, kesehatan, pendidikan, budaya dan bahkan dimensi politik.

Mengacu pada Strategi Nasional Penaggulangan Kemiskinan (SNPK), kemiskinan tidak hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi didefinisikan sebagi ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang biak laki- laki maupun perempuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak - hak dasar tersebut meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak berpartisipasi dalam keidupan sosial politik. Kemiskinan membawa dampak negatif pada timbulnya masalah-masalah soial dan menjadi

(2)

2

penghambat keberhasilan pembangunan dalam suatu wilayah, sehingga kemiskinan ini dapat dikatakan sebagai indikator utama keterbelakangan atas ketertinggalan dalam suatu wilayah atau negara. Banyak negara mulai concern untuk mengatasi masalah kemiskinan menjadi tujuan utama dalam pembangunan. Bahkan berdasarkan tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs)yang telah disepakatioleh 189 negara anggota PBB, termasuk Indonesia, kemiskinan harus mengalami penurunan hingga menjadi setengahnya pada tahun 2015. Untuk mencappai tujuan ini, pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengarahkan pembangunan yang berorientasi pada bagaimana menurunkan tingkat kemiskinan dengan kebijakan yang lebih pro poor. ( Dwi Susiati, Universitas Gajah Mada).

Hasil dari upaya penanggulan kemiskinan di Jawa Tengah memperlihatkan pengaruh yang positif. Hal ini terlihat dari jumlah maupun persentase penduduk miskin yang mengalami pola yang menurun. Akan tetapi, upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil. Bila dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Pulau Jawa khususnya, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang tinggi.

(3)

S tahun selalu Renca Tenga keraky (Bappe masih dilihat sektor 2003-2 berbed sisi lai Sumber : Ba Grafik 1, 2003-2010 menjadi pro Salah satu ana Pemban ah Tahun yatan berba eda Jateng menjadi ba Perkemba t salah satun pertanian d 2010. Perkemba da dengan s in sektor ind adan Pusat S menunjukk 0 bahkan jik ovinsi deng u misi yan ngunan Jang 2009-2013 asis agrobis , 2012). D asis perenca angan sekto nya melalui di Jawa Ten angan sekto sektor pertan dustri peng Statistik. Ta kan jumlah ka dilihat d gan tingkat k ng dicanang gka Menen adalah m nis, pertani Dengan dem anaan pereko or pertanian pangsa ked ngah cender or industri nian. Jika s olahan justr ahun 2003-2 penduduk dari persen kemiskinan gkan dalam ngah Daera melaksanaka ian, UMKM mikian, sek onomian ek n maupun dua sektor te rung menuru pengolahan ektor pertan ru mengalam 2010 miskin di ntase, Jawa tertinggi di m rangka m h (RPJMD an pemban M dan indu ktor pertani konomi di Ja industri pe ersebut pad un, khususn n di Jawa nian cender mi tren ken Pulau Jawa Tengah ha i Pulau Jaw mewujudkan D) Provinsi ngunan eko ustri padat k

ian dan ind awa Tengah engolahan da PDRB. Pa nya pada pe Tengah se rung menuru naikan, mesk a dari ampir a. n visi Jawa onomi karya dustri h. dapat angsa eriode edikit un, di kipun

(4)

terjadi 32,01% mamp indika pertan struktu primer dapat tahun Su keberh condit kecuku mengu i fluktuasi. % dari total u mencapa asi bahwa s nian dalam ur perekono r (pertanian dilihat pada 2003-2010. umber : Bad Pertumbuh hasilan pem tion) bagi upannya ia urangi tingk Pada tahun l PDRB. Se ai 32,83% sektor indu perekonom omian masy n) kepada o a Grafik 2 p . dan Pusat St han ekon mbangunan i pengura alah bahwa kat kemisk n 2003, sek etelah meng pada tahun stri pengola mian daera yarakat Jaw orientasi se pangsa sekt atistik. Tah nomi mer dan meru angan ting a pertumbu kinan. Artin ktor industr galami fluk n 2009. H ahan telah ah yang b wa Tengah ektor sekund tor pertanian hun 2003-20 rupakan in upakan sya gkat kem uhan ekono nya, pertum ri pengolaha ktuasi naik Hal ini men

menggeser erkaitan de dari orien der (industr n pada PDR 010 ndikator arat keharu miskinan. A omi tersebu mbuhan ters an menyum turun, angk njadi salah r peranan s engan pera tasi pada s ri). Hal ter RB Jawa Te untuk m usan (nece Adapun s ut efektif d sebut hend 4 mbang ka ini satu sektor alihan sektor rsebut engah elihat essary syarat dalam daklah

(5)

menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin (Siregar dan Wahyuniarti, 2008).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah pendidikan. Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan pemerintah terutama dalam meningkatkan pembangunan modal manusia (human capital) dan mendorong penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas manusia. Rendahnya produktivitas kaum miskin dapat disebabkan oleh rendahnya akses mereka untuk memperoleh pendidikan (Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga, 2004). Perkembangan jumlah penduduk Jawa Tengah periode 2003-2010 mengalami tren meningkat. Pada tahun 2003, penduduk Jawa Tengah berjumlah 32.052.840 orang. Hingga tahun 2010, jumlah penduduk telah mencapai angka 32.382.657 orang. Dari gambaran singkat beberapa indikator makro perekonomian Jawa Tengah di atas, terlihat bahwa telah terjadi fenomena penurunan kemiskinan di Jawa Tengah. Fenomena tersebut terjadi bersamaan dengan turunnya pangsa sektor pertanian dan meningkatnya pangsa sektor industri pengolahan terhadap PDRB Jawa Tengah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sektor pertanian dan sektor industri pengolahan dengan penurunan kemiskinan di Jawa Tengah. Selain itu, analisis juga melibatkan faktor-faktor lain yang secara teoritis dianggap berpengaruh terhadap kemiskinan seperti pertumbuhan ekonomi, pendidikan serta pertumbuhan penduduk.

(6)

6

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kemiskinan dengan judul “Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kemiskinan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006-2011”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah pangsa sektor pertanian, pangsa sektor industri pengolahan, produk domestik regional bruto dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap kemiskinan Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pangsa sektor pertanian terhadap jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2011.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pangsa sektor industri pengolahan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2011.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produk domestic regional bruto terhadap penurunan jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2011.

(7)

4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk tehadap penurunan jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah provinsi Jawa Tengah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengentasan kemsikinan di provinsi Jawa Tengah.

2. Sebagai bahan studi dan tambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Dapat menjadi masukan peneliti-peneliti lain yang ingin melaksanakan

penelitian sejenis.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika penulisan skripsi meliputi:

BAB I : Pada bab pendahuluan ini yang didalamnya menjelaskan tentang mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : Merupakan landasan teori yang mencakup pengertian kemiskinan, menjelaskan tentang peranan sektor pertanian, peranan sektor industri, penegertian dan menjelaskan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), teori pertumbuhan ekonomi, pengertian jumlah penduduk dan menjelaskan tentang pertumbuhan penduduk. Selain itu akan dijelaskan pula mengenai penelitian terdahulu.

(8)

8

BAB III : Memuat metode penelitian yang digunakan terdiri dari lokasi penelitian, jenis dan sumber data, variabel penelitian, definisi operasional variabel, metode dan teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV : Mengenai analisis data maupun hasil pembahasan ini yang menjelaskan mengenai gambaran umum wilayah yang meliputi : Letak geografi, luas penggunaan lahan, keadaan iklim, pemerintahan, penduduk, ketenagakerjaan dan menjelaskan deskripsi data penelitian, hasil analisis estimasi untuk menjawab permasalahan penelitian yang diangkat berdasarkan hasil pengolahan data dan landasan teori atau pembahasan yang relevan. BAB V : Merupakan Penutup yang mengemukakan kesimpulan penelitian sesuai dengan hasil yang ditemukan dari pembahasan serta saran yang diharapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pola pengeluaran dilihat dari persentase pengeluaran individu atau keluarga terhadap total pendapatan berdasarkan kebutuhan (Tabel 2 dan 3). Pada kelompok penduduk

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

[r]

The proposed integration approach is based on the semantic web technology, where the integrated model is achieved by merging Resource Description Framework (RDF) graphs

Hasil uji statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai p value = 0,584 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar

Beban-beban dalam laporan ini adalah beban-beban yang dikeluarkan oleh bank syariah sebagai institusi keuangan syariah sendiri, tidak ada kaitannya dengan pengelolaan

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Kehilangan panas konveksi dapat terjadi pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh jumlah luas permukaan tubuh yang memiliki kontak dengan suhu udara dan secara