• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DANA DIPA

PELATIHAN PENGGUNAAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DAN SURFER SEBAGAI MEDIA DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI GURU-GURU SMP SE-KECAMATAN NUSA PENIDA

Oleh :

I Wayan Treman, S.Pd.,M.Sc.

NIDN : 0031126912

Drs. Ida Bagus Made Astawa, M.Si.

NIDN : 0019085806

Drs. Dewa Made Atmaja, M.Si.

NIDN : 000031126218

Drs. Made Suryadi, M.Si.

NIDN : 0020065806

Drs. I Ketut Suratha M.Pd.

NIDN : 0001025403

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM P2M DANA DIPA UNDIKSHA

1. Judul : Pelatihan Penggunaan Global Positioning System dan surfer sebagai Media Digital dalam

Pembelajaran Geografi Guru-Guru SMP Se- Kecamatan Nusa Penida.

2. Ketua Pelaksana

a. Nama : I Wayan Treman, S.Pd., M.Sc. b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 196912312002121007 d. Disiplin Ilmu : Geografi

e. Pangkat/Gol. : Lektor /IIIc f. Jabatan : -

g. Fakultas/Jurusan : FIS/Pendidikan Geografi h. Alamat Kantor : Jln. Udayana Singaraja-Bali i. Telp/Fax : (0362) 29884

j. Alamat Rumah : Jln. Srikandi Gg. Markisa 11 Singaraja k. Telp./Fax : 085326717188

3. Jumlah Anggota Pelaksana : 4 (empat) orang

4. Lokasi Kegiatan : SMP N 2 Nusa Penida Klungkung - Bali

5. Jumlah biaya kegiatan : Rp. 5.000.000,- ( LimaJuta Rupiah) 6. Lama Kegiatan : 8 (delapan) bulan

Mengetahui: Dekan FIS

(Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A.) NIDN. 0017025103 Singaraja, 10 Oktober 2012 Ketua Pelaksana, (I Wayan Treman, S.Pd., M.Sc.) NIDN. 0031126912 Menyetujui, Ketua LPM Undiksha

(Prof. Dr. Ketut Suma M.S.) NIDN. 0001015913

(3)

iii DAFTAR ISI Hal Lembar Pengesahan i Kata Pengantar ii I. Pendahuluan 1

II. Kajian Pustaka 3

III. Metode Pelaksanaan 6

IV. Hasil dan Pembahasan 8

V. Kesimpulan dan Saran 13

Lampiran Daftar Pustaka

(4)

1 I. PENDAHULUAN

Geografi memiliki konsep dasar mulai dari fakta geografis, distribusi keruangan, interaksi keruangan/asosiasi kewilayahan dan region atau kawasan. Fakta geografis merujuk pada karakter tempat, kuantitas/kualitas fenomena di suatu tempat pada waktu tertentu. Karakteristik fenomena di permukaan bumi meliputi keadaan/peristiwa yang benar-benar terjadi, Lokasi/spesifikasi tempat berlangsung dan waktu hal tersebut diamati. Kajian geografi lebih fokus pada fenomena geosfer dalam kaitannya dengan hubungan, persebaran, interaksi keruangan/kewilayahan.

Objek materiil studi geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer. Keseluruhan dari objek tersebut terjalin dalam konteks keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah, tidak hanya mampu mengiventarisasi peubah-peubah terukur geosfer, tetapi juga mampu memberikan analisis dan sintesis bahkan klasifikasi dan evaluasi pembagian geosfer atas dasar potensi pengembangannya (Sugeng Martopo, 1988). Kajian fenomena Geosfer tersebut terdapat di permukaan bumi, maka untuk mempelajarinya diperlukan gambaran bumi yang diperkecil sehingga dapat diamati seluruh daerah yang akan dikaji. Sehubungan dengan hal tersebut, peta merupakan sarana utama dalam mengkomunikasikan fenomena geosfer yang tampak dipermukaan bumi secara menyeluruh baik fisik maupun sosial ekonomi.

Dalam meriilkan suatu pelajaran dan mengurangi verbalisme dalam proses pembelajaran maka perlu pengadaan media pembelajaran. Peta merupakan media yang sangat penting dalam pengajaran geografi, mengingat peta merupakan penyajian visual dari permukaan bumi sedangkan permukaan bumi adalah objek dari geografi yang berorientasi keruangan. Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa belajar lebih banyak, mencamkan materi yang telah dipelajari dengan baik dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar (Oemar Hamalik, 1988).

Peta menggambarkan natural dan artificial feature, yang didapat dari hasil pengukuran di permukaan bumi. Pengukuran langsung di lapangan seperti menggunakan alat theodolith, waterpass dan kompas sering disebut pengukuran

(5)

2

terestris. Sedangkan pengukuran yang berbasis satelit misalnya menggunakan Global Positioning System ( GPS) dan GLONASS disebut dengan pengukuran Extraterestris. Pengukuran terestris sudah biasa dilakukan dalam perpetaan. Namun sejalan dengan perkembangan sistem informasi dan teknologi pengukuran extraterestris yang paling banyak diaplikasikan dan paling populer adalah GPS, karena dapat menyajikan data dengan cepat, mencakup wilayah yang sangat luas dan lebih praktis karena diolah dengan komputer dengan program software tertentu sehingga hasil pemetaan tersebut sangat baik digunakan sebagai media pembelajaran guru-guru Geografi di SMP.

Berdasarkan atas hasil observasi awal belum pernah diadakan pelatihan atau kursus untuk guru-guru berkaitan dengan pemetaan, baik perolehan data teristris maupun ekstrateristris, belum tersedianya perangkat GPS, intruksi pengoperasiannya dan software analisis Surfer. Belum banyak ditemukan alat peraga dan media lain dalam pembelajaran Geografi, sehingga akan sangat berdampak terhadap keberhasilan dan ketuntasan dalam pembelajaran. Guru-guru akan merasa kesulitan dalam meriilkan suatu materi tanpa didukung oleh referen dan media pembelajaran yang memadai. Dalam pembelajaran masih digunakan media apa adanya seperti penggunaan peta analog dan teknik pemetaan masih bersifat manual.

Guru-guru Geografi masih sangat kurang dalam memahami GPS dan analisis Surfer, baik dalam substansial maupun ketrampilan praktis, karena keterbatasan skill dan prasarana yang dimiliki. Berangkat dari keterbatasan tersebut, perlu sekali diadakan pelatihan penggunaan GPS dan Surfer untuk pemetaan sebagai media digital yang diharapkan nantinya bisa lebih memahami materi tentang pemetaan dengan pengukuran ekstraterestris dan digunakan sebagai media digital dalam proses pembelajaran Geografi dalam era globalisasi dan informatif.

(6)

3 II. TINJAUAN PUSTAKA

a. Global Positioning System (GPS)

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System. Sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang dalam segala macam cuaca, didesain untuk memberikan informasi posisi, kecepatan tiga dimensi yang diteliti, dan informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia. Sistem ini dirancang sejak tahun 1973 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan mulai diluncurkan pada tahun 1978 (Abidin, 1999). Aplikasi awalnya untuk kepentingan militer, saat ini sudah banyak dimamfaatkan untuk kepentingan sipil dan survei pemetaan.

Pada dasarnya GPS terdiri dari tiga segmen utama yaitu segmen angkasa (Space Segment), yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (Control System Segment) yang terdiri dari satuan-satuan pemonitor dan pengontrol satelit dan segmen pemakai (User Segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS.

Satelit GPS bisa di analogikan sebagai stasiun radio di angkasa, yang dilengkapi dengan antenna-antena untuk mengirim dan menerima sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga dilengkapi dengan peralatan untuk mengontrol tingkah laku (Attitude) satelit serta sensor untuk mendeteksi peledakan nuklir dan lokasinya.

Konstelasi standar dari satelit GPS terdiri dari 24 satelit yang menempati 6 buah bidang orbit yang bentuknya sangat mendekati lingkaran. Keenam bidang orbit tersebut memiliki spasi sudut yang sama antar sesamanya. Jarak antar satelit diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan probabilitas kenampakan setidaknya 4 buah satelit yang bergeometri dari setiap tempat di permukaan bumi pada setiap saat (Bagley and Lamons, 1992). Dengan adanya 24 satelit yang mengangkasa tersebut, 4 sampai 10 satelit GPS akan selalu dapat diamati setiap waktu darimanapun di permukaan bumi.

(7)

4

Segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya termasuk menentukan orbit dari seluruh satelit GPS yang merupakan informasi vital untuk penentuan posisi dengan satelit. Sistem kontrol terdiri dari Ground Antena Station (GAS), Monitor station (MS), Prelaunch Compability Station (PCS) dan Master Control Station (MCS) (Bagley and Lamons, 1992).

Dalam segmen system control GPS ini, MS bertugas untuk mengamati secara kontinyu seluruh satelit yang terlihat. Stasiun MS tidak melakukan pengolahan data, tetapi hanya mengirimkan data pseudorange serta pesan navigasi yang dikumpulkan ke MCS untuk diproses secara real time. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh MCS akan dikirimkan ke salah satu GAS. Selanjutnya informasi-informasi tersebut beserta data lainnya dikirim ke satelit-satelit yang nampak oleh stasiun GAS.

Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS, baik di darat, laut maupun angkasa. Alat penerima sinyal GPS (GPS Receiver) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Komponen utama dari GPS Receiver yakni: Antena dengan preamplifier, bagian RF (Radio Frequency) dengan pengidentifikasi dan pemeroses sinyal, pemeroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling dan pemeroses data, osilator presisi, catu daya, unit perintah dan tampilan dan memori serta perekam data (Seeber, 1993).

b. Aplikasi GPS dalam Pemetaan

GPS telah banyak digunakan dalam survey dan pemetaan baik di darat maupun di laut. Dalam pemetaan darat GPS diaplikasikan untuk pengadaan titik-titik control termasuk pemotretan udara, survey rekaya, ataupun survei pertambangan (Wells et al.,1986). GPS juga punya peran dalam penentuan azimuth dan beda tinggi antara dua titik. Dalam pengadaan titik-titik kontrol untuk keperluan pemetaan dan survei rekayasa seperti survei jalan raya dan survei kontruksi. GPS telah digunakan untuk menggantikan metode konvesional poligon yang digunakan selama ini. Metode penentuan posisi dengan GPS yang dapat digunakan secara optimal dan efisien adalah metode statik, stop and go dan pseudo-kinematik.

(8)

5

Aplikasi GPS dalam survei dan pemetaan serta penetuan posisi di laut, GPS telah digunakan untuk keperluan survei hidro-oceanografi, survei seismik dan peralatan bantu navigasi serta titik pengeboran lepas pantai serta mempelajari karakteristik arus, gelombang ataupun pasang surut (tides) di lepas pantai. Beberapa peneliti di Amerika telah menggunakan GPS dikombinasikan dengan sistem penetuan posisi akustik, untuk menentukan titik-titik di dasar laut secara teliti dalam rangka mempelajari lempeng-lempeng benua di bawah lautan (Spiess, 1985).

Pada survei dengan GPS tidak diperlukan saling keterlihatan antar titik seperti halnya survei teretris, yang diperlukan keterlihatan antara titik dengan satelit GPS. Karenanya titik-titik dalam jaringan GPS bisa mempunyai spasi jarak yang sangat jauh sampai ratusan Km sehingga dalam survei bisa mencakup wilayah yang sangat luas. Pelaksanaan survei GPS dapat dilakukan kapan saja dengan segala situasi cuaca dan dapat ditentukan koordinat titik-titik dalam tiga dimensi dalam posisi vertikal dan horizontal.

c. Manfaat Pemetaan dengan GPS sebagai Media Pembelajaran

Untuk dapat mempelajari fenomena-fenomena geografikal yang amat halus, perlu dilakukan upaya untuk memperkecil kenampakan agar dapat mencakup semua fenomena dalam batas pandangan . Kartografi merupakan suatu teknik untuk memperkecil ruangan yang amat luas di permukaan bumi dalam bentuk peta. Peta merupakan gambaran konvensional dari pola bumi yang diperkecil seperti kenampakannya dalam bidang datar ditambah tulisan sebagai tanda pengenal (Raisz, 1948).

Teknik pembuatan peta ada yang secara manual dan secara digital. Karena pembuatan peta secara manual memerlukan skill khusus dan waktu yang sangat lama, teknik ini sudah lama ditinggalkan. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat teknik pembuatan peta yang berbasis digital berkembang sangat pesat. Mengingat teknik ini memberikan berbagai kemudahan-kemudahan baik dalam proses penggunaan dan manfaatnya. Salah satu contoh pembuatan peta kontur tidak lagi harus mengukur secara manual lagi di lapangan, tetapi dengan menggunakan GPS sebagai pencari data ketinggian global dengan cepat dapat dilakukan dalam areal yang luas. Data yang didapat

(9)

6

berkaitan dengan peta yang akan dibuat adalah data Sumbu X, Sumbu Y dan ketinggiannya. Data mentah tersebut akan diolah dengan komputer dengan software program Surfer yaitu Sistem Pemetaan Permukaan. Sehingga dapat digambarkan peta kontur dua dimensi dan model tiga dimensinya dalam bentuk peta digital.

Hasil pemetaan ini sangat bagus digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya melalui kenampakan riil di peta tadi. Peta juga akan memberikan kemudahan untuk memperoleh gambaran tentang gejala-gejala yang nampak pada permukaan bumi secara menyeluruh. Tanpa menggunakan peta sebagai media dalam pengajaran geografi materi yang diajarkan akan abstrak dan kurang menarik sehingga pengajaran menjadi kurang efisien dan efektif dilihat dari guru sebagai pengajar maupun murid sebagai pembelajar.

III. METODE PELAKSANAAN

a. Alat dan Bahan

- GPS Garmin 80 adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit dalam bentuk grid Northing , Easting dan Altitude dengan datum WGS-84. Satelit milik Departemen Pertahanan Amerika yang diluncurkan tahun 1978.

- Program Surfer Versi 5.01 adalah program computer dengan spesialisasi program Surfer Mapping System (sistem pemetaan permukaan) yang dibuat oleh Golden Software, Inc Colorado tahun 1994.

- Perangkat computer atau laptop standar dan printer.

b. Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan adalah guru-guru Geografi SMP se-kecamatan Nusa Penida, yang terdiri dari 5 SMP Negeri dan 5 SMP Satu Atap. Masing-masing sekolah mengirim wakil sebanyak 2 orang, sehingga keseluruhan peserta berjumlah 20 orang. Kesemuanya memiliki latar pendidikan geografi (IPS). Kegiatan pelatihan ini di lakasanakan di SMP N 2 Nusa Penida.

(10)

7 c. Kerangka Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat ditampilkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :

Terdapat dua kegiatan pokok yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu :

a. Memberikan latihan untuk mengoperasikan GPS untuk mencari titik koordinat UTM sebagai data dasar pembuatan peta kontur dan analisis program Surfer.

b. Melatih guru untuk membuat peta sendiri baik peta 2 dimensi atau model 3 dimensi sebagai media digital yang digunakan dalam pembelajaran geografi di SMP.

d. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini diawali dengan memperkenalkan GPS kepada peserta pelatihan yang dilakukan dalam kelas dengan membagikan petunjuk/instruksi penggunaan GPS. Sebelumnya GPS diset up dengan sistem Grid UTM untuk mendapatkan data posisi 3 dimensi. Pesawat dihidupkan, menunggu penerimaan sinyal standar minimal 4 bar baru dimulai ploting titik posisi.

Dilanjutkan dengan praktek di lapangan untuk mencari data dasar yaitu koordinat X, Y dan Z (lintang, bujur dan ketinggian) dalam sistem koordinat UTM (Universal Tranverse Mercator). Pengukuran dilakukan dengan teknik reseksi, koordinat satelit diketahui di masing-masing titik lokasi secara berindah-pindah. Data titik lokasi dicatat dalam dokumen tertentu sebagai data dasar.

Setelah data dasar didapat dilanjutkan dengan analisis di komputer dengan software Surfer yang diawali dengan menginstal program dilanjutkan

OBSERVASI PEMBERIAN MATERI PELATIHAN PENGGUNAAN GPS ANALISIS SURFER PEMETAAN 2D MODEL MEDAN 3D MEDIA PEMBELAJARAN

(11)

8

dengan pengoperasiannya. Data dasar titik posisi dari GPS dimasukkan kedalam worksheet sebagai lembar kerja data. Berikutnya Plot dilakukan untuk menampilkan gambar 2 dimensi dan 3 dimensi. Editor di digunakan untuk melakukan editing grid dan mengubah tampilan lay out peta sesuai kebutuhan. Sebagai produk akhir dari kegiatan tersebut akan dihasilkan peta kontur 2 dimensi dan model medan 3 dimensi yang nantinya digunakan sebagai media digital dalam pembelajaran geografi.

Evaluasi dilaksanakan dalam rangka mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki oleh peserta pelatihan untuk mengoperasikan GPS sebagai pencari data dasar di lapangan. Juga diukur teknik analisis data menggunakan komputer dengan program Surfer. Sebagai indikator penguasaan teknik tersebut secara kolektif akan diukur dengan menggunakan tes ketrampilan sebagai instrumen, dengan produk akhir berupa peta permukaan 2 dimensi dan model medan 3 dimensi. Untuk kepentingan analisis tersebut, hasil penilaian berupa skor dengan kriteria tertentu : 5 (Sangat mampu), 4 (mampu), 3(sedang), 2 (kurang mampu) dan 1 (sangat tidak mampu).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penggunaan GPS sebagai ploting titik posisi di lapangan

Penggunaan GPS dalam penentuan posisi absolut/diffrential positioning berdasarkan atas jumlah satelit/kekuatan sinyal yang diterima, lokasi, distribusi satelit dan lama pengamatan. Posisi yang didapat adalah 3 dimensional, tinggi yang diberikan adalah tinggi ellipsoid berdasarkan datum WGS 84. Akurasi dan presisi data yang dapat dihasilkan ditentukkan dengan DoP (Dilution of Presicision) dan EPE (Estimated Position Error) pada setiap pengamatan.

GPS disetting menggunakan koordinat UTM untuk dapat menentukan titik posisi sutu tempat dengan 3 Dimensi yang dicatat dalam X sebagai lintang/Northing, bujur/Easting dan ketinggian/Altitude dicatat sebagai data dasar. Hal tersebut dilakukan secara berpindah-pindah pada daerah sekitar yang akan dipetakan. Angka yang ditujukkan oleh masing-masing titik posisi akan berbeda. Semakin banyak titik posisi yang diukur semakin detail gambaran 2 dimensi dan 3

(12)

9

dimensi yang dihasilkan. Berikut disajikan gambar GPS dengan data titik posisi yang sudah siap dibaca sebagai berikut

Contoh pencatatan data hasil pengamatan titik posisi dengan GPS sebagai berikut

X Y Z 9100223 290794 380 9100095 290789 378 9100072 290700 383 9100020 290744 393 9099985 290720 390 9100031 290657 366 9100004 290839 407 9100066 290967 394 9100211 291125 402 9100189 291085 392 9100345 291023 388 9100091 291362 382 9100266 291242 417 9099857 291343 365 9099836 291530 388 9099798 291010 399 9099761 290978 405

(13)

10 9099761 290891 440 9099565 291060 430 9099521 291101 343 9099441 291156 469 9099449 291147 466 9099388 291225 465 9099354 291095 473 9099270 291056 492 9099331 291097 460 9099181 291146 471 9099174 291183 485 9099056 291240 477 9098917 291235 490 9099739 291287 557 9098909 291355 512 9099006 291153 511 9098998 291113 505 9098866 291032 514 9098871 291029 513 9098826 291032 514 9098914 290667 509 9099555 290671 523

Penilaian peserta pelatihan untuk penggunaan GPS sebagai penentu titik posisi (data dasar) sebagai berikut

No. Nama Peserta Nilai Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 I Wayan Sutartha I Ketut Biasa Umi Ida Fitriyati Agus Sujaya Putra I Made Alontara I Gede Kartu I Kadek Suama Suhariono I Ketut Budiyasa I Gede Dana I Nyoman Mara I Wayan eka Suarnata Ni Ketut Armini I Ketut Wirta I Wayan Sada Gede Sukarma Alit Juniarta Nyoman Mudiani Ketut Artha Kadek Juliartha 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 Mampu Sangat mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Sangat mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Sangat mampu Sangat mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu

(14)

11

Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat dinyatakan 25 % kualifikasi sangat mampu dan 75 % kualifikasi mampu. Secara keseluruhan peserta pelatihan mampu mengoperasikan GPS untuk menentukan titik posisi dengan baik. Hal tersebut didukung oleh kemampuan peserta dalam keterampilan komputer yang sudah cukup bagus.

2. Analisis Surfer pembuatan peta Kontur 2 Dimensi dan Model Medan Dimensi Program Surfer digunakan untuk pembuatan peta kontur 2 dimensi dengan tampilan menu utama yaitu Worksheet, Plot dan Editor. Worksheet digunakan untuk memasukkan data dalam lembar kerja data. Plot untuk menampilkan peta kontur 2 Dimensi dan model medan 3 dimensi. Editor sebagai menu editing terhadap grid dan informasi peta yang tersedia.

Data titik posisi dasar yang didapat dari GPS akan dimasukkan pada lembaran kerja dan disimpan dalam file tertentu. Dilanjutkan dengan proses plot dan edit. Sebagai produk akhir adalah dalam wujud peta kontur 2 dimensi dan model medan 3 dimensi suatu wilayah.

Penilaian peserta Analisis Surfer untuk pembuatan peta kontur 2 dimensi dan model medan 3 dimensi sebagai berikut

No. Nama Peserta Nilai Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 I Wayan Sutartha I Ketut Biasa Umi Ida Fitriyati Agus Sujaya Putra I Made Alontara I Gede Kartu I Kadek Suama Suhariono I Ketut Budiyasa I Gede Dana I Nyoman Mara I Wayan eka Suarnata Ni Ketut Armini I Ketut Wirta I Wayan Sada Gede Sukarma Alit Juniarta Nyoman Mudiani Ketut Artha Kadek Juliartha 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Mampu Sangat mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Sangat mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Sangat mampu Sangat mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu

(15)

12

Berdasarkan hasil penilaian lay out peta kontur 2 Dimensi dan model medal 3 Dimensi secara rata-rata dinyatakan mencapai kualifikasi mampu. Secara keseluruhan peserta pelatihan mampu menganalisis surfer dengan baik. Hal tersebut didukung oleh kemampuan keterampilan komputer yang sudah cukup bagus dari masing-masing peserta. Berikut ditampilkan contoh produk akhir dari pelatihan sebagai berikut

(16)

13 V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Keterampilan penggunaan alat GPS dan Surfer untuk pemetaan sebagai media digital bagi guru-guru Geografi SMP se- Kecamatan Nusa Penida, dengan kualifikasi 25% sangat mampu dan 75% kategori mampu. Kenyataan ini ditunjukkan oleh kemampuan mengoperasikan GPS untuk menentukan lokasi global berbasis satelit dan analisis Surfer pada komputer dilakukan dengan baik, berdasarkan hasil tes keterampilan.

b. Keterampilan pembuatan peta kontur 2 dimensi dan model medan 3 dimensi menggunakan GPS dan Surfer sebagai media digital bagi guru-guru Geografi SMP di Kecamatan Nusa Penida tergolong kategori mampu. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil dari lay out (komposisi) peta, perpaduan warna, pemilihan simbol dan pemanfaatan informasi peta dengan benar sesuai dengan kaidah kartografi. Namun perlu lagi ditingkatkan untuk kesempurnaan.

Saran

a. Meriilkan materi dalam pembelajaran geografi sangat diperlukan media yang aktual bukan sehingga model pembelajaran yang verbal dan konvensional sebaiknya mulai didegradasi.

b. Pelatihan-pelatihan pengadaan media pembelajaran geografi yang mutahir sangat perlu diadakan dengan intens.

c. Pengadaan media digital yang berbasis satelit sangat diperlukan dalam pembelajaran geografi dalam era globalisasi.

(17)

14

LAMPIRAN-LAMPIRAN

GBR. 1 PENJELASAN UMUM PROGRAM P2M

(18)

15

GBR.3 PELATIHAN PENGGUNAAN GPS

(19)

16 DAFTAR PUSTAKA

Abidin H.Z. 1999. Penentuan Posisi dengan GPS. Jakarta. Pradnya Paramita. _________. 2002. Survei dengan GPS. Jakarta. Pradnya Paramita.

Aryono, P. 1989. Kartografi. Yogyakarta. Mitra Gama Widya.

Baglay and Lamon. 1992. NAVSTAR Joint Program Office and a Status Report on the GPS Program. Colombus : Ohio.

Leick, A. 1995. GPS Satellite Surveying. New York. A Willey Interscience. Prahasta, E. 2002. Sistem Informasi Geografi. Bandung. CV Informatika. Seeber. 1993. S. Satellite Geodesy. Berlin. Walter de Gruyter.

Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi. Bandung. Alumni. Wirshing, J.R. 1995. Pengantar Pemetaan. Jakarta. Erlangga,

Raisz, E. General Cartography. New York. McGraw Hill Book, Inc. Oemar, H. 1988. Media Pendidikan. Bandung. Alumni.

Referensi

Dokumen terkait

data dan gambar cilia angin yang dibuat oleh perangkat lunak CA-2000, dilakukan verifikasi dengan cara membandingkannya dengan hasil pengolahan data dan gambar cakra angin

Perusahaan telah mengembangkan bisnis distribusi gas bumi melalui jaringan pipa dari 3,187 km panjang dengan kapasitas 692 MMSCFD, yang terdiri dari kota-kota utama di

Sebagai saran dari penelitian ini, meskipun banyak kalangan remaja yang memanfaatkan internet sebagai sumber informasi tetapi tidak hanya mengandalkan satu media

selain itu juga solusi untuk buah pinang yang masuk di bilah pengantar di mungkinkan karena jarak bilah pengantar dengan mata pisau terlalu masuk kedalam bilah pengantar,

Dari cara-cara tersebut, menulis karya ilmiah bagi kebanyakan guru termasuk guru SD masih merupakan kegiatan yang sulit dilakukan sehingga perlu adanya banyak

Contoh: program pembangunan “mengalokasikan sumberdaya dari kegiatan ekonomi yang produktivitasnya rendah ke kegiatan ekonomi yang produktivitasnya tinggi" dan ”usaha

pembinaan tentang penyusunan buku 1 dan menyampaikan hasil prasiklus (di Cabdin, Tatab muka), ketujuh kepala sekolah binaan membuka buku 1 lama untuk di analisis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil yang didapatkan dari pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian avanza di Auto 2000 hanya 19.1%, sehingga